STEP 7
1. Hubungan pasien dengan transfuse darah pada 10 tahun yang lalu?
VHC adalah virus RNA yg digolongkan flavivirus bersama dg virus
hepatitis G, Yellow fever dan dengue. Virus ini umumnya masuk
ke dalam darah melalui transfusi atau kegiatan kegiatan yang
memungkinkan virus ini langsung terpapar dengan sirkulasi darah.
Target utama VHC adalah sel sel hati dan mungkin juga sel limfosit
B melalui reseptor yg mungkin sekali serupa dengan CD81 yang
terdapat di sel sel hati maupun limfosit B atau reeptor LDL (LDLR)
Setelah berada dalam sitoplasma sel hatu, VHC akan melepaskan
selubung virusnya dan RNA virus siap untuk melakukan translasi
protein dan kemudian replikasi RNA.
IPD jilid 1
2. Patofisiologi :
a. Penurunan nafsu makan
saraf
serotoninergik.
Jika
melanocortin dirangsang
maka
akan
terjadi
anorexia (tidak napsu
makan. Kebalikannya, NPY bersifat prophagic., artinya jika
dirangsang maka napsu makan akan meningkat. Interaksi kedua
sistem inilah yang mengatur imbang asupan dan pemakaian energi.
Gambar B. Pada banyak penyakit sistemik, sitokin faktor pemicu
proteolisis akan diproduksi oleh sel darah putih, dan ini akan
merangsang pembentukan serotonin dan merangsang melanocortin.
Efek perangsangan ini adalah anoreksia. Serotonin berasal dari
triptofan. Triptofan masuk ke dalam sistem saraf pusat melalui
saluran yang sama dengan BCAA (branch-chained amino acids). Jadi
Cek HbsAg,
SGOT ,
SGPT,
Bilirubin ,
albumin : menunjukan fungsi sintesis hati,
jika konsentransi menurun bisa menyebabkan
malabsorbsi (n: 3,5-4,5 ml)
LDH :240-524 IU Per L , Meningkat pada
hepatitis iskemik.. namun spesifitasnya
rendah
USG : identifikasi penyakit hati kronis
Pemeriksaan
Untuk Mengukur
Hasil
Pemeriksaa
n
Menunjukka
n
Alkalin
Fosfatase
Enzim yg dihasilkan di
dalam hati, tulang &
plasenta;
yg dilepaskan ke hati
bila terjadi cedera atau
pada aktivitas normal
tertentu,
mis.
pertumbuhan
tulang
atau kehamilan
Penyumbat
an saluran
empedu,
cedera hati
& beberapa
kanker
Alanin
Transaminase
(ALT) / SGPT
Enzim yg dihasilkan di
hati, yg dilepaskan ke
dalam darah jika sel
hati mengalami luka
Luka pada
sel
hati
(mis.
hepatitis)
Aspartat
Transaminase
(AST) / SGOT
Enzim yg dilepaskan ke
dalam darah jika hati,
jantung, otot atau otak
mengalami luka
Luka di hati,
jantung,
otot
atau
otak
Penyumbat
an
aliran
empedu,
kerusakan
hati,
pemecahan
sel
darah
merah
yg
berlebihan
Gammaglutamil
Transpeptidase
Enzim yg dihasilkan
oleh hati, pankreas &
ginjal; dilepaskan ke
dalam
darah
hika
organ-organ
tsb
mengalami luka
Kerusakan
organ,
keracunan
obat,
penyalahgu
naan
alkohol,
penyakit
pankreas
Laktik
Enzim yg dilepaskan ke
Kerusakan
Bilirubin
Dehidrogenase
hati,
jantung,
paru-paru
atau otak &
pemecahan
sel
darah
merah
yg
berlebihan
5-nukleotidase
Enzim
yg
hanya
terdapat
di
hati;
dilepaskan ke dalam
darah
jika
hati
mengalami cedera
Penyumbat
an saluran
empedu
atau
gangguan
aliran
empedu
Albumin
Protein yg dihasilkan
oleh hati & secara
normal dilepaskan ke
dalam
darah;
salah satu fungsinya
adalah menahan cairan
dalam pembuluh darah
Kerusakan
hati
Protein yg dihasilkan
oleh hati janin dan
buah zakar (testis)
Hepatitis
berat atau
kanker hati
atau kanker
testis
Antibodi
untuk
melawan mitokondria,
merupakan komponen
sel sebelah dalam
Sirosis bilier
primer
&
penyakit
autoimun
tertentu,
mis.
hepatitis
menahun
yg aktif
Alfa-fetoprotein
Antibodi
Mitokondrial
Interpretasi:
Peningkatan 20-50X: hepatitis virus/obat
Peningkatan 10-<20x: hepatitis kronik, kolestasis/kolesistitis,
penyembuhan hepatitis
Peningkatan 3-10X: obat-obatan hepatotoksik (allopurinol,
aspirin, ampisilin, heparin, barbiturat), AMI, pankreatitis akut
Peningkatan 1-2x: kongesti hepatik
Interpretasi:
Peningkatan tegas (5x/>): hepatitis akut, hepatitis krn obat,
sirosis
krn
alkohol,
pankreatitis
akut,
mononukleosis
kolometrik
yg
lebih
teliti
dg
metode
bepatitis,
metastasis,
kegagalan
Anti HAV IgM (+)Anti HBc IgM (+) dg/tanpa HBsAg (+)
Hep B akut
Hep C akut
Rawat suportif
Rawat suportif
Hep A akut
Rawat suportif
ALT (-) HCV RNA 3-6 bln
Ulang HBsAg & anti HBs dalam 6 bln
HBV kronik
Immun
HCV kronik
Infeksi Virus :
Kelainan genetik :
-
Penyakit Wilson
Defisiensi L1
Antitripsin
Virus hepatitis B
Virus hepatitis C
aflatoksin
Sirosis hati
Obesitas
DM
Alkohol
HEPATITIS KRONIK
Definisi : peradanghan hati yang memetap lebih
dari 6 bulan , ada kecurigaan berkembang
menjadi sirosis dan gaal hati
DEFINISI
Hepatitis Kronis adalah peradangan yang berlangsung
selama minimal 6 bulan.
Hepatitis kronis lebih jarang ditemukan, tetapi bisa
menetap sampai bertahun-tahun bahkan berpuluh-puluh
tahun.
Biasanya ringan dan tidak menimbulkan gejala ataupun
kerusakan hati yang berarti. Pada beberapa kasus,
peradangan yang terus menerus secara perlahan
menyebabkan kerusakan hati dan pada akhirnya terjadilah
sirosis dan kegagalan hati.
PENYEBAB
Penyebab yang sering ditemukan adalah virus hepatitis
C; sekitar 75% hepatitis C akut menjadi kronis.
Virus hepatitis B kadang bersamaan dengan virus
hepatitis D, menyebabkan sejumlah kecil infeksi kronis.
Virus hepatitis A dan E tidak menyebabkan hepatitis
kronis.
Hepatitis kronis
DEFINISI
Sindrom klinis dan patologis yang disebabkan oleh
bermacam-macam etiologi, ditandai oleh berbagai tingkat
peradangan dan nekrosis pada hati yang berlangsung
terus-menerus tanpa penyembuhan dalam waktu paling
sedikit 6 bulan
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Edisi III
KLASIFIKASI
Secara histopatologis
Hepatitis kronik persisten
Ditandai dengan serbukan sel-sel radang bulat di
daerah portal. Arsitektur lobular tetap normal,
tidak ada atau hanya sedikit fibrosis. Limiting
plate pada hepatosit antara daerah portal dan kolomkolom hepatosit tetap utuh. Tidak terjadi piecemealnecrosis
Hepatitis kronik lobular
Sering pula disebut hepatitis akut berkepanjangan
karena perjalanan penyakit lebih dari 3 bulan. Pada
tipe ini ditemukan adanya tanda peradangan daerahdaerah di dalam lobulus hati
Hepatitis kronik aktif
Ditandai dengan adanya serbukan sel radang bulat
terutama limfosit dan sel plasma di daerah portal
yang menyebar dan mengadakan infiltrasi ke dalam
lobulus hati sehingga menyebabkan erosi limiting
plate dan menimbulkan piecemal necrosis
Dikenal dua tipe hepatitis kronik aktif yaitu :
(b) Tipe berat : ditemukan septa jaringan ikat
menyebar ke dalam kolom-kolom hepatosit sehingga
mengakibatkan kelompokan hepatosit yang terisolasi
menimbulkan
gambaran
seperti
bentuk
rosette.
Tampak pula intra-hepatic bridging antara portal
dengan sentral atau portal dengan dorsal.
(c) Tipe ringan : ditemukan erosi ringan pada
limiting plate dan juga piecemal dan juga piecemal
necrosis yang ringan saja tanpa adanya bridging
atau pembentukan rosette.
( Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 edisi
III )
ETIOLOGI
Infeksi virus : hepatitis B, C, D, G, TT
Penyakit hati autoimin
Obat : metildopa, isonoazid, aspirin
Kelainan genetik : penyakit wilson, Defisiensi L1,
Antitripsin
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Edisi III
FAKTOR RESIKO
Homoseks dan biseksual
Pekerja Lab
Resipien transfusi
Pasien hemodialisa
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Edisi III
CARA PENULARAN
Hubungan sex tanpa pengaman
Injeksi/infus/jarum obat
a. Immune tolerance
Ditandai dengan keberadaan HBeAg positif, kadar HBV DNA
yang tinggi, kadar ALT yang normal dan gambaran
histology hati yang normal atau perubahan yang minimal.
Fase ini dapat berlangsung 1-4 dekade. Fase in
ibiasanya berlangsung lama pada penderita yang
terinfeksi perinatal, dan biasanya serokonversi spontan
jarang terjadi, dan terapi untuk menginduksi
serokonversi HBeAg biasanya tidak efektif. Fase ini
biasanya tidak memberikan gejala klinis
b. Immune clearance
Ditandai dengan keberadaan HBeAg positif, kadar HBV DNA
yang tinggi atau berfluktuasi, kadar ALT yang meningkat
dan gambaran histology hati menunjukkan keradangan yang
aktif, hal ini merupakan kelanjutan dari fase immune
clearance. Pada beberapa kasus, sirosis hati sering
terjadi pada fase ini. Pada fase ini biasanya saat yang
tepat untuk diterapi.
c. Inactive HBsAg carrier state
Fase ini biasanya bersifat jinak (70-80%), ditandai
dengan HBeAg negative, antiHBe positif (serokonversi
HBeAg), kadar HBV DNA yang rendah atau tidak
terdeteksi, gambara histologi hati menunjukkan fibrosis
hati yang minimal atau hepatitis yang ringan. Lama fase
ini tidak dapat dipastikan, dan biasanya menunjukkan
prognosis yang baik bila cepat dicapai oleh seorang
penderita.
d. Reactivation
Fase ini dapat terjadi pada sebagian penderita secara
spontan dimana kembalinya replikasi virus HBV DNA,
ditandai dengan HBeAg negative, Anti HBe positif, kadar
HBV DNA yang positif atau dapat terdeteksi, ALT yang
meningkat serta gambaran histology hati menunjukkan
proses nekroinflamasi yang aktif.
Penelitian yang melibatkan banyak penderita hepatitis B
kronik di Taiwan menunjukkan pentingnya kadar serum HBV
DNA, bahwa peningkatan kadar serum HBV DNA ( 10.000
kopi/ml) adalah predictor risiko yang penting terhadap
resiko kejadian sirosis dan kanker hati, dan tidak
terkait dengan kadar HBeAg, kadar ALT.
Terapi
Tujuan utama dari pengobatan hepatitis B kronik adalah
untuk menekan secara permanen HBV sehingga dapat
mengurangi patogenitas virus hepatitis. Tujuan jangka
pendek adalah untuk menghilangkan HBV DNA (disertai
dengan serokonversi pada pasien kronik HBeAg positif
menjadi anti HBe), normalisasi ALT dan mengurangi
inflamasi hati, sedangkan tujuan jangka panjangnya
diharapkan dapat mencegah terjadinya dekompensasi hati,
perkembangan kearah sirosis dan kanker hati
( hepatoselular karsinoma). Berdasarkan panduan terbaru
dari APASL 2008 terapi dapat dilakukan bila ALT > 2ULN
( upper limit normal ) dengan HBV DNA > 100.000 kopi/ml
untuk pasien HBeAg positif hepatitis B kronik dan HBV
DNA > 10.000 kopi/ml untuk pasien HBeAg negatif
hepatitis B kronik. Dan perlu dicurigai pasien dengan
ALT normal tetapi HBV DNA tinggi (terutama pasien
dengan usia > 40 tahun), pasien ini harus dilakukan
biopsy untuk menilai derajat kerusakan hati, bila hasil
biopsy menunjukkan adanya fibrosis (F2/F3/F4) maka
sebaiknya diterapi. Pengobatan hepatitis B kronik
biasanya long therm (jangka panjang), walaupun
demikian, bedasarkan panduan APASL 2008, terapi pada
pasien HBeAg positif dapat dihentikan jika HBeAg
serokonversi disertai dengan 2 kali pemeriksaan HBV DNA
negatif berturut-turut berselang 6 bulan. Tidak ada
panduan yang baku tentang kapan diberhentikannya terapi
pada pasien HBeAg negatif, tetapi berdasarkan panduan
APASL 2008, terapi dipertimbangkan untuk
diberhentikan bila 3 kali berturut-turut pemerikasaan
HBV DNA selang 6 bulan negatif.
Saat ini ada 6 obat yang dapat digunakan untuk terapi
hepatitis B kronik yaitu immunomodulator (konvensional
dan pegilated interferon), lamivudin, adefovir,
entecavir, dan yang terbaru telbivudine.
Interferon (IFN_)
Bekerja sebagai imunomodulator, antiproliferatif, dan
antiviral. IFN adalah obat pertama yang digunakan untuk
terapi hepatitis B kronik. Yang beredar saat ini adalah
interferon alfa 2a dan 2b, serta pegilasi alfa 2a dan
2b. IFN berikatan dengan reseptor pada membran sel
untuk menghasilkan protein yang berfungsi sebagai
pertahanan sel terhadap virus hepatitis B. IFN
Sirosis
a. Definisi
Suatu
keadaan
patologis
yg
menggambarkan
stadium akhir fibrosis hepatic yg berlangsung
progesif yg ditandai dgn distorsi dr arsitektur
hepar & pembentukan nodulus regeneratif.
(IPD FKUI Jilid 1, Edisi IV)
b. Etiologi
Penyakit Infeksi :
o Bruselosis
o Ekinokokus
o Skistosomiasis
o Toksoplasmosis
o Hepatitis virus (hepatitis B, hepatitis C,
hepatitis D, sitomegalovirus)
Penyakit Keturunan dan Metabolik
o Defisiensi 1-antitripsin
o Sindrom Fanconi
o Galaktosemia
o Penyakit Gaucher
o Penyakit simpanan glikogen
o Hemokromatosis
o Intoleransi fluktosa herediter
o Tirosinemia herediter
o Penyakit Wilson
Obat dan Toksin
Alkohol
Amiodaron
Arsenik
Obstruksi bilier
c. Klasifikasi
o Klasifikasi Etiologi
Etiologi yg diketahui
alkohol
metabolik
kolestasis
kronik/sirosis
sekunder intra dan ekstrahepatik
bilier
Etiologi
diketahui
yg
lupoid,
tidak
o Klasifikasi morfologi
Sirosis mikronodular
Sirosis makronodular
Sirosis campuran
tanda
i. Impotensi
,
atrofi
testis
,
ginekomastia
,
hilangnya
rambut
aksila dan pubis
ii. Amenore
mammae
hiperpigmentasi
areola
splenomegali
,
varises
esophagus
dan
lambung , serta manifestasi sirkulasi
kolateral lain . asites dapat dianggap
sebagai
manifestasi
kegagalan
hepatoselular dan hipertensi portal.
(PATOFISIOLOGI SYLFIA A.PRICE)
Mudah lelah & lemas
Anorexia & mual
Perasaan perut kembung
BB menurun
Timbul impotensi pd laki2
Testis mengecil
Buah dada membesar
Hilangnya dorongan seksualitas
Bila sdh lanjut (sirosis dekompensata), gejala lbh
menonjol terutama bila timbul komplikasi kegagalan
hati & hipertensi porta, meliputi :
Hilangnya rambut badan
Gangguan tidur
Demam tdk begitu tinggi
Gangguan pembekuan darah
Perdarahan gusi
Epistaksis
Ikterus dgn airkemih berwarna seperti teh pekat
Muntah darah & melena
Perubahan mental
(IPD FKUI Jilid 1, Edisi IV)
e. Pathogenesis
Mekanisme
terjadinya
proses
yang
berlangsung terus mulai dari hepatitis
virus sampai menjadi sirosis hepatis belum
jelas.Patogenesisnya kemungkinan yaitu:
A. Mekanis
B. Immunologis
C. Kombinasi keduanya
Namun
yang
utama
adalah
terjadinya
peningkatan aktivitas fibroblast dan
pembentukan jaringan ikat.
Mekanis
Pada daerah hati yang mengalami nekrosis konfluen,
kerangka reticulum lobus yang mengalami kolaps akan
berlaku sebagai kerangka untuk terjadinya daerah parut
yang luas.Dalam jaringan ikat ini,bagian parenkim hati
yang bertahan hidup berkembang menjadi nodul regenerasi.
Teori immunologis
Sirosis hati dikatakan dapat berkembang dari hepatis akut
jika melalui proses hapatis kronik aktif terlebih
dahulu.Mekanisme imunologis mempunyai peranan penting
dalam hepatitis kronis.Ada 2 bentuk hepatitis kronis:
1. Hepatitis kronik tipe B
2. Hepatitis kronik autoimun
tipe NANB
atau
KOMPLIKASI
Koma hepaticum: komplikasi yang terbanyak dari penderita
sirosis hepatitis.Timbulnya koma hepaticum dapat sebagai
akibat
dari
faal
hati
sendiri
yang
sudah
sangat
rusak,sehingga
tidak
dapat
melakukan
funsinya
sama
sekali.Ini disebut sebagai koma hepaticum primer. Dapat
pula
koma
hepaticum
timbul
sebagai
akibat
perdarahan,prasentese,gangguan elektrolit,obat-obatan dan
lain2 dan disebut koma hepaticu sekunder.
Pada
penyakit
hati
yang
kronis
timbulah
gangguan
metabolism protein dan pembentukan asam glukoronat dan
sulfat.Demikian pula proses detoksifikasi berkurang.Pada
keadaan normal,amoniak akan diserap kedalam sirkulasi
portal masuk ke dalam hati,kemudian oleh sel hati diubah
menjadi urea.Pada penderita dendan kerusakan hati yang
berat,banyak amoniak menjadi urea lagi akhirnya amoniak
menuju ke otak dan bersifat toksik/iritatif ada otak.
Sujono
Had
Dr.Prof.sirosis
gastroenterology,edisi 7,bandung:2002
hepatis
dalam
dicurigai
menderita
HCC.
Demikian
pula
tidak
terjadi
tersering pada
hepatitis C
dapat asimtomatik dan hanya ditandai oleh kelainan biokimia
darah.gejala klinis yang paling sering ditemukan adalah rasa
lelah.gejala klinis seperti anoreksia,nausea,nyeri perutdaerah
kuadran kanan atas,urin warna tua dan gatal2 juga dapat
ditemukan terutama pada kasus yang berat
( Ilmu Kesehatan Anak)
11.BagaimanaPatofisiologidanPatogenesisdaripenyakitheparkronis?
12.BagaimanaPenatalaksanaandariskenario?
13.Apasajakomplikasidari scenario?
hepatitis C
diagnosis
ditegakkan
berdasarkan
abnormalitas
faal
sekali.pemeriksaan
HCV
RNA
hanya
diulang
bila
terindikasi antivirus
b. bila SGOT-SGPT > 1.5 batas atas normal pada >3kali
pemeriksaan dengan interval waktu minimal 2 bulan,dilakukan
biopsi
hati,pemeriksaan
HCV
RNA
dan
pemeriksaan
autoantibodi tiroid
c. pada anak yang memperoleh terapi antivirus,pemeriksaan
HCV RNA dan biopsi diulang dalam rangka menilai respons
terapi
( Ilmu Kesehatan Anak)