Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN PROSES

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2014-2015

MODUL
PEMBIMBING

: Konfigurasi Pengendalian Suhu dan Level


: Ir. Umar Khayam

PEMBUATAN

: 18 MARET 2015

PENYERAHAN : 25 MARET 2015

OLEH
KELOMPOK
NURISYABAN A.
KELAS

7
131411021
2A

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2015

Pembahasan
Pada praktikum kali ini praktikan melakukan percobaan konfigurasi pengendalian suhu
dan level pada alat destilasi yang berada di pilot plant. Tujuan dari praktikum ini adalah
mengidentifikasi unit-unit/elemen-elemen pengendalian proses, menjelaskan jenis alat beserta
fungsinya pada setiap unit/elemen pengendalian proses, serta melakukan identifikasi variabelvariabel/ sinyal-sinyal pengendalian proses dan media transmisinya.
Konfigurasi merupakan suatu susunan dari alat-alat tertentu sedangkan

konfigurasi

pengendalian merupakan suatu struktur informasi yang digunakan untuk sebagai susunan alatalat yang sistematis untuk membentuk sistem fungsi pengendalian yang menghubungkan
variabel pengukuran terhadap variabel yang akan dimanipulasi agar proses berlangsung sesuai
dengan setting yang dikehendaki.
Alat yang diidentifikasi dari praktikum ini adalah TRC (temperature Recorder
Controller), LICA dan LIA level controller. Alat pengendalian suhu bekerja berdasarkan prinsip
pemuaian, ketika suhu naik maka cairan pada pipa kapiler didalam termometer akan naik
sedangkan alat pengendalian level ini bekerja berdasarkan prinsip tekanan hidrostatik, pada saat
level cairan tinggi maka tekanan hidrostatik besar.
Dalam pengendalian suhu, variable yang dimanipulasi adalah laju alir pendingin agar
nilai suhu air keluaran sebagai variable proses yang berasal dari kondensor sebagai unit proses
dapat sesuai dengan set point yang diinginkan. Proses kerja dari pengendalian suhu ini diawali
dengan mengatur set point yang diinginkan. Setelah itu suhu air keluaran diukur oleh yaitu RTD
type PT 100.
RTD type PT 100 merupakan sensor jenis tranduser yang digunakan untuk mengubah
besaran panas menjadi tegangan dan arus listrik. Resistance Temperature Detector (RTD)
memiliki prinsip dasar pada tahanan listrik dari logam yang bervariasi sebanding dengan suhu.
Kesebandingan variasi ini adalah presisi dengan tingkat konsisten/kestabilan yang tinggi pada
pendeteksian tahanan. Elemen yang umum digunakan pada tahanan resistansi adalah kawat
nikel, tembaga, dan platina murni yang dipasang dalam sebuah tabung guna untuk memproteksi
terhadap kerusakan mekanis. Platina adalah bahan yang sering digunakan karena memiliki
tahanan suhu, kelinearan, stabilitas dan reproduksibilitas. Resistance Temperature Detector

(PT100) digunakan pada kisaran suhu -200oC sampai dengan 650oC. Kelebihan dari RTD
(PT100) adalah ketelitiannya lebih tinggi dari pada termokopel, tahan terhadap temperatur yang
tinggi, stabil pada temperatur yang tinggi, karena jenis logam platina lebih stabil dari pada jenis
logam yang lainnya, kemampuannya tidak akan terganggu pada kisaran suhu yang luas.
Kekurangan dari RTD (PT100) adalah lebih mahal dari pada termokopel, terpengaruh terhadap
goncangan dan getaran., respon waktu awal yang sedikit lama (0,5 s/d 5 detik, tergantung kondisi
penggunaannya), dan jangkauan suhunya lebih rendah dari pada termokopel. RTD (PT100)
mencapai suhu 650oC, sedangkan termokopel mencapai suhu 1700oC.
Hasil dari pengukuran akan dikirimkan unit pengukur yaitu transmitter. Dari transmitter
sinyal ini diteruskan ke Temperatur controller (TRC) sebagai unit kendali yang akan
membandingkan suhu air keluaran (variable proses) dan suhu yang diinginkan (set point).
Setelah itu dilakukan

sinyal dikirimkan dari Temperatur controller ke control valve ( unit

kendali akhir) untuk melakukan tindakan akhir sesuai dengan keputusan dan perintah dari unit
kendali dengan cara memperbesar atau meperkecil bukaan valve. Valve yang digunakan dalam
alat ini adalah pneumatic valve.
Dalam pengendalian level, yang termasuk unit proses yaitu sebuah tangki, variabel proses
pada unit ini adalah tekanan hidrostatik yang disebabkan oleh tinggi cairan yang ada didalam
tangki. Unit pengukuran yaitu sensor dan transmitter yang mengubah sinyal pneumatik menjadi
sinyal listrik yang kemudian hasil pengukurannya akan dikirimkan ke unit kendali yaitu LICA
dan LIA. Unit kendali ini akan membandingkan hasil pengukuran dari variabel proses dengan
setpoint yang telah ditetapkan, unit kendali ini akan mengambil keputusan dan memberi perintah
kepada unit kendali akhir melalui transduser yang akan mengubah sinyal listrik dari unit kendali
menjadi sinyal pneumatik yang akan diterima oleh unit kendali akhir. Unit kendali akhir berupa
control valve yang melakukan tindakan akhir (buka/tutup valve) sesuai dengan perintah yang
diberikan oleh unit kendali, jika level cairan kurang dari nilai yang diinginkan maka valve akan
terbuka, begitupun sebaliknya.

Daftar Pustaka
Bejo, M. (2013, Juli 9). Sensor Suhu RTD (Resistance Thermal Detector). Retrieved Maret 24, 2015, from
ilmulistrik.com: http://www.ilmulistrik.com
Fathatun, N. (2014, Juni 23). Konfigurasi Suhu&Level. Retrieved Maret 24, 2015, from Scribd:
https://www.scribd.com
Kiku, E. (2012, Juni 19). Tinjauan Sistem Pengendalian Proses. Retrieved Maret 24, 2015, from Scribd:
https://www.scribd.com
Wahyuni, S. E. (2013, april 17). laporan konf. suhu. Retrieved maret 24, 2015, from scribd:
https://www.scribd.com

Anda mungkin juga menyukai