Disusun Oleh:
Sri Mentari
NIM : P2.06.30.1.14.034
JURUSAN FARMASI
POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia Nya sehingga kami dapat menyusun laporan ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam laporan ini saya membahas
mengenai Formulasi Saturasi
Laporan ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan laporan ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih sebesar
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan
ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
laporan ini. Oleh karena itu, kami mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
saya harapkan untuk penyempurnaan laporan selanjutnya.
Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................
i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................................
1
I. Formula
..........................................................................................................
1
II. Latar
Belakang
..........................................................................................................
1
A. Saturasi
...................................................................................................
1
B. Farmakologi
...................................................................................................
2
BAB II
ISI..........................................................................................................................
3
I.
Monografi
..........................................................................................................
3
1. Asam
Sitrat
...................................................................................................
3
2. Na.
Bicarbonat
...................................................................................................
3
3. Aquadest
...................................................................................................
3
II.
Permasalahan
Farmasetika
..........................................................................................................
III.
4
Penyelesaian
Masalah
..........................................................................................................
IV.
4
Perhitungan
Bahan
..........................................................................................................
V.
4
Penimbangan
..........................................................................................................
VI.
4
Prosedur
Kerja
..........................................................................................................
5
BAB I
PENDAHULUAN
I.
II.
Formula : Saturasi
R/ Acid Citric
Aqua
Spiritus Citri
Syrup Simplex
Na. Bicarbonat
Aqua
m.f.Potio
.3dd.IC
Pro : Sagari
5
50 ml
5 ml
25 ml
6
110
Latar Belakang
A. Saturasi
Saturasi merupakan obat cair yang pada prinsipnya larutan yang
jenuh dengan CO2. CO2 berfungsi sebagai corrigens. Saturatorio tidak
dapat disimpan dalam waktu lama karena akan memperlambat
CO2 hilang, sehingga tidak memenuhi syarat saturasi lagi (Nanizar,
2000). Pada pembuatan larutan secara saturasi, harus dibuat dalam
keadaan dingin dan tidak boleh dikocok
Saturasi / Penjenuhan : obat yang minumnya dibuat dengan jalan
mencampurkan suatu asam dengan karbonat, dimana cairan dijenuhkan
dengan CO2 (disebut dengan Potio Effervesces), maka tekanan didalam
botol lebih tinggi dari pada tekanan diluar.
Tujuan pemberian obat saturasi:
B. Farmakologi
Karbohidrat dari gula yang digunakan sebagai pemanis pada
minuman ini. Gula dapat dikatakan sebagai substansi berkalori yang
kosong, artinya gula tidak mengandung zat gizi yang diperlukan tubuh.
1
BAB II
ISI
I.
Monografi
1. Asam sitrat
( FI III, hal 50 )
a. Sinonim : Acidum citrikum
b. Khasiat: Zat tambahan
c. Farmakologi : Dalam siklus asam sitrat, glukosa di rubah melalui
piltrat, menjadi asam sitrat yang merupakan bahan pangkal untuk
sintesa asam lemak dan kolestrol
d. Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak
berbau rasa sangat asam, agak higrokopis
e. Kelarutan : larut dalam 1 bagian air dan dalam 1,5 bagian etanol
( 95 % )
2
etanol
e. Farmakologi
Basa-basa
lemah
untuk
mengikat,
dan
III.
IV.
Permasalahan Farmasetika
1. Harus mengetahui bagian asam dan basa
2. Sediaan ini mudah teroksidasi
3. Sediaan multiple dose sehingga akan mengurangi kadar CO2
Penyelesaian Masalah
1. Acid citric sebagai asam dan Natrium Bicarbonat sebagai basa
2. Penambahan pemanis untuk menutupi rasa garam yang tidak enak
3. Spiritus citri sebagai flavoring agent
Perhitungan Bahan
1. Acid. Citric
Aqua
2. Spiritus Citri
3. Syrup Simplex
4. Na. Bicarbonat
Aqua
: 5 gram
: 50 ml
: 5 ml
: 25 ml
: 6 gram
: 110 ml
V.
VI.
Penimbangan
1. Acid. Citric
Aqua
2. Spiritus Citri
3. Syrup Simplex
4. Na. Bicarbonat
Aqua
: 5 gram
: 50 ml
: 5 ml
: 25 ml
: 6 gram
: 110 ml
Prosedur Kerja
1. Siapakan alat dan bahan
2. Setarakan timbangan
3. Timbang semua bahan yang digunakan
4. Larutkan acid citric dalam 50 ml air
5. Larutkan Na. Bicarbonat dalam 110 ml air, masukan dalam botol
6. Masukan 2/3 bagian larutan acid citric kedalam botol, tunggu hingga
CO2 habis, sambil digoyang perlahan
7. Masukan spiritus citri kedalam botol
8. Masukan syrup simplex kedalam botol
9. Masukan sisa larutan acid citric melalui dinding botol
10. Segera tutup botol dengan rapat, tanpa ada pengocokan
DAFTAR PUSTAKA
Ansel,Howard. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat.UI
Press: Jakarta
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia edisi
III.Jakarta: Departemen Kesehatan.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia edisi
IV. Jakarta: Departemen Kesehatan.