PENDAHULUAN
mengetahui bagaimana
melakukan
BAB II
TINJAUAN TEORI
Malnutrisi adalah keadaan dimana tubuh tidak mendapat asupan gizi yang cukup,
malnutrisi dapat juga disebut keadaaan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan di
antara pengambilan makanan dengan kebutuhan gizi untuk mempertahankan kesehatan.
Ini bisa terjadi karena asupan makan terlalu sedikit ataupun pengambilan makanan yang
tidak seimbang. Selain itu, kekurangan gizi dalam tubuh juga berakibat terjadinya
malabsorpsi makanan atau kegagalan metabolik.
Malnutrisi adalah suatu keadaan di mana tubuh mengalami gangguan terhadap
absorbsi,pencernaan,dan penggunaan zat gizi untuk pertumbuhan,perkembangan dan
aktivitas. (I Dewa Nyoman, 2002)
2.4 Patofisiologi
3
Sebenarnya malnutrisi merupakan suatu sindrom yang terjadi akibat banyak faktor.
Faktor-faktor ini dapat digolong-kan atas tiga faktor penting yaitu : tubuh sendiri (host),
agent (kuman penyebab), environment (lingkungan).Memang faktor diet (makanan)
memegang peranan penting tetapi faktor lain ikut menentukan.
Dalam keadaan kekurangan makanan,tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan
hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi.Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat,protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk
mempertahankan kehidupan; karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan
tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat
sangat sedikit,sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan.Akibatnya
katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang
segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan di ginjal.Selama puasa jaringan lemak dipecah
jadi asam lemak, gliserol dan keton bodies.Otot dapat mempergunakan asam lemak dan
keton bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan makanan ini berjalan menahun.Tubuh
akan mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi setelah kira-kira kehilangan
separuh dari tubuh.Pada Malnutrisi,di dalam tubuh sudah tidak ada lagi cadangan makanan
untuk digunakan sebagai sumber energi.Sehingga tubuh akan mengalami defisiensi nutrisi
yang sangat berlebihan dan akan mengakibatkan kematian.
Bagan Patofisiologi
Budaya pantangan bahan makanan
tertentu, tingkat kepadatan penduduk
yang tinggi, keadaan sosial, dan
Malabsorbsi,
infeksi, anoreksia
Kegagalan melakukan
sintesis protein dan kalori
Kemiskin
an
Keadaan
umum lemah
4
Katabolisme lemak:
Hilangnya
asam
lemak,lemak
gliserol,
di
bantalan
tubuh
dan badan keton
Penurunan
asam
Katabolisme
Atrofi/pengecilan
otot
amino
esensial
protein: asam dan
Resiko
diare
Turgor kulit
menurun dan
keriput
Kerusakan
integritas
Keterlambatan
pertumbuhan
dan
Gangguan
kebutuhan
nutrisi: kurang
Risiko
gangguan
keseimbanga
n cairan:
Pusing
Sistem kekebalan tubuh yang rendah (yang mengakibatkan tubuh kesulitan untuk
melawan infeksi)
Perut kembung
2.6 Komplikasi
Pada penderita gangguan gizi sering terjadi gangguan asupan vitamin dan mineral. Karena
begitu banyaknya asupan jenis vitamin dan mineral yang terganggu dan begitu luasnya fungsi
dan
organ
tubuh
yang
terganggu
maka
jenis
gangguannya
sangat
banyak.
Pengaruh KEP bisa terjadi pada semua organ sistem tubuh. Beberapa organ tubuh yang
sering terganggu adalah saluran cerna, otot dan tulang, hati, pancreas, ginjal, jantung, dan
gangguan hormonal.Anemia gizi adalah kurangnya kadar Hemoglobin pada anak yang
disebabkan karena kurangnya asupan zat Besi (Fe) atau asam Folat. Gejala yang bisa terjadi
adalah anak tampak pucat, sering sakit kepala, mudah lelah dan sebagainya.
Hipoglikemi
Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah hingga dibawah 60 mg/dl.
Padahal kinerja tubuh,terutam otak dan sistem syaraf,membutuhkan glukosa dalam darah
yang berasal dari makanan berkarbohidrat dalam kadar yang cukup. Kadar gula darah
normal adalah 80-120 mg/dl pada kondisi puasa,100-180 mg/dl pada kondisi setelah
makan .
3.
Infeksi
Infeksi adalah kolonalisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme inang,
dan bersifat pilang membahayakan inang. Organisme penginfeksi, atau patogen,
menggunakan sarana yang dimiliki inang untuk dapat memperbanyak diri, yang pada
akhirnya merugikan inang. Patogen mengganggu fungsi normal inang dan dapat
berakibat pada luka kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, dan bahkan kematian.
Respons inang terhadap infeksi disebut peradangan. Secara umum, patogen umumnya
7
5.
Syok
Syok adalah suatu keadaan dimana pasokan darah tidak mencukupi untuk kebutuhan
organ-organ di dalam tubuh. Shock juga didefinisikan sebagai gangguan sirkulasi yang
mengakibatkan penurunan kritis perfusi jaringan vital atau menurunnya volume darah
yang bersirkulasi secara efektif.
6.
ISPA
Infeksi saluran napas akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang melibatkan organ
saluran pernapasan, hidung, sinus, faring, atau laring.
7.
Cacingan
Cacingan adalah kumpulan gejala gangguan kesehatan akibat adanya cacing parasit di
dalam tubuh.Penyebab kecacingan yang populer adalah cacing pita, cacing kremi, dan
cacing tambang.
8. Tuberkulosis
Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC) adalah
penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosi.
9.
Malaria
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit bernama Plasmodium. Penyakit ini
ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit tersebut. Di dalam tubuh
8
manusia, parasit Plasmodium akan berkembang biak di organ hati kemudian menginfeksi
sel darah merah.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian menggunakan pendekatan bersifat menyeluruh yaitu :
Data biologis meliputi :
1) Identitas klien
2) Identitas penanggung
Riwayat kesehatan :
Pada umumnya klien masuk rumah sakit dengan keluhan gangguan pertumbuhan (berat
badan semakin lama semakin turun), bengkak pada tungkai, sering diare dan keluhan lain
yang menunjukkan terjadinya gangguan kekurangan gizi.
Riwayat Keperawatan Sekarang :
Meliputi pengkajian riwayat prenatal, natal, dan post natal, hospitalisasi dan pembedahan
yang pernah dialami, alergi, pola kebiasaan, tumbuh-kembang, imunisasi, status gizi (lebih,
baik, kurang, buruk), psikososial, psikoseksual, interaksi dan lain-lain. Data fokus yang perlu
dikaji dalam hal ini adalah riwayat pemenuhan kebutuhan nutrisi klien (riwayat kekurangan
protein dan kalori dalam waktu relatif lama).
Riwayat Kesehatan Keluarga :
9
Pengkajian fisik :
1) Pengkajian secara umum dilakukan dengan metode head to too yang meliputi: keadaan
umum dan status kesadaran, tanda-tanda vital, area kepala dan wajah, dada, abdomen,
ekstremitas dan genito-urinaria.
2) Fokus pengkajian pada klien dengan Marasmus-Kwashiorkor adalah pengukuran
antropometri (berat badan, tinggi badan, lingkaran lengan atas dan tebal lipatan kulit).
Tanda dan gejala yang mungkin didapatkan adalah:
a) Penurunan ukuran antropometri
b) Perubahan rambut (kusam, kering, halus, jarang dan mudah dicabut)
c) Gambaran wajah seperti orang tua (kehilangan lemak pipi), edema palpebra
d) Tanda-tanda gangguan sistem pernapasan (batuk, sesak, ronchi, retraksi otot
intercostal)
e) Perut tampak buncit, hati teraba membesar, bising usus dapat meningkat bila terjadi
diare.
f) Edema tungkai
g) Kulit kering, hiperpigmentasi, bersisik dan adanya crazy pavement dermatosis
terutama pada bagian tubuh yang sering tertekan (bokong, fosa popliteal, lulut, ruas
jari kaki, paha dan lipat paha)
Riwayat psikososial :
Usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan
Persepsi terhadap kondisi penyakit
Mekanisme koping dan system pendukung
Pengkajian pengetahuan klien dan keluarga
1) Pemahaman tentang penyebab/perjalanan penyakit
2) Pemahaman tentang pencegahan, perawatan dan terapi medis
10
3.3 Perencanaan
a) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan
yang tidak adekuat, anoreksia dan diare.
Tujuan: klien akan menunjukan peningkatan status gizi
Kriteria:
1) Keluarga klien dapat menjelaskan penyebab gangguan nutrisi yang dialami klien,
kebutuhan nutrisi pemuluhan, susunan dan pengolahan makanan sehat seimbang.
2) Dengan bantuan perawat, keluarga klien dapat mendemonstrasikan pemberian diet
(per sonde/ per oral) sesuai program dietetik.
Intervensi:
1. Pantau pemasukan makanan setiap hari
Rasional: Mengidentifikasi kekuatan atau defisiensi nutrisi
2. Timbang berat badan, ukur lingkar lengan atas dan tebal lipatan kulit setiap pagi
Rasional: Menilai perkembangan masalah klien.
3. Lakukan kebersihan mulut setiap habis makan
Rasional: Rasa tak enak, bau dan penampilan adalah pencegah utama terhadap nafsu
makan dan dapat membuang mual dan muntah.
4. Jelasakan kepada keluarga tentang penyebab malnutrisi, kebutuhan nutrisi pemulihan,
susunan menu dan pengolahan makanan sehat seimbang, tunjukan contoh jenis
sumber manakan ekonomis sesuai status sosial ekonomi klien
Rasional: Meningkatkan pemahaman keluarga tentang penyebab dan kebutuhan
nutrisi untuk pemulihan klien sehingga dapat menerusakan upaya terapi dietetik yang
telah ditentukan selama hospitalisasi.
5. Tunjukan cara pemberian makanan per sonde, beri kesempatan keluarga untuk
melakukannya sendiri.
11
12
1. Ajarkan kepada orang tua tentang standar pertumbuhan fisik dan tugas-tugas
perkembangan sesuai usia anak
Rasional: Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang keterlambatanpertumbuhan dan
perkembangan anak
2. Lakukan pemberian makanan/ minuman sesuai program terapi diet pemulihan.
Rasional: Diet khusus untuk pemulihan malnutrisi diprogramkan secara bertahap sesuai
dengan kebutuhan anak dan kemampuan toleransi sistem pencernaan
3. Lakukan pengukuran antropometrik secara berkala
Rasional: Menilai perkembangan masalah klien
4. Lakukan stimulasi tingkat perkembangan sesuai dengan usia klien.
Rasional: Stimulasi diperlukan untuk mengejar keterlambatan perkembangan anak dalam
aspek motorik, bahasa dan personal/sosial.
5. Lakukan rujukan ke lembaga pendukung stimulasi pertumbuhan dan perkembanagan
(puskesmas/posyandu)
Rasional: Mempertahankan kesinambungan program stimulasi pertumbuhan dan
perkembangan anak dengan memberdayakan sistem pendukung yang ada.
BAB IV
PENUTUP
2.7 Kesimpulan
13
Mal nutrisi adalah suatu keadaan dimana tubuh mengalami gangguan dalam
penggunaan zat gizi untuk pertumbuhan perkembangan dan aktivitas. Malnutrisi
dapat disebabkan oleh kurangnya asupan makanan maupun adanya gangguan
terhadap absorbs, pencernaam dan penggunaan zat gizi dalam tubuh. Selain itu, mal
nutrisi bisa disebabkan apabila asupan kalori yang berlbih dari kebutuhan harian, dan
mengakibatkan penyimpanan energy dalam bentuk bertanbahnya jaringan adipose.
Masalah nutrisi yang terjadi pada anak antara lain malnutrisi kurang energy protein
(kwashiorkor, marasmus, marasmik-kwashiorkor), malnutrisi vitamin, mineral.
Komplikasi yang akan terjadi pada klien malnutrisi, yaitu : hipoglikemi, syok,
diare, ISPA, cacingan dan lain-lain. Pengkajiannya terdiri dari 3 jenis yaitu
pengkajian anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pengkajian berpola. Salah satu
diagnosanya adalah Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan asupan yang tidak adekuat, anoreksia dan diare. Perencanaannya salah
satunya yaitu Pantau pemasukan makanan setiap hari.
2.8 Saran
Sebagai perawat harus mengetahui konsep dasar penyakit maupun teori asuhan
keperawatan dengan benar sehingga bisa menangani klien malnutrisi.
DAFTAR PUSTAKA
Supariasa, I Dewa Nyoman . penilaian status gizi . 2002 . Jakarta : Penerbit buku
kedokteran EGC
14
Dipublikasikan
oleh Julie
http://www.gentongmas.com/berita/1315-tanda-dan-gejala-gizi-buruk.html.
Diakses
15