Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KS DENGAN STROKE
NON HEMORAGIC DI RUANG MAWAR RSUP SANGLAH DENPASAR
TANGGAL 22-23 OKTOBER 2009
Oleh :
DESAK KADEK SASTRAWATI, S.KEP
NIM. 0702115021
2.
Epidemiologi Stroke
Stroke merupakan masalah neurologik primer di dunia. Meskipun upaya
pencegahan menimbulkan penurunan pada insidennya dalam beberapa tahun terakhir.
Stroke adalah peringkat ketiga penyebab kematian di dunia setelah penyakit kanker dan
jantung (Smeltzer, 2002). Jumlah penderita stroke di Indonesia kian meningkat dari
tahun ke tahun. Sekitar 28,5% penderita penyakit stroke di Indonesia meninggal dunia.
Berdasarkan hasil laporan bagian Rekam Medis RS Sanglah Denpasar, didapatkan data
pasien yang menderita stroke dalam tiga tahun terakhir yaitu pada tahun 2002 tercatat
pasien yang rawat inap 659 orang, dimana 310 orang (47%) diantaranya dengan SH,
349 orang (53%) dengan SNH, dengan jumlah pasien meninggal dunia 149 orang,
rawat jalan sebanyak 1482 orang. Tahun 2003, pasien rawat inap dengan stroke 738
orang, dirawat dengan SH sebanyak 340 orang (47%), SNH 398 orang (54%), dan yang
meninggal dunia 129 orang, dirawat jalan sebanyak 1409 orang. Tahun 2004 rawat inap
sebanyak 662 orang, dirawat dengan SH 255 orang (44,6%), dengan SNH 367 orang
(55,4%), meninggal dunia 107 orang, pasien rawat jalan 1528 orang. Data di atas
menunjukkan tingginya angka kejadian SNH dibanding SH.
3.
4.
kepingan
thrombus (embolus)
- Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek dan terjadi
perdarahan.
Trombus dapat menyebabkan arteri menjadi tersumbat, aliran darah ke area thrombus
menjadi berkurang, menyebabkan iskemia kemudian menjadi kompleks iskemia
akhirnya terjadi infark pada jaringan otak. Emboli disebabkan oleh embolus yang
berjalan menuju arteri serebral melalui arteri karotis. Terjadinya blok pada arteri
tersebut menyebabkan iskemia yang tiba-tiba berkembang cepat dan terjadi gangguan
neurologist fokal. Perdarahan otak dapat ddisebabkan oleh pecahnya dinding pembuluh
darah oleh emboli.
Trombus
Embolus
Oklusi
Ggn.
pengendalian
spingter kemih
Penurunan
saraf kandung
kemih
BAK tidak
terkontrol
Perubahan
Eleminasi
urine
Syndrome
defisit
perawatan
diri
5.
Lobus parietal
Kerusakan
saraf sensorik
Ggn. Pengaturan
motorik atas
Sulit
menelan
disfagia
Kerusakan
menelan
Lobus
oksipitalis
Lobus
temporal
Ggn. Fungsi
visual
Ggn.
Pendengaran
Ggn. bicara
Penglihatan
kabur,
disorientasi
waktu & tempat
Perubahan
persepsi
sensorik
Suara pelo,
lemah, tdk
terdengar
Kerusakan
komunikasi
verbal
Kerusakan fungsi
sensorik,
penglihatan
Risiko cedera
Manifestasi klinis
Stroke menyebabkan berbagai deficit neurologik, gejala muncul akibat daerah
otak tertentu tidak berfungsi akibat terganggunya aliran darah ke tempat tersebut,
bergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang
perfusinya tidak adekuat, dan jumlah aliran darah kolateral (sekunder atau aksesori).
Gejala tersebut antara lain :
a. Umumnya terjadi mendadak, ada nyeri kepala
Pemeriksaan Penunjang
a. CT Scan untuk menunjukan adanya hematoma, infark dan perdarahan : sub dural,
sub aracnoid, intra cerebral. edema, dan iskemia
b. EEG (Elektro Ensofalogram) : Mengidentifikasi area lesi dan gelombang listrik dan
dapat membantu dalam menentukan lokasi gelombang delta lebih lambat di daerah
yang mengalami gangguan.
c. Scan resonan magnetic (MRI) lebih sensitive dari CT Scan dalam mendeteksi infark
serebri dini dan infark batang otak, kelainan arteri venous.
d. Pemeriksaan mata (Obtalmuskopy) menunjukan tandatanda tekanan darah tinggi
dan pengapuran arteri yang menuju arteri.
e. Angiografi atau foto sinar X dari pembuluh darah otak menunjukan pembuluh yang
melokalisasi tempat yang mengalami penyempitan atau rusak.
f. Lumbal Punksi : Pada perdarahan Sub Arachnoid dan intra cerebral cairan cerebro
spinal.
7.
Penatalaksanaan
a. Phase Akut :
- Pertahankan fungsi vital seperti : jalan nafas, pernafasan, oksigenisasi dan
sirkulasi.
- Reperfusi dengan trombolityk atau vasodilation : Nimotop
- Pencegahan peningkatan TIK
- Mengurangi edema cerebral dengan diuretik
- Pasien di tempatkan pada posisi lateral atau semi telungkup dengan kepala tempat
tidur agak ditinggikan sampai tekanan vena serebral berkurang.
b. Post phase akut :
- Pencegahan spatik paralisis dengan antispasmodik
- Program fisiotherapi
- Penanganan masalah psikososial
8.
Komplikasi
a. Hipoxia serebral, diminimalkan dengan memberikan oksigen ke darah yang adekuat
ke otak, pemberian oksigen, suplemen dan mempertahankan hemoglobin dan
kesulitan
untuk
melakukan
aktivitas
karena
kelemahan,
b. Sirkulasi.
Gejala : Adanya penyakit jantung CMI, reumatik/penyebab jantung vaskuler,
endrokarditis, bacterial policetemia, riwayat hipotensi.
Tanda
c. Integritas Ego.
Gejala : Perasaan tidak berdaya, perasaan putus asa.
Tanda
: Emosi yang labil dan tidak siap untuk marah dan gembira.
d. Eliminasi.
Gejala : Perubahan pola berkemih, seperti inkontenensia urine, anulia, distensi
abdomen (distensi kandung kemih berlebih).
e. Makanan / cairan.
Gejala : Nafsu makan hilang, mual muntah selama fase akut, kehilangan sensasi,
adanya riwayat diabetes.
f. Neurosensori.
Gejala : Sinkope/pusing (sebelum serangan CSU/selama TIA), sakit kepala dan
sangat berat dengan adanya perdarahan intreserebral, penglihatan menurun
seperti buta total, kehilangan daya lihat sebagian, penglihatan ganda
(diplopia), sentuhan ; hilangnya rasa sensori kontralateral, gangguan rasa
pengecap, kelemahan/kesemutan (selama serangan TIA), sisi yang terkena
terlihat seperti mati/lumpuh sentuhan, hilangnya rangsangan sensorik
kontralateral (pada sisi tubuh yang berlawanan) pada exstremitas
Tanda : Biasanya terjadi koma pada tahap awal hemoragik, gangguan tingkah laku
(seperti letargi, apatis, menyerang), pada wajah terjadi paralysis atau
parase (ipsilateral), apasia ; gangguan atau kehilangan fungsi bahasa,
kehilangan kemampuan untuk mengenali/menghayati rangsang
visual,
: Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan pada otot (fasia).
h. Pernafasan.
Gejala : Merokok (factor resiko).
Tanda
i. Keamanan.
Tanda
j. Interaksi Sosial.
Tanda
k. Penyuluhan/pembelajaran.
Gejala : Adanya riwayat hipertensi pada keluarga, stroke (faktor resiko),
pemakaian kontrasepsi oral, kecanduan alcohol (faktor resiko).
2. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa yang mungkin muncul adalah :
1. Perubahan perfusi jaringan serebral yang berhubungan dengan gangguan oklusif,
vasospasme serebral, edema serebral.
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparese/hemiplagia
3. Perubahan persepsi sensori : perabaan yang berhubungan dengan penekanan pada
saraf sensori, penurunan penglihatan.
4. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler,
kehilangan tonus/kontrol fasial/oral.
5. Konstipasi berhubungan dengan imobilisasi, intake cairan yang tidak adekuat.
6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelemahan otot
mengunyah dan menelan.
7. Syndrom defisit perawatan diri yang berhubungan dengan hemiparese/hemiplegi.
8. Risiko kerusakan integritas kulit yang berhubungan tirah baring lama.
9. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan penurunan refleks
batuk dan menelan.
10. Perubahan eliminasi uri (inkontinensia uri) yang berhubungan dengan penurunan
sensasi, disfungsi kognitif, ketidakmampuan untuk berkomunikasi
3. Rencana Tindakan
No
Diagnosa Keperawatan
1
2
1 Perubahan perfusi jaringan
serebral yang berhubungan
dengan gangguan oklusif,
vasospasme serebral, edema
serebral
intervensi
4
- Berikan penjelasan kepada keluarga klien
tentang sebab-sebab gangguan perfusi
jaringan otak dan akibatnya
Rasional
5
- Keluarga lebih berpartisipasi dalam
proses penyembuhan
- Batuk
dan
mengejan
dapat
meningkatkan tekanan intra kranial dan
potensial terjadi perdarahan ulang
dalam
3
nya dengan kriteria :
o Tidak terjadi kontraktur
sendi
o Bertambahnya kekuatan
otot
o Klien
menunjukkan
tindakan
untuk
meningkatkan mobilitas
4
sakit
5
dan kekuatan otot serta memperbaiki
fungsi jantung dan pernapasan
- Anjurkan
pasien
untuk
membantu
pergerakan
dan
latihan
dengan
menggunakan ekstremitas yang tidak sakit
untuk menyokong/menggerakkan daerah
tubuh yang mengalami kelemahan
- Program
yang
khusus
dapat
dikembangkan
untuk
menemukan
kebutuhan
yang
berarti/menjaga
kekurangan
tersebut
dalam
keseimbangan, koordinasi dan kekuatan
3
o Klien dapat menunjukkan
perilaku untuk mengkompensasi
terhadap
perubahan sensori
4
seperti memberikan klien suatu benda untuk
menyentuh,
meraba.
Biarkan
klien
menyentuh dinding atau batas-batas lainnya.
5
mengintegra- sikan persepsi dan
intepretasi diri. Membantu klien untuk
mengorientasikan bagian dirinya dan
kekuatan dari daerah yang terpengaruh.
2
fasial/oral
3
berfungsi secara optimal
dengan kriteria
o Terciptanya suatu komuni
kasi dimana kebutuhan
klien dapat dipenuhi
o Klien mampu merespon
setiap
berkomunikasi
secara verbal maupun
isyarat
Konstipasi
berhubungan Setelah diberikan asuhan
dengan imobilisasi, intake keperawatan selama 3x24
cairan yang tidak adekuat
diharapkan
klien
tidak
mengalami
kopnstipasi
dengan kriteria
o Klien
dapat
defekasi
secara spontan dan lancar
tanpa menggunakan obat
o Konsistensi feses lunak
o Tidak teraba masa pada
kolon (scibala)
o Bising usus normal (7-12
kali per menit).
5
ketergantungan pada orang lain
berkomunikasi
- Bicaralah dengan klien secara pelan dan
gunakan pertanyaan yang jawaban- nya
ya atau tidak
- Mengurangi
kecemasan
dan
kebingungan pada saat komunikasi.
- Mengurangi
isolasi
sosial
dan
meningkatkan komunikasi yang efektif
- Hargai
kemampuan
berkomunikasi
dalam
klien
5
abdomen dan merangsang nafsu makan
dan peristaltik
- Tentukan
kemampuan
klien
dalam
mengunyah, menelan dan reflek batuk
4
meminum cairan
5
menelan dan menurunkan
terjadinya tersedak
resiko
- Tentukan
kemampuan
dan
tingkat
kekurangan dalam melakukan perawatan
diri
- Membantu
dalam
mengantisipasi/merencanakan
pemenuhan
kebutuhan secara individual
- Klien
mungkin
menjadi
sangat
ketakutan dan sangat tergantung dan
meskipun bantuan yang diberikan
bermanfaat dalam mencegah frustasi,
adalah penting bagi klien untuk
melakukan sebanyak mungkin untuk
diri-sendiri untuk mempertahankan
harga diri dan meningkatkan pemulihan
Ketidakefektifan
bersihan
jalan nafas yang berhubungan
dengan penurunan refleks
batuk dan menelan
4
- Kolaborasi dengan ahli fisioterapi/okupasi
5
- Memberikan bantuan yang mantap
untuk mengembangkan rencana terapi
dan mengidentifikasi kebutuhan alat
penyokong khusus
- Menghindari
kapiler-kapiler.
kerusakan-kerusakan
2
o
o
o
o
10
Perubahan
eliminasi
uri
(inkontinensia uri) yang
berhubungan
dengan
penurunan sensasi, disfungsi
kognitif,
ketidakmampuan
untuk berkomunikasi
3
Klien tidak sesak nafas
Tidak terdapat ronchi,
wheezing ataupun suara
nafas tambahan
Tidak retraksi otot bantu
pernafasan
Pernafasan teratur, RR 1620 x per menit
4
- Rubah posisi tiap 2 jam sekali.
5
- Perubahan posisi dapat melepaskan
sekret dari saluran pernafasan
tidaknya
- Untuk mengetahui
suara nafas
kelainan
- Untuk
melatih
dan
membantu
pengosongan kandung kemih.
adanya
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8, EGC,
Jakarta
Hudak C.M.,Gallo B.M. (1996). Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik. Edisi VI,
Volume II, EGC, Jakarta
Long C, Barbara. (1996). Perawatan Medikal Bedah, Jilid 2, Bandung, Yayasan Ikatan
Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran
Marilynn E, Doengoes. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta, EGC
Pusat pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan. (1996). Asuhan
Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan , Jakarta, Depkes
Price S.A., Wilson L.M. (1995). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
Edisi 4, Buku II, EGC, Jakarta
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah, EGC, Jakarta
Tuti Pahria, dkk. (1993). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Ganguan Sistem
Persyarafan, Jakarta, EGC
Pengkajian
1.
Identitas
Pasien
Nama
: Tn.KS
Umur
: 50 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Hindu
Suku/bangsa
: Bali/Indonesia
Status Perkawinan
: Sudah menikah
Pendidikan
: Tamat SLTA
Pekerjaan
: Lain-lain
Alamat
No RM
: 01260287
Tanggal MRS
: 13 -10-2009
Penanggung
Nama
: Tn.MS
Umur
: 55 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Pendidikan
: Tamat SLTA
Pekerjaan
: Wiraswasta
2.
Riwayat keluarga
Genogram
Keterangan gambar
Laki-laki
Perempuan
Meninggal
Pasien
Tinggal serumah
Keterangan genogram
Keluarga mengatakan pasien bersaudara 4 orang, 3 laki-laki dan 1 orang perempuan.
Pasien adalah anak ke 4. Dalam keluarganya, ibu kandung klien menderita stroke.
Pasien tinggal serumah dengan istrinya dan kedua anak laki-lakinya.
3.
Status kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
Pernah dirawat
Keluarga mengatakan pasien pernah dirawat di RSUP Sanglah dengan keluhan
yang sama yaitu lemah separuh tubuh bagian kanan. Pasien dirawat selama 10 hari.
Setelah mendapatkan perawatan, kondisi klien membaik seperti semula dan dapat
beraktivitas seperti biasanya.
Alergi
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi terhadap debu, obat-obatan,
makanan ataupun bahan lainnya.
Pola kebiasaan
Keluarga mengatakan sebelum sakit pasien memiliki kebiasaan merokok, pasien
mampu menghabiskan 2 bungkus rokok (24 batang) per hari dan keluarga juga
mengatakan pasien sering minum kopi 10 cangkir kopi sehari.
Di rumah pasien mengatakan makan 3 kali sehari dengan menu nasi, lauk pauk, dan
sayur dengan porsi habis 1 piring, pasien biasa minum 1500cc/hari. Saat pengkajian
pasien makan dengan diet BBRG, porsi makan yang disediakan hanya habis porsi,
pasien mengeluh sukar menelan dan lama mengunyah makanan. Saat pengkajian
pasien minum 1200cc/hari.
b.
Pola Napas
Pasien mengatakan tidak mengalami masalah dalam menarik maupun mengeluarkan
nafas baik di rumah maupun saat pengkajian, RR = 20x/mnt.
c.
d.
e.
f.
Pola eliminasi
Saat pengkajian klien mengatakan tidak ada keluhan tentang BAB atau BAK. BAB 1
kali sehari dengan konsistensi lembek dan BAK 4-5 kali sehari dengan warna
kekuningan.
g.
h.
Pasien mengatakan cukup nyaman dengan kondisi ruangan, hanya merasa capek tidur
terus di tempat tidur dan mengatakan cukup aman karena selalu ada keluarga yang
mendampingi.
i.
Konsep diri
Pasien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya. Saat pengkajian, pasien hanya
berbaring di tempat tidurnya karena kondisinya yang lemah.
j.
k.
l.
m.
5.
Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Tingkat Kesadaran
: Compos mentis
GCS
: E = 4, V = 5, M = 6
Berat badan
: 60 kg, TB = 160 cm
b. Tanda-tanda vital
Nadi
: 84 kali/menit
Temperature
: 36,4 C
Respirasi rate
: 20 kali/menit
Tekanan Darah
c. Keadaan fisik
1) Kepala dan leher
: 150/100 mmHg
Kepala
Mata :
Telinga
Hidung
Muka
2) Dada
Paru
Inspeksi
: Bentuk simetris, tidak ada jejas atau luka pada daerah dada,
ekspansi dada simetris kanan dan kiri.
Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan pada dada, tidak teraba adanya massa.
Auskultasi
Jantung
Auskultasi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
5) Integument
Warna kulit sawo matang, kebersihan cukup.
6) Ekstremitas
Atas
Bawah
7) Pemeriksaan neurologis
Status mental dan emosi
Status mental baik, agitasi (-), perhatian baik, kemampuan bahasa baik.
Pengkajian saraf kranial
Nervus III :
a. Kedudukan bola mata
Kanan : Asimetris
Kiri
: Tahanan ke medial
:-
: 4 mm
Nervus VII :
a. Mengkerutkan dahi : Kerutan dahi simetris
b. Menutup mata
c. Bersiul/mencucur
reflek patologis - -
+ +
+ Babinski
Tonus otot
N
N
6.
Pemeriksaan penunjang
a.
4,1-10,9
4,5 5,9
13,5 17,5
HCT = 34,4 %
41,0-53
150 440
Range Normal
< 200
40-99
< 100
< 150
Range Normal
10-23
0,5-1,2
3,4-4,8
b.
Range Normal
11-33
11-50
Na = 137,7 mmol/L
135-147
3,5-5,5
c.
7.
Analisis Data
No
1
1
Tgl
Data
2
3
22-10-09 DS :
Pasien
mengatakan
sukar
menelan
makanan
DO :
- Porsi makanan
piring
- Pasien terlihat lama
mengunyah
makanan
22-10-09 DS :
- Pasien mengatakan
tangan dan kaki
kanan lemas
- Pasien mengatakan
tidak
leluasa
bergerak
Interpretasi
4
Kerusakan neuron lobus
parietal
Masalah
5
Kerusakan
menelan
Kerusakan
mobilitas fisik
DO :
- Saat
pengkajian
pasien
hanya
berbaring di tempat
tidur saja, tidak
leluasa
untuk
bergerak
- Kaki dan tangan
kanan terlihat berat
saat
digerakkan
(kaku)
- Tonus otot
N
N
- Kekuatan otot
444 555
3
444 555
22-10-09 DS :
- Pasien
merasa
Syndrom
defisit
lemas
saat
beraktivitas
Pasien tidak mampu
memasukkan
makanan ke mulut
- Pasien mengatakan
tidak
dapat
membasuh tubuh
- Pasien mengatakan
tidak
mampu
memakai dan
3
melepaskan pakaian
sendiri
perawatan diri
Ggn. Fungsi motorik
disorientasi keterbatasan
rentang gerak
Lemah, ADL dibantu
DS :
- Pasien mengatakan
lidah kaku dan suara
pelo
Kerusakan
komunikasi
verbal
DO:
- Saat
berbicara,
suara
pasien
terdengar
kurang
jelas
DO :
- Keperluan
ADL
pasien
tampak
dibantu
keluarga
dan petugas
4
8.
22-20-09
Gangguan bicara
Keruskan komunikasi
Diagnosis Keperawatan
No
Dx
Tgl
muncul
Diagnosis Keperawatan
Tgl Teratasi
23/10/09
23/10/09
23/10/09
23/10/09
Tanda
tangan
B.
Perencanaan
Hari/Tgl
1
Kamis
22-10-2009
No.Dx
2
1
Rencana Perawatan
intervensi
4
- Ubah posisi klien tiap 2 jam
Rasional
5
- Menurunkan resiko terjadinnya
iskemia jaringan akibat sirkulasi
darah yang jelek pada daerah yang
tertekan
1
Kamis
22-10-2009
Kamis
22-10-2009
Kamis
22-10-2009
2
2
3
Setelah
diberikan
asuhan
keperawatan selama 2x24 jam
diharapkan
tidak
terjadi
kerusakan
menelan
dengan
kriteria evaluasi :
- Pasien mengatakan tidak sukar
menelan makanan
- Porsi makan 1 piring
- Pasien
cepat
mengunyah
makanan
dan
menelan
makanan
4
- Latih menelan dengan menghisap es batu
5
- Melatih sensasi menelan
Setelah
diberikan
asuhan
keperawatan selama 2x24 jam
diharapkan kebutuhan perawatan
diri klien terpenuhi dengan
kriteria
o Klien
dapat
melakukan
aktivitas perawatan diri sesuai
dengan kemampuan klien
o Klien dapat mengidenti- fikasi
sumber pribadi/ komunitas
untuk memberikan bantuan
sesuai kebutuhan.
- Membantu
dalam
mengantisipasi/merencanakan pemenu- han
kebutuhan secara individual
Setelah
diberikan
asuhan
keperawatan
selama
3x24
diharapkan proses komunikasi
menggerakkan
dan
bulus
- Berikan umpan balik yang positif untuk - Meningkatkan perasaan makna diri
setiap usaha yang dilakukannya atau
dan kemandirian serta mendorong
keberhasilannya.
klien untuk berusaha secara
kontinyu
- Memenuhi kebutuhan komunikasi
sesuai dengan kemampuan klien
3
klien dapat berfungsi secara
optimal dengan kriteria
o Terciptanya suatu komuni kasi
dimana kebutuhan klien dapat
dipenuhi
o Klien mampu merespon setiap
berkomunikasi secara verbal
maupun isyarat
4
- Antisipasi setiap kebutuhan klien saat
berkomunikasi
5
- Mencegah rasa putus asa dan
ketergantungan pada orang lain
- Mengurangi
kebingungan
komunikasi.
- Hargai
kemampuan
berkomunikasi
dalam
klien
kecemasan
pada
dan
saat
C.
Pelaksanaan
Hari/Tgl
1
Kamis
22-10-2009
08.00 wita
No.
Dx
2
3
Tindakan Keperawatan
Evaluasi Respon
TTD
3
4
- Mengobservasi kemampuan - Pasien tidak mampu
pasien dalam melakukan
melakukan
sendiri
kebutuhan sehari hari
kebutuhan makan dan
mandi
5
Sastra
08.10 wita
- Melatih
pasien
untuk - Pasien kooperatif dan
menggerakkan kaki dan
mau melakukannya
tangan (feksi, extensi)
Sastra
08.20 wita
Sastra
09.00 wita
- Memasang
infuse
pada - Infuse
sudah
tangan kiri (Infuse bengkak)
terpasang, NS 16
tts/mnt, netes lancar
Sastra
10.00 wita
Sastra
11.00 wita
Sastra
12.00 wita
- Membantu
memberikan - Pasien mau makan
makan bubur dengan posisi
dengan porsi piring
fowler dengan menempatkan
habis pelan pelan.
makanan
pada
bagian
posterior mulut
Sastra
Sastra
Sastra
12.30 wita
12.45 wita
Sastra
13.00 wita
- Menganjurkan
kepada - Keluarga
mengerti
keluarga
untuk
tetap
dengan
penjelasan
berkomunikasi dengan klien
perawat
&
mau
melaksanakannya
Sastra
16.00 wita
Sastra
1
16.30 wita
2
1
3
4
- Membantu mengubah posisi - Pasien tampak dalam
pasien
posisi miring kanan
5
Sastra
17.00 wita
- Meningkatkan
aktivitas - Pasien mampu makan
secara bertahap, melakukan
dan minum sendiri
makan dan minum sendiri
namun
masih
memerlukan waktu
yang cukup lama
karena
tangan
kanannya
masih
lemah
Sastra
18.00 wita
tampak
Sastra
Jumat
23-10-09
08.00 wita
Sastra
08.15 wita
- Membantu
memberikan - Pasien makan 1 porsi
makanan, memberi minum
habis
Sastra
mau
anjuran
Sastra
09.00 wita
Sastra
09.30 wita
Sastra
10.00 wita
Sastra
10.10 wita
- Meningkatkan
aktivitas - Pasien mampu makan
secara bertahap, melakukan
snake sendiri dan
makan dan minum sendiri
minum 200cc
Sastra
12.00 wita
- Membantu
menyiapkan - Pasien mampu makan
makan dan minum pasien
sendiri dengan porsi
piring
habis,
minum 100 cc
Sastra
Sastra
13.00 wita
1
15.00 wita
2
3
15.30 wita
Sastra
15.50 wita
- Menganjurkan
kepada - Keluarga
mengerti
keluarga
untuk
tetap
dengan
penjelasan
berkomunikasi dengan klien
perawat
&
mau
melaksanakannya
Sastra
5
Sastra
Sastra
16.00 wita
Sastra
17.00 wita
- Membantu
memberikan - Pasien makan 1 porsi
makanan
dengan
habis
menempatkan makanan pada
posterior mulut, memberi
minum
Sastra
D.
Evaluasi
No Hari/Tgl
1
Jumat
23-10-09
No
Dx
1
Evaluasi
S : Pasien mengatakan tangan dan kaki kanannya yang
lemas sudah berkurang, namun gerakannya belum
leluasa
O : Pasien mampu mobilisasi ke arah kiri dan kanan
Kaki dan tangan belum bisa leluasa bergerak
tonus otot N kekuatan otot 444 555
N
444 555
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi keperawatan
Jumat
23-10-09
Jumat
23-10-09
Jumat
23-10-09
Tanda
tangan