PENDAHULUAN
perusahaan. Citra yang baik dari sebuah perusahaan sangat penting karena citra
berdampak pada persepsi konsumen dan organisasi dalam berbagai hal terhadap suatu
perusahaan. Menurut Kotler (2000 : 338) Citra dalah persepsi masyarakat terhadap
perusahaan atau produknya. Citra perusahaan yang baik dan kuat mempunyai manfaatmanfaat, yaitu daya saing jangka menengah dan panjang yang mantap, menjadi perisai
selama masa krisis, menjadi daya tarik eksekutif handal, meningkatkan efektivitas strategi
pemasaran, dan penghemat biaya operasional. Sutojo (2004)
Upaya yang dilakukan Garuda Indonesia dalam meningkatkan citra perusahaan yaitu
melakukan restrukturisasi manajemen dan mengubah strategi perusahaan menjadi
customer-centric (perusahaan berfokus pada pelanggan) artinya dalam menjalankan
usahanya Garuda Indonesia lebih mengutamakan kepuasan pelanggan dibanding harus
berlomba-lomba dengan maskapai lain dalam menurunkan harga atau tarif penerbangan
untuk mendapatkan pelanggan sebanyak-banyaknya. Garuda Indonesia bersaing tidak
dalam harga. Garuda Indonesia menawarkan harga tiket yang lebih tinggi dengan
komitmen memberikan pelayanan yang lebih baik bagi pelanggannya. Pada Juli 2009
Garuda Indonesia meluncurkan sebuah rencana ekspansi lima tahun yang bernama
Quantum Leap. Lompatan quantum yang dilakukan oleh Garuda Indonesia adalah
menambah rute domestik dan internasional, pergantian logo lama menjadi logo baru,
membuat skema warna baru pesawat, membuat seragam baru seperti kebaya kartini,
mengadakan konsep layanan baru, sistem hiburan AVOD (Audio Video on Demand),
mengadakan kelas eksekutif dan kelas ekonomi, dan memasuki bursa saham. Quantum
Leap yang dilakukan bertujuan untuk menaikkan jumlah penumpang per tahunnya.
Pada periode tahun 2007 hingga tahun 2010 Garuda Indonesia mengalami
peningkatan laba perusahaan. Garuda Indonesia bahkan telah mengukir prestasi dengan
memperoleh berbagai penghargaan baik skala nasional maupun internasional. Beberapa
penghargaan yang diperoleh Garuda, antara lain adalah menjadi maskapai pertama dan
satu-satunya di Indonesia yang berhasil meraih IATA Operational Safety Audit (IOSA)
Certification, penghargaan Indonesian Best Brand Award (IBBA), penghargaan dalam
acara penganugerahan majalah Angkasa Award yang meraih kategori Awak Kabin Terbaik
(Best Cabin Crew), Ketepatan Waktu Terbaik (Best On Time Perfomance), dan Maskapai
Terbaik (Airline of The Year), mendapatkan penghargaan "The World's Most Improved
Airlines" dan "maskapai bintang empat" dari SkyTrax London, dan Garuda Indonesia
ditetapkan sebagai The Best International Airline. Public Relations di Garuda Indonesia
2 | Budaya dan Pengembangan Organisasi
menggunakan
istilah
Corporate
Communication.
Corporate
Communications
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Singkat PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk.
Sejarah penerbangan komersial di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari masa-masa
perjuangan rakyat Indonesia dalam usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sejarah
ini dimulai ketika pada tahun 1948, guna menunjang mobilitas pemimpin pemerintahan,
Presiden Soekarno menghimbau kepada pengusaha dan rakyat Aceh untuk menghimpun dana
guna pembelian pesawat terbang. Terkumpulah sejumlah uang untuk membeli pesawat tipe
Douglas DC-3 Dakota yang kemudian diberikan registrasi R1-001 diberi nama Seulawah
yang berarti Gunung Emas. Adapun nama Garuda diberikan oleh Presiden Soekarno
sendiri yang mengutip bahasa Belanda Ik ben Garuda , Vishnoes vogel, die zijn vleugels
uitslaat hoog boven uw einladen, yang artinya Aku adalah Garuda, burung milik Wishnu
yang membentang sayapnya menjulang tinggi diatas kepulauanmu.
Tanggal 28 Desember 1949 pesawat tipe Douglas DC-3 Dakota dengan registrasi PKDPD dan sudah dicat dengan logo Garuda Indonesian Airways terbang dari Jakarta ke
Yogyakarta untuk menjemput pertama kali dengan Garuda Indonesian Airways. Garuda
Indonesia kemudian resmi menjadi Perusahaan Negara pada tahun 1950. Pada saat itu Garuda
Indonesia memiliki 38 buah pesawat yang terdiri 22 jenis DC-3, 8 pesawat laut Catalina, dan
8 pesawat jenis Convair 240. Armada perusahaan terus berkembang, hingga akhirnya pada
tahun 1956, untuk pertama kalinya Garuda Indonesia membawa penumpang jamaah Haji ke
Mekkah.
Sepanjang tahun 1980an, armada Garuda Indonesia dan operasionalnya mengalami
resrtukturisasi besar-besaran yang menuntut perusahaan merancang pelatihan yang
menyeluruh bagi karyawannya dan mendorong perusahaan mendirikan Pusat Pelatihan
Karyawan, Garuda Indonesia Training Centre (GITC) yang terletak di Jakarta Barat. Selain
pusat pelatihan, Garuda Indonesia juga membangun Pusat Perawatan Pesawat, Garuda
Maintenance Facility (GMF) di bandara internasional Soekarno-Hatta di masa itu. Di awal
masa 1990an, strategi jangka panjang Garuda Indonesia disusun hingga melampaui tahun
2000. Armada juga terus ditingkatkan sehingga di masa itu, Garuda Indonesia termasuk dalam
30 besar maskapai di dunia.
Sejak awal tahun 2005 tim manajemen yang baru mulai membuat perencanaan bagi masa
depan Garuda Indonesia. Di bawah kendali manajemen baru, Garuda Indonesia melakukan
evaluasi ulang dan restrukturisasi perusahaan secara menyeluruh dengan tujuan meningkatkan
efisiensi kegiatan operasional, membangun kembali kekuatan keuangan, menambah tingkat
4 | Budaya dan Pengembangan Organisasi
sajak Belanda yang ditulis oleh penyair terkenal pada masa itu, Noto Soeroto; Ik ben
Garuda, Vishnoes vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog bovine uw einladen, yang artinya,
Saya Garuda, burung Vishnu yang melebarkan sayapnya tinggi di atas kepulauan Anda.
Pada tanggal 25 Desember 1949, wakil dari KLM yang juga teman Presiden Soekarno,
Dr. Konijnenburg, menghadap dan melapor kepada Presiden di Yogyakarta bahwa KLM
Interinsulair Bedrijf akan diserahkan kepada pemerintah sesuai dengan hasil Konferensi Meja
Bundar (KMB) dan meminta kepada beliau memberi nama bagi perusahaan tersebut karena
pesawat yang akan membawanya dari Yogyakarta ke Jakarta nanti akan dicat sesuai nama itu.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Soekarno menjawab dengan mengutip satu baris
dari sebuah sajak bahasa Belanda gubahan pujangga terkenal, Raden Mas Noto Soeroto di
zaman kolonial, Ik ben Garuda, Vishnoes vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog boven uw
eilanden (Aku adalah Garuda, burung milik Wisnu yang membentangkan sayapnya
menjulang tinggi diatas kepulauanmu)
Maka pada tanggal 28 Desember 1949, terjadi penerbangan yang bersejarah yaitu
pesawat DC-3 dengan registrasi PK-DPD milik KLM Interinsulair terbang membawa
Presiden Soekarno dari Yogyakarta ke Kemayoran Jakarta untuk pelantikannya sebagai
Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan logo baru, Garuda Indonesian Airways,
nama yang diberikan Presiden Soekarno kepada perusahaan penerbangan pertama ini.
2.1.2 Pesawat PT.Garuda Indonesia
1. Tahun 1940an-1950an Masa awal
5 | Budaya dan Pengembangan Organisasi
dibandingkan
pesawat-pesawat
lain
yang
sejenis,
seperti Boeing
yaitu McDonnell-Douglas
F28 serta
pesawat
jenis
turboprop Fokker F27 (sebagai sarana transisi para pilot dan kru pendukung ke F28
yang bermesin turbojet) untuk penerbangan domestik. Pada 1973, maskapai ini mulai
membeli pesawat badan lebar McDonnell Douglas DC-10-30 untuk penerbangan
internasional jarak jauh, seperti ke Eropa, sementara Douglas DC-8 digunakan untuk
penerbangan ke Asia dan Australia, dan akhirnya dipensiunkan sekitar akhir 1970-an.
Sementara pada 1980-anmengadopsi perangkat dari Airbus, seperti A300 dan
mulai membeli Boeing 747-2U3B untuk menambah penerbangan ke Eropa dan
Amerika Serikat. Garuda merupakan operator terbesar Fokker 28, sekitar 63 unit
pernah dioperasikan. Garuda juga merupakan konsumen perdana (launch customer)
dari Airbus A300B4-220FFCC (varian A300 perdana dengan kru kokpit 2 orang)
4. Tahun 1990an Konsolidasi dan masa sulit
Dalam tahun 1990-an, Garuda membeli 9 unit McDonnell-Douglas MD11 (1991), Boeing 737 seri -300 , -400, dan -500 (tahun 1992, untuk menggantikan
DC-9), serta Boeing 747-400 (tahun 1994, 2 dibeli langsung dari Boeing, 1 disewa,
bekas Varig) dan Airbus A330-300 (1996). Tetapi, pada masa ini Garuda mengalami
dua musibah, yang pertama, di Fukuoka, Jepang, dan yang terburuk , dan yang juga
merupakan tragedi terburuk dalam sejarah penerbangan Indonesia, adalah pada tahun
1997, dimana sebuah A300 jatuh di Sibolangit, Sumatera Utara. menewaskan seluruh
penumpangnya. Maskapai ini pun mengalami periode ekonomi sulit, karena, pada
tahun yang sama Indonesia terkena Krisis Finansial Asia, yang terjadi pada tahun
yang sama.
7 | Budaya dan Pengembangan Organisasi
Setelah itu, Garuda sama sekali tidak terbang ke Eropa maupun Amerika
(meskipun beberapa rute seperti Frankfurt, London dan Amsterdam sempat dibuka
kembali, namun akhirnya kembali ditutup. Rute Amsterdam ditutup tahun 2004).
Tetapi, dalam pertengahan tahun 2000-an ini maskapai ini telah dapat mengatasi
masalah-masalah di atas dan dalam keadaan ekonomi yang bagus.
5. Tahun 2000-sekarang Penurunan reputasi, pelarangan Uni Eropa, dan awal
kebangkitan
Memasuki tahun 2000an, maskapai ini membentuk anak perusahaan bernama
Citilink, yang menyediakan penerbangan biaya murah dari Surabaya ke kota-kota lain
di Indonesia. Namun, Garuda masih saja bermasalah, selain menghadapi masalah
keuangan (Pada awal hingga pertengahan 2000an, maskapai ini selalu mengalami
kerugian), Beberapa peristiwa internasional (juga di Indonesia) juga memperburuk
kinerja Garuda, seperti Serangan 11 September 2001, Bom Bali I dan Bom Bali II,
wabah SARS, danBencana Tsunami Aceh 26 Desember 2004.
Selain itu, Garuda juga menghadapi masalah keselamatan penerbangan,
terutama setelah jatuhnya sebuah Boeing 737 di Yogyakarta ketika akan mendarat.
Hal ini mengakibatkan sanksi Uni Eropa yang melarang semua pesawat maskapai
Indonesia menerbangi rute Eropa. Namun, setelah perbaikan besar-besaran, tahun
2010 maskapai ini diperbolehkan kembali terbang ke Eropa, setelah misi inspeksi oleh
tim pimpinan Frederico Grandini, yaitu rute Jakarta-Amsterdam. Rute Eropa lain
seperti Paris, London, dan Frankfurt juga dipertimbangkan untuk dibuka kembali,
tergantung keadaan perekonomian Indonesia kelak.
2.1.3
2.1.4
Untuk mengantisipasi era persaingan terbuka dari industri penerbangan nasional dan
dunia, Garuda kembali mengubah logonya pada tahun 1985. Kali ini Logo Garuda
Indonesia menggambarkan burung modern yang dilengkapi dengan tulisan Garuda
Indonesia. Warna dominan pada logo ini adalah biru dan hijau, yang diambil dari
warna alam Indonesia. Pada era ini, armada Garuda Indonesia diperkuat dengan
9 | Budaya dan Pengembangan Organisasi
2.1.5
10 | B u d a y a d a n P e n g e m b a n g a n O r g a n i s a s i
mungkin tanpa mengorbankan kualitas. Hal ini didasari keyakinan bahwa Garud
Indonesia berupaya menjamin pelanggan memperoleh layanan yang berkualitas.
2. Loyalty :
Insan Garuda Indonesia dapat melaksanakan setiap tugas yang didelegasikan
kepadanya dengan penuh dedikasi, tanggung jawab dan disiplin. Hal ini didasari
keyakinan bahwa Garuda Indonesia berupaya menjamin konsistensi kualitas
layanan yang diberikan kepada pelanggan.
3. customer centricitY :
Insan Garuda Indonesia senantiasa penuh perhatian, siap membantu dan melayani.
Hal ini didasari keyakinan bahwa Garuda Indonesia berupaya menempatkan
pelanggan sebagai pusat perhatian.
4. Honesty & openness :
Insan Garuda Indonesia harus jujur , tulus dan ikhlas dalam menjalankan seluruh
aktivitasnya dan melakukan komunikasi dua arah yang jelas dan transparan dengan
memperhatikan prinsip kehati-hatian, serta tetap menjaga kerahasiaan. Hal ini
didasari keyakinan bahwa Garuda Indonesia berupaya menjamin keamanan,
keselamatan dan kenyamanan pelanggan.
5. Integrity :
Insan Garuda Indonesia harus menjaga harkat dan martabat
serta menghindarkan diri dari perbuatan tercela yang dapat merusak citra profesi
dan perusahaan. Hal ini didasari keyakinan bahwa Garuda Indonesia berupaya
menjamin layanan dan relasinya dengan pelanggan berjalan bersih secara hukum
dan moral.
Tujuan Perusahaan :
Untuk mencapai visi perusahaan maka tujuan perusahaan adalah menjadi
maskapai penerbangan terkemuka dengan reputasi yang sejajar dengan maskapai
kelas dunia lainnya. Sedangkan sasaran perusahaan yang hendak dicapai adalah
menciptakan perusahaan yang terus tumbuh dan berkembang dengan keuntungan
yang berkelanjutan.
2.1.6
Dimana hal yang dilakukan oleh PT.Garuda Indinesia adalah dengan menegaskan kembali
mengenai Fungsi dan Peran Corporate Communication dalam meningkatkan Citra Perusahan
di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk seperti yang uraikan di bawah ini :
Citra Perusahaan tidak terbentuk dengan begitu saja, ada tahapantahapan yang harus
dilalui untuk bisa mendapatkan reputasi perusahaan serta citra positif di masyarakat. Dalam
11 | B u d a y a d a n P e n g e m b a n g a n O r g a n i s a s i
hal ini PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk dalam membentuk citra positif perusahaan
melakukan
berbagai
upaya-upaya
strategi
melalaui
program-program
yang
Livery Baru.
9.
mengubah livery maskapai, seragam staf, logo dan memasuki IPO sebagai langkah
awal menuju bursa saham.
Public Relations (PR) PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk menggunakan istilah
Corporate
Communication.
Garuda
Indonesia
menggunakan
istilah
Corporate
Communication karena arti istilah tersebut yaitu suatu badan atau divisi yang berhubungan
langsung dengan segala bentuk komunikasi atau pengumuman perusahaan yang ditunjukkan
kepada publik. Corporate Communication di Garuda Indonesia merupakan divisi yang
bertugas menciptakan dan memelihara komunikasi dua arah antara perusahaan dengan publik
internal maupun publik eksternalnya (timbal balik) dengan tujuan menciptakan saling
pengertian, saling menghargai, dan saling mempercayai.
Corporate Communication merupakan salah satu aspek berkomunikasi sebuah
perusahaan/korporasi. PR ataupun Corporate Communication seyogyanya memfasilitasi dan
merencanakan penyesuaian dan adaptasi organisasi dan sosial dengan menggunakan
komunikasi yang efektif. Fungsi Corporate Communication disini adalah membangun
hubungan yang efektif antara organisasi/perusahaan/institusi dengan pihak-pihak yang
dianggap penting oleh perusahaan tersebut, seperti media, pelanggan, pekerja, investor,
pemimpin masyarakat, kelompok aktivis dan badan pemerintahan. Hubungan ini harus saling
menguntungkan bagi kedua belah pihak. Sehingga dengan terciptanya hubungan yang
harmonis serta keterbukaan perusahaan melalui sosialisasi segala bentuk kebijakan dan wujud
komitmen tersebut, maka akan memudahkan pencapaian tujuan perusahaan dan pada
akhirnya pencitraan positif perusahaan dapat terwujud.
1. Fungsi Corporate Communication PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk terhadap
peningkatan Citra Perusahaan
Divisi Corporate Communication Garuda Indonesia memiliki fungsi sesuai ruang lingkup
tugasnya
masing-masing.
Sebagai
fungsi
manajemen
yang
strategis,
Corporate
15 | B u d a y a d a n P e n g e m b a n g a n O r g a n i s a s i
bertindak
sebagai
berbagai
upaya-upaya
strategi
melalaui
program-program
yang
diberikan terhadap publiknya. Media Iklan melalui media cetak seperti: surat kabar,
majalah, tabloid. Serta Media Elektronik seperti : tv, radio, serta media online dan situs
resmi Garuda Indonesia menjadi sarana utama bagi divisi Corporate Communication
dalam penyebaran informasi yang dapat membentuk citra Garuda Indonesia yang positif
dimata publiknya.
c. Motivasi
Sebagai satu kesatuan tim peran setiap individu dalam divisi Corporate Communication
merupakan kunci keberhasilan Garuda Indonesia dalam proses pembentukan citra
perusahaan. Garuda Indonesia dibawah kendali CEO, Emirsyah Satar berhasil memimpin
perusahaan menjadi penerbangan kelas dunia dengan gaya kepemimpinannya, sejak
menduduki posisi nomor satu dalam perusahaan sosok CEO ini selalu menanamkan spirit
kepada seluruh karyawannya yaitu Satu Tim, Satu Semangat, dan Satu Tujuan, inilah
yang selalu menjadi dorongan motivasi dalam membangun perusahaan yang semakin
disegani di mata internasional. Selain itu sosok pemimpin ini selalu berupaya
membagikan visi. Tujuannya, agar nilai-nilai Garuda menjadi nilai bersama. Setiap
kuartal, para direksi, kepala cabang, dan para manajer bertemu bersama. Kemudian
mengevaluasi dan memikirkan langkah untuk ke depan. Manajemen tim sangat penting.
Setiap kuartal juga, para direksi menyambangi cabang-cabang untuk mendengarkan
masukan karyawan. Termasukmembagi apa yang menjadi rencana dan visi Garuda
keseluruhan.
d. Sikap
Sikap merupakan faktor yang sangat penting terhadap pembentukan citra perusahaan,
artinya bahwa sikaplah yang menjadi acuan perusahaan terhadap, apakah publik pro atau
kontra dengan segala bentuk strategi, promosi, bahkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan
Garuda Indonesia. Sikap ditunjukan dengan loyalitas pelanggan dengan menggunakan
Garuda Indonesia dalam setiap perjalanannya. Selain itu program-program CSR yang
langsung dapat dirasakan masyarakat luas dan bentuk kepuasan yang ditunjukkan
pelanggan dengan layanan yang disediakan perusahaan menjadi magnet dalam
pembentukan citra perusahaan yang secara tidaklangsung mempengaruhi publik dalam
menggunakan Garuda Indonesia.
4.
keberhasilan pencapaian itu tidak terlepas dari strategi perusahaan yang pada Juli 2009
meluncurkan program bernama Quantum Leap yakni sebuah rencana ekspansi 5 tahun yang
bertujuan untuk meningkatkan jumlah penumpang per tahunnya. Garuda Indonesia mengubah
tampilan maskapainya seperti mengubah livery maskapai, seragam staf, logo dan memasuki
IPO sebagai langkah awal menuju bursa saham. Garuda Indonesia berhasil meningkatkan
citranya dimata publik, adapun indikator-indikator itu bisa dilihat dari beberapa aspek
keberhasilan yang dicapai Garuda Indonesia seiring dengan strategi perusahaan dalam
menerapkan program Quantum Leap. Beberapa pencapaian itu antara lain :
a. Peningkatan jumlah penumpang pengguna maskapai Garuda Indonesia dari tahun ke
tahun.
b. Garuda Indonesia berhasil mendapatkan berbagai penghargaan dan piagam baik dalam
negeri maupun luar negeri sebagai ukuran pengakuan keberhasilan Garuda Indonesia
dalam mentranformasi bisnis perusahaan secara keseluruhan, adapun perhargaanpenghargaan yang berhasil didapat Garuda Indonesia sebagai indikator pengakuan
dunia baik dalam negeri maupun internasional, antara lain:
1. Garuda Indonesia adalah maskapai pertama dan satu-satunya di Indonesia yang
berhasil meraih IATA Operational Safety Audit (IOSA) Certification.
2. Pemberian predikat sebagai maskapai bintang 4 (4-Star Airline Skytrax) dari sebuah
lembaga audit independen Skytrax pada tahun 2009, terhadap upaya Garuda
Indonesia dalam memberikan pelayanan dan kepuasan terhadap pelanggan.
3. Sertifikat sebagai The Worlds Most Improved Airline dalam Skytrax World Airline
Awards di Hamburg-Jerman.
4. Penghargaan sebagai Asias Leading Service Quality Airline dari Lembaga Riset
Center for Asia-Pasifik Aviation/CAPA (2011).
5. 2011 Best Internasional Airline mengalahkan Singapore Airlines dan Air New
Zealand. Penghargaan ini diberikan oleh Lembaga Riset Roy Morgan yang
berkedudukan di Australia, sebagai penilaian atas tingkat kepuasan pelanggan
Internasional terhadap maskapai di dunia.
6. Di tahun 2012 Garuda Indonesia kembali menyabet penghargaan bergengsi sebagai
Worlds Best Regional Airline dan Best Regional Airline in Asia dari Skytrax,
atas kerja keras seluruh karyawan Garuda Indonesia dalam mentransformasi
perusahaan secara keseluruhan dan masih banyak lagi penghargaan dan piagam yang
didapatkan Garuda Indonesia. Dan masih banyak lagi lainnya.
c. Pada tanggal 11 Februari 2011, Garuda Indonesia resmi menjadi perusahaan publik
dengan mencatatkan 6.335.736.000 sahamnya diBursa Efek Indonesia (BEI) dengan
kode GIAA. Garuda Indonesia juga menjadi maskapai pertama dan satu-satunya di
Indonesia yang go public.
19 | B u d a y a d a n P e n g e m b a n g a n O r g a n i s a s i
Perusahaan yang mempunyai basis pelanggan yang mempunyai loyalitas merek yang tinggi
dapat mengurangi biaya pemasaran perusahaan karena biaya untuk mempertahankan
pelanggan jauh lebih murah dibandingkan dengan mendapatkan pelanggan baru. Loyalitas
merek yang tinggi dapat meningkatkan bisnis usaha dan dapat menarik minat pelanggan baru
karena mereka memiliki keyakinan bahwamenggunakan jasa suatu produk tertentu minimal
dapat mengurangi resiko karena adanya sebuah jaminan. Keuntungan lain yang didapat dari
loyalitas merek adalah perusahaan dapat lebih cepat merespon gerakan pesaing.
Adapun yang dilakukan Garuda Indonesia untuk itu adalah menawarkan sebuah
konsep Layanan yang dikenal dengan Garuda Indonesia Experience. Garuda Indonesia
Experience adalah konsep layanan baru yang diusung perusahaan dengan menyajikan aspekaspek terbaik dari Indonesia kepada para penumpang. Keistimewaannya adalah mulai dari
saat reservasi penerbangan hingga tiba di bandara tujuan, para penumpang akan dimanjakan
oleh pelayanan yang tulus dan bersahabat yang menjadi ciri keramahtamahan Indonesia,
diwakili oleh Salam Garuda Indonesia dari para awak kabin. Dengan konsep Garuda
Indonesia Experience, Garuda Indonesia ingin menciptakan sebuah brand awareness, dan
menjadi ciri khas yang membanggakan, sekaligus meningkatkan citra Indonesia di dunia
internasional. Konsep Garuda Indonesia Experience didasarkan pada 5 pancaindra atau 5
senses (sight, sound, scent, taste, dan touch) dan mencakup 24 customer touch points;
mulai dari pelayanan pre-journey,pre-flight, in-flight, post-flight dan post-journey.
a. Reservasi Tiket Pesawat
Dalam melakukan pemesanan tiket, para pelanggan/kostumer Garuda Indonesia sangat
dimudahkan dengan berbagai fasilitas yang ditawarkan, mulai dengan pembelian tiket
langsung di travel agent ataupun di kantor sales branch Garuda Indonesia baik dalam
kota maupun yang ada dibandara. Juga untuk lebih mudah bisa melakukan reservasi via
website resmi Garuda Indonesia yang sangat mudahdiakses. Dan terbaru adalah fasiltas
mobile sales melalui mobile application yang bisa diakses menggunakan semua jenis
smartphone (apple, android, blackberry).
b. Sebelum Keberangkatan
Seperti layaknya standar operasional penerbangan semuapenumpang diharuskan checkin di bandara paling lambat 1 (satu) jam sebelum keberangkatan dengan tujuan dalam
negeri atau 2 (dua) jam sebelum keberangkatan dengan tujuan luar negeri, namun akan
lebih baik jika tiba di bandara lebih awal dari yang ditentukan. Alternatif lain
ditawarkan Garuda Indonesia adalah Layanan City Check-in tersedia di kantor
penjualan Garuda Indonesia (kantor cabang domestik atau internasional) dan dapat
diakses dalam kurun waktu 24 jam hingga 4 jam sebelum keberangkatan, penumpang
21 | B u d a y a d a n P e n g e m b a n g a n O r g a n i s a s i
juga bisa check in melalui situs web (layanan ini hanya tersedia untuk rute penerbangan
dalam negeri), dan para penumpang yang memiliki tiket dan/atau telah membeli
melalui sistem online dapat check in melalui telepon dengan Call Center Garuda
Indonesia.
c. Dalam Pesawat
Seperti konsep layanan Garuda Indonesia Experience, para penumpang akan disambut
dengan salam khas Garuda Indonesia oleh awak kabin sebelum memasuki pintu
pesawat. Dan kemudian para penumpang akan dimanjakan dengan sebuah pengalaman
dengan melibatkan kelima pasca indera mereka, sebuah konsep yang mencirikan
kekhasan Indonesia. Selain itu untuk rute internasional, penumpang akan dimudahkan
dengan fasilitas migrasi dalam Pesawat atau Immigration on Board (IoB), yakni
layanan khusus yang diciptakan oleh Garuda Indonesia demi kenyamanan penumpang
dalam perjalanan ke Indonesia. Penumpang Garuda Indonesia penerbangan jarak jauh
rute tertentu dapat menyelesaikan proses imigrasi mereka sebelum pesawat mendarat.
2.1.7
Masalah Keuangan
Masalah Operasional
1. Bisnis Merugi
2. Cashflow
1. Sebagian
operasi
negatif
rute
menguntungkan.
tdk efektif.
pesawat
berkualitas rendah.
4. ketepatan
Masalah Manajemen
4. Produktivitas rendah.
waktu
buruk
5. Yield rendah
7.
artinya ia tidak mau melakukan perubahan secara membabi buta atau berdasarkan selera dan
mood pribadi, melainkan menggunakan prinsip-prinsip manajemen yang tepat, melalui
proses yang diyakini bisa dilewati secara konsisten. Konsistensi ini menjadi perlu karena
sejatinya Garuda tidak mau mengulang sejarah beberapa maskapai domestik yang pernah
mengalami puncak kejayaan dan kini collaps tidak membuka penerbangan lagi.
Proses perubahan yang begitu cepat di lingkungan industri penerbangan domestik dan
internasional menuntut manajemen yang dinamis yang cepat tanggap dalam merespon segala
ancaman baik secara internal maupun eksternal. Sehingga, pada tahun 2005 di bawah
kepemimpinan yang baru dengan CEO Emirsyah Satar Garuda Indonesia menuju
Restrukturasi manajemen baru. Restrukturisasi ini berhasil menjadikan Garuda Indonesia
sebagai salah satu perusahaan yang sehat dengan brand yang melekat kuat di masyarakat,
yaitu sebagai maskapai penerbangan dengan mengedepankan pelayanan dibandingkan
persaingan harga, seperti dilakukan oleh maskapai-maskapai lainnya.
Proses restrukturisasi ini tentunya ditunjang oleh beberapa faktor pendukung seperti
adanya model kepemimpinan transformasional dari puncuk pimpinan Garuda itu sendiri, dan
inovasi-inovasi yang mampu melampaui batas maskapai-maskapai domestik yang ada
sekarang ini. Sehingga, walaupun Garuda merupakan perusahaan BUMN ia mampu mandiri
mengelola dan membiayai manajemen produksinya.
1. Constraint
Berdasarkan hasil penelitian terkait dengan hubungan praktek sumber daya manusia terhadap
kepuasan pelanggan oleh Herman Jambak pada tahun 2010, didapatkan hasil bahwa
pemahaman tentang kepuasan pelanggan antara Awak Kabin dan Staf Reservasi berbeda,
perbedaan ini disebabkan karena indoktrinasi kepuasan pelanggan bagi Awak Kabin lebih
tinggi, sedangkan bagi Staf Reservasi lebih menekankan terhadap tingginya penjualan tiket
bagi penumpang. Hal ini yang menyebabkan terjadi perbedaan dalam melayani pelanggan.
Ini menampakkan bahwa belum adanya standard pelayanan yang terpadu antara pre. in dan
post flight services.Kendala inilah yang harus dipecahkan oleh unit atau departemen SDM
untuk menjalankan fungsi kepersonaliaan dan keadministrasian pegawai agar setiap insan
Garuda memiliki pola pikir yang sama dalam memenuhi visi dan misi perusahaan.
Selain itu, beberapa kendala yang dihadapi oleh Garuda Indonesia adalah konsistensi kualitas
kerjasama dengan pihak ketiga. Semisal masalah dengan PT Angkasa Pura sebagai penyedia
23 | B u d a y a d a n P e n g e m b a n g a n O r g a n i s a s i
layanan bandara, beberapa waktu lalu, 25 April 2012 ketika Bandara Soekarno Hatta Mati
Listrik 27 jadwal penerbangan Garuda Indonesia mengalami keterlambatan. Hal inilah yang
menyebabkan peluang terbukanya celah persepsi negatif terhadap Garuda dari para
pelanggan.
2. Analisis & Lesson Learned
Chan
Meng
Khoong
mengemukakan
bahwa
proses
perubahan
organisasi
membutuhkan manajemen perubahan yan dilaksanakan secara agresif oleh para pimpinan
organisasi dan change agents, dalam rangka mempertahankan momentum perubahan,
mencegah chaos serta mesukseskan program-program perubahan yang telah di canangkan.
Selain itu, Lance Berger, Martin J. Sikora, dan Dorothy Berger memberikan definisi
manajemen perubahan sebagai proses yang berkesinambungan yang dilaksanakan oleh
organisasi untuk menyelaraskan diri dengan pasar secara lebih responsif dan efektif daripada
pesaingnya. Dan faktor-faktor yang harus diselaraskan secara berkesinambungan adalah 4
level menejemen utama yaitu: strategi, operasi, budaya, dan reward.
Berdasarkan pemaparan terkait perubahan yang terjadi di Garuda Indonesia dalam
beberapa tahun terakhir setidaknya Garuda pasca 1998 telah melakukan banyak manajemen
perubahan berdasar permintaan pasar yang dipimpin oleh pemimpin yg visioner dan
transformasional. Pencanangan strategi yang baik, mengubah budaya perusahaan, dan
pemberian reward pada insan garuda yang konsisten menjaga karakter FLY HI menjadi
menyebab berkembangnya Garuda Saat ini. lebih lanjut, hal-hal yang dapat dipelajari dar
perubahan Garuda Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Inovasi Berdasar Perubahan Lingkungan & Pasar
Menurut etimologi, inovasi berasal dari kata innovation yang bermakna pembaharuan,
perubahan (secara) baru. Inovasi adakalanya diartikan sebagai penemuan, tetapi berbeda
maknanya dengan penemuan dalam arti diskoveri atau invensi. Inovasi adalah suatu ide,
produk, metode, dan seterusnya yang dirasakan sebagai sesuatu yang baru, baik berupa
hasil diskoveri atau invensi yang digunakan untuk tujuan tertentu. Inovasi adalah upaya
mencari cara untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik daripada sebelumnya.
Sedangkan menurut Ibrahim, Inovasi adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide,
barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau
sekelompok orang (masyarakat).
Menurut Drucker ada beberapa fakta pendorong terjadinya inovasi di antaranya:
24 | B u d a y a d a n P e n g e m b a n g a n O r g a n i s a s i
cepat untuk mobilisasi. Melihat peluang ini, Garuda juga memberikan suatu jaminan atas
penerbangan yang tepat waktu. Karena Garuda sangat memahami bahwa konsisten terhadap
jadwal (waktu) adalah sebuah upaya menciptakan profesionalitas pelayanan kepada
pelanggan.
Tidak hanya itu, inovasi yan dilakukan oleh Garuda juga merupakan sebuah tanggung
jawab atas kepercayaan yang diberikan sebagai maskapai dengan membawa Flag
Carrier. Membawa nama negara berarti sebuah tanggung jawab untuk memperkenalkan
Indonesia ke mata dunia. Berdasar itu, inovasi yang dilakukan Garuda adalah cerminan dari
budaya dan lokalitas Indonesia. Design interior yang khas Indonesia, makanan, fragnance,
dan greeting khas Indonesia adalah suatu upaya untuk memperkenalkan budaya, lokalitas,
dan keramahan Indonesia di mata dunia. Jadi dalam hal ini, inovasi juga menekankan pada
aspek tanggung jawab pada negara untuk menjaga citra bangsa Indonesia di mata dunia.
3. Kemauan, Kemampuan, dan Keberanian untuk Merestrukturisasi Perusahaan.
Obelensky menjelaskan bahwa proses restrukturisasi merupakan sebuah aktivitas
yang dilakukan suatu organisasi untuk merubah proses dan kendali internalnya dari suatu
hirarki vertikal fungsional yang tradisonal, menjadi struktur pipih yang horizontal, lintas
fungsional dengan berlandaskan kerjasama tim yang berfokus pada proses yang dapat
membuat organisasi lebih nyaman. Dalam hal ini organisasi ditata kembali agar menjadi
organisasi yang open manajemen, dalam artian responsif dan adaptif terhadap perubahan, hal
in diperlukan untuk menunjang kelancaran operasional, memiliki fleksibilitas yang tinggi,
serta mampu melaksanakan pengendalian dan meningkatkan akuntabilitas.
Dimasa kepemimpinan Abdul Gani Garuda Indonesia dirasa perlu untuk melakukan
sebuah restrukturisasi untuk melepaskan diri dari berbagai macam masalah yang
membelitnya. Abdul Gani menilai setidaknya pada saat itu kebutuhan-kebutuhan akan
restrukturisasi Garuda didasarkan pada beberapa hal berikut:
Kebutuhan Restrukturisasi Garuda Indonesia
26 | B u d a y a d a n P e n g e m b a n g a n O r g a n i s a s i
suatu
perusahaan
seringkali
dipengaruhi
oleh
Gaya
kepemimpinan
27 | B u d a y a d a n P e n g e m b a n g a n O r g a n i s a s i
atau lebih baik dari apa yang biasa dikerjakan yang berpengaruh terhadap peningkatan
kinerja.
Pasca dibongkarnya masalah-masalah yang laten melekat pada Garuda Indonesia
selama masa Orde Baru oleh Robby Djohan. Abdul Gani, pimpinan Garuda Indonesia
setelahnya selain mampu memberikan inovasi-inovasi baru dalam management Garuda, juga
pandai mentransformasikan konsep-konsep tersebut kepada para insan Garuda itu sendiri.
Perubahan Garuda tidak bisa jika tidak melibatkan insan Garuda Indonesia itu sendiri di
internalnya. Sebagai contoh, masalah yang di jabarkan oleh Robby Djohan dalam krisis
Garuda di Masa Orde Baru adalah kebiasaan delay flight karena faktor pejabat yang minta
ditunggu untuk melakukan penerbangan. Dan dengan pembenahan SDM, Abdul Gani
berhasil merubah pelayanan Garuda menjadi No Delay Excuse dengan memprioritaskan
kepentingan semua penumpang tanpa terkecuali. Dan perlahan-lahan kebiasaan untuk
menunggu pejabat ini berangsur-angsur hilang dengan kepatuhan para insan Garuda untuk
menerapkan sistem dan pola pikir baru tersebut.
Dalam promosi Doktornya di Universitas Gajah Mada Abdul Gani mengatakan
perubahan terpimpin berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja garuda Indonesia
saat ini. Menurutnya, pimpinan yang memotivasi merupakan indikator yang paling sesuai
diterapkan di perusahaan maskapai penerbangan. Di samping pimpinan yang antisipatif dan
inspirasi. Pemimpin yang tepat bisa mampu membawa Garuda mencapai kinerja yang positif,
namun sebaliknya yang tidak sesuai membawa perusahaan ke dalam keterpurukan.
Masuk pada kepemimpinan Emirsyah Satar, dengan Garuda Indonesia Experience
Indonesia semua Insan Garuda harus mampu memiliki karakter FLY-HI untuk memberikan
pelayanan yang prima kepada para konsumennya. Untuk mendukung pengembangan SDM
Garuda Indonesia itu sendiri maka didirikan Pusat Pelatihan Karyawan, Garuda Indonesia
Training Centre (GITC). Hal ini dilakukan agar semua insan Garuda memiliki paradigma
yang sama dalam hal pandangan Garuda Indonesia sebagai perusahaan berbasis full service
carrier. Pada beberapa literatur pemasaran dan pembentukan organisasi jasa, dijelaskan
mengenai pentingnya mengutamakan kualitas manusia yang menyajikan jasa, termasuk di
dalamnya pemikiran tentang kecenderungan dasar pada jasa dan pentingnya kompetensi dasar
karyawannya. Kecenderungan jasa mengacu pada ketertarikan individu dalam melaksanakan
pekerjaan yang berhubungan dengan pelayanan, sedangkan kompetensi mengacu pada
28 | B u d a y a d a n P e n g e m b a n g a n O r g a n i s a s i
pentingnya berbagai ketrampilan dan pengetahuan yang harus dimiliki oleh karyawan agar
dapat bekerja secara efektif.
Kompetensi inilah yang terus diupayakan oleh Garuda melalui GITC untuk
mewujudkan SDM Garuda yang mampu memberikan pelayanan secara efektif sesuai dengan
SOP perusahaan. Tidak hanya itu, pemberian bonus untuk insan-insan Garuda yang berhasil
menerapkan karakter FLY-HI di lingkungan Garuda, semakin membuat karakter tersebut
terinternalisasi di dalam benak insan Garuda. Ketika kepemimpinan diartikan sebagai
aktivitas mempengaruhi orang-orang agar mereka suka berusaha mencapai tujuan-tujuan
kelompok. Dan menjadi pemimpin adalah bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan
pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu,
berdasarkan akseptasi atau penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki keahlian khusus
yang tepat bagi situasi khusus. Maka, hal-hal yang dilakukan oleh Abdul Gani dan Emirsyah
Satar adalah sebuah upaya untuk mengajak semua komponen organisasi untuk melangkah
bersama dan memiliki komitmen untuk menjaga pelayanan agar selalu prima. Hal ini menjadi
penting karena Garuda telah merubah brand perusahaan dari perusahaan transportasi menjadi
perusahaan pelayanan jasa penerbangan. Oleh karena menitik beratkan pada pelayanan jasa,
maka faktor kualitas SDM mutlak harus ditingkatkan untuk memperbaiki kualitas pelayanan.
Kedua pemimpin tersebut nyatanya telah berhasil mengajak semua insan Garuda untuk
memiliki pemahaman yang sama terhadap brand baru yang dicetuskan tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Untuk mengisi kesimpulan pada bab ini, berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada
bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan yang merupakan jawaban dari
rumusan masalah penelitian, sebagai berikut :
1. Fungsi dari Corporate Communication di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk adalah
menjalankan strategi komunikasi perusahaan dengan efektif guna meningkatkan reputasi
perusahaan dan membangun kepercayaan publik internal dan eksternal terhadap Garuda
Indonesia. Adapun pembagian fungsi dan tugas masing-masing
29 | B u d a y a d a n P e n g e m b a n g a n O r g a n i s a s i
unit di divisi Corporate Communication antara lain, yaitu: Public Relations, Employee
Communication, Corporate Identity Management, Corporate Social Responsibility
(CSR).
2. Peran dari Corporate Communication di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk adalah
sebagai sebagai Communicator, juru bicara yang mewakili perusahaan dalam memberi
segala informasi yang ada terkait segala bentuk komunikasi yang dijalankan perusahaan
baik itu kegiatan-kegiatan, promosi, ataupun kebijakan yang dikeluarkan
manajemen perusahaan. Corporate Communication juga berperan sebagai perantara
komunikasi dan mediator/penghubung antara perusahaan kepada publik internal dan
maupun publik eksternalnya. Terkahir sebagai Teknisi Komunikasi, Corporate
Communication memiliki andil dalam menciptakan komunikasi dua arah serta menjaga
agar saluran komunikasi tetap terbuka untuk publik eksternal maskapai Garuda
Indonesia) terhadap penyebaran informasi yang akan menciptakan citra positif bagi
perusahaan di masyarakat luas.
3. Corporate Communication sebagai divisi yang yang berhubungan dengan segala bentuk
komunikasi yang dilakukan Garuda Indonesia memiliki andil yang cukup besar terhadap
proses pembentukan citra perusahaan. Namun itu semua tidak terlepas dari strategi
perusahaan atas keberhasilan mentransformasi perusahaan secara keseluruhan dalam
menerapkan program Quantum Leap dalam mengubah tampilan maskapainya seperti
mengubah livery maskapai, seragam staf serta awak kabin dan logo perusahaan. Selain
itu juga, tidak terlepas dari bentuk kerjasama yang dilakukan Corporate Communication
Garuda Indonesia yang senantiasa menjaga hubungan yang harmonis dengan mediamedia dalam penyebaran informasi terkait pembentukan citra Garuda Indonesia dimata
publik. Media iklan melalui Media Cetak seperti : surat kabar, majalah, tabloid. Serta
Media Elektronik seperti : tv, radio, serta media online dan situs resmi Garuda Indonesia
menjadi sarana utama bagi divisi Corporate Communication dalam penyebaran
informasi untuk meningkatkan citra Garud Indonesia. Proses pembentukan Citra di
Garuda Indonesia merupakan tanggungjawab seluruh aspek perusahaan bukan hanya
divisi Corporate Communication tapi seluruh karyawan dalam menjaga reputasi
perusahaan dan membantu dalam semua pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang tekait
dalam Pembentukan Citra (Corporate Image) di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk. 4)
Ada beberapa indikator yang dapat dijadikan penilaian atas keberhasilan PT. Garuda
Indonesia (Persero)Tbk dalam meningkatkan citranya seperti : Peningkatan jumlah
penumpang yang menggunakan
30 | B u d a y a d a n P e n g e m b a n g a n O r g a n i s a s i
maskapai Garuda Indonesia dari tahun ke tahun, berbagai Perhargaan dan Piagam
yang diberikan atas prestasi yang diukir Garuda baik dalam negeri maupun
internasional, berhasil melakukan IPO di tahun 2011 dengan mencatatkan keuntungan
dari penjualan saham sebagai langkah perluasan bisnis dan menjadi satu-satunya
maskapai di Indonesia yang go public, Pembukaan kembali rute internasional atas
pencabutan larangan maskapai Indonesia terbang ke Uni Eropa dan menjadi langkah
awal adalah pembukaan rute Jakarta-Amsterdam via Dubai di tahun 2010, Garuda
Indonesia juga berhasil menorehkan peningkatan pendapatan laba perusahaan yang
cukup signifikan dan masih banyak indikator keberhasilan lainnya yang telah
ditorehkan Garuda Indonesia.
3.2 Saran-Saran
1. Citra perusahaan yang positif bisa hilang secara tiba-tiba karena satu dan lain hal, untuk
itu perlu senantiasa secara berkesinambungan melakukan evaluasi untuk perbaikanperbaikan agar ketika krisis terjadi secara tidak terduga, perusahaan bisa mengambil
langkah cepat dalam penangananya. Bukan hanya divisi Corporate Communication
yang memiliki andil tapi harus seluruh aspek karyawan (internal public) yang memiliki
tanggungjawab penuh terhadap penjagaan reputasi da peningkatan citra PT. Garuda
Indonesia (Persero)Tbk.
2. Untuk konsep layanan Garuda Indonesia Experience yang diusung perusahaan,
perlu dilakukan sosialisasi lagi agar seluruh internal maupun eksternal publik PT.
Garuda Indonesia (Persero)Tbk dapat lebih menangkap apa yang hendak disampaikan
Garuda Indonesia melalui konsep layanan tersebut.
3. Melihat begitu padatnya aktivitas di divisi Corporate Communication Garuda
Indonesia, sebaiknya perlu ditambahkan karyawan yang khusus menangani para
siswa/mahasiswa yang akan melakukan riset ataupun PKL di Garuda Indonesia, agar
bisa dibantu kelancaran proses pengurusannya, karena ini juga terkait terhadap
pencitraan Garuda Indonesa dimata publiknya.
31 | B u d a y a d a n P e n g e m b a n g a n O r g a n i s a s i
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, M Linggar. 2002. Teori & Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di Indonesia.
Jakarta : PT Bumi Aksara.
Argenti, Paul. 2010. Corporate Communication (Komunikasi Korporat). Jakarta : Salemba
Humanika.
Beard, Mike. 2004. Manajeman Departemen Public Relations. Jakarta : Erlangga.
Cutlip, Scott M., Allen H. Carter., Glen M. Broom. 2006. Effective Public Relations.
Jakarta : Prenada Media Group.
Danandjaja, 2011. Peranan Humas dalam Perusahaan.Yogyakarta : Graha Ilmu.
Effendy, Onong Uchana MA. 2001. Ilmu Komunikasi, Teori, dan Praktek. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
F. Rachmadi. 1992. Public Relations dalam teori dan Praktek. Jakarta : Gramedia Utama.
Greener, Tony. 2002. Kiat Sukses Public Relations dan Pembentukan Citranya. Jakarta :
PT Bumi Aksara.
Gregory, Anne. 2005. Public Relations dalam Praktik. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Harjanto, R. 2009. Prinsip-Prinsip Periklanan. Jakarta : IAA.
Kasali, Rhenald. 2008. Manajemen Public Relations,konsep dan Aplikasinya di Indonesia.
Jakarta : Pustaka Utama Grafiti.
Lattimore, Dan., Otin Baskin., Suzette T. Heiman., Elizabeth L. Toth. 2010. Public
Relations Profesi dan Praktik. Jakarta : Salemba Humanika.
http://id.wikipedia.org/wiki/Garuda_Indonesia diakses pada tanggal 19 April 2015 pukul
21.00.
http://moeflich.wordpress.com/2012/03/11/garuda-indonesia-terpilihsebagai-maskapaiinternasional-terbaik diakses pada tanggal 19 April 2015 pukul 21.00
htpp://en.wikipedia.org/wiki/Corporate_communication diakses pada tanggal 19 April 2015
pukul 21.00
Gani, Abdul. 2010. Pengaruh Restrukturisasi Terhadap peningkatan Kinerja PT. Garuda
Indonesia (Disertasi). Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
32 | B u d a y a d a n P e n g e m b a n g a n O r g a n i s a s i
Burns. 1978. Transactional and Transforming Leadership. Harpers Collins Publishers. Inc.
33 | B u d a y a d a n P e n g e m b a n g a n O r g a n i s a s i