Anda di halaman 1dari 14

SPEKTROFOTOMETER

MAKALAH INSTRUMENTASI
SPEKTROFOTOMETER
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah instrumentasi

Disusun Oleh :
Reguler A
1.

Dyahwisnu Candrakirana

2.

Eka Isty Rustanti

3.

Monika Anggraeni

(P17434011010)
(P17434011011)
(P17434011024)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


ANALIS KESEHATAN
SEMESTER II
TAHUN AKADEMIK 2011/2012

DAFTAR ISI

Cover .

Daftar Isi
I.

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .
4

Pembahasan
2.1 Definisi .

2.2 Prinsip Kerja .

2.3 Bagian-Bagian ..

2.4 Jenis-Jenis .

2.5 Cara Kerja .

2.6 Kalibrasi

10

2.7 Perawatan .
III.

3
3

1.2 Tujuan ..
II.

11

Penutup ..
3.1 Kesimpulan

12
12

Lampiran 1. Tabel-Tabel ...

13

Lampiran 2. Gambar .

14

Referensi

17

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan semakin kompleksisitas berbagai keperluan saat ini, analisis kimia
dengan

mempergunakan metoda fisik dalam hal identifikasi dari

berbagai

selektifitas fungsi polimer campuran, pemodifikasi dan aditif digunakan untuk


plastik dan elastomer. Spektroskopi infra merah, metoda pengukuran fotometer UV,
gas dan liquid kromatografi dan spektroskopi masa bersama sama dengan dari
metoda pengukuran termoanalisis (DSC-TGA) merupakan alat yang teliti sebagai
pilihan untuk analisis kwalitatif dan kwantitatif bahan.
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang
digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan
kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Sedangkan
peralatan yang digunakan dalam spektrofometri disebut spektrofotometer. Cahaya
yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi
dapat berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron yang
adapada atom ataupun molekul yang bersangkutan.
Para kimiawan telah lama menggunakan bantuan warna sebagai bantuan
dalam mengenali zat-zat kimia. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai suatu
perluasan pemeriksaan visual yang dengan studi lebih mendalam dari absorpsi
energi radiasi oleh macam-macam zat kimia memperkenankan dilakukannya
pengukuran ciri-ciri serta kuantitatifnya dengan ketelitian lebih besar (Day dan
Underwood, 1993).

1.2 Tujuan
a.

Mengetahui Definisi Spektrofotometer

b.

Mengetahui Prinsip kerja Spektrofotometer

c.

Mengetahui Bagian Spektrofotometer

d.

Mengetahui Jenis Spektrofotometer

e.

Mengetahui Cara Kerja Spektrofotometer

f.

Mengetahui Kalibrasi Spektrofotometer

g.

Mengetahui Perawatan Spektrofotometer

II.

PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Spektrofotometer merupakan alat

yang

digunakan

untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya denganpanjang gelo


mbang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian d
ari cahaya tersebut akandiserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari
cahaya yang dilewatkan akan sebanding dengan konsentrasi larutandi dalam kuvet.
Spektrofotometri sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari
spektometer dan fotometer.Spektrometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan
panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya
yang ditransmisikan atau yang diabsorbsi.
Filter sinar: (nm) <400 400-450 450-500 500-570 570-590 590-620 620750 >750. Warna UV: Violet Biru Hijau Kuning Jingga Merah Infra Merah
Penyerapan sinar uv dan sinar tampak oleh molekul, melalui 3 proses yaitu :
1.

Penyerapan oleh transisi electron ikatan dan electron anti ikatan.

2.

Penyerapan oleh transisi electron d dan f dari molekul kompleks

3.

Penyerapan oleh perpindahan muatan.Interaksi antara energy cahaya dan molekul


dapat digambarkan sbb :
E = hv
Dimana: E = energy (joule/second)
h = tetapan plank
v = frekuensi foton

2.2 Prinsip Kerja


Prinsip kerja spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik maupun
campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan
dipantulkan, sebagian diserap dalam medium itu, dan sisanya diteruskan. Nilai yang
keluar dari cahaya yang diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi karena
memiliki hubungan dengan konsentrasi sampel.
2.3 Bagian-Bagian
Secara umum Spektrofotometer memiliki 4 bagian penting, yaitu:
a.

Sumber Cahaya
Sebagai sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah memiliki pancaran
radiasi yang stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber energi cahaya yang biasa untuk
daerah tampak, ultraviolet dekat, dan inframerah dekat adalah sebuah lampu pijar
dengan kawat rambut terbuat dari wolfram (tungsten). Lampu ini mirip dengan bola
lampu pijar biasa, daerah panjang gelombang (l) adalah 350 2200 nanometer
(nm).

b.

Monokromator
Monokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan cahaya
polikromatis

menjadi

beberapa

komponen

panjang

gelombang

tertentu

(monokromatis) yang bebeda (terdispersi).


c.

Cuvet
Cuvet spektrofotometer adalah suatu alat yang digunakan sebagai tempat
contoh atau cuplikan yang akan dianalisis. Cuvet biasanya terbuat dari kwars,
plexigalass, kaca, plastic dengan bentuk tabung empat persegi panjang 1 x 1 cm
dan tinggi 5 cm. Pada pengukuran di daerah UV dipakai cuvet kwarsa atau
plexiglass, sedangkan cuvet dari kaca tidak dapat dipakai sebab kaca mengabsorbsi
sinar UV. Semua macam cuvet dapat dipakai untuk pengukuran di daerah sinar
tampak (visible).

d.

Detektor
Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada
berbagai panjang gelombang. Detektor akan mengubah cahaya menjadi sinyal

listrik yang selanjutnya akan ditampilkan oleh penampil data dalam bentuk jarum
penunjuk atau angka digital.
2.4 Jenis-Jenis
Spektrofotometer memiliki jenis yang berbeda-beda. Jenis-jenis tersebut
dibedakan berdasarkan:
1.

Teknik optika sinar

1.1 Spektrofotometer optika sinar tunggal (single beams optic)


Cahaya hanya melewati satu arah sehingga nilai yang diperoleh hanya nilai
absorbansi dari larutan yang dimasukan. Dapat digunakan untuk kuantitatif dengan
mengukur absorbansi pada panjang gelombang tunggal. Semua cahaya melewati
seluruh sel sampel. Contoh alat spektrofotometer single beam adalah spektronik
20. Alat ini merupakan desain paling awal tetapi masih banyak digunakan baik
dalam pengajaran maupun laboratorium industri.
Mempunyai beberapa keuntungan yaitu sederhana, harganya murah, dan
mengurangi

biaya

yang

ada

merupakan

keuntungan

yang

nyata.

Panjang

gelombang paling rendah adalah 190 sampai 210 nm dan paling tinggi adalah 800
sampai 1000 nm (Skoog, DA, 1996).
Komponen dari suatu spektrofotometer berkas tunggal :
1.

Suatu sumber energi cahaya yang berkesinambungan yang meliputi daerah


spektrum dimana instrument itu dirancang untuk beroperasi.

2.

Suatu monokromator, yakni suatu piranti untuk mengecilkan pita sempit panjangpanjang gelombang dari spektrum lebar yang dipancarkan oleh sumber cahaya.

3.

Suatu wadah sampel (kuvet)

4.

Suatu detektor, yang berupa transduser yang mengubah energi cahaya menjadi
suatu isyarat listrik.

5.

Suatu pengganda (amplifier), dan rangkaian yang berkaitan membuat isyarat


listrik itu memadai untuk di baca.

6.

Suatu sistem baca (piranti pembaca) yang memperagakan besarnya isyarat listrik,
menyatakan dalam bentuk % Transmitan (% T) maupun Adsorbansi (A).

1.2 Spektrofotometer optika sinar ganda (double beams optic).


Cahaya terbagi ke dalam dua arah/berkas. Berkas cahaya pertama melewati
sel pembanding, dan cahaya yanglainnya melewati sel sampel. Berkas cahaya
kemudian bergabung kembali, masuk ke detektor. Detektor merespon cahaya netto
dari kedua arah. Beberapa alat double beam memiliki dua detektor, sampel dan
sinar penghubung diukur pada waktu yang sama. Nilai blanko dapat langsung
diukur bersamaan dengan larutan yang diinginkan dalam satu kali proses yang
sama.
Digunakan pada panjang gelombang 190 sampai 750 nm. Mempunyai dua
sinar yang dibentuk oleh potongan cermin yang berbentuk V yang disebut pemecah
sinar. Sinar pertama melewati larutan blangko dan sinar kedua secara serentak
melewati

sampel,

mencocokkan

foto

detektor

yang

keluar

menjelaskan

perbandingan yang ditetapkan secara elektronik dan ditunjukkan oleh alat pembaca
(Skoog, DA, 1996).
2

Daerah spectrum yang akan dieksplorasi

2.1 Spektrofotometer ultraviolet (UV)


Menggunakan lampu deuterium atau disebut juga heavi hidrogen
2.2 Spektrofotometer sinar tampak (VIS)
Sumber cahaya yang digunakan adalah lampu tungsten halogen atau sering
disebut wolfram. Lampu tungsten halogen menghasilkan cahaya tampak dalam
daerah panjang gelombang 350-800 nm. Lampu tersebut terbuat dari tabung
kuarsa yang berisi filamen tungsten dan sejumlah kecil iodine. Lampu ini mirip
dengan lampu yang terdapat dalam perumahan dan perkantoran.
2.3 Spektrofotometer infra merah (IR)
Menggunakan photodiode yang telah dilengkapi monokromator
2.4 Spektrofotometer serapan atom (UV-VIS)
Sumber cahaya yang digunakan adalah kombinasi antara lampu tungsten
halogen dan lampu deuterium (D2).Lampu deuterium (D2) dapat menghasilkan
cahaya dalam daerah 160-380 nm.
2.5 Cara Kerja

Sinar berasal dari dua lampu yang berbeda, yaitu lampu wolfram untuk sinar Visible
(sinar tampak = 38 780nm) dan lampu deuterium untuk sinar Ultra Violet (180-380nm)
pada video lampu yang besar. Pilih panjang gelombang yang diinginkan/diperlukan. Kuvet,
ada dua karena alat yang dipakai tipe double beam, disanalah kita menyimpan sample dan
yang satu lagi untuk blanko. Detektor atau pembaca cahaya yang diteruskan oleh sampel,
disini terjadi pengubahan data sinar menjadi angka yang akan ditampilkan pada reader.
Yang harus dihindari adanya cahaya yang masuk ke dalam alat, biasanya pada saat
menutup tenpat kuvet, karena bila ada cahaya lain otomatis jumlah cahaya yang diukur
menjadi bertambah.
2.6 Kalibrasi
2.6.1

Kalibrasi Alat
Kalibrasi yang dimaksud ini adalah men-seting blank alat spektrofotometer,
sebelum digunakan untuk analisis. Secara umum sbb:

1.

Nyalakan alat spektrofotometer

2.

Isi kuvet dengan larutan blanko (aquades)

3.

Diseting/diatur panjang gelombang untuk kalibrasi.


->keterangan: 0%T itu diukur saat kuvet dalam keadaan kosong. 100%T itu diukur
saat kuvet dalam keadaan terisi larutan.

4.

Kuvet berisi larutan blanko dimasukkan ke spektrofotometer

5.

lalu tekan tombol 0 ABS 100%T, tunggu sampai keluar kondisi setting blank (dalam
bentuk teks)

2.6.2

Matching Cuvet

1.

Sediakan paling tidak 3-5 cuvet.

2.

Disiapkan larutan CoCl2 dan aquades (blanko).

3.

Atur posisi 0%T dan 100%T.

4.

Ukur %T dari larutan CoCl2 dengan menggunakan cuvet-cuvet tadi. Tandai cuvet
yang menghasilkan %T yangsangat mendekati sama (lebih baik

sama jika

memungkinkan). Kuvet yang matching ini akan mempunyai ketebalan sama. Ukur
juga ketebalan (diameter) kuvet. Biasanya 1 cm.
5.

Ambil 2 cuvet yang matching untuk percobaan, misalnya kuvet I dan kuvet II.
Dua kuvet ini akan digunakan selanjutnya.

2.6.3
1.

Membuat Spektrum Serapan


disiapkan 2 cuvet tadi. kuvet I diisi blanko, sedangkan kuvet II untuk diisi larutan
CoCl2 untuk dibuat spektrum serapannya.

2.

diukur %T larutan CoCl2 mulai panjang gelombang 490-520nm (karena secara teori
daerah serapan larutan CoCl 2berada di panjang gelombang disekitar 510nm).
Pengukurannya dimulai dari panjang gelombang 490-500 dengan interval 5nm, lalu
500-510 dengan interval 1 nm (dibuat kecil karena mendekati teori), lalu 510 520
dengan interval 1nm juga.

2.7 Perawatan
2.7.1

Sebelum dilakukan pengukuran sampel, terlebih dahulu dilakukan kalibrasi


menggunakan blanko

2.7.2

Pastikan dalam penggunaanya tidak ada cairan yang tumpah, apabila ada
tumpahan bersihkan dengan kain lap kering atau tissue

2.7.3

Setelah selesai digunakan, cabut stop kontak

III.

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

a.

Spektofotometri merupakan alat yang digunakan untuk mengukur energi

secara relative jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan


sebagai fungsi dari panjang gelombang.

b.

Bila cahaya (monokromatik maupun campuran) jatuh pada suatu medium

homogen, sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan, sebagian diserap dalam
medium.

c.

Spektrofotometri

memiliki

bagian

penting

yaitu:

sumber

cahaya,

monokromator, kuvet dan detector.

d.

Spektofotometri dibagi menjadi 2 jenis, menurut optika sinarnya dan daerah

spectrum. Jenis tersebut juga dibagi menjadi beberapa jenis.

e.

Cahaya dari spektofotometri dilewatkan ke sampel dan diteruskan ke

detector.

f.

Kalibrasi terdiri dari kalibrasi alat, matching kuvet, dan membuat spectrum

serapan.

g.

Perawatan yang harus dilakukan cairan jangan sampai ada yang tumpah

pada alat.

LAMPIRAN 1 - TABEL-TABEL
Spektrofotometer berkas
tunggal

Spektrofotometer berkas
ganda

Penentuan spektrum serapan


secara manual, sehingga boros
waktu

>>Secara otomatis, sehingga


hemat waktu.

Harga lebih murah

Lebih mahal

Baik untuk analisa kualitatif

Baik untuk analisa kuantitatif,


karena lebih akurat.

Table 1. Perbedaan Spektrofotometer berkas tunggal dan ganda

Panjang
gelombang

Warna

Warna
Komplementer

(nm)
Lembayung (violet)

Kuning-hijau

435 480

Biru

Kuning

480 490

Hijau-biru

Jingga

490 500

Biru-hijau

Merah

500 560

Hijau

Ungu (purple)

560 580

Kuning-hijau

Lembayung (violet)

580 595

Kuning

Biru

595 610

Jingga

Hijau-biru

610 750

Merah

Biru-hijau

2.

Spektrum
tampak dan
warna-

400 435

komplementer

Table

warna

Warna

Interval

Interval

Red

625 to 740 nm

480 to 405 THz

cahaya

Orange

590 to 625 nm

510 to 480 THz

tampak

Yellow

565 to 590 nm

530 to 510 THz

Green

520 to 565 nm

580 to 530 THz

Cyan

500 to 520 nm

600 to 580 THz

Blue

430 to 500 nm

700 to 600 THz

Violet

380 to 430 nm

790 to 700 THz

Tabel

3.

Spektrum

REFERENSI
http://biologi.lipi.go.id/bio_bidang/mikro_indonesia/analisa_umum1b_fasilitas_fitokim
ia.php
http://www.ecvv.com/product/2016846.html
http://indonetwork.co.id/askotama/1640231/uv-vis-spectrophotometer-single-beammapada-uv-3300-series.htm
http://catatankimia.com/catatan/spektrofometri-uv-vis.html
http://www.olisweb.com/Products/Absorbance/PE-983-IR.html
Basset J et al. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Cairns D. 2009. Intisari Kimia Farmasi Edisi Kedua. Penerjemah : Puspita Rini. Jakarta
: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Terjemahan dari : Essentials of Pharmaceutical
Chemistry Second Edition.
Day R dan Underwood A. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam.
Penerjemah : Sopyan Iis. Jakarta : Erlangga. Terjemahan dari : Quantitative Analysis
Sixth Edition.

Khopkar S. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas Indonesia (UIPress)

Anda mungkin juga menyukai