Anda di halaman 1dari 10

Ileus obstruktif et causa Hernia inguinal Sinistra

Fergie Merrywen Tamu Rambu


102011227
FakultasKedokteranUniversitas Kristen KridaWacana
JalanArjuna Utara No. 6 Jakarta Barat
email :rambu.fergie@gmail.com

Pendahuluan
Pengaruh globalisasi di segala bidang, perkembangan teknologi, dan industri telah
banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi
lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makan, berkurangnya aktivitas fisik, dan
meningkatnya pencemaran atau polusi lingkungan.Perubahan tersebut sangat memberi pengaruh
pada penyakit saluran pencernaan.
World Health Organization (WHO) tahun 1998, memperkirakan penyakit pada saluran
pencernaan akan tergolong 10 besar penyakit penyebab kematian di dunia pada tahun 2020
mendatang. Pada makalah ini akan dibahas tentang kasus seorang bapak berumur 45 tahun
datang ke UGD RS dengan keluhan nyeri perut hebat yang hilang timbul di sertai mual muntah
sejak 12 jam yang lalu. Selain itu ia juga mengeluh adanya benjolan pada lipat pahanya yang
bersifat hilang timbul. Untuk itu, kita akan membahas lebih jelas tentang penyakit apa yang di
derita bapak tersebut.1

Anamnesis
Anamnesis terdiri dari dua bagian ada auto anamnesis dan alloanamnesis. Autoanamnesis di
mana dokter menanyakan langsung pada pasiennya, sedangkan Alloanamnesis dokter tersebut
mengajukan beberapa pertanyaan kepada orang terdekat pasien. Contohnya jika pasien masih
anak-anak mungkin akan di lakukan alloanamnesis pada ibunya. Anamnesis sangatlah penting.
Di mana selaku seorang dokter kita perlu mengajukan pertanyaan-pertanyaan ketika pasien kita
datang dengan berbagai keluhan.
Daftar pertanyaan dalam anamnesis, antara lain :2
1. Identitas pasien seperti Usia, jenis kelamin, suku bangsa, dan pekerjaan
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit sekarang

Onset

(mendadak/bertahap),

perjalanan

penyakit

(terus

menerus/intermiten;

membaik/memburuk/tetap), dan respon terhadap terapi. Apakah sudah mengkonsumsi


obat atau belum.
4. Riwayat penyakit dahulu
Dalam hal medis, bedah, obstetriginekologi, trauma (patah tulang atau cedera khusus
lainnya), dan psikiatri.
5. Riwayat keluarga
Tentukan usia, kesehatan, atau penyebab kematian orang tua, saudara kandung dan anak
(Adakah anggota keluarga yang memiliki penyakit serupa). Riwayat keluarga bisa
berhubungan dengan diagnosis, dan sering membantu dalam memahami mengapa gejala
tertentu berkaitan secara signifikan dengan emosi pasien.
6. Riwayat sosial
Termasuk: riwayat pekerjaan (apa pekerjaan Anda sekarang? Apa pekerjaan sebelumnya?
Pekerjaan apa yang paling lama Anda lakukan?).
7. Riwayat pribadi
Bagaimana kebiasaan sehari-harinya, riwayat pelayanan seperti perawat pribadi, riwayat
bepergian, dan lain-lain.
Pada anamnesis ileus obstruktif usus halus biasanya sering dapat ditemukan
penyebabnya, misalnya berupa adhesi dalam perut karena pernah dioperasi sebelumnya atau
terdapat hernia. Pada ileus obstruksi usus halus kolik dirasakan di sekitar umbilkus, sedangkan
pada ileus obstruksi usus besar kolik dirasakan di sekita rsuprapubik. Muntah pada ileus
obstruksi usus halus berwarna kehijau dan pada ileus obstruktif usus besar onset muntah lama.2

Pemeriksaan Fisik
Dalam pemeriksaan fisik perlu diketahui tanda-tanda vital pasien serta gambaran utama
pemeriksaan fisik mencangkup inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi.
Inspeksi
Dapat ditemukan tanda-tanda generalisata dehidrasi, yang mencakup kehilangan turgor kulit
maupun mulut dan lidah kering. Pada abdomen harus dilihat adanya distensi, parut abdomen,
hernia dan massa abdomen. Terkadang dapat dilihat gerakan peristaltik usus yang bisa bekorelasi
dengan mulainya nyeri kolik yang disertai mual dan muntah. Penderita tampak gelisah dan
menggeliat sewaktu serangan kolik.
Palpasi

Pada palpasi bertujuan mencari adanya tanda iritasi peritoneum apapun atau nyeri tekan, yang
mencakup defance musculair involunter atau rebound dan pembengkakan atau massa yang
abnormal.
Auskultasi
Pada ileus obstruktif pada auskultasi terdengar kehadiran episodic gemerincing logam
bernada tinggi dan gelora (rush) diantara masa tenang. Tetapi setelah beberapa hari dalam
perjalanan penyakit dan usus di atas telah berdilatasi, maka aktivitas peristaltik (sehingga juga
bising usus) bisa tidak ada atau menurun parah. Tidak adanya nyeri usus bisa juga ditemukan
dalam ileus paralitikus atau ileus obstruksi strangulate.3
Pemeriksaan fisik: diperoleh pasien tampak kesakitan, tekanan darah 130/80 mmHg
(Prehipertensi) normalnya <120/<80 mmHg, nadi 92x/menit (Normal: 60-100x/menit), frekuensi
nafas 24x/menit (Cepat) normalnya 14-20x/menit, suhu 36,5oC (Hipotermi) normalnya: 36,637,2oC. Pada pemeriksaan fisik abdomen, tampak distensi abdomen, nyeri tekan positif, dan
bising usus (+) meningkat. Tampak massa pada regio inguinal sinistra dengan ukuran 2x2,
konsistensi kenyal, tidak melekat pada jaringan sekitar.

Pemeriksaan penunjang
Tidak ada pemeriksaan laboratorium untuk menunjang dignostik obstruksi atau
membedakan antara obstruksi sederhana dengan obstruksi disertai infark usus. Obstruksi letak
tinggi pada saluran cerna sering disertai dengan asidosis metabolik hipokloremik. Leukositosis
berat dengan atau tanpa trombositopeni, asidosis metabolik, dan kematokhezia mengesankan
infark usus. Pemeriksaan serum amilase dan lipase harus dilakukan untuk menyingkirkan
pankreatitis. Obstruksi usus hampir selalu didasarkan pada anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Foto dipakai untuk memastikan diagnosis dan lokasi daerah obstruksi. Foto rongen polos
terlentang dan tegak merupakan pemeriksaan awal.4
Tidak adanya gas pada usus besar, jika terdapat gas, ini mengindikasikan adanya
obstruksi yang baru atau tidak komplet. Lokasi obstruksi dapat diperkirakan. Jika hanya
ditemukan beberapa lingkar usus yang mengalami distensi, maka obstruksi sepertinya berada di
jejunum bagian atas, namun jika lingkar usus halus yang terlihat cukup banyak, ini
mengindikasikan bahwa obstruksi berada di ileum; semakin banya jumlah lingkar usus yang
mengalami distensi, semakin distal lokasi obstruksi. Barium hanya digunakan jika obstruksi
bukan berasal dari kolon, barium dapat menyebabkan obstruksi usus besar inkomplet menjadi

komplet. Barium enema selalu "aman" digunakan pada setiap kecurigaan obstruksi. Ada
gambaran air fluid level dengan pola step leader (bertingkat).dinilai pada foto LLD. Jika masi
terlihat distribusi udara dalm rektum disebut sebagai ileus obstuktif parsial. Dan jika tidak
tampak udara sampai ke rektum berarti ileus obstruktif total.5
Tes darah: hitung darah lengkap/LED dan pemeriksaan biokimia darah selalu dilakukan untuk
menentukan kalium dan fungsi ginjal setelah muntah/obstruksi. Hb, PCV: meningkat akibat
dehidrasi. Leukosit: normal atau sedikit meningkat. Ureum + elektrolit: ureum meningkat, Na +
dan Cl- rendah.2
Endoskopi: jika ada dugaan obstruksi lambung.

Work Diagnosis
Ileus obstruktif et Causa Hernia Inguinalis Sinistra
Ileus obstruktif adalah kerusakan atau hilangnya pasase isi usus yang disebabkan oleh
sumbatan mekanik. Rintangan pada jalan isi usus akan menyebabkan isi usus terhalang dan
tertimbun di bagian proksimal dari sumbatan, sehingga pada daerah proksimal tersebut akan
terjadi distensi atau dilatasi usus. Obstruksi usus juga disebut obstruksi mekanik misalnya oleh
strangulasi, invaginasi, atau sumbatan di dalam lumen usus. Pada obstruksi harus dibedakan lagi
obstruksi sederhana dari obstruksi strangulasi. Obstruksi sederhana ialah obstruksi yang tidak
disertai terjepitnya pembuluh darah. Pada strangulasi ada pembuluh darah yang terjepit sehingga
terjadi iskemia yang akan berakhir dengan nekrosis atau gangren yang ditandai dengan gejala
umum berat, yang disebabkan oleh toksin dari jaringan gangren. Jadi strangulasi memperlihatkan
kombinasi gejala obstruksi dengan gejala sistemik akibat adanya toksin dan sepsis. Obstruksi
usus yang disebabkan oleh hernia, invaginasi, adhesi, dan volvulus mungkin sekali disertai
strangulasi. Sedangkan obstruksi oleh tumor atau obstruksi oleh cacing askaris adalah obstruksi
sederhana yang jarang menyebabkan strangulasi.3
Seperti telah di bahas di atas bahwa salah satu penyebab ileus obstruktif adalah Hernia.
Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari
dinding rongga bersangkutan. Pada kasus yang kita bahas kali ini pasien tersebut mengeluh
tentang adanya benjolan pada lipat paha yang bersifat hilang timbul sejak 1 tahun yang lalu. Pada
pemeriksaan fisik juga di temukan masa pada region inguinalis sinistra dengan ukuran 2 x 2 cm,
konsistensi kenyal, tidak melekat pada jaringan sekitar. Dari gejala ini kita dapat mengatakan
bahwa terjadi hernia inguinal pada pasuen tersebut. Ada bermacam-macam hernia, tetapi karena

letaknya pada lipat paha maka lebih di fokuskan pada hernia inguinal. Hernia dapat terjadi
karena ileus, bagitupun sebaliknya ileus dapat terjadi karena hernia, teruatama hernia incarserata.
Hernia pada lipat paha atau hernia inguinal ini di klasifikasikan menjadi 3 bagian :
1) Hernia inguinalis indirect
Melalui annulus inguinalis abdominalis mengikuti jalannya funiculus spermatika dan
keluar dari annulus inguinalis subcutaneous. Penyebab hernia ini bisa karena congenital
ataupun karena tekanan intraabdominal yang tinggi. Pasien dengan hernia inguinalis
indirect di diagnosa apabila terdapat benjolan yang di lihat mengikuti canalis inguinalis,
pasien tersebut harus di periksa dalam posisi tidur dan berdiri.
2) Hernia inguinalis directa
Melalui dinding belakang inguinalis. Penyebabnya itu karena kelemahan dinding
belakang inguinalis dan tekanan intra abdominal yang meninggi.
3) Hernia femoralis
Melalui annulus femoralis, canalis inguinalis dan keluar subcutan di fossa avails.
Penyebanya inklinasi pelvis wanita, dan tekanan intra abdominal yang tinggi.Biasanya
incarcerata (tidak bisa kembali).3

Gejala klinis
Gejala utama dari ileus obstruksi antara lain nyeri kolik abdomen, mual, muntah,perut
distensi dan tidak bisa buang air besar (obstipasi). Mual muntah umumnya terjadi pada obstruksi
letak tinggi. Bila lokasi obstruksi di bagian distal maka gejala yang dominant adalah nyeri
abdomen. Distensi abdomen terjadi bilaobstruksi terus berlanjut dan bagian proksimal usus
menjadi sangat dilatasi. 4
Obstruksi pada usus halus menimbulkan gejala seperti nyeri perut sekitar umbilikus atau
bagian epigastrium. Pasien dengan obstruksi partial bisa mengalami diare. Kadang kadang
dilatasi dari usus dapat diraba. Obstruksipada kolon biasanya mempunyai gejala klinis yang lebih
ringan dibandingobstruksi pada usus halus. Umumnya gejala berupa konstipasi yang berakhir
pada obstipasi dan distensi abdomen. Muntah jarang terjadi.
Pada obstruksi bagian proksimal usus halus biasanya muncul gejala muntah.Nyeri perut
bervariasi dan bersifat intermittent atau kolik dengan pola naikturun. Jika obstruksi terletak di
bagian tengah atau letak tinggi dari usus halus(jejenum dan ileum bagian proksimal) maka nyeri
bersifat konstan/menetap.Pada tahap awal, tanda vital normal. Seiring dengan kehilangan cairan

danelektrolit, maka akan terjadi dehidrasi dengan manifestasi klinis takikardi danhipotensi
postural. Suhu tubuh biasanya normal tetapi kadang kadang dapat meningkat.4
Dari pemeriksaan fisik didapatkan adanya demam, takikardi, hipotensi dan gejala
dehidrasi yang berat. Demam menunjukkan adanya obstruksi strangulate.Pada pemeriksaan
abdomen didapatkan abdomen tampak distensi dan peristaltic meningkat (bunyi Borborigmi). Pada
tahap lanjut dimana obstruksi terus berlanjut, peristaltic akan melemah dan hilang. Adanya feces
bercampur darah pada pemeriksaan rectal toucher dapat dicurigai adanya keganasan dan
intusepsi. 4

Etiologi
Ileus obstruktif dapat disebabkan oleh
1. Adhesi (perlekatan usus halus) merupakan penyebab tersering ileus obstruktif, sekitar 50-70%
dari semua kasus. Adhesi bisa disebabkan oleh riwayat operasiintraabdominal sebelumnya atau
proses inflamasi intraabdominal. Obstruksi yang disebabkan oleh adhesi berkembang sekitar 5%
dari pasien yang mengalami operasi abdomen dalam hidupnya. Perlengketan kongenital
jugadapat menimbulkan ileus obstruktif di dalam masa anak-anak.
2. Hernia inkarserata eksternal (inguinal, femoral, umbilikal, insisional, atau parastomal)
merupakan yang terbanyak kedua sebagai penyebab ileus obstruktif, dan merupakan penyebab
tersering pada pasien yang tidak mempunyai riwayat operasi abdomen. Hernia interna
(paraduodenal, kecacatan mesentericus, dan hernia foramen Winslow) juga bisa menyebabkan
hernia.
3. Neoplasma. Tumor primer usus halus dapat menyebabkan obstruksi intralumen, sedangkan tumor
metastase atau tumor intraabdominal dapat menyebabkan obstruksi melalui kompresi eksternal.
4. Intususepsi usus halus menimbulkan obstruksi dan iskhemia terhadap bagian usus yang
mengalami intususepsi. Tumor, polip, atau pembesaran limphanodus mesentericus dapat sebagai
petunjuk awal adanya intususepsi.
5. Penyakit Crohn dapat menyebabkan obstruksi sekunder sampai inflamasi akut selama masa
infeksi atau karena striktur yang kronik.
6. Volvulus sering disebabkan oleh adhesi atau kelainan kongenital, seperti malrotasi usus. Volvulus
lebih sering sebagai penyebab obstruksi usus besar.
7. Batu empedu yang masuk ke ileus. Inflamasi yang berat dari kantong empedu menyebabkan
fistul dari saluran empedu ke duodenum atau usus halus yang menyebabkan batu empedu masuk
ke traktus gastrointestinal. Batu empedu yang besar dapat terjepit di usus halus, umumnya pada
bagian ileum terminal atau katup ileocaecal yang menyebabkan obstruksi.
8. Striktur yang sekunder yang berhubungan dengan iskhemia, inflamasi, terapi radiasi, atau trauma
operasi.

9.
10.
11.
12.

Penekanan eksternal oleh tumor, abses, hematoma, intususepsi, atau penumpukan cairan.
Benda asing, seperti bezoar.
Divertikulum Meckel yang bisa menyebabkan volvulus, intususepsi, atau hernia Littre.
Fibrosis kistik dapat menyebabkan obstruksi parsial kronik pada ileum distalis dan kolon kanan
sebagai akibat adanya benda seperti mekonium. 3

Patofisiologi
Obstruksi ileus meruapakan penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi karena adanya
daya mekanik yang bekerja atau mempengaruhi dinding usus yang nantinya menyebabkan
penyempitan atau penyumbatan lumen usus. Akibatnya tersumbat, dan dalamnya terdapat gas
dan cairan, khususnya di daerah proximal, hal itu akan menyebabkan rangsangan terjadinya
hiperseksresi kelenjar pencernaanyang membuat cairan dan gas tersebut akan meningkat.6
Gejala utama dari ikeus obstruktif ialah mual muntah, umumnya pada obstruksi letak
tinggi. Obstruksi pada usus halus menimbulkan gejala seperti nyeri perut sekitar umbilicus/
bagian epigastrium. Sedangkan obstruksi pada kolon biasanya mempunyai gejala klinis yang
lebih ringan di banding obstruksi pada usus halus. Umumnya gejala berupa konstipasi yang
berakhir pada obstipasi dan distensi abdomen. Muntah jarang terjadi. Pada tahap awal, tanda
vital normal. Seiring dengan kelilangan cairan dan elektrolit, maka akan terjadi dehidrasi. Pada
tahap lanjut di mana obstruksi terus berlanjut, peristaltic akan melemah dan hilang. Adanya feces
bercampur darah pada pemeriksaan rectal toucher dapat di curigai adanya keganasan dan
intusepsi.6

Epidemiologi
Hernia strangulata adalah salah satu keadaan darurat yang sering dijumpai oleh dokter
bedah dan merupakan penyebab obstruksi usus terbanyak. Mc Iver mencatat 44% dari obstruksi
mekanik usus disebabkan oleh hernia eksterna yang mengalami strangulasi. Di RSCM, pada
tahun 1989, Kartowisastro dan Wiriasoekarta melaporkan 58% kasus obstruksi mekanik usus
halus disebabkan oleh hernia.
Sutjipto (1990) dalam penelitiannya mengungkapkan indikasi relaparatomi karena obstruksi usus
akibat adhesi sebesar 17,7%. Walaupun di negara berkembang seperti di Indonesia, adhesi
bukanlah sebagai penyebab utama terjadinya obstruksi usus. Penyebab tersering obstruksi usus di

Indonesia, khususnya di RSUPNCM, adalah hernia, baik sebagai penyebab obstruksi sederhana
(51%) maupun obstruksi usus strangulasi (63%).
Adhesi pasca operasi timbul setelah terjadi cedera pada permukaan jaringan, sebagai akibat
insisi, kauterisasi, jahitan atau mekanisme trauma lainnya. Dari laporan terakhir pasien yang
telah menjalani sedikitnya sekali operasi intra abdomen, akan berkembang adhesi satu hingga
lebih dari sepuluh kali. Obstruksi usus merupakan salah satu konsekuensi klinik yang penting. Di
negara maju, adhesi intraabdomen merupakan penyebab terbanyak terjadinya obstruksi usus.
Pada pasien digestif yang memerlukan tindakan reoperasi, 30-41% disebabkan obstruksi usus
akibat adhesi. Untuk obstruksi usus halus, proporsi ini meningkat hingga 65-75%.

Diagnosis Diferensial
Ileus Paralitik
Ileus paralitik adalah keadaan di mana usus gagal / tidak mampu melakukan kontraksi peristaltik
untuk menyalurkan isinya. Ileus paralitik ini bukan suatu penyakit primer usus melainkan akibat
dari berbagai penyakit primer, tindakan (operasi) yang berhubungan dengan rongga perut, toksin
dan obat-obatan yang dapat mempengaruhi kontraksi otot polos usus.
Gerakan peristaltik merupakan suatu aktivitas otot polos usus yang terkoordinasi dengan baik
diatur oleh neuron inhibitory dan neuron exitatory dari sistim enteric motor neuron. Kontraksi
otot polos usus ini dipengaruhi dan dimodulasi oleh berbagai faktor seperti sistim saraf simpatikparasimpatik, neurotransmiter (adrenergik, kolinergik, serotonergik,dopaminergik, hormon
intestinal, keseimbangan elektrolit dan sebagainya.3

Penatalaksanaan
Terapi ileus obstruksi biasnya melibatkan intervensi bedah. Penentuan waktu kritis serta
tergantung atas jenis dan lama proses ileus obstruktif. Operasi dilakukan secepat yang layak
dilakukan dengan memperhatikan keadaan keseluruhan pasien.
Tujuan utama penatalaksanaan adalah dekompresi bagian yang mengalami obstruksi untuk
mencegah perforasi. Tindakan operasi biasanya selalu diperlukan. Menghilangkan penyebab
ileus obstruksi adalah tujuan kedua. Kadang-kadang suatu penyumbatan sembuh dengan
sendirinya tanpa pengobatan, terutama jika disebabkan oleh perlengketan.7

Pemberian antibiotika spektrum lebar di dalam gelung usus yang terkena obstruksi
strangulasi terbukti meningkatkan kelangsungan hidup. Operasi dapat dilakukan bila sudah
tercapai rehidrasi dan organ-organ vital berfungsi secara memuaskan. Tetapi yang paling sering
dilakukan adalah pembedahan sesegera mungkin. Tindakan bedah dilakukan bila :
1.
2.
3.
4.

Strangulasi
Obstruksi lengkap
Hernia inkarserata
Tidak ada perbaikan dengan pengobatan konservatif (dengan pemasangan NGT, infus,
oksigen dan kateter)

Tindakan yang terlibat dalam terapi bedahnya masuk kedalam beberapa kategori mencakup ;
1.
2.
3.
4.

Lisis pita lekat atau reposisi hernia


Pintas usus
Reseksi dengan anastomosis
Diversi stoma dengan atau tanap resksi.

Pengobatan pasca bedah sangat penting terutama dalam hal cairan dan elektrolit. Kita harus
mencegah terjadinya gagal ginjal dan harus memberikan kalori yang cukup. Perlu diingat bahwa
pasca bedah usus pasien masih dalam keadaan paralitik7

Kesimpulan
Ileus obstruktif merupakan salah satu kelainan pada traktus gastrointestinal yang
merupakan kegawatan dalam bedah abdominalis yang sering dijumpai. kelainan dapat
disebabkan oleh cedera langsung maupun tidak langsung. Tetapi dalam kasus yang kita bahas
kali ini kemungkinan besar di sababkan oleh hernia karena pasien tersebut mengatakan bahwa
sudah terdapat benjolan di lipat pahanya sejak 1 tahun yang lalu. Oleh karena itu kita dapat
menyimpulkan bahwa bapak tersebut menderita ileus obstruktif et causa hernia inguinalis.

Daftar Pustaka
1. Di

unduh

dari

http://waspadauntukpenyakit.blogspot.com/2013/04/askep-ileus-

obstruksi.html, minggu 19 mei 2013

2. Darvey P. At a glance medicine. Jakarta: Penerbit Erlangga;2005.h.35


3. Sabiston DC. Buku ajar bedah. Jakarta: EGC; 2001.h. 228- , 492.
4. Behrman RE, Kliegman RM, Arvin AM. Ilmu kesehatan anak nelsom. Jakarta: EGC;
2003.h. 1308-12.
5. Patel PR. Lecture note radiologi. Edisi ke-2. Jakarta: Erlangga; 2005.h. 119.
6. Wilson LM, Lester LB. Patofisiologi konsep klinis proses- proses penyakit. Jakarta: EGC;
1995. Hal.389.
7. Rani AA, Soegondo S, Nasir AUZ, Wijaya IP,Nafrialdi, Mansjoer A. Panduan pelayanan
medik perhimpunan dokter spesialis penyakit dalam Indonesia. Jakarta : Departemen
Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2006. h.311-2

Anda mungkin juga menyukai