PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
PT Agincourt Resources merupakan perusahaan tambang emas yang beroperasi di
daerah Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara.
Perusahaan ini bergerak dalam kegiatan penambangan emas. Dalam Aktivitas
penambangan di PT. Agincourt Resources dimulai dari mencakup aktivitas
pengupasan
overburden,
pemboran
peledakan,
pemuatan,
pengangkutan,
Pengambilan data.
Data yang diambil berupa data primer dan data sekunder. Data primer berupa
Berden (B), Spacing (S), Stemming (T), Subdrilling (J), Tinggi jenjang (L),
Kedalaman lubang tembak (H), Kolom isian (PC), Diameter bit (De), Waktu
pemboran, dan data sekunder merupakan data pendukung yang di peroleh dari
arsip perusahaan seperti peta lokasi, serta literatur yang berhubungan dengan
perhitungan fragmentasi.
Pengolahan data.
Data yang diolah dalam penelitian ini adalah data primer dengan
menggunakan metode lapangan dan metode R.L. Ash.
Pembahasan
Setelah dilakukan perhitunga data eksiting hasil yang di harapkan kurang baik,
sehingga dilakukan lagi dengan perhitungan dengan metode R.L.Ash. maka
fragmentasi hasil ledakan sempurna.
Untuk lebih jelasnya, tahap-tahap penelitian dapat dilihat pada gambar 1.1
diagram alir penelitian, sebagai berikut:
Studi Literatur
Mulai
Kegiatan Pemboran
dan peledakan
Wawancara
-
Observasi
Geometri Peledakan
Powder Factor
Tinggi jenjang
Diameter mata bor
Waktu pemboran
Persentase
fagmentasi
batuan yang
diinginkan
Tidak sesuai
Sesuai
Selasai
Gambar 1.1. Diagram Alir Penelitian
Agustus 2013
II
III
IV
September 2013
II
III
IV
2. DASAR TEORI
2.1. Pemboran
Pemilihan alat bor untuk suatu pekerjaan biasanya didasarkan pada ukuran
pekerjaan peledakan dan produksi yang diperlukan untuk setiap tahapan
operasi. Kriteria yang dipakai untuk memilih alat bor pada pekerjaan yang
berukuran kecil akan berbeda dengan pekerjaan yang berukuran besar.
Kecepatan menembus netto suatu alat bor tergantung pada sifat-sifat teknis
dan struktur dari batuan (rock drillability) dan ciri-ciri teknis dan operasional
alat bor. Rock drillability dinyatakan dengan Drilling Rate Index (DRI), yaitu
ukuran relatif drillability dari bermacam-macam batuan. Disamping itu,
kapasitas pemboran tergantung juga pada keterampilan operatornya.
Pola Pemboran
Pola pemboran merupakan suatu pola pada kegiatan pemboran dengan
menempatkan lubang lubang tembak secara sistematis. Berdasarkan
letak letak lubang bor maka pola pemboran pada umumnya dibedakan
menjadi dua macam, yaitu :
bahwa
hasil
produktivitas
dan
peledakan
dengan
Pola pemboran
sejajar (paralel).
B
Free Face
S = Spasi
B = Burden
Pola pemboran
selang-seling
(staggered).
B
Free Face
S = Spasi
B = Burden
Ada beberapa cara untuk menghitung kecepatan pemboran dengan rumus sebagai
berikut:
Kecepatan Pemboran
- Cycle Time
Ct = Pt + Bt + St + Ft + Dt
Dimana :
Ct = Cycle time
Pt = Waktu untuk mengambil posisi (positioning time)
Bt = Waktu untuk membor (boring time)
7
Dimana :
A = luas daerah yang akan diledakkan
L = tinggi jenjang
Vt
= kecepatan pemboran
urutan
waktu
peledakan,
maka
pola
peledakan
10
BOX CUT
2
1
Bidang Bebas
2
4
Keterangan :
1, 2, = Nomor urutan peledakan
= Arah runtuhan batuan
Bidang Bebas
5
4
6
ECHELON CUT
1
3
5
Keterangan :
1, 2, = Nomor urutan peledakan
= Arah runtuhan batuan
Setiap lubang tembak yang akan diledakkan harus memiliki ruang yang cukup
kearah bidang bebas terdekat agar energi terkonsentrasi secara maksimal sehingga
lubang tembak akan terdesak, mengembang, dan pecah.
Secara teoritis, dengan adanya tiga bidang bebas (free face) maka kuat tarik
batuan akan berkurang sehingga meningkatkan energi ledakan untuk pemecahan
11
batuan dengan syarat lokasi dua bidang bebasnya memiliki jarak yang sama
terhadap lubang tembak.
2.3.
Geometri peledakan
terdekat, dan
= Burden
AF1 = {
Epst
dest
}1/3
AF2 = {
de
Dimana :
Ep
Kh = 1,5 - 4,0
Kj = 0,2 - 0,4
- Stemming Ratio
T = Kt x B
Kt = 0,7 - 1,0
- Spacing Ratio
S = Ks x B
Ks = 1,1 - 1,8
13
keterangan :
S
= spasi, meter.
= burden, meter.
Ks
= spacing ratio
= stemming, meter
Kt
0,05 Dh
keterangan :
Sz = ukuran material stemming optimum
Dh = diameter lubang tembak
= subdrilling, meter
Kj
15
Kh
= stemming, meter
16
PC
H
J
P
Keterangan :
B = Burden
S = Spasi
T = Stemming
PC = Colom isian Bahan peledak
J = Sub Drilling
H = Kedalaman Lubang tembak
L = Tinggi Jenjang
P = Panjang pola pemboran
Gambar 2.3 Geometri Peledakan Menurut R.L.Ash
17
batuan
yang
memerlukan
pemecahan
ulang
Metode photography
Metode photogrametry
Analisa ayakan
18
19
PENDAHULUAN ....................................................................................
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.
1.7.
1.8.
II.
III.
IV.
20
PEMBAHASAN.......................................................................................
5.1.
5.2.
5.3.
5.4.
5.5.
VI
Kesimpulan .....................................................................................
Saran ...............................................................................................
21