Kewarganegaraan
Tindakan Bullying di Sekolah
dan Cara Pencegahannya
Disusun Oleh :
1. Ahmad Zein
2. Lutfi Rozaqi
3. Suryo Adi Nugroho
(04)
(15)
(22)
3A-D3/T.Elektronika
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq,
dan hidayah-Nya kepada umatnya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Pokok pembahasan pada makalah kelompok mata kuliah Kewarganegaraan ini membahas
tentang Tindakan Bullying di Sekolah dan Cara Pencegahannya. Makalah ini Penulis
susun untuk memenuhi persyaratan tugas individu pada mata kuliah Kewarganegaraan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
dan memerlukan banyak perbaikan. Untuk itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk penyempurnaan makalah ini beserta karya ilmiah selanjutnya ke
arah yang lebih baik lagi.
Penulis berharap semoga makalah ini ada gunanya dan bermanfaat bagi para pembaca.
Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1
1.2 Tujuan.........................................................................................................................2
1.3 Metode Penulisan.......................................................................................................2
BAB II PERMASALAHAN..................................................................................................3
2.1 Batasan Masalah.........................................................................................................3
2.2 Rumusan Masalah......................................................................................................3
BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................................4
3.1 Definisi Bullying........................................................................................................4
3.2 Alasan Pelaku Melakukan Bullying...........................................................................5
3.3 Dampak bagi Korban Bullying...................................................................................7
3.4 Cara Pencegahan dan Penanganan Tindakan Bullying...............................................8
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................13
4.1 Kesimpulan................................................................................................................13
4.2 Saran...........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Marak terjadi kasus bullying di antara anak-anak serta kebanyakan terjadi justru di
lingkungan sekolah. Bullying dapat mengubah kegiatan di sekolah yang awalnya
menyenangkan, belajar sambil berteman, menjadi menakutkan bahkan mimpi buruk
bagi mereka. Sadar atau tidak bahwa sebenarnya bullying telah membawa cita rasa
buruk pada kesan kehidupan sekolah.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia bullying ialah intimidasi. Bentuk tindakan
intimidasi seperti menggangu, menyakiti, melecehkan yang dilakukan sengaja atau tidak
sengaja, terencana, secara terus menerus terhadap seseorang atau sekelompok orang.
Padahal perlu diketahui, perlindungan anak sudah diatur dalam Pasal 54 UU No. 23
Tahun 2002 isinya : Anak di dalam dan dilingkungan sekolah wajib dilindungi dari
tindakan kekerasan yang dilakukan oleh guru, pengelola sekolah atau teman - temannya
di dalam sekolah yang bersangkutan atau lembaga pendidikan lainnya.
Apabila dikaitkan dengan Hak Asasi Manusia (HAM) yang selalu diagung-agungkan
dalam setiap gerakan protes, bahwa pelaku bullying juga sebenarnya melanggar HAM.
Hak korban untuk hidup aman secara fisik maupun psikis, hak untuk tumbuh sehat
secara jiwa dan raga, hak untuk berdiri sederajat dengan orang lain, hak untuk
berpendapat dan hak-hak lainnya. Semuanya dilanggar secara terang-terangan.
Segala hal tersebut memunculkan beberapa pertanyaan. Apa sebenarnya bullying?
Perbuatan apa saja yang dikategorikan sebagai bullying? Mengapa pelaku melakukan
bullying, dan apa dampaknya bagi korban?
1.2
Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Kewarganegaraan, dan menyajikan penjelasan mengenai tindakan bullying di sekolah
dan cara pencegahannya.
1.3
Metode Penulisan
Penulis mempergunakan metode deskriptif dikarenakan sumber data didapatkan dengan
cara studi pustaka. Dalam hal ini penulis menggunakan teknik observasi dari berbagai
artikel dan sumber data tertulis lainnya.
BAB II
PERMASALAHAN
2.1
Batasan Masalah
Dalam makalah ini penulis membatasi pembahasan materi dengan rincian :
1. Definisi bullying.
2. Alasan pelaku melakukan bullying.
3. Dampak bagi korban bullying.
4. Cara pencegahan dan penanganan tindakan bullying.
2.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1.
2.
3.
4.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Definisi Bullying
Terdapat banyak definisi mengenai bullying, terutama yang terjadi dalam konteks lain
(tempat kerja, masyarakat, komunitas virtual). Namun di sini penulis akan membatasi
konteksnya dalam school bullying atau bullying di sekolah. Riauskina, Djuwita, dan
Soesetio (2005) mendefinisikan school bullying sebagai perilaku agresif yang dilakukan
berulang-ulang oleh seorang atau sekelompok siswa yang memiliki kekuasaan, terhadap
siswa/siswi lain yang lebih lemah, dengan tujuan menyakiti orang tersebut.
Berikut pengelompokkan perilaku bullying yang dibagi ke dalam 5 kategori:
Pelecehan seksual
Kadang tindakan pelecehan dikategorikan perilaku agresi fisik atau verbal.
4
3.2
3.3
emosi-emosi ini dapat berujung pada munculnya perasaan rendah diri bahwa dirinya
tidak berharga.
Kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial juga muncul pada para korban.
Mereka ingin pindah ke sekolah lain atau keluar dari sekolah itu, dan kalaupun mereka
masih berada di sekolah itu, mereka biasanya terganggu prestasi akademisnya atau
sering sengaja tidak masuk sekolah.
Yang paling ekstrim dari dampak psikologis ini adalah kemungkinan untuk timbulnya
gangguan psikologis pada korban bullying, seperti rasa cemas berlebihan, selalu merasa
takut, depresi, ingin bunuh diri, dan gejala-gejala gangguan stres pasca-trauma (posttraumatic stress disorder). Dari 2 SMA yang diteliti Riauskina dkk., hal-hal ini juga
dialami korban, seperti merasa hidupnya tertekan, takut bertemu pelaku bullying,
bahkan depresi dan berkeinginan untuk bunuh diri dengan menyilet-nyilet tangannya
sendiri.
3.4
2. Jangan sendirian. Pelaku bullying melihat anak yang penyendiri sebagai mangsa
yang potensial. Karena itu, jangan sendirian di dalam kelas, di lorong sekolah,
atau di tempat-tempat sepi lainnya. Kalau memungkinkan, beradalah di tempat di
mana guru atau orang dewasa lainnya dapat melihat anda. Akan lebih baik lagi
jika anda bersama-sama dengan teman, atau mencoba berteman dengan anak-anak
penyendiri lainnya yang kemungkinan juga telah menjadi korban. Anda mungkin
tidak berdaya menghadapi pelaku bullying sendirian, namun anda akan lebih
aman bersama-sama dengan yang lain.
3. Jangan cari gara-gara dengan pelaku bullying. Jika anda tahu ada anak-anak
tertentu yang tidak menyukai anda, atau sudah dikenal luas sebagai pelaku
bullying, sebisa mungkin hindari berada di dekat mereka atau di area yang sama
dengan mereka. Ini termasuk area di luar sekolah, seperti jalan yang biasa anda
lewati ketika pergi atau pulang sekolah atau di dalam kendaraan jemputan. Kalau
terpaksa, pastikan di situ ada orang dewasa (orangtua, guru, pegawai) yang bisa
melerai perilaku bullying atau teman-teman anda.
4. Bagaimana jika suatu saat anda tetap terperangkap dalam situasi bullying?
Kuncinya adalah tampil percaya diri. Jangan perlihatkan diri anda seperti orang
yang lemah atau ketakutan, seperti berdiri dengan postur yang tidak tegap,
menunduk ketika diajak bicara atau menjawab dengan gugup. Tetaplah tenang,
utarakan keberatan anda dengan tegas, lalu tinggalkan mereka. Jangan biarkan
emosi anda terpancing dan membalas perbuatan mereka kecuali anda merasa
punya cukup kemampuan untuk itu; jika tidak (misalnya karena pelaku membawa
senjata atau jumlah pelaku jauh lebih banyak), anda hanya akan membuat situasi
bertambah buruk. Lakukan perlawanan hanya sebagai alternatif terakhir untuk
mempertahankan diri jika tidak memungkinkan untuk pergi dari situ.
5. Terakhir, bullying hanya akan berhenti untuk seterusnya jika anda berani
melapor pada orangtua, guru, atau orang dewasa lainnya yang anda percayai.
Anda sama sekali bukan pengecut; butuh jauh lebih banyak keberanian untuk
bertindak dan mencoba mengubah kondisi yang salah semampu anda daripada
hanya berdiam diri dan berharap semua penderitaan yang anda rasakan akan
berlalu dengan sendirinya.
Peran orang tua dalam pencegahan seorang anak agar tidak menjadi korban bullying
sangat besar. Berikut adalah tips bagi orang tua agar anak tidak menjadi korban
bullying:
1. Bekali anak dengan kemampuan untuk membela dirinya sendiri, terutama ketika
tidak ada orang dewasa/guru/orang tua yang berada di dekatnya. Ini berguna
untuk pertahanan diri anak dalam segala situasi mengancam atau berbahaya, tidak
saja dalam kasus bullying. Pertahanan diri ini dapat berbentuk fisik dan psikis.
a.Pertahanan diri Fisik : bela diri, berenang, kemampuan motorik yang baik
(bersepeda, berlari), kesehatan yang prima.
b.Pertahanan diri Psikis : rasa percaya diri, berani, berakal sehat, kemampuan
analisa sederhana, kemampuan melihat situasi (sederhana), kemampuan
menyelesaikan masalah.
2. Bekali anak dengan kemampuan
menghadapi
beragam
situasi
tidak
10
3. Minta bantuan pihak ketiga (guru atau ahli profesional) untuk membantu
mengembalikan korban ke kondisi normal, jika dirasakan perlu dan untuk
menangani pelaku.
4. Bagi orang-orang yang dekat dengan korban (seperti orang tua), hendaknya amati
perilaku dan emosi korban, bahkan ketika kejadian bully yang ia alami sudah lama
berlalu (ingat bahwa biasanya korban menyimpan dendam dan potensial menjadi
pelaku di kemudian waktu). Mereka harus bekerja samalah dengan pihak sekolah
(guru) untuk membantu dan mengamati bila ada perubahan emosi atau fisik anak
mereka. Waspada terhadap perbedaan ekspresi agresi yang berbeda yang
ditunjukkan anak di rumah dan di sekolah (ada atau tidak ada orang
tua/guru/pengasuh).
5. Bagi orang tua, bina kedekatan dengan teman-teman anak. Cermati cerita mereka
tentang anak. Waspadai perubahan atau perilaku yang tidak biasa.
2. Pencegahan dan penanganan pada pelaku bullying
Pencegahan :
Peran orang tua dalam pencegahan seorang anak agar tidak menjadi pelaku bullying
sangat besar. Berikut adalah tips agar anak tidak menjadi pelaku bullying:
1. Anak dapat menjadi pelaku bullying antara lain bila ia mengalami rasa rendah
diri. Karena itu, upayakan untuk mendidik anak dalam suasana penuh kasih
sayang yang mendidik anak untuk memiliki kebanggaan pada dirinya sendiri.
Kasih sayang yang nyata juga membuat anak merasa aman dan cenderung lebih
mau bekerja sama dengan orang tua/guru. Namun hati-hati jangan sampai
memanjakan anak yang berdampak kerugian di pihak anak.
2. Waspada jika anak menunjukkan agresifitas yang berlebihan, terutama pada
mereka yang lebih lemah (adiknya, pengasuh, teman bermain yang lebih kecil
atau pendek badannya) atau bahkan binatang, tanaman dan mainannya.
3. Jika anak anda pernah menjadi korban bully, untuk mencegah ia menjadi pelaku
bullying di kemudian hari, mintalah bantuan ahlinya agar masalah terselesaikan
dengan baik dan tidak ada dendam di kemudian hari. Amati perilaku dan kondisi
emosi anak dari waktu ke waktu, bahkan ketika kejadian bully yang ia alami
sudah lama berlalu.
4. Usahakan selalu bersikap terbuka dan rajin berdiskusi dengan anak tentang
berbagai hal. Selalu siap memberi komentar positif dan hindari menghakimi anak.
Namun jangan sampai mencelakakan anak dengan memanjakan anak
berlebihan.
11
Penanganan :
1. Segera ajak pelaku bicara mengenai apa yang ia lakukan. Jelaskan bahwa
tindakannya merugikan diri dan orang lain. Upayakan bantuan dari tenaga ahlinya
agar masalah tertangani dengan baik dan selesai dengan tuntas.
2. Cari penyebab pelaku melakukan hal tersebut. Penyebab menjadi penentu
penanganan. Anak yang menjadi pelaku karena rasa rendah diri tentu akan
ditangani secara berbeda dengan pelaku yang disebabkan oleh dendam karena
pernah menjadi korban. Demikian juga bila pelaku disebabkan oleh agresifitasnya
yang berbeda.
3. Posisikan diri untuk menolong pelaku dan bukan menghakimi pelaku.
12
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Bullying adalah tindakan secara agresif baik secara fisik maupun psikis yang dilakukan
seseorang atau sekelompok orang secara terus menerus pada seseorang atau sekelompok
orang yang lebih lemah.
2. Kategori bullying adalah sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
3. Bullying sangat merugikan terutama bagi korban karena dapat memberikan luka fisik dan
psikis yang menyebabkan korban menjadi pribadi yang rendah diri bahkan menjadi pelaku
bully yang baru.
4.2
Saran
Dari uraian di atas, beberapa rekomendasi dan saran yang dapat diberikan adalah sebagai
berikut :
13
DAFTAR PUSTAKA
Amrih, Dian Pitoyo. 2008. STOP BULLYING!. http://www.pitoyo.com/mod.php?
mod=publisher&op=viewarticle&artid=331. diakses pada 11 November 2012 pukul
13.32 WIB
Catshade. 2007. Bullying dalam Dunia Pendidikan (bagian 2a): Mengenal Korban Lebih Jauh.
http://popsy.wordpress.com/2007/07/20/%E2%80%9Cbullying%E2%80%9D-dalam-duniapendidikan-bagian-2a-mengenal-korban-lebih-jauh/. diakses pada 11 November 2012
2007.
Bullying
dalam
Dunia
Pendidikan
(bagian
2b):
Pelaku
Juga
Adalah Korban.http://popsy.wordpress.com/2007/07/28/%E2%80%9Cbullying
%E2%80%9D-dalam-dunia-pendidikan-bagian-2b-pelaku-juga-adalah %E2%80%9
Ckorban%E2%80%9D/. diakses pada 11 November 2012 pukul 13.48 WIB
Ohandi,
Max
Andre.
2012.
Bullying
http://edukasi.kompasiana.com/2012/08/02/bullying-di-sekolah/.
di
Sekolah.
diakses
pada
11
14