Anda di halaman 1dari 53

EVALUASI

PEMBELAJARAN
Penulis
Fatih Arifah & Yustisianisa
Penerbit
Mentari Pustaka
Tebal
200 halaman
Cetakan
I 2012
I,

Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
A. Pengertian Evaluasi Pembelajaran
B. Fungsi, Tujuan, dan Prinsip Evaluasi
C. Cakupan, Jenis, dan Teknik Evaluasi
D Teknik Tes dan Non-tes
D.
Non tes
Bab II Evaluasi Pembelajaran dalam Pendidikan
K
Karakter
kt
A. Konsep Dasar Pendidikan Karakter
B. Contoh Pembelajaran
j
dalam Pendidikan
Karakter
C. Teknik Evaluasi Pembelajaran dalam
Pendidikan Karakter

Bab III Prosedur Evaluasi


A. Prinsip Prosedur Evaluasi
B. Langkah-langkah Evaluasi Pembelajaran
Bab IV Hasil Belajar sebagai Objek Evaluasi
A
A.
R
Ranah
h Kognitif
K
itif
B. Ranah Afektif
C
C.
Ranah Psikomotorik
Bab V Instrumen Evaluasi Pendidikan Karakter
A. Bentuk Instrumen Tes
B. Bentuk Instrumen Non-tes
C. Studi Perkembangan
D. Portofolio

Bab VI Pengolahan Data Hasil Evaluasi


A. Penilaian Acuan Patokan dan Penilaian Acuan
Normatif
B. Teknik
T k ik Pemberian
P b i Skor
Sk
C. Pengolahan Hasil Wawancara dan Kuesioner
D Pengolahan Data Hasil Observasi
D.
E. Pengolahan Data Skala Penilaian atau Skala
Sikap
Bab VII Refleksi dan Tindak Lanjut
j Evaluasi
A. Kriteria Keberhasilan Proses dan Hasil Belajar
B. Faktor Penyebab Kegagalan dan Pendukung
Keberhasilan
C. Tindak Lanjut Hasil Evaluasi
D. Remidi dan Pengayaan

B b VIII Pelaporan
Bab
P l
Evaluasi
E l
i
A.
Manfaat Data Hasil Evaluasi
B
B.
Jenis dan Model Laporan Evaluasi
C.
Mengomunikasikan Hasil Laporan Evaluasi
D
D.
Langkah-langkah
Langkah
langkah Melaporkan Hasil Evaluasi
Daftar Pustaka

BAB I
KONSEP DASAR EVALUASI
PEMBELAJARAN

A. Pengertian Evaluasi
Pembelajaran

B. Fungsi, Tujuan, dan Prinsip


Evaluasi

Prinsip Evaluasi (menurut H Sujati, 2010).


1. Evaluasi hasil belajar sebaiknya menjadi
bagian integral dari proses pembelajaran.
2. Evaluasi harus jelas.
3. Evaluasi harus dilakukan secara komprehensif.
4. Alat evaluasi yang dipakai harus valid dan
reliabel.
5 Ada
5.
Ad tindak
i d k lanjut
l j setelah
l h evaluasi
l
i dil
dilakukan.
k k
6. Evaluasi harus bersifat objektif dan adil.
Prinsip
P
i i Evaluasi
E l
i (menurut
(
t H.
H D
Daryanto,
t 1997).
1997)
1. Adanya keterlibatan siswa dalam evaluasi.
2. Keterpaduan.
3 Pedagogis.
3.
Pedagogis
4. Koherensi.
5. Akuntabilitas.

C. Pelaksana, Cakupan, dan Jenis


Evaluasi

Pelaksana Evaluasi
Pendidik
Satuan pendidikan
Pemerintah
Cakupan Evaluasi

Kognitif
Afektif
Psikomotorik

Jenis Evaluasi
Evaluasi formatif
Evaluasi sumatif
Evaluasi diagnostik
Evaluasi penempatan (placement)
Evaluasi seleksi

1.. Teknik
e
tes
Individu yang dievaluasi (testee) akan mengalami perlakuan
yang sama, dalam hal perintah, bentuk tugas, dan waktu yang
diperlukan untuk mengerjakan evaluasi tugas. Sehingga,
individu yang dites tersebut akan memiliki skor tertentu yang
dapat dijadikan sebagai gambaran atas apa yang telah
dievaluasi.
2. Teknik
T k ik non-tes
Teknik non-tes ini bisa digunakan untuk menilai psikomotorik
dan afektif dari peserta didik, bukan aspek kognitifnya.
Berbagai macam teknik non-tes.
1.

Pengamatan atau observasi,

2.

Skala penilaian dan sikap,

3.

Interview,

4.

Studi kasus,

5
5.

Angket atau kuesioner,


kuesioner

6.

Portofolio,

7.

Dokumentasi,

8.

Riwayat hidup,

9.

Dan sebagainya.

A. Konsep Dasar Pendidikan


Karakter
P
Pengertian
i
P didik
Pendidikan
K
Karakter
k

Karakter adalah segala sifat, watak, akhlak, serta


budi pekerti seseorang yang menjadi ciri khas dari
orang tersebut yang berhubungan dengan Tuhan
YME, diri sendiri, serta orang lain yang terwujud
dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan
perbuatan
b
b d
berdasarkan
k
norma yang berlaku
b l k di
masyarakat.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem
penanaman nilai-nilai
il i il i karakter
k
kt kepada
k
d warga
sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,
kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai
nilai nilai tersebut,
tersebut baik terhadap
Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama,
lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi
manusia insan kamil (Agus Prasetyo,
Prasetyo dkk,
dkk 2011).
2011)

Tujuan Pendidikan Karakter


Tujuan pendidikan karakter menurut
Dharma Kesuma dkk,
dkk (2011) adalah:
a. Mengembangkan kemampuan peserta
didik yang menjadikannya sebagai
makhluk yang berketuhanan (tunduk
patuh pada konsep ketuhanan) dan
mengemban amanah sebagai pemimpin di
dunia.
b. Mengembangkan, menguatkan,
memfasilitasi watak. Jadi, watak peserta
didik tidak hanya sekadar dibentuk,
namun dikembangkan (sesuai dengan
pandangan kontruktivisme).
c. Peradaban bangsa, yaitu dalam
k it
kaitannya
dengan
d
pembangungan
b
bangsa
b
Indonesia sebagai suatu bangsa.

Manfaat Pendidikan Karakter

1. Peningkatan
g
motivasi siswa dalam meraih p
prestasi
akademik.
2. Berpengaruh positif terhadap kecerdasan emosi
anak.

Strategi Pembelajaran Pendidikan


Karakter

1. Optimalisasi peran guru dalam proses pembelajaran.


2. Integrasi
g
materi p
pendidikan karakter ke dalam mata
pelajaran.
3. Guru harus memberikan reward dan punishment kepada
siswa.
4. Mengoptimalkan kegiatan pembiasaan diri yang
berwawasan pengembangan budi pekerti dan akhlak
mulia.
5. Penciptaan
P
i
li
lingkungan
k
sekolah
k l h yang kondusif
k d if untuk
k
tumbuh dan berkembangnya karakter peserta didik.
6. Menjalin kerja sama dengan orangtua peserta didik dan
masyarakat
k t dalam
d l
pengembangan
b
pendidikan
didik k
karakter.
kt
7. Menjadi figur teladan bagi peserta didik.

B. Teknik Evaluasi dalam Pendidikan


Karakter
Evaluasi
E
l
id
dalam
l
pendidikan
didik karakter
k
kt dilaksanakan
dil k
k
untuk mengukur sudahkah seorang siswa
mempunyai satu atau sekelompok karakter yang
di
ditetapkan
k sekolah
k l h dalam
d l
kurun
k
waktu
k tertentu.
Proses pengukuran bisa dilaksanakan melalui tes
atau non-tes. Teknik tes dilakukan untuk
mengetahui ranah kognitif siswa dalam
pembentukan dan pengembangan karakter,
sementara teknik non-tes dilakukan untuk
mengetahui sikap, psikomotorik, serta produk dari
pendidikan karakter yang dilakukan oleh guru.
Karakter tidak bisa dinilai dalam satu waktu saja,
saja
tetapi harus diamati secara terus-menerus dalam
kehidupan sehari-hari anak (bersifat kontinu).

BAB III
PROSEDUR EVALUASI

A. Prinsip Prosedur Evaluasi


1. T
Tujuan
j
pembelajaran
b l j
yang akan
k
dievaluasi sifatnya harus jelas.
2. Teknik yang dipilih dalam evaluasi harus
benar-benar sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
3. Teknik evaluasi y
yang
g telah dipilih
p
harus
memenuhi kebutuhan peserta didik.
4. Jika memungkinkan, untuk setiap tujuan
pembelajaran menggunakan beberapa
instrumen evaluasi.
5. Ketika melakukan penafsiran pada hasil
evaluasi guru harus mempertimbangkan
evaluasi,
kelemahan-kelemahannya.

B. Langkah-langkah Evaluasi
Pembelajaran
1.
2.
3.
4.
5.

Menyusun perencanaan evaluasi


Menghimpun
g
p data
Melakukan verifikasi data
Mengolah dan menganalisis data
Melakukan interpretasi
(penafsiran) dan menarik
kesimpulan
6. Menyimpan instrumen dan hasil
instrumen.
7. Melakukan tindak lanjut evaluasi

BAB IV
HASIL BELAJAR SEBAGAI
OBJEK EVALUASI

A. Ranah Kognitif
Kognitif adalah hal-hal yang terkait dengan
intelektual seseorang, misalnya menghafal,
memberikan definisi
definisi, mengerjakan soal,
soal
mengarang, dan sebagainya.

6 tahapan
t h
proses kognitif
k
itif menurutt Anderson:
A d
1. Mengingat (remembering) = C1
2. Memahami (understand) = C2
3 Mengaplikasikan
3.
M
lik ik (apply)
(
l ) = C3
4. Menganalisis (analyze)
5. Mengevaluasi (evaluate)
6. Mencipta (create)

B. Ranah Afektif
Afektif adalah hal-hal yang terkait
dengan
g
sikap seseorang
g
Tahapan proses afektif adalah:
1. Penerimaan (receiving)
2. Responsi (responding)
3. Acuan nilai (valuing)
4. Organisasi
(organization)
5. Karakterisasi (menjadi
karakter)

A. RanahPsikonotorik
Perilaku psikomotor menekankan pada
keterampilan neuro-mascular, yaitu
keterampilan yang bersangkutan dengan
gerakan otot.
Taksonomi oleh Harrow (1972)
1. Meniru
2. Manipulasi
3. Ketepatan gerakan
4. Artikulasi
5. Naturalisasi

6 tingkatan dalam domain psikomotorik


a. Gerakan refleks (gerakan yang tidak disadari)

b. Gerakan dasar (basic fundamental movements). Gerakan dasar


adalah gerakan yang muncul tanpa latihan tapi dapat diperhalus
melalui praktik.

c. Gerakan perseptual (perceptual ability), adalah gabungan dari


kemampuan perseptual dan fungsi gerak.

d. Gerakan kemampuan fisik (psysical abilities), gerak yang lebih


efisien, berkembang melalui kematangan dan belajar.

e. Gerakan terampil (skilled movements), gerakan yang dapat


mengontrol berbagai tingkatan gerak, terampil, tangkas, cekatan,
melakukan g
gerak yang
y g sulit dan rumit (kompleks).
(
p
)
f. Gerakan indah dan kreatif (non-discursive communication),
mengomunikasikan perasaan melalui gerakan.

BAB V

INSTRUMEN EVALUASI PENDIDIKAN


KARAKTER

A. Bentuk Instrumen Tes

Diagram Teknik Tes

Teknik tes dibagi menjadi 3 jenis, yaitu tulisan,


lisan, dan tindakan.
1. Tes tulisan adalah tes yang disajikan secara
tertulis, baik pertanyaan yang diajukan maupun
cara menjawabnya. Jadi, ada dua perangkat
penting dalam teknik tes tulisan, yaitu lembar
soal dan lembar jawab.
jawab
2. Tes lisan adalah tes yang dilakukan dengan
cara komunikasi
k
ik i llangsung
g
g antara
t
orang
g yang
g
melakukan tes dan orang yang dites.
3. Tes tindakan
d k
adalah
d l hb
bentuk
k tes yang
disajikan dalam bentuk tugas tindakan. Dalam
teknik ini peserta tes menyelesaikan tugas
sementara tester memberikan instruksi berupa
tugas serta melakukan pengamatan.

B. Bentuk Instrumen Non-tes

Diagram Teknik Non-tes

1. Wawancara
Kelebihan dari wawancara adalah dapat kontak secara
l
langsung
dengan
d
peserta didik sehingga
hi
bi
bisa mengungkapkan
k k
jawaban secara lebih leluasa dan mendalam. Selain itu,
hubungan antara guru dan peserta didik pun bisa dibina
menjadi lebih baik.
Ada dua jenis wawancara yang biasa dilakukan, yaitu
wawancara berstruktur dan wawancara tidak berrstruktur
atau b
bebas.
b
P
Pada
d wawancara b
berstruktur,
k
kemungkinan
k
ki
jawaban telah disiapkan sehingga peserta didik hanya tinggal
mengategorikan jawabannya, diolah dan kemudian dianalisis
untuk disusun kesimpulan.
Sementara itu, pada wawancara bebas, jawaban tidak perlu
disiapkan. Hal ini membuat peserta didik bebas dalam
mengemukakan
k k
pendapatnya.
d
t
Keuntungan
K
t
dari
d i wawacara
bebas adalah informasi yang diperoleh lebih jelas dan
lengkap meskipun guru harus bekerja lebih keras dalam
menganalisis jawaban
jawaban-jawaban
jawaban peserta didik.

2 Kuesioner
2.
Kuesioner (angket) merupakan salah satu
bentuk evaluasi yang berupa pertanyaanpertanyaan dalam kertas dan responden
diminta untuk mengisi jawaban kolomkolom
kolom yang telah tersedia.

3. Observasi
Hal yang diingat adalah observasi harus dilaksanakan
pada saat proses kegiatan itu berlangsung. Sebelumnya,
pengamat harus menetapkan aspek-aspek perilaku
seperti apa yang akan diobservasi. Kemudian, aspek
aspekaspek tersebut dirancang sebagai pedoman dalam
melakukan observasi.

4. Skala Sikap dan Penilaian


a. Skala sikap dipakai untuk mengukur sikap
seseorang terhadap objek tertentu.
b. Skala penilaian mengukur penampilan atau
perilaku orang lain oleh seseorang melalui
pernyataan perilaku individu pada suatu
kategori yang bermakna nilai.

5. Sosiometri
Instrumen sosiometri merupakan
teknik evaluasi yang tepat untuk
mengetahui kemampuan peserta
didik dalam menyesuaikan diri,
diri
terutama hubungan sosialnya dengan
teman sekelas.

5. Sosiometri
Instrumen sosiometri merupakan teknik
evaluasi yang tepat untuk mengetahui
k
kemampuan
peserta didik d
dalam
l
menyesuaikan diri, terutama hubungan
sosialnya dengan teman sekelas.

C. Studi Perkembangan
Studi perkembangan merupakan teknik yang hampir
sama dengan studi kasus. Jika studi kasus dapat
dilakukan dalam kurun waktu tertentu (tergantung
(
g
g
pada individu dan permasalahan yang dihadapinya),
studi perkembangan dilakukan dalam kurun waktu
yang sangat lama (tergantung pada perkembangan
i di id da
individu
dan perubahan
e baha karakter
ka akte yang
a g te
terjadi
jadi
padanya).
1. Studi longitudinal
g
studi perkembangan dilakukan dengan metode jangka
panjang yang menggunakan sampel (contoh) sama.
2. Metode cross sectional
2
studi perkembangan dengan metode ini dilakukan
dalam waktu tertentu. Hal ini membuat metode cross
sectional bisa digunakan
g
untuk menutup
p kelemahan
pada metode longitudinal.
Metode cross sectional ini tepat digunakan jika ingin
mengetahui karakteristik peserta didik secara umum
pada taraf yang berbeda.
berbeda

D. Portofolio
Penilaian portofolio adalah penilaian yang
berusaha menggali,
gg , mengumpulkan,
g
p
,
melaporkan, serta menggunakan
otentisitas atau keaslian dari penampilan
atau
t
ki
kinerja
j k
kegiatan
gi t
belajar
b l j peserta
t
didik.
Evaluasi portofolio dikembangkan
berdasarkan teori konstruktivistik, yaitu
asumsi bahwa peserta didik merupakan
pribadi yang unik dan mampu membangun
sebuah pengetahuan berdasarkan
pandangan dan kemampuan mereka
masing-masing.

BAB VI

PENGOLAHAN DATA
HASIL EVALUASI

A. Penilaian Acuan Norma (PAN) dan


Penilaian Acuan Patokan (PAP)
1. Penilaian acuan norma merupakan
penilaian yang menggunakan acuan
pada rata-rata kelompok yang sifatnya
relatif sehingga dapat diketahui posisi
kemampuan siswa di antara temantemannya.
2. Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Penilaian acuan patokan atau PAP
merupakan penilaian yang
menggunakan
k
acuan pada
d ttujuan
j
pembelajaran atau kompetensi yang
harus dikuasai oleh siswa.

B. Teknik Pemberian Skor


1. Penyekoran untuk tipe tes benar salah (true false)
2. Teknik Penyekoran Tipe Menjodohkan (Matching Test)
3. Teknik Penyekoran Pilihan Ganda
4. Penyekoran soal uraian

C. Pengolahan
C
P g l h
Data
D t Hasil
H il Wawancara
W
dan Kuesioner
Wawancara atau kuesioner bertujuan
j
untuk
mengetahui:
Kegiatan yang digunakan peserta didik untuk
mengisi
g
waktu luangnya
g y di rumah,
Kebiasaan belajar yang biasanya dilakukan oleh
siswa.

D. Pengolahan Data Hasil


Observasi
OBSERVASI
Keterampilan Membuat Bunga Kertas
Nama siswa: ..
Pendidikan :..
Nilai
No

Aspek yang dinilai

Pengamatan
1

Persiapan alat dan bahan

Kesungguhan saat mengerjakan

Sikap ketika mengerjakan

4
5

Pemanfaatan waktu ketika


mengerjakan
Kerapian hasil pekerjaan
J
Jumlah
l h

13

Pengamat,

Dari contoh di atas skor hasil observasi adalah:


3+3+3+2+2=13
Maka,
M
k nilai
il i rata-rata
t
t untuk
t k kelima
k li
aspek
k tersebut
t
b t
adalah 13/5 = 2,6.
Skor ini cukup tinggi sebab maksimum rata-rata
rata rata atau
skor maksimum untuk setiap aspek adalah 3. Dengan
demikian, skor maksimalnya adalah 15 (3x5).
Skor ini bisa juga dikonversikan ke dalam bentuk
standar 10 atau 100.
Konversi ke dalam standar 10 adalah 13/15 x 10 = 8,67
Konversi ke dalam standar 100 adalah 13/15 x 100 = 86,7
Dari skor di atas, dapat dilihat bahwa peserta didik
tersebut mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

E. Pengolahan Data Skala Penilaian


atau
t
Skala
Sk l Sikap
Sik
Data yang diperoleh dari instrumen skala sikap
dan skala penilaian berbentuk skor atau data
interval. Oleh sebab itu, pengolahan datanya
hampir sama dengan observasi.
Skala Penilaian
Perilaku Siswa Ketika Berdiskusi
Nama siswa
:
Mata pelajaran:

No

Skala nilai

Pernyataan

1.

Penguasaan materi diskusi

2.

Bekerja sama dalam mengerjakan tugas

3.

kelompok

4.

Bahasa yang digunakan ketika diskusi

5.

g
pendapat
p
p
Keberanian mengemukakan
Menghormati
berbicara

siswa

lain

yang sedang

Keterangan
A (skor 4)
B (skor 3)

C (skor 2)
D (skor 1)

Dari contoh di atas skor skala penilaian adalah:


3+2+3+3+2=13
Maka, nilai rata-rata untuk kelima aspek tersebut
adalah 13/5 = 2,6.
Sk maksimum
Skor
k i
untuk
k setiap
i
aspek
k adalah
d l h4
4.
Dengan demikian, skor maksimalnya adalah 20
(4x5).
K
Konversi
ik
ke d
dalam
l
b
bentuk
t k standar
t d 10 atau
t
100
100.
Konversi ke dalam standar 100 adalah 13/20 x 10 =
65
Konversi ke dalam standar 10 adalah 13/20 x 100 =
6,5

BAB VII
REFLEKSI DAN TINDAK LANJUT
EVALUASI

A. Kriteria Keberhasilan Proses


dan Hasil Belajar
1. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Mekanisme penetapan KKM adalah sebagai berikut:

KKM
Ibdikator

KKM KD
KKMKD

KKM SK
KKMSK

Bagan Mekanisme Penetapan KKM

M MP
MMP

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam


menentukan KKM adalah sebagai berikut:
1. Kompleksitas, yaitu tingkat kesukaran dari
indikator tersebut. Tingkat kesukaran dapat dilihat
d
dari
seberapa
b
llama waktu
k yang d
dibutuhkan
b
hk
untuk
k
memahami materi, latihan, pengulangan, dan
sebagainya.
2. Daya dukung, yaitu ketersediaan sarana dan
prasarana yang dimiliki oleh sekolah untuk
mendukung penyampaian indikator/materi tersebut.
tersebut
3. Intake siswa, yaitu kemampuan rata-rata yang
dimiliki oleh siswa.

2. Tingkat Kriteria Keberhasilan


Misalnya, kriteria yang umum digunakan untuk
keberhasilan proses dan hasil belajar adalah sangat
b ik baik,
baik,
b ik cukup,
k dan
d
k
kurang.

Kriteria yang diterapkan misalnya adalah sebagai


berikut:
Tingkat sangat baik, jika skor hasil tes siswa < 80
Tingkat baik,
baik , jika 60 < skor hasil tes siswa < 80
Tingkat cukup, jika 40 < skor hasil tes siswa < 60
Tingkat kurang, jika skor siswa < 40

B. Faktor Penyebab Kegagalan dan


P d k
Pendukung
K b h il
Keberhasilan
Faktor penyebab kegagalan maupun pendukung
keberhasilan dalam proses pembelajaran, dapat
diamati oleh guru secara pribadi. Selain
dil k k
dilakukan
i di id l oleh
individual
l h guru kelas,
k l
guru juga
j
dapat meminta bantuan dari orang lain untuk
melihat proses pembelajaran yang telah
dil k k
dilakukan.
P
Proses
pembelajaran
b l j
t
tersebut
b t dapat
d
t
diamati dengan menggunakan lembar observasi
keterlaksanaan pembelajaran.

C. Tindak Lanjut Hasil Evaluasi


1. Perbaikan Rencana Pembelajaran
j

2 Upaya
2.
U
Optimalisasi
O ti
li
iP
Proses P
Pembelajaran
b l j

D. Remidi dan Pengayaan


Remidi
R
idi adalah
d l hb
bentuk
t k ti
tindak
d k lanjut
l j t yang dil
dilakukan
k k
oleh guru pada siswa yang memiliki hasil proses dan
hasil belajar yang rendah atau tidak mencapai
standar yang ditetapkan.
ditetapkan Sebaliknya,
Sebaliknya pengayaan
adalah bentuk tindak lanjut yang diberikan untuk
siswa yang telah mencapai standar yang ditetapkan,
bahkan memiliki prestasi yang lebih baik lagi.
lagi

BAB VIII
PELAPORAN EVALUASI

A. Manfaat Data Hasil Evaluasi


1. Siswa
Mengetahui tentang kesulitan belajarnya, cara belajar,
hubungan sosialnya, serta perkembangan karakter yang
ada dalam dirinya.

2. Guru
Mengetahui kemampuan dirinya sebagai pengajar
g pendidik, baik kelebihan maupun
sekaligus
kekurangannya.

3. Sekolah
Pembinaan bagi guru dan siswa berdasarkan masukan
dan aspirasi dari berbagai pihak, misalnya dengan
melengkapi saran dan prasarana, mengadakan training,
g
y
dan sebagainya.

4. Orangtua
Sebagai
g informasi tentang
g perkembangan
p
g
belajar
j dan
kepribadian siswa.

B. Jenis dan Model Laporan Evaluasi

Menggunakan kategori

Menggunakan angka

Menggunakan narasi
Menggunakan kombinasi
angka, kategori, dan
narasi
Menggunakan tabel,
grafik, ataupun histogram

C. Mengomunikasikan Hasil
Laporan Evaluasi
Strategi mengomunikasikan hasil laporan
evaluasi:
1 Menggunakan
1.
M
k
kartu
k
llaporan ((report card).
d)
2. Newsletter (nawala) dan web site.
3. Konferensi guru dan orangtua.

D. Langkah-langkah
Melaporkan Hasil Evaluasi
1. Pelaporan evaluasi kepada peserta didik.
2. Pelaporan evaluasi kepada orangtua.
3. Pelaporan evaluasi kepada dewan sekolah.

Anda mungkin juga menyukai