I PENDAHULUAN
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang
Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan dan
(4) Reaksi Percobaan.
1.1 Latar Belakang Percobaan
Enzim dikenal untuk pertama kalinya sebagai protein
oleh Sumner pada tahun 1926 yang telah berhasil
mengisolasi urease dari kara pedang (jack bean). Urease
adalah enzim yang dapat menguraikan urea menjadi CO2
dan NH3. Beberapa tahun kemudian Northrop dan Kunitz
dapat mengisolasi pepsin, tripsin, kimotripsin. Selanjutnya
makin banyak enzim yanbg telah dapat diisolasi dan telah
dibuktikan bahwa enzim tersebut ialah suatu protein
(Poedjiadi, 1994).
Enzim merupakan suatu protein yang berperan
sebagai katalis biologi (biokatalisator). Enzim tertentu pada
dasarnya akan mengkatalis setiap reaksi di dalam sel hidup.
Semua enzim merupakan protein yang memerlukan suatu
kofaktor agar dapat efektif. Kofaktor tersebut dapat berupa
unsur anorganik, misal besi (Fe) atau tembaga (Cu), atau
senyawa organik, misal FAD, NAD. Enzim peka terhadap pH
ekstrem dan umumnya menjadi inaktif pada suhu 60C.
aktivitas enzimatik dapat ditentukan sebagai jumlah mikromol
substrat yang diubah oleh enzim dalam satu menit (pada laju
reaksi maksimum dan substart yang berlebih). Satuan (IU)
merupakan jumlah protein enzim yang mengubah satu
mikromol substart per menit pada kondisi standar (baku).
Aktivitas enzim spesifik adalah jumlah mikromol substrat yang
diubah oleh 1 mg protein enzim dalam satu menit (Makfoeld,
2002).
1.2. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan dalam Uji Konsentrasi Enzim
adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi enzim
terhadap aktivitas enzim.
II METODE PERCOBAAN
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Bahan yang
Digunakan, (2) Pereaksi yang Digunakan, (3) Alat yang
Digunakan, dan (4) Metode Percobaan.
2.1. Bahan yang Digunakan
Bahan yang digunakan dalam Uji Konsentrasi Enzim
adalah ekstrak sampel A (Kacang Kedelai), sampel B
(Kentang) dan sampel C (Apel).
2.2. Pereaksi yang Digunakan
Pereaksi yang digunakan dalam Uji Konsentrasi Enzim
adalah substrat urea, katekol dan indikator PP.
2.3. Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan dalam percobaan Uji Konsentrasi
Enzim adalah tabung reaksi, rak tabung rekasi, aquadest dan
pipet tetes.
14 tts
5 tts
10 tts
15 tts
Ekstrak
Aquadest
segera tuangkan 1
lakukan
bersamaan
1
1
Untuk urea
tambahkan
1 pp
A
1 tts
Keterangan:
(+++) : Sangat bekerja aktif
(++) : Kurang bekerja aktif
(+) : Tidak bekerja aktif
3.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan pada sampel A (Kacang
Kedelai) sampel B (Kentang) dan sampel C (Apel) enzim
sangat aktif bekerja pada konsentrasi ekstrak 15 tetes. Hal ini
membuktikan adanya pengaruh konsentrasi enzim yang akan
mempengaruhi kecepatan dari reaksi.
Fungsi perlakuan substrat didiamkan selama 5 menit di
suhu ruang adalah adalah untuk membiaskan substrat pada
kondisi lingkungan yang baru atau disebut juga dengan
adaptasi. Sehingga dapat bereaksi maksimal dengan enzim
sehingga dapat menimbulkan perubahan warna. Begitu juga
dengan ekstrak yang diambil didiamkan dulu selama 5 menit
dengan tujuan yang sama yaitu membiasakan enzim pada
lingkungan yang baru. Fungsi penambahan PP pada urease
sebagai indikator untuk memperjelas terjadinya perubahan
Grafik 2. Pengaruh
Kecepatan Reaksi
Konsentrasi
Enzim
Terhadap
b. Konsentrasi Substrat
Hasil eksperimen menunjukan bahwa dengan konsentrasi
yang tetap, maka pertambahan konsentrasi substrat akan
menaikkan kecepatan reaksi. Akan tetapi pada batas
konsenstrasi tertentu, tidak terjadi kenaikan kecepatan reaksi
walaupun konsentrasi substrat diperbesar. Pada konsntrasi
substrat rendah, bagian aktif enzim ini hanya menampung
substrat sedikit. Bila konsentrasi substrat diperbesar, makin
Grafik 3. Pengaruh
Kecepatan Reaksi
Konsentrasi
Subrat
Terhadap
c. Suhu
Oleh karena reaksi kimia itu dapat dipengaruhi oleh suhu,
maka reaksi yang menggunakan katalis enzim yang dapat
dipengaruhi oleh suhu. Pada suhu rendah reaksi kimia
berlangsung lambat, sedangkan pada suhu yang lebih tinggi
reaksi berlangsung lebih cepat. Disamping itu, karena enzim
itu adalah protein, maka kenaikan suhu dapat menyebabkan
terjadinya proses denaturasi. Kenaikan suhu sebelum
terjadinya proses denaturasi dapat menaikkan kecepatan
reaksi (Poedjiadi, 1994).
ion positif, ion negatif atau ion bermuatan ganda (zwitter ion).
Dengan demikian perubahan pH lingkungan akan
berpengaruh terhadap efektivitas bagian aktif enzim dalam
membentuk kompleks enzim substrat. Di samping pengaruh
terhadap struktur ion pada enzim, pH rendah atau pH tinggi
dapat pula menyebabkan terjadinya proses denaturasi dan ini
akan mengakibatkan menurunnya aktivitas enzim (Poedjiadi,
1994).
DAFTAR PUSTAKA
Fauziah, Lisna. 2011. Pengaruh Suhu, pH, Konsentrasi Enzim
Terhadap Kecepatan Reaksi Enzimatis. http://chocolatepurplrpharmacy.blogspot.com. Diakses: 11 Apr. 15
Filzahazny. 2009. Enzim. http://filzahazny.wordpress.com.
Diakses: 11 Apr. 15
Lehninger, Al. 1988.
Publishers Inc.
Biochemistry.
Istilah
New
Pangan
Youk:
Worth
dan
Nutrisi.
LAMPIRAN
Ekstrak
A
(Kacang
Kedelai)
B
(Kentang
)
Konsentras
i
15 tts
substrat
Substra
t
5 tts
substrat +
10 tts aq
1 tts
substrat +
14 tts aq
15 tts
subatrat
Urea
5 tts
substrat +
10 tts aq
1 tts
substrat +
14 tts aq
15 tts
substrat
Katekol
Warna
Hasil
Ket
Pink
Tua
+++
Pink
Muda
++
Pink
Pudar
Coklat
Tua
+++
Coklat
Muda
++
Coklat
Pudar
Coklat
Tua
+++
Sangat
Bekerja
Aktif
Kurang
Bekerja
Aktif
Tidak
Bekerja
Aktif
Sangat
Bekerja
Aktif
Kurang
Bekerja
Aktif
Tidak
Bekerja
Aktif
Sangat
Bekerja
Aktif
Kurang
Bekerja
Aktif
Tidak
Bekerja
Aktif
5 tts
++
Katekol Coklat
substrat +
Muda
10 tts aq
1 tts
Coklat
+
substrat +
Pudar
14 tts aq
(Sumber: Laboratorium Biokimia Pangan, 2015)
C (Apel)