Cavitas tympatica
Membrana tympatica
Ossicula auditoria tulang telinga
Maleus: terdapat tuba auditorius.
Incus: berhubungan dengan tuba Eustachius.
Stapes: Dengan nasopharinx dan membuka pada saat menelan.
Tuba Auditoria/Tuba Auditorius/Tuba Eustachius.
lengkap
pasien,
umur,tanggal
lahir,
jenis
kelamin,
alamat,
Menanyakan onset dan durasi terjadinya nyeri telinga, biasanya pada OMA
nyeri akan dikeluhkan pada malam hari.
Menanyakan status gizi pasien, yaitu berat badan dan tinggi badan pasien,
apakah menurun atau tidak, bagaimana nafsu makan pasien
yang
mungkin
kelainannya
terdapat
dalam
labirin.
Kecenderungan untuk jatuh dan arahnya, rasa putar atau terangkat, saat
timbulnya tergantung posisi tubuh atau kepala, bertambah atau tidak dalam
gelap, akibat menutup mata.
-
Nyeri di dalam telinga (otalgia): perlu ditanyakan apakah pada telinga kiri
atau kanan dan sudah berapa lama. Nyeri alih ke telinga (referred pain)
dapat berasal dari rasa nyeri di gigi molar atas, sendi mulut, dasar mulut,
tonsil atau tulang servikal karena telinga dipersarafi oleh saraf sensoris
yang berasal dari organ-organ tersebut.
Sekret yang keluar dari liang telinga (otore): apakah keluar dari satu atau
kedua telinga, disertai rasa nyeri atau tidak dan sudah berapa lama. Sekret
yang sedikit biasanya berasal dari infeksi telinga luar dan sekret yang
banyak dan bersifat mukoid umumnya berasal dari telinga tengah. Bila
berbau busuk menandakan adanya kolesteatom. Bila bercampur darah
harus dicurigai adanya infeksi akut yang berat atau tumor. Bila cairan yang
keluar seperti air jernih, harus waspada adanya cairan likuor serebrospinal.
6.
Riwayat Psikososial.
-
Menanyakan apakah pasien masih suka minum susu dari botol atau sambil
tiduran.
Menanyakan apakah ada anggota keluarga yang satu rumah dengan pasien
yang menghisap rokok.
7. Riwayat pengobatan/obat.
-
Pemeriksaan
a. Fisik
Kanalis Auditorius dan Membran Timpani
Untuk melihat kanalis audiotirus dan membran timpani digunakan otoskop.
Atur posisi kepala pasien agar dapat melihat dengan nyaman melalui otoskop. Untuk
meluruskan kanalis auditorius, pegang daun telinga pasien dengan kuat tetapi hatihati, dan tarik daun telinga ke arah atas belakang serta agak menjauhi kepala.4,5
Pegang tangkai otoskop di antara ibu jari dan jari-jari tangan, tumpangkan
tangan pada wajah pasien agar otoskop tersebut tidak goyang. Dengan demikian
tangan dan alat yang digunakan akan mengikuti gerakan pasien yang tidak terduga.4,5
setiap telinga satu per satu. Minta pasien untuk menutup salah satu lubang telinganya
dengan jari telunjuknya sendiri. Jika terdapat perbedaan ketajaman pendengaran pada
kedua sisi, gerakkan jari tangan dengan cepat, tetapi hati-hati dalam saluran telinga
yang tersumbat. Bunyi yang ditimbulkan akan membantu mencegah agar telinga yang
tersumbat tidak melakukan pekerjaan dari telinga yang hendak diperiksa.4,5
Kemudian berdiri 0,3-0,6 meter dari pasien, hembuskan udara napas
seluruhnya (untuk mengurangi intensitas suara) dan berbisik dengan perlahan ke arah
telinga yang tidak tersumbat. Pilih bilangan atau kata-kata dengan dua suku kata yang
beraksen sama seperti dua tiga atau sepak bola. Untuk memastikan pasien tidak
membaca gerak bibir, tutupi mulut atau halangi penglihatan pasien.4,5
konduktif dan sensorineural. Diperlukan kamar periksa yang sunyi dan sebuah garpu
tala, sebaiknya 512 Hz atau 1024 Hz. Frekuensi suara ini terdapat dalam kisaran suara
percakapan manusia (300-3000 Hz) yang secara fungsional merupakan kisaran bunyi
yang paling penting. Getarkan garpu tala untuk menghasilkan vibrasi ringan dengan
mengetukkannya secara cepat antara ibu jari dan jari telunjuk, atau dengan
mengetukkannya pada buku-buku jari tangan.4,5
o Tes untuk lateralisasi (tes Weber)
Letakkan dengan kuat ujung tangkai garpu tala yang bergetar ringan
pada puncak kepala pasien atau bagian tengah dahinya. Tanyakan kepada
pasien di mana bunyinya terdengar, apakah pada satu sisi atau kedua sisi.
Normalnya bunyi akan terdengar pada garis tengah atau sama kerasnya pada
kedua telinga. Jika tidak terdengar bunyi apa pun, coba sekali lagi dengan
menekankan garpu tala tersebut secara lebih kuat pada kepala pasien.4,5
b. Penunjang
Timpanosintesis
Adalah pungsi pada membran timpani untuk mendapatkan sekret guna
pemeriksaan mikrobiologik untuk menentukan organisme penyebab (dengan semprit
dan jarum khusus) dan juga adalah cara yang pasti membuktikan keberadaan dan tipe
efusi telinga tengah. Dilakukan dengan menyelipkan, melalui bagian inferior
membrana timpani, jarum spinal ukuran 18 yang dilekatkan pada semprit atau
perangkap pengumpulan. Indikasi timpanosintesis yang mungkin adalah OMA yang
tidak berespon terhadap terapi konvensional, OMA pada neonatus atau pasien yang
respon imunnya lemah.1,7
Timpanosentesis harus juga dipertimbangkan pada keadaan seperti berikut:
untuk anak yang sakit berat atau mereka yang tampak toksik; untuk anak yang
berespons secara tidak memuaskan pada terapi antibiotik; pada mulainya otitis media
pada penderita yang mendapat agen antibiotik; pada penderita yang mengalami
komplikasi infratemporal atau intrakranial supuratif; dan untuk otitis pada bayi baru
lahir, bayi yang amat muda. atau penderita yang de-fisien secara imunologis, yang
pada masing-masing dari mereka organisme yang tidak biasa dapat menyebabkan infeksi.3
Pemeriksaan Laboratorium
o Jumlah leukosit
-
o Kimia darah
Pasien
tanpa
riwayat
diabetes
perlu
diperiksa
toleransi
glukosanya2,6
o Kultur dan tes sensivitas dari liang telinga
-
Working Diagnosis
Otitis media akut (OMA) biasanya terjadi karena factor pertahanan tubuh ini
terganggu. Sumbatan tuba Eustachius merupakan factor penyebab utama dari otitis
media. Karena fungsi tuba Eustachius terganggu, pencegahan invasi kuman ke telinga
tengah juga terganggu, sehingga kuman masuk ke dalam telinga tengah dan terjadi
peradangan.
Selain itu, pencetus lain adalah infeksi saluran napas atas. Pada anak, makin
sering anak terkena infeksi saluran napas, makin besar kemungkinan terjadinya OMA.
Pada bayi terjadinya OMA dipermudah oleh karena tuba Eustachiusnya pendek, lebar
dan letaknya agak horizontal, dan juga adenoid
menyebabkan OMA menjadi OMSK ialah terapi yang tidak adekuat, virulensi kuman
tinggi, daya tahan tubuh pasien rendah (gizi kurang) atau higiene buruk. OMSK
terbagi menjadi 2 yaitu tipr maligna dan benigna
Otitis media serosa akut.
Otitis media serosa akut adalah keadaan terbentuknya sekret di telinga tengah
secara tiba-tiba yang disebabkan oleh gangguan fungsi tuba, kedaan ini dapat
disebabkan antara lain oleh :
idiopatik
Gejala yang menonjol pada otitis media serosa akut biasanya pendengaran
berkurang. Selain itu pasien juga dapat mengeluh rasa tersumbat pada telinga atau
suara sendiri terdengar lebih nyaring atau berbeda, pada telinga yang sakit (diplacusis
binauralis). Kadang-kadang terasa seperti ada cairan yang bergerak dalam telinga
pada saat posisi kepala berubah. Rasa sedikit nyeri dalam telinga dapat terjadi pada
saat awal tuba terganggu, yang menyebabkan timbulnya tekanan negatif pada telinga
tengah (misalnya pada barotrauma). Rasa nyeri dalam telinga tidak pernah ada bila
penyebab timbulnya sekret adalah virus atau alergi. Tinitus, vertigo atau pusing
kadang-kadang ada dalam bentuk ringan. Pada otoskopi terlihat membran timpani
rertraksi. Kadang-kadang tempak gelembung udara atau permukaan cairan dalam
kavum timpani. Tuli konduktif dapat dibuktikan dengan garpu tala.
Etiologi
Bakteri piogenik sebagai penyebab tersering yaitu Streptokokus hemolitikus,
Stafilokokus aureus, dan Pneumokokus. Kadang-kadang bakteri penyebabnya yaitu
10
11
12
sekret yang keluar terus menerus atau hilang timbul menyebabkan otitis media
akut berubah menjadi otitis media supuratif kronik. 1,2
Jadi secara umum pada OMA terdapat beberapa gejala seperti berikut :
Gejala gejala ini disertai dengan temuan otoscopic abnormal dari membran
timpani: terlihat gelap, bulging/membenjol, hiperemis, efusi telinga tengah,
penurunan mobility dengan pneumatik otoscopi.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul pada kasus OMA adalah sebagai berikut:1
a. Pada proses penyembuhan perforasi, epitel squamosa, dapat tumbuh
kedalam telinga tengah, membentuk struktur sperti kantong yang
mengumpulkan debris epitel yang lepas. Kista ini disebut Kolesteatoma
b. Perforasi
keduanya
kehilangan
pendengaran
konduktif
yang
13
yang
paling
lazim
menyebabkan
meningitis
yang
14
dua sampai tiga hari, atau ada perburukan gejala. Ternyata pemberian antibiotik yang
segera dan dosis sesuai dapat terhindar dari tejadinyakomplikasi supuratif seterusnya.
Masalah yang muncul adalah risikoterbentuknya bakteri yang resisten terhadap
antibiotik meningkat.Perawatan untuk otitis media akut bervariasi tergantung pada
umur dan gejala-gejala dari anak. The American Academy of Pediatrics (AAP) dan
the American Academy of Family Physicians (AAFP) merekomendasikan berikut.1
Usia
Diagnosa Pasti
< 6 bulan
Antibiotik
Antibiotik
bulan-2 Antibitik
Antibiotik-antibiotik
tahun
penyakit
parah;
jika
*Observasi
Antibiotik-antibiotik
*Pilihan
observasi
tanpa
observasi
jika penyakit
tidak
parah
Tabel 2. Kriteria Antibiotik dan Observasi pada Anak dengan OMA.2
*Observasi adalah pilihan yang tepat hanya ketika follow-up dapat
dipastikan dan agen-agen antibakteri dapat dimulai jika gejala-gejala
berlangsung lama atau memburuk. Penyakit yang tidak parah diwakili oleh
nyeri telinga dan demam yang ringan <39C (102.2F) dalam 24 jam yang
lalu. Penyakit yang parah adalah otalgia (nyeri telinga) yang sedang sampai
parah atau demam 39C. 2
Jika antibiotik-antibiotik dimulai, Amoxicillin (Biomox, Amoxil, Trimox)
biasanya direkomendasikan sebagai perawatan garis pertama. Ini biasanya diresepkan
untuk 10 hari. Kira-kira 10% dari anak-anak tidak merespon dalam 48-72 jam
pertama perawatan, dan terapi antibiotik mungkin harus dirubah. Bahkan setelah
perawatan antibiotik, 40% dari anak-anak ditinggalkan dengan beberapa cairan dalam
telinga tengah yang dapat menyebabkan kehilangan pendengaran sementara yang
berlangsung 3 sampai 6 minggu. Pada kebanyakan anak-anak, cairan ini akhirnya
15
Edukasi
Edukasi kepada pasien dan orang tuannya (jika anak masih kecil): misalnya
seperti jika minum atau makan dalam posisi duduk, hindari paparan asap rokok secara
langsung, makan makanan yang bergizi dan minum vitamin, Jangan mengorek-ngorek
telinga, jangan kemasukan air sewaktu mandi, tidak boleh berenang, segera berobat
bila ada ISPA.
Miringiotomi
Tindakan insisi pada pars tensa membran timpani dengan atau tanpa
pemasangan pipa ventilasi , agar terjadi drainase sekret dari telinga tengah ke liang
telinga luar. Lokasi miringiotomi ialah kuadran posterior-inferior. Untuk tindakan ini
harus memakai lampu kepala yang mempunyai sinar yang cukup terang, memakai
corong telinga yang sesuai dengan besar liang telinga dan pisau khusus yang
digunakan berukuran kecil dan steril, tindakan harus dilakukan secara a-vuea (dilihat
langsung). Miringotomi dengan pipa ventilasi terbukti dapat menurunkan angka
kematian dan rekurensi OMA dibandingkan miringotomi saja
Timpanosyntesis
Rujuk
16
asuhan pada anak, yaitu : membiarkan anak untuk hidup di ruang yang bebas
dari tembakau/rokok dan menghentikan penggunaan botol pada anak yang
berumur lebih dari 1 tahun dan usahakan untuk memberikan makan atau
meminum susu dalam posisi duduk.
Prognosis
Angka kematian dari OMA jarang di era kedokteran modern. Dengan terapi
antibiotik yang efektif, tanda-tanda sistemik demam dan kelemahan seharusnya mulai
menghilang, bersama dengan rasa sakit lokal, dalam 48 jam. Anak-anak dengan
kurang dari 3 episode dan kurang dari 3 kali serangan lebih mungkin untuk ditolong
dengan antibiotik.3
Biasanya, pasien akhirnya dapat memulihkan gangguan pendengaran konduktif
17
6. George L. Boeis: buku ajar penyakit THT. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 1997.h.78-115.
7. Rudolph MA, Hoffman JIE, Rudolph CD. Buku ajar pediatri rudolph. Edisi 20
volume 2. Jakarta: EGC; 2006. Hal 1051-2.
19