Oleh:
Muhammad Teguh Budiono
Abstrak:
Tape merupakan makanan tradisional Indonesia yang diolah melalui proses fermentasi dan
melibatkan ragi dalam proses pembuatannya. Bahan baku pembuatan tape adalah bahanbahan yang mengandung banyak karbohidrat. Tape yang paling sering kita jumpai di
masyarakat adalah tape ketan dan tape singkong. Pada dasarnya semua bahan makanan yang
mengandung banyak karbohidrat bisa dijadikan bahan baku pembuatan tape. Ragi yang
digunakan untuk pembuatan tape mengandung berbagai jenis mikroorganisme seperti
Aspergillus, Saccharomyces, Candida, Hansenulla, dan bakteri Acetobachter. Semua
mikroba tersebut memiliki peran masing-masing dalam fermentasi tape. Konsentrasi rage
yang kurang tepat berpengaruh terhadap kualitas tape, baik rasa, aroma, maupun tekstur tape.
Berdasarkan penelitian, konsentrasi ragi yang paling baik untuk fermentasi adalah 0,50%.
PENDAHULUAN
Tape adalah suatu hasil fermentasi yang dibuat dari bahan-bahan sumber pati.
Menurut Dwidjoseputro (1989), secara umum yang dimaksud dengan tape adalah suatu
produk fermentasi dari bahan-bahan sumber pati seperti ubi kayu (Manihot sp) dan ketan
(Oryza sp) yang melibatkan ragi dalam proses pembuatannya. Ragi yang digunakan untuk
pembuatan tape mengandung berbagai jenis mikroba yaitu Aspergillus, Saccharomyces,
Candida, Hansenulla, dan bakteri Acetobachter.
Mikroba tersebut memiliki peran masing-masing di dalam fermentasi tape.
Aspergillus merupakan kapang yang dapat menghidrolisis pati menjadi gula-gula sederhana,
sedangkan Saccharomyces, Candida dan Hansenula dapat merombak gula menjadi alkohol.
Bakteri Acetobacter dapat mengubah alkohol menjadi asam asetat.
atau
usaha
lain
yang
berbeda
dengan
faktor-faktor
diatas,
misalnya
Peranan ragi sangat penting di dalam fermentasi tape. Penggunaan ragi yang kurang
tepat dapat mempengaruhi kualitas tape yang dihasilkan. Oleh karena itu pada penelitian ini
akan dipelajari konsentrasi ragi yang tepat untuk pembuatan tape ubi jalar.
METODOLOGI PENELITIAN
Konsentrasi Ragi yang digunakan pada penelitian ini adalah 0, 25%, 0,50%, 0,75%, dan
1,00% dengan lama fermentasi selama 3 hari. Unuk menentukan kualitas tape ubi jalar, pada
penelitian ini dilakukan uji organoleptik dengan 15 responden. Uji organoleptik dilakukan
dengan menggunakan indra manusia. Responden diminita untuk mengisi daftar
isian/kuisioner. Uji organoleptik meliputi penampakan, aroma, tekstur dan rasa.
Sensory Qualities
sampel
(perlakuan)
Penampakan
Aroma
Tekstur
Rasa
A (0,25%)
B (0,50%)
C (0,75%)
D (1,00%)
Catatan:
Berilah nilai pada masing-masing kriteria dengan skala 1-5
1 : tidak baik
2 : kurang baik
3 : cukup baik
4 : baik
5 : sangat baik
Nilai akhir penilaian pada sampel dapt dihitung dengan rumus:
=
Nilai terendah adalah 1 yang berarti kualitas tape tidak baik, sedangkan nilai tertinggi adalah
5 yang berarti kualitas tape sangat baik. Kesukaan responden terhadap sampel yang diuji
ditandai dengan nilai yang tinggi. Jika hasil uji organoleptik bernilai 3 ke atas maka
mengindikasikan bahwa kualitas tape tersebut cukup baik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sampel A (0,25%)
Pada uji organoleptik rasa sampel A (0,25%), didapatkan data 1, 1, 1, 2, 2, 2, 3, 3, 3, 3, 3, 3,
4, 4, dan 5.
3 responden memberi nilai 1, 3 responden memberi nilai 2, 6 responden memberi nilai 3, 2
responden memberi nilai 4, dan 1 responden memberi nilai 5.
Maka untuk menentukan nilai akhir uji organoleptik rasa sampel A (0,25%), dapt dihitung
dengan rumus:
3 + 6 + 18 + 8 + 5
15
=
40
15
= 2,66