: 2009727905
2012
LEMBAR PENGESAHAN
Tesis ini telah diujikan pada hari Selasa tanggal 10 April 2012
Tim Penguji
Ketua
Anggota
Tanda Tangan
Mangesahkan
Ketua
Sekertaris
LEMBAR PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis ini adalah karya saya
sendiri. Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagaian isi tesis ini
bukan hasil karya saya sendiri, saya bersedia menerima sangsi sesuai Undangundang Nomor 20 Tahun 2003 Bab IV Pasal 25 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
WIYONO
iiABSTRAK
A. WIYONO, NPM : 2009727905
B. Pengaruh Persepsi Siswa Pada Kinerja Profesional Guru dan Minat Siswa
pada Pelajaran Matematika terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa.
C. xii + 5 Bab + 128
D. Kata Kunci
Nama
: WIYONO
NPM
: 2009727905
: MIPA
Judul Tesis
Pembimbing I
Pembimbing II
iv
Kejarlah
Impianmu setinggi
Langit demi masa depan
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat,hidayah
Bapak Prof, Dr.H. Sumaryoto, selaku Rektor dan Dosen Pembimbing Materi
Universitas Indraprasta PGRI
2.
4.
5.
6.
Penulis penyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan baik bentuk,
isi maupun tekhnik penyejiannya, oleh sebab itu kritikan yang bersifat
membangun dari berbagai pihak penulis terima dengan tangan terbuka serta
sangat diharapkan. Semoga kehadiran tesis ini memenuhi sasarannya.
Wiyono
vii
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
14
METODOLOGI PENELITIAN
62
85
127
DAFTAR TABEL
x
16. Distribusi frekuensi data minat siswa pada mata pelajaran
matematika .................................................................................................. 99
17. Data prestasi belajara matematika .............................................................. 100
18. Distribusi frekuensi data prestasi belajar siswa .......................................... 103
19. Uji normalitas data persepsi siswa pada kinerja profesional urgu .............. 105
20. Uji normalitas data minat siswa pada mata pelajaran matematika ............. 106
21. Uji normalitas data prestasi belajar matematika ......................................... 107
22. Uji liniertas hubungan variabel persepsi siswa pada kinerja profesional
guru dengan prestasi belajar matematika siswa .......................................... 109
23. Uji linieritas hubungan minat siswa pada pelajaran matematika
24. dengan prestasi belajar matematika siswa .................................................. 110
25. Uji linieritas hubungan persepsi siswa pada kinerja profesional guru
dengan minat siswa pada pelajaran matematika ........................................ 111
26. Analisis regresi ganda .................. .............................................................. 113
27. Uji multikolinieritas ................................ ................................................... 114
28. Koefisien korelasi ....................................................................................... 116
29. Analisis korelasi ..........,.............................................................................. 116
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Pasca pengesahan Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
kebutuhan
dasarnya,
berhak
mendapatkan
pendidikan
dan
mendapatkan manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi
meningkatkan kualitas hidupnya serta kesejahteraan umat manusia. Demikian pula
Pasal 31 Ayat (1) yang mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak
mendapat pendidikan.
Dalam menghadapi era globalisasi yang diiringi dengan perkembangan
IPTEK yang terus berkembang, peningkatan kualitas sumber daya manusia
mempunyai posisi yang strategis bagi keberhasilan dan kelanjutan pembangunan
nasional. Oleh sebab itu, upaya tersebut mutlak mendapat perhatian yang
sungguh-sungguh dan harus dirancang secara terencana, sistematis dan seksama
berdasarkan pemikiran yang matang, karena semuanya ini merupakan bagian dari
konsep awal dala upaya penignkatan kualitas sumber.
Berbagai langkah dan indikator yang digunakan dalam upaya peningkatan
mutu pendidikan antara lain melalui peningkatan kinerja guru dan peningkatan
mutu pelajaran yang melibatkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), Pakem,
serta peran serta masyarakat (PSM). Dalam kaitannya dengan Pakem, guru
dituntut untuk menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif, aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan. Situasi yang demikian harus diupayakan untuk semua
mata pelajaran agar harapan peningkatan mutu pendidikan dapat tercapai secara
optimal.
Mencapai mutu pendidikan yang lebih baik, nampaknya tak boleh
dipandang sebagai jalan yang mudah untuk ditempuh, akan tetapi butuh banyak
pengorbanan dan keterlibatan dari berbagai pihak. Para murid dan orang tua
murid, guru dan kepala sekolah, pemerintah daerah dan pusat, keterlibatan pihak
donatur, serta sumbang saran dari para praktisi pendidikan yang dianggap mampu
serta para ahli pendidikan Indonesia lainnya. Karena bagaimana pun, pendidikan
di Indonesia adalah desain besar bangsa yang mempunyai indikasinya bahwa peta
peningkatan pendidikan guru merupakan barometer pertama dan peran utama
untuk melahirkan generasi bangsa yang bermutu.
Berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
Bab IV Kualifikasi dan Kompetensi, Pasal 6 menyebutkan bahwa guru dan dosen
wajib memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran
yang sehat jasmani dan rohani, memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional, serta memiliki sertifikat profesi. Persyaratan keikutsertaan
untuk memperoleh sertifikasi profesi, dijelaskan lebih jauh dalam Pasal 7 ayat (1)
yang berbunyi: Kualifikasi akademik guru diperoleh melalui pendidikan tinggi
program sarjana (S1) atau program diploma empat (D4). Semua ini merupakan
persyaratan mutlak dan mempunyai tujuan untuk menghindari ungkapan menjadi
guru hanya kesedar mendompleng sebuah popularitas.
Hal tersebut di atas, maka wawasan, pengetahuan serta keterampilan
mengajar guru harus terus ditingkatkan melalui pola pembinaan profesional baik
secara vertikal maupun horizontal. Mengingat hal tersebut di atas,maka perlu
adanya suatu sistem pembinaan profesional dalam suatu pola dan mekanisme
yang lebih dinamis dengan dilandasi suatu cita-cita untuk menjadi lebih baik .
Dalam sistem pembinaan profesional ini terdapat berbagai program atau pola
pendekatan yang mampu meningkatkan dan mendorong guru untuk belajar, baik
sikap, kemampuan, pengetahun maupun keterampilan sehingga memberikan
dampak positif dalam melaksanakan proses pembelajaran yang akhirnya dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Pembinaan profesionalisme guru melalui berbagai pendidikan dan
pelatihan merupakan salah satu upaya meningkatkan kemampuan dan wawasan
guru dalam bidang pendidikan yang lebih efektif dan berkualitas. Dengan
demikian pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada guru diharapkan dapat
meningkatkan kreativitas dan inovasi guru dalam melaksanakan pembelajaran di
kelas, dengan harapan para siswa lebih tertarik untuk mengikuti dan mendalami
pelajaran yang sedang diikutinya. Pembelajaran inovatif dan kreatif merupakan
salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan minat siswa dalam
belajar. Sebaliknya, pembelajaran yang bersifat monoton atau tidak vareatif
biasanya dapat menimbulkan minimnya minat siswa dan menimbulkan kejenuhan
siswa dalam mengikuti pelajaran tersebut. Di lain sisi, pada kenyataannya di
lapangan, tidak semua bahkan sangat sedikit guru-guru kita yang telah mencoba
untuk melaksanakan pembelajaran kreatif dan inovatif. Bahkan kebanyakan guru
melaksanakan pembelajaran di sekolah memakai metode konvensional, ceramah
atau memberikan tugas dari buku latihan kerja siswa (LKS).
Memang tidak mudah mengajak guru-guru untuk dapat melaksanakan
pembelajaran kreatif dan inovasi. Perlu adanya dorongan baik dari dalam maupun
luar diri guru untuk mencoba melaksanakan sistem pembelajaran sesuai dengan
yang diharapkan. Dorongan seperti ini yang dikenal dengan motivasi berprestasi.
Karena motivasi berprestasi merupakan kecenderungan seseorang untuk berjuang
dalam mencapai sukses atau memilih suatu kegiatan yang berorientasi untuk
tujuan sukses atau gagal. Motivasi berprestasi itu bersumber dari dalam diri
individu dan bukan dari diri orang lain sehingga dapat tercapai suatu keberhasilan
dalam belajar. Dengan demikian motivasi berprestasi sangat penting peranannya
dalam pencapaian suatu keberhasilan karena tercapai suatu keberhasilan seseorang
disebabkan adanya motivasi dari diri sendiri sehingga tercapai hasil belajar yang
baik.
Bagi guru yang memiliki motivasi berprestasi akan senantiasa melakukan
peningkatan kemampuannya secara terus menerus dalam melakukan pembelajaran
yang dapat meningkatkan prestasi siswa. Bagi guru yang memiliki motivasi
berprestasi, selain berusaha untuk selalu meningkatkan kreativitasnya dalam
bidang pembelajaran, keberhasilan siswa dalam meraih prestasi adalah merupakan
suatu kebanggaan dan kepuasan baginya atas apa yang telah dia kerjakan.
Secara profesional Kreativitas guru dalam menciptakan sesuatu yang baru,
baik dalam melakukan pembelajaran yang kreatif dan inovatif maupun dalam
peningkatan wawasan dan keilmuan yang continue merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari motivasi guru dalam menciptakan prestasi. Artinya, bagi guru
yang memiliki motivasi berprestasi, dia akan berusaha untuk menciptakan system
pembelajaran yang inovatif yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dan akan
senantiasa meningkatkan kemampuan dan wawasannya dalam bidang pendidikan.
Sebaliknya, bagi guru yang tidak memiliki motivasi berprestasi, ia tidak akan
Karena iklim yang tidak kondusif akan berdampak negatif terhadap proses
pembelajaran sebab siswa akan merasa gelisah, resah, bosan dan jenuh.
Sebaliknya iklim belajar yang kondusif dan menarik dapat dengan mudah
tercapainya tujuan pembelajaran, dan proses pembelajaran yang dilakukan
menyenangkan bagi peserta didik. Sehingga akan tumbuh minat siswa pada
pelajaran matematika yang pada gilirannya akan tercapai hasil belajar yang
optimal.
Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya
proses dan hail pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu berbagai upaya
dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan
sumbangan yang signifikan kalau tanpa didukung oleh guru yang profesional dan
berkualitas.
Dari berbagai uraian di atas peneliti merasa tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul Pengaruh Persepsi Siswa Pada Kinerja Profesional
Guru dan Minat Siswa pada Pelajaran Matematika Terhadap Prestasi Belajar
Matematika Siswa di SMK Swasta di Cengkarang Jakarta Barat
B.
Identifikasi masalah
Dari latar belakang permasalahan di atas maka dapat diidentifikasi
Bagaimanakah
kinerja
profesional
guru
SMK
di
Kecamatan
C. Pembatasan masalah
gambaran yang terstruktur dan bermakna hasil kerja yang dicapai oleh
guru dalam melaksanakan tugas dan perannya sebagai tenaga
profesional pendidikan
2. Pengaruh minat diartikan sebagai perasaan senang atau ketertarikan
terhadap suatu objek yang berkaitan dengan dirinya. Dan karena rasa
senangnya itu kemudian dia memberikan perhatian yang lebih dari
objek lainnya. Minat dalam penelitian ini dibatasi pada minat siswa
terhadap mata pelajaran matematika.
3. Prestasi belajar matematika adalah perubahan tingkah laku yang
berupa : afektif, kognitif, dan psikomotor yang dimiliki siswa sebagai
akibat dari interaksi pembelajaran.
D. Perumusan masalah
Perumusan
masalah
merupakan
permasalahan
yang
akan
dicari
jawabannya dalam penelitian ini, dalam hal ini peneliti menetapkan 3 masalah
yang berkaitan dengan penilitian yaitu :
1
E. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1
F. Kegunaan penelitian
1
Teoritik
a
Praktis
a
bagian
ini
memuat
halaman
utama,
halaman
persetujuan
Pendahuluan
Pada bagian ini memuat gambaran singkat tentang isi tesis meliputi latar
belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan tesis.
b
Metodologi Penelitian
Pada bagian ini memuat waktu dan tempat penelitian; metode penelitian;
populasi, sampel dan teknik sampling; teknik pengumpulan data; instrumen
penelitian; dan teknik analisis data.
BAB II
dalam
buku
The
Condition
of
Learning
(2000),
tidak dapat dilihat dengan nyata. Proses ini terjadi dalam diri
seseorang yang sedang mengalami belajar. Menurut pandangan
mereka belajar bukanlah suatu tingkah laku yang tampak, tetapi
terutama prosesnya yang terjadi secara internal pada individu
dalam usaha memperoleh berbagai hubungan baru. Hubunganhubungan baru ini bisa berupa; hubungan antarperangsang, antar
reaksi, atau antara perangsang dan reaksi.(Alex Sobur,2003:220)
8) Dalam bukunya Introduction to Psychology, Arkinson dan kawankawan mendefinisikan bahwa belajar merupakan perubahan yang
relatif permanen pada perilaku sebagai akibat dari latihan.(Alex
Sobur,2003:221)
Dengan demikian belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang
terjadi dalam kurun waktu tertentu, berupa perubahan kemampuan. Kemampuankemampuan tersebut meliputi kemampuan kognitif, yang meliputi pengetahuan
dan pemahaman; kemampuan senso-motorik yang meliputi keterampilan
melakukan rangkaian gerak-gerik badan dalam urutan tertentu; kemapuan
dinamik-efektif yang meliputi sikap dan nilai yang meresapi sikap dan tindakan.
Dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil penglamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungan.
b. Prestasi belajar
Prestasi belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi
siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, prestasi belajar merupakan tingkat
perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum
mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah
memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik
lagi.
Prestasi belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak melalui kegiatan
belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha
untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang bersifat menetap. Dalam
kegiatan belajar yang terprogram dan terkontrol yang disebut kegiatan
pembelajaran atau kegiatan instruksional, guru telah menetapkan tujuan
pembelajaran, tujuan itulah yang harus dicapai oleh siswa. Siswa yang berprestasi
dalam belajar adalah siswa yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
Dari hasil pencapaian tujuan pembelajaran itulah kemudian terjadi perubahan
tingkah laku pada diri siswa. Prestasi belajar dapat dipengaruhi berbagai faktor,
baik berupa faktor internal maupun eksternal. Secara garis besar, faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar anak atau individu dibagi menjadi duabagian (Alex
Sobur,2003:244), yaitu :
1) Faktor endogen atau yang disebut faktor internal yakni semua faktor
yang terdapat dalam diri individu.
Faktor endogen meliputi dua faktor yaitu:
a) Faktor fisik
b) Faktor Psikis
2) Faktor eksogen atau yang disebut faktor eksternal yakni semua faktor
yang berada di luar individu, yang dapat dibagi menajdi 3 bagian yaitu:
a) Faktor keluarga
b) Faktor sekolah
c) Faktor lingkungan lain
Pembelajaran sebagai suatu proses maka harus ada yang diproses
(masukan atau input) dan hasil pemrosesan (keluaran atau output). Dengan
melalui pendekatan sistem kita dapat melihat adanya berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar. Dengan pendekatan sistem kegiatan pembelajaran
dapat digambarkan sebagai berikut :
Instrumental
input
Raw Input
Teaching
Learning
Proses
Output
Enviromental
Input
disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang bersifat
menetap, sebagai akibat dari proses belajar. Di mana dalam proses tersebut terjadi
interaksi langsung dengan lingkungan. Dengsn demikian dapat disimpulkan
bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku yang tejadi dalam proses belajar
adalah suatu perubahan tingkah laku yang terjadi dalam kurun waktu tertentu,
berupa perubahan kemampuan. Kemampuan-kemampuan tersebut meliputi
kemampuan kognitif, yang meliputi pengetahuan dan pemahaman; kemampuan
senso-motorik yang meliputi keterampilan melakukan rangkaian gerak-gerik
badan dalam urutan tertentu; kemapuan dinamik-efektif yang meliputi sikap dan
nilai yang meresapi sikap dan tindakan.
c. Konsep matematika
Konsep matematika yang dipelajari pada jenjang Sekolah menengah
Kejuruan ( Akuntansi ) meliputi :
1) Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep operasi bilangan riil
a. Menerapkan operasi pada bilangan riil
b. Menerapkan operasi pada bilangan ber-pangkat
c.
b. Menentukan
himpunan
penyelesaian
persamaan
dan
pertidaksamaan kuadrat
c. Menerapkan persamaan dan pertidaksamaan kuadrat
3 ) Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep matriks
a. Mendeskripsikan macam-macam matriks
b. Menyelesaikan operasi matriks
c. Menentukan determinan dan invers
4) Menyelesaikan masalah program linier
a Membuat grafik himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan
b
c
d
linier
Menentukan model Matematka dari soal ceritera (kalimat verbal)
Menentukan nilai optimum dari sistem pertidaksamaan linier.
Menerapkan garis selidik
terbuka)
b. Mendeskripsikan ingkaran, konjungsi, disjungsi, implikasi,
biimplikasi dan ingkarannya
c. Mendeskripsikan Invers, Konvers dan Kontraposisi
d. Menerapkan modus ponens, modus tollens dan prinsip silogisme.
7) Menerapkan konsep barisan dan deret dalam pemecahan masalah
interaksi langsung dengan lingkungan dan kegiatan yang telah dirancang dan
dimanipulasi oleh guru, sesuai dengan tujuan pembelajaran yang direncanakan.
Prestasi belajar matematika merupakan berbagai kemampuan yang
diperoleh siswa dari proses pembelajaran, sesuai dengan tujuan pembelajar
matematika di SMK Prestasi belajar matematika yang diharapkan adalah :
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep
dan mengaplikasikan konsep atau matriks, secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.
Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika adalah perubahan
tingkah
laku,
yang
meliputi
pemahaman
tentang
konsep
matematika,
(2000: 51), adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafslrkan
pesan.
pendapat
tersebut
persepsi
di
artikan
sebagai
proses
Kompetensi
Pengelolaan
Pembelajaran
dan
Wawasan
a.
Melaksanakan pembelajaran
Mengembangkan profesi.
Secara keseluruhan standar kompetensi guru terdiri dari tujuh kompetensi
(Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas, 2003) yaitu :
1) penyusunan rencana pembelajaran
2) pelaksanaan interaksi belajar mengajar
3) penilaian prestasi belajar peserta didik
4) pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik
5) pengembangan profesi
6) pemahaman wawasan pendidikan
7) penguasaan bahan kajian akademik
Kompetensi guru adalah suatu pernyataan tentang kriteria yang
dipersyaratkan, ditetapkan dan disepakati bersama dalam bentuk penguasaan
pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi seorang tenaga kependidikan sehingga
layak disebut kompeten. Kompetensi merupakan komponen utama dari standar
profesi disamping kode etik sebagai regulasi perilaku profesi yang ditetapkan
dalam prosedur dan sistem pengawasan tertentu. Kompetensi diartikan dan
dimaknai sebagai perangkat perilaku efektif yang terkait dengan eksplorasi dan
investigasi, menganalisis dan memikirkan, serta memberikan perhatian yang
mengarahkan seseorang menemukan cara-cara mencapai tujuan tertentu secara
efektif dan efisien.
Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal,
keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara faktual membentuk
kompetensi standar profesi guru yang mencakup penguasaan materi, pemahaman
terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan
profesionalisme.Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
kompentensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku
yang harus dikuasai dan dihayati dalam melaksnakan tugas profesionalnya.
Kompetensi guru meliputi berbagai komponen kompetensi yang meliputi
pengelolaan pembelajaran, wawasan kependidikan, akademik dan pengembangan
profesi. Kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru akan menunjukkan kualitas
guru yang sebenarnya.
c. Kompetensi profesional guru
Menurut M. Arifin (2002) kata profesi berasal dari kata profesion yang
mengandung arti sama dengan occupation yaitu suatu pekerjaan yang
memerlukan keahlian dan pendidikan yang diperoleh melalui suatu pendidikan
khusus. Suatu bidang keahlian yang khusus untuk menangani lapangan pekerjaan
guru
mempunyai
makna
penting
(Surya,
dalam
Kunandar,:2007:48) yaitu :
1) Profesionalisme
memberikan
jaminan
perlindungan
kepada
memberikan
kemungkinan
perbaikan
dan
kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi.(UU NO 14 Tahun 2005). Gary dan Margaret
(E.Mulyana,2008:21) menjelaskan bahwa guru yang efektif dan kompeten secara
profesional memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Memiliki kemampuan menciptakan iklim belajar yang kondusif.
2) Berkemampuan
mengembangkan
strategi
dan
managemen
pembelajaran.
3) Memiliki kemempuan memberikan umpan balik dan penguatan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Kompetensi Profesional Guru
adalah pernyataan tentang kriteria yang dipersyaratkan, ditetapkan dan disepakati
bersama dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi
seorang tenaga kependidikan. Guru yang profesional adalah guru yang menganal
dirinya adalah pribadi yang dipanggil untuk mendampingi peserta didik dalam
belajar. Guru dituntut untuk terus menerus mencari tahu bagaiman seharusnya
peserta didik itu belajar. Seorang guru yang profesional dituntut dengan sejumlah
persyaratan minimal, antara lain : memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang
memadai, memiliki kompetensi keilmuan sesuai bidang yang ditekuninya,
memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan anak didiknya, memiliki
jiwa kreatif dan produktif, memiliki etos kerja dan komitmen tinggi terhadap
profesinya dan selalu melakukan pengembangan diri secara terus menerus melalui
berbagai media.Kompetensi Profesional Guru adalah berbagai kemapuan yang
dimiliki oleh seseorang dalam menjalankan pekerjaannya sebagai guru dimana dia
harus mampu menciptakan iklim belajar yang kondusif, mampu mengembangkan
strategi dan managemen pembelajaran, serta mampu memberikan umpan balik
dan penguatan.
d. Persepsi pada kinerja profesional guru
Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000 : 67) Kinerja
( prestasi kerja ) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
dibandingkan
dengan
target
yang
telah
ditentukan.
(http://id.wikipedia.org).
Menurut Veizal Rivai ( 2004 : 309) mengemukakan kinerja adalah :
merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi
kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan.
Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson Terjamahaan Jimmy Sadeli dan
Bayu Prawira (2001 : 78), menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa
yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan.(http://id.wikipedia.org) John
Witmore dalam Coaching for Perfomance (1997 : 104) kinerja adalah
pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seorang atau suatu perbuatan, suatu
prestasi, suatu pameran umum keterampilan. Kinerja merupakan suatu kondisi
yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk
mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang
diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan
negative dari suatu kebijakan operasional. Mink (2003 : 76) mengemukakan
pendapatnya bahwa individu yang memiliki kinerja yang tinggi memiliki
beberapa karakteristik, yaitu diantaranya: (a) berorientasi pada prestasi, (b)
memiliki
percaya
diri,
(http://id.wikipedia.org)
(c)
berperngendalian
diri,
(d)
kompetensi.
maka
perlu
dikembangkan
hal-hal
seperti
kesukarelaan,
dikatakan
sebagai
tidak
produktif
atau
kinerjanya
rendah.
memungkinkan
mereka
agar
dapat
bekerja
secara
maksimal.
melaksanakna
tugasnya
setidaknya
guru
harus
memiliki
faktor
yang
mempengaruhi
keberhasilan
proses
pembelajaran.
Kinerja
profesional
guru
merupakan
kemampuan
guru
dalam
mengajar
adalah
sejumlah
kompetensi
guru
yang
Pemahaman terhadap peserta didik meliputi berbagai karakteristik, tahaptahap perkembangan dalam berbagai aspek dan penerapannya (kognitif, afektif
dan psikomotor) dalam mengoptimalkan perkembangan peserta didik dan
pembelajaran. Pembelajaran yang mendidik terdiri atas pemahaman konsep dasar
proses
diri,
serta
sikap
dan
kemampuan
mengembangkan
kinerja profesional guru yang diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
persepsi siswa pada kinerja profesional guru adalah proses penginderaan dan
pemberian makna atas berbagai stimulus respon yang diterima oleh indera (siswa).
Yang selanjutnya dari pengorganisasian tersebut siswa dapat memberikan
gambaran yang terstruktur dan bermakna tentang hasil kerja yang dicapai oleh
individu (guru) sesuai dengan peran atau tugasnya sebagai guru dalam periode
tertentu, yang dihubungkan dengan suatu ukuran nilai atau standar sesuai dengan
kompetensi yang harus dimilikinya
3
a. Pengertian minat
Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan
yang besar terhadp sesuatu. Minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi
kerena ketergantungannya banyak pada faktor-faktor internal lainnya seperti,
pemusatan perhatian, keinginan, motivasi dan kebutuhan.
Berminat pada sesuatu itu mungkin kerana melihat kegunaannya, karena
senang, atau karena menarik perhatian. Menurut A Musad, dkk (Saiful Bahri,
2000:60) minat adalah kesadaran seseorang atau sesuatu atau situasi mengandung
sangkut paut dirinya. Minat merupakan kecenderungan subyek yang menetap,
untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu (W.S Winkel,
2003:188). Beberapa ahli berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk
membangkitkan minat pada suatu objek yang baru adalah dengan menggunakan
minat-minat siswa yang telah ada. Tanner & Tanner (2005) menyarankan agar
para pengajar membentuk minat-minat baru pada siswa, dengan jalan memberikan
informasi-informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan
pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang telah lalu, serta
menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa datang. (Slameto,2003:181).
Minat siswa dapat dibangkitkan pula dengan cara menghubungkan bahan
pengajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah diketahui siswa.
(Rooijakkers, (1980), Slameto,2003:181) Apakah yang dapat dilakukan guru, agar
siswa yang pada awal proses belajar mengajar merasa tidak tertarik, menjadi
merasa tertarik ? Upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan membina
hubungan yang akrab dengan siswa; menyajikan bahan pengajaran yang sesuai
dengan taraf berpikir siswa; menggunakan media pengajaran yang sesuai;
bervariasi dalam prosedur mengajar, namun tidak berganti dengan prosedur yang
tidak dikenal siswa, dengan tiba-tiba, dan tidak memberikan predikat bodoh jika
mereka tidak bisa. (W.S Winkel, 2006:189).
Pelajaran akan lebih menarik jika murid melihat adanya hubungan yang
nyata antara pelajaran dengan kehidupan yang nyata, dan jika mereka diberi
kesempatan untuk giat sendiri. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak
sesuai bakatnya, tidak sesuai kebutuhannya, tidak sesuai dengan tipe-tipe khusus
anak. Ada tidaknya minat terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari anak dalam
mengikuti pelajaran itu. Dalam proses belajar mengajar guru perlu sekali
mengenal minat-minat yang dimiliki muridnya, karena penting bagi guru utnuk
memilih bahan pelajaran, merencanakan pengalaman-pengalaman belajar,
menuntun mereka ke arah pengetahuan, dan mendorong motivasi belajar mereka.
Pada dasarnya minat seseorang timbul karena adanya pengaruh dari luar
dan dari dalam dirinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat individu
meliputi:
1) Faktor jenis kelamin
Perbedaan jenis kelamin cenderung berbeda minatnya, anak pria
cenderung pada kegiatan-kegiatan yang memerlukan aktifitas fisik,
semakin kuat pula minat itu. Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya
minat dan perhatian siswa dalam belajar. Keterlibatan siswa dalam belajar erat
kaitannya dengan sifat-sifat siwa, baik yang bersifat kognitif seperti kecerdasan
dan bakat maupun yang afektif seperti motivasi, rasa percaya diri dan minatnya.
Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah sesuatu rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas. Minat pada dasarnya adalah penerimaan
akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin
kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.
b. Pelajaran matematika
Matematika adalah bahasa simbolis yang berfungsi praktisnya untuk
mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif keruangan sedangkan fungsi
teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir.(Myklebust;1967 dalam Mulyono
Abdurrahman, 2007;252) Matematika disamping bahasa simbolis juga merupakan
bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan
mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. (Lerner;1988 dalam
Mulyono Abdurrahman,2007:252).
Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah
yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan
pengetahuan tenatang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang
bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung. (Paling ;
1982, dalam Mulyono Abdurrahman, 2007:252) Matematika merupakan ilmu
universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran
penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini
dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar,
analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta
teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
(Depdiknas, Standar Kompetensi ; 2006). Dari berbagai pendapat tentang hakikat
matematika yang telah dikemukakan menunjukkan bahwa pandangan tentang
Cockroft
(1982)
(Mulyono
Abdurrahman,
2007:253)
penalaran
dalam
pola
dan
sifat,
memecahkan
masalah,
pengaruh besar terhap perilaku seseorang, semakin besar minat yang dimiliki
akan semakin tinggi pula keinginannya untuk mendapatkan keinginan tersebut.
Selanjutnya keinginan suda tercapai mencerminkan kemandirian dalam beusaha
mencapai keinginan tersebut.
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui
interaksi dengan lingkungan momen yang tepat dan kondisi yang menarik untuk
turut larut dalam proses pembelajaran Belajar bersifat aktif, siswa sebagai peserta
didik tidak akan mampu merubah perilaku jika ia tidak aktif mengikuti setiap
proses yang berlangsung. Efektivitas pembelajaran melekat pada aktivitas belajar
dan partisipasi siswa. Untuk dapat bersikap aktif dibutuhkan pula faktor
penggerak yang secara langsung memberi dorongan pada siswa untuk bertindak.
Faktor pendorong yang dimaksud adalah minat belajar. Dengan tumbunya minat
belajar, siswa akan berusaha menemukan atau mengetahui..
.Tidak sedikit yang bersedia mengorbankan miliknya hanya untuk
mengejar sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya banyak pula orang yang enggan
melakukan
sesuatu
karena
dirinya
tidak
berminat
untuk
memilikinya.
Lebih lanjut dinyatakan bahwa minat adalah keinginan untuk melakukan suatu
kegiatan dalam mencapi sesuatu tujuan. Semakin tinggi keinginan meraih harapan
akan semakin kuat pula minat yang mendorong. Sesuai degan kondisi tersebut
pula kiranya guru dan orang tua memberi harapan pada anak dalam membangun
cita-cita yang mampu mendukung lahirnya minat belajar. Sardiman A. M
(2000:76) menjelaskan minat merupakan suatu kondisi yang terjadi apabila
seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan
keinginan dan kebutuhannya sendiri.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, minat lahir saat seseorang
membandingkan sesuatu yang dimilikinya dengan objek lain yang diinginkannya.
Semakin besar perbedaan yang dimiliki akan semakin besar minat untuk
mendapatkan. Perilaku demikian sangat besar maknanya bagi siswa yang sedang
menempuh pendidikan. Semangat untuk mengejar ketertinggalan akan memaksa
siswa lebih bergairah dalam belajar. Tantangan belajar yang dihadapi akan
menjadi motor penggerak bagi dirinya untuk lebih optimal dalam belajar.
Pada hakikatnya minat terdiri dari minat aktif dan minat reseptif (John
Gay 2005:232). Minat aktif adalah minat terhadap sesuatu yang dirasakan saat
menginginkan sesuatu, yang dengan keinginan tersebut mendorong seseorang
untuk segera melakukan tindakan untuk mendapatkan keinginan tersebut. Minat
aktif membuat seseorang secera aktif memburu keinginannya dan ia bersedia
melayani demi memperoleh keinginannya.
modal dalam usaha meningkatkan minat belajar siswa. Akan sulit bagi siswa
untuk meningkatkan minat belajar jika kegiatan belajar yang ia lakukan terhambat
oleh minimnya sarana belajar.
Minat belajar dipengaruhi oleh kesehatan fisik dan kondisi mental (Sri
Hapsari, 2007:43). Lebih lanjut dapat dijelaskan, siswa yang kondisi kesehatannya
mengalami gangguan tidak akan memiliki keinginan untuk belajar, karena seluruh
potensi tubuhnya digunakan untuk menahan rasa sakit yang diderita. Demikian
pula dengan kesehatan mental, yang secara langsung akan mengganggu minat
belajar. Perasaan benci, sakit hati atau kecewa terhadap guru akan menghambat
minat belajar siswa. Tidak jarang siswa enggan belajar matematika, hanya karena
ia tidak suka dengan perilaku dan cara mengajar guru matematika. Beberapa siswa
menjadi enggan belajar matematika hanya karena guru yang tadinya ia kagumi
menegur perilakunya yang kurang baik, atau saat siswa mendapat nilai yang
kurang baik dalam ulangan.
Perlu ada usaha terencana dan berkelanjutan dari guru dan orang tua untuk
membangkintkan minat belajar siswa. Tanpa dukungan yang baik, minat belajar
akan mengalami penurunan dan pada akhirnya akan menghambat prestasi belajar.
Hendra Surya (2007:46) menyampaikan beberapa langkah untuk meningkatan
minat belajar diantaranya dengan menggugah rasa kebutuhan anak akan
pentingnya belajar.Strategi dalam menggugah tentang kebutuhan akan belajar
dapat dilakukan dengan
membangun
dialog
mengembangkan komunikasi kondusif dengan anak. Dalam kontek ini orang tua
atau guru sebaiknya tidak hadir dengan mengitervensi atau mendikte tetapi hadir
dengan memberi dukungan dan motivasi untuk berada pada jalur yang tepat
sebagai seorang pelajar. Pasaribu dan Simanjuntak (2004:52) mendefenisikan
minat sebagai suatu motif yang menyebabkan individu berhubungan secara aktif
dengan sesuatu yang menarik perhatiannya. Pernyataan ini searah dengan yang
disampaikan sebelumnya, oleh karenanya dalam membangun minat belajar,
sebaiknya guru maupun orang tua perlu membangun motif yang dapat
membangun motivasi siswa, selanjutnya melalui motivasi tersebut akan tumbuh
minat siswa untuk belajar.
Hendra
Surya
(2007:48)
menjelaskan
beberapa
langkah
untuk
dicapai.
Faktor-faktor
yang
berpengaruh
terhadap
siswa
untuk
minat untuk mencapai nilai yang lebih baik, selanjutnya keinginan tersebut akan
memacu lahinrnya minat belajar.
Selanjutnya menurut Zakiah Daradjat, dkk (2001:113), mengartikan minat
adalah kecenderungan jiwa yang tetap ke jurusan sesuatu hal yang berharga bagi
orang. Pengertian tersebut menjelaskan bahwa minat belajar, merupakan suatu
dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang untuk mewujudkan sesuatu yang
dianggap orang lain berharga. Dengan mampunya ia memenuhi harapan tersebut
akan muncul rasa berharga dan keinginan untuk mewujudkan berbagai perilaku
lainnya untuk dapat meningkatkan perngahargaan atas dirinya. Jika dikaitkan
dengan minat belajar, jelas bahwa minat belajar merupakan keinginan siswa untuk
mewujudkan harapan guru dan teman serta orang tua bahwa dirinya termasuk
sebagai siswa yang memiliki kemampuan dan kecakapan dalam belajar. Dengan
tercapainya keinginan tersebut, selanjutnya akan tumbuh minat belajar yang lebih
baik, sampai merasa bahwa dirinya dihargai dan dihormati atas prestasi yang
dicapai. Andar Ismail (2007:37) menyampaikan bahwa terhambatnya minat
belajar akan menghambat pertumbuhan cita-cita. Siswa yang tidak didukung oleh
minat belajar, cenderung lebih pasif mengembangkan harapan dan cita-cita tinggi,
karena ia merasa bahwa dirinya tidak tertarik untuk belajar dan bersaing dengan
siswa lain yang memiliki minat belajar dan siswa yang telah mendapatkan prestasi
belajar. Andar Ismail (2007:37) juga menyampaikan faktor yang dapat
membentuk minat belajar diantaranya, orang tua yang demokratis, orang tua yang
suka membaca buku, orang tua yang menghargai prakarsa anak. Dalam hal ini
dapat dijelaskan, minat belajar siswa aan mengalami peningakatan jika orang tua
mendukung. Kondisi lingkungan sekolah yang terlalu padat, atau sekolah yang
berada di daerah kumuh sering mengganggu minat belajar siswa.
Hubungan antar individu yang dikembangkan dalam lingkungan sekolah
dan lingkungan rumah tangga akan sangat menentukan kualitas minat belajar
siswa. Siswa yang berdomisili pada daerah yang padat dan situasi lingkungan
yang kurang perhatian terhadap pendidikan akan membuat siswa enggan untuk
belajar. Sebaliknya siswa yang berdomisili di wilayah pemukiman yang harmonis
dengan keluarga memiliki perhatian terhadap sekolah akan mendukung siswa
untuk membangun dan mengembangkan minat belajar.
Minat belajar yang rendah akan menghambat pencapain tujuan dan juga
menghambat siswa untuk meraih cita-cita, banyak siswa di wilayah padat
penduduk tidak mampu memperoleh prestasi kerja optimal karena tidak dibekali
oleh minat belajar yang optimal. Rendahnya minat belajar tergambar dari
beberapa faktor diantaranya:
a. Prestasi belajar yang rendah
b. Sering menggunakan waktu belajar untuk bermain
c. Tidak disiplin mengerjakan tugas sekolah
d. Sarana belajar yang sering lupa dibawa
e. Tidak berkonsentrasi dalam belajar.
Kondisi demikian jelas tidak mendukung terhadap peningkatan prestasi
belajar dan pencapaian hasil belajar. Rendahnya prestasi belajar sebagai akibat
langsung dari minat belajar yang rendah pada akhirnya akan berpengaruh pula
terhadap keberlangsungan pendidikan anak.
Seiring dengan kondisi tersebut, sintesa minat belajar dapat dikembangkan
dalam beberapa dimensi diantaranya, dimensi lingkungan sekolah, dimensi
lingkungan rumah tangga, dimensi orang tua, dimensi guru, dimensi sarana
dimensi prasarana belajar, dimensi fisik, dimensi mental.
Minat adalah sesuatu lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan
sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat
atau dekat gubungan tersebut, semakin besar minatnya.
Suatu minat dapat diekspresikan melalui sesuatu pernyataan yang
menunjukkkan bahwa siswa lebih menyukai sesuatu hal daripada yang lainnya,
dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas. Siswa yang
memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian
yang lebih besar terhadap subjek itu.
Minat siswa terhadap mata pelajaran matematika merupakan suatu ekspresi
diri, yang menunjukkan rasa suka dan tidak suka terhadap mata pelajaran
matematika, yang dimanifestasikan dalam bentuk partisipasi dan aktifitasnya
dalam pembelajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minat terhadap
matematika adalah ketertarikan siswa terhadap matematika yang didasari oleh
kebutuhan dalam dirinya. Dalam memenuhi kebutuhan itu, siswa secara aktif dan
mau terlibat di dalamnya dengan kesadaran sendiri. Semakin kuat kebutuhan itu
semakin kuat dan bertahan minat itu. Selanjutnya semakin sering minat itu
diekspresikan semakin kuatlah minat itu.
Minat siswa terhadap mata pelajaran matematika adalah suatu kondisi
dimana siswa merasa tertarik terhadap pelajaran matematika, yang dapat
dikembangkan melalui berbagai upaya. Guru memegang peranan yang penting
terhadap tumbuhnya minat siswa, karena minat dapat dibentuk oleh guru melalui
profesional
guru
merupakan
kemampuan
guru
dalam
mendorong siswa untuk mencurahkan perhatian yang tinggi pada mata pelajaran
yang diminatinya. Minat siswa terhadap mata pelajaran matematika merupakan
suatu ekspresi diri, yang menunjukkan rasa suka dan tidak suka terhadap mata
pelajaran matematika, yang dimanifestasikan dalam bentuk partisipasi dan
aktifitasnya dalam pembelajaran.
Dengan adanya minat yang tinggi terhadap mata pelajaran matematika
maka memungkinkan untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi pada mata
pelajaran yang diminatinya. Maka dapat diduga terdapat pengaruh tidak langsung
kinerja profesional guru terhadap prestasi belajar matematika melalui minat
siswa pada pelajaran matematika.
C. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir yang ada maka penelliti menyusun hipotesis
penelitian sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh langsung yang signifikan persepsi siswa pada kinerja
profesional guru terhadap prestasi belajar matematika siswa.
2. Terdapat pengaruh langsung yang signifikan minat siswa pada pelajaran
matematika terhadap prestasi belajar matematika siswa.
3. Terdapat pengaruh tidak langsung yang signifikan persepsi siswa pada
kinerja profesional guru terhadap prestasi belajar matematika melalui
minat siswa pada pelajaran matematika.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian
1. Tempat penelitian
a. Letak
b. Jumlah SMK
: 3 Sekolah
c. Jumlah siswa
: 1200
: 567
2) SMK 1 Cengkareng
: 400
3) SMK PGRI 35
: 233
d. Jumlah guru
Matematika
e. Alamat Sekolah
: 11 orang
:
2. Waktu penelitian
Peneliti melakukan penelitian dengan kurun waktu November 2011 sampai
dengan Maret 2012 dengan penjadwalan sebagai berikut :
Tabel 1
TABEL JADWAL PENELITIAN
N
KEGIATA
O
1
2
N
Persiapan
Perencanaa
n
Pelaksanaa
n
Penyusunan
laporan
Pelaporan
November Desember
Januari
Februari
Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
dan
perbaikan
B. Metode penelitian
Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid
dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu
pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan dan mengantisipasi masalah.
Metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah metode
survey dengan melalui pengumpulan data langsung dari responden, untuk
memperoleh data persepsi siswa terhadap kinerja profesional guru dan minat
siswa pada pelajaran matematika peneliti mengumpulkan data dengan
P31
P21
P32
Dimana :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d2 = Presesi yang ditetapkan
Dengan menggunakan rumus diatas maka jumlah sampel yang digunakan adalah :
N
n=
N.d2 + 1
Dimana :
n = Jumlah sampel
N = 1200
d2 = 10 %
Maka :
1200
n=
(1200).0,12 + 1
1200
n=
(1200).(0,01) + 1
1200
n=
Maka sampel yang digunakan dari populasi 1200 maka diperoleh jumlah
100 orang. Adapun anggota sampel yang digunakan oleh peneliti meliputi siswa
kelas X semester II dari 3 SMK swasta yang terdapat di wilayah kecamatan
Cengkareng, Jakarta Barat.
3. Tekhnik Sampling
Tekhnik sampling adalah pengambilan sampel dimana setiap anggota
populasi mendapatkan kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel.
Peneliti dalam penelitian ini menggunakan tekhnik Proporsional Cluster Random
Sampling, dimana jumlah sampel dari setiap sekolah diambil secara proporsional
berdasarkan perbandingan jumlah siswa setiap sekolah terhadap jumlah populasi
keseluruhan. Dengan tekhnik ini ini maka diperoleh anggota sampel dari masingmasing sekolah sebagai berikut :
a. SMK Mutiara Bangsa :
567
1200
100%
= 47,3 % = 47 orang
b. SMK 1 Cengkareng
400
1200
x 100%
= 33,3 % = 33 orang
c. SMK PGRI 35
233
1200
x 100%
= 19,4 % = 20 orang
2. Sumber data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi kinerja profesional
guru berdasarkan persepsi siswa, minat siswa terhadap mata pelajaran matematika
dan Prestasi belajar matematika siswa. Sumber data dari persepsi siswa pada
kinerja profesional guru adalah siswa, dalam hal ini adalah persepsi siswa
terhadap guru dalam melaksanakan tugas profesinya dalam mengelola
pembelajaran, dan interaksinya dengan siswa.
Data prestasi belajar siswa bersumber pada nilai hasil tes sumatif kelas X
semester II tahun pelajaran 2010 - 2011.
3. Teknik pengumpulan data
a. Data persepsi siswa pada kinerja profesional guru dan minat siswa.
Untuk memperoleh data tentang persepsi kinerja profesional guru dan minat
siswa pada mata pelajaran matematika, pengumpulan data dilakukan dengan
memberikan
= Tidak pernah
c. Kisi-kisi
Dalam menyusun koesioner tentang persepsi siswa pada kinerja profesional
guru, peneliti menyusun instrumen dengan kisi-kisi sebagai berikut :
Tabel 2
KISI-KISI INSTRUMEN PERSEPSI SISWA PADA
KINERJA PROFESIONAL GURU
Jumlah
+
3
2
Nomor item
+
1, 3, 4
2, 5
6, 7, 9
10, 12
Kepribadian.
11
13, 15,
16
17, 20
21, 22,
23
Jumlah
15
10
Indikator
14
18, 19
24, 25
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.910
25
d. Validasi Instrumen
Untuk melakukan validali instrument dilakukan dengan bantuan SPSS
dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 3
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
%
40
100.0
.0
40
100.0
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Item Deleted Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Butir1
58,2348
147,379
,490
,907
Butir2
58,1878
144,940
,473
,908
Butir3
58,4813
150,176
,361
,910
Butir4
58,0295
150,681
,348
,910
Butir5
58,0453
155,701
,040
,917
Butir6
57,7625
144,041
,574
,906
Butir7
58,0535
147,933
,592
,906
Butir8
57,7128
143,704
,497
,908
Butir9
58,2743
142,623
,744
,903
Butir10
58,1095
147,028
,524
,907
Butir11
58,2035
143,530
,651
,904
Butir12
57,8933
140,822
,716
,903
Butir13
58,4638
146,896
,532
,907
Butir14
57,5690
143,686
,701
,904
Butir15
58,4868
151,110
,266
,912
Butir16
58,4858
146,710
,543
,907
Butir17
57,7128
143,704
,497
,908
Butir18
57,9330
145,762
,494
,907
Butir19
57,4593
148,859
,328
,911
Butir20
57,5740
143,550
,598
,905
Butir21
57,3933
139,669
,626
,905
Scale Mean if Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Item Deleted Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Butir22
57,7645
142,265
,638
,904
Butir23
57,8338
141,976
,700
,903
Butir24
58,0140
142,631
,693
,904
Butir25
57,0945
149,989
,367
,909
1) Validitas butir
Berdasarkan hasil pengujian di atas, pada bagian Item Total Statistics. Nilai
r tabel untuk pada taraf kepercayaan 95% atau signifikasi 5% dapat dicari
berdasarkan jumlah responden N. Berdasarkan tabel nilai r Product Moment
dengan N = 40 diperoleh nilai 0,312.
Selanjutnya kita membandingkan nilai yang terdapat pada kolom
Corrected Item-Total Correlation dengan nilai r table. Maka dapat disimpulkan
bahwa butir 5 (0,040) < rtabel (0,312), dan butir 15 (0,266) < rtabel (0,312), dan
dinyatakan tidak valid, karena r hitung < r tabel.
2) Reliabilitas Instrumen
Pada bagian Reliability Statistics terlihat bahwa nilai Alpha Cronbach
adalah 0,910 dengan jumlah pertanyaan 25 butir. Nilai r table untuk N = 40
dengan taraf kepercayaan 95% atau signifikasi 5% adalah 0,312. Oleh karena nilai
Alpha Cronbach (0,9) > r
tabel
dinyatakan reliabel.
b. Definisi Operasional
Minat siswa adalah skor total yang diperoleh dari angket tentang minat
yang meliputi indikator sebabagai berikut:
1) Kebutuhan siswa terhadap mata pelajaran matematika
2) Pendapat siswa tentang pelajaran matematika
3) Kebiasaan belajar siswa
4) Usaha siswa dalam meningkatkan prestasi belajar matematikanya
5) Ketertarikan siswa terhadap prestasi belajar matematikanya
6) Pendapat siswa yang berhubungan dengan guru matematika.
Untuk memperoleh data tentang minat siswa pada pelajaran matematika,
dengan menggunakan koesioner skala linkert, dengan jumlah item 30 butir,
dengan alternatif jawaban sebagai berikut :
1 = Sangat setuju
2 = Setuju
3 = Ragu-ragu
4 = Tidak setuju
5 = Sangat tidak setuju
c. Kisi-kisi
KISI KISI INSTRUMEN MINAT SISWA
PADA PELAJARAN MATEMATIKA
Tabel 4
Indikator
Kebutuhan siswa terhadap mata
pelajaran matematika.
Pendapat siswa terhadap mata
Jumlah Butir
+
6
2,5
pelajaran matematika
Kebiasaan belajar siswa
Usaha siswa dalam
meningkatkan prestasainya
Ketertarikan siswa pada
prestasinya.
Pendapat siswa tenteng guru
matematika
JUMLAH
8, 15, 16,
7, 11,
21
17, 18,
13
25
28, 30
17
13
19
20
22, 23,
24, 26
27, 29
d. Validasi
Untuk melakukan validali instrument dilakukan dengan bantuan SPSS
dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 5
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
%
40
100,0
,0
40
100,0
Excludeda
Total
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.910
30
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation if Item Deleted
Butir1
Butir2
Butir 3
79,7573
79,7518
79,4705
160.249
163.868
165.731
.737
.466
,536
.903
.907
,906
Butir4
79,9333
162.441
.607
.905
80,1095
162.016
.421
.909
Butir6
80,3355
160.045
.616
.905
Butir7
79,6348
155.828
.764
.902
Butir5
79,2008
162,741
,621
,905
Butir9
80,1953
164,037
,529
,906
Butir10
79,8430
163,137
,608
,905
Butir11
79,0220
166,319
,343
,909
Butir12
80,2970
163,944
,485
,907
Butir13
79,6080
159,735
,668
,904
Butir14
79,5933
164,503
,457
,907
Butir15
79,1313
169,019
,215
,912
Butir16
79,7518
163,868
,466
,907
Butir17
79,5445
164,865
,507
,907
Butir18
79,3710
166,613
,383
,908
Butir19
80,5888
186,663
-,509
,923
Butir20
79,6353
167,602
,380
,908
Butir21
79,3813
165,007
,425
,908
1)Validitas butir
Berdasarkan hasil pengujian di atas, pada bagian Item Total Statistics.
Nilai r tabel untuk pada taraf kepercayaan 95% atau signifikasi 5% dapat dicari
berdasarkan jumlah responden N. Berdasarkan tabel nilai r Product Moment
dengan N = 40 diperoleh nilai 0,312.
Selanjutnya kita membandingkan nilai yang terdapat pada kolom
Corrected Item-Total Correlation dengan nilai r table. Maka dapat disimpulkan
bahwa butir 15 (0,215) < rtabel (0,312), dan butir 28 (0,271) < r tabel (0,312), dan
dinyatakan tidak valid, karena r hitung < r tabel.
2)Reliabilitas Instrumen
Pada bagian Reliability Statistics terlihat bahwa nilai Alpha Cronbach
adalah 0,910 dengan jumlah pertanyaan 30 butir. Nilai r table untuk N = 40
dengan taraf kepercayaan 95% atau signifikasi 5% adalah 0,312. Oleh karena nilai
Alpha Cronbach = 0,910 ternyata lebih besar dari nilai r tabel = 0,312, maka
instrumen yang diujicobakan dinyatakan reliabel.
3. Prestasi belajar matematika
a. Definisi konseptual
Prestasi belajar matematika adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat
dari proses belajar. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut aspek
pengetahuan, sikap dan penerapan berbagai konsep matematika, yang meliputi
pokok bahasan :
2) Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep matriks
d. Mendeskripsikan macam-macam matriks
Uji normalitas data dilakukan dengan tujuan mengatahui apakah data yang
kita peroleh berdistribusi normal. Untuk keperluan tersebut digunakan rumus ChiKuadrat (2) dengan rumus (Sugiyono,2008:82) :
(fo fh)2
2 =
fh
Atau dengan bantuan SPSS dengan menggunakan Uji Normalitas
Kolmogorov Smirnov.
b. Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan ANOVA atau dengan
bantuan SPSS
c. Uji Multikolinieritas
Uji multikolineritas dilakukan untuk menguji adanya hubungan antar
variabel bebas, untuk pengujian multikolinieritas peneliti menggunakan SPSS
sebagai alat bantu pengilahan data.
G. Pengujian hipotesis penelitian
Untuk melukiskan dan menguji hubungan antar varibel penelitian, peneliti
dalam hal ini menggunakan Analisis Jalur (Path Analisis). Penggunaan Analisis
Jalur
(Path
Analisis)
dilakukan
peneliti
dengan
asumsi
bahwa
(Sugiyono,2008:297)
a. Hubungan antar variabel yang akan dianalisis berbentuk linier, aditif, dan
kausal.
b. Variabel-variabel yang residual tidak berkorelasi dengan variabel yang
mendahuluinya, dan juga tidak berkorelasi dengan variabel yang lain.
P31
P21
Y
P32
zizj
1
n
r12 =
1
n
Z1(P21Z1 + e2)
r12 = P21
1
n
Z12 +
1
n
Z1e2
1
n
karena
1
n
r13 =
1
n
r13 =
1
n
Z1 + P32
1
n
karena
Z1 = 1,
1
n
Z1Z2 +
1
n
1
n
Z1e2
1
n
r23 =
1
n
r23 =
1
n
karena
Z2 Z1+ P32
1
n
1
n
Z2 Z1 = r12,
Z2 +
1
n
1
n
Z2e2
Diagram 3
r13(p31)
r12 (p21)
r23(p32)
Catatan :
-
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian
Dalam deskripsi data penelitian ini akan dikemukakan berbagai hasil
penelitian dari data yang diperoleh, yang meliputi: skor tetrtinggi, skor terendah,
rerata (mean), modus, median, ragam/varians dan simpangan baku/standar
deviasi. Dalam pengolahan data yang diperoleh, peneliti melakukan pengolahan
data dengan bantuan Microsoft Office Exel 2007 dan SPSS 17 dengan hasil
sebaga berikut :
1. Persepsi Siswa pada Kinerja Profesional Guru
a. Data Hasil Penelitian
Dari koesioner tentang pesesepsi siswa pada kinerja guru diperoleh hasil
berupa data ordinal berdasarkan alternatif jawaban yang tersedia, sebagai berikut :
Tabel 6
Tabel Data Ordinal
Persepsi Siswa pada Kinerja Profesional Guru
Subjek
Jumlah Skor
Subjek
Jumlah Skor
1
2
3
4
5
6
7
Subjek
8
9
84
84
94
85
85
92
76
Jumlah Skor
44
84
51
52
53
54
55
56
57
Subjek
58
59
93
93
88
77
88
81
82
Jumlah Skor
84
69
10
96
60
73
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
86
78
89
89
76
92
88
90
84
87
85
86
83
87
80
89
78
74
90
87
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
77
61
69
89
78
79
90
90
90
64
90
90
95
86
80
72
82
95
63
61
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
Subjek
43
65
86
91
62
85
80
54
67
84
68
74
80
Jumlah Skor
84
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
Subjek
93
76
80
77
74
80
73
71
45
65
73
84
84
Jumlah Skor
72
44
45
46
47
48
49
50
77
78
75
71
82
67
57
94
95
96
97
98
99
100
63
77
50
71
80
90
61
Jumlah
177
361
582
631
549
Dari hasil di atas dilakukan tranformasi data dengan bantuan exel , dengan
hasil sebagai berikut :
Tabel 8
JawabanAlternatif
Proporsi
Proporsi Komulat
if
z_val
(Zi)
z*_val
(Densita
s)
Scal
Value
Skal
a
Akh
ir
Ordin
al
Frekue
nsi
177
177
0,07696
0,0770
-1,4258
0,1444
-1,8758
1,00
361
722
0,15696
0,2339
-0,7260
0,3065
-1,0331
1,84
582
1746
0,25304
0,4870
-0,0327
0,3987
-0,3644
2,51
631
2524
0,27435
0,7613
0,7105
0,3099
0,3236
3,20
549
2745
0,2387
1.,2985
4,17
Subjek
1
Ordinal
84
Interval
68,68
Skor
Subjek
51
Ordinal
93
Interval
77,43
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Subjek
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
84
94
85
85
92
76
44
84
96
86
78
89
68,12
77,5
68.79
69,95
75,3
63,52
39,64
69,24
78,9
69,48
64,15
73,94
Skor
Ordinal
89
76
92
88
90
84
87
85
86
83
87
80
89
78
74
90
87
65
86
91
62
85
80
54
67
84
68
74
Interval
73,51
62,64
75,3
71,7
75,23
69,11
70,43
69,97
72,08
67,66
71,89
65,38
72,67
65,4
62,25
73,62
72,15
55,52
71,61
76,35
52,85
71,09
66,22
47,41
56,4
68,98
57,35
61,39
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
64
Subjek
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
93
88
77
88
81
82
84
69
73
77
61
89
Ordinal
89
78
79
90
90
90
64
90
90
95
86
80
72
82
95
63
61
76
80
77
74
80
73
71
45
65
73
84
76,83
73,72
65,52
73,29
67,73
69,02
70,98
59,03
61,45
64,32
52,67
58,69
Skor
Interval
73,55
66,34
66,69
74,93
74,8
74,95
55,17
75,23
74,05
78,49
72,21
66,8
61,1
68,14
79,05
53,75
52,26
63,61
67,53
64,21
61,84
67,25
62,12
59,75
40,48
55,3
61,49
69,28
42
80
67,12
92
84
43
84
70,06
93
72
44
77
65,16
94
63
45
78
64,43
95
77
46
75
61,82
96
50
47
71
59,64
97
71
48
82
67,28
98
80
49
67
56,9
99
90
50
57
49,97
100
61
Skor interval di atas digunakan sebagai dasar perhitungan dan analisis
70,53
60,48
53,66
64,19
44,36
59,23
65,92
75,36
51,79
data selanjutnya.
c. Analisis deskriptif data hasil penelitian
Berdasarkan perhitungan dengan bantuan SPSS diperoleh hasil
pengolahan data sebagai betikut :
Tabel 10
Statistics
Persepsi Siswa pada Kinerja Guru
N
Valid
100
Missing
Mean
66,1059
Median
67,2650
Mode
75,23
Std. Deviation
8,83855
Variance
78,120
Minimum
39,64
Maximum
85,95
1) Mean
: 66,11
2) Modus
: 75,23
3) Median
: 67,27
4) Standar Deviasi
: 8,84
5) Varian
: 78,12
6) Nialai tertinggi
: 85,95
7) Nilai terendah
: 39,64
Interval kelas
Frekuensi
Absolut
Frekuensi
Relatif
Frekuensi
Persentatif
Frekuensi
Komulatif
39,6 - 44,5
0,03
3%
44,6 - 51,5
0,02
2%
51,6 - 57,5
12
0,12
12%
17
57,6 - 63,5
16
0,16
16%
33
63,6 - 69,5
30
0,3
3%
63
69,6 - 75,5
28
0,28
28%
91
75,6 - 81,5
0,07
7%
98
81,6 - 87,5
0,02
2%
100
32 28 24 -
Histogram
20 16 -
Poligon
12 8
0
39,55 44,55 51,55 57,55 63,55 69,55 75,55 81,55 87,55
Histogram merupakan gambaran dalam bentuk batang yang menunjukkan
frekuensi dari masing-masing data yang terletak antara batas bawah dan batas atas
dari masing-masing interval kelas. Dari histogram diatas terlihat bahwa frekuensi
nilai yang terletak antara 39,55 dan 44,55 sebanyak 3 orang, antara 44,5 dan 51,55
sebanyak 2 orang, antara 51,55 dan 57,55 sebanyak 12 orang, antara 57,55 dan
63,55 sebanyak 16 orang, antara 63,55 dan 69,55 sebanyak 30 orang, 69,55 dan
75,55 sebanyak 28 orang, antara 75,55 dan 81,55 sebanyak 7 orang, antara 81,55
dan 87,55 sebanya 2 orang.
Poligon menunjukan bentuk mendekati kurva normal, hal ini menunjukkan
bahwa data yang diperoleh dalam penelitian ini berdistribusi normal, karena
bentuk dari kurva mendekati bentuk kurva normal.
2. Minat siswa pada pelajaran matematika.
a. Data hasil penelitian
Dari koesioner tentang minat siswa pada pelajaran matematika diperoleh
skor dalam bentuk data ordinal sebagai berikut :
Tabel 12
TABEL SKOR DATA ORDINAL
MINAT SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA
Subjek
Skor
Subjek
Skor
105
51
99
95
52
106
96
53
99
94
54
96
98
55
96
108
56
93
98
57
96
77
58
98
98
59
105
10
108
60
78
11
97
61
81
12
94
62
86
13
Subjek
96
63
Subjek
72
Skor
Skor
14
121
64
99
15
88
65
87
16
108
66
103
17
116
67
102
98
68
101
19
86
69
104
20
92
70
100
21
91
71
104
22
104
72
110
23
116
73
119
24
98
74
95
25
101
75
96
26
90
76
80
27
84
77
92
28
104
78
103
29
89
79
85
30
91
80
82
31
86
81
94
32
112
82
93
33
103
83
85
34
94
84
96
35
96
85
95
36
98
86
83
18
37
89
87
81
38
107
88
77
39
101
89
78
40
94
90
86
41
Subjek
89
91
Subjek
94
Skor
Skor
42
101
92
99
43
97
93
99
44
84
94
96
45
117
95
95
46
104
96
82
47
104
97
85
48
94
98
95
49
78
99
122
50
66
100
90
Alternatif Jawaban
1
2
3
4
5
Frekkuensi
725
1569
2529
2799
1378
Jawaban Alternatif
Propors Proporsi
i
Kom
z_val
(Zi)
z*_val
Skal Nilai
(densitas a
Interva
)
Nilai l
725
725
0,0806
0,0806
1,401
1569
3138
0,1743
0,2549
0,659
0,39733
0,27
0,23636
0,51
8
3,37
1,54
4
4,39
2529
7587
0,2810
0,5359
0,090
1
2799
11196
0,3110
0,8469
1,023
2
1378
6890
0,1531
0,14945
1,86
0,32104
0,98
1,87
2,58
Subjek
Jumlah Skor
Ordinal
Interval
Subjek
Jumlah Skor
Ordinal
Interval
105
90,37
51
99
85,56
95
81,09
52
106
91,23
96
83,28
53
99
85,94
94
80,46
54
96
82,96
98
84,77
55
96
84,03
108
93,43
56
93
81,21
98
84,46
57
96
83,57
77
67,66
58
98
84,31
98
84,77
59
105
88,91
10
108
93,43
60
78
68,22
Jumlah
Ordinal
97
94
Interval
83,21
80,61
Jumlah
Ordinal
81
86
Interval
70,73
74,62
13
96
83,19
63
72
63,56
14
121
105,0
64
99
85,02
15
88
76,1
65
87
75,32
16
108
93,43
66
103
90,01
17
116
99,59
67
102
88,63
18
98
85,53
68
101
86,98
19
86
75,76
69
104
89,66
20
92
79,42
70
100
85,66
21
91
78,79
71
104
91,19
22
104
91,04
72
110
95,47
23
116
99,59
73
119
102,9
24
98
84,77
74
95
81,86
25
101
86,67
75
96
83,65
26
90
77,22
76
80
69,56
27
84
72,79
77
92
79,04
28
104
90,35
78
103
88,79
29
89
76,9
79
85
73,58
30
91
79,78
80
82
71,68
31
86
74,52
81
94
81,38
32
112
96,74
82
93
80,13
33
103
88,71
83
85
74,13
Subjek
11
12
Subjek
61
62
34
94
82,37
84
96
82,2
35
96
84,03
85
95
81,95
36
98
84,77
86
83
72,7
37
89
77,05
87
81
71,19
38
107
91,79
88
77
68,28
39
101
87,06
89
78
Ju
mlah
68,46
Jumlah
Subjek
Ordinal
Interval
Subjek
Ordinal
Interval
40
94
80.69
90
86
74,93
41
42
89
101
76.75
87.05
91
92
94
99
81,23
84,64
43
97
84.3
93
99
87,01
44
84
74.25
94
96
82,12
45
117
100.9
95
95
82,41
46
104
89.43
96
82
71,45
47
104
89.89
97
85
74,43
48
94
81.16
98
95
82,25
49
78
68.82
99
122
106,3
50
66
60.03
100
90
79,52
Skor nilai di atas selanjutnya digunakan dalam analisis data hasil penelitian.
c. Analisis Deskriptif data minat siswa pada pelajaran matematika.
Berdasarkan perhitungan dengan bantuan SPSS diperoleh hasil
pengolahan data sebagai betikut :
1) Mean
: 82,74
2) Modus
: 84,77
3) Median
: 83,08
4) Standar Deviasi
: 8,80
5) Varian
: 77,43
6) Nialai tertinggi
: 106,25
7) Nilai terendah
: 60,03
0,02
2%
66 - 71,9
10
0,1
10%
12
72 - 77,9
16
0,16
16%
28
78 - 83,9
27
0,27
27%
55
84 - 89,9
27
0,27
27%
82
90 - 95,9
11
0,11
11%
93
96 - 101,9
0,04
4%
97
102 - 107,9
0,03
3%
100
Histogram
20 16 12 8
Poligon
Nilai
Subjek
Nilai
1
2
3
Subjek
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
44
54
50
Nilai
74
60
50
62
58
54
54
70
50
50
66
60
74
44
62
42
42
74
51
52
53
Subjek
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
60
66
44
Nilai
52
52
30
40
34
50
60
48
42
38
44
30
46
50
44
40
34
50
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
74
84
60
64
74
44
60
68
52
52
52
68
52
72
52
40
44
60
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
50
58
36
36
34
28
44
33
39
28
31
30
30
38
28
28
34
30
40
41
Subjek
42
43
44
45
46
47
48
49
50
56
40
Nilai
56
56
48
64
56
60
48
52
44
90
91
Subjek
92
93
94
95
96
97
98
99
100
30
38
Nilai
60
22
28
36
26
24
34
44
28
: 48,1
2) Modus
: 44
3) Median
: 49
: 192,49
6) Nialai tertinggi : 84
7) Nilai terendah
: 22
Tabel 18
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI DATA
PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA
Kelas Interval
22
30
38
46
54
62
70
78
29
37
45
53
61
69
77
85
Frekuensi
Absolut
9
16
21
20
18
8
7
1
Frekuensi
Relatif
0,09
0,16
0,21
0,2
0,18
0,08
0,07
0,01
Frekuensi
Persentatif
9%
16%
21%
20%
18%
8%
7%
1%
Diagram 6
GRAFIK POLIGON DAN HISTOGRAM
DATA PRESTASI BELAJAR SISWA
20
18
16
14
12
10
Histogram
Poligon
Frekuensi
Komulatif
9
25
46
66
84
92
99
100
100
Normal Parametersa,,b
Most Extreme Differences
Mean
66,1059
Std. Deviation
8,83855
Absolute
,072
Positive
,058
Negative
-,072
Kolmogorov-Smirnov Z
,724
,670
Artinya data persepsi siswa pada kinerja profesional guru berasal dari populasi
yang berdistribusi normal.
b. Minat siswa pada pelajaran matematika
Hasil pengujian dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel 20
TABEL UJI NORMALITAS DATA MINAT SISWA
PADA PELAJARAN MATEMATIKA
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Minat Siswa pada
Pelajaran Matematika
N
100
Normal Parameters
a,,b
Mean
82,7428
Std. Deviation
8,79948
Absolute
,062
Positive
,062
Negative
-,058
Kolmogorov-Smirnov Z
,618
,839
Smirnov. Oleh karena nilai p = 0,639, atau p > 0,05, maka H0 diterima dan H1
ditolak, artinya data tentang minat siswa pada pelajaran matematika berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
c. Prestasi belajar matematika
Dengan bantuan SPSS diperoleh hasil pengujian nomarlitas sebagai
berikut :
Tabel 21
UJI NORMALITAS DATA
PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
P{restasi Belajar
Matematika
N
100
Normal Parameters
a,,b
Mean
Std. Deviation
48,0500
13,86178
Absolute
,075
Positive
,075
Negative
-,056
Kolmogorov-Smirnov Z
,749
,628
Oleh karena nilai p = 0,628, atau p > 0,05, maka H0 daiterima H1 ditolak, artinya
data tentang Prestasi Belajar Matematika Siswa berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
Berdasarkan ketiga uji yang dilakukan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa data dari ketiga variabel penelitian menunjukan berdistribusi normal.
Dengan demikian memenuhi syarat uji analisis parametrik.
2. Uji linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui, membuktikan bahwa hubungan
antar variabel yang diteliti memiliki hubungan yang linier. Dalam melakukan uji
linieritas regresi antar variabel, peneliti malakukan analisis regresi
dengan
Sum of
Squares
Between
Groups
df
Mean
Square
(Combin
ed)
7649.641
98
Linearit
y
2972.022
Deviatio
n from
Linearit
y
4677.619
97
48.223
16.018
16.018
7665.658
99
Within Groups
Total
78.058
Sig.
4.873
.348
2972.022 185.545
.047
3.011
.434
Interpretasi :
Pada ANOVA tabel di bagian Deviation from Linierity
menunjukkan hubungan antara persepsi siswa pada kinerja
profesional guru dengan minat siswa pada pelajaran matematika
menghasilkan nilai F = 3.011 dengan nilai probabilitas (kolom
sig) p = 0,434.
Karena nilai signifikasi p = 0,434 > 0,05 maka dengan demikian
dapat disimpulkan H0 diterima dan H1 ditolak dan model regresi
bersifat linier.
b. Uji linieritas hubungan variabel persepsi siswa pada kinerja profesional guru
dengan prestasi belajar matematika
Hipotesis :
H0 : = a + bX (regresi bersifat kinier)
H1 : a + bX (regresi bersifat tidak linier)
Untuk mengetahui linieritas hubungan antara variabel persepsi siswa pada
kinerja profesional guru dengan variabel prestasi belajar matematika dilakukan
dengan menggunakan SPSS. Dengan kriteria jika nilai probabilitas (p) > 0,05
maka model regresi bersifat linier.
Dari pengujian dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 23
UJI LINIERITAS MINAT SISWA PADA PELAJARAN
MATEMATIKA DENGAN PERSEPSI SISWA
ANOVA Table
Sum of
Squares
Between
Groups
Within Groups
Total
(Combined)
18950.750
Mean
Square
df
98
193.375
Sig.
2,686
,457
1 3739.586 51,939
,088
Linearity
3739.586
Deviation
from
Linearity
15211.164
97
156.816
72.000
72.000
19022.750
99
2,178
,500
Interpretasi :
Pada ANOVA tabel di bagian Deviation from Linierity
menunjukkan hubungan antara persepsi siswa pada kinerja
profesional guru dengan prestasi belajar matematika siswa
menghasilkan nilai F = 2,178 dengan nilai probabilitas (kolom
sig) p = 0,500
Karena nilai signifikasi p = 0,500 > 0,05 maka dengan demikian
H0 diterima dan H1 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa model
regresi bersifat linier.
c. Uji linieritas hubungan variabel minat siswa pada pelajaran matematika
dengan prestasi belajar matematika
Hipotesis
H0 : = a + bX (regresi bersifat kinier)
H1 : a + bX (regresi bersifat tidak linier)
Untuk mengetahui linieritas hubungan antara variabel persepsi siswa pada
kinerja profesional guru dengan variabel prestasi belajar matematika dilakukan
dengan menggunakan SPSS. Dengan kriteria jika nilai probabilitas (p) > 0,05
maka model regresi bersifat linier.
Dari pengujian dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut
Tabel 24
UJI LINIERITAS PERSEPSI SISWA PADA PROFESIONAL
KINERJA GURU DENGAN MINAT SISWA
ANOVA Table
Sum of
Squares
Between
Groups
(Combined
)
Mean
Square
Df
17641.083
92
Linearity
2774.779
Deviation
from
Linearity
14866.304
91
163.366
1381.667
197.381
19022.750
99
Within Groups
Total
191.751
Sig.
.971
.584
2774.779 14.05
8
.007
.828
.694
Interpretasi :
Pada ANOVA tabel di bagian Deviation from Linierity
menunjukkan hubungan antara persepsi siswa pada kinerja
profesional guru dengan prestasi belajar matematika siswa
menghasilkan nilai F = 0,828 dengan nilai probabilitas (kolom
sig) p = 0,694
Karena nilai signifikasi p = 0,694 > 0,05 maka dengan demikian
H0 diterima dan H1 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa regresi
bersifat linier.
3. Pengujian multikolinieritas
Multikolinieritas adalah suatu kondisi dimana terjadi korelasi yang kuat
diantara variabel-variabel bebas yang diikutsertakan dalam pembentukan model
regresi linier. Jelas bahwa multikolinieritas adalah suatu kondisi yang menyalahi
H1 :
B
(Constant)
Standardized
Coefficients
Std. Error
Beta
-3,152
10,711
Kinerja
Guru
,500
,171
Minat Siswa
,198
,136
T
-,294
,769
,330
2,919
,004
,164
1,456
,148
Sig.
UJI MULTIKOLINIERITAS
Coefficientsa
Collinearity
Statistics
Correlations
Model
1
Zero-order
Partial
Part
Tolerance
VIF
Kinerja
Guru
,428
,284
,265
,646
1,547
Minat Siswa
,361
,146
,132
,646
1,547
pyx
px
pyx
C.
Pengujian hipotesisX
a. Analisis korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mencari koefisien korelasi, yang
selanjutnya koefisien korelasi tersebut akan digunakan untuk menentukan
koefisien jalur. Dalam melakukan analisis korelasi, peneliti menggunakan SPSS
sebagai alat bantu dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 27
UJI KOEFISIEN KORELASI
Correlations
Minat
Siswa pada Prestasi
Kinerja
Pelajaran
Belajar
Profesional Matematik Matematik
Guru
a
a
Kinerja
Profesional
Guru
Hasil Belajar
Matematika
.443**
.000
.000
100
100
100
**
.382**
Sig. (2-tailed)
N
Minat Siswa
pada Pelajaran
Matematika
.623**
Pearson
Correlation
Pearson
Correlation
.623
Sig. (2-tailed)
.000
100
100
100
**
**
Pearson
Correlation
.443
.000
.382
Sig. (2-tailed)
.000
.000
100
100
100
Korelasi
Nilai
0,443
rX
rX
rX
0,382
2
Y
0,623
r12 = p21
r13 = p31 + p32 r12
r23 = p32 r12 + p32
Maka diperoleh :
p21 = 0,623
r13 = p31 + p32(0,623)
r23 = p31(0,623) + p23
Dengan eliminasi diperoleh :
p21 = 0,623
0,443 = p31 + p32(0,623) x 1
0,382 = p31(0,623) + p23 x 0,623
0,443 = p31
+ p32(0,623)
= 0,205 : 0,612
p31
= 0,335
p21 = 0,623
p31 = 0,335
p32 = 0,173
c. Memasukan angka-angka koefisien korelasi dan koefisien jalur kedalam
model analisis jalur
Diagram 8
0,443(0,335)
0,623(0,623)
Y
0,382(0,173)
Keterangan : Angka2 di luar kurung koefisien korelasi, dalam kurung koefisien
X
jalur.
d. Analisis jalur
Berdasarkan perhitungan yang di dasarkan oleh koefisien korelasi
diperoleh koefisen jalur, koefisien jalur menunjukkan kuatnya pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Jika koefisien jalur rendah di bawah 0,05
maka jalur tersebut dianggap tidak signifikan dan dapat dihilangkan
(Sujana,2008:302).
Dari perhitungan yang didapat dimasukan ke dalam diagram jalur sebagai
berikut :
Diagram 9
0,443(0,335)
0,623(0,623)
0,382(0,173)
2
X
Keterangan :
Angka diluar kurung koefisien korelasi, di dalam kurung koefisien jalur.
Dari koefisen jalur yang di peroleh angka yang signifikan (di atas 0,05). Hal ini
membuktikan bahwa diagram jalur yang disusun dapat siterima, hal ini
membuktikan bahwa :
2
H0 :
H1 :
matematika
terhadap
prestasi
belajar
matematika.
H1 : Terdapat pengaruh langsung minat siswa pada pelajaran
matematika terhadap prestasi belajar matematika siswa.
Berdasarkan analisis jalur diketahui bahwa koefisien jalur variabel minat
siswa pada pelajaran matematika terhadap prestasi belajar matematika siswa
profesional
guru
terhadap
prestasi
belajar
Hal ini menunjukkan bahwa patut diduga bahwa akan lebih efektif
meningkatkan hasil belajar matematika jika dilakukan dengan membangkitkan
minatnya terlebih dahulu pada mata pelajaran itu. Sehingga siswa merasa tertarik
dan suka tanpa paksaan pada mata pelajaran matematika. Dengan tumbuhnya
minat maka siswa kan mencurahkan perhatiaannya secara penuh.
Minat siswa terhadap mata pelajaran matematika akan tumbuh jika guru
memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola proses pembelajaran.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya,
maka dihasilkan beberapa temuan sebagai berikut :
1. Persepsi siswa pada kinerja profesional guru memiliki pengaruh langsung
yang signifikan terhadap prestasi belajar matematika siswa. Dengan
demikian tinggi rendahnya prestasi belajar matematika siswa dijelaskan
oleh persepsi siswa pada kinaerja profesional guru. Besarnya pengaruh
Persepsi kinerja profesional guru terhadap prestasi belajar siswa adalah
19,6%. Berdasarkan temuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
Persepsi siswa pada kinerja profesional guru berpengaruh secara
122
bahwa
Minat
siswa
pada
pelajaran
matematika
terhadap prestasi belajar siswa, melalui mina siswa pada mata pelajaran
matematika dapat diterima.
B. Saran-saran
Berdasarkan temuan penelitian di atas maka peneliti menyarankan kepada
para guru umumnya dan guru matematika khususnya:
1. Karena guru memili peran sentral dalam peningkatan prestasi belajar
siswa, maka guru harus senantiasa meningkatkan kinerja profesionalnya.
2. Dengan meningkatkan meningkatkan kinerja profesionalnya, maka akan
memiliki dampak langsung terhadap prestasi belajar dan minat siswa, yang
kemudian akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Kepala sekolah sebagai supervisor memiliki peranan dalam rangka
peningkatan kinerja profesional guru. Supervisi harus dijadikan alat unuk
membantu guru dalam meningkatkan kinerjanya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahamad Sopari, Fasilitator. 2007. Guru Profesional. Bandung:Remeja Rosdakarya
Alek Sobur. 2003. Psikologi Pendidikan.Bandung. Remaja Rosdakarya
Andar Ismail. 2007. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Grafindo
Atkinson dan Hilgrad. Theories of Learning. EnglewoodCliffi.New
Jersey:PrenticeHall Inc
Gipson dan Donely. 2004. Membiasakan belajar nyaman , Bandung: Publishing
New
York/ kaiffa,
Hamalik, Oemar .2001. Proses belajar mengajar . Jakarta : PT. Bumi Aksara
Hardwinoto dan Setiyabudi. 2006. Sarana prasarana belajar akan meningkatkatkan
minat belajar. Jakarta: Gramedia
Hendra Surya. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdaarya
H.Bambang Suwarsono. 2007. Rumus Taro Yamane dengan SPSS. Yogyakarta:
CV
Anddi Aoffset
. 2007. Analisis Jalur untuk riset dengan SPSS.
Yogyakarta:
CV Anddi Aoffset
John Gay. 2005. Interaksi dan motivasi dalam mengajar. Jakarta :Rajawali
Kunandar. 2007. Strategi dalam proses belajar mengajar . Bandung: Remaja
Rosda
Karya
Maluyu S.P. Hasibuan .2001. Strategi belajar mengajar . Jakarta: Quantum
Teaching
Mulyono Abdurrahman .2003. Makna Diri .Yogyakarta: Pustaka Pajar
M. Arifin. 2002. Kompetensi Professional Guru. Bandung: Remaja Rosda Karya
Ngalim Purwanto. 2004 Perubahan Tingkah Laku. Bandung. Remaja Karya
.2006. Psikologi Pendidikan.Bandung: Remaja Karya
Pasaribu dan Simanjuntak. 2004. Metodologi penelitian pendidikan, kompetensi
dan
prakteknya. Jakarta: Bumi Aksara
Rita L Atkinson. 2003. Pengukuran Kepribadian. Yogyakarta: Rake Sarasin
Ruch. 2002. Penelitian Prestasi Belajar . Bndung: Remaja Rosda Karya
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor Faktor yang mempengarui. Jakarta: Rineka
Cipta
Sri Habsari. 2007. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka
Karya
Sugiyono. 2008. Pengukuran dalam bidang pendidikan. Jakarta : Grasindo
John Whitmore. 2003. Kinerja adalah pelaksanaan fungsi -fungsi yang dituntut
dari
seseorang. ( http//id. Wikipedia.org )
Mink. 2006. Karakteristk memiliki kinerja yang tinggi. ( http//id.wikipedia.org )
Saiful Bahrri. 2000. Minat dan kecerdasan .( http://wangmuba.com )
Veizal Rivai. 2004. Kenerja adalah perilaku yang nyata. ( http//id.wikipedia.org).
Lampiran 1.
Nama Guru
NIP/NIK
Jenis kelamin
Pendidikan Terakhir
Pengalaman Mengajar
: Tahun
Mata Pelajaran
Unit Kerja
Petunjuk :
: Selalu
SR
: Sering
KD
: Kadang-kadang
JR
: Jarang
TP
: Tidak Pernah
NO.
PERNYATAAN
1.
2.
3.
4.
5.
SL
SR
KD
JR
TP
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21
22
23
24
25
Lampiran 2
2
Jenis kelamin
Kelas
Asal Sekolah
Alamat Sekolah
Petunjuk :
: Selalu
SR
: Sering
KD
: Kadang-kadang
JR
: Jarang
TP
: Tidak Pernah
No.
Pernyataan
SL
Sulitnya
tugas
dan
menambah
soal
matematika
semangat
untuk
menyelesaikannya.
4
Mempelajari
rumus-rumus
matematika
Mempelajari
rumus
baru
yang
belum
SR
KD
JR
TP
bukan alasan
10
12
13
menggunakan
rumus
dalam
menyelesaiakan tugas
14
15
Saran
teman
agar
menekunin
mata
17
yang diberikan
oleh guru
18
19
20
Memahami
fungsi-fungsi
tombol
pada
memahami
materi
matematika
23
24
sehari-hari
mengasah
Keberadaan
mata
peajaran
matematika
sebelum
mempelajari
materi
pelajaran matematika.
27
Mengikuti
mata
pelajaran
matematika
29
Penguasaan
terhadap
materi
pelajaran
Lampiran 3
Materi
Indikator
Jumlah
Soal
Memecahkan
Gaya Mendiskripsikan
5
macam -macam
masalah
matriks
berkaitan
Butir Soal
dengan konsep
Pilihlah
e yang dianggap paling benar5 !
matriks jawablah a, b, c, d, dan
Menyelesaikan
operasi matriks
1. Diketahui matriks A =
Bentuk
Soal
Nomor
Soal
Pilihan
Ganda
1,3,4.
Pilihan
Ganda
6,10,
1113,14
1
0
2 4 7
5 5
Menentukan
Pilihan
2,5 8,
0 determinan
6 9 3
1
8
dan
Ganda
12,15
elemen yang terletak
2 inves
7 matriks
8
1 2 3
5 1
4
2 6 9
Menyelesaikan
Membuat
grafik
5
Pilihan
pada baris ke-3 kolom ke-5 adalah
.
himpunan
masalah
Ganda
penyelesaian
sistim
a.
-2
b.
-1
c.
0
d.
1
e. 2
pogram linier
pertidak samaan
2. Matriks-matriks di bawah ini linier
yang merupakan matriks identitas adalah
a.
[]
b.
[ ]
1
2
3
1 0
0 1
c.
[1 2 3]
d.
[ ]
1 2
3 4
7.9
16,19,21,
26, 27
Menentukan model
matematika dari soal
cerita ( kalimat
verbal )
Pilihan
Ganda
17, 18,
22, 25,
30
Menentukan nilai
optimum dari system
pertidak samaan
Pilihan
Ganda
20,23,24,
28,29
e.
[ ]
1 2 3
4 5 0
6 0 0
3. Jika matriks A =
2 1
0 3
dan B =
4 3
0 1
adalah
a.
b.
[ ]
c.
6 1
6 1
d.
6 6
1 1
e.
2 4
0 2
6 4
0 4
2 1
3 2
4. Jika hasil perkalian matriks A2x4 x B4x3 = C, maka ordo matriks C adalah
a. 2 x 3
5. Jika matriks A =
adalah
a.
[ ]
1 3
2 2
2 1
b. 2 x 4
e. 3 x 2
2 0 1
0 2 1
dan B =
c. 4 x 4
[ ]
1 1
0 2
1 0
d.4 x 2
b.
3 2 1
1 2 2
c.
2 1
4 1
d.
1 2
1 4
e.
[ ]
1 1 1
0 4 1
1 0 0
6. Jika matriks A =
2 3 2
1 0 1
3 2 1
a. -14
b. -7
7. Diketahui matriks A =
x 6
5 2
c. 0
d. 7
e. 14
memenuhi adalah
a. 15
8. Jika
b. 10
2 x1 x +2
5
3
c. 0
d. -10
e. -15
a. 23
b. 3
c. 0
d. -3
e. -23
b. Segitiga bawah
d. Diagonal kedua
3 2
7 5
adalah
c. Diagonal utama
e. Identitas
a.
5 2
7 3
b.
5 2
7 3
c.
d.
e.
3 2
7 5
5
2
7 3
5 2
7
3
a.
b.
[ ]
[ ]
5
2
1
2
5
2
1
2
c.
d.
[ ]
5 2
2 1
5
1
2
1
1
2
[ ]
1 2
2 5
[ ]
e.
5
2
1
2
a. -11
b. -9
a. 5
a. -28
5 2 0
1 3 1
2 1 1
2 3 5
1 0 3
1 1 2
][ ] [ ]
1 2 x =4
1 1 y
1
a. 4
d. 4
d. -1
2( M 23 + K 31)
M 22
c. 0
adalah
d. 14
e. 28
c. 2
d. 1
e. 0
16. Daerah yang diarsir pada gambar di bawah ini memenuhi sistem
pertidaksamaan .
Y
10
e. -5
b. 3
e. 11
c. 0
b. -14
c. -4
b. 1
15. Jika
0 3
1
2 1 4
0 3 2
a. 2x + y 8; x + 2y 10; x 0; y 0
84
b.
c.
d.
e.
2x0+ yY 8; 2x + y 610; x 0; y 0
x + 2y 8; x + 2y 10; x 0; y 0
x + 2y 8; x + 2y 10; x 0; y 0
4
2x + y 8; x + 2y 10; x 0; y 0
17. Daerah yang diarsir pada gambar di bawah ini memenuhi sistem
pertidaksamaan .
X
12
6
0 Y
a.
b.
c.
d.
e.
10
2x + y 8; 2x + 3y 12; x 0; y 0
6 + 3y 12; x 0; y 0
2x + y 8; 2x
2x + y 8; 3x + 2y 12; x 0; y 0
x + 2y 8; 2x + 3y 12; x 0; y 0
x + 2y 8; 3x + 2y 12; x 0; y 0
18. Daerah yang diarsir pada gambarXdi bawah ini memenuhi sistem
pertidaksamaan .
a.
b.
c.
d.
e.
2x + y 12; 5x + 3y 30; x 0; y 0
2x + y 12; 5x + 3y 30; x 0; y 0
2x + y 12; 3x + 5y 30; x 0; y 0
x + 2y 12; 5x + 3y 30; x 0; y 0l
x + 2y 12; 3x + 5y 30; x 0; y 0
x + 2y 8 ; 3x + 2y 12 ; x y 2 ; x0 ; y0
x + 2y 8 ; 3x + 2y 12 ; x y 2 ; x0 ; y0
x + 2y 8 ; 3x + 2y 12 ; x y 2 ; x0 ; y0
x + 2y 8 ; 3x + 2y 12 ; x y 2 ; x0 ; y0
x + 2y 8 ; 3x + 2y 12 ; x y 2 ; x0 ; y0
x + y 60,3x + 4y 200, x 0, y 0
x + y 60,3x + 4y 200, x 0, y 0
x + y 60,3x + 4y 200, x 0, y 0
x + y 60,4x + 3y 200, x 0, y 0
x + y 00,4x + 3y 200, x 0, y 0
c. x + y 50, 4x + 5y 200, x 0, y 0
d. x + y 50, 5x + 4y 200, x 0, y 0
e. x + y 50, 5x + 4y 200, x 0, y 0
22.Seorang pedagang paling sedikit menyewa 30 kendaraan untuk jenis truk dan
colt, dengan jumlah yang diangkut 354 karung. Truk dapat mengangkut 21
karung dan colt 9 karung. Ongkos sewa truk Rp300.000,00 dan colt
Rp150.000,00. Jika x menyatakan banyaknya truk yang disewa dan y
banyaknya colt yang disewa, maka model matematika dari permasalahan di
atas adalah .
a.
b.
c.
d.
e.
x + y 30 ; 3x + 7y 118 ; x 0 ; y 0
x + y 30 ; 7x + 3y 118 ; x 0 ; y 0
x + y 30 ; 7x + 3y 118 ; x 0 ; y 0
x + y 30 ; 7x + 3y 118 ; x 0 ; y 0
x + y 30 ; 9x + 21y 118 ; x 0 ; y 0
24. Nilai maksimum dari z = 5x + 4y untuk daerah yang diarsir pada gambar
berikut adalah ...
Y
10
a. 16
b. 24
25. Perhatikan grafik berikut
y
c. 26
d. 52
e. 82
D ( 2,8 )
C ( 7,7 )
E (1,5)
B ( 8,4 )
14
8
A ( 3,2 )
0
16
16
21
23
24
26
a. 120
60, 2x + 4y
48, x 0, y 0 adalah .
b.118
c. 116
d.114
e.112
a.
16
b. 24
c. 30
d. 36
e. 48
29. Luas daerah parkir 1.760 m 2. Luas rata rata untuk mobil kecil 4 m 2 dan
mobil besar 20 m2. Daya tampung maksimum hanya 200 kendaraan, biaya
parkir mobil kecil Rp. 1.000,00/jam dan mobil besar Rp. 2.000,00/jam. Jika
dalam satu jam terisi penuh dan tidak kendaraan yang pergi dan datang, maka
hasil maksimum tempat parkir itu adalah .
a.
Rp. 176.000,00.
d. Rp. 300.000,00.
b.
Rp. 340.000,00
e. Rp. 300.000,00
c.
Rp. 200.000,00.
30.Seorang pedagang menjual buah mangga dan pisang dengan menggunakan
gerobak. Pedagang tersebut membeli mangga dengan harga Rp. 8.000,00/kg
dan pisang Rp. 6.000,00/kg. Modal yang tersedia Rp. 1.200.000,00 dan
gerobaknya hanya dapat memuat mangga dan pisang sebanyak 180 kg. Jika
harga jual mangga Rp. 9.200,00/kg dan pisang Rp. 7.000,00/kg, maka laba
maksimum yang diperoleh adalah .
a. Rp. 150.000,00.
b. Rp. 180.000,00.
c. Rp. 192.000,00.
d. Rp. 204.000,00.
e. Rp. 216.000,00
Lampiran 4
Hasil Penelitian
Persepsi Siswa pada Kinerja Profesional Guru
Subjek
Jumlah Skor
Subjek
Jumlah Skor
84
51
93
84
52
93
94
53
88
85
54
77
85
55
88
92
56
81
76
57
82
44
58
84
84
59
69
10
96
60
73
11
86
61
77
12
78
62
61
13
89
63
69
14
89
64
89
15
76
65
78
16
92
66
79
17
88
67
90
18
90
68
90
19
84
69
90
20
87
70
64
21
85
71
90
22
86
72
90
23
83
73
95
24
87
74
86
25
80
75
80
26
89
76
72
27
78
77
82
28
74
78
95
29
90
79
63
30
87
80
61
31
65
81
76
32
86
82
80
33
91
83
77
34
62
84
74
35
85
85
80
36
80
86
73
37
54
87
71
38
67
88
45
39
84
89
65
40
68
90
73
41
74
91
84
42
80
92
84
43
84
93
72
44
77
94
63
45
78
95
77
46
75
96
50
47
71
97
71
48
82
98
80
49
67
99
90
50
57
100
61
Tabel 7
Tabel Frekuensi Jawaban Koesioner
Alternatif Jawaban
Jumlah
177
361
582
631
549
Tabel 8
Jawaban Alternatif
(Zi)
z*_val
(Densita
s)
Scal
Value
Skal
a
Akh
ir
z_val
Ordin
al
Frekue
nsi
177
177
0.07696
0.0770
-1.4258
0.1444
-1.8758
1.00
361
722
0.15696
0.2339
-0.7260
0.3065
-1.0331
1.84
582
1746
0.25304
0.4870
-0.0327
0.3987
-0.3644
2.51
631
2524
0.27435
0.7613
0.7105
0.3099
0.3236
3.20
549
2745
0.2387
1.2985
4.17
Tabel 9
Data Skor Persepsi Siswapada Kinerja Profesional Guru
Skor
Skor
Subjek
Ordinal
Subjek
Interval
Ordinal
Interval
84
68.68
51
93
77.43
84
68.12
52
93
76.83
94
77.5
53
88
73.72
85
68.79
54
77
65.52
85
69.95
55
88
73.29
92
75.3
56
81
67.73
76
63.52
57
82
69.02
44
39.64
58
84
70.98
84
69.24
59
69
59.03
10
96
78.9
60
73
61.45
11
86
69.48
61
77
64.32
12
78
64.15
62
61
52.67
13
89
73.94
64
89
58.69
14
89
73.51
64
89
73.55
15
76
62.64
65
78
66.34
16
92
75.3
66
79
66.69
17
88
71.7
67
90
74.93
18
90
75.23
68
90
74.8
19
84
69.11
69
90
74.95
20
87
70.43
70
64
55.17
21
85
69.97
71
90
75.23
Subjek
Skor
Ordinal
Subjek
Interval
Skor
Oedinal
Interval
22
86
72.08
72
90
74.05
23
83
67.66
73
95
78.49
24
87
71.89
74
86
72.21
25
80
65.38
75
80
66.8
26
89
72.67
76
72
61.1
27
78
65.4
77
82
68.14
28
74
62.25
78
95
79.05
29
90
73.62
79
63
53.75
30
87
72.15
80
61
52.26
31
65
55.52
81
76
63.61
32
86
71.61
82
80
67.53
33
91
76.35
83
77
64.21
34
62
52.85
84
74
61.84
35
85
71.09
85
80
67.25
36
80
66.22
86
73
62.12
37
54
47.41
87
71
59.75
38
67
56.4
88
45
40.48
39
84
68.98
89
65
55.3
40
68
57.35
90
73
61.49
41
74
61.39
91
84
69.28
42
80
67.12
92
84
70.53
43
84
70.06
93
72
60.48
44
77
65.16
94
63
53.66
45
78
64.43
95
77
64.19
46
75
61.82
96
50
44.36
47
71
59.64
97
71
59.23
48
82
67.28
98
80
65.92
49
67
56.9
99
90
75.36
50
57
49.97
100
61
51.79
Tabel 10
Statistics
Persepsi Siswa pada Kinerja Guru
N
Valid
100
Missing
Mean
66.1059
Median
67.2650
Mode
75.23
Std. Deviation
8.83855
Variance
78.120
Minimum
39.64
Maximum
85.95
Tabel 11
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI
PERSEPSI SISWA pada KINERJA PROFESIONAL GURU
Interval kelas
Frekuensi
Absolut
Frekuensi
Relatif
Frekuensi
Persentatif
Frekuensi
Komulatif
39,6 - 44,5
0.03
3%
44,6 - 51,5
0.02
2%
51,6 - 57,5
12
0.12
12%
17
57,6 - 63,5
16
0.16
16%
33
63,6 - 69,5
30
0.3
3%
63
69,6 - 75,5
28
0.28
28%
91
75,6 - 81,5
0.07
7%
98
81,6 - 87,5
0.02
2%
100
32 28 24 -
Histogram
20 16 -
Poligon
12 8
0
39,55 44,55 51,55 57,55 63,55 69,55 75,55 81,55 87,5
Lampiran 5
a. Data Hasil Penelitian
Tabel 12
Skor
Subjek
Skor
105
51
99
95
52
106
96
53
99
94
54
96
98
55
96
108
56
93
98
57
96
77
58
98
98
59
105
10
108
60
78
11
97
61
81
12
94
62
86
13
96
63
72
14
121
64
99
15
88
65
87
16
108
66
103
17
116
67
102
18
98
68
101
19
86
69
104
20
92
70
100
21
91
71
104
22
104
72
110
23
116
73
119
24
98
74
95
25
101
75
96
26
90
76
80
27
84
77
92
28
104
78
103
29
89
79
85
30
91
80
82
31
86
81
94
32
112
82
93
33
103
83
85
34
94
84
96
35
96
85
95
36
98
86
83
37
89
87
81
38
107
88
77
39
101
89
78
40
94
90
86
41
89
91
94
42
101
92
99
43
97
93
99
44
84
94
96
45
117
95
95
46
104
96
82
47
104
97
85
48
94
98
95
49
78
99
122
50
66
100
90
Alternatif Jawaban
1
Frekkuensi
725
1569
2529
2799
1378
Tabel 14
Jawaban Alternatif
Proporsi
Kom
z_val
(Zi)
z*_val
(densitas)
Skala
Nilai
Nilai
Interval
Ordinal
Frekuensi
Proporsi
725
725
0.0806
0.0806
-1.401
0.14945
-1.86
1569
3138
0.1743
0.2549
-0.659
0.32104
-0.98
1.87
2529
7587
0.2810
0.5359
0.0901
0.39733
-0.27
2.58
2799
11196
0.3110
0.8469
1378
6890
0.1531
1.0232
0.23636
0.518
3.37
1.544
4.39
Tabel 15
SKOR DATA INTERVAL MINAT SISWA
PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA
Subjek
Jumlah Skor
Ordinal
Interval
Subjek
Jumlah Skor
Ordinal
Interval
105
90.37
51
99
85.56
95
81.09
52
106
91.23
96
83.28
53
99
85.94
94
80.46
54
96
82.96
98
84.77
55
96
84.03
108
93.43
56
93
81.21
98
84.46
57
96
83.57
77
67.66
58
98
84.31
98
84.77
59
105
88.91
10
108
93.43
60
78
68.22
11
97
83.21
61
81
70.73
12
94
80.61
62
86
74.62
13
96
83.19
63
72
63.56
14
121
105
64
99
85.02
15
88
76.1
65
87
75.32
16
108
93.43
66
103
90.01
17
116
99.59
67
102
88.63
18
98
85.53
68
101
86.98
19
86
75.76
69
104
89.66
20
92
79.42
70
100
85.66
21
91
78.79
71
104
91.19
22
104
91.04
72
110
95.47
23
116
99.59
73
119
102.9
24
98
84.77
74
95
81.86
25
101
86.67
75
96
83.65
26
90
77.22
76
80
69.56
27
84
72.79
77
92
79.04
28
104
90.35
78
103
88.79
29
89
76.9
79
85
73.58
30
91
79.78
80
82
71.68
31
86
74.52
81
94
81.38
32
112
96.74
82
93
80.13
33
103
88.71
83
85
74.13
34
94
82.37
84
96
82.2
35
96
84.03
85
95
81.95
36
98
84.77
86
83
72.7
37
89
77.05
87
81
71.19
38
107
91.79
88
77
68.28
39
101
87.06
89
78
68.46
40
94
80.69
90
86
74.93
41
89
76.75
91
94
81.23
42
101
87.05
92
99
84.64
43
97
84.3
93
99
87.01
44
84
74.25
94
96
82.12
45
117
100.9
95
95
82.41
46
104
89.43
96
82
71.45
47
104
89.89
97
85
74.43
48
94
81.16
98
95
82.25
49
78
68.82
99
122
106.3
50
66
60.03
100
90
79.52
: 82,74
9) Modus
: 84,77
10) Median
: 83,08
: 8,80
12) Varian
: 77,43
: 106,25
: 60,03
Tabel 16
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI MINAT SISWA PADA
PELAJARAN MATEMATIKA
Interval kelas
Frekuensi
Absolut
Frekuensi
Relatif
Frekuensi
Persentatif
Frekuensi
Komulatif
60 - 65,9
0.02
2%
66 - 71,9
10
0.1
10%
12
72 - 77,9
16
0.16
16%
28
78 - 83,9
27
0.27
27%
55
84 - 89,9
27
0.27
27%
82
90 - 95,9
11
0.11
11%
93
96 - 101,9
0.04
4%
97
102 - 107,9
0.03
3%
100
28 -
24 -
Histogram
20 -
16 -
12 -
Poligon
107,95
Lampiran 6
b. Hasil Penelitian
Tabel 17
DATA PRESTASI BELAJAR SISWA
Subjek
Nilai
Subjek
Nilai
44
51
60
54
52
66
50
53
44
74
54
52
60
55
52
50
56
30
62
57
40
58
58
34
54
59
50
10
54
60
60
11
70
61
48
12
50
62
42
13
50
63
38
14
66
64
44
15
60
65
30
16
74
66
46
17
44
67
50
18
62
68
44
19
42
69
40
20
42
70
34
21
74
71
50
22
74
72
50
23
84
73
58
24
60
74
36
25
64
75
36
26
74
76
34
27
44
77
28
28
60
78
44
29
68
79
33
30
52
80
39
31
52
81
28
32
52
82
31
33
68
83
30
34
52
84
30
35
72
85
38
36
52
86
28
37
40
87
28
38
44
88
34
39
60
89
30
40
56
90
30
41
40
91
38
42
56
92
60
43
56
93
22
44
48
94
28
45
64
95
36
46
56
96
26
47
60
97
24
48
48
98
34
49
52
99
44
50
44
100
28
: 48,1
9) Modus
: 44
10) Median
: 49
: 192,49
: 22
Tabel 18
DISTRIBUSI FREKUENSI DATAPRESTASI
BELAJAR MATEMATIKA SISWA
Kelas Interval
Frekuensi
Absolut
Frekuensi
Relatif
Frekuensi
Persentatif
Frekuensi
Komulatif
22 - 29
0.09
9%
30 - 37
16
0.16
16%
25
38 - 45
21
0.21
21%
46
46 - 53
20
0.2
20%
66
54 - 61
18
0.18
18%
84
62 - 69
0.08
8%
92
70 - 77
0.07
7%
99
78 - 85
0.01
1%
100
Diagram 6
GRAFIK POLIGON DAN HISTOGRAM
DATA PRESTASI BELAJAR SISWA
20
18
16
14
Histogram
12
10
Poligon
Lampiran 7
Uji Normalitas
a. Persepsi Siswa pada Kinerja Profesional Guru
Hasil pengujian dengan menggunakan SPSS diperoleh :
Tabel 19
TABEL PENGUJIAN NORMALITAS DATA
100
Normal Parametersa,,b
Mean
66.1059
Std. Deviation
8.83855
Absolute
.072
Positive
.058
Negative
-.072
Kolmogorov-Smirnov Z
.724
.670
Tabel 20
100
Mean
82.7428
Std. Deviation
8.79948
Absolute
.062
Positive
.062
Negative
-.058
Kolmogorov-Smirnov Z
.618
.839
Tabel 21
100
Mean
Std. Deviation
48.0500
13.86178
Absolute
.075
Positive
.075
Negative
-.056
Kolmogorov-Smirnov Z
.749
.628
Lampiran 9
Uji Linieritas
d. Uji Lineritas hubungan Persepsi Siswa pada Kinerja Profesional Guru dengan
Minat Siswa pada Pelajaran Matematika
Tabel 22
TABEL UJI LINIERITAS
ANOVA Table
Sum of
Squares
Minat pada Pelajaran Matematika *
Kinerja Profesional Guru
Between
Groups
Within Groups
Total
df
Mean Square
(Combine
d)
7649.641
98
78.058
4.873
.348
Linearity
2972.022
2972.022
185.545
.047
Deviation
from
Linearity
4677.619
97
48.223
3.011
.434
16.018
16.018
7665.658
99
Sig.
Tabel 23
TABEL UJI LINIERITAS
ANOVA Table
Sum of
Squares
Between
Groups
(Combined)
Linearity
Deviation
from Linearity
Within Groups
Total
Mean
Square
df
Sig.
18950.750
98
193.375
2.686
.457
3739.586
3739.586
51.939
.088
15211.164
97
156.816
2.178
.500
72.000
72.000
19022.750
99
Sum of
Squares
Between
Groups
(Combined)
Lampiran 9
Mean Square
17641.083
92
Linearity
2774.779
Deviation
from
Linearity
14866.304
91
163.366
1381.667
197.381
19022.750
99
Within Groups
Total
df
191.751
Sig.
.971
.584
2774.779 14.058
.007
.828
.694
4. Pengujian Multikolinieritas
Dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Coefficients
Std. Error
Beta
-3.152
10.711
Kinerja Guru
.500
.171
Minat Siswa
.198
.136
Sig.
-.294
.769
.330
2.919
.004
.164
1.456
.148
Zero-order
Partial
Collinearity Statistics
Part
Tolerance
VIF
Kinerja Guru
.428
.284
.265
.646
1.547
Minat Siswa
.361
.146
.132
.646
1.547
Lampiran 10
h. Analisis Korelasi
Tabel 25
TABEL KOEFISIEN KORELASI
Correlations
Kinerja
Profesional
Guru
Kinerja Profesional
Guru
Minat Siswa
pada Pelajaran Hasil Belajar
Matematika
Matematika
.623**
.443**
.000
.000
100
100
100
.623**
.382**
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Minat Siswa pada
Pelajaran
Matematika
Hasil Belajar
Matematika
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
.000
100
100
100
.443**
.382**
Sig. (2-tailed)
.000
.000
100
100
Pearson
Correlation
Tabel 26
.000
100
Korelasi
Nilai
0,443
rX
rX
0,382
2
Y
rX
2
X
Lampiran 11
Analisis Jalur
Diagram 8
1
0,443(0,335)
0,623(0,623)
Y
0,382(0,173)
2
0,443(0,335)
0,623
0,623(0,623)
0,382(0,173)
2