Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Perencanaan kapasitas
6.1
Page 1
baik berupa sumberdaya yang menganggur atau pelanggan yang tidak puas. Sehingga,
sasaran perencanaan kapasitas adalah meminimalkan perbedaan ini.
6.2
Page 2
Page 3
Dua sistem pengukuran kinerja untuk mengukur tingkat kapasitas adalah utilisasi
dan efisiensi. Utilisasi adalah persentase dari kapasitas desain yang sesungguhnya telah
dicapai. Sedangkan efisiensi adalah persentase dari kapasitas efektif yang sesungguhnya
telah dicapai. Penggunaan fasilitas dan pengelolaannya akan menentukan tentang sulit
tidaknya mencapai efisiensi 100%. Melalui tingkat utilisasi dan efisiensi, akan diketahui
seberapa jauh perencanaan kapasitas berjalan dengan semestinya. Heizer dan Render
(1997) merumuskan utilisasi sebagai output actual dibagi dengan kapasitas desain, dan
efisiensi diperoleh dari rasio output aktual terhadap kapasitas efektif.
Menentukan kebutuhan kapasitas masa depan dapat menjadi prosedur rumit
yang sebagian besar didasarkan pada permintaan di masa mendatang. Jika permintaan
barang dan jasa dapat diramalkan dengan tingkat ketepatan yang cukup, maka
penentuan kebutuhan kapasitasnya dapat langsung dilakukan. Selain integrasi dan
investasi yang ketat, Heizer dan Render (1997) memaparkan empat pertimbangan
khusus bagi terciptanya keputusan kapasitas yang baik, yaitu:
1. Ramalkan permintaannya secara akurat. Sebuah peramalan yang akurat merupakan
hal yang paling pokok bagi keputusan kapasitas. Apapun produk barunya,
prospeknya, dan siklus hidup produk yang ada sekarang haruslah ditentukan.
Manajemen harus mengetahui produk yang sedang ditambahkan dan produk yang
sedang dihentikan produksinya, begitu juga dengan volume yang diperkirakan.
2. Memahami teknologi dan peningkatan kapasitas. Jumlah alternatif yang tersedia
mungkin cukup banyak, tetapi setelah volume ditentukan, keputusan teknologinya
dapat dipacu dengan analisis biaya, kebutuhan sumberdaya manusia, kualitas, dan
kehandalan. Kajian ulang biasanya dapat mengurangi jumlah alternatifnya menjadi
beberapa saja. Teknologi mungkin juga menentukan peningkatan kapasitasnya.
Manajer operasi bertanggung jawab akan teknologi dan peningkatan kapasitas yang
tepat.
3. Temukan tingkat operasi (volume) yang optimal. Teknologi dan peningkatan
kapasitas kerap menentukan ukuran optimal sebuah fasilitas.
4. Dibuat untuk perubahan. Dalam dunia bisnis yang dinamis, perubahan tidak dapat
diabaikan. Oleh karena itu, manajer operasi harus menciptakan fleksibilitas dalam
fasilitas dan peralatan.
6.4
Pengelolaan permintaan
Peramalan yang baik dan fasilitas yang dibangun terkadang masih tidak relevan
dengan permintaan aktual dan kapasitas yang ada, misalnya permintaan yang melebihi
kapasitas atau kapasitas yang melebihi permintaan. Apabila permintaan melebihi
kapasitas, solusi yang bisa dilakukan perusahaan adalah membatasi permintaan dengan
Page 4
cara menaikkan harga, membuat penjadwalan dengan lead time yang panjang,
subkontrak, atau mengurangi bisnis dengan keuntungan marginal. Solusi seperti ini
terkadang tidak cukup dalam mengakomodasi trend permintaan yang terus meningkat
melebihi kapasitas perusahaan. Sehingga, solusi jangka panjang yang umumnya
dilakukan adalah dengan meningkatkan kapasitas. Berbeda dengan hal tersebut, ketika
perusahaan mengalami kapasitas yang melebihi permintaan, maka perusahaan mungkin
perlu merangsang permintaan melalui pengurangan harga atau pemasaran yang agresif,
atau mungkin menyesuaikan diri terhadap pasar melalui perubahan produk.Saat
permintaan pelanggan yang menurun digabungkan dengan proses yang kuno dan tidak
fleksibel, pemutusan hubungan kerja dan penutupan pabrik mungkin harus dilakukan
untuk menyesuaikan kapasitas dengan permintaan. Selain dua kecenderungan tersebut
terdapat hal lain dalam pengelolaan permintaan, dimana perusahaan perlu
mempertimbangkan adanya permintaan musiman. Pemintaan musiman atau siklus
permintaan merupakan tantangan lain pada perencanaan kapasitas. Strategi yang bisa
dilakukan adalah menawarkan produk dengan permintaan yang saling melengkapi,
misalnya memberikan produk yang nilai permintaannya tinggi dan satu produk dengan
nilai permintaan yang rendah.
Pengelolaan permintaan merupakan suatu upaya untuk membuat permintaan
lebih mudah dipenuhi oleh perusahaan. Secara lebih spesifik pengelolaan permintaan
dapat diartikan sebagai upaya aktif untuk meyakinkan bahwa profil permintaan
pelanggan memiliki pola yang halus sehingga mudah dan efisien untuk dipenuhi. Dengan
kata lain, jika peramalan hanya melihat permintaan sebagai input, pengelolaan
permintaan melihat bahwa input tersebut memiliki pola tersendiri yang dapat dipelajari
terlebih dahulu sebelum masuk ke proses peramalan, perencanaan produksi, pengadaan
bahan baku, produksi, ataupun pengiriman ke pelanggan.
6.5
Page 5
jangka waktu pendek. Dalam perencapaan kapasitas jangka pendek yang umumnya
kurang dari 3 bulan, perhatian utama terletak pada penggunaan kapasitas yang ada,
seperti penjadwalan tugas dan karyawan, atau pengalokasian mesin yang tersedia.
Secara lebih rinci, berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan perusahaan
dalam menghadapi kondisi perencanaan kapasitas jangka pendek, yaitu:
1) Meningkatkan jumlah sumber daya, seperti: penggunaan kerja lembur,
penambahan regu kerja, memberikan kesempatan kerja secara part-time, subkontrak dan kontrak kerja.
2) Memperbaiki penggunaan sumber daya, seperti: mengatur regu kerja dan
menetapkan skedul.
3) Memodifikasi produk, seperti: menentukan standar produk dan melakukan
pengawasan kualitas.
4) Memperbaiki permintaan, seperti: melakukan perubahan harga dan melakukan
perubahan promosi.
5) Tidak memenuhi permintaan.
b. Perencanaan Kapasitas Jangka Menengah
Perencanaan kapasitas jangka menengah merupakan perencanaan dengan
tenggat waktu 3 hinggai 8 bulan. Berbeda dengan perencanaan kapasitas jangka
pendek yang hanya berfokus pada penggunaan kapasitas yang ada, pada jangka
menengah perusahaan melakukan dua pendekatan, yaitu mengoptimalkan kapasitas
yang ada dan mencoba perlahan mengubah kapasitas yang ada. Dalam
menggunakan kapasitas, perusahaan dapat melakukan penambahan karyawan atau
pembuatan persediaan. Sedangkan pendekatan mengubah kapasitas dilakukan
dengan subkontrak, menambah peralatan, atau menambah shift.
c. Perencanaan Kapasitas Jangka Panjang
Perencanaan kapasitas jangka panjang (lebih dari 1 tahun) merupakan strategi
operasi untuk menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi dan sudah
diperkirakan sebelumnya akan terjadi. Pendekatan yang dilakukan dalam jenis
perencanaan kapasitas ini adalah fokus pada mengubah kapasitas, seperti dengan
menambah fasilitas atau menambah peralatan dengan lead time panjang.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan kapasitas jangka panjang
adalah pola permintaan jangka panjang dan siklus kehidupan produk yang
dihasilkan. Strategi yang dapat dilakukian oleh sebuah perusahaan untuk
merencanakan perencanaan kapasitas jangka panjang adalah sebagai berikut :
Strategi melihat dan menunggu, dimana kapasitas produksi akan dinaikkan
apabila perusahaan yakin permintaan konsumen sudah naik.
Modul 6 Perencanaan Kapasitas - Manajemen Produksi dan Operasi
Page 6
6.6
Page 7
atau
Bila profit adalah maka volume yang diperlukan untuk menghasilkan keuntungan
tertentu sebagai berikut:
atau
Bila unsur pajak terhadap keuntungan (t) dimasukkan dalam analisis maka rumus
berubah menjadi:
(
atau
)(
Keterangan:
BEP ( rp ) = titik break even point dalam rupiah
BEP ( x ) = titik break even point dalam satuan unit
X = jumlah unit yang dijual
F = total biaya tetap
V = biaya variable per unit
P = harga jual netto per unit
TR = total pendapatan
TC = total biaya
= laba atau keuntungan
t = pajak keuntungan
Page 8
)
,(
Keterangan:
F = biaya tetap/periode
Vi = biaya variable per unit
Pi = harga jual per unit
Wi = % penjualan produk i terhadap total rupiah penjualan
,(
-= kontribusi tertimbang
Page 9
6.7
Studi Kasus
6.7.1 Gambaran Umum Hotel Duta Berlian
Hotel Duta Berlian yang berada di Jln. Dramaga Bogor km.08, Jawa Barat.,
merupakan tempat persinggahan yang cukup strategis bagi para pendatang Bogor.
Umumnya, hotel ini disinggahi oleh kalangan keluarga, mahasiswa, pasangan muda, dst,
dengan berbagai kepentingan. Hotel yang berlokasi berdekatan dengan kampus IPB
darmaga, Bogor, ini, memiliki nilai tambah bagi para pengunjung karena letaknya di
jalan utuma akases kampus yang gampang diketahui masyarakat umum. Adanya fasilitas
pendukung seperti meeting room, kolang renang umum, ballroom, dan ruangan kamar
yang menarik, semakin menambah aksen pendukung dari hotel ini. Selain itu, pelayanan
yang hangat dan ramah juga menjadi prioritas untuk hotel duta berlian dalam
memberikan pelayanan primanya.
Page 10
yang ada yaitu 3,8 ha, hanya 1,8 ha yang telah dibuat kamar, fasilitas ballroom,
meetingroom, serta restaurant, dan sisa lahan 2 ha akan di perluas dengan menambah
fasilitas taman bermain di area belakang yang telah dilengkapi kolam renang.
Perencanaan jangka menengah (3 hingga 18 bulan) dapat meliputi penambahan sub
kontrak, menambah peralatan, dan menambah shift kerja. Hotel duta berlian tidak
menunjukkan adanya perencanaan jangka menengah dalam beberapa kurun waktu ini,
karena dari awal berdiri hingga ssat ini ditunjukkan dengan jumlah karyawan yang tetap
jumlahnya yaitu 30 orang sebagai karyawan dan 6 orang lagi sebagai staff administrasi.
Perencanaan jangka pendek (biasanya 3 bulan), focus utamanya terletak pada
penjadwalan tugas karyawan atau pengalokasian tempat. Hotel Duta Berlian ini
menerapkan system pemesanan kamar lebih awal menjelang musim wisuda pada bulan
Juni 2012 ini. Via pemesanan ditentukan yaitu 1 bulan sebelum akan bermalam di hotel
tersebut. Hal ini direncanakan karena manajer hotel berusaha untuk mengantisipasi
ketidakteraturan dalam menentukan kamar yang akan dipakai saat terjadi peningkatan
permintaan yang signifikan.
Perencanaan kapasitas yang baik ditentukan atas dasar beberapa pertimbangan
di antaranya pertama, ramalkan permintaannya secara akurat, kedua memahami
teknologi dan peningkatan kapasitas, ketiga menemukan tingkat operasi (tingkat volume
yang optimal), dan terakhir dibuat untuk perubahan. Dasar pertimbangan yang
digunakan oleh manajemen Hotel Duta Berlian dengan cara meramalkan permintaannya
secara akurat. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah kamar yang tersedia di hotel tersebut,
yang terdiri dari empat tipe kamar yaitu tipe standard, superior, suiteroom, dan family
room. Tipe standard berjumlah 68 kamar, tipe superior 12 kamar, tipe suite room 8
kamar, dan tipe family 2 kamar. Penentuan jumlah kamar tersebut dipertimbangkan
berdasarkan lokasi yang strategis. Lokasi pembangunan hotel ini dikarenakan oleh
kedekatan dengan kampus IPB yang memiliki cashflow yang cukup lancar, dengan
rutinitas kampus yang mengadakan wisuda dengan periode 4 kali dalam 1 tahun yang
menjadi potensi pasar menjanjikan untuk operasional hotel. Di luar kondisi tersebut,
pelanggan yang biasa bermalam di hotel hanya mencapai 50 kamar per hari yang terisi.
Kapasitas merupakan hasil produksi atau volume pemrosesan, atau jumlah unit
yang dapat ditangani, diterima, disimpan atau diproduksi oleh sebuah fasilitas pada
suatu periode waktu tertentu. Kapasitas terdiri dari 2 jenis, yaitu kapasitas desain dan
kapasitas efektif. Kapasitas desain merupakan output maksimum system secara teoritis
dalam suatu periode waktu tertentu dalam kondisi ideal. Kapasitas desain yang
dirancang oleh pihak manajemen hotel Duta Berlian diukur dari banyaknya tempat tidur,
ukuran ruangan, jumlah kamar untuk masing-masing tipe kamar yang diharapkan akan
terisi. Kapasitas efektif merupakan kapasitas yang diperkirakan dapat dicapai oleh
Modul 6 Perencanaan Kapasitas - Manajemen Produksi dan Operasi
Page 11
sebuah perusahan dengan keterbatasan operasi yang ada. Kapasitas efektif biasanya
lebih rendah dari kapasitas desain, karena fasilitas yang ada mungkin terjadi untuk versi
permintaan yang berbeda daripada yang sekarang sedang diproduksi. Kapasitas efektif
ditunjukkan dengan permintaan per hari rata-rata 50 kamar dengan 40 kamar standard,
8 kamar superior, dan 2 kamar suiteroom.
Hotel Duta Berlian tidak pernah mengalami kosong, paling sedikit hanya 5 hingga
15 kamar yang terisi pada saat bulan puasa. Sebaliknya, ketika terjadi peningkatan
permintaan yang signifikan dan keadaan penuh maka pihak manajemen akan menaikkan
harga per unit kamar untuk masing-masing tipe kamar yang tersedia. Peningkatan harga
per malam dapat mencapai Rp50.000 hinga Rp100.000 per kamar, pihak manajemen
tidak memberikan rekomendasi tempat alternatif untuk bermalam melainkan hanya
memberikan sambutan berupa welcome drink.
Produk
Sta nda r
Superi or
Sui te Room
Fa mi l y
Kol a m Rena ng
Tota l
BEP$ =
*(
BEPRp =
250000
350000
500000
800000
20000
Ha rga
Va ri a bel
(V)
80000
143000
183000
326000
10000
vol ume
per
bul a n
1200
240
60
30
1500
V/P
0,320
0,409
0,366
0,408
0,500
1-V/P
0,680
0,591
0,634
0,593
0,500
penjua l a n
% penjua l a nBobot
bul a na n
300000000
84000000
30000000
24000000
30000000
468000000
0,641
0,179
0,064
0,051
0,064
1,000
0,436
0,106
0,041
0,030
0,032
0,645
BEPitem =
Page 12
250000000
Rupiah
200000000
150000000
100000000
50000000
0
TC
100
200
300
400
500
600
Gambar 6-4. Grafik titik impas pada kamar standard hotel Duta Berlian
Berdasarkan grafik titik impas yang ditunjukkan dari salah satu fasilitas
kamar dari hotel Duta Berlian yaitu kamar standart akan berada pada keadaan impas
(tidak untung dan tidak rugi) apabila mendapatkan pemasukan sebesar Rp
149.095.607,2 per bulan dengan volume untuk operasional kamar standart minimal 383
kamar dengan kombinasi 3 fasilitas lainnya dalam tiap bulannya. Begitu juga dengan
hasil perhitungan BEP item dari produk atau fasilitas lainnya seperti kamar superior,
suite room, family room, dan kolam renang. Untuk kamar superior minimal harus
beroperasi setiap bulannya sebanyak 77 kamar, suite room 20 kamar per bulannya,
Modul 6 Perencanaan Kapasitas - Manajemen Produksi dan Operasi
Page 13
family room 10 kamar tiap bulannya, dan kolam renang sebanyak 478 orang untuk
mencapai titik impas, keadaan tidak untung dan tidak rugi. Keadaan ini akan tercapai
jika beroperasi dengan optimal untuk masing-masing fasilitas untuk mencapai BEPRp
sebesar Rp 149.095.607,2.
6.8
Daftar Pustaka
Gaspersz, Vincent. 1998. Production Planning and inventory Control. PT Gramedia Pustaka
Utama: Jakarta.
Heizer, J. dan B. Render. 1997. Operations Management. Prentice Hall, New Jersey
Krajewski, L. J and Ritzman, L.P. 1999. Operation Management, Strategy and Analysis. Addison
Wesley Publishing Company, Inc., Massachustts.
Maarif, M. syamsul & Hendri Tanjung. 2006. Manajemen Operasi. PT Grasindo : Jakarta.
Mark D. Hanna & W. Rocky Newman, 2001, Integrated Operations Managements Adding Value
for Custumers 1st ed. Prentice Hall, Inc., New Jersey.
Mark M. Davis & Janelle Heineke, 2005, Operations Management : Integrating Manufacturing
and Services 5th edition. The McGraw-Hill Companies, Inc., New York.
Suharyadi, dkk. 2007. Kewirausahaan: Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda. Salemba
Empat: Jakarta.
Page 14