Anda di halaman 1dari 12

Laboratorium Biokimia Pangan

Berat

Uji Logam

LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA PANGAN
PROTEIN II
UJI LOGAM BERAT
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum

Nama

: Megawati Putri Pranayani

NRP

: 123020222

Kel/Meja

: H/07

Asisten

: Henny Puspita W.

LABORATORIUM BIOKIMIA PANGAN


JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

Laboratorium Biokimia Pangan


Berat

Uji Logam

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2014
I PENDAHULUAN
Bab ini akan menjelaskan mengenai : (1) Latar Belakang
Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan
(4) Reaksi Percobaan.
1.1. Latar Belakang Percobaan
Suatu reaksi kimia, khususnya antara senyawa organik,
yang dilakukan dalam laboratorium memerlukan suatu kondisi
yang ditentukan oleh beberapa faktor seperti suhu, tekanan,
waktu dan lain-lain. Apabila salah satu kondisi tidak sesuai
dengan apa yang seharusnya dibutuhkan maka reaksi tidak
dapat berlangsung dengan baik.(Poedjiadi, 1994).
Penguraian zat-zat yang terdapat dalam makanan kita,
penggunaan
penggabungan

hasil

uraian

kembali

untuk

hasil

memperoleh

uraian

untuk

energi,

membentuk

persediaan makanan dalam tubuh serta banyak macam reaksi


lain yang apabila dilakukan di dalam laboratorium atau in vitro,
dan dapat berlangsung dengan baik didalam tubuh kitain
vivotanpa memerlukan suhu tinggi dan memerlukan waktu
yang

cukup

singkat.Reaksi

atau

proses

kimia

yang

berlangsung dengan baik dalam tubuh kita ini dimngkinkan

Laboratorium Biokimia Pangan


Berat

Uji Logam

karena adanya katalis yang disebut enzim. (Poedjiadi, hal 140,


1994).

1.2. Tujuan Percobaan


Untuk mengendapkan protein dengan penambahan
logam berat. Serta untuk mengetahui keaktifan logam
tersebut.
1.3. Prinsip Percobaan
Berdasarkan pada pH protein yang akan bermuatan
negatif sehingga dapat bereaksi dengan ion positif dari logam.
1.4. Reaksi Percobaan

C O O H + NaC O

C H

+ 3

Fe

+ 3

C H

C O O

C H
NH

N H2
Fe

C O O Fe

N H2

Gambar Reaksi Denaturasi Protein

Laboratorium Biokimia Pangan


Berat

Uji Logam

II METODE PERCOBAAN
Bab ini akan menjelaskan mengenai : (1) Bahan yang
digunakan, (2) Pereaksi yang digunakan, (3) Alat yang
digunakan, dan (4) Metode Percobaan.
2.1. Bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan dalam percobaan uji salting out
adalah
2.2. Pereaksi yang Digunakan
Pereaksi yang digunakan pada percobaan uji logam berat
adalah PbCl2 1%, CuSO4 1%, AgNO3 1%, HgCl2 1% dan FeCl2
1%.
2.3. Alat yang digunakan
Alat yang diguanakan pada uji biuret adalah tabung
reaksi, pipet tetes.

Laboratorium Biokimia Pangan


Berat

Uji Logam

2.4. Metode percobaan


2ml sampel

3 tetets Na2CO3 1%

10 tetes larutan logam

Amati setelah 25 menit

Gambar Metode Percobaan Uji Logam Berat

Laboratorium Biokimia Pangan


Berat

Uji Logam

III HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


Bab ini menguraikan mengenai: (1) Hasil Pengamatan
dan (2) Pembahasan
3.1. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Logam Berat
Sampel

Pereaksi

J
C
G

PbCl2 1%,
CuSO41%,
AgNO31%,

FeCl2
+++++
+++
++++

Larutan Logam
CuSO4 HgCl2
PbCl2
++
+++
+
+
++
++++
++
+
+++++

AgNO3
++++
+++++
+++

HgCl2 1%

FeCl2 1%.

+++++

++++

+++

++

Sumber Hasil I : Megawati Putri P.& Cinthya M., Meja 7, Kel H


Hasil II : Laboratorium BioKimia Pangan, 2014

Laboratorium Biokimia Pangan


Berat

Uji Logam

Gambar Hasil Pengamatan Uji Logam Berat

Laboratorium Biokimia Pangan


Berat

Uji Logam

Keterangan:
(+++++) paling banyak mengendapkan
(++++) banyak mengendapkan
(+++) sedikit mengendapkan
(++)

agak sedikit mengendapkan

(+)

paling sedikit mengendapkan

3.2. Pembahasan
Fungsi dari Na2CO3 pada uji logam berat adalah untuk
memberikan suasa basa sehingga protein berubah menjadi
ion negatif dan ketika ditambahkan ion logam akan bereaksi
dan membentuk endapan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
protein yang larut dalam air akan membentuk ion yang
mempunyai muatan positif dan negatif. Dalm suasana asam
molekul protein akan membentuk ion positif sedangkan dalam
suasana

basa

akan

membentuk

ion

negatif.

(Poedjiadi, 1994).
pH

isolistrik

adalah

pH

dimana

protein

tidak

bermuatan karena mempunyai muatan posif dan negatif yang


sama. Hal ini sesuai dengan pernyataan pada titik isolistrik
protein mempunyai muatan positif dan negatif yang sama,
sehingga tidak bergerak ke arah elektroda positif maupun

Laboratorium Biokimia Pangan


Berat

Uji Logam

negatif apabila ditempatkan di antara kedua elektroda


tersebut. Protein memiliki titik isolistrik yang berbedabeda.pada pH diatas titik isolistrik protein bermuatan negatif
sedangkan di bawah titik isolistrik protein bermuatan positif.
(Poedjiadi, 1994).
Tembaga adalah logam merah muda, yang lunak,
dapat ditempa, dan liat. Ia melebur pada 1038 0C. Karena
potensial

elektrode

standarnya

posotif,

(+0,34V

untuk

pasangan Cu/Cu2+), ia tak larut dalam asam klorida dan asam


sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bisa larut
sedikit. Garam-garam tembaga(II) umumnya berwarna biru,
baik dalam bentuk hidrat, padat, maupun dalam larutan air.
Perak yang direaksikan dengan natrium karbonat akan
menghasilkan endapan putih kekuningan membentuk perak
karbonat. Merkurium adalah logam cair yang putih keperakan
pada suhu biasa, dan mempunyai rapatan 13, 534 g ml -1 pada
250C. Ia tak dipengaruhi oleh asam klorida atau asam sulfat
encer (2M), tetapi mudah bereaksi dengan asam nitrat.
Besi yang murni adalah logam berwarna putih-perak,
yang kukuh dan liat. Ia melebur pada 1535 0C. Jarang terdapat
besi komersial yang murni; biasanya besi mengandung
sejumlah kecil karbida, silisida, fosfida, dan sulfida dari besi,
serta sedikit grafit. Zat-zat pencemar ini memainkan peranan
penting dalam kekuatan struktur besi. Asam klorida encer atau
pekat dan asam sulfat encer dapat melarutkan besi. Timbel
adalah logam yang berwarna abu-abu kebiruan, dengan

Laboratorium Biokimia Pangan


Berat

Uji Logam

rapatan yang tinggi (11,48 g ml-1 pada suhu kamar). Ia mudah


melarutkan dalam asam nitrat yang pekatnya (8M), dan
terbentuk juga nitrogen oksida. Dengan natrium karbonat akan
membentuk endapan putih campuran timbel karbonat dan
timbel hidroksida.

IV KESIMPULAN DAN SARAN

Laboratorium Biokimia Pangan


Berat

Uji Logam

Bab ini akan menjelaskan mengenai : (1) Kesimpulan, dan


(2) Saran.
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan
disimpulkan

hasil

bahwa

pengamatan

sampel

urutan

maka

dapat

kelarutannya

Fe>Ag>Hg>Cu>Pb dan sampel C Ag>Pb>Fe>Hg>Cu dan


sampel

Pb>Fe>Ag>Cu>Hg

dan

sampel

Fe>Hg>Pb>Ag>Cu.
4.2. Saran
Praktikan harus memahami prosedur yang akan dilakukan
agar mengurangi resiko kesalahan dan hasilnya pun lebih
akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Laboratorium Biokimia Pangan


Berat

Uji Logam

Sudarmadji. Slamet. 1996. Analisa Bahan Makanan dan


Pertanian. Liberty Yogyakarta.
Poedjiadi.

Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Universitas

Indonesia. Jakarta.
Winarno. F. G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai