Anda di halaman 1dari 18

Laporan Kerja Praktek Teknik Mesin FT-UA

Sejak 1910

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Belt Conveyor
Belt conveyor merupakan salah satu alat transportasi yang digunakan
untuk mengirim/memindahkan material berupa pasir, batubara, semen dan lain
sebagainya. Sistem belt conveyor adalah sistem yang menggunakan satu atau dua
motor penggerak yang akan menggerakkan pulley pembawa belt (sabuk) melalui
sebuah transmisi atau gearbox pereduksi putaran dan sabuk yang dibawa oleh
pulley yang terpasang antara head pulley dan tail pulley.
2.2. Jenis-Jenis Belt Conveyor
Adapaun jenis dari belt conveyor adalah :
1. Belt conveyor: Digunakan untuk mengangkut beban yang ringan.
Contohnya bubuk kertas. Bentuk belt conveyor dapat dilihat pada
gambar 2.1 berikut:

Gambar 2.1 Penggunaan Belt Conveyor di Industri Makanan [11]

2. Bulk handling conveyor: digunakan untuk mengangkut bahan curah,


seperti : batubara dan lain-lain. Contoh bulk handling conveyor dapat
dilihat pada gambar 2.2 berikut ini:

Rezki Haziq Zaki


1010912051

Laporan Kerja Praktek Teknik Mesin FT-UA

Sejak 1910

Gambar 2.2 Penggunaan Belt Conveyor di Industri Pertambangan [12]


Belt conveyor mempunyai kapasitas yang besar (500 sampai 5000 m3/ jam
atau lebih). Kemampuan untuk memindahkan bahan dalam jarak (500 sampai
1000 meter atau lebih). Pemeliharaan dan operasi yang mudah telah menjadikan
belt conveyor secara luas digunakan sebagai mesin pemindah material.
Berdasarkan perencanaan, belt conveyor dapat dibedakan sebagai berikut:
a.
Stationary conveyor
b.
Portable (mobile) conveyor
Berdasarkan lintasan gerak, belt conveyor diklasifikasikan sebagai ;
a. Horizontal
b. Inklinasi
c. Kombinasi horizontal dan inklinasi

2.3. Prinsip Kerja Belt Conveyor


Material dimasukkan ke dalam corong pengisian dan material berada di
atas belt, belt berjalan karena adanya putaran dari pulley yang digerakkan oleh
motor penggerak, kemudian secara tidak langsung idler (pulley-pulley kecil) di
bawah belt ikut bergerak sebagai penyangga langsung dari belt dan material.
Kemudian material yang di bawa oleh belt conveyor yang telah sampai ke tempat
tujuan dicurahkan ke dalam hopper. Belt conveyor memiliki kemiringan tertentu
dengan beberapa jenis material.

2.4. Komponen Belt Conveyor


Pada umumnya belt conveyor terdiri dari: kerangka (frame), dua buah
pulley yaitu pulley penggerak (driving pulley) pada head dan pulley pembalik
(take pulley) pada tail ens, sabuk lingkar (endless belt), idler roller atas dan idler
roller bawah, unit penggerak, cawan pengisi (feed hopper) yang dipasang di atas
conveyor, saluran buang (discharge spout) dan pembersih belt (belt cleaner) yang

Rezki Haziq Zaki


1010912051

Laporan Kerja Praktek Teknik Mesin FT-UA

Sejak 1910

biasanya dipasang dekat head pulley. Komponen-komponen belt conveyor


tersebut dapat dilihat pada gambar 2.4 berikut:

Gambar 2.3 Komponen Belt Conveyor [4]


Komponen-komponen dari belt conveyor tersebut dijelaskan secara rinci
sebagai berikut:
1. Belt
Bahan dasar dari belt textile adalah carcass, yang juga terbuat dari
berbagai bahan yang disesuaikan dengan penggunaannya, umumnya terbuat dari:
cotton, staple rayon, cotton nylon, rayon nylon, nylon, dan polyester nylon.
Syarat umun sebuah belt yaitu:
Tahan terhadap beban tarik
Tahan terhadap beban kejut
Perpanjangan spesifik yang rendah
Fleksibel
Tidak menyerap air
Ringan
Jika dibuat penampang melintang sebuah belt maka akan tampak bagian
belt yang terdiri dari:
Top cover (lapisan karet atas)
Breaker ply (pelindung carcass)
Pabrik carcass (penguat carcass)
Bottom cover (lapisan pelindung bawah)

Rezki Haziq Zaki


1010912051

Laporan Kerja Praktek Teknik Mesin FT-UA

Sejak 1910

Pada gambar 2.5 berikut dapat dilihat beberapa penampang dari lapisan
belt conveyor:

Gambar 2.4 Penampang Belt Conveyor [4]


Keterangan:
b = Tebal belt
1 = Lapisan belt
2 = Cover
1 = Bagian yang dibebani
2 = Bagian pembalik
Pembagian belt:
a. Sabuk rata (flat belt)
Sabuk rata dipasang pada pulley silinder dan meneruskan putaran antara
dua poros yang jaraknya dapat sampai 10 m dengan perbandingan putaran antara
1/1 sampai 6/1. Bentuk sabuk rata dapat dilihat pada gambar 2.6 berikut:

Gambar 2.5 Sabuk Rata [4]


b. Sabuk -V (V-belt)
Penampang sabuk -V berbentuk trapesium dan dipasang pada pulley yang
alurnya sama dengan penampang sabuk. V-belt dapat meneruskan putaran antara
dua poros yang jaraknya dapat mencapai 5 m dengan perbandingan putaran antara
1/1 sampai dengan 7/1. Bentuk V-belt diperlihatkan Pada gambar 2.7 berikut:

Rezki Haziq Zaki


1010912051

Laporan Kerja Praktek Teknik Mesin FT-UA

Sejak 1910

Gambar 2.6 Sabuk-V [4]

Klasifikasi V-belt

Sabuk V jenis standar, terdiri dari tipe A, B, C, D dan E. Gambar 2.8


memperlihatkan spesifikasi sabuk V standar.

Gambar 2.7 Sabuk V tipe standar (satuan: mm)

Sabuk V kapasitas tinggi, terdiri dari tipe 3V, 5V, 8V. Gambar 2.9
memperlihatkan spesifikasi sabuk V kapasitas tinggi.

Gambar 2.8 Sabuk V kapasitas tinggi (satuan: mm)


c. Sabuk gigi (timing belt)
Sabuk jenis ini digerakkan oleh sproket pada jarak pusat sampai mencapai
2 m dan meneruskan putaran secara tepat dengan perbandingan antara 1/1 sampai
6/1. Pada gambar 2.10 berikut diperlihatkan bentuk timing belt.

Rezki Haziq Zaki


1010912051

Laporan Kerja Praktek Teknik Mesin FT-UA

Sejak 1910

Gambar 2.9 Timing Belt [4]

2. Idler Roller
Fungsi idler roller adalah untuk menumpu belt sebagai landasan luncur
yang dipasang dengan jarak tertentu agar belt tidak mengendor kebawah.
Jenis dan fungsi idler roller yaitu :
Carrying idler adalah roller pembawa yang menumpu dan sekaligus
sebagai landasan luncur untuk belt yang membawa muatan/material.
Return idler dipasang pada bagian bawah frame untuk pengaturan belt
dan menumpu belt yang kembali tanpa muatan. Bentuknya dapat berupa
plat, roller spiral atau roller disc.
Training idler berfungsi untuk meluruskan kembali jalannya belt jika
terjadi pergeseran kesamping.
3. Drive Pulley
Bagian ini terdiri dari drive pulley atau head drum, gearbox, motor
penggerak dan dilengkapi dengan rem otomatis (automatic hold back). Drive
pulley berbentuk silinder dengan poros yang dihubungkan dengan gearbox dan
motor penggerak melalui kopling. Pada drive pulley terdapat Hold back yang
berfungsi untuk mancegah belt turun kembali (pada jenis belt mendaki) saat motor
penggerak berhenti. Jenis hold back yang sering dipakai adalah noiseless rachet,
roller stop, dan centrifugal roller stop.
4. Take-up Pulley
Alat ini berfungsi untuk memberikan tegangan awal, menghilangkan dan
mengkompensasi perpanjangan yang disebabkan oleh beban yang berlebihan.

Rezki Haziq Zaki


1010912051

Laporan Kerja Praktek Teknik Mesin FT-UA

Sejak 1910

Jenis yang biasa dipakai adalah gravity type (counterweight) dipasang untuk belt
yang panjang dan mendaki dengan menambah pemberat pada grafity pulley.
5. Head Pulley
Head pulley pada belt conveyor dapat dikatakan juga sebagai pulley
penggerak dari belt conveyor. Pada head pulley dipasang sistem penggerak untuk
menggerakkan belt conveyor. Head pulley juga dapat dikatakan sebagai titik
dimana material akan dicurahkan untuk dikirim ke BC selanjutnya. Bentuk head
pulley dapat dilihat pada gambar 2.11 berikut:

Gambar 2.10 Head Pulley [4]


6. Tail Pulley
Tail pulley merupakan pulley yang terletak pada daerah belakang sistem
conveyor. Dimana pulley ini merupakan tempat jatuhnya material untuk dibawa
kebagian depan dari conveyor. Konstruksinya sama dengan head pulley, namun
tidak dilengkapi penggerak.
7. Carrying roller
Carrying roller merupakan roller pembawa karena terletak di bawah belt
yang membawa muatan. Carrying roller berfungsi sebagai penumpu belt dan
sebagai landasan luncur yang dipasang dengan jarak tertentu agar tidak meluncur
ke bawah. Bentuk carrying roller dapat dilihat pada gambar 2.12 berikut:

Rezki Haziq Zaki


1010912051

Laporan Kerja Praktek Teknik Mesin FT-UA

Sejak 1910

Gambar 2.11 Carrying Roller [4]


8. Return Roller
Merupakan roller balik atau roller penunjang belt pada daerah yang tidak
bermuatan yang dipasang pada bagian bawah frame.

Gambar 2.12 Return Roller [4]


9. Snub Pulley
Snub pulley berfungsi untuk menjaga keseimbangan tegangan belt pada
drive pulley.
10. Hopper
Merupakan corong yan terletak diujung depan dan belakang belt conveyor
yang berguna untuk memuat dan mencurahkan material. Bentuk hopper dapat
dilihat pada gambar 2.13 berikut:

Gambar 2.13 Hopper [4]


11. Skirt Rubber
Rezki Haziq Zaki
1010912051

10

Laporan Kerja Praktek Teknik Mesin FT-UA

Sejak 1910

Skirt rubber berfungsi sebagai penyekat agar material tidak tertumpah


keluar dari belt pada saat beroperasi. Bentuk skirt rubber diperlihatkan pada
gambar 2.14 berikut:

Gambar 2.14 Skirt Rubber [4]


12. Chip Cleaner
Chip cleaner berfungsi sebagai pembersih material yang terbawa oleh belt
conveyor setelah dicurahkan.
Jenis-jenis sistem pembersihan pada belt conveyor:
1. Replacement Belt , dapat dilihat pada gambar 2.15 berikut:

Gambar 2.15 Replacement Belt [4]


2. Articulated Blade Scapper, dapat dilihat pada gambar 2.16 berikut:

Gambar 2.16 Articulated Blade Scapper [4]


3. Rotary Brush Scapper, dapat dilihat pada gambar 2.17 berikut:

Gambar 2.17 Rotary Brush Scapper [4]


4. Spiral Return Idler, dapat dilihat pada gambar 2.18 berikut:

Rezki Haziq Zaki


1010912051

11

Laporan Kerja Praktek Teknik Mesin FT-UA

Sejak 1910

Gambar 2.18 Spiral Return Idler [4]


5. Rubber Disk Return Idler, dapat dilihat pada gambar 2.19 berikut:

Gambar 2.19 Rubber Disk Return Idler [4]


6. Polyrethane Scapers, dapat dilihat pada gambar 2.20 berikut:

Gambar 2.20 Polyrethane Scapers [4]


7. V Plow Scropes, dapat dilihat pada gambar 2.21 berikut:

Gambar 2.21 V Plow Scropes [4]


8. Rubber Lining, dapat dilihat pada gambar 2.22 berikut:

Gambar 2.22 Rubber Lining [4]


2.5. Analisa terjadinya kegagalan pada belt
Sistem perancangan belt conveyor yang telah ada pada pabrik semen
padang, memungkinkan terjadinya penyebab kerusakan pada belt seperti pada :
1. Pada Kapasitas Belt Conveyor
Rumus kapasitas belt adalah:
Q A .v..60

(horizontal)

Q k. A . v..60

(inklinasi)

Rezki Haziq Zaki


1010912051

12

Laporan Kerja Praktek Teknik Mesin FT-UA

Sejak 1910

Dimana : A = Total cross-sectional area yang terbentuk pada belt akibat


penopangan idler dan angle of surcharge (m2)
v = Kecepatan belt (m/min)
= Densitas material (t/m3)
k = Faktor pengurangan inklinasi
Q = Kapasitas angkut (tph)
Tabel 2.1 Inclination Reduction Factor [2]
Inclination angel

10

12

16

18

Reduction rate

0.99

0.98

0.97

0.95

0.93

0.91

0.89

0.85

Inclination angel

21

22

23

24

25

26

27

28

29

Reduction rate

0.78

0.76

0.73

0.71

0.68

0.66

0.64

0.61

0.59

a. Cross-sectional area

Gambar 2.23 Load Cross Section [2]


Gambar 2.24 diatas menunjukkan cross sectional area pada belt yang
dibentuk oleh idler dengan sudut troughing () tertentu. Cross sectional area
dapat dicari berdasarkan tabel 2.2 berikut:

Tabel 2.2 Area of Load Cross Section [2]

Rezki Haziq Zaki


1010912051

13

Laporan Kerja Praktek Teknik Mesin FT-UA

Rezki Haziq Zaki


1010912051

Sejak 1910

14

Laporan Kerja Praktek Teknik Mesin FT-UA

Sejak 1910

Nilai angle of surcharge dapat dicari pada tabel 2.3 berikut:


Tabel 2.3 Properties of Material [2]

b. Kecepatan Belt

Kecepatan maksimum belt dapat ditentukan berdasarkan lebar belt dan


karakteristik material yang diangkut. Untuk menentukan kecepatan maksimum
belt dapat dilihat pada tabel 2.4 berikut:
Tabel 2.4 Kecepatan Belt Berdasarkan Lump Size [2]

Rezki Haziq Zaki


1010912051

15

Laporan Kerja Praktek Teknik Mesin FT-UA

Sejak 1910

2. Pada Tegangan Belt Conveyor


Parameter untuk menentukan tegangan efektif belt adalah:
Tx

= Tahanan akibat gesekan pada idler (lbs)

= L x Kx x Kt

Tyc

= Tahanan belt flexure pada carrying idler (lbs) = L x Ky x Wb x Kt

Tyr

= Tahanan belt flexure pada return idler (lbs)

= L x 0.015 x Wb x Kt

Tym

= Tahanan material flexure (lbs)

= L x Ky x Wm

Tm

= Tahanan material lift (+) atau lower (-) (lbs)

= H x Wm

Tp

= Tahanan pulley (lbs)

Tam

= Tahanan percepatan material (lbs)

= 2.8755 x 10-4 x Q x (v

= Tahanan akibat aksesoris (lbs)

= Ttr + Tpl + Tbc + Tsb

v0)
Tac

Maka rumus tegangan efektif adalah:


Te

= Tx + Tyc + Tyr + Tym + Tm + Tp + Tam + Tac (lbs)


Dimana:

= Panjang belt (ft)

Kt

= Faktor koreksi ambient temperature

Kx

= Faktor gesekan idler (lbs/ft)

Ky

= Faktor untuk menghitung gaya belt dan beban flexure pada idler

Wb

= Berat belt (lbs/ft)

Wm = Berat material =

33.33 Q
lbs ft
v

= Kapasitas belt conveyor

= Kecepatan belt (fpm)

v0

= Kecepatan awal material saat penjatuhan didaerah loading (fpm)

= Jarak vertikal material lift atau lower (ft)

Rezki Haziq Zaki


1010912051

16

Laporan Kerja Praktek Teknik Mesin FT-UA

Sejak 1910

a. Faktor Koreksi Temperatur Lingkungan (Kt)


Temperatur lingkungan mempengaruhi kondisi kerja dari belt conveyor. Pada
temperatur dingin tahanan putaran idler dan tahanan flexure akan meningkat,
sehingga dibutuhkan pelumasan lebih untuk mengurangi peningkatan tahanan
putaran idler dan tahanan flexure tersebut. Gambar berikut menunjukkan
hubungan antara temperatur dengan Kt:

Gambar 2.24 Variation of Temperature factor K with Temperature [2]


b. Faktor gesekan idler (Kx)
Rumus Kx adalah:
K x 0.00068 Wb Wm

Ai
Si

lbs ft

Dimana :
Ai = 1.5 in2 untuk diameter idler roller 4-inch
Ai = 1.8 in2 untuk diameter idler roller 5-inch
Ai = 2.3 in2 untuk diameter idler roller 6-inch
Ai = 2.4 in2 untuk diameter idler roller 7-inch
Ai = 2.8 in2 untuk diameter idler roller 8-inch

Rezki Haziq Zaki


1010912051

17

Laporan Kerja Praktek Teknik Mesin FT-UA

Sejak 1910

c. Faktor Perhitungan Gaya Belt dan Beban Flexure pada Idler (Ky)
Nilai Ky dapat ditentukan dari tabel 2.5 berikut:
Tabel 2.5 Nilai Faktor Ky [2]

d. Berat Material (Wm)


Berat material dapat dihitung dengan rumus:
Wm

Q
v

kg

Dimana: Q = Kapasitas belt conveyor (kg/s)


v = Kecepatan belt conveyor (m/s)
e. Berat Belt (Wb)
Berat belt biasanya dihitung setiap satu meter dari panjang belt. Berat belt
dapat ditentukan berdasarkan tabel 2.6 berikut:

Rezki Haziq Zaki


1010912051

18

Laporan Kerja Praktek Teknik Mesin FT-UA

Sejak 1910

Tabel 2.6 Wb dan Wroller

[2]

f. Tahanan Pulley (Tp)


Tahanan pulley adalah tahanan flexure belt disekitar permukaan pulley serta
tahanan pulley untuk berputar pada bearingnya. Besarnya nilai tahanan pulley
dapat dilihat dari tabel 2.7 berikut:
Tabel 2.7 BeltTension to Rotate Pulleys [2]

g. Tahanan Aksesori (Tac)


Aksesori pada belt conveyor adalah: tripper, stacker, plows, belt-cleaning,
equipment / scraper dan skirtboard.
Tripper (Ttr): Tahanan tripper berasal dari pulley tripper dan berat belt
pada tripper, rumusnya:
Ttr = Tptr + H . Wb

(lbs)

Plows (Tbc): Tahanan plows dapat dilihat dari tabel 2.8 berikut:
Tabel 2.8 Discharge Plow Allowance [2]
Type Of Plow
Full Vee or single slant plow
removing all material frombelt
Partial vee or single slant plow
removing half material frombelt

Rezki Haziq Zaki


1010912051

Additionalbeltpullperplow,
atbeltline(lbsperinchbeltwidth)
5.0
3.0

19

Laporan Kerja Praktek Teknik Mesin FT-UA

Sejak 1910

Tahanan dari peralatan belt cleaning / scraper (Tpl): scraper biasanya lebih
dari satu dan bekerja menekan belt. Tahanan yang dibutuhkan sekitar 2
sampai 3 lbs/inch dari lebar belt. Rumusnya:
Tpl = n . 3 . b

(lbs)

dimana: b = lebar belt (inch)


Tahanan gesekan pada karet skirtboard
Tsb = (2 . Cs . Lb . hs2) + (6 . Lb)

(lbs)

dimana: Cs = Faktor dari beberapa material pada tabel 2-10


Lb = Panjang skirtboard (ft)
Hs = Kedalaman material mengenai skirtboard
= 0.1 x lebar belt (in)
Nilai Cs dapat dilihat dari tabel 2.9 berikut:
Tabel 2.9 Skirtboard Friction Factor (Cs) [2]

Sehingga diperoleh nilai tahanan aksesoris:


Tac = Ttr + Tpl + Tbc + Tsb

Rezki Haziq Zaki


1010912051

20

Anda mungkin juga menyukai