Anda di halaman 1dari 196

PENGARUH PERSEPSI SISWA PADA

KINERJAPROFESIONAL GURU DAN MINAT SISWAPADA


MATA PELAJARAN MATEMATIKA
TERHADAP PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA
(Survei pada siswa/i SMK di Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat )
Tesis
Di ajukan untuk melengkapi
persyaratan mencapai
gelar magister
NAMA : WIYONO
NPM

: 2009727905

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PASCA SARJANA
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

2012
LEMBAR PENGESAHAN

Tesis ini telah diujikan pada hari Selasa tanggal 10 April 2012

Tim Penguji
Ketua

Anggota

Tanda Tangan

: Prof. Dr. H. Sumaryoto

: 1. Dr. H. Suparman Ibrahim Abdullah, M.Sc

2. Dr. Supardi US, MM, M. Pd

Mangesahkan

Ketua

Prof. Dr. H. Sumaryoto

Sekertaris

Dr. H. Suparman Ibrahim Abdullah, M.Sc

LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis ini adalah karya saya
sendiri. Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagaian isi tesis ini
bukan hasil karya saya sendiri, saya bersedia menerima sangsi sesuai Undangundang Nomor 20 Tahun 2003 Bab IV Pasal 25 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.

Jakarta, 10 Maret 2012

WIYONO

iiABSTRAK
A. WIYONO, NPM : 2009727905
B. Pengaruh Persepsi Siswa Pada Kinerja Profesional Guru dan Minat Siswa
pada Pelajaran Matematika terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa.
C. xii + 5 Bab + 128
D. Kata Kunci

: Persepsi Kinerja Profesional Guru, Minat Siswa, Prestasi


Belajar Matemtika.

E. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh


langsung persepsi siswa pada kinerja profesional guru terhadap prestasi
belajar siswa, pengaruh langsung minat siswa pada pelajaran matematika
terhadap prestasi belajar matematika siswa, pengaruh langsung persepsi
siswa pada kinerja profesional guru terhadap minat siswa pada pelajaran
matematika, pengaruh tidak langsung persepsi siswa pada kinerja
profesional guru terhadap prestasi belajar siswa melalui minat siswa pada
pelajaran matematika. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
survei. Sampel berukuran 100 orang yang diambil secara random dan
berstrata berdasarkan perbandingan jumlah siswa di setiap SMK di
Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Analisis data meliputi analisis
Deskriptif, Uji Normalitas, Uji Linieritas, Uji Multikolinierritas, Analisis
korelasi, koefisien jalur dan Analisis Jalur. Uji statistik yang digunakan uji F
dengan bantuan SPSS. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November
sampai dengan Maret 2012. Hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh
langsung yang signifikan persepsi siswa pada Kinerja profesional guru
pelajaran terhadap prestasi belajar siswa ditunjukkan angka koefisien jalur
0,335, pengaruh langsung yang signifikan persepsi siswa pada kinerja
profesional guru terhadap minat siswa pada pelajaran matematika
ditunjukkan dengan koefisien jalur sebesar 0,623, terdapat pengaruh
langsung yang signifikan minat siswa pada pelajaran matematika terhadap
prestasi belajar matematika siswa dengan koefisien jalur sebesar 0,173, dan
terdapat pengaruh tidak langsung persepsi kinerja profesional guru terhadap
prestasi belajar matematika melalui minat siswa pada pelajaran matematika
dengan koefisien jalur sebesar 0,107
F. Daftar Pustaka :
1. Buku 32 buah (tahun 2000 sampai dengan 2010)
2. 7 Jurnal
G. Pembimbing ;
1. Prof. Dr.H. Sumaryoto
2. Drs Ismu Prihanto, M. Kom
iii

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN TESIS

Nama

: WIYONO

NPM

: 2009727905

Program Pasca Sarjana

: MIPA

Judul Tesis

: Pengaruh Persepsi Siswa pada Kinerja Profesional


Guru dan Minat Siswa pada Mata Pelajaran
Matematika terhadap Prestasi Belajar Matematika.

Telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan


Pada tanggal 12 Matet 2012

Pembimbing I

Pembimbing II

Prof. Dr. H. Sumaryoto

Drs Ismu Prihanto, M. Kom

iv

Kejarlah

Impianmu setinggi
Langit demi masa depan

Tesis ini kupersembahkan


Pada Kedua orang tua ku,
Anak, istri dan teman
tercinta

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat,hidayah

dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga

akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis ini tepat pada waktunya.


Tesis yang berjudul Pengaruh Persepsi Siswa pada Kinerja Profesional
Guru dan Minat Siswa pada Pelajaran Matematika terhadap Prestasi Belajar
Matematika Siswa

ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat guna

memperoleh gelar magister pada Universitas Indraprasta PGRI.


Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penulis menyampaikan rasa
hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas
telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan
tesis ini, terutama kepada :
1.

Bapak Prof, Dr.H. Sumaryoto, selaku Rektor dan Dosen Pembimbing Materi
Universitas Indraprasta PGRI

2.

Bapak Drs Ismu Prihanto, M .Kom Selaku Dosen Pembimbing Tekhnik


Universitas PGRI.

4.

Bapak Dr. Suparman Ibrahim Abdullah, M.Sc selaku Direktur Program


Pascasarja Universitas PGRI

5.

Para Kepala SMK di Kecamatan Cengkaraeng Jakarta Barat

6.

Rekan-rekan Guru SMK di Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat


vi

Penulis penyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan baik bentuk,
isi maupun tekhnik penyejiannya, oleh sebab itu kritikan yang bersifat
membangun dari berbagai pihak penulis terima dengan tangan terbuka serta
sangat diharapkan. Semoga kehadiran tesis ini memenuhi sasarannya.

Jakarta, 10 Maret 2012

Wiyono

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................................i


LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
LEMBAR MOTTO ............................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang ......................................................................... 1


B. Identifikasi masalah ................................................................ 8
C. Pembatasan masalah.............................................................. 10
D. Perumusan masalah ............................................................... 10
E. Tujuan penelitian ... 11
F. Keguanaan penelitian ........ 11
G. Sistematika penulisan tesis .... 12
BAB II

LANDASAN TEORI,KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS


A. Landasan teori

14

a. Prestasi belajar matematika ............................................. 14


b. Persepsi siswa pada kinerja profesional guru .................. 25
viii

c. Minat siswa pada matematika ......................................... 40


B. Kerangka berpikir ................................................................. 57
C. Hipotesis ............................................................................... 61
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

62

A. Tempat dan waktu penelitian ................................................. 62


B. Metode penelitian .................................................................. 63
C. Populasi dan sampel .............................................................. 65
D. Metode pengumpulan data .................................................... 67
E. Pembakuan instrumen penelitian ........................................... 68
F. Teknik analisis data ............................................................... 78
G. Hipotesis statistik ................................................................... 80
BAB IV

HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN

85

A. Deskripsi data penelitian ....................................................... 85


B. Pengujian persyaratan analisis ............................................. 105
C. Pengujian hipotesis .............................................................. 114
D. Interpretasi hasil penelitian .................................................. 122
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

127

A. Kesimpulan .......................................................................... 127


B. Saran ...................................................................... ............. 129
Daftar Pustaka.
Lampiran-lampiran:
ix

DAFTAR TABEL

1. Jadwal penelitian .......................................................................................... 63


2. Kisi-kisi instrumen persepsi siswa pada kinerja profesional guru ................
70
3. Tabel hasil analisis validitas persepsi siswa pada kinerja profesional
guru .............................................................................................................. 70
4. Kisi-kisi instrumen minat siswa pada pelajaran matematika ........................ 74
5. Hasil analisis validitas instrumen minat siswa pada pelajaran
matematika .................................................................................................... 74
6. Skor mentah variabel persepsi siswa pada kinerja profesional guru ............ 85
7. Tabel frekuensi jawaban variabel persepsi siswa pada kinerja
profesional guru ........................................................................................... 87
8. Transformasi data ordinal ke interval variabel persepsi siswa pada
kinerja profesional guru ............................................................................... 88
9. Data interval variabel persepsi siswa pada kinerja profesional guru ........... 88
10. Analisis deskriptif data persepsi siswa pada kinerja profesional guru ........ 90
11. Distribusi frekuensi data persepsi siswa pada kinerja profesional guru ...... 91
12. Skor data ordinal minat siswa pada pelajaran matematika ........................... 93
13. Frekuensi jawaban koesioner minat siswa pada pelajaran matematika ........ 95
14. Transformasi data ordinal ke interval variabel minat siswa pada
pelajaran matematika ........................................... ........................................ 96
15. Data interval variabel minat siswa pada mata pelajaran matematika ........... 96

x
16. Distribusi frekuensi data minat siswa pada mata pelajaran
matematika .................................................................................................. 99
17. Data prestasi belajara matematika .............................................................. 100
18. Distribusi frekuensi data prestasi belajar siswa .......................................... 103
19. Uji normalitas data persepsi siswa pada kinerja profesional urgu .............. 105
20. Uji normalitas data minat siswa pada mata pelajaran matematika ............. 106
21. Uji normalitas data prestasi belajar matematika ......................................... 107
22. Uji liniertas hubungan variabel persepsi siswa pada kinerja profesional
guru dengan prestasi belajar matematika siswa .......................................... 109
23. Uji linieritas hubungan minat siswa pada pelajaran matematika
24. dengan prestasi belajar matematika siswa .................................................. 110
25. Uji linieritas hubungan persepsi siswa pada kinerja profesional guru
dengan minat siswa pada pelajaran matematika ........................................ 111
26. Analisis regresi ganda .................. .............................................................. 113
27. Uji multikolinieritas ................................ ................................................... 114
28. Koefisien korelasi ....................................................................................... 116
29. Analisis korelasi ..........,.............................................................................. 116

xi
DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat tugas pembimbing ............................................................................ 130


2. Kartu bimbingan ......................................................................................... 131
3. Ijin penelitian .............................................................................................. 133
4. Instrumen penelitian ................................................................................... 134
5. Output olah data uji coba 138

xii

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar belakang
Pasca pengesahan Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendididkan Nasional, terjadilah berbagai dinamika dan perubahan besar dalam


konteks pengelolaan proses pendidikan di Indonesia baik tingkat dasar, menengah
maupun tinggi, dimana dalam undang-undang tersebut tidak lagi dikenal istilah
pengajaran akan tetapi menggunakan istilah pembelajaran. UU No.20 tahun 2003
ini memberikan definisi bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan fasilitas belajar pada suatu lingkungan belajar. Peningkatan
akses masyarakat secara langsung terhadap proses pendidikan adalah merupakan
bagian dari upaya menciptakan kerjasam antara masyarakat dan lembaga untuk
mencapai pendidikan yang berkualitas seperti yang diharapkan. Hal ini
merupakan mandat yang harus dilakukan bangsa Indonesia sesuai dengan tujuan
negara Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan
bangsa, memajukan kesejahteraan umum dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Lebih lanjut dalam Batang Tubuh UUD 1945 diamanatkan bahwa
pentingnya pendidikan bagi seluruh warga negara adalah merupakan bagian dari

proses pengembangan sumberdaya manusia dengan tujuan agar warga negara


dapat berusaha secara mandiri maupun kelompok secara bergotong royong dalam
mengembangan diri, berusaha memenuhi kebutuhan hidup serta mempunyai hak
untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Hal ini seperti tertuang dalam Pasal
28 B Ayat (1) yaitu bahwa setiap orang berhak mengembangkan diri melalui
pemenuhan

kebutuhan

dasarnya,

berhak

mendapatkan

pendidikan

dan

mendapatkan manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi
meningkatkan kualitas hidupnya serta kesejahteraan umat manusia. Demikian pula
Pasal 31 Ayat (1) yang mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak
mendapat pendidikan.
Dalam menghadapi era globalisasi yang diiringi dengan perkembangan
IPTEK yang terus berkembang, peningkatan kualitas sumber daya manusia
mempunyai posisi yang strategis bagi keberhasilan dan kelanjutan pembangunan
nasional. Oleh sebab itu, upaya tersebut mutlak mendapat perhatian yang
sungguh-sungguh dan harus dirancang secara terencana, sistematis dan seksama
berdasarkan pemikiran yang matang, karena semuanya ini merupakan bagian dari
konsep awal dala upaya penignkatan kualitas sumber.
Berbagai langkah dan indikator yang digunakan dalam upaya peningkatan
mutu pendidikan antara lain melalui peningkatan kinerja guru dan peningkatan
mutu pelajaran yang melibatkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), Pakem,
serta peran serta masyarakat (PSM). Dalam kaitannya dengan Pakem, guru
dituntut untuk menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif, aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan. Situasi yang demikian harus diupayakan untuk semua

mata pelajaran agar harapan peningkatan mutu pendidikan dapat tercapai secara
optimal.
Mencapai mutu pendidikan yang lebih baik, nampaknya tak boleh
dipandang sebagai jalan yang mudah untuk ditempuh, akan tetapi butuh banyak
pengorbanan dan keterlibatan dari berbagai pihak. Para murid dan orang tua
murid, guru dan kepala sekolah, pemerintah daerah dan pusat, keterlibatan pihak
donatur, serta sumbang saran dari para praktisi pendidikan yang dianggap mampu
serta para ahli pendidikan Indonesia lainnya. Karena bagaimana pun, pendidikan
di Indonesia adalah desain besar bangsa yang mempunyai indikasinya bahwa peta
peningkatan pendidikan guru merupakan barometer pertama dan peran utama
untuk melahirkan generasi bangsa yang bermutu.
Berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
Bab IV Kualifikasi dan Kompetensi, Pasal 6 menyebutkan bahwa guru dan dosen
wajib memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran
yang sehat jasmani dan rohani, memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional, serta memiliki sertifikat profesi. Persyaratan keikutsertaan
untuk memperoleh sertifikasi profesi, dijelaskan lebih jauh dalam Pasal 7 ayat (1)
yang berbunyi: Kualifikasi akademik guru diperoleh melalui pendidikan tinggi
program sarjana (S1) atau program diploma empat (D4). Semua ini merupakan
persyaratan mutlak dan mempunyai tujuan untuk menghindari ungkapan menjadi
guru hanya kesedar mendompleng sebuah popularitas.
Hal tersebut di atas, maka wawasan, pengetahuan serta keterampilan
mengajar guru harus terus ditingkatkan melalui pola pembinaan profesional baik
secara vertikal maupun horizontal. Mengingat hal tersebut di atas,maka perlu
adanya suatu sistem pembinaan profesional dalam suatu pola dan mekanisme

yang lebih dinamis dengan dilandasi suatu cita-cita untuk menjadi lebih baik .
Dalam sistem pembinaan profesional ini terdapat berbagai program atau pola
pendekatan yang mampu meningkatkan dan mendorong guru untuk belajar, baik
sikap, kemampuan, pengetahun maupun keterampilan sehingga memberikan
dampak positif dalam melaksanakan proses pembelajaran yang akhirnya dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Pembinaan profesionalisme guru melalui berbagai pendidikan dan
pelatihan merupakan salah satu upaya meningkatkan kemampuan dan wawasan
guru dalam bidang pendidikan yang lebih efektif dan berkualitas. Dengan
demikian pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada guru diharapkan dapat
meningkatkan kreativitas dan inovasi guru dalam melaksanakan pembelajaran di
kelas, dengan harapan para siswa lebih tertarik untuk mengikuti dan mendalami
pelajaran yang sedang diikutinya. Pembelajaran inovatif dan kreatif merupakan
salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan minat siswa dalam
belajar. Sebaliknya, pembelajaran yang bersifat monoton atau tidak vareatif
biasanya dapat menimbulkan minimnya minat siswa dan menimbulkan kejenuhan
siswa dalam mengikuti pelajaran tersebut. Di lain sisi, pada kenyataannya di
lapangan, tidak semua bahkan sangat sedikit guru-guru kita yang telah mencoba
untuk melaksanakan pembelajaran kreatif dan inovatif. Bahkan kebanyakan guru
melaksanakan pembelajaran di sekolah memakai metode konvensional, ceramah
atau memberikan tugas dari buku latihan kerja siswa (LKS).
Memang tidak mudah mengajak guru-guru untuk dapat melaksanakan
pembelajaran kreatif dan inovasi. Perlu adanya dorongan baik dari dalam maupun
luar diri guru untuk mencoba melaksanakan sistem pembelajaran sesuai dengan

yang diharapkan. Dorongan seperti ini yang dikenal dengan motivasi berprestasi.
Karena motivasi berprestasi merupakan kecenderungan seseorang untuk berjuang
dalam mencapai sukses atau memilih suatu kegiatan yang berorientasi untuk
tujuan sukses atau gagal. Motivasi berprestasi itu bersumber dari dalam diri
individu dan bukan dari diri orang lain sehingga dapat tercapai suatu keberhasilan
dalam belajar. Dengan demikian motivasi berprestasi sangat penting peranannya
dalam pencapaian suatu keberhasilan karena tercapai suatu keberhasilan seseorang
disebabkan adanya motivasi dari diri sendiri sehingga tercapai hasil belajar yang
baik.
Bagi guru yang memiliki motivasi berprestasi akan senantiasa melakukan
peningkatan kemampuannya secara terus menerus dalam melakukan pembelajaran
yang dapat meningkatkan prestasi siswa. Bagi guru yang memiliki motivasi
berprestasi, selain berusaha untuk selalu meningkatkan kreativitasnya dalam
bidang pembelajaran, keberhasilan siswa dalam meraih prestasi adalah merupakan
suatu kebanggaan dan kepuasan baginya atas apa yang telah dia kerjakan.
Secara profesional Kreativitas guru dalam menciptakan sesuatu yang baru,
baik dalam melakukan pembelajaran yang kreatif dan inovatif maupun dalam
peningkatan wawasan dan keilmuan yang continue merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari motivasi guru dalam menciptakan prestasi. Artinya, bagi guru
yang memiliki motivasi berprestasi, dia akan berusaha untuk menciptakan system
pembelajaran yang inovatif yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dan akan
senantiasa meningkatkan kemampuan dan wawasannya dalam bidang pendidikan.
Sebaliknya, bagi guru yang tidak memiliki motivasi berprestasi, ia tidak akan

tertarik untuk selalu meningkatkan kemampuan dan wawasannya, bahkan akan


cenderung stagnan atau bahkan menurun dalam prestasinya.
Dalam konteks pembelajaran matematika, seorang guru dituntut secara
profesional baik dari segi sikap, kematangan secara teoritik dari ilmu tentang
matematika, gaya mengajar merupakan bagian dari kemampuan yang harus
dimiliki oleh seorang guru selain pengetahuan tentang apa yang diajarkan, karena
gaya mengajar, penguasaan materi serta seni dalam menciptakan situasi belajar
adalah merupakan bagian terpenting yang dapat membangkitkan minat belajar
siswa sekaligus merupakan barometer untuk mengukur profesional tidaknya
seorang guru atau pengajar.
Berkaitan dengan tingkat kesulitan dalam pembelajaran matematika, maka
karakter terpenting dalam pembelajaran matematika adalah penguasaan konsep,
alogaritma, dan kemampuannya menyelesaikan masalah. Karena belajar
matematika berarti belajar konsep, struktur suatu topik, dan mencari hubungan
struktur dan konsep tersebut. Mengingat sulit dan pentingnya ilmu tentang
matematika, maka dalam proses pembelajaran harus diupayakan situasinya dapat
membangkitkan antusiasme siswa. Dengan demikian secara profesional seorang
guru harus memahami kemampuan siswa yang berbeda, memiliki kesabaran,
ketekunan dan kesungguhan dalam membina dan meningkatkan gaya dan cara
penyajian materi matematika.
Dalam era saat ini kita dihadapkan pada masalah yang lebih kompleks
dimana sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu menghadapi zaman
yang akan datang mampu bertahan. Pada kenyataannya semua bidang keilmuan

maupun sektor kehidupan kita, dihadapkan kepada masalah-masalah yang


memerlukan matematika sebagai pemecahannya.
Prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang meliputi faktor
internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang mempengaruhi yang
berasal dari dalam diri siswa yaitu meliputi, bakat, minat, sikap, motivasi, dan
keterampilan yang ada pada dirinya. Minat yang tinggi terhadap suatu mata
pelajaran, memungkinkan siswa memberikan perhatian yang tinggi terhadap mata
pelajaran itu sehingga memungkinkan pula memperoleh hasil belajar yang tinggi,
sebagai akibat dari ketertarikan siswa terhadap suatu mata pelajaran.
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa, yang
meliputi tiga lingkungan utama siswa yaitu lingkungan rumah, sekolah dan
masyarakat. Dalam proses pembelajaran di sekolah berbagai faktor eksternal
dapat berpengaruh terhadap pencapaian prestasil belajar siswa. Di antara berbagai
faktor tersebut adalah guru.
Guru memegang peranan penting dalam pencapaian prestasi belajar yang
optimal, karena gurulah yang menjadi perencana, pelaksana dan sekaligus yang
memberikan evaluasi pencapaian hasil belajar. Maka kinerja guru akan memiliki
pengaruh terhadap pencapaian hasil belajar itu. Guru adalah seorang pendidik,
pembimbing, pelatih dan pemimpin yang dapat menciptakan iklim belajar
menarik, aman, nyaman dan kondusif di kelas, keberadaannya di tengah siswa
dapat mencairkan suasana kebekuan, kekakuan dan kejenuhan belajar yang terasa
berat diterima siswa.

Karena iklim yang tidak kondusif akan berdampak negatif terhadap proses
pembelajaran sebab siswa akan merasa gelisah, resah, bosan dan jenuh.
Sebaliknya iklim belajar yang kondusif dan menarik dapat dengan mudah
tercapainya tujuan pembelajaran, dan proses pembelajaran yang dilakukan
menyenangkan bagi peserta didik. Sehingga akan tumbuh minat siswa pada
pelajaran matematika yang pada gilirannya akan tercapai hasil belajar yang
optimal.
Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya
proses dan hail pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu berbagai upaya
dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan
sumbangan yang signifikan kalau tanpa didukung oleh guru yang profesional dan
berkualitas.
Dari berbagai uraian di atas peneliti merasa tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul Pengaruh Persepsi Siswa Pada Kinerja Profesional
Guru dan Minat Siswa pada Pelajaran Matematika Terhadap Prestasi Belajar
Matematika Siswa di SMK Swasta di Cengkarang Jakarta Barat
B.

Identifikasi masalah
Dari latar belakang permasalahan di atas maka dapat diidentifikasi

berbagai permasalahan sebagai berikut :


1

Bagaimanakah

kinerja

profesional

guru

SMK

Cengkareng Jakarta Barat, berdasarkan persepsi siswa?


2

Apakah yang mempengaruhi kinerja profesional guru ?

di

Kecamatan

Bagaimanakah meningkatkan kinerja profesional guru ?

Bagaimanakah minat siswa terhadap mata pelajaran matematika ?

Apakah yang mempengaruhi minat siswa pada mata pelajaran


matematika?

Bagaimana menumbuhkan dan meningkatkan minat siswa pada


pelajaran matematika?

Bagaimana prestasi belajar matematika siswa ?

Apakah yang mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa ?

Bagaimanakah cara meningkatkan prestasi belajar matematika siswa ?

10 Adakah pengaruh kinerja profesional guru terhadap prestasi belajar


matematika siswa ?
11 Adakah pengaruh minat terhadap prestasi belajar matematika siswa ?
12 Adakah pengaruh kinerja profesional guru terhadap minat siswa
terhadap mata pelajaran matematika ?
13 Adakah pengaruh kompetensi profesional kepala sekolah dan kinerja
profesional guru secara bersama-sama terhadap prestasi belajar
matematika siswa ?

C. Pembatasan masalah

Pembatasan masalah merupakan pembatasan penelaahan yang dilakukan


oleh peneliti agar penelitian tidak menjadi terlalu luas. Untuk itu peneliti
membatasi masalah penelitian sebagai berikut :
1. Penaruh persepsi siswa pada kinerja profesisonal guru adalah

gambaran yang terstruktur dan bermakna hasil kerja yang dicapai oleh
guru dalam melaksanakan tugas dan perannya sebagai tenaga
profesional pendidikan
2. Pengaruh minat diartikan sebagai perasaan senang atau ketertarikan
terhadap suatu objek yang berkaitan dengan dirinya. Dan karena rasa
senangnya itu kemudian dia memberikan perhatian yang lebih dari
objek lainnya. Minat dalam penelitian ini dibatasi pada minat siswa
terhadap mata pelajaran matematika.
3. Prestasi belajar matematika adalah perubahan tingkah laku yang
berupa : afektif, kognitif, dan psikomotor yang dimiliki siswa sebagai
akibat dari interaksi pembelajaran.
D. Perumusan masalah
Perumusan

masalah

merupakan

permasalahan

yang

akan

dicari

jawabannya dalam penelitian ini, dalam hal ini peneliti menetapkan 3 masalah
yang berkaitan dengan penilitian yaitu :
1

Adakah pengaruh langsung persepsi kinerja profesional guru terhadap


hasil belajar matematika siswa ?

Adakah pengaruh langsung minat siswa pada mata pelajaran


matematika terhadap prestasi belajar matematika?

Adakah pengaruh tidak langsung persepsi kinerja profesional guru


terhadap prestasi belajar matematika siswa melalui minat siswa pada
pelajaran matematika ?

E. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1

Mengetahui dan menganalisis pengaruh langsung persepsi kinerja


profesional guru terhadap prestasi belajar matematika.

Mengetahui dan menganalisis pengaruh langsung minat siswa pada


mata pelajaran matematika terhadap prestasi belajar matematika siswa.

Mengetahui dan menganalisis pengaruh tidak langsung persepsi


kinerja profesional guru terhadap prestasi belajar matematika melalui
minat siswa pada pelajaran matematika.

F. Kegunaan penelitian
1

Teoritik
a

Penelitian ini diharapkan dapat mendorong guru dalam meningkatkan


kompetensinya, sehingga memiliki dampak yang positif bagi
terciptanya lingkungan yang kondusif dan tercapainya prestasi belajar
yang optimal.

Memberikan masukan dan memberikan gambaran kepada para


pendidik bahwa untuk dalam upayanya meningkatkan prestasi belajar

dapat ditempuh dengan peningkatan minat siswa pada pelajaran


matematika.
c

Mendorong guru untuk selalu inovatif, dalam melaksanakan proses


pembelajaran, sehingga memberikan dapak yang positif terhadap
tumbuhnya minat siswa pada pelajaran matematika.

Praktis
a

Meningkatkan kinerja guru matemtika.

Menumbuhkan minat siswa terhadap pelajaran matematika.

Mingkatkan Prestasil belajar matematika siswa dengan adanya


peningkatan kinerja guru dan minat siswa pada pelajaran matematika.

G. Sistematika penulisan Tesis


Secara garis besar, tesis ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian
awal,bagian inti, dan bagian akhir tesis.
1

Bagian awal Tesis


Pada

bagian

ini

memuat

halaman

utama,

halaman

persetujuan

pembimbing, lembar pengesahan panitia ujian, lembar pernyataan, lembar


penguji, lembar persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, serta daftar tabel
dan gambar.
2

Bagian inti Tesis


Bagian inti tesis ini dibagi menjadi lima bab, yaitu :

Pendahuluan

Pada bagian ini memuat gambaran singkat tentang isi tesis meliputi latar
belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan tesis.
b

Landasan Teori, Kerangka Berpikir dan Hipotesis


Pada bagian ini memuat aspek teoritis yang menjadi landasan teori bagi
penulisan tesis, kerangka berpikir/model, serta hipotesis penelitian.

Metodologi Penelitian
Pada bagian ini memuat waktu dan tempat penelitian; metode penelitian;
populasi, sampel dan teknik sampling; teknik pengumpulan data; instrumen
penelitian; dan teknik analisis data.

Hasil Penelitian dan Pembahasan


Pada bagian ini memuat analisis dan laporan penelitian termasuk pengujian
hipotesis.

Kesimpulan dan Saran


Pada bagian ini memuat kesimpulan dan saran-saran yang relevan dari hasil
penelitian.

Bagian akhir Tesis


Pada bagian ini memuat daftar pustaka dan lampiran tesis

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGA BERPIKIR DAN HIPOTESIS


A. Landasan teori
1. Pengertian prestasi belajar
a. Belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan benyak bergantung kepada bagaimana proses
belajar yang dialami oleh anak didik.
Belajar merupakan proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Berbagai landasan
untuk menguraikan pengertian belajar adalah sebagai berikut :
1) Hilgard dan Bowner, dalam Theories of Learning (2000),
mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan tingkah laku
seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh
pengalaman yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana
perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar
kecenderungan respon, pembawaan, kematangan, atau keadaan
sesaat seseorang. ( Ngalim Purwanto, 2004:84 )
2) Gagne

dalam

buku

The

Condition

of

Learning

(2000),

mengemukakan bahwa belajar akan terjadi bila suatu situasi


stimulus bersama dengan ingatan mempengaruhi siswa sedemikian
rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia

mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi itu.


(Ngalim Purwanto, 2006:84)
3) Belajar merupakan perubahan yang relatif menetap dalam tingkah
laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan dan pengalaman.
(Morgan dalam buku Introduction to Psychologi, 1988, Ngalim
Purwanto, 2006:84 )
4) Belajar merupakan proses, seuatu kegiatan dan bukan suatu hasil
atau tujuan, belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas
dari itu, yakni mengalami. Prestasi belajar bukan suatu penguasaan
hasil latihan melainkan pengubahan tingkah laku. Belajar
merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui
interaksi dengan lingkungan. (Oermar Hamalik,2001:27).
5) Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat
latihan dan pengalaman. Belajar harus dilakukan dengan sengaja
direncanakan sebelumnya dengan struktur tertentu, agar proses
belajar dan hasil-hasil yang dicapai dapat dikontrol secara cermat.
(Oemar Hamalik, 2002:11)
6) Secara psikologis , belajar merupakan suatu proses perubahan,
yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya(Slameto,2003:2)
7) Dalam Educational Psychology: a Realistic Approach (2002)
Good & Boophy mengartikan belajar adalah suatu proses yang

tidak dapat dilihat dengan nyata. Proses ini terjadi dalam diri
seseorang yang sedang mengalami belajar. Menurut pandangan
mereka belajar bukanlah suatu tingkah laku yang tampak, tetapi
terutama prosesnya yang terjadi secara internal pada individu
dalam usaha memperoleh berbagai hubungan baru. Hubunganhubungan baru ini bisa berupa; hubungan antarperangsang, antar
reaksi, atau antara perangsang dan reaksi.(Alex Sobur,2003:220)
8) Dalam bukunya Introduction to Psychology, Arkinson dan kawankawan mendefinisikan bahwa belajar merupakan perubahan yang
relatif permanen pada perilaku sebagai akibat dari latihan.(Alex
Sobur,2003:221)
Dengan demikian belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang
terjadi dalam kurun waktu tertentu, berupa perubahan kemampuan. Kemampuankemampuan tersebut meliputi kemampuan kognitif, yang meliputi pengetahuan
dan pemahaman; kemampuan senso-motorik yang meliputi keterampilan
melakukan rangkaian gerak-gerik badan dalam urutan tertentu; kemapuan
dinamik-efektif yang meliputi sikap dan nilai yang meresapi sikap dan tindakan.
Dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil penglamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungan.
b. Prestasi belajar
Prestasi belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi
siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, prestasi belajar merupakan tingkat
perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum

belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah


kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, prestasi belajar
merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran. Menurut Oemar Hamalik
prestasi belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah
laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak
mengerti menjadi mengerti.
Berdasarkan teori Taksonomi Bloom prestasi belajar dalam rangka studi
dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor.
Perinciannya adalah sebagai berikut:
1) Ranah kognitif
Berkenaan dengan prestasi belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek
yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
2) Ranah afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang
kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan
karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
3) Ranah psikomotor
Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi
neuromuscular (menghubungkan, mengamati). Tipe prestasi belajar kognitif lebih
dominan dari pada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun prestasi
belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian
dalam proses pembelajaran di sekolah. Prestasi belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Prestasi belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam

mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah
memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik
lagi.
Prestasi belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak melalui kegiatan
belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha
untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang bersifat menetap. Dalam
kegiatan belajar yang terprogram dan terkontrol yang disebut kegiatan
pembelajaran atau kegiatan instruksional, guru telah menetapkan tujuan
pembelajaran, tujuan itulah yang harus dicapai oleh siswa. Siswa yang berprestasi
dalam belajar adalah siswa yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
Dari hasil pencapaian tujuan pembelajaran itulah kemudian terjadi perubahan
tingkah laku pada diri siswa. Prestasi belajar dapat dipengaruhi berbagai faktor,
baik berupa faktor internal maupun eksternal. Secara garis besar, faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar anak atau individu dibagi menjadi duabagian (Alex
Sobur,2003:244), yaitu :
1) Faktor endogen atau yang disebut faktor internal yakni semua faktor
yang terdapat dalam diri individu.
Faktor endogen meliputi dua faktor yaitu:
a) Faktor fisik
b) Faktor Psikis
2) Faktor eksogen atau yang disebut faktor eksternal yakni semua faktor
yang berada di luar individu, yang dapat dibagi menajdi 3 bagian yaitu:
a) Faktor keluarga

b) Faktor sekolah
c) Faktor lingkungan lain
Pembelajaran sebagai suatu proses maka harus ada yang diproses
(masukan atau input) dan hasil pemrosesan (keluaran atau output). Dengan
melalui pendekatan sistem kita dapat melihat adanya berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar. Dengan pendekatan sistem kegiatan pembelajaran
dapat digambarkan sebagai berikut :
Instrumental
input

Raw Input

Teaching
Learning
Proses

Output

Enviromental
Input

Gambar di atas menunjukkan bahwa masukan mentah (raw input)


merupakan bahan baku yang perlu diolah, dan diberi pengalaman belajar
(teaching-learning proses). Di dalam proses belajar mengajar itu berpengaruh
pula sejumlah faktor lingkungan yang merupakan masukan lingkungan
(environmental input), dan berfungsi sejumlah faktor yang sengaja dirancang dan
dimanipulasi (instrumental input) guna mencapai keluaran yang diharapkan
(output).
Di dalam proses pembelajran di sekolah, yang dimaksud dengan masukan
mentah adalah siswa, yang memiliki karakteristik tersendiri baik kondisi
fisiologisnya maupun psikologisnya. Kondisi fisiologis meliputi kondisi fisik,
panca indera, dan lainnya. Kondisi fisiologis meliputi minat, kecerdasan, motivasi
dan lainnya. Yang termasuk instrumental input meliputi faktor yang disengaja
dirancang dan dimanipulasi di dalamnya, termasuk kurikulum atau bahan

pengajaran, guru yang mengorganisasikan pembelajaran, sarana, serta manajemen


yang berlaku di sekolah. Dari keseluruhan sistem, instrumental input perupakan
faktor yang sangat penting dan menentukan dalam mencapai hasil yang dihendaki.
Dari berbagai uraian tentang belajar dan prestasi

belajar maka dapat

disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang bersifat
menetap, sebagai akibat dari proses belajar. Di mana dalam proses tersebut terjadi
interaksi langsung dengan lingkungan. Dengsn demikian dapat disimpulkan
bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku yang tejadi dalam proses belajar
adalah suatu perubahan tingkah laku yang terjadi dalam kurun waktu tertentu,
berupa perubahan kemampuan. Kemampuan-kemampuan tersebut meliputi
kemampuan kognitif, yang meliputi pengetahuan dan pemahaman; kemampuan
senso-motorik yang meliputi keterampilan melakukan rangkaian gerak-gerik
badan dalam urutan tertentu; kemapuan dinamik-efektif yang meliputi sikap dan
nilai yang meresapi sikap dan tindakan.
c. Konsep matematika
Konsep matematika yang dipelajari pada jenjang Sekolah menengah
Kejuruan ( Akuntansi ) meliputi :
1) Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep operasi bilangan riil
a. Menerapkan operasi pada bilangan riil
b. Menerapkan operasi pada bilangan ber-pangkat
c.

Menerapkan operasi pada bilangan irasional

d. Menerapkan konsep logaritma


2) Memecahkan masalah berkaitan sistem persamaan dan pertidaksamaan
linier dan kuadrat
a. Menentukan himpunan penyelesaian persamaan dan
pertidaksamaan linier

b. Menentukan

himpunan

penyelesaian

persamaan

dan

pertidaksamaan kuadrat
c. Menerapkan persamaan dan pertidaksamaan kuadrat
3 ) Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep matriks
a. Mendeskripsikan macam-macam matriks
b. Menyelesaikan operasi matriks
c. Menentukan determinan dan invers
4) Menyelesaikan masalah program linier
a Membuat grafik himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan
b
c
d

linier
Menentukan model Matematka dari soal ceritera (kalimat verbal)
Menentukan nilai optimum dari sistem pertidaksamaan linier.
Menerapkan garis selidik

5) Memecahkan masalah yang berkaitan dengan fungsi, persamaan fungsi


linier dan fungsi kuadrat
a. Mendeskripsikan perbedaan konsep relasi dan fungsi
b. Menerapkan konsep fungsi linier
c. Menggambar fungsi kuadrat
d. Menerapkan konsep fungsi kuadrat
6 ) Menerapkan logika Matematka dalam pemecahan masalah yang
berkaitan dengan pernyataan majemuk dan pernyataan berkuantor
a.

Mendeskripsikan pernyataan dan bukan pernyataan (kalimat

terbuka)
b. Mendeskripsikan ingkaran, konjungsi, disjungsi, implikasi,
biimplikasi dan ingkarannya
c. Mendeskripsikan Invers, Konvers dan Kontraposisi
d. Menerapkan modus ponens, modus tollens dan prinsip silogisme.
7) Menerapkan konsep barisan dan deret dalam pemecahan masalah

a. Mengidentifikasi pola, barisan dan deret bilangan


b. Menerapkan konsep barisan dan deret aritmatika
c. Menerapkan konsep barisan dan deret geometri
8) Menentukan kedudukan jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik,
garis dan bidang dalam ruang dimensi dua
a. Mengidentifikasi sudut
b. Menentukan keliling bangun datar dan luas daerah bangun datar
c. Menerapkan transformasi bangun datar
9) Memecahkan masalah dengan konsep teori peluang
a. Mendeskripsikan kaidah pencacahan, permutasi dan kombinasi.
b. Menghitung peluang suatu kejadian
10)Menerapkan aturan konsep statistika dalam pemecahan masalah
a. Mengidentifikasi pengertian statistik, statistika, populasi dan sampel
b. Menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram
c. Menentukan ukuran pemusatan data
d. Menentukan ukuran penyebaran data
11) Memecahkan masalah keuangan menggunakan konsep Matematka
a. Menyelesaikan masalah bunga tunggal dan bunga majemuk dalam
keuangan
b. Menyelesaikan masalah rente dalam keuangan
c. Menyelesaikan masalah anuitas dalam sistem pinjaman
d. Menyelesaikan masalah penyusutan nilai barang.
d. Prestasi belajar matematika
Dari berbagai uraian tentang belajar dan prestasi belajar maka dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika adalah perubahan tingkah laku
sebagai akibat dari proses belajar. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut
aspek pengetahuan, sikap dan penerapan berbagai konsep matematika. Prestasi
belajar matematika adalah perubahan yang berisfat menetap sebagai hasil dari
kegiatan belajar matematika, yang mana di dalam kegiatan belajar tersebut terjadi

interaksi langsung dengan lingkungan dan kegiatan yang telah dirancang dan
dimanipulasi oleh guru, sesuai dengan tujuan pembelajaran yang direncanakan.
Prestasi belajar matematika merupakan berbagai kemampuan yang
diperoleh siswa dari proses pembelajaran, sesuai dengan tujuan pembelajar
matematika di SMK Prestasi belajar matematika yang diharapkan adalah :
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep
dan mengaplikasikan konsep atau matriks, secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.
Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika adalah perubahan
tingkah

laku,

yang

meliputi

pemahaman

tentang

konsep

matematika,

menggunakan penalaran pola dan sifat, pemecahan masalah matematika,


pengkomunikasian ide dan gagasan, dan memiliki sikap menghargai kegunaan
matematika dalam kehidupan.

2 Persepsi siswa pada kinerja profesional guru


a. Pengertian persepsi
Persepsi adalah batasan yang digunakan pada proses memahami dan
menginterpetasikan sensori, atau kemampuan intelek untuk mencarikan makna
dari data yang diterima oleh berbagai indera. (Learner,2000:282, Mulyono
Abdurrahman, 2003:151)
Menurut kutipan diatas persepsi merupakan suatu proses dimana
kemampuan intelektual seseorang memberikan makna terhadap berbagai
informasi yang diterima melalui berbagai indera. Pemberian makna terhadap
berbagai informasi akan dipengaruhi oleh kemampuan intelektual seseorang.
Persepsi adalah proses dimana kita mengorganisasikan dan menafsirkan pola
stimuluis respon, berupa gerak, cahaya, bunyi dan warna. (Rita L Atkinson dkk,
2003:201)
Persepsi dalam hal ini diartikan sebagai proses mengorganisasikan dan
menafsirkan berbagai informasi yang berupa gerak, bunyi dan cahaya. Sehingga
berbagai informasi tersebut menumbuhkan makna tertentu. Persepsi adalah proses
yang menyangkut masuknya pesan ke dalam otak manusia. Melalui persepsi
manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan
ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihatan, pendengaran, peraba,
perasa dan penciuman. (Slameto, 2003:102)
Dari pernyataan di atas persepsi diartikan sebagai suatu proses dimana
manusia mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Pemaknaan dari
hubungan dengan lingkungannya tersebut dilakukan dengan memanfaatan

berbagai indera yang dimilikinya. Persepsi,

menurut Rakhmat Jalaludin

(2000: 51), adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafslrkan
pesan.

Menurut Ruch (2007: 300), persepsi adalah suatu proses tentang

petunjuk-petunjuk inderawi (sensory) dan pengalaman masa lampau yang


relevan diorgani-sasikan untuk memberikan kepada kita gambaran yang
terstruktur dan bermakna pada suatu situasi tertentu. Senada dengan hal
tersebut Atkinson dan Hilgard (2001: 201) mengemukakan bahwa persepsi
adalah proses dimana kita menafsirkan dan mengorganisasikan pola stimulus
dalam lingkungan. Gibson dan Donely (2004: 53) menjelaskan bahwa persepsi
adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang individu.
(http://library.usu.ac.id)
Menurut pendapat di atas persepsi diartikan sebagai suatu kesimpulan dari
berbagai informasi dan penafsiran seseorang, tentang berbagai objek, peristiwa
atau hubungan-hubungan. Menurut Ruch (2002: 300), persepsi adalah suatu
proses tentang petunjuk petunjuk inderawi (sensory) dan pengalaman masa
lampau yang relevan diorganisasikan untuk memberikan kepada kita gambaran
yang terstruktur dan bermakna pada suatu situasi tertentu.
Menurut

pendapat

tersebut

persepsi

di

artikan

sebagai

proses

pengorganisasian dari berbagai pengalaman yang diterima oleh indera, selanjutnya


berbagabagai informasi yang relevan diorganisasikan. Sehingga memberikan
berbagai gambaran yang terstruktur dan bermakna atas suatu situasi tertentu.
Senada dengan hal tersebut Atkinson dan Hilgard (2001: 201) mengemukakan

bahwa persepsi adalah proses dimana kita menafsirkan dan mengorganisasikan


pola stimulus dalam lingkungan. Gibson dan Donely (2004: 53) menjelaskan
bahwa persepsi adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang
individu. .(Blog,setiabudhi.net)
Persepsi pada hakikatnya adalah merupakan proses penilaian seseorang
terhadap obyek tertentu. Menurut Young (2006) persepsi merupakan aktivitas
mengindera, mengintegrasikan dan memberikan penilaian pada obyek-obyek fisik
maupun obyek sosial, dan penginderaan tersebut tergantung pada stimulus fisik
dan stimulus sosial yang ada di lingkungannya. Sensasi-sensasi dari lingkungan
akan diolah bersama-sama dengan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya baik
hal itu berupa harapan-harapan,nilai-nilai, sikap, ingatan dan lain-lain. Sedangkan
menurut Wagito (2001) menyatakan bahwa persepsi merupakan proses psikologis
dan hasil dari penginderaan serta proses terakhir dari kesadaran, sehingga
membentuk proses berpikir.(www.infoskripsi.com)
Dari berbagai uraian di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa persepsi
adalah proses pengorganisasian dan pemberian makna atas berbagai stimulus
respon yang diterima oleh indera. Selanjutnaya dari hasil pengorganisasian
tersebut memberikan gambaran yang terstruktur dan bermakna. Yang kemudian
memberikan gambaran tentang suatu keadaan.
b. Kompetensi guru
Kompetensi merupakan seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung
jawab dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan tertentu
(Kepmendiknas No 045/U/2002). Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai
kebulatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang berwujud tindakan cerdas

dan penuh tanggungjawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran.


(Ahamad Sopari, Fasilitator,2007:13)
Undang-undang Guru dan Dosen dan PP No 19/2005 menyatakan bahwa
kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, pedagogik, profesional, dan
sosial. Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan keterampilan dan kemampuan
yang dikuasai seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga ia dapat
melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif dan psikomotor dengan sebaikbaiknya. Menurut Finch dan Crunkilton kompetensi adalah penguasaan terhadap
suatu tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang
keberhasilan.(E.Mulyana dalam Kunandar, 2007:52)
Kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus
ada dalam diri guru agas dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif.
Yang meliputi kompetensi intelektual, kompetensi fisik, kompetensi pribadi,
kopetensi sosial, kompetensi spiritual. (Kunandar,2007:55).
Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai
dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Arti lain dari
kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
dimiliki seseorang serta penerapannya di dalam pekerjaan, sesuai dengan standar
kinerja yang dibutuhkan oleh lapangan, karena kompetensi adalah seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan
dikuasai guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya (UU-RI
Nomor 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen)
Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan
menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya. Kompetensi tersebut akan terwujud
dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan maupun sikap profesional
dalam menjalankan fungsi sebagai guru karena standar Kompetensi Guru
meliputi 3 (tiga) komponen kompetensi dan masing-masing komponen
kompetensi terdiri atas beberapa unit kompetensi. Secara keseluruhan Standar
Kompetensi Guru adalah sebagai berikut. (Blog Dunia Guru.net)
Komponen

Kompetensi

Kependidikan, yang terdiri atas;

Pengelolaan

Pembelajaran

dan

Wawasan

a.

Sub komponen kompetensi pengelolaan pembelajaran seperti :

Menyusun rencana pembelajaran

Melaksanakan pembelajaran

Menilai prestasi belajar peserta didik.

Melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik.

b. Sub komponen kompetensi wawasan kependidikan :

Memahami landasan kependidikan

Memahami kebijakan pendidikan

Memahami tingkat perkembangan siswa

Memahami pendekatan pembelajaran yang sesuai materi pembelajarannya

Menerapkan kerja sama dalam pekerjaan

Memanfaatkan kemajuan IPTEK dalam pendidikan


c. Komponen kompetensi akademik/vokasional, yang terdiri atas :

Menguasai keilmuan dan keterampilan sesuai materi pembelajaran.


d.

Komponen kompetensi pengembangan profesi terdiri atas :

Mengembangkan profesi.
Secara keseluruhan standar kompetensi guru terdiri dari tujuh kompetensi
(Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas, 2003) yaitu :
1) penyusunan rencana pembelajaran
2) pelaksanaan interaksi belajar mengajar
3) penilaian prestasi belajar peserta didik
4) pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik

5) pengembangan profesi
6) pemahaman wawasan pendidikan
7) penguasaan bahan kajian akademik
Kompetensi guru adalah suatu pernyataan tentang kriteria yang
dipersyaratkan, ditetapkan dan disepakati bersama dalam bentuk penguasaan
pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi seorang tenaga kependidikan sehingga
layak disebut kompeten. Kompetensi merupakan komponen utama dari standar
profesi disamping kode etik sebagai regulasi perilaku profesi yang ditetapkan
dalam prosedur dan sistem pengawasan tertentu. Kompetensi diartikan dan
dimaknai sebagai perangkat perilaku efektif yang terkait dengan eksplorasi dan
investigasi, menganalisis dan memikirkan, serta memberikan perhatian yang
mengarahkan seseorang menemukan cara-cara mencapai tujuan tertentu secara
efektif dan efisien.
Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal,
keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara faktual membentuk
kompetensi standar profesi guru yang mencakup penguasaan materi, pemahaman
terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan
profesionalisme.Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
kompentensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku
yang harus dikuasai dan dihayati dalam melaksnakan tugas profesionalnya.
Kompetensi guru meliputi berbagai komponen kompetensi yang meliputi
pengelolaan pembelajaran, wawasan kependidikan, akademik dan pengembangan
profesi. Kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru akan menunjukkan kualitas
guru yang sebenarnya.
c. Kompetensi profesional guru
Menurut M. Arifin (2002) kata profesi berasal dari kata profesion yang
mengandung arti sama dengan occupation yaitu suatu pekerjaan yang
memerlukan keahlian dan pendidikan yang diperoleh melalui suatu pendidikan
khusus. Suatu bidang keahlian yang khusus untuk menangani lapangan pekerjaan

tertentu yang membutuhkannya. (Syarifudin, Irwan Nasution,2005:27). Profesi


mengandung arti suatu keahlian (skill) dan kewenangan dalam suatu jabatan
tertentu yang mensyaratkan kompetensi (pengetahun, sikap dan keterampilan)
tertentu secara khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif.
Guru sebagai profesi berarti guru sebagai pekerjaan yang mensyaratkan
kompetensi (keahlian dan kewenangan) dalam pendidikan dan pembelajaran agar
dapat melaksanakan pekerjaan tersebut secara efektif dan efisien serta berhasil
guna.(Kunandar,2007:46)
Dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidik
merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan
pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama
bagi pendidik dan perguruan tinggi. Profesionalisme adalah kondisi, arah, nilai,
tujuan, dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan yang berkaitan dengan mata
pencaharian seseorang. Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai
tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam pendidikan dan
pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata
pencahariannya.(Kunandar, 2007:47)
Profesional

guru

mempunyai

makna

penting

(Surya,

dalam

Kunandar,:2007:48) yaitu :
1) Profesionalisme

memberikan

jaminan

perlindungan

kepada

kesejahteraan masyarakat umum.


2) Profesinalisme guru merupakan suatu cara untuk memperbaiki profesi
pendidikan.
3) Profesionalisme

memberikan

kemungkinan

perbaikan

dan

pengembangan diri yang memungkinkan guru dapat memberikan


pelayanan sebaik mengkin dan memaksimalkan kompetensinya.
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,

kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi.(UU NO 14 Tahun 2005). Gary dan Margaret
(E.Mulyana,2008:21) menjelaskan bahwa guru yang efektif dan kompeten secara
profesional memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Memiliki kemampuan menciptakan iklim belajar yang kondusif.
2) Berkemampuan

mengembangkan

strategi

dan

managemen

pembelajaran.
3) Memiliki kemempuan memberikan umpan balik dan penguatan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Kompetensi Profesional Guru
adalah pernyataan tentang kriteria yang dipersyaratkan, ditetapkan dan disepakati
bersama dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi
seorang tenaga kependidikan. Guru yang profesional adalah guru yang menganal
dirinya adalah pribadi yang dipanggil untuk mendampingi peserta didik dalam
belajar. Guru dituntut untuk terus menerus mencari tahu bagaiman seharusnya
peserta didik itu belajar. Seorang guru yang profesional dituntut dengan sejumlah
persyaratan minimal, antara lain : memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang
memadai, memiliki kompetensi keilmuan sesuai bidang yang ditekuninya,
memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan anak didiknya, memiliki
jiwa kreatif dan produktif, memiliki etos kerja dan komitmen tinggi terhadap
profesinya dan selalu melakukan pengembangan diri secara terus menerus melalui
berbagai media.Kompetensi Profesional Guru adalah berbagai kemapuan yang
dimiliki oleh seseorang dalam menjalankan pekerjaannya sebagai guru dimana dia
harus mampu menciptakan iklim belajar yang kondusif, mampu mengembangkan
strategi dan managemen pembelajaran, serta mampu memberikan umpan balik
dan penguatan.
d. Persepsi pada kinerja profesional guru
Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000 : 67) Kinerja
( prestasi kerja ) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

yang diberikan kepadanya.(http://id.wikipedia.org) Kemudian menurut Ambar


Teguh Sulistiyani (2003 : 223) Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari
kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya.
Maluyu S.P. Hasibuan (2001:34) mengemukakan kinerja (prestasi kerja) adalah
suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang
dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan
kesungguhan serta waktu.
Menurut John Whitmore (2003 : 104) Kinerja adalah pelaksanaan fungsifungsi yang dituntut dari seseorang, kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi,
suatu pameran umum ketrampikan. (http://id.wikipedia.org). Menurut Barry
Cushway (2002 : 1998) Kinerja adalah menilai bagaimana seseorang telah
bekerja

dibandingkan

dengan

target

yang

telah

ditentukan.

(http://id.wikipedia.org).
Menurut Veizal Rivai ( 2004 : 309) mengemukakan kinerja adalah :
merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi
kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan.
Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson Terjamahaan Jimmy Sadeli dan
Bayu Prawira (2001 : 78), menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa
yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan.(http://id.wikipedia.org) John
Witmore dalam Coaching for Perfomance (1997 : 104) kinerja adalah
pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seorang atau suatu perbuatan, suatu
prestasi, suatu pameran umum keterampilan. Kinerja merupakan suatu kondisi
yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk
mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang
diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan
negative dari suatu kebijakan operasional. Mink (2003 : 76) mengemukakan
pendapatnya bahwa individu yang memiliki kinerja yang tinggi memiliki
beberapa karakteristik, yaitu diantaranya: (a) berorientasi pada prestasi, (b)
memiliki

percaya

diri,

(http://id.wikipedia.org)

(c)

berperngendalian

diri,

(d)

kompetensi.

Kinerja adalah catatan mengenai akibat-akibat yang dihasilkan pada


sebuah fungsi pekerjaan atau aktifitas selama periode tertentu yang berhubungan
dengan tujuan organisasi. (Kane & Kane, 2003, Bernardin & Russell, 2008,
Cascio, 2008). Kinerja seseorang merupakan gabungan dari kemampuan, usaha
dan kesempatan, yang dapat diukur dari akibat yang dihasilkannya, oleh karena itu
kinerja bukan menyangkut karakteristik pribadi yang ditunjukkan oleh seseorang
melalui hasil kerja yang telah dan akan dilakukan seseorang. Kinerja dapat pula
diartikan sebagai kesuksesan individu dalam melakukan pekerjaannya, dan ukuran
kesuksesan masing-masing karyawan tergantung pada fungsi dari pekerjaannya
yang spesifik dalam bentuk aktifitas selama kurun waktu tertentu, dengan kata
lain ukuran kesuksesan kinerja tersebut didasarkan pada ukuran yang berlaku dan
disesuaikan dengan jenis pekerjaannya. (http://wangmuba.com) Miner, (2002),
mengatakan bahwa kinerja sebagai perluasan dari bertemunya individu dan
harapan tentang apa yang seharusnya dilakukan individu terkait dengan suatu
peran, dan kinerja tersebut sebagai evaluasi terhadap berbagai kebiasaan dalam
organisasi, yang mana evaluasi tersebut membutuhkan standarisasi yang jelas.
(http://wangmuba.com) Kinerja merupakan suatu yang lazim digunakan untuk
memantau produktifitas kerja sumber daya manusia baik yang berorientasi
produksi barang, jasa maupun pelayanan. Demikian halnya perwujudan kinerja
yang membanggakan juga sebagai imbalan intrinsik. Hal ini akan berlanjut terus
dalam bentuk kinerja berikutnya, dan seterusnya. Agar dicapai kinerja yang
profesional

maka

perlu

dikembangkan

hal-hal

seperti

kesukarelaan,

pengembangan diri pribadi, pengembangan kerjasama saling menguntungkan,


serta partisipasi seutuhnya. (Hadipranata, 2006). (http://wangmuba.com) Sejalan
dengan hal tersebut, Vroom, (2004) mengatakan bahwa tingkat sejauh mana
keberhasilan seseorang didalam melakukan tugas pekerjaannya dinamakan tingkat
kinerja (level of performance). Seseorang yang level of performance tinggi
disebut sebagai orang yang produktif, sebaliknya yang levelnya tidak mencapai
standar,

dikatakan

sebagai

tidak

produktif

atau

kinerjanya

rendah.

(http://wangmuba.com) McCloy et. al, (2004), mengatakan bahwa kinerja juga


bisa berarti perilaku-perilaku atau tindakan-tindakan yang relevan terhadap

tercapainya tujuan organisasi (goal-relevant action). Tujuan-tujuan tersebut


tergantung pada wewenang penilai yang menentukan tujuan apa yang harus
dicapai oleh karyawan, oleh karenanya kinerja bukan merupakan hasil dari
tindakan atau perilaku, melainkan tindakan itu sendiri. Lebih lanjut McCloy
menguraikan, bahwa agar seseorang dapat melakukan suatu tugas sesuai dengan
kinerja yang diinginkan, maka hendaknya memenuhi prasyarat : pengetahuan
yang dibutuhkan, memiliki ketrampilan-ketrampilan, dan membuat pilihan dengan
sungguh- sungguh untuk bekerja pada tugas pekerjaannya selama beberapa
tenggang waktu tertentu dengan tingkat usaha tertentu. Sejalan dengan pendapat
tersebut, Schultz & Schultz, (2004), mengatakan bahwa karyawan akan mampu
memotivasi diri mereka sepenuhnya jika ada tujuan yang pasti yang ingin diraih.
Tujuan tersebut adalah hasil yang akan dicapai oleh karyawan dan memberikan
arah pada perilaku dan pikiran mereka sehingga membimbing kepada tujuan yang
hendak dicapai. Sejauh mana kesuksesan karyawan dalam mencapai tujuan
tersebut melalui tugas- tugas yang dilakukan disebut dengan kinerja (Suhartini,
2002).(http://wangmuba.com)
Cherington, (2004), mengatakan bahwa kinerja menunjukkan pencapaian
target kerja yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Pencapaian
kinerja tersebut dipengaruhi oleh kecakapan dan waktu. Kinerja yang optimal
akan terwujud bilamana organisasi dapat memilih karyawan yang memiliki
motivasi dan kecakapan yang sesuai dengan pekerjaannya serta memiliki kondisi
yang

memungkinkan

mereka

agar

dapat

bekerja

secara

maksimal.

(http://wangmuba.com) Dari beberapa pengertian dari kinerja yang disampaikan


oleh para ahli sebagaimana diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian
kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh individu sesuai dengan peran atau
tugasnya dalam periode tertentu, yang dihubungkan dengan suatu ukuran nilai
atau standar tertentu dari organisasi dimana individu tersebut bekerja.
Dalam

melaksanakna

tugasnya

setidaknya

guru

harus

memiliki

kemampuan dan sikap sebagai berikut : menguasai kurikulum, menguasai


substansi materi yang diajarkan, menguasai metode dan evaluasi belajar,
tanggungjawab terhadap tugas, disiplin dalam arti luas.(Kunandar,2007:60)

Sudijarto (Kunandar,2007:57) berpendapat bahwa kemampuan profesional guru


meliputi :
1) Merancang dan perencanakan pembelajaran
2) Mengembangkan program pembelajaran
3) Mengelola pelaksanaan program pembelajaran
4) Menilai proses dan hasil pembelajaran
5) Mendiagnosis

faktor

yang

mempengaruhi

keberhasilan

proses

pembelajaran.
Kinerja

profesional

guru

merupakan

kemampuan

guru

dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan kompetensi yang harus dimiliki.


Kompetensi yang harus dimiliki seorang guru meliputi : pertama memiliki
pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia, kedua, mempunyai sifat
yang tepat tentang dirinya dan bidang studi yang dibinanya, ketiga, menguasai
bidang studi yang diajarkan, keempat, memiliki keterampilan mengajar.
Keterampilan

mengajar

adalah

sejumlah

kompetensi

guru

yang

menampilkan kinerjanya secara profesional. Keterampilan ini menunjukkan


bagaimana guru memperllihatkan perilakunya selama interaksi belajar mengajar
berlangsung. Kinerja Profesional guru adalah keterampilan guru dalam
melaksanakan tugasnya secara profesional, sesuai dengan kompetensi yang
dimilikinya yang yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap
peserta didik, mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik, pengembangan
pribadi dan profesionalisme.
Penguasaan materi meliputi pemahaman karakteristik dan substansi ilmu
sumber bahan pembelajaran, pemahaman disiplin ilmu yang bersangkutan dalam
konteks yang lebih luas, penggunaan metodologi ilmu yang bersangkutan dalam
melakukan verifikasi dan memantapkan pemahaman konsep yang dipelajari,
penyesuaian substansi dengan tuntutan dan ruang gerak kurikuler serta
pemahaman terhadap managemen pembelajaran.

Pemahaman terhadap peserta didik meliputi berbagai karakteristik, tahaptahap perkembangan dalam berbagai aspek dan penerapannya (kognitif, afektif
dan psikomotor) dalam mengoptimalkan perkembangan peserta didik dan
pembelajaran. Pembelajaran yang mendidik terdiri atas pemahaman konsep dasar
proses

pendidikan dan pembelajaran bidang studi yang bersangkutan, serta

penerapannya dalam pelaksanaan dan pengembangan pembelajaran.


Pengembangan pribadi dan profesionalisme mencakup pengembangan
intuisi keagamaan, kebangsaan yang berkepribadian, sikap dan kemampuan
mengaktulisasikan

diri,

serta

sikap

dan

profesionalisme kependidikan. Dari beberapa

kemampuan

mengembangkan

pendapat tentang persepsi dan

kinerja profesional guru yang diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
persepsi siswa pada kinerja profesional guru adalah proses penginderaan dan
pemberian makna atas berbagai stimulus respon yang diterima oleh indera (siswa).
Yang selanjutnya dari pengorganisasian tersebut siswa dapat memberikan
gambaran yang terstruktur dan bermakna tentang hasil kerja yang dicapai oleh
individu (guru) sesuai dengan peran atau tugasnya sebagai guru dalam periode
tertentu, yang dihubungkan dengan suatu ukuran nilai atau standar sesuai dengan
kompetensi yang harus dimilikinya
3

Minat siswa pada mata pelajaran matematika

a. Pengertian minat
Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan
yang besar terhadp sesuatu. Minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi
kerena ketergantungannya banyak pada faktor-faktor internal lainnya seperti,
pemusatan perhatian, keinginan, motivasi dan kebutuhan.
Berminat pada sesuatu itu mungkin kerana melihat kegunaannya, karena
senang, atau karena menarik perhatian. Menurut A Musad, dkk (Saiful Bahri,
2000:60) minat adalah kesadaran seseorang atau sesuatu atau situasi mengandung
sangkut paut dirinya. Minat merupakan kecenderungan subyek yang menetap,
untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu (W.S Winkel,
2003:188). Beberapa ahli berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk

membangkitkan minat pada suatu objek yang baru adalah dengan menggunakan
minat-minat siswa yang telah ada. Tanner & Tanner (2005) menyarankan agar
para pengajar membentuk minat-minat baru pada siswa, dengan jalan memberikan
informasi-informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan
pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang telah lalu, serta
menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa datang. (Slameto,2003:181).
Minat siswa dapat dibangkitkan pula dengan cara menghubungkan bahan
pengajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah diketahui siswa.
(Rooijakkers, (1980), Slameto,2003:181) Apakah yang dapat dilakukan guru, agar
siswa yang pada awal proses belajar mengajar merasa tidak tertarik, menjadi
merasa tertarik ? Upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan membina
hubungan yang akrab dengan siswa; menyajikan bahan pengajaran yang sesuai
dengan taraf berpikir siswa; menggunakan media pengajaran yang sesuai;
bervariasi dalam prosedur mengajar, namun tidak berganti dengan prosedur yang
tidak dikenal siswa, dengan tiba-tiba, dan tidak memberikan predikat bodoh jika
mereka tidak bisa. (W.S Winkel, 2006:189).
Pelajaran akan lebih menarik jika murid melihat adanya hubungan yang
nyata antara pelajaran dengan kehidupan yang nyata, dan jika mereka diberi
kesempatan untuk giat sendiri. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak
sesuai bakatnya, tidak sesuai kebutuhannya, tidak sesuai dengan tipe-tipe khusus
anak. Ada tidaknya minat terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari anak dalam
mengikuti pelajaran itu. Dalam proses belajar mengajar guru perlu sekali
mengenal minat-minat yang dimiliki muridnya, karena penting bagi guru utnuk
memilih bahan pelajaran, merencanakan pengalaman-pengalaman belajar,
menuntun mereka ke arah pengetahuan, dan mendorong motivasi belajar mereka.
Pada dasarnya minat seseorang timbul karena adanya pengaruh dari luar
dan dari dalam dirinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat individu
meliputi:
1) Faktor jenis kelamin
Perbedaan jenis kelamin cenderung berbeda minatnya, anak pria
cenderung pada kegiatan-kegiatan yang memerlukan aktifitas fisik,

sedangkan anak perempuan memiliki kecenderungan untk memilih


kegiatan yang tidak terlalu memerlukan aktifitas fisik.
2) Faktor perkembangan fisik
Faktor ini merupakan faktor yang mempengaruhi manat yang
dipengaruhi oleh kematangan fisik, kesehatan dan mental seseorang
dalam memilih suatu objek tertentu yang sesuai dengan keadaan dan
perkembangan fisiknya.
3) Faktor Kecerdasan
Perbedaan kecerdasan anak menyebabkan adanya perbedaan minat
anak terhadap sesuatu. Anak yang cerdas cenderung perkembangan
minatnya tinggi sedangkan anak yang kecerdasannya kurang memiliki
kecenderungan perkembangan minatnya lambar dan hanya tertarik
kepada hal-hal yang bersifat kongkrit.
4) Faktor lingkungan
Lingkungan tempat individu berada dapat berpengaruh kepada
minatnya, baik itu lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Suatu minat dapat diekspresikan melalui sesuatu pernyataan yang
menunjukkkan bahwa siswa lebih menyukai sesuatu hal daripada yang lainnya,
dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas. Siswa yang
memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian
yang lebih besar terhadap subjek itu. Individu memiliki kecenderungan untuk
menghubungkan diri dengan lingkungan melalui cara-cara tertentu. Jika individu
menemukan suatu subjek maka individu menaruh minat terhadap objek itu. Yang
menyebabkan individu berhubungan secara aktif dengan objek yang menariknya.
Kita menaruh minat terhadap sesuatu yang ada hubungannya dengan
kebutuhan. Minat dan perilaku berhubungan erat, dapat dikatakan bahwa kelakuan
ditentukan oleh minat seseorang. Setiap minat memuaskan sesuatu kebutuhan
dalam diri anak walaupun kebutuhan itu mungkin tidak segera tampak bagi orang
dewasa. Semakin kuat kebutuhan ini, semakin kuat dan bertahan pada minat
tersebut. Selanjutnya semakin sering minat diekspresikan dalam kegiatan, maka

semakin kuat pula minat itu. Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya
minat dan perhatian siswa dalam belajar. Keterlibatan siswa dalam belajar erat
kaitannya dengan sifat-sifat siwa, baik yang bersifat kognitif seperti kecerdasan
dan bakat maupun yang afektif seperti motivasi, rasa percaya diri dan minatnya.
Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah sesuatu rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas. Minat pada dasarnya adalah penerimaan
akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin
kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.
b. Pelajaran matematika
Matematika adalah bahasa simbolis yang berfungsi praktisnya untuk
mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif keruangan sedangkan fungsi
teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir.(Myklebust;1967 dalam Mulyono
Abdurrahman, 2007;252) Matematika disamping bahasa simbolis juga merupakan
bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan
mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. (Lerner;1988 dalam
Mulyono Abdurrahman,2007:252).
Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah
yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan
pengetahuan tenatang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang
bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung. (Paling ;
1982, dalam Mulyono Abdurrahman, 2007:252) Matematika merupakan ilmu
universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran
penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini
dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar,
analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta
teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
(Depdiknas, Standar Kompetensi ; 2006). Dari berbagai pendapat tentang hakikat
matematika yang telah dikemukakan menunjukkan bahwa pandangan tentang

hakikat matematika lebih ditekankan pada metodenya daripada pokok persoalan


itu sendiri.
Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari
SD sampai SLTA bahkan perguruan tinggi. Alasan matematika perlu diajarkan
karena :(Cornelius,1982 dalam Mulyono Abdurrahman,2007:253)
1) Sarana berpikir yang jelas dan logis
2) Sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.
3) Sarana mengenali pola hubungan dan generalisasi pengalaman.
4) Sarana untuk mengembangkan kreativitas
5) Sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan
budaya.
Menurut

Cockroft

(1982)

(Mulyono

Abdurrahman,

2007:253)

mengemukakan bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa karena :


1) Selalu digunakan di segala segi kehidupan
2) Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika.
3) Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas.
4) Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara.
5) Meningkatkan cara berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan
6) Memberikan kepuasan terhadap usaha pemecahan masalah yang
menantang.
Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut.(Depdiknas, Standar Isi ; 2006)
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi


matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh
4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.
Dari berbagai uraian tentang pelajaran matematika maka dapat disimpulkan
bahwa pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang mempelajari tentang
bahasa simbolis yang menentukan hubungan kuantitatif keruangan, juga
merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat,
dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. Pengajaran
matematika bertujuan agar peserta didik dapat memahami konsep matematika,
menggunakan

penalaran

dalam

pola

dan

sifat,

memecahkan

masalah,

mengkomunikasikan gagasan, dan memiliki sikap menghargai matematika dalam


kehidupan.
c. Minat siswa pada pelajaran matematika
Menurut makna kata, minat diartikan sebagai kecenderungan hati yang
tinggi dan mencerminkan kemandirian terhadap sesuatu (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2008:583). Minat tumbuh berkat dorongan atau motif yang mampu
menggerakkan hati untuk memperoleh sesuatu. Dorongan minat memiliki

pengaruh besar terhap perilaku seseorang, semakin besar minat yang dimiliki
akan semakin tinggi pula keinginannya untuk mendapatkan keinginan tersebut.
Selanjutnya keinginan suda tercapai mencerminkan kemandirian dalam beusaha
mencapai keinginan tersebut.
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui
interaksi dengan lingkungan momen yang tepat dan kondisi yang menarik untuk
turut larut dalam proses pembelajaran Belajar bersifat aktif, siswa sebagai peserta
didik tidak akan mampu merubah perilaku jika ia tidak aktif mengikuti setiap
proses yang berlangsung. Efektivitas pembelajaran melekat pada aktivitas belajar
dan partisipasi siswa. Untuk dapat bersikap aktif dibutuhkan pula faktor
penggerak yang secara langsung memberi dorongan pada siswa untuk bertindak.
Faktor pendorong yang dimaksud adalah minat belajar. Dengan tumbunya minat
belajar, siswa akan berusaha menemukan atau mengetahui..
.Tidak sedikit yang bersedia mengorbankan miliknya hanya untuk
mengejar sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya banyak pula orang yang enggan
melakukan

sesuatu

karena

dirinya

tidak

berminat

untuk

memilikinya.

Perkembangan peradaban manusia, telah menempatkan pendidikan sebagai


kebutuhan hidup, untuk dapat eksis mengikuti proses pendidikan dan mampu
mengaplikasikan materi pembelajaran dengan baik dibutuhkan minat untuk
belajar.
Hilgard yang dikutip oleh Slameto (2003:57) menyatakan interest is
persisting tendency to pay attention to end enjoy some activity and content.

Lebih lanjut dinyatakan bahwa minat adalah keinginan untuk melakukan suatu
kegiatan dalam mencapi sesuatu tujuan. Semakin tinggi keinginan meraih harapan
akan semakin kuat pula minat yang mendorong. Sesuai degan kondisi tersebut
pula kiranya guru dan orang tua memberi harapan pada anak dalam membangun
cita-cita yang mampu mendukung lahirnya minat belajar. Sardiman A. M
(2000:76) menjelaskan minat merupakan suatu kondisi yang terjadi apabila
seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan
keinginan dan kebutuhannya sendiri.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, minat lahir saat seseorang
membandingkan sesuatu yang dimilikinya dengan objek lain yang diinginkannya.
Semakin besar perbedaan yang dimiliki akan semakin besar minat untuk
mendapatkan. Perilaku demikian sangat besar maknanya bagi siswa yang sedang
menempuh pendidikan. Semangat untuk mengejar ketertinggalan akan memaksa
siswa lebih bergairah dalam belajar. Tantangan belajar yang dihadapi akan
menjadi motor penggerak bagi dirinya untuk lebih optimal dalam belajar.
Pada hakikatnya minat terdiri dari minat aktif dan minat reseptif (John
Gay 2005:232). Minat aktif adalah minat terhadap sesuatu yang dirasakan saat
menginginkan sesuatu, yang dengan keinginan tersebut mendorong seseorang
untuk segera melakukan tindakan untuk mendapatkan keinginan tersebut. Minat
aktif membuat seseorang secera aktif memburu keinginannya dan ia bersedia
melayani demi memperoleh keinginannya.

Sedangkan minat reseptif adalah minat ingin dilayani, minat reseptif


adalah apa yang dirasakan ketika dengan hati terbuka mempertimbangkan nilai
apa yang ditawarkan, minat akan tumbuh jika kita mendukung tawaran yang
diberikan. Lebih jelasnya minat reseptif lebih bersifat pasif dan menunggu untuk
dilayani oleh orang lain yang menawarkan harapan tersebut.
Dalam dunia pendidikan, khususnya untuk siswa yang sedang menempuh
pendidikan, perlu ditumbuhkan minat aktif. Karena dengan minat aktif tersebut
akan mendorong siswa untuk lebih aktif mendapatkan cita-cita dan keinginannya.
Keberadaan minat ini dapat dibangun dengan memberi pengertian pada siswa
tentang manfaat pendidikan dan langkah apa yang harus dilakukan untuk
mendapatkannya.
Sumardiono (2006:169) menyatakan rasa percaya diri dalam diri siswa
dapat mendorong tumbuhnya minat belajar. Orang tua maupun guru perlu
meningkatkan rasa percaya diri pada anak. Karena dengan adanya rasa percaya
diri akan menumbuhkan minat belajar siswa, keyakinan bahwa akan mampu
memperoleh nilai terbaik akan mendorong siswa untuk lebih giat dalam belajar.
Orang tua maupun guru perlu meyakinkan anak bahwa mereka bukanlah
siswa yang terbelakang dan juga bukan siswa yang malas belajar, sebaiknya
orangtua maupun guru selalu memberi pujian dengan kata-kata positif sehingga
pada akhirnya siswa meyakini bahwa dirinya termasuk siswa yang berbakat dan
terampil, dan pada akhirnya ia akan berusaha belajar dengan bersungguh-sungguh
agar orang yang memberinya pujian dan tidak kecewa atas pujian yang diberikan.

Siswa yang memiliki perangkat belajar memadai dan didukung oleh


sumber belajar akan termotivasi untuk belajar. Minat belajar akan tumbuh
manakala siswa melihat bahwa segala sarana yang mendukung kegiatan belajar
telah dimiliki. Pernyataan ini didukung oleh Sumardiono (2006:127) yang
menyatakan bahwa ketersediaan alat dan sarana belajar dapat meningkatkan minat
belajar siswa. Membangun sikap belajar siswa dalam bidang studi matematika,
perlu dukungan guru untuk mempersiapkan buku, alat peraga, dan berbagai media
belajar sesuai dengan kompetensi belajar. Selanjutnya untuk membangun minat
belajar di rumah, orang tua perlu pula mempersiapkan sarana belajar seperti buku
paket, buku tulis, alat tulis dan sarana lain yang dianggap membantu kegiatan
belajar. Hardwinoto dan Setiabudhi (2006:103) menyatakan bahwa dengan adanya
dukungan komputer sebagai sarana belajar akan meningkatkan minat belajar
siswa.

Informasi ini menjelaskan bahwa kelengkapan sarana belajar menjadi

modal dalam usaha meningkatkan minat belajar siswa. Akan sulit bagi siswa
untuk meningkatkan minat belajar jika kegiatan belajar yang ia lakukan terhambat
oleh minimnya sarana belajar.
Minat belajar dipengaruhi oleh kesehatan fisik dan kondisi mental (Sri
Hapsari, 2007:43). Lebih lanjut dapat dijelaskan, siswa yang kondisi kesehatannya
mengalami gangguan tidak akan memiliki keinginan untuk belajar, karena seluruh
potensi tubuhnya digunakan untuk menahan rasa sakit yang diderita. Demikian
pula dengan kesehatan mental, yang secara langsung akan mengganggu minat
belajar. Perasaan benci, sakit hati atau kecewa terhadap guru akan menghambat
minat belajar siswa. Tidak jarang siswa enggan belajar matematika, hanya karena

ia tidak suka dengan perilaku dan cara mengajar guru matematika. Beberapa siswa
menjadi enggan belajar matematika hanya karena guru yang tadinya ia kagumi
menegur perilakunya yang kurang baik, atau saat siswa mendapat nilai yang
kurang baik dalam ulangan.
Perlu ada usaha terencana dan berkelanjutan dari guru dan orang tua untuk
membangkintkan minat belajar siswa. Tanpa dukungan yang baik, minat belajar
akan mengalami penurunan dan pada akhirnya akan menghambat prestasi belajar.
Hendra Surya (2007:46) menyampaikan beberapa langkah untuk meningkatan
minat belajar diantaranya dengan menggugah rasa kebutuhan anak akan
pentingnya belajar.Strategi dalam menggugah tentang kebutuhan akan belajar
dapat dilakukan dengan

membangun

dialog

dan pendekatan personal,

mengembangkan komunikasi kondusif dengan anak. Dalam kontek ini orang tua
atau guru sebaiknya tidak hadir dengan mengitervensi atau mendikte tetapi hadir
dengan memberi dukungan dan motivasi untuk berada pada jalur yang tepat
sebagai seorang pelajar. Pasaribu dan Simanjuntak (2004:52) mendefenisikan
minat sebagai suatu motif yang menyebabkan individu berhubungan secara aktif
dengan sesuatu yang menarik perhatiannya. Pernyataan ini searah dengan yang
disampaikan sebelumnya, oleh karenanya dalam membangun minat belajar,
sebaiknya guru maupun orang tua perlu membangun motif yang dapat
membangun motivasi siswa, selanjutnya melalui motivasi tersebut akan tumbuh
minat siswa untuk belajar.

Hendra

Surya

(2007:48)

menjelaskan

beberapa

langkah

untuk

meningkatkan minat belajar siswa diantaranya:


a. Memberi rangsangan penguat pada anak bahwa dirinya mampu
berbuat atau mampu mempelajari segala sesuatu
b. Tanamkan pada anak bahwa dirinya memiliki nilai plus yang tidak
dimiliki orang lain
c. Menanamkan tentang pentingnya belajar
Membangun minat belajar merupakan faktor penting yang dapat
memberikan spirit kepada siswa untuk memperkuat akan minat dan cita-cita yang
akan

dicapai.

Faktor-faktor

yang

berpengaruh

terhadap

siswa

untuk

mengembangkan minatnya adalah:


1. Faktor minat siswa itu sendiri
2. Faktor dorongan orang tua
3. Faktor guru (pendidik)
4. Faktor lingkungan.
Dari beberapa faktor yang telah disebutkan di atas, orangtua berperan
memberi dukungan moril maupun materil pada siswa bahwa diri mereka memiliki
kemampuan dan bakat yang cukup baik sehingga tidak ada hal yang perlu
dirisaukan dan meyakinkan siswa bahwa pada dasarnya mereka memiliki
kemampuan untuk menguasai materi matematika sesulit apapun.
Hardwinoto dan Setiabudhi (2006:111) menginformasikan bahwa minat
siswa terhadap matematika akan bertambah apabila ia dapat memahami dan
meyelesaikan soal matematika degan mudah. Seseorang siswa yang mampu
memperoleh nilai terbaik dalam ulangan matematika, prestasi tersebut secara
langsung akan memberi rasa bangga, yang dengan rasa bangga tersebut terbentuk

minat untuk mencapai nilai yang lebih baik, selanjutnya keinginan tersebut akan
memacu lahinrnya minat belajar.
Selanjutnya menurut Zakiah Daradjat, dkk (2001:113), mengartikan minat
adalah kecenderungan jiwa yang tetap ke jurusan sesuatu hal yang berharga bagi
orang. Pengertian tersebut menjelaskan bahwa minat belajar, merupakan suatu
dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang untuk mewujudkan sesuatu yang
dianggap orang lain berharga. Dengan mampunya ia memenuhi harapan tersebut
akan muncul rasa berharga dan keinginan untuk mewujudkan berbagai perilaku
lainnya untuk dapat meningkatkan perngahargaan atas dirinya. Jika dikaitkan
dengan minat belajar, jelas bahwa minat belajar merupakan keinginan siswa untuk
mewujudkan harapan guru dan teman serta orang tua bahwa dirinya termasuk
sebagai siswa yang memiliki kemampuan dan kecakapan dalam belajar. Dengan
tercapainya keinginan tersebut, selanjutnya akan tumbuh minat belajar yang lebih
baik, sampai merasa bahwa dirinya dihargai dan dihormati atas prestasi yang
dicapai. Andar Ismail (2007:37) menyampaikan bahwa terhambatnya minat
belajar akan menghambat pertumbuhan cita-cita. Siswa yang tidak didukung oleh
minat belajar, cenderung lebih pasif mengembangkan harapan dan cita-cita tinggi,
karena ia merasa bahwa dirinya tidak tertarik untuk belajar dan bersaing dengan
siswa lain yang memiliki minat belajar dan siswa yang telah mendapatkan prestasi
belajar. Andar Ismail (2007:37) juga menyampaikan faktor yang dapat
membentuk minat belajar diantaranya, orang tua yang demokratis, orang tua yang
suka membaca buku, orang tua yang menghargai prakarsa anak. Dalam hal ini
dapat dijelaskan, minat belajar siswa aan mengalami peningakatan jika orang tua

memberi dukungan terhadap perilaku belajar siswa. Perilaku yang dimaksud


adalah kemampuan orang tua dalam membangun hubungan yang demokratis
dengan anak. Semakin baik hubungan antara anak dengan orang tua lebih mudah
bagi orang tua untuk membangun minat belajar.
Perilaku lain yang juga dapat digunakan adalah memberi contoh pada anak
untuk membiasakan belajar, hal ini dicontohkan dengan membangun kebiasaan
membaca dihadapan anak. Dengan adanya contoh tersebut akan akan tertarik
untuk belajar dan pada akhirnya akan menjadi sebuah kebiasaan yang
berkelanjutan. Kebiasaan belajar pada anak juga dapat dibangun dengan
menghargai prakarsa anak, orang tua sebaiaknya memfasilitasi dan tidak terlalu
memaksakan kehendak pada anak. Dengan demikian akan tumbuh tanggung
jawab dan minat belajar.
Dari defenisi dan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa minat belajar
merupakan dorongan batin yang tumbuh dari seseorang siswa untuk
meningkatkan kebiasaan belajar. Minat belajar akan tumbuh saat siswa memiliki
keinginan untuk meraih nilai terbaik, atau ingin memenangkan persaingan dalam
belajar dengan siswa lainnya. Minat belajar juga dapat dibangun dengan
menetapkan cita-cita yang tinggi dan sesuai dengan bakat dan kemampuan siswa.
Dalam hal ini cita-cita belajar yang dimiliki siswa harus disesuaikan
dengan kondisi fisik dan psikologis siswa, hal ini dibutuhkan agar cita-cita
tersebut tidak teralu tinggi sehingga sulit untuk diwujudkan. Minat belajar dapat
pula dikembangkan melalui kondisi lingkungan belajar yang layak dan

mendukung. Kondisi lingkungan sekolah yang terlalu padat, atau sekolah yang
berada di daerah kumuh sering mengganggu minat belajar siswa.
Hubungan antar individu yang dikembangkan dalam lingkungan sekolah
dan lingkungan rumah tangga akan sangat menentukan kualitas minat belajar
siswa. Siswa yang berdomisili pada daerah yang padat dan situasi lingkungan
yang kurang perhatian terhadap pendidikan akan membuat siswa enggan untuk
belajar. Sebaliknya siswa yang berdomisili di wilayah pemukiman yang harmonis
dengan keluarga memiliki perhatian terhadap sekolah akan mendukung siswa
untuk membangun dan mengembangkan minat belajar.
Minat belajar yang rendah akan menghambat pencapain tujuan dan juga
menghambat siswa untuk meraih cita-cita, banyak siswa di wilayah padat
penduduk tidak mampu memperoleh prestasi kerja optimal karena tidak dibekali
oleh minat belajar yang optimal. Rendahnya minat belajar tergambar dari
beberapa faktor diantaranya:
a. Prestasi belajar yang rendah
b. Sering menggunakan waktu belajar untuk bermain
c. Tidak disiplin mengerjakan tugas sekolah
d. Sarana belajar yang sering lupa dibawa
e. Tidak berkonsentrasi dalam belajar.
Kondisi demikian jelas tidak mendukung terhadap peningkatan prestasi
belajar dan pencapaian hasil belajar. Rendahnya prestasi belajar sebagai akibat

langsung dari minat belajar yang rendah pada akhirnya akan berpengaruh pula
terhadap keberlangsungan pendidikan anak.
Seiring dengan kondisi tersebut, sintesa minat belajar dapat dikembangkan
dalam beberapa dimensi diantaranya, dimensi lingkungan sekolah, dimensi
lingkungan rumah tangga, dimensi orang tua, dimensi guru, dimensi sarana
dimensi prasarana belajar, dimensi fisik, dimensi mental.
Minat adalah sesuatu lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan
sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat
atau dekat gubungan tersebut, semakin besar minatnya.
Suatu minat dapat diekspresikan melalui sesuatu pernyataan yang
menunjukkkan bahwa siswa lebih menyukai sesuatu hal daripada yang lainnya,
dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas. Siswa yang
memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian
yang lebih besar terhadap subjek itu.
Minat siswa terhadap mata pelajaran matematika merupakan suatu ekspresi
diri, yang menunjukkan rasa suka dan tidak suka terhadap mata pelajaran
matematika, yang dimanifestasikan dalam bentuk partisipasi dan aktifitasnya
dalam pembelajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minat terhadap
matematika adalah ketertarikan siswa terhadap matematika yang didasari oleh
kebutuhan dalam dirinya. Dalam memenuhi kebutuhan itu, siswa secara aktif dan
mau terlibat di dalamnya dengan kesadaran sendiri. Semakin kuat kebutuhan itu
semakin kuat dan bertahan minat itu. Selanjutnya semakin sering minat itu
diekspresikan semakin kuatlah minat itu.
Minat siswa terhadap mata pelajaran matematika adalah suatu kondisi
dimana siswa merasa tertarik terhadap pelajaran matematika, yang dapat
dikembangkan melalui berbagai upaya. Guru memegang peranan yang penting
terhadap tumbuhnya minat siswa, karena minat dapat dibentuk oleh guru melalui

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran melalui berbagai upaya diantaranya


pemilihan materi yang sesuai dengan kemampuan siswa, penggunaan alat
pembelajaran yang menarik dan pengelolaan kelas yang baik.
B. Kerangka berfikir
1.

Pengaruh langsung persepsi siswa pada kinerja profesional guru terhadap


prestasi belajar siswa.
Kinerja

profesional

guru

merupakan

kemampuan

guru

dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan kompetensi yang harus dimiliki, dalam


pencapaian hasil yang diharapkan. Kompetensi yang harus dimiliki seorang guru
meliputi : pertama memiliki pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku
manusia, kedua, mempunyai sifat yang tepat tentang dirinya dan bidang studi
yang dibinanya, ketiga, menguasai bidang studi yang diajarkan, keempat,
memiliki keterampilan mengajar.
Kinerja profesional guru adalah keterampilan guru dalam melaksanakan
tugasnya secara profesional, sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya yang
yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, mampu
melaksanakan pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan
profesionalisme. Penguasaan materi meliputi pemahaman karakteristik dan
substansi ilmu sumber bahan pembelajaran, pemahaman disiplin ilmu yang
bersangkutan dalam konteks yang lebih luas, penggunaan metodologi ilmu yang
bersangkutan dalam melakukan verifikasi dan memantapkan pemahaman konsep
yang dipelajari, penyesuaian substansi dengan tuntutan dan ruang gerak kurikuler
serta pemahaman terhadap managemen pembelajaran. Prestasi belajar matematika
adalah perubahan yang berisfat menetap sebagai prestasi dari kegiatan belajar
matematika, yang mana di dalam kegiatan belajar tersebut terjadi interaksi
langsung dengan lingkungan dan kegiatan yang telah dirancang dan dimanipulasi
oleh guru, sesuai dengan tujuan pembelajaran yang direncanakan
Dengan kompetensi yang dimiliki oleh guru, maka akan memungkinkan
pencapaian prestasi belajar siswa sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.

Dengan demikian terdapat pengaruh langsung kinerja profesional guru terhadap


prestasi belajar siswa.
2. Pengaruh langsung persepsi siswa pada kinerja profesional guru terhadap
minat siswa pada mata pelajaran matematika.
Kinerja profesional guru adalah keterampilan guru dalam melaksanakan
tugasnya secara profesional, sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya yang
yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, mampu
melaksanakan pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan
profesionalisme. Minat terhadap matematika adalah ketertarikan siswa terhadap
matematika yang didasari oleh kebutuhan dalam dirinya. Dalam memenuhi
kebutuhan itu, siswa secara aktif dan mau terlibat di dalamnya dengan kesadaran
sendiri. Semakin kuat kebutuhan itu semakin kuat dan bertahan minat itu.
Selanjutnya semakin sering minat itu diekspresikan semakin kuatlah minat itu.
Minat siswa terhadap mata pelajaran matematika dapat dikembangkan melalui
berbagai upaya. Guru memegang peranan yang penting terhadap tumbuhnya
minat siswa, karena minat dapat dibentuk oleh guru melalui perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran melalui berbagai upaya diantaranya pemilihan materi
yang sesuai dengan kemampuan siswa, penggunaan alat pembelajaran yang
menarik dan pengelolaan kelas yang baik.
Dari uraian di atas maka dapat di duga bahwa kinerja profesional guru
dapat berpengaruh secara langsung terhadap minat siswa pada pelajaran
matematika.
3. Pengaruh tidak langsung persepsi siswa pada kinerja profesional guru terhadap
prestasi belajar matematika siswa, melalui minat siswa pada pelajaran
matematika.
Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang menarik, serta
menumbuhkan keingintahuan dan mendorong siswa untuk menyadari perlunya
matematika dalam kehidupan sehari-hari, memungkinkan tumbuhnya minat siswa
pada pelajaran matematika. Minat yang muncul dalam diri siswa selanjutnya akan

mendorong siswa untuk mencurahkan perhatian yang tinggi pada mata pelajaran
yang diminatinya. Minat siswa terhadap mata pelajaran matematika merupakan
suatu ekspresi diri, yang menunjukkan rasa suka dan tidak suka terhadap mata
pelajaran matematika, yang dimanifestasikan dalam bentuk partisipasi dan
aktifitasnya dalam pembelajaran.
Dengan adanya minat yang tinggi terhadap mata pelajaran matematika
maka memungkinkan untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi pada mata
pelajaran yang diminatinya. Maka dapat diduga terdapat pengaruh tidak langsung
kinerja profesional guru terhadap prestasi belajar matematika melalui minat
siswa pada pelajaran matematika.
C. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir yang ada maka penelliti menyusun hipotesis
penelitian sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh langsung yang signifikan persepsi siswa pada kinerja
profesional guru terhadap prestasi belajar matematika siswa.
2. Terdapat pengaruh langsung yang signifikan minat siswa pada pelajaran
matematika terhadap prestasi belajar matematika siswa.
3. Terdapat pengaruh tidak langsung yang signifikan persepsi siswa pada
kinerja profesional guru terhadap prestasi belajar matematika melalui
minat siswa pada pelajaran matematika.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian
1. Tempat penelitian
a. Letak

: Kecamatan Cengkareng Jakarta

b. Jumlah SMK

: 3 Sekolah

c. Jumlah siswa

: 1200

1) SMK Mutiara Bangsa

: 567

2) SMK 1 Cengkareng

: 400

3) SMK PGRI 35

: 233

d. Jumlah guru
Matematika
e. Alamat Sekolah

: 11 orang
:

1) SMK Muitara Bangsa


Jln Utama Raya No 2 Cengkareng, Jakarta Barat.
2) SMK 1 Cengkareng
Jln Bambu Larangan Raya No 67 Cengkareng, Jakarta Barat.
3) SMK PGRI 35
Jln Jati Raya 1 No 52 Cengkareng, Jakarta Barat.

2. Waktu penelitian
Peneliti melakukan penelitian dengan kurun waktu November 2011 sampai
dengan Maret 2012 dengan penjadwalan sebagai berikut :
Tabel 1
TABEL JADWAL PENELITIAN
N

KEGIATA

O
1
2

N
Persiapan
Perencanaa

n
Pelaksanaa

n
Penyusunan

laporan
Pelaporan

November Desember
Januari
Februari
Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

dan
perbaikan
B. Metode penelitian
Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid
dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu
pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan dan mengantisipasi masalah.
Metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah metode
survey dengan melalui pengumpulan data langsung dari responden, untuk
memperoleh data persepsi siswa terhadap kinerja profesional guru dan minat
siswa pada pelajaran matematika peneliti mengumpulkan data dengan

menggunakan koesioner. Untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa


digunakan metode survey terhadap data hasil belajar matematika siswa pada tes
sumatif kelas X semester II Tahun Pelajaran 2010 2011. Untuk mengetahui
hubungan antar variabel dalam penelitian ini, peneliti menyusun hubungan antar
variabel dalam bentuk diagram jalur berikut ini :
Diagram 1

P31

P21
P32

Dari diagram jalur di atas dapat dijelaskan bahwa X merupakan variabel

independen (eksogen) dari X dan Y. X mempunyai jalur hubungan


langsung dengan Y, tetapi juga mempunyai jalur hubungan tidak langsung

dengan Y karena harus melaui X . Dalam hal ini variabel X dan Y


merupakan variabel endogen.Adapun variabel dalam penelitian ini terdiri

dari : Variabel bebas (X ) Persepsi siswa pada kinerja profesional.

GuruVariabel inerving (X ) Minat siswa pada pelajaran.


MatematikaVariabel terikat (Y) Prestasi belajar siswa.

C. Populasi dan sampel


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik yang telah ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono,2008:117) Populasi dalam penelitian
ini meliputi siswa/i SMK swasta di Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat yang
berjumlah 1200 orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi penelitian. Cara pengambilan sampel yang dilakukan oleh peneliti
dengan menggunakan simpel random sampling. Dimana setiap anggota populasi
mendapatkan kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel dalam penelitian.
Dalam menentukan jumlah sampel peneliti menggunakan rumus Taro Yamane
sebagai berikut :(Bambang Suwarsono,2007:44)
N
n=
N.d2 + 1

Dimana :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d2 = Presesi yang ditetapkan
Dengan menggunakan rumus diatas maka jumlah sampel yang digunakan adalah :
N
n=
N.d2 + 1
Dimana :
n = Jumlah sampel
N = 1200
d2 = 10 %
Maka :
1200
n=
(1200).0,12 + 1
1200
n=
(1200).(0,01) + 1
1200
n=

= 92,31 = diambil 100 responden


13

Maka sampel yang digunakan dari populasi 1200 maka diperoleh jumlah
100 orang. Adapun anggota sampel yang digunakan oleh peneliti meliputi siswa
kelas X semester II dari 3 SMK swasta yang terdapat di wilayah kecamatan
Cengkareng, Jakarta Barat.

3. Tekhnik Sampling
Tekhnik sampling adalah pengambilan sampel dimana setiap anggota
populasi mendapatkan kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel.
Peneliti dalam penelitian ini menggunakan tekhnik Proporsional Cluster Random
Sampling, dimana jumlah sampel dari setiap sekolah diambil secara proporsional
berdasarkan perbandingan jumlah siswa setiap sekolah terhadap jumlah populasi
keseluruhan. Dengan tekhnik ini ini maka diperoleh anggota sampel dari masingmasing sekolah sebagai berikut :
a. SMK Mutiara Bangsa :

567
1200

100%

= 47,3 % = 47 orang

b. SMK 1 Cengkareng

400
1200

x 100%

= 33,3 % = 33 orang

c. SMK PGRI 35

233
1200

x 100%

= 19,4 % = 20 orang

D. Metode pengumpulan data


1. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono;2008).
Dari diagran jalur yang disusun dapat dijelaskan bahwa :

X merupakan variabel independen (eksogen) dari X dan Y.

X mempunyai jalur hubungan langsung dengan Y, tetapi juga mempunyai

jalur hubungan tidak langsung dengan Y karena harus melaui X .


2

Dalam hal ini variabel X dan Y merupakan variabel endogen.Adapun variabel


dalam penelitian ini terdiri dari :
1

Variabel Bebas (X ) Persepsi siswa pada kinerja profesional guru.


2

Variabel Interving (X ) Minat siswa pada pelajaran matematika


Variabel Terikat (Y) Prestasi belajar siswa.

2. Sumber data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi kinerja profesional
guru berdasarkan persepsi siswa, minat siswa terhadap mata pelajaran matematika
dan Prestasi belajar matematika siswa. Sumber data dari persepsi siswa pada
kinerja profesional guru adalah siswa, dalam hal ini adalah persepsi siswa
terhadap guru dalam melaksanakan tugas profesinya dalam mengelola
pembelajaran, dan interaksinya dengan siswa.
Data prestasi belajar siswa bersumber pada nilai hasil tes sumatif kelas X
semester II tahun pelajaran 2010 - 2011.
3. Teknik pengumpulan data
a. Data persepsi siswa pada kinerja profesional guru dan minat siswa.

Untuk memperoleh data tentang persepsi kinerja profesional guru dan minat
siswa pada mata pelajaran matematika, pengumpulan data dilakukan dengan
memberikan

Koesioner kepada siswa dengan bentuk skala Likert, dengan 5

jenjang. Setelah peneliti memperoleh data diperoleh selanjutnya peneliti


melakukan transformasi data dari data ordinal menjadi interval dengan tekhnik
MSI(Method of Successive Interval), (H.Bambang Suwarno,2007:30).
b. Data prestasi belajar matematika
Untuk memperoleh data tentang prestasi belajar matematika siswa peneliti
melakukan survey terhadap data hasil tes sumatif mata pelajaran matematika kelas
X semester II Tahun Pelajaran 2010 2011.
E. Pembakuan Instrumen penelitian
1. Persepsi siswa pada kinerja profesional guru
a. Definisi konseptual
Persepsi siswa pada kinerja ptofesional guru adalah gambaran yang
terstruktur dan bermakna tentang hasil kerja yang dicapai oleh guru dalam
melaksanakan tugas dan perannya sebagai tenaga profesional pendidikan.
b. Definisi Operasional
Persepsi siswa pada kinerja profesional guru adalah skor total yang
diperoleh atas kinerja guru berdasarkan persepsi siswa, yang meliputi :
1) Penguasaan bahan ajar
2) Pemahaman karakteristik siswa.
3) Penguasaan pengelolaan kelas.

4) Penguasaan metode dan strategi pembelajaran.


5) Penguasaan evaluasi pembelajaran.
6) Kepribadian.
Adapun instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data Persepsi
Siswa pada kinerja profesional guru digunakan koesioner skala linkert dengan
jumlah item 25 butir, dengan altrnatif jawaban sebagai berikut :
1 = Selalu
2 = Sering
3 = Kadang-kadang
4 = Jarang
5

= Tidak pernah

c. Kisi-kisi
Dalam menyusun koesioner tentang persepsi siswa pada kinerja profesional
guru, peneliti menyusun instrumen dengan kisi-kisi sebagai berikut :
Tabel 2
KISI-KISI INSTRUMEN PERSEPSI SISWA PADA
KINERJA PROFESIONAL GURU

Penguasaan bahan ajar

Jumlah
+
3
2

Nomor item
+
1, 3, 4
2, 5

Pemahaman karakteristik siswa.

6, 7, 9

Penguasaan pengelolaan kelas.


Penguasaan
metode
dan
strategi
pembelajaran.
Penguasaan evaluasi pembelajaran.

10, 12

Kepribadian.

11
13, 15,
16
17, 20
21, 22,
23

Jumlah

15

10

Indikator

14
18, 19
24, 25

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha

N of Items
.910

25

d. Validasi Instrumen
Untuk melakukan validali instrument dilakukan dengan bantuan SPSS
dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 3
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N
Cases

Valid
Excludeda
Total

%
40

100.0

.0

40

100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Item Deleted Total Correlation

Cronbach's
Alpha if Item
Deleted

Butir1

58,2348

147,379

,490

,907

Butir2

58,1878

144,940

,473

,908

Butir3

58,4813

150,176

,361

,910

Butir4

58,0295

150,681

,348

,910

Butir5

58,0453

155,701

,040

,917

Butir6

57,7625

144,041

,574

,906

Butir7

58,0535

147,933

,592

,906

Butir8

57,7128

143,704

,497

,908

Butir9

58,2743

142,623

,744

,903

Butir10

58,1095

147,028

,524

,907

Butir11

58,2035

143,530

,651

,904

Butir12

57,8933

140,822

,716

,903

Butir13

58,4638

146,896

,532

,907

Butir14

57,5690

143,686

,701

,904

Butir15

58,4868

151,110

,266

,912

Butir16

58,4858

146,710

,543

,907

Butir17

57,7128

143,704

,497

,908

Butir18

57,9330

145,762

,494

,907

Butir19

57,4593

148,859

,328

,911

Butir20

57,5740

143,550

,598

,905

Butir21

57,3933

139,669

,626

,905

Scale Mean if Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Item Deleted Total Correlation

Cronbach's
Alpha if Item
Deleted

Butir22

57,7645

142,265

,638

,904

Butir23

57,8338

141,976

,700

,903

Butir24

58,0140

142,631

,693

,904

Butir25

57,0945

149,989

,367

,909

1) Validitas butir
Berdasarkan hasil pengujian di atas, pada bagian Item Total Statistics. Nilai
r tabel untuk pada taraf kepercayaan 95% atau signifikasi 5% dapat dicari
berdasarkan jumlah responden N. Berdasarkan tabel nilai r Product Moment
dengan N = 40 diperoleh nilai 0,312.
Selanjutnya kita membandingkan nilai yang terdapat pada kolom
Corrected Item-Total Correlation dengan nilai r table. Maka dapat disimpulkan
bahwa butir 5 (0,040) < rtabel (0,312), dan butir 15 (0,266) < rtabel (0,312), dan
dinyatakan tidak valid, karena r hitung < r tabel.
2) Reliabilitas Instrumen
Pada bagian Reliability Statistics terlihat bahwa nilai Alpha Cronbach
adalah 0,910 dengan jumlah pertanyaan 25 butir. Nilai r table untuk N = 40
dengan taraf kepercayaan 95% atau signifikasi 5% adalah 0,312. Oleh karena nilai
Alpha Cronbach (0,9) > r

tabel

(0,312), maka instrumen yang diujicobakan

dinyatakan reliabel.

2. Minat siswa pada pelajaran matematika


a. Definisi konseptual
Minat terhadap matematika adalah ketertarikan siswa terhadap matematika
yang didasari oleh kebutuhan dalam dirinya. Dalam memenuhi kebutuhan itu,
siswa secara aktif dan mau terlibat di dalamnya dengan kesadaran sendiri, atau
atas dorongan dari luar dirinya.

b. Definisi Operasional
Minat siswa adalah skor total yang diperoleh dari angket tentang minat
yang meliputi indikator sebabagai berikut:
1) Kebutuhan siswa terhadap mata pelajaran matematika
2) Pendapat siswa tentang pelajaran matematika
3) Kebiasaan belajar siswa
4) Usaha siswa dalam meningkatkan prestasi belajar matematikanya
5) Ketertarikan siswa terhadap prestasi belajar matematikanya
6) Pendapat siswa yang berhubungan dengan guru matematika.
Untuk memperoleh data tentang minat siswa pada pelajaran matematika,
dengan menggunakan koesioner skala linkert, dengan jumlah item 30 butir,
dengan alternatif jawaban sebagai berikut :
1 = Sangat setuju
2 = Setuju
3 = Ragu-ragu
4 = Tidak setuju
5 = Sangat tidak setuju
c. Kisi-kisi
KISI KISI INSTRUMEN MINAT SISWA
PADA PELAJARAN MATEMATIKA
Tabel 4
Indikator
Kebutuhan siswa terhadap mata
pelajaran matematika.
Pendapat siswa terhadap mata

Jumlah Butir
+

Nomor Butir Soal


+
1, 3, 4,
12
9,10,14

6
2,5

pelajaran matematika
Kebiasaan belajar siswa
Usaha siswa dalam
meningkatkan prestasainya
Ketertarikan siswa pada
prestasinya.
Pendapat siswa tenteng guru
matematika
JUMLAH

8, 15, 16,

7, 11,

21
17, 18,

13

25

28, 30

17

13

19

20

22, 23,
24, 26
27, 29

d. Validasi
Untuk melakukan validali instrument dilakukan dengan bantuan SPSS
dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 5
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N
Cases

Valid

%
40

100,0

,0

40

100,0

Excludeda
Total

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items
.910

30

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation if Item Deleted
Butir1
Butir2
Butir 3

79,7573
79,7518
79,4705

160.249
163.868
165.731

.737
.466
,536

.903
.907
,906

Butir4

79,9333

162.441

.607

.905

80,1095

162.016

.421

.909

Butir6

80,3355

160.045

.616

.905

Butir7

79,6348

155.828

.764

.902

Butir5

Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha


Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation if Item Deleted
Butir8

79,2008

162,741

,621

,905

Butir9

80,1953

164,037

,529

,906

Butir10

79,8430

163,137

,608

,905

Butir11

79,0220

166,319

,343

,909

Butir12

80,2970

163,944

,485

,907

Butir13

79,6080

159,735

,668

,904

Butir14

79,5933

164,503

,457

,907

Butir15

79,1313

169,019

,215

,912

Butir16

79,7518

163,868

,466

,907

Butir17

79,5445

164,865

,507

,907

Butir18

79,3710

166,613

,383

,908

Butir19

80,5888

186,663

-,509

,923

Butir20

79,6353

167,602

,380

,908

Butir21

79,3813

165,007

,425

,908

1)Validitas butir
Berdasarkan hasil pengujian di atas, pada bagian Item Total Statistics.
Nilai r tabel untuk pada taraf kepercayaan 95% atau signifikasi 5% dapat dicari
berdasarkan jumlah responden N. Berdasarkan tabel nilai r Product Moment
dengan N = 40 diperoleh nilai 0,312.
Selanjutnya kita membandingkan nilai yang terdapat pada kolom
Corrected Item-Total Correlation dengan nilai r table. Maka dapat disimpulkan
bahwa butir 15 (0,215) < rtabel (0,312), dan butir 28 (0,271) < r tabel (0,312), dan
dinyatakan tidak valid, karena r hitung < r tabel.
2)Reliabilitas Instrumen
Pada bagian Reliability Statistics terlihat bahwa nilai Alpha Cronbach
adalah 0,910 dengan jumlah pertanyaan 30 butir. Nilai r table untuk N = 40
dengan taraf kepercayaan 95% atau signifikasi 5% adalah 0,312. Oleh karena nilai
Alpha Cronbach = 0,910 ternyata lebih besar dari nilai r tabel = 0,312, maka
instrumen yang diujicobakan dinyatakan reliabel.
3. Prestasi belajar matematika
a. Definisi konseptual
Prestasi belajar matematika adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat
dari proses belajar. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut aspek
pengetahuan, sikap dan penerapan berbagai konsep matematika, yang meliputi
pokok bahasan :
2) Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep matriks
d. Mendeskripsikan macam-macam matriks

e. Menyelesaikan operasi matriks


c. Menentukan determinan dan invers
2)

Menyelesaikan masalah program linier


a. Membuat grafik himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linier
b. Menentukan model Matematka dari soal ceritera (kalimat verbal)
c. Menentukan nilai optimum dari sistem pertidaksamaan linier.
d. Menerapkan garis selidik

3) Memecahkan masalah yang berkaitan dengan fungsi, persamaan fungsi


linier dan fungsi kuadrat
e. Mendeskripsikan perbedaan konsep relasi dan fungsi
f. Menerapkan konsep fungsi linier
g. Menggambar fungsi kuadrat
h. Menerapkan konsep fungsi kuadrat
b. Definisi operasional
Prestasi belajar matematika adalah hasil belajar berdasarkan tes Sumatif
Siswa pada Semester II Tahun Pelajaran 2010 2011. Yang diselenggarakan oleh
masing-masing sekolah. Data nilai yang didapat oleh peneliti berdasarkan survey
terhadap data nilai yang diperoleh siswa.
F. Tekhnik analisis data
1. Transformasi nilai
Setelah data diperoleh, selanjutnya dilakukan transformasi dari data ordinal
menjadi interval dengan menggunakan MSI (Method of Successive Interval),

dengan langkah sebagai berikut (Bambang Suwarno, 2007:30) Perhatikan setiap


jawaban responden dari angket yang disebarkan.
a. Tentukan frekuensi untuk setiap alternatif jawaban responden.
b. Frekuensi setiap alternatif jawaban dibagi dengan jumlah seluruh
responden ( hasilnya disebut proporsi )
c. Tentukan nilai proporsi komulatif dengan jalan menjumlahkan nilai
proporsi secara berurutan, perkolom skor.
d. Gunakan tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi
komulatif yang diperoleh.
e. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh
(dengan menggunakan tabel tinggi densitas).
f. Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus :
NS=

( Density at Lower Limit ) (Densitiy at Upper Limit )


( Area Below Upper Limit )( Area Below Lower Limit )

g. Tentukan nilai transformasi dengan rumus : Y = NS + [1+|NSmin|]


2. Analisis statistik deskriptif
Analisis deskriptif dari data hasil penelitian meliputi :
a. Menyususun tabel distribusi frekuensi
b. Mean, modus, median
c. Penyajian dalam bentuk diagram
3. Uji persyaratan analisis data
a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan dengan tujuan mengatahui apakah data yang
kita peroleh berdistribusi normal. Untuk keperluan tersebut digunakan rumus ChiKuadrat (2) dengan rumus (Sugiyono,2008:82) :
(fo fh)2
2 =
fh
Atau dengan bantuan SPSS dengan menggunakan Uji Normalitas
Kolmogorov Smirnov.
b. Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan ANOVA atau dengan
bantuan SPSS
c. Uji Multikolinieritas
Uji multikolineritas dilakukan untuk menguji adanya hubungan antar
variabel bebas, untuk pengujian multikolinieritas peneliti menggunakan SPSS
sebagai alat bantu pengilahan data.
G. Pengujian hipotesis penelitian
Untuk melukiskan dan menguji hubungan antar varibel penelitian, peneliti
dalam hal ini menggunakan Analisis Jalur (Path Analisis). Penggunaan Analisis
Jalur

(Path

Analisis)

dilakukan

peneliti

dengan

asumsi

bahwa

(Sugiyono,2008:297)
a. Hubungan antar variabel yang akan dianalisis berbentuk linier, aditif, dan
kausal.
b. Variabel-variabel yang residual tidak berkorelasi dengan variabel yang
mendahuluinya, dan juga tidak berkorelasi dengan variabel yang lain.

c. Dalam model hubungan variabel hanya terdapat jalur kausal/sebab akibat


searah.
d. Dalam setiap variabel yang dianalisis adalah data interval dan berasal dari
sumber yang sama.
Untuk keperluan penggunaan analisis jalur peneliti perlu menyusun model
hubungan antar variabel, yang dalam hal ini disebut diagram jalur. Diagram jalur
disusun berdasarkan kerangka berfikir yang dikembangkan dari teori yang
digunakan untuk penelitian (Sugiyono, 2008:298). Untuk keperluan tersebut
peneliti menyusun diagram jalur sebagai berikut :
Diagram 2

P31
P21

Y
P32

Untuk mencari hubungan antar variabel dilakukan dengan menggunakan


analisis korelasi product moment dengan bantuna SPSS 17. Hasil analisis korelasi
selanjutnya akan dugunakan sebagai dasar penghitungan koefisien jalur. Dalam
analisis jalur terdapat koefisien jalur. Koefisien jalur menunjukkan kuatnya
pengaruh variabel independen terhadap dependen. Bila koefisien jalur rendah, dan
angkanya di bawah 0,05 maka koefisien jalur tersebut dianggap rendah, maka

pengaruh jalur tersebut dapat dihilangkan. (Sugiono, 2008:302). Koefisien jalur


merupakan kefisien regresi standar (standar z), yang menunjukkan pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen yang telah tersusun dalam
diagram jalur. Karena hubungan jalur antar variabel dalam diagram jalur adalah
gubungan korelasi, maka perhitungan angka koefisien jalur menggunakan standar
skor z.
Z1 = e1
Z2 = P21Z1 +e2
Z3 = P31Z1 + P32Z2 + e3
Selanjutnya koefisien jalur yang merupakan koefisien korelasi rij dapat dihitung.
Karena harga-harga variabel dinyatakan dalam angka baku z, maka untuk n buah
pengamatan dapat dihitung dengan rumus untuk menghitung koefisien jalur
sebagai berikut : (Sugiono,2008:304)
1
rij = n

zizj

Berdasarkan rumus di atas selanjutnya dapat dihitung koefisien jalurnya


sebagai berikut :
1) Mencari harga P21
r12 =

1
n

Z1Z2, dimana Z2 = P21Z1 + e2

r12 =

1
n

Z1(P21Z1 + e2)

r12 = P21

1
n

Z12 +

1
n

Z1e2

1
n

karena

Z12 = 1 dan Z1e2 = 0 (syarat residual tidak

berkorelasi), maka r12 = P21


2) Mencari harga P31
r13 =

1
n

r13 =

1
n

r13 =

1
n

Z1(P31Z1 + P32Z2 + e2)

Z1 + P32
1
n

karena

Z1Z3, dimana Z3 = P31Z1 + P32Z2 + e2

Z1 = 1,

1
n

Z1Z2 +
1
n

1
n

Z1e2

Z1Z2 = r12 dan Z1e2 = 0 (syarat

residual tidak berkorelasi), maka r13 = P31 + P32r12


3) Mencari harga P32
r23 =

1
n

r23 =

1
n

r23 =

1
n

karena

Z2Z3, dimana Z3 = P31Z1 + P32Z2 + e2

Z2(P31Z1 + P32Z2 + e2)

Z2 Z1+ P32
1
n

1
n

Z2 Z1 = r12,

Z2 +
1
n

1
n

Z2e2

Z22 = 1 dan Z1e2 = 0 (syarat

residual tidak berkorelasi), maka r23 = P31 r12+ P32

Dari hasil perhitungan di atas selanjutnya memasukan angka-angka yang


diperoleh kedalam diagram jalur yang telah disusun oleh peneliti. Digambarkan
sebagai berikut :

Diagram 3

r13(p31)

r12 (p21)
r23(p32)

Catatan :
-

Angka di luar kurung menunjukan korelasi antar variabel

Angka di dalam kurung menunjukkan koefien jalur.

Kriteria pengujian signifikasi koefisien jalur :


a. Jika koefisien jalur lebih besar dari 0,05 maka koefisisen jalur
signifikan, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
dependen terhadap variabel independen
b. Jika koefisien jalur lebih kecil dari 0,05 maka koefisien jalur tidak
signifikan, artinya tidak terdapat pengaruh yang signfikan variabel

dependen terhadap variabel independen, dan jalur tersebut dapat


dihilangkan.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian
Dalam deskripsi data penelitian ini akan dikemukakan berbagai hasil
penelitian dari data yang diperoleh, yang meliputi: skor tetrtinggi, skor terendah,
rerata (mean), modus, median, ragam/varians dan simpangan baku/standar
deviasi. Dalam pengolahan data yang diperoleh, peneliti melakukan pengolahan
data dengan bantuan Microsoft Office Exel 2007 dan SPSS 17 dengan hasil
sebaga berikut :
1. Persepsi Siswa pada Kinerja Profesional Guru
a. Data Hasil Penelitian
Dari koesioner tentang pesesepsi siswa pada kinerja guru diperoleh hasil
berupa data ordinal berdasarkan alternatif jawaban yang tersedia, sebagai berikut :

Tabel 6
Tabel Data Ordinal
Persepsi Siswa pada Kinerja Profesional Guru
Subjek

Jumlah Skor

Subjek

Jumlah Skor

1
2
3
4
5
6
7
Subjek
8
9

84
84
94
85
85
92
76
Jumlah Skor
44
84

51
52
53
54
55
56
57
Subjek
58
59

93
93
88
77
88
81
82
Jumlah Skor
84
69

10

96

60

73

11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

86
78
89
89
76
92
88
90
84
87
85
86
83
87
80
89
78
74
90
87

61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80

77
61
69
89
78
79
90
90
90
64
90
90
95
86
80
72
82
95
63
61

31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
Subjek
43

65
86
91
62
85
80
54
67
84
68
74
80
Jumlah Skor
84

81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
Subjek
93

76
80
77
74
80
73
71
45
65
73
84
84
Jumlah Skor
72

44
45
46
47
48
49
50

77
78
75
71
82
67
57

94
95
96
97
98
99
100

63
77
50
71
80
90
61

b. Tranformasi Data Ordinal ke Interval


Dari data hasil angket selanjutnya dilakukan tranformasi data ordinal
kedalam bentuk interval dengan perhitungan sebagai berikut :
Tabel 7
Tabel Frekuensi Jawaban Koesioner
Alternatif Jawaban

Jumlah

177

361

582

631

549

Dari hasil di atas dilakukan tranformasi data dengan bantuan exel , dengan
hasil sebagai berikut :
Tabel 8

JawabanAlternatif

Tabel Transformasi Data Ordinal ke Interval

Proporsi
Proporsi Komulat
if

z_val
(Zi)

z*_val
(Densita
s)

Scal
Value

Skal
a
Akh
ir

Ordin
al

Frekue
nsi

177

177

0,07696

0,0770

-1,4258

0,1444

-1,8758

1,00

361

722

0,15696

0,2339

-0,7260

0,3065

-1,0331

1,84

582

1746

0,25304

0,4870

-0,0327

0,3987

-0,3644

2,51

631

2524

0,27435

0,7613

0,7105

0,3099

0,3236

3,20

549

2745

0,2387

1.,2985

4,17

Berdasarkan transformasi di atas maka diperoleh skor koesioner untuk


masing-masing subjek sebagai berikut :
Tabel 9
Data skor persepsi siswapada kinerja profesional guru
Skor

Subjek
1

Ordinal
84

Interval
68,68

Skor
Subjek
51

Ordinal
93

Interval
77,43

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Subjek
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41

84
94
85
85
92
76
44
84
96
86
78
89

68,12
77,5
68.79
69,95
75,3
63,52
39,64
69,24
78,9
69,48
64,15
73,94
Skor

Ordinal
89
76
92
88
90
84
87
85
86
83
87
80
89
78
74
90
87
65
86
91
62
85
80
54
67
84
68
74

Interval
73,51
62,64
75,3
71,7
75,23
69,11
70,43
69,97
72,08
67,66
71,89
65,38
72,67
65,4
62,25
73,62
72,15
55,52
71,61
76,35
52,85
71,09
66,22
47,41
56,4
68,98
57,35
61,39

52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
64
Subjek
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91

93
88
77
88
81
82
84
69
73
77
61
89

Ordinal
89
78
79
90
90
90
64
90
90
95
86
80
72
82
95
63
61
76
80
77
74
80
73
71
45
65
73
84

76,83
73,72
65,52
73,29
67,73
69,02
70,98
59,03
61,45
64,32
52,67
58,69

Skor
Interval
73,55
66,34
66,69
74,93
74,8
74,95
55,17
75,23
74,05
78,49
72,21
66,8
61,1
68,14
79,05
53,75
52,26
63,61
67,53
64,21
61,84
67,25
62,12
59,75
40,48
55,3
61,49
69,28

42
80
67,12
92
84
43
84
70,06
93
72
44
77
65,16
94
63
45
78
64,43
95
77
46
75
61,82
96
50
47
71
59,64
97
71
48
82
67,28
98
80
49
67
56,9
99
90
50
57
49,97
100
61
Skor interval di atas digunakan sebagai dasar perhitungan dan analisis

70,53
60,48
53,66
64,19
44,36
59,23
65,92
75,36
51,79

data selanjutnya.
c. Analisis deskriptif data hasil penelitian
Berdasarkan perhitungan dengan bantuan SPSS diperoleh hasil
pengolahan data sebagai betikut :
Tabel 10
Statistics
Persepsi Siswa pada Kinerja Guru
N

Valid

100

Missing

Mean

66,1059

Median

67,2650

Mode

75,23

Std. Deviation

8,83855

Variance

78,120

Minimum

39,64

Maximum

85,95
1) Mean

: 66,11

2) Modus

: 75,23

3) Median

: 67,27

4) Standar Deviasi

: 8,84

5) Varian

: 78,12

6) Nialai tertinggi

: 85,95

7) Nilai terendah

: 39,64

Selanjutnya disusun tabel distribusi frekuensi untuk melhat distribusi


frekuensi, poligon dan histogram dari skor persepsi siswa pada kinerja profesional
guru bagai berikut :
Tabel 11
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI
PERSEPSI SISWA pada KINERJA PROFESIONAL GURU

Interval kelas
Frekuensi
Absolut

Frekuensi
Relatif

Frekuensi
Persentatif

Frekuensi
Komulatif

39,6 - 44,5

0,03

3%

44,6 - 51,5

0,02

2%

51,6 - 57,5

12

0,12

12%

17

57,6 - 63,5

16

0,16

16%

33

63,6 - 69,5

30

0,3

3%

63

69,6 - 75,5

28

0,28

28%

91

75,6 - 81,5

0,07

7%

98

81,6 - 87,5

0,02

2%

100

HISTOGRAM DAN POLIGON


SKOR PERSEPSI SISWA PADA KINERJA
PROFESIONAL GURU
Diagram 4

32 28 24 -

Histogram

20 16 -

Poligon

12 8

0
39,55 44,55 51,55 57,55 63,55 69,55 75,55 81,55 87,55
Histogram merupakan gambaran dalam bentuk batang yang menunjukkan
frekuensi dari masing-masing data yang terletak antara batas bawah dan batas atas
dari masing-masing interval kelas. Dari histogram diatas terlihat bahwa frekuensi

nilai yang terletak antara 39,55 dan 44,55 sebanyak 3 orang, antara 44,5 dan 51,55
sebanyak 2 orang, antara 51,55 dan 57,55 sebanyak 12 orang, antara 57,55 dan
63,55 sebanyak 16 orang, antara 63,55 dan 69,55 sebanyak 30 orang, 69,55 dan
75,55 sebanyak 28 orang, antara 75,55 dan 81,55 sebanyak 7 orang, antara 81,55
dan 87,55 sebanya 2 orang.
Poligon menunjukan bentuk mendekati kurva normal, hal ini menunjukkan
bahwa data yang diperoleh dalam penelitian ini berdistribusi normal, karena
bentuk dari kurva mendekati bentuk kurva normal.
2. Minat siswa pada pelajaran matematika.
a. Data hasil penelitian
Dari koesioner tentang minat siswa pada pelajaran matematika diperoleh
skor dalam bentuk data ordinal sebagai berikut :
Tabel 12
TABEL SKOR DATA ORDINAL
MINAT SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA
Subjek

Skor

Subjek

Skor

105

51

99

95

52

106

96

53

99

94

54

96

98

55

96

108

56

93

98

57

96

77

58

98

98

59

105

10

108

60

78

11

97

61

81

12

94

62

86

13
Subjek

96

63
Subjek

72

Skor

Skor

14

121

64

99

15

88

65

87

16

108

66

103

17

116

67

102

98

68

101

19

86

69

104

20

92

70

100

21

91

71

104

22

104

72

110

23

116

73

119

24

98

74

95

25

101

75

96

26

90

76

80

27

84

77

92

28

104

78

103

29

89

79

85

30

91

80

82

31

86

81

94

32

112

82

93

33

103

83

85

34

94

84

96

35

96

85

95

36

98

86

83

18

37

89

87

81

38

107

88

77

39

101

89

78

40

94

90

86

41
Subjek

89

91
Subjek

94

Skor

Skor

42

101

92

99

43

97

93

99

44

84

94

96

45

117

95

95

46

104

96

82

47

104

97

85

48

94

98

95

49

78

99

122

50

66

100

90

b. Transformasi data Ordinal kedalam bentuk Interval


Dari hasil perhitungan berdasarkan data di atas diperoleh frekuensi untuk
masing-masing alternatif jawaban sebagai berikut :
Tabel 13
FREKUENSI ALTERNATIF JAWABAN KOESIONER
MINAT SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA

Alternatif Jawaban
1
2
3
4
5

Frekkuensi
725
1569
2529
2799
1378

Selannjutnya dilakukan tranformasi data dengan bantuan Microsoft Office Exel


dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 14

Jawaban Alternatif

TRANSFORMASI SKOR ORDINAL MENJADI INTERVAL


Ordina Frekuen
l
si

Propors Proporsi
i
Kom

z_val
(Zi)

z*_val
Skal Nilai
(densitas a
Interva
)
Nilai l

725

725

0,0806

0,0806

1,401

1569

3138

0,1743

0,2549

0,659

0,39733

0,27

0,23636

0,51
8

3,37

1,54
4

4,39

2529

7587

0,2810

0,5359

0,090
1

2799

11196

0,3110

0,8469

1,023
2

1378

6890

0,1531

0,14945

1,86

0,32104

0,98

1,87
2,58

Berdasarkan transformasi skor Ordinal ke dalam skor Interval di atas


diperoleh data skor Interval untuk masing-masing subjek, sebagai berikut :
Tabel 15
SKOR DATA INTERVAL MINAT SISWA
PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

Subjek

Jumlah Skor
Ordinal
Interval

Subjek

Jumlah Skor
Ordinal
Interval

105

90,37

51

99

85,56

95

81,09

52

106

91,23

96

83,28

53

99

85,94

94

80,46

54

96

82,96

98

84,77

55

96

84,03

108

93,43

56

93

81,21

98

84,46

57

96

83,57

77

67,66

58

98

84,31

98

84,77

59

105

88,91

10

108

93,43

60

78

68,22

Jumlah
Ordinal
97
94

Interval
83,21
80,61

Jumlah
Ordinal
81
86

Interval
70,73
74,62

13

96

83,19

63

72

63,56

14

121

105,0

64

99

85,02

15

88

76,1

65

87

75,32

16

108

93,43

66

103

90,01

17

116

99,59

67

102

88,63

18

98

85,53

68

101

86,98

19

86

75,76

69

104

89,66

20

92

79,42

70

100

85,66

21

91

78,79

71

104

91,19

22

104

91,04

72

110

95,47

23

116

99,59

73

119

102,9

24

98

84,77

74

95

81,86

25

101

86,67

75

96

83,65

26

90

77,22

76

80

69,56

27

84

72,79

77

92

79,04

28

104

90,35

78

103

88,79

29

89

76,9

79

85

73,58

30

91

79,78

80

82

71,68

31

86

74,52

81

94

81,38

32

112

96,74

82

93

80,13

33

103

88,71

83

85

74,13

Subjek
11
12

Subjek
61
62

34

94

82,37

84

96

82,2

35

96

84,03

85

95

81,95

36

98

84,77

86

83

72,7

37

89

77,05

87

81

71,19

38

107

91,79

88

77

68,28

39

101

87,06

89

78
Ju
mlah

68,46

Jumlah
Subjek

Ordinal

Interval

Subjek

Ordinal

Interval

40

94

80.69

90

86

74,93

41
42

89
101

76.75
87.05

91
92

94
99

81,23
84,64

43

97

84.3

93

99

87,01

44

84

74.25

94

96

82,12

45

117

100.9

95

95

82,41

46

104

89.43

96

82

71,45

47

104

89.89

97

85

74,43

48

94

81.16

98

95

82,25

49

78

68.82

99

122

106,3

50

66

60.03

100

90

79,52

Skor nilai di atas selanjutnya digunakan dalam analisis data hasil penelitian.
c. Analisis Deskriptif data minat siswa pada pelajaran matematika.
Berdasarkan perhitungan dengan bantuan SPSS diperoleh hasil
pengolahan data sebagai betikut :
1) Mean

: 82,74

2) Modus

: 84,77

3) Median

: 83,08

4) Standar Deviasi

: 8,80

5) Varian

: 77,43

6) Nialai tertinggi

: 106,25

7) Nilai terendah

: 60,03

Selanjutnya disusun tabel distribusi frekuensi untuk melhat distribusi


frekuensi, poligon dan histogram dari skor minat siswa pada pelajaran matematika
bagai berikut :
Tabel 16
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI MINAT SISWA PADA
PELAJARAN MATEMATIKA
Frekuensi
Frekuensi
Frekuensi
Frekuensi
Interval kelas
Absolut
Relatif
Persentatif
Komulatif
60 - 65,9

0,02

2%

66 - 71,9

10

0,1

10%

12

72 - 77,9

16

0,16

16%

28

78 - 83,9

27

0,27

27%

55

84 - 89,9

27

0,27

27%

82

90 - 95,9

11

0,11

11%

93

96 - 101,9

0,04

4%

97

102 - 107,9

0,03

3%

100

HISTOGRAM DAN POLIGON


SKOR MINAT SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA
Diagram 5
28 24 -

Histogram

20 16 12 8

Poligon

59,95 65,95 71,95 77,95 83,95 89,95 95,95 101,95 107,95


Histogram merupakan gambaran dalam bentuk batang yang menunjukkan
frekuensi dari masing-masing data yang terletak antara batas bawah dan batas atas
dari masing-masing interval kelas. Dari histogram diatas terlihat bahwa frekuensi
nilai yang terletak antara 59,95 dan 65,95 sebanyak 2 orang, antara 69,95 dan
71,95 sebanyak 10 orang, antara 71,95 dan 77,95 sebanyak 16 orang, antara 77,95
dan 83,95 sebanyak 27 orang, antara 83,95 dan 89,95 sebanyak 27 orang, 89,95
dan 95,95 sebanyak 11 orang, antara 95,95 dan 101,95 sebanyak 4 orang, antara
101,95 dan 107,95 sebanya 3 orang.
Poligon merupakan garis yang menunjukkan keadaan distribusi data, dari
poligon diatas menunjukan bentuk mendekati kurva normal, hal ini menunjukkan
bahwa data minat siswa pada meta pelajaran matematika yang diperoleh dalam
penelitian ini berdistribusi normal, karena bentuk dari kurva mendekati bentuk
kurva normal.
3. Prestasi belajar matematika
a. Data hasil penelitian
Berdasarkan survey terhadap prestasi belajar tes semester II siswa
diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 17
TABEL DATA PRESTASI BELAJAR SISWA
Subjek

Nilai

Subjek

Nilai

1
2
3
Subjek
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

44
54
50
Nilai
74
60
50
62
58
54
54
70
50
50
66
60
74
44
62
42
42
74

51
52
53
Subjek
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71

60
66
44
Nilai
52
52
30
40
34
50
60
48
42
38
44
30
46
50
44
40
34
50

22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39

74
84
60
64
74
44
60
68
52
52
52
68
52
72
52
40
44
60

72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89

50
58
36
36
34
28
44
33
39
28
31
30
30
38
28
28
34
30

40
41
Subjek
42
43
44
45
46
47
48
49
50

56
40
Nilai
56
56
48
64
56
60
48
52
44

90
91
Subjek
92
93
94
95
96
97
98
99
100

30
38
Nilai
60
22
28
36
26
24
34
44
28

b. Analisis deskriptif data hasil penelitian


Berdasarkan perhitungan dengan bantuan SPSS diperoleh hasil
pengolahan data sebagai betikut :
1) Mean

: 48,1

2) Modus

: 44

3) Median

: 49

4) Standar Deviasi : 13,86


5) Varian

: 192,49

6) Nialai tertinggi : 84
7) Nilai terendah

: 22

Selanjutnya disusun tabel distribusi frekuensi untuk melhat distribusi frekuensi,


poligon dan histogram dari skor minat siswa pada pelajaran matematika bagai
berikut :

Tabel 18
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI DATA
PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA
Kelas Interval
22
30
38
46
54
62
70
78

29
37
45
53
61
69
77
85

Frekuensi
Absolut
9
16
21
20
18
8
7
1

Frekuensi
Relatif
0,09
0,16
0,21
0,2
0,18
0,08
0,07
0,01

Frekuensi
Persentatif
9%
16%
21%
20%
18%
8%
7%
1%

Diagram 6
GRAFIK POLIGON DAN HISTOGRAM
DATA PRESTASI BELAJAR SISWA
20

18

16

14

12

10

Histogram

Poligon

Frekuensi
Komulatif
9
25
46
66
84
92
99
100

21,5 29,5 37,5 45,5 53,5 61,5 69,5 77,5 83,5


Histogram merupakan gambaran dalam bentuk batang yang menunjukkan
frekuensi dari masing-masing data yang terletak antara batas bawah dan batas atas
dari masing-masing interval kelas. Dari histogram diatas terlihat bahwa frekuensi
nilai yang terletak antara 21,5 dan 29,5 sebanyak 9 orang, antara 29,5 dan 37,5
sebanyak 16 orang, antara 37,5 dan 45,5 sebanyak 21 orang, antara 45,5 dan 53,5
sebanyak 20 orang, antara 53,5 dan 61,5 sebanyak 18 orang, 61,5 dan 69,5
sebanyak 8 orang, antara 95,95 dan 77,5 sebanyak 7 orang, antara 77,5 dan 83,5
sebanya 1 orang. Poligon merupakan garis yang menunjukkan keadaan distribusi
data, dari poligon diatas menunjukan bentuk mendekati kurva normal, hal ini
menunjukkan bahwa data prestasi belajar yang diperoleh dalam penelitian ini
berdistribusi normal, karena bentuk dari kurva mendekati bentuk kurva normal.
B. Pengujian persyaratan analisis
1. Uji Normalitas
Hipotesis
H0 : Data berasal dari polulasi yang berdistribusi normal
H1 : Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Kriteria pengujian hipotesis:Tolak H1 dan terima H0 jika nilai probabilitas
p < 0,05 berdasarkan pengujian dengan menggunakan Kolmogorof Smirnov pada
SPSS. Tolak H0 dan terima H1 jika nilai probalitas p > 0,05 berdasarkan pengujian
dengan menggunakan Kolmogorof Smirnof pada SPSS. Uji normalitas dilakukan
untuk mengetahui apakah data yang diperoleh peneliti berasala dari populasi
berdistribusi normal atau tidak. Hal ini dilakukan sebagai syarat jika pengujian

dilakukan dengan menggunakan statistik parametrik. Dalam melakukan uji


normalitas peneliti menggunakan SPSS 17 sebagai alat bantu. Dalam hal ini
peneliti melakukan pengujian dengan menggunakan Kolmogov Smirnov.
a. Persepsi siswa pada kinerja profesional guru
Hasil pengujian dengan menggunakan SPSS diperoleh :
Tabel 19
TABEL PENGUJIAN NORMALITAS DATA
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kinerja Profesional Guru
N

100

Normal Parametersa,,b
Most Extreme Differences

Mean

66,1059

Std. Deviation

8,83855

Absolute

,072

Positive

,058

Negative

-,072

Kolmogorov-Smirnov Z

,724

Asymp. Sig. (2-tailed)

,670

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
Interpretasi
Dalam menginterpretasikan data hasil uji normalitas kita lihat kolom
kinerja profeional guru, Terdapat nilai Kosmogorov Smirnov = 0,724 dengan
probabilitas 0,670 (Asymp. Sig. (2-tailed)). Persyaratan data berdistribusi normal
jika probabilitas atau p > 0,05 pada uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov.
Oleh karena nilai p = 0,670, atau p > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Artinya data persepsi siswa pada kinerja profesional guru berasal dari populasi
yang berdistribusi normal.
b. Minat siswa pada pelajaran matematika
Hasil pengujian dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel 20
TABEL UJI NORMALITAS DATA MINAT SISWA
PADA PELAJARAN MATEMATIKA
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Minat Siswa pada
Pelajaran Matematika
N

100

Normal Parameters

a,,b

Most Extreme Differences

Mean

82,7428

Std. Deviation

8,79948

Absolute

,062

Positive

,062

Negative

-,058

Kolmogorov-Smirnov Z

,618

Asymp. Sig. (2-tailed)

,839

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
Interpretasi
Dalam menginterpretasikan data hasil uji normalitas kita lihat kolom minat
siswa pada pelajaran matematika, Terdapat nilai Kosmogorov Smirnov = 0,618
dengan probabilitas 0,639 (Asymp. Sig. (2-tailed)). Persyaratan data berdistribusi
normal jika probabilitas atau p > 0,05 pada uji normalitas dengan Kolmogorov

Smirnov. Oleh karena nilai p = 0,639, atau p > 0,05, maka H0 diterima dan H1
ditolak, artinya data tentang minat siswa pada pelajaran matematika berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
c. Prestasi belajar matematika
Dengan bantuan SPSS diperoleh hasil pengujian nomarlitas sebagai
berikut :
Tabel 21
UJI NORMALITAS DATA
PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
P{restasi Belajar
Matematika
N

100

Normal Parameters

a,,b

Mean
Std. Deviation

Most Extreme Differences

48,0500
13,86178

Absolute

,075

Positive

,075

Negative

-,056

Kolmogorov-Smirnov Z

,749

Asymp. Sig. (2-tailed)

,628

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
Interpretasi
Dalam menginterpretasikan data hasil uji normalitas kita lihat kolom
prestasi belajar matematika, terdapat nilai Kosmogorov Smirnov = 0,749 dengan
probabilitas 0,628 (Asymp. Sig. (2-tailed)). Persyaratan data berdistribusi normal
jika probabilitas atau p > 0,05 pada uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov.

Oleh karena nilai p = 0,628, atau p > 0,05, maka H0 daiterima H1 ditolak, artinya
data tentang Prestasi Belajar Matematika Siswa berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
Berdasarkan ketiga uji yang dilakukan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa data dari ketiga variabel penelitian menunjukan berdistribusi normal.
Dengan demikian memenuhi syarat uji analisis parametrik.
2. Uji linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui, membuktikan bahwa hubungan
antar variabel yang diteliti memiliki hubungan yang linier. Dalam melakukan uji
linieritas regresi antar variabel, peneliti malakukan analisis regresi

dengan

bentuan SPSS dengan hasil sebagai berikut :


a. Uji lineritas hubungan persepsi siswa pada kinerja profesional guru dengan
minat siswa pada pelajaran matematika
Hipotesis :
H0 : = a + bX (regresi bersifat kinier)
H1 : a + bX (regresi bersifat tidak linier)
Untuk mengetahui linieritas hubungan antara variabel persepsi siswa pada
kinerja profesional guru dengan variabel Prestasi Belajar matematika dilakukan
dengan menggunakan SPSS. Dengan kriteria jika nilai probabilitas p > 0,05 maka
H0 diterima dan H1 ditolak artinya model regresi bersifat linier.
Dari pengujian dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 22

UJI LINIERITAS PERSEPSI SISWA PADA KINERJA PROFESIONAL


GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
ANOVA Table

Minat pada Pelajaran Matematika * Kinerja


Profesional Guru

Sum of
Squares
Between
Groups

df

Mean
Square

(Combin
ed)

7649.641

98

Linearit
y

2972.022

Deviatio
n from
Linearit
y

4677.619

97

48.223

16.018

16.018

7665.658

99

Within Groups
Total

78.058

Sig.

4.873

.348

2972.022 185.545

.047

3.011

.434

Interpretasi :
Pada ANOVA tabel di bagian Deviation from Linierity
menunjukkan hubungan antara persepsi siswa pada kinerja
profesional guru dengan minat siswa pada pelajaran matematika
menghasilkan nilai F = 3.011 dengan nilai probabilitas (kolom
sig) p = 0,434.
Karena nilai signifikasi p = 0,434 > 0,05 maka dengan demikian
dapat disimpulkan H0 diterima dan H1 ditolak dan model regresi
bersifat linier.
b. Uji linieritas hubungan variabel persepsi siswa pada kinerja profesional guru
dengan prestasi belajar matematika

Hipotesis :
H0 : = a + bX (regresi bersifat kinier)
H1 : a + bX (regresi bersifat tidak linier)
Untuk mengetahui linieritas hubungan antara variabel persepsi siswa pada
kinerja profesional guru dengan variabel prestasi belajar matematika dilakukan
dengan menggunakan SPSS. Dengan kriteria jika nilai probabilitas (p) > 0,05
maka model regresi bersifat linier.
Dari pengujian dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 23
UJI LINIERITAS MINAT SISWA PADA PELAJARAN
MATEMATIKA DENGAN PERSEPSI SISWA
ANOVA Table

Hasil Belajar Matematika *


Kinerja Profesional Guru

Sum of
Squares
Between
Groups

Within Groups
Total

(Combined)

18950.750

Mean
Square

df
98

193.375

Sig.

2,686

,457

1 3739.586 51,939

,088

Linearity

3739.586

Deviation
from
Linearity

15211.164

97

156.816

72.000

72.000

19022.750

99

2,178

,500

Interpretasi :
Pada ANOVA tabel di bagian Deviation from Linierity
menunjukkan hubungan antara persepsi siswa pada kinerja
profesional guru dengan prestasi belajar matematika siswa
menghasilkan nilai F = 2,178 dengan nilai probabilitas (kolom
sig) p = 0,500
Karena nilai signifikasi p = 0,500 > 0,05 maka dengan demikian
H0 diterima dan H1 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa model
regresi bersifat linier.
c. Uji linieritas hubungan variabel minat siswa pada pelajaran matematika
dengan prestasi belajar matematika
Hipotesis
H0 : = a + bX (regresi bersifat kinier)
H1 : a + bX (regresi bersifat tidak linier)
Untuk mengetahui linieritas hubungan antara variabel persepsi siswa pada
kinerja profesional guru dengan variabel prestasi belajar matematika dilakukan
dengan menggunakan SPSS. Dengan kriteria jika nilai probabilitas (p) > 0,05
maka model regresi bersifat linier.
Dari pengujian dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut

Tabel 24
UJI LINIERITAS PERSEPSI SISWA PADA PROFESIONAL
KINERJA GURU DENGAN MINAT SISWA

ANOVA Table

Hasil Belajar Matematika * Minat


pada Pelajaran Matematika

Sum of
Squares
Between
Groups

(Combined
)

Mean
Square

Df

17641.083

92

Linearity

2774.779

Deviation
from
Linearity

14866.304

91

163.366

1381.667

197.381

19022.750

99

Within Groups
Total

191.751

Sig.

.971

.584

2774.779 14.05
8

.007

.828

.694

Interpretasi :
Pada ANOVA tabel di bagian Deviation from Linierity
menunjukkan hubungan antara persepsi siswa pada kinerja
profesional guru dengan prestasi belajar matematika siswa
menghasilkan nilai F = 0,828 dengan nilai probabilitas (kolom
sig) p = 0,694
Karena nilai signifikasi p = 0,694 > 0,05 maka dengan demikian
H0 diterima dan H1 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa regresi
bersifat linier.
3. Pengujian multikolinieritas
Multikolinieritas adalah suatu kondisi dimana terjadi korelasi yang kuat
diantara variabel-variabel bebas yang diikutsertakan dalam pembentukan model
regresi linier. Jelas bahwa multikolinieritas adalah suatu kondisi yang menyalahi

asumsi regresi linier. Tentu saja, multikolinieritas TIDAK MUNGKIN TERJADI


apabila variabel bebas yang diikutsertakan hanya satu.
Ciri-ciri yang sering ditemui apabila model regresi linier kita mengalami
multikolinieritas adalah:
a. Terjadi perubahan yang berarti pada koefisien model regresi (misal
nilainya menjadi lebih besar atau kecil) apabila dilakukan
penambahan atau pengeluaran sebuah variabel bebas dari model
regresi.
b. Diperoleh nilai R-square yang besar, sedangkan koefisien regresi
tidak signifikan pada uji parsial.
c. Tanda (+ atau -) pada koefisien model regresi berlawanan dengan
yang disebutkan dalam teori (atau logika). Misal, pada teori (atau
logika) seharusnya b1 bertanda (+), namun yang diperoleh justru
bertanda (-).
d. Nilai standard error untuk koefisien regresi menjadi lebih besar dari
yang sebenarnya (overestimated)
Untuk mendeteksi apakah model regresi kita mengalami multikolinieritas,
dapat diperiksa menggunakan VIF. VIF merupakan singkatan dari Variance
Inflation Factor.
Hipotesis
H0 :

Terjadi multikolinieritas atara variabel bebas

H1 :

Tidak terjadi multikolineritas antara varibel bebas


1

Model Regresi: Y = a + b1X + b2X

Dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :


Tabel 25
ANALISIS REGRESI GANDA
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1

B
(Constant)

Standardized
Coefficients

Std. Error

Beta

-3,152

10,711

Kinerja
Guru

,500

,171

Minat Siswa

,198

,136

T
-,294

,769

,330

2,919

,004

,164

1,456

,148

a. Dependent Variable: Hasil Belajar


Maka :
a = -3,152
b1 = 0,500
b2 = 0,198
1

Model Regresi : Y = -3,152 + 0,5(X ) + 0,198(X )


Kriteria pengujian Multikolineritas :
Suatu model regresi dikatakan bebas dari multikolineritas, jika :
Mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1
Menmpunyai angka tolerance mendekati angka 1
Dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 26

Sig.

UJI MULTIKOLINIERITAS
Coefficientsa
Collinearity
Statistics

Correlations
Model
1

Zero-order

Partial

Part

Tolerance

VIF

Kinerja
Guru

,428

,284

,265

,646

1,547

Minat Siswa

,361

,146

,132

,646

1,547

a. Dependent Variable: Hasil Belajar


Berdasarkan hasil pengujian di atas diperoleh nilai Tolerance 0,646 masih
dibawah angka 1 dan angka VIF jauh dari angka 1. Maka terdapat dugaan adanya
multikolinieritas atara variabel Persepsi siswa pada Kinerja Profesional Guru
dengan Variabel Minat Siswa Pada Pelajaran Matematika.
C. Pengujian hipotesis penelitian
Untuk melukiskan dan menguji hubungan antar variabel penelitian,
peneliti dalam hal ini menggunakan Analisi Jalur (Path Analisis). Untuk hal
tersebut peneliti menyusun model hubungan antar variabel berdasarkan kerangka
berfikir yang dikembangkan.
Untuk keperluan tersebut peneliti menyusun diagram jalur sebagai berikut :
Grafik 7

pyx

px

pyx

C.

Pengujian hipotesisX

a. Analisis korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mencari koefisien korelasi, yang
selanjutnya koefisien korelasi tersebut akan digunakan untuk menentukan
koefisien jalur. Dalam melakukan analisis korelasi, peneliti menggunakan SPSS
sebagai alat bantu dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 27
UJI KOEFISIEN KORELASI

Correlations
Minat
Siswa pada Prestasi
Kinerja
Pelajaran
Belajar
Profesional Matematik Matematik
Guru
a
a
Kinerja
Profesional
Guru

Hasil Belajar
Matematika

.443**

.000

.000

100

100

100

**

.382**

Sig. (2-tailed)
N

Minat Siswa
pada Pelajaran
Matematika

.623**

Pearson
Correlation

Pearson
Correlation

.623

Sig. (2-tailed)

.000

100

100

100

**

**

Pearson
Correlation

.443

.000
.382

Sig. (2-tailed)

.000

.000

100

100

100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


Tabel 28
RANGKUMAN HASIL ANALISIS KORELASI
(Koefisien Korelasi)
Hubungan Antar Variabel
Persepsi siswa pada kinerja profesional guru

Korelasi

Nilai

0,443

dengan hasil belajar siswa


Minat siswa pada pelajaran matematika dengan

rX

hasil belajar matematika siswa


Persepsi siswa pada kinerja profesional guru

rX

dengan minat siswa pada pelajaran matematika


b. Menentukan koefisien jalur berdasarkan koefisien korelasi

rX

0,382

2
Y

0,623

Untuk menentukan koefisien jalur berdasarkan koefisien korelasi


menggunakan rumus di bawah ini:

r12 = p21
r13 = p31 + p32 r12
r23 = p32 r12 + p32
Maka diperoleh :
p21 = 0,623
r13 = p31 + p32(0,623)
r23 = p31(0,623) + p23
Dengan eliminasi diperoleh :
p21 = 0,623
0,443 = p31 + p32(0,623) x 1
0,382 = p31(0,623) + p23 x 0,623
0,443 = p31

+ p32(0,623)

0,238 = p31(0,388) + p23(0,623)

0,205 = p31 ( 0,612)


p31

= 0,205 : 0,612

p31

= 0,335

r23 = p31(0,623) + p32


0,382 = p31(0,623) + p32
0,382 = (0,335)(0,623) + p32
0,382 = 0,209 + p32
p32 = 0,382 0,209
p32 = 0,173
Maka diperoleh koefisien jalur sebagai berikut:

p21 = 0,623
p31 = 0,335
p32 = 0,173
c. Memasukan angka-angka koefisien korelasi dan koefisien jalur kedalam
model analisis jalur
Diagram 8

0,443(0,335)

0,623(0,623)
Y

0,382(0,173)
Keterangan : Angka2 di luar kurung koefisien korelasi, dalam kurung koefisien
X
jalur.
d. Analisis jalur
Berdasarkan perhitungan yang di dasarkan oleh koefisien korelasi
diperoleh koefisen jalur, koefisien jalur menunjukkan kuatnya pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Jika koefisien jalur rendah di bawah 0,05
maka jalur tersebut dianggap tidak signifikan dan dapat dihilangkan
(Sujana,2008:302).
Dari perhitungan yang didapat dimasukan ke dalam diagram jalur sebagai
berikut :

Diagram 9

0,443(0,335)

0,623(0,623)

0,382(0,173)
2

X
Keterangan :
Angka diluar kurung koefisien korelasi, di dalam kurung koefisien jalur.
Dari koefisen jalur yang di peroleh angka yang signifikan (di atas 0,05). Hal ini
membuktikan bahwa diagram jalur yang disusun dapat siterima, hal ini
membuktikan bahwa :
2

1) Terdapat pengaruh langsung X terhadap X , dan juga

pengaruh tidak langsung X terhadap Y melalui X .


1

2) Terdapat pengaruh langsung X terhadap X


2

3) Terdapat pengaruh langsung X terhadap Y


e. Pengujian hipotesis kesatu

H0 :

Tidak terdapat pengaruh langsung persepsi siswa pada


kinerja profesional guru terhadap prestasi belajar siswa

H1 :

Terdapat pengaruh langsung persepsi siswa pada kinerja


profesional guru terhadap prestasi belajar matematika
siswa.

Berdasarkan analisis jalur diketahui bahwa koefisien jalur variabel


persepsi siswa pada kinerja profesional guru terhadap prestasi belajar matematika
siswa (rYX1) sebesar 0,335.
Kriteria pengujian:
Jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka terdapat pengaruh langsung
variabel persepsi siswa pada kinerja profesional guru terhadap prestasi belajar
matematika siswa. Maka berdasarkan kriteria pengujian diatas dinyatakan H1
dapat diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh langsung yang signifikan persepsi siswa pada kinerja
profesional guru terhadap hasil belajar matematika siswa.
f. Pengujian hipotesis kedua
H0 :

Tidak terdapat pengaruh langsung minat siswa pada


pelajaran

matematika

terhadap

prestasi

belajar

matematika.
H1 : Terdapat pengaruh langsung minat siswa pada pelajaran
matematika terhadap prestasi belajar matematika siswa.
Berdasarkan analisis jalur diketahui bahwa koefisien jalur variabel minat
siswa pada pelajaran matematika terhadap prestasi belajar matematika siswa

(rYX ) sebesar 0,173


Kriteria Pengujian:
Jika koefisien jalur lebih besar dari 0,05 maka terdapat pengaruh langsung
variabel minat siswa pada pelajaran matematika terhadap prestasi belajar
matematika siswa. Maka berdasarkan kriteria pengujian diatas dinyatakan H1
dapat diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh langsung yang signifikan minat siswa pada pelajaran
matematika terhadap prestasi belajar matematika siswa.
g. Pengujian hipotesis ketiga
H0 : Tidak terdapat pengaruh tidak langsung persepsi siswa pada
kinerja

profesional

guru

terhadap

prestasi

belajar

matematika siswa melalui minat siswa pada mata pelajaran


matematika
H1 : Terdapat pengaruh tidak langsung persepsi siswa pada
pelajaran matematika terhadap prestasi belajar matematika
siswa melalui minat siswa pada pelajaran matematika.
Berdasarkan analisis jalur diketahui bahwa koefisien jalur pengaruh
persepsi siswa pada kinerja profesional guru terhadap prestasi belajar melalui
minat siswa pada pelajaran matematika sebesar 0,108 (0,623 x 1,73)
Kriteria Pengujian:
Jika koefisien jalur lebih besar dari 0,05 maka terdapat pengaruh langsung
variabel persepsi siswa pada kinerja profesional guru terhadap minat siswa pada

pelajaran matematika. Maka berdasarkan kriteria pengujian diatas dinyatakan H 1


dapat diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh tidak langsung yang signifikan persepsi siswa pada kinerja
profesional guru terhadap prestasi belajar matematika siswa melalui minat siswa
pada mata pelajaran matematika.
D. Interpretasi hasil penelitian
a. Persepsi siswa pada kinerja profesional guru berpengaruh langsung dan
signifikan terhadap prestasi belajar siswa.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa persepsi siswa pada kinerja
profesional guru yang diukur oleh prestasi belajar matematika siswa, menunjukan
adanya korelasi yang signifikan dan memiliki pengaruh langsung yang kuat (lebih
besar dari 0,05) terhadap prestasi belajar matematika siswa.
Besarnya pengaruh langsung persepsi siswa pada kinerja profesional guru
terhadap hasil belajar matematika adalah KD = r2, 0,4432 = 0,196 = 19,6 %,
sisanya sebesar 80,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar kinerja
profesional guru. Oleh karena itu untuk meningkatkan dan mengoptimalkan
prestasi belajar siswa, salah satunya adalah dengan meningkatkan kinerja
profesional guru. Untuk meningkatkan kinerja profesisonalnya guru perlu
didukung oleh peningkatan kompetensinya.
Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemapuan personal,
keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara nyata membentuk
kompetensi stanadar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi,

pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan


pribadi dan profesionalisme.
b. Minat siswa pada pelajaran matematika berpengaruh langung dan signifikan
terhadap prestasi belajar matematika siswa.
Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang
signifikan antara minat siswa pada pelajaran matematika dengan prestasi belajar
matematika siswa. Hal ini ditunjukkan oleh angka koefisien korelasi sebesar
0,382 dan sig 0,000<0,05 pada analisis korelasi. Terdapat pengaruh langsung dan
signifikan minat siswa pada mata pelajaran matematika terhadap hasil belajar
matematika siswa, hal ini ditunjukkan dengan adanya oleh hasil angka koefisien
jalur sebesar 0,173 (lebih besar dari 0,05). Besar pengruh minat siswa terhadap
hasil belajar matematika siswa sama sengan KD = r 2, bedasarkan koefisien
korelasi diperoleh 14,6 % sedangkan sisanya sebesar 85,4 % dipengaruhi oleh
faktor lain.
Bedasarkan temuan penelitian tersebut bahwa hasil belajar matematika
siswa, dapat dipengaruhi oleh minat siswa terhadap terhadap mata pelajaran
matematika. Minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan
bahwa siswa lebih menyukai sesuatu hal daripada yang lainnya, dapat pula
dimanifestasikan melalui partisipasi daam sustu aktifitas. Sesuai tulisan Prof. DR.
H Jaali dalam psikologi Pendidikan (2007). Tugas atau pekerjaan tidak dapat
diselesaikan tanpa pengerahan usaha, daya dan tenaga. Semakin sulit tugas,
semakin banyak pula tenaga yang diperlukan untuk mengerjakan tugas dengan
baik.

Penguasaan yang sempurna terhadap suatu mata pelajaran, memerlukan


pencurahan perhatian yang rinci. Minat yang telah disadari terhadap suatu mata
pelajaran, mungkin sekali akan menjaga pikiran siswa, sehingga dia dapat
menguasai pelajarannya. Pada gilirannya, meningkatkan prestasinya, juga
semakin meningkat pula minatnya.
c. Persepsi siswa pada kinerja profesional guru berpengaruh langsung dan
signifikan terhadap minat siswa pada pelajaran matematika.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan
antara kinerja profesional guru dengan minat siswa pada pelajaran matematika,
hal ini ditunjukkan oleh angka koefisien korelasi sebesar 0,623 dan sig , 0,05 pada
analisis korelasi.
Terdapat pengaruh langsung dan signifikan persepsi siswa pada kinerja
profesinal guru terhadap minat siswa pada pelajaran matematika. Hal ini
ditunjukkan oleh angka koefisien jalur sebesar 0,623 (lebih besar dari 0,05).
Besar pengaruh persepsi siswa pada kinerja profesional guru terhadap minat siswa
pada pelajaran matematika adalah sama dengan KD = r2 = 0,6232 = 0,388 =
38,3%. Sedangkan sisanya sebesar 61,7% dipengaruhi oleh faktor lainnya.
Berdasarkan temuan penelitian tersebut untuk meningkatkan minat siswa
pada pelajaran matematika dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kinerja
profesional guru. Hasil temuan penelitian ini di didukung oleh uaraian dari DR, E
Mulyana, M.Pd, bahwa guru adalah sebagai pemacu belajar harus mamapu
melipatgandakan potensi peserta didik, dan mengembangkannya sesuai dengan
aspirasi dan cita-cita mereka.

Guru memiliki andil yang besar terhadap keberhasilan pembelajaran di


sekolah, guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik
untuk mewujudkan tujaan hidupnya secara optimal. Semua ini menunjukkan
bahwa setiap orang membutuhkan orang lain dalam perkembangannya, demikian
halnya peserta didik.
Minat, bakat, kemampuan dan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik
tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini guru
perlu memperhatikan peserta didik secara individual, karena masing-masing
individu memiliki perbedaan.
d. Persepsi siswa pada kinerja profesional guru berpengaruh tidak langsung dan
signifikan terhadap prestasi belajar matematika siswa melalui minat siswa
pada pelajaran matematika
Temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh tidak langsung
dan signifikan persepsi siwa pada kinerja profesional guru terhadap prestasi
belajar matematika siswa, besar pengaruh tersebut adalah 0,623 x 0,382 = 0,238 =
23,8%
Berdasarkan temuan ini menunjukkan bahwa peningkatan prestasi belajar
dapat dilakukan dengan melalui peningkatan minat siswa pada pelajaran
matematika. Dengan membandingkan temuan yang lain dalam penelitian ini,
menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar matematika siswa oleh persepsi
kinerja profesional guru melalui peningkatan minat siswa pada pelajaran
matematika lebih tinggi daripada langsung dari persepsi siswa pada kinerja
profesional guru.

Hal ini menunjukkan bahwa patut diduga bahwa akan lebih efektif
meningkatkan hasil belajar matematika jika dilakukan dengan membangkitkan
minatnya terlebih dahulu pada mata pelajaran itu. Sehingga siswa merasa tertarik
dan suka tanpa paksaan pada mata pelajaran matematika. Dengan tumbuhnya
minat maka siswa kan mencurahkan perhatiaannya secara penuh.
Minat siswa terhadap mata pelajaran matematika akan tumbuh jika guru
memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola proses pembelajaran.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya,
maka dihasilkan beberapa temuan sebagai berikut :
1. Persepsi siswa pada kinerja profesional guru memiliki pengaruh langsung
yang signifikan terhadap prestasi belajar matematika siswa. Dengan
demikian tinggi rendahnya prestasi belajar matematika siswa dijelaskan
oleh persepsi siswa pada kinaerja profesional guru. Besarnya pengaruh
Persepsi kinerja profesional guru terhadap prestasi belajar siswa adalah
19,6%. Berdasarkan temuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
Persepsi siswa pada kinerja profesional guru berpengaruh secara

122

langsung dan signifikan terhadap prestasi belajar matematika siswa


dapat diterima.
2. Minat siswa pada pelajaran matematika memiliki pengaruh langsung yang
signifikan terhadap prestasi belajar matematika siswa. Dengan demikian
tinggi rendahnya prestasi belajar matematika siswa dijelaskan oleh minat
siswa pada pelajaran matematika siswa. Besarnya pengaruh langsung
minat siswa pada pelajaran matematika terhadap prestasi belajar
matematika siswa adalah 14,6 %. Berdasarkan temuan penelitian ini dapat
disimpulkan

bahwa

Minat

siswa

pada

pelajaran

matematika

perpengaruh langsung dan signifikan terhadap prestasi belajar


matematika siswa dapat diterima.
3. Persepsi siswa pada kinerja profesional guru memiliki pengaruh tidak
langsung terhadap hasil belajar matematika siswa melalui minat siswa
terhadap mata pelajaran matematika. Dengan demikian tinggi rendahnya
prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh naik turunya minat siswa pada
mata pelajaran matematika yang dipengaruhi oleh persepsi siswa pada
kinerja profesional guru.
Besarnya pengaruh persepsi siswa pada kinerja profesional guru melalui
terhadap prestasi belajar matematika siswa melalui naik turunnya minat
siswa pada kinerja profesional guru adalah 23,8%.
Berdasarkan temuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwaPersepsi
kinerja profesional guru memiliki pengaruh langsung dan signifikan

terhadap prestasi belajar siswa, melalui mina siswa pada mata pelajaran
matematika dapat diterima.
B. Saran-saran
Berdasarkan temuan penelitian di atas maka peneliti menyarankan kepada
para guru umumnya dan guru matematika khususnya:
1. Karena guru memili peran sentral dalam peningkatan prestasi belajar
siswa, maka guru harus senantiasa meningkatkan kinerja profesionalnya.
2. Dengan meningkatkan meningkatkan kinerja profesionalnya, maka akan
memiliki dampak langsung terhadap prestasi belajar dan minat siswa, yang
kemudian akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Kepala sekolah sebagai supervisor memiliki peranan dalam rangka
peningkatan kinerja profesional guru. Supervisi harus dijadikan alat unuk
membantu guru dalam meningkatkan kinerjanya.

DAFTAR PUSTAKA
Ahamad Sopari, Fasilitator. 2007. Guru Profesional. Bandung:Remeja Rosdakarya
Alek Sobur. 2003. Psikologi Pendidikan.Bandung. Remaja Rosdakarya
Andar Ismail. 2007. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Grafindo
Atkinson dan Hilgrad. Theories of Learning. EnglewoodCliffi.New
Jersey:PrenticeHall Inc
Gipson dan Donely. 2004. Membiasakan belajar nyaman , Bandung: Publishing
New
York/ kaiffa,
Hamalik, Oemar .2001. Proses belajar mengajar . Jakarta : PT. Bumi Aksara
Hardwinoto dan Setiyabudi. 2006. Sarana prasarana belajar akan meningkatkatkan
minat belajar. Jakarta: Gramedia
Hendra Surya. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdaarya
H.Bambang Suwarsono. 2007. Rumus Taro Yamane dengan SPSS. Yogyakarta:
CV

Anddi Aoffset
. 2007. Analisis Jalur untuk riset dengan SPSS.
Yogyakarta:
CV Anddi Aoffset
John Gay. 2005. Interaksi dan motivasi dalam mengajar. Jakarta :Rajawali
Kunandar. 2007. Strategi dalam proses belajar mengajar . Bandung: Remaja
Rosda
Karya
Maluyu S.P. Hasibuan .2001. Strategi belajar mengajar . Jakarta: Quantum
Teaching
Mulyono Abdurrahman .2003. Makna Diri .Yogyakarta: Pustaka Pajar
M. Arifin. 2002. Kompetensi Professional Guru. Bandung: Remaja Rosda Karya
Ngalim Purwanto. 2004 Perubahan Tingkah Laku. Bandung. Remaja Karya
.2006. Psikologi Pendidikan.Bandung: Remaja Karya
Pasaribu dan Simanjuntak. 2004. Metodologi penelitian pendidikan, kompetensi
dan
prakteknya. Jakarta: Bumi Aksara
Rita L Atkinson. 2003. Pengukuran Kepribadian. Yogyakarta: Rake Sarasin
Ruch. 2002. Penelitian Prestasi Belajar . Bndung: Remaja Rosda Karya
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor Faktor yang mempengarui. Jakarta: Rineka
Cipta
Sri Habsari. 2007. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka
Karya
Sugiyono. 2008. Pengukuran dalam bidang pendidikan. Jakarta : Grasindo

Suhartini. 2002. Prosedur penilaian, suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka


Cipta
Sumardiyono. 2006. Dasar dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Biru
Aglesindo
Teguh Sulistiyani. 2003. Produktifvitas Kerja dan Kesempatan Aktualisasi Diri
Guru.
Yogyakarta : Wanita
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. 2005. Jakarta: Depdiknas. 2007. Peningkatan
Profesionalitas
Guru Berkelanjutan . Materi Workshop Guru Berprestasi Tingkat Nasional
tahun
2007. Yogyakarta: Direktorat Profesi Pendidik.
Wagito. 2001. Psikologi Belajar . Jakarta: Rineka Cipta
W.S Winkkel. 2003. Membangkitkan minat Siswa. Jakarta. Rinika Cipta .Cet 2
Young. 2006. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Prenada Media
Zakiah Daradjat. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan . Jakarta: Rajawali Pres
Anwar Prabu Mangkunegara. 2000. Prestasi Kerja. ( http//id.wikipedia.org )
Cushway. 2002. Kinerja adalah bagaimana seseorang telah bekerja.
(http//id.wikipedia.org)
Cherington. 2004. Kinerja adalah menunjukan target.( http://wangmuba.com )
Hadi pranata. 2006. Partisipasi seutuhnya.( http://wangmuba.com )

John Whitmore. 2003. Kinerja adalah pelaksanaan fungsi -fungsi yang dituntut
dari
seseorang. ( http//id. Wikipedia.org )
Mink. 2006. Karakteristk memiliki kinerja yang tinggi. ( http//id.wikipedia.org )
Saiful Bahrri. 2000. Minat dan kecerdasan .( http://wangmuba.com )
Veizal Rivai. 2004. Kenerja adalah perilaku yang nyata. ( http//id.wikipedia.org).

Lampiran 1.

Instrumen Pengukuran Persepsi Siswa pada Kinerja Profesipnal Guru (Variabel


X1)
INSTRUMEN PENELITIAN
KINERJA PROFESIONAL GURU

Nama Guru

NIP/NIK

Jenis kelamin

Pendidikan Terakhir

Pengalaman Mengajar

: Tahun

Mata Pelajaran

Unit Kerja

Petunjuk :

1. Dibawah ini terdapat 5 pilihan jawaban yaitu :


SL

: Selalu

SR

: Sering

KD

: Kadang-kadang

JR

: Jarang

TP

: Tidak Pernah

2. Jawablah pertanyaan di bawah ini sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan


saudara, dengan

cara memberi tanda ceklist () pada salah satu jawaban

yang saudara pilih ( SL, SR, KD, JR atau TP ).


3. Jawaban ini murni untuk keilmuan, bukan untuk publikasi.
4. Atas bantuan dan partisipasi Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.

NO.

PERNYATAAN

1.

Dalam bekerja saya berkeinginan


memberikan segala upaya yang ada untuk
membantu sekolah ini menjadi sukses.

2.

Dalam menghadapi ujian, saya berupaya


melakukan les tambahan kepada siswa di
luar jam sekolah.

3.

Saya yakin keberhasilan mengajar karena


bakat ketekunannya dan menguasai bahan
ajar.

4.

Dalam melaksanakan tugas saya berusaha


untuk mengajar sebaik mungkin.

5.

Dalam keadaan terpaksa seperti sakit,


saya meminta ijin kepada kepala sekolah
untuk tidak mengajar, namun tetap

SL

SR

KD

JR

TP

memberikan tugas untuk siswanya.

6.

Saya mencurahkan segala kemampuan


untuk mengerjakan tugas yang diberikan
oleh pimpinan.

7.

Tugas-tugas yang menantang, membuat


saya untuk meningkatkan kemampuan
dalam bekerja.

8.

Sebagai guru, saya lebih mementingkan


tugas pokok dari pada urusan pribadi.

9.

Saya akan merasa senang apabila


siswanya kelak menjadi orang yang
terhormat di masyarakat.

10.

Pada jam pertama masuk, saya sudah


berada di dalam kelas tepat waktu.

11.

Penghargaan atas prestasi yang saya


kerjakan, mendorong saya bekerja lebih
giat.

12.

Hasil jerih payah guru dalam mendidik


siswanya, bisa menghasilkan generasi
yang cerdas.

13.

Guru bekerja disamping untuk beribadah,


juga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

14.

Saya merasa bangga dan terhormat,


karena pemerintah sangat memperhatikan
kesejahteraan guru.

15.

Saya mempunyai target dalam mengajar


agar siswanya berhasil dan berprestasi.

16.

Saya berusaha meningkatkan karir dengan


cara kuliah lagi di perguruan tinggi atas
biaya sendiri.

17.

Saya memperoleh kesempatan untuk


mengikuti pendidikan dan latihan yang di
selenggarakan oleh dinas sesuai dengan
bidangnya.

18.

Dalam melakukan kegiatan belajar


mengajar, saya menggunakan OHP / alat
peraga lainnya di dalam kelas.

19.

Tugas-tugas berat bagi saya membuat


tantangan untuk maju.

20.

Saya di berikan kesempatan oleh kepala


sekolah untuk melanjutkan pendidikan
yang lebih tinggi dengan beasiswa.

21

Dalam melaksanakan tugas, saya berusaha


melakukan yang terbaik menurut ukuran
saya

22

Tugas-tugas yang menantang, membuat


saya untuk meningkatkan kemampuan
kerja saya

23

Pemilihan pegawai teladan mendorong


saya untuk mengembangkan diri

24

Dalam melakukan tugas-tugas yang


bersifat kompetitif, saya berusaha melebihi
teman-teman

25

Untuk mencapai prestasi kerja yang tinggi,


saya bersedia mengerjakan tugas
tambahan

Lampiran 2
2

Minat Belajar Siswa pada mata pelajaran Matematika ( Variabel X )


INSTRUMEN PENELITIAN
MINAT SISWA
Nama

Jenis kelamin

Kelas

Asal Sekolah

Alamat Sekolah

Petunjuk :

1. Dibawah ini terdapat 5 pilihan jawaban yaitu :


SL

: Selalu

SR

: Sering

KD

: Kadang-kadang

JR

: Jarang

TP

: Tidak Pernah

2. Jawablah pertanyaan di bawah ini sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan


saudara, dengan

cara memberi tanda ceklist () pada salah satu jawaban

yang saudara pilih ( SL, SR, KD, JR atau TP ).


3. Jawaban ini murni untuk keilmuan, bukan untuk publikasi.

4. Atas bantuan dan partisipasi Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.

No.

Pernyataan

SL

Mata pelajaran matematika menyajikan


pengetahuan baru yang menarik.

Mengikuti mata pelajaran dengan dasar


matematika menantang keingintahuan.

Sulitnya

tugas

dan

menambah

soal

matematika

semangat

untuk

menyelesaikannya.
4

Adalah menyenangkan memilih matematika


sebagai mata pelajaran favorit

Mata pelajaran matematika membosankan.

Mempelajari

rumus-rumus

matematika

membuat putus asa.


7

Mempelajari

rumus

baru

yang

belum

disampaikan guru merupakan keasyikan


tersendiri.

SR

KD

JR

TP

Kekeliruan menjawab soal

bukan alasan

untuk berhenti mempelajarinya.


9

Mata pelajaran matematika tidak penting


dalam kehidupan sehari-hari.

10

Saya memiliki kemahiran menggunakan


kalkulator.

12

Mata pelajaran matematika menghambat


kemampuan saya

13

Saya akan mendalami pendekatan kuantitatif


dengan

menggunakan

rumus

dalam

menyelesaiakan tugas
14

Pelajaran matematika kelak sebagai bekal


untuk kemudian hari

15

Saran

teman

agar

menekunin

mata

pelajaran ini harus saya ikuti.


16

Kemampuan matematika adalah dasar saya


melanjutkan ke jenjang berikutnya

17

Saya merasa sulit untuk memahami maksud


setiap rumus matematika

yang diberikan

oleh guru
18

Kesulitan dalam mempelajari matematika


bukan untuk saya hindari.

19

Mata pelajaran matematika memerlukan


lebih banyak perhatian dan kesabaran saya.

20

Memahami

fungsi-fungsi

tombol

pada

kalkulator saya lakukan setiap saat.


21

Membantu teman yang mengalami kesulitan


dalam

memahami

materi

matematika

merupakan upaya saya untuk meningkatkan

pemahaman diri terhadap materi pelajaran .


22

Saya mempelajari pelajaran matematika saat


menemui hal-hal sulit dalam tugas.

23

Saya melihat bahwa pelajaran matematika


memiliki peranan besar pada perkembangan
masyarakat.

24

Menerapkan pelajaran matematika dalam


kehidupan

sehari-hari

mengasah

keterampilan saya sebagai seorang pelajar.


25

Keberadaan

mata

peajaran

matematika

dalam kurikulum merupakan kendala bagi


saya untuk mempercepat kelulusan.
26

Saya selalu menunggu arahan guru terlebih


dahulu

sebelum

mempelajari

materi

pelajaran matematika.
27

Mengikuti

mata

pelajaran

matematika

adalah suatu keterpaksaan bagi saya.


28

Bagi saya,siswa yang bernilai baik dalam


matematika ditentukan usahanya dalam
menguasai materi.

29

Penguasaan

terhadap

materi

pelajaran

merupakan masukan yang baik untuk mata


pelajaran matemtika
30

Materi-materi matematika tidak mendukung


usaha saya
evaluasi

Lampiran 3

kelak dalam melakukan tes

Prestasi Belajar Siswa pada mata pelajaran Matematika ( Variabel Y )


INSTRUMEN PENELITIAN PRESTASI BELAJAR SISWA
Kompetensi
Dasar

Materi

Indikator

Jumlah
Soal

Memecahkan
Gaya Mendiskripsikan
5
macam -macam
masalah
matriks
berkaitan
Butir Soal
dengan konsep
Pilihlah
e yang dianggap paling benar5 !
matriks jawablah a, b, c, d, dan
Menyelesaikan
operasi matriks

1. Diketahui matriks A =

Bentuk
Soal

Nomor
Soal

Pilihan
Ganda

1,3,4.

Pilihan
Ganda

6,10,
1113,14

1
0
2 4 7
5 5
Menentukan
Pilihan
2,5 8,
0 determinan
6 9 3
1
8
dan
Ganda
12,15
elemen yang terletak
2 inves
7 matriks
8
1 2 3
5 1
4
2 6 9

Menyelesaikan
Membuat
grafik
5
Pilihan
pada baris ke-3 kolom ke-5 adalah
.
himpunan
masalah
Ganda
penyelesaian
sistim
a.
-2
b.
-1
c.
0
d.
1
e. 2
pogram linier
pertidak samaan
2. Matriks-matriks di bawah ini linier
yang merupakan matriks identitas adalah

a.

[]

b.

[ ]

1
2
3

1 0
0 1

c.

[1 2 3]

d.

[ ]
1 2
3 4

7.9

16,19,21,
26, 27

Menentukan model
matematika dari soal
cerita ( kalimat
verbal )

Pilihan
Ganda

17, 18,
22, 25,
30

Menentukan nilai
optimum dari system
pertidak samaan

Pilihan
Ganda

20,23,24,
28,29

e.

[ ]
1 2 3
4 5 0
6 0 0

3. Jika matriks A =

2 1
0 3

dan B =

4 3
0 1

, maka nilai dari At + 2B

adalah
a.

b.

[ ]

c.

6 1
6 1

d.

6 6
1 1

e.

2 4
0 2

6 4
0 4

2 1
3 2

4. Jika hasil perkalian matriks A2x4 x B4x3 = C, maka ordo matriks C adalah
a. 2 x 3

5. Jika matriks A =
adalah

a.

[ ]
1 3
2 2
2 1

b. 2 x 4
e. 3 x 2

2 0 1
0 2 1

dan B =

c. 4 x 4

[ ]
1 1
0 2
1 0

d.4 x 2

, maka nilai dari A x B

b.

3 2 1
1 2 2

c.

2 1
4 1

d.

1 2
1 4

e.

[ ]

1 1 1
0 4 1
1 0 0

6. Jika matriks A =

2 3 2
1 0 1
3 2 1

a. -14

, maka determinan matriks A adalah

b. -7

7. Diketahui matriks A =

x 6
5 2

c. 0

d. 7

e. 14

adalah matriks singular. Nilai x yang

memenuhi adalah
a. 15
8. Jika

b. 10

2 x1 x +2
5
3

c. 0

d. -10

e. -15

= 10, maka nilai x yang memenuhi adalah

a. 23

b. 3

c. 0

d. -3

e. -23

9. Jika A matriks berordo 3 x 3 dan P invers dari matriks A, maka perkalian A x P


akan menghasilkan matriks
a. Segitiga atas

10. Invers dari matriks A =

b. Segitiga bawah
d. Diagonal kedua

3 2
7 5

adalah

c. Diagonal utama
e. Identitas

a.

5 2
7 3

b.

5 2
7 3

c.

d.

e.

3 2
7 5

5
2
7 3

5 2
7
3

11. Jika matriks A =

a.

b.

[ ]
[ ]
5
2

1
2

5
2

1
2

c.

d.

[ ]

5 2
2 1

5
1
2
1
1
2

[ ]
1 2
2 5

, maka invers matriks 2A adalah

[ ]

e.

5
2

1
2

12. Jika matriks A =

a. -11

b. -9

13. Jika matriks A =

a. 5

a. -28

5 2 0
1 3 1
2 1 1

2 3 5
1 0 3
1 1 2

][ ] [ ]

1 2 x =4
1 1 y
1

a. 4

d. 4

, maka nilai dari

d. -1
2( M 23 + K 31)
M 22

c. 0

adalah

d. 14

e. 28

c. 2

d. 1

e. 0

16. Daerah yang diarsir pada gambar di bawah ini memenuhi sistem
pertidaksamaan .
Y

10

e. -5

, maka nilai 2x y adalah

b. 3

e. 11

, maka nilai K23 adalah

c. 0

b. -14

, maka nilai M12 adalah

c. -4

b. 1

14. Jika matriks A =

15. Jika

0 3
1
2 1 4
0 3 2

a. 2x + y 8; x + 2y 10; x 0; y 0

84

b.
c.
d.
e.

2x0+ yY 8; 2x + y 610; x 0; y 0
x + 2y 8; x + 2y 10; x 0; y 0
x + 2y 8; x + 2y 10; x 0; y 0
4
2x + y 8; x + 2y 10; x 0; y 0

17. Daerah yang diarsir pada gambar di bawah ini memenuhi sistem
pertidaksamaan .
X

12
6
0 Y

a.
b.
c.
d.
e.

10

2x + y 8; 2x + 3y 12; x 0; y 0
6 + 3y 12; x 0; y 0
2x + y 8; 2x
2x + y 8; 3x + 2y 12; x 0; y 0
x + 2y 8; 2x + 3y 12; x 0; y 0
x + 2y 8; 3x + 2y 12; x 0; y 0

18. Daerah yang diarsir pada gambarXdi bawah ini memenuhi sistem
pertidaksamaan .

a.
b.
c.
d.
e.

2x + y 12; 5x + 3y 30; x 0; y 0
2x + y 12; 5x + 3y 30; x 0; y 0
2x + y 12; 3x + 5y 30; x 0; y 0
x + 2y 12; 5x + 3y 30; x 0; y 0l
x + 2y 12; 3x + 5y 30; x 0; y 0

19. Perhatikan grafik berikut


y

Sistem pertidaksamaan yang memenuhi daerah penyelesaian di atas adalah .


a.
b.
c.
d.
e.

x + 2y 8 ; 3x + 2y 12 ; x y 2 ; x0 ; y0
x + 2y 8 ; 3x + 2y 12 ; x y 2 ; x0 ; y0
x + 2y 8 ; 3x + 2y 12 ; x y 2 ; x0 ; y0
x + 2y 8 ; 3x + 2y 12 ; x y 2 ; x0 ; y0
x + 2y 8 ; 3x + 2y 12 ; x y 2 ; x0 ; y0

20.Seorang pedagang minuman kotak mempunyai lemari yang hanya cukup


memuat 60 minuman kotak. Minuman kotak A dibeli dengan harga
Rp15.000,00 setiap kotak dan minuman kotak B dibeli dengan harga
Rp20.000,00 setiap kotak. Jika pedagang tersebut mempunyai modal
Rp1.000.000,00 untuk membeli x minuman kotak A dan y minuman kotak B,
maka model matematika yang sesuai dari masalah tersebut adalah .
a.
b.
c.
d.
e.

x + y 60,3x + 4y 200, x 0, y 0
x + y 60,3x + 4y 200, x 0, y 0
x + y 60,3x + 4y 200, x 0, y 0
x + y 60,4x + 3y 200, x 0, y 0
x + y 00,4x + 3y 200, x 0, y 0

21.Seorang pedagang biskuit mempunyai etalase yang hanya cukup memuat 50


boks biskuit. Biskuit A dibeli dengan harga Rp20.000,00 per boks dan biskuit B
dibeli dengan harga Rp25.000,00 per boks. Jika pedagang tersebut mempunyai
modal Rp1.000.000,00 dan dimisalkan x boks biskuit A dan y boks biskuit B,
maka model matematika yang sesuai dari masalah tersebut adalah .
a. x + y 50, 4x + 5y 200, x 0, y 0
b. x + y 50, 4x + 5y 200, x 0, y 0

c. x + y 50, 4x + 5y 200, x 0, y 0
d. x + y 50, 5x + 4y 200, x 0, y 0
e. x + y 50, 5x + 4y 200, x 0, y 0
22.Seorang pedagang paling sedikit menyewa 30 kendaraan untuk jenis truk dan
colt, dengan jumlah yang diangkut 354 karung. Truk dapat mengangkut 21
karung dan colt 9 karung. Ongkos sewa truk Rp300.000,00 dan colt
Rp150.000,00. Jika x menyatakan banyaknya truk yang disewa dan y
banyaknya colt yang disewa, maka model matematika dari permasalahan di
atas adalah .
a.
b.
c.
d.
e.

x + y 30 ; 3x + 7y 118 ; x 0 ; y 0
x + y 30 ; 7x + 3y 118 ; x 0 ; y 0
x + y 30 ; 7x + 3y 118 ; x 0 ; y 0
x + y 30 ; 7x + 3y 118 ; x 0 ; y 0
x + y 30 ; 9x + 21y 118 ; x 0 ; y 0

23.Seorang pedagang minuman mempunyai modal Rp 500.000,-. dengan modal


tersebut ia membelanjakan minuman teh botol dengan harga Rp 1.200,- per
botol dan minuman lemon tea dengan harga Rp 1.250,- per botol. Tempat yang
ia miliki hanya menampung 400 botol. Model matematika yang dapat ditulis
adalah ...
a.
b.
c.
d.
e.

25x + 24y 10.000; x + y 400; x 0; y 0


24x + 25y 10.000; x + y 400; x 0; y 0
120x + 125y 500.000; x + y 400; x 0; y 0
25x + 24y 10.000; x + y 0; x 0; y 0
24x + 25y 10.000; x + y 0; x 0; y 0

24. Nilai maksimum dari z = 5x + 4y untuk daerah yang diarsir pada gambar
berikut adalah ...
Y

10

a. 16
b. 24
25. Perhatikan grafik berikut
y

c. 26

d. 52

e. 82

D ( 2,8 )
C ( 7,7 )

E (1,5)

B ( 8,4 )

14
8
A ( 3,2 )
0

16

Nilai optimum fungsi


dari grafik di atas yang dinyatakan dengan persamaan
7
f(x,y) = 3x + 5y adalah ....
a. 28
b. 44
c. 46
d. 56
e. 64
26. Daerah yang diarsir pada gambar berikut merupakan himpunan penyelesaian
sistem pertidaksamaan. Nilai maksimumXbentuk objetif dari (3x + 2y) adalah
.
a.
b.
c.
d.
e.

16
21
23
24
26

27. Nilai maksimum fungsi sasaran Z = 6x + 8y dari sistem pertidaksamaan 4x +


2y

a. 120

60, 2x + 4y

48, x 0, y 0 adalah .

b.118

c. 116

d.114

e.112

28.Nilai maksimum fungsi obyektif 4x + 2y pada himpunan penyelesaian system

pertidaksamaan x + y 4, x + y 9, 2x + 3y 12, 3x 2y 12 adalah


.

a.

16

b. 24

c. 30

d. 36

e. 48
29. Luas daerah parkir 1.760 m 2. Luas rata rata untuk mobil kecil 4 m 2 dan
mobil besar 20 m2. Daya tampung maksimum hanya 200 kendaraan, biaya
parkir mobil kecil Rp. 1.000,00/jam dan mobil besar Rp. 2.000,00/jam. Jika
dalam satu jam terisi penuh dan tidak kendaraan yang pergi dan datang, maka
hasil maksimum tempat parkir itu adalah .
a.
Rp. 176.000,00.
d. Rp. 300.000,00.
b.
Rp. 340.000,00
e. Rp. 300.000,00
c.
Rp. 200.000,00.
30.Seorang pedagang menjual buah mangga dan pisang dengan menggunakan
gerobak. Pedagang tersebut membeli mangga dengan harga Rp. 8.000,00/kg
dan pisang Rp. 6.000,00/kg. Modal yang tersedia Rp. 1.200.000,00 dan
gerobaknya hanya dapat memuat mangga dan pisang sebanyak 180 kg. Jika
harga jual mangga Rp. 9.200,00/kg dan pisang Rp. 7.000,00/kg, maka laba
maksimum yang diperoleh adalah .
a. Rp. 150.000,00.
b. Rp. 180.000,00.
c. Rp. 192.000,00.

d. Rp. 204.000,00.
e. Rp. 216.000,00

Lampiran 4
Hasil Penelitian
Persepsi Siswa pada Kinerja Profesional Guru
Subjek

Jumlah Skor

Subjek

Jumlah Skor

84

51

93

84

52

93

94

53

88

85

54

77

85

55

88

92

56

81

76

57

82

44

58

84

84

59

69

10

96

60

73

11

86

61

77

12

78

62

61

13

89

63

69

14

89

64

89

15

76

65

78

16

92

66

79

17

88

67

90

18

90

68

90

19

84

69

90

20

87

70

64

21

85

71

90

22

86

72

90

23

83

73

95

24

87

74

86

25

80

75

80

26

89

76

72

27

78

77

82

28

74

78

95

29

90

79

63

30

87

80

61

31

65

81

76

32

86

82

80

33

91

83

77

34

62

84

74

35

85

85

80

36

80

86

73

37

54

87

71

38

67

88

45

39

84

89

65

40

68

90

73

41

74

91

84

42

80

92

84

43

84

93

72

44

77

94

63

45

78

95

77

46

75

96

50

47

71

97

71

48

82

98

80

49

67

99

90

50

57

100

61

Tabel 7
Tabel Frekuensi Jawaban Koesioner
Alternatif Jawaban

Jumlah

177

361

582

631

549

Tabel 8

Jawaban Alternatif

Tabel Transformasi Data Ordinal ke Interval


Proporsi
Proporsi Komulat
if

(Zi)

z*_val
(Densita
s)

Scal
Value

Skal
a
Akh
ir

z_val

Ordin
al

Frekue
nsi

177

177

0.07696

0.0770

-1.4258

0.1444

-1.8758

1.00

361

722

0.15696

0.2339

-0.7260

0.3065

-1.0331

1.84

582

1746

0.25304

0.4870

-0.0327

0.3987

-0.3644

2.51

631

2524

0.27435

0.7613

0.7105

0.3099

0.3236

3.20

549

2745

0.2387

1.2985

4.17

Tabel 9
Data Skor Persepsi Siswapada Kinerja Profesional Guru
Skor

Skor

Subjek
Ordinal

Subjek

Interval

Ordinal

Interval

84

68.68

51

93

77.43

84

68.12

52

93

76.83

94

77.5

53

88

73.72

85

68.79

54

77

65.52

85

69.95

55

88

73.29

92

75.3

56

81

67.73

76

63.52

57

82

69.02

44

39.64

58

84

70.98

84

69.24

59

69

59.03

10

96

78.9

60

73

61.45

11

86

69.48

61

77

64.32

12

78

64.15

62

61

52.67

13

89

73.94

64

89

58.69

14

89

73.51

64

89

73.55

15

76

62.64

65

78

66.34

16

92

75.3

66

79

66.69

17

88

71.7

67

90

74.93

18

90

75.23

68

90

74.8

19

84

69.11

69

90

74.95

20

87

70.43

70

64

55.17

21

85

69.97

71

90

75.23

Subjek

Skor
Ordinal

Subjek
Interval

Skor
Oedinal

Interval

22

86

72.08

72

90

74.05

23

83

67.66

73

95

78.49

24

87

71.89

74

86

72.21

25

80

65.38

75

80

66.8

26

89

72.67

76

72

61.1

27

78

65.4

77

82

68.14

28

74

62.25

78

95

79.05

29

90

73.62

79

63

53.75

30

87

72.15

80

61

52.26

31

65

55.52

81

76

63.61

32

86

71.61

82

80

67.53

33

91

76.35

83

77

64.21

34

62

52.85

84

74

61.84

35

85

71.09

85

80

67.25

36

80

66.22

86

73

62.12

37

54

47.41

87

71

59.75

38

67

56.4

88

45

40.48

39

84

68.98

89

65

55.3

40

68

57.35

90

73

61.49

41

74

61.39

91

84

69.28

42

80

67.12

92

84

70.53

43

84

70.06

93

72

60.48

44

77

65.16

94

63

53.66

45

78

64.43

95

77

64.19

46

75

61.82

96

50

44.36

47

71

59.64

97

71

59.23

48

82

67.28

98

80

65.92

49

67

56.9

99

90

75.36

50

57

49.97

100

61

51.79

d. Analisis Deskriptif Data Hasil Penelitian

Tabel 10
Statistics
Persepsi Siswa pada Kinerja Guru
N

Valid

100

Missing

Mean

66.1059

Median

67.2650

Mode

75.23

Std. Deviation

8.83855

Variance

78.120

Minimum

39.64

Maximum

85.95

Tabel 11
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI
PERSEPSI SISWA pada KINERJA PROFESIONAL GURU
Interval kelas

Frekuensi
Absolut

Frekuensi
Relatif

Frekuensi
Persentatif

Frekuensi
Komulatif

39,6 - 44,5

0.03

3%

44,6 - 51,5

0.02

2%

51,6 - 57,5

12

0.12

12%

17

57,6 - 63,5

16

0.16

16%

33

63,6 - 69,5

30

0.3

3%

63

69,6 - 75,5

28

0.28

28%

91

75,6 - 81,5

0.07

7%

98

81,6 - 87,5

0.02

2%

100

HISTOGRAM dan POLIGON


SKOR PERSEPSI SISWA PADA KINERJA
PROFESIONAL GURU
Diagram 4

32 28 24 -

Histogram

20 16 -

Poligon

12 8

0
39,55 44,55 51,55 57,55 63,55 69,55 75,55 81,55 87,5
Lampiran 5
a. Data Hasil Penelitian
Tabel 12

SKOR DATA ORDINAL


MINAT SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA
Subjek

Skor

Subjek

Skor

105

51

99

95

52

106

96

53

99

94

54

96

98

55

96

108

56

93

98

57

96

77

58

98

98

59

105

10

108

60

78

11

97

61

81

12

94

62

86

13

96

63

72

14

121

64

99

15

88

65

87

16

108

66

103

17

116

67

102

18

98

68

101

19

86

69

104

20

92

70

100

21

91

71

104

22

104

72

110

23

116

73

119

24

98

74

95

25

101

75

96

26

90

76

80

27

84

77

92

28

104

78

103

29

89

79

85

30

91

80

82

31

86

81

94

32

112

82

93

33

103

83

85

34

94

84

96

35

96

85

95

36

98

86

83

37

89

87

81

38

107

88

77

39

101

89

78

40

94

90

86

41

89

91

94

42

101

92

99

43

97

93

99

44

84

94

96

45

117

95

95

46

104

96

82

47

104

97

85

48

94

98

95

49

78

99

122

50

66

100

90

c. Transformasi Data Ordinal kedalam Bentuk Interval


Tabel 13
FREKUENSI ALTERNATIF JAWABAN KOESIONER
MINAT SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA

Alternatif Jawaban
1

Frekkuensi
725

1569

2529

2799

1378

Tabel 14

Jawaban Alternatif

TRANSFORMASI SKOR ORDINAL MENJADI INTERVAL

Proporsi
Kom

z_val
(Zi)

z*_val
(densitas)

Skala
Nilai

Nilai
Interval

Ordinal

Frekuensi

Proporsi

725

725

0.0806

0.0806

-1.401

0.14945

-1.86

1569

3138

0.1743

0.2549

-0.659

0.32104

-0.98

1.87

2529

7587

0.2810

0.5359

0.0901

0.39733

-0.27

2.58

2799

11196

0.3110

0.8469

1378

6890

0.1531

1.0232

0.23636

0.518

3.37

1.544

4.39

Tabel 15
SKOR DATA INTERVAL MINAT SISWA
PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA
Subjek

Jumlah Skor
Ordinal

Interval

Subjek

Jumlah Skor
Ordinal

Interval

105

90.37

51

99

85.56

95

81.09

52

106

91.23

96

83.28

53

99

85.94

94

80.46

54

96

82.96

98

84.77

55

96

84.03

108

93.43

56

93

81.21

98

84.46

57

96

83.57

77

67.66

58

98

84.31

98

84.77

59

105

88.91

10

108

93.43

60

78

68.22

11

97

83.21

61

81

70.73

12

94

80.61

62

86

74.62

13

96

83.19

63

72

63.56

14

121

105

64

99

85.02

15

88

76.1

65

87

75.32

16

108

93.43

66

103

90.01

17

116

99.59

67

102

88.63

18

98

85.53

68

101

86.98

19

86

75.76

69

104

89.66

20

92

79.42

70

100

85.66

21

91

78.79

71

104

91.19

22

104

91.04

72

110

95.47

23

116

99.59

73

119

102.9

24

98

84.77

74

95

81.86

25

101

86.67

75

96

83.65

26

90

77.22

76

80

69.56

27

84

72.79

77

92

79.04

28

104

90.35

78

103

88.79

29

89

76.9

79

85

73.58

30

91

79.78

80

82

71.68

31

86

74.52

81

94

81.38

32

112

96.74

82

93

80.13

33

103

88.71

83

85

74.13

34

94

82.37

84

96

82.2

35

96

84.03

85

95

81.95

36

98

84.77

86

83

72.7

37

89

77.05

87

81

71.19

38

107

91.79

88

77

68.28

39

101

87.06

89

78

68.46

40

94

80.69

90

86

74.93

41

89

76.75

91

94

81.23

42

101

87.05

92

99

84.64

43

97

84.3

93

99

87.01

44

84

74.25

94

96

82.12

45

117

100.9

95

95

82.41

46

104

89.43

96

82

71.45

47

104

89.89

97

85

74.43

48

94

81.16

98

95

82.25

49

78

68.82

99

122

106.3

50

66

60.03

100

90

79.52

Analisis Deskriptif Data Minat Siswa pada Pelajaran Matematika.


8) Mean

: 82,74

9) Modus

: 84,77

10) Median

: 83,08

11) Standar Deviasi

: 8,80

12) Varian

: 77,43

13) Nialai tertinggi

: 106,25

14) Nilai terendah

: 60,03

Tabel 16
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI MINAT SISWA PADA
PELAJARAN MATEMATIKA
Interval kelas

Frekuensi
Absolut

Frekuensi
Relatif

Frekuensi
Persentatif

Frekuensi
Komulatif

60 - 65,9

0.02

2%

66 - 71,9

10

0.1

10%

12

72 - 77,9

16

0.16

16%

28

78 - 83,9

27

0.27

27%

55

84 - 89,9

27

0.27

27%

82

90 - 95,9

11

0.11

11%

93

96 - 101,9

0.04

4%

97

102 - 107,9

0.03

3%

100

HISTOGRAM dan POLIGON


SKOR MINAT SISWA pada PELAJARAN MATEMATIKA
Diagram 5

28 -

24 -

Histogram

20 -

16 -

12 -

Poligon

59,95 65,95 71,95 77,95 83,95 89,95 95,95 101,95

107,95

Lampiran 6
b. Hasil Penelitian
Tabel 17
DATA PRESTASI BELAJAR SISWA
Subjek

Nilai

Subjek

Nilai

44

51

60

54

52

66

50

53

44

74

54

52

60

55

52

50

56

30

62

57

40

58

58

34

54

59

50

10

54

60

60

11

70

61

48

12

50

62

42

13

50

63

38

14

66

64

44

15

60

65

30

16

74

66

46

17

44

67

50

18

62

68

44

19

42

69

40

20

42

70

34

21

74

71

50

22

74

72

50

23

84

73

58

24

60

74

36

25

64

75

36

26

74

76

34

27

44

77

28

28

60

78

44

29

68

79

33

30

52

80

39

31

52

81

28

32

52

82

31

33

68

83

30

34

52

84

30

35

72

85

38

36

52

86

28

37

40

87

28

38

44

88

34

39

60

89

30

40

56

90

30

41

40

91

38

42

56

92

60

43

56

93

22

44

48

94

28

45

64

95

36

46

56

96

26

47

60

97

24

48

48

98

34

49

52

99

44

50

44

100

28

Analisis Deskriptif Data Hasil Penelitian


Berdasarkan perhitungan dengan bantuan SPSS diperoleh hasil
pengolahan data sebagai betikut :
8) Mean

: 48,1

9) Modus

: 44

10) Median

: 49

11) Standar Deviasi : 13,86


12) Varian

: 192,49

13) Nialai tertinggi : 84


14) Nilai terendah

: 22

Tabel 18
DISTRIBUSI FREKUENSI DATAPRESTASI
BELAJAR MATEMATIKA SISWA
Kelas Interval

Frekuensi
Absolut

Frekuensi
Relatif

Frekuensi
Persentatif

Frekuensi
Komulatif

22 - 29

0.09

9%

30 - 37

16

0.16

16%

25

38 - 45

21

0.21

21%

46

46 - 53

20

0.2

20%

66

54 - 61

18

0.18

18%

84

62 - 69

0.08

8%

92

70 - 77

0.07

7%

99

78 - 85

0.01

1%

100

Diagram 6
GRAFIK POLIGON DAN HISTOGRAM
DATA PRESTASI BELAJAR SISWA
20

18

16

14

Histogram

12

10

Poligon

21,5 29,5 37,5 45,5 53,5 61,5 69,5 77,5 83,5

Lampiran 7
Uji Normalitas
a. Persepsi Siswa pada Kinerja Profesional Guru
Hasil pengujian dengan menggunakan SPSS diperoleh :
Tabel 19
TABEL PENGUJIAN NORMALITAS DATA

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Kinerja Profesional Guru
N

100

Normal Parametersa,,b

Most Extreme Differences

Mean

66.1059

Std. Deviation

8.83855

Absolute

.072

Positive

.058

Negative

-.072

Kolmogorov-Smirnov Z

.724

Asymp. Sig. (2-tailed)

.670

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

d. Minat Siswa pada Pelajaran Matematika


Hasil pengujian dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai
berikut :

Tabel 20

TABEL UJI NORMALITAS DATA MINAT SISWA


PADA PELAJARAN MATEMATIKA
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Minat Siswa pada Pelajaran
Matematika
N
Normal Parametersa,,b

Most Extreme Differences

100
Mean

82.7428

Std. Deviation

8.79948

Absolute

.062

Positive

.062

Negative

-.058

Kolmogorov-Smirnov Z

.618

Asymp. Sig. (2-tailed)

.839

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

e. Prestasi Belajar Matematika


Dengan bantuan SPSS diperoleh hasil pengujian nomarlitas sebagai
berikut :

Tabel 21

TABEL NORMALITAS DATA


PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Hasil Belajar
Matematika
N
Normal Parametersa,,b

100
Mean
Std. Deviation

Most Extreme Differences

48.0500
13.86178

Absolute

.075

Positive

.075

Negative

-.056

Kolmogorov-Smirnov Z

.749

Asymp. Sig. (2-tailed)

.628

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Lampiran 9

Uji Linieritas
d. Uji Lineritas hubungan Persepsi Siswa pada Kinerja Profesional Guru dengan
Minat Siswa pada Pelajaran Matematika
Tabel 22
TABEL UJI LINIERITAS
ANOVA Table

Sum of
Squares
Minat pada Pelajaran Matematika *
Kinerja Profesional Guru

Between
Groups

Within Groups
Total

df

Mean Square

(Combine
d)

7649.641

98

78.058

4.873

.348

Linearity

2972.022

2972.022

185.545

.047

Deviation
from
Linearity

4677.619

97

48.223

3.011

.434

16.018

16.018

7665.658

99

e. Uji Linieritas hubungan variabel Persepsi Siswa pada Kinerja Profesional


Guru dengan Prestasi Belajar Matematika
Dari pengujian dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai
berikut:

Sig.

Tabel 23
TABEL UJI LINIERITAS
ANOVA Table

Hasil Belajar Matematika * Kinerja


Profesional Guru

Sum of
Squares
Between
Groups

(Combined)
Linearity
Deviation
from Linearity

Within Groups
Total

Mean
Square

df

Sig.

18950.750

98

193.375

2.686

.457

3739.586

3739.586

51.939

.088

15211.164

97

156.816

2.178

.500

72.000

72.000

19022.750

99

f. Uji Linieritas hubungan variabel Minat Siswa pada Pelajaran Matematika


dengan Prestasi Belajar Matematika
Tabel 24
TABEL UJI LINIERITAS
ANOVA Table

Hasil Belajar Matematika * Minat pada


Pelajaran Matematika

Sum of
Squares
Between
Groups

(Combined)

Lampiran 9

Mean Square

17641.083

92

Linearity

2774.779

Deviation
from
Linearity

14866.304

91

163.366

1381.667

197.381

19022.750

99

Within Groups
Total

df

191.751

Sig.

.971

.584

2774.779 14.058

.007

.828

.694

4. Pengujian Multikolinieritas
Dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1

B
(Constant)

Coefficients

Std. Error

Beta

-3.152

10.711

Kinerja Guru

.500

.171

Minat Siswa

.198

.136

Sig.
-.294

.769

.330

2.919

.004

.164

1.456

.148

b. Dependent Variable: Hasil Belajar


Kriteria pengujian Multikolineritas :
Suatu model regresi dikatakan bebas dari multikolineritas, jika :
Mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1
Menmpunyai angka tolerance mendekati angka 1
Dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :
Coefficientsa
Correlations
Model
1

Zero-order

Partial

Collinearity Statistics
Part

Tolerance

VIF

Kinerja Guru

.428

.284

.265

.646

1.547

Minat Siswa

.361

.146

.132

.646

1.547

a. Dependent Variable: Prestasi Belajar

Lampiran 10
h. Analisis Korelasi
Tabel 25
TABEL KOEFISIEN KORELASI

Correlations
Kinerja
Profesional
Guru
Kinerja Profesional
Guru

Minat Siswa
pada Pelajaran Hasil Belajar
Matematika
Matematika
.623**

.443**

.000

.000

100

100

100

.623**

.382**

Pearson
Correlation

Sig. (2-tailed)
N
Minat Siswa pada
Pelajaran
Matematika

Hasil Belajar
Matematika

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)

.000

100

100

100

.443**

.382**

Sig. (2-tailed)

.000

.000

100

100

Pearson
Correlation

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Tabel 26

.000

100

RANGKUMAN HASIL ANALISIS KORELASI


(Koefisien Korelasi)
Hubungan Antar Variabel

Korelasi

Nilai

0,443

Persepsi Siswa pada Kinerja Profesional Guru dengan Hasil


Belajar Siswa

rX

Minat Siswa pada Pelajaran Matematika dengan Hasil


Belajar Matematika Siswa

rX

0,382

2
Y

Persepsi Siswa pada Kinerja Profesional Guru dengan


Minat Siswa pada Pelajaran Matematika

rX

2
X

Lampiran 11
Analisis Jalur
Diagram 8
1

0,443(0,335)

0,623(0,623)
Y

0,382(0,173)
2

Keterangan : Angka di luar kurung koefisien korelasi, dalam kurung koefisien


jalur.
i. Analisis Jalur
Diagram 9
1

0,443(0,335)

0,623

0,623(0,623)

0,382(0,173)
2

Angka diluar kurung koefisien korelasi, di dalam kurung koefisien jalur.

Anda mungkin juga menyukai