Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH :
TRI DECCY
LEO NARDO SIHOMBING
HARNY GRISHELDIS SITINJAK
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam mata kuliah analisis riil I, mata kuliah yang mempelajari dan mengasah
intelektual mahasiswa matematika, terdapat sub bab yang bertemakan Barisan
Bilangan Real, Teori limit, Barisan monoton, Sub Barisan dan teorema Bolzano
Weierstrass. Apa itu Barisan bilangan real, apa yang menjadi bagian dalam teori
limit, apa itu Barisan monoton dan Sub Barisan, apa yang menjadi teorema Bolzano
Weierstrass, kriteria Cauchy, dan sifat barisan divergen dan apa saja yang dipelajari
dalam bab ini, akan menjadi topik pembahasan yang akan kita angkat.
1.2 Pembatasan Masalah
Dari sekian permasalahan yang ada tidak mungkin penulis dapat membahasnya
secara keseluruhan, karena mengingat kemampuan yang ada baik intelektual, biaya
dan waktu yang dimiliki penulis sangat terbatas. Maka penulis perlu memberikan
batasan-batasan masalah. Pembatasan masalah diperlukan untuk memperjelas
permasalahan yang ingin dipecahkan.
Oleh karena itu, penulis memberikan batasan sebagai berikut :
1. Apa pengertian barisan bilangan real
2. Apa sifat sifat barisan bilangan real
3. Apa pengertian barisan Monoton ?
4. Apa pengertian Sub Barisan?
5. Bagaimana teorema Bolzano Weierstrass ?
6. Bagaimana kriteria Cauchy?
7. Bagaimana sifat barisan divergen ?
1.3 PERUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah yang akan dijabarkan adalah sebagai berikut :
1. Barisan bilangan real
2. Sifat sifat barisan bilangan real
3. Barisan Monoton (definisi dan contoh soal)
4. Sub Barisan (definisi dan contoh soal)
5. teorema Bolzano Weierstrass
6. Kriteria Cauchy
7. Sifat barisan Divergen
1.4 TUJUAN PENULISAN
1. Penulisan bertujuan untuk lebih mengerti barisan bilangan real, sifat barisan
bilangan real, sub bab tentang barisan monoton dan sub barisan, kriteria
cauchy, dan sifat barisan divergen.
2. Dan tujuan lainnya adalah agar mahasiswa lainnya yang membutuhkan data
tentang materi ini dapat terbantu.
1.5 MANFAAT PENULISAN
Semoga penulisan makalah yang bertemakan barisan bilangan real, barisan
monoton ini dapat membantu dan bermanfaat bagi teman-teman mahasiswa, dan
yang lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
xn : n N
Bagaimana dengan limit sub barisan dari suatu sub barisan ? Teorema berikut
menjelaskan hal ini.
konvergen ke x R .
Bukti. Karena X : x n : n N adalah barisan yang konvergen ke x R , maka
jika diberikan 0 terdapat N 0 sedemikian sehingga untuk semua
n N berlaku xn x .
Selanjutnya, dengan menggunakan induksi matematika, akan ditunjukkan bahwa
nk k untuk setiap k N . Diketahui bahwa n1 n2 ... nk ... . Untuk k 1 jelas
bahwa n1 1 . Misalkan untuk k p berlaku n p p . Kita akan tunjukkan bahwa
untuk k p 1 berlaku n p 1 p 1 . Karena n p 1 n p maka n p 1 p atau dengan
kata lain n p 1 p 1 . Dengan demikian nk k untuk setiap k N .
Jika k N maka nk N . Untuk semua nk N berlaku xnk x .
n 1
tunggal.
Sifat Sifat Barisan Bilangan Real
Definisi 2.6. Barisan bilangan real X : x n : n N dikatakan terbatas jika
terdapat bilangan real M 0 sedemikan sehingga xn M untuk setiap n N .
Berkaitan dengan sifat keterbatasan barisan bilangan real tersebut kita memiliki
teorema berikut ini.
Teorema 2.7. Barisan bilangan real yang konvergen adalah terbatas.
Bukti. Misalkan barisan bilangan real X : x n : n N adalah barisan yang
konvergen ke x R . Itu berarti bahwa jika kita ambil 0 0 maka terdapat
bilangan real N 0 0 sehingga xn x 0 untuk semua n N 0 .
Selanjutnya, perhatikan bahwa, berdasarkan pertidaksamaan segitiga,
xn xn x x xn x x 0 x untuk semua n N 0 .
xn yn x y
xn x yn y / 2 / 2 .
Karena 0 yang diberikan sembarang, maka X Y konvergen ke x y .
Berikutnya, perhatikan bahwa
cxn cx c xn x .
Misalkan c 0 . Jika diberikan 0 maka dengan memilih berapa pun bilangan
real N 0 , selalu berlaku cxn cx c xn x 0 untuk setiap n N .
Sekarang misalkan c 0 . Karena X adalah barisan yang konvergen ke x maka
jika diberikan 0 maka terdapat bilangan real N 0 sedemikian sehingga
untuk setiap n N , berlaku xn x / c . Akibatnya, untuk setiap n N ,
cxn cx c xn x c / c .
Karena 0 yang diberikan sembarang, maka cX konvergen ke cx .
Selanjutnya, kita akan menunjukkan bahwa barisan XY konvergen ke xy .
Pertama, perhatikan bahwa
xn yn xy xn yn xn y xn y xy
xn yn xn y xn y xy
xn yn y xn x y
Menurut Teorema 2.7, X adalah barisan yang terbatas. Itu artinya terdapat
bilangan
real
L0
sehingga
xn L
untuk
setiap
nN.
Misalkan
berlaku
xn x / 2 M
dan
yn y / 2 M .
Misalkan
xn yn xy xn yn y xn x y M / 2M M / 2M .
Karena 0 yang diberikan sembarang, maka XY konvergen ke xy .
Pembahasan berikutnya kita akan menunjukkan bahwa X / Y akan konvergen ke
x / y jika y 0 . Tetapi sebelumnya, kita lihat terlebih dahulu teorema berikut iini.
Teorema 2.9. Jika Y : y n : n N adalah barisan tak nol ( yn 0 untuk setiap
n N ) yang konvergen ke y 0 maka barisan 1 / Y : 1 / y n : n N juga
yn y atau yn y yn y yn y
1
2
maka yn 1/ 2 y atau
untuk setiap n N1 .
yn
y
Selanjutnya, jika diberikan 0 maka terdapat N 2 0 sehingga untuk setiap
n N 2 , berlaku yn y 1/ 2 y . Kemudian, perhatikan bahwa, berdasarkan
2
pertidaksamaan segitiga,
y yn
1 1
1
yn y .
yn y
yn y
yn y
Jika N : maks N1 , N 2 maka untuk setiap n N , berlaku
1 1
1
2 1 2
yn y 2 y .
yn y
yn y
y 2
Karena 0 yang diberikan sembarang, maka 1/ Y konvergen ke 1/ y .
Berdasarkan Teorema 2.8 dan Teorema 2.9, jika X adalah barisan bilangan real
yang konvergen ke x dan Y adalah barisan bilangan real tak nol yang
konvergen ke y 0 maka barisan bilangan real X / Y juga konvergen ke x / y .
Teorema 2.10 (Teorema Apit). Misalkan X : x n : n N , Y : y n : n N , dan
Z : z n : n N adalah barisan-barisan bilangan real yang memenuhi xn yn zn
: n N . Secara
2
n
konvergen. Syarat cukup lain apa yang diperlukan sehingga barisan yang
terbatas merupakan barisan yang konvergen ? Pembahasan berikut akan
menjelaskannya.
naik
jika
x1 x2 ... xn xn 1 ...
dan
dikatakan
turun
jika
x1 x2 ... xn xn 1 ... . Barisan bilangan real yang naik atau turun disebut
sebagai barisan yang monoton.
2.3.
Barisan Monoton
Berikut ini diberikan pengertian mengenai barisan naik dan turun monoton.
Definisi 2.3.1. Diberikan barisan bilangan real X = (xn)
(i)
(ii)
xn+1 , untuk
semua n
(iii)
(iv)
xn+1 , untuk
semua n
Definisi 2.3.2. Barisan dikatakan monoton jika berlaku salah satu X naik atau X
turun.
Contoh 2.3.2.
a. Barisan berikut ini naik (monoton).
dengan
Bukti.
a) Karena X = (
untuk semua
. Namakan A =
sedemikian hingga
, maka
, maka terdapat
sedemikian hingga .
) konvergen ke x = lim(
)=
dengan
R, terbatas ke
dan
berlaku
yaitu
naik monoton.
untuk
Maka
yang berarti benar untuk n k 1. Jadi,
menurut induksi terbukti bahwa
, untuk semua
. Karena
naik
, maka diperoleh
) dengan
. Karena
, maka terdapat K( )
K( ) berlaku
Terbukti bahwa X = (
sedemikian hingga
) Konvergen ke x
berlaku nk+1
ini ekuivalen.
Bukti
(i)
(ii) Jika
ditemukan
terdapat
tidak mungkin
berlaku
memenuhi
sedemikian hingga
dan
(ii)
(iii) Diberikan
hingga
dan
dan
bagian X = (
sedemikian
sedemikian hingga
) sehingga berlaku
untuk semua
(iii)
(i) Misalkan X = (
) yang memenuhi
persekitaran
) memenuhi
(ii)
dan X = (
divergen.
, dengan
, divergen.
Berikut ini diberikan sebuah teorema yang menyatakan bahwa barisan bilangan
real
X =
. Titik
disebut puncak
tidak pernah
didahului oleh sebarang elemen barisan setelahnya. Perhatikan bahwa pada barisan
yang menurun, setiap elemen adalah puncak, tetapi pada barisan yang naik, tidak
ada elemen yang menjadi puncak.
) barisan bilangan
Maka
Kasus II: X mempunyai berhingga banyak puncak. Tulis semua puncak berurutan
naik, yaitu
. Misalkan
. Karena
) . Namakan
dan barisan
maka terdapat
dengan
sehingga
yang
konvergen ke
Kasus II: Karena S tak berhingga dan terbatas, maka S mempunyai titik cluster
persekitaran titik
x.
Untuk k = 1, maka terdapat
sedemikian hingga
sedemikian hingga
sedemikian hingga
sedemikian hingga
konvergen ke x dengan
berlaku
barisan bagian
sedemikian hingga
Terbukti bahwa
) dan diberikan
untuk
2.4.4 terdapat
untuk semua
sedemikian hingga
Barisan Cauchy
Definisi 2.5.1 Teorema Kekonvergenan Monoton memberikan jaminan atau syarat
cukup barisan bilangan real yang monoton adalah barisan yang konvergen. Bagaimana
halnya dengan barisan yang tidak monoton ? Apakah masih memungkinkan menjadi
barisan yang konvergen ? Penjelasan yang akan hadir berikut ini memberikan syarta
perlu dan syarat cukup suatu barisan bilangan real yang tidak monoton adalah barisan
yang konvergen.
n, m N maka n, m 2 /
0 . Pilih
N 2 / . Akibatnya, jika
untuk n, m N , berlaku
1
1
1
1
1
1
2 2 2 2 2 .
2
n m
n
m
n m
2 2
bukanlah barisan Cauchy. Negasi dari definisi barisan Cauchy adalah terdapat 0 0
sedemikian sehingga untuk setiap N 0 0 terdapat n, m N 0 yang memenuhi
dengan m n 1
n
sehingga xn xn 1 1/ 2 . Jadi barisan X 1 : n N bukanlah barisan Cauchy.
Lema 2.5.5 Barisan bilangan real Cauchy adalah barisan yang terbatas.
Bukti. Misalkan X x n : n N adalah barisan Cauchy. Yang demikian berarti jika
diberikan 0 maka terdapat N 0 sedemikian sehingga untuk setiap n, m N
berlaku x n x m . Akibatnya, x n x N untuk setiap
memperoleh x n x N untuk setiap n N . Misalkan
n N . Darinya, kita
M : maks x1 , x 2 ,...., x N 1 , x N .
Selanjutnya, kita akan melihat bahwa setiap barisan bilangan real Cauchyi adalah
barisan yang konvergen dan setiap barisan bilangan real yang konvergen adalah
barisan Cauchy.
Teorema 2.5.6. Suatu barisan bilangan real adalah konvergen jika dan hanya jika
barisan itu adalah barisan Cauchy.
Bukti. Kita akan buktikan syarat perlunya terlebih dahulu. Misalkan X x n : n N
adalah barisan yang konvergen. Karenanya, jika diberikan 0 maka terdapat
N 0
sedemikian
sehingga
untuk
setiap
n N
berlaku
xn x / 2 .
x.
H n1 , n2 ,... . Karenanya,
xn x xn x H x H x xn x H x H x / 2 / 2 .
x.
2.6.
Barisan Divergen
Coba perhatikan kembali Definisi 2.17, definisi tentang barisan bilangan real Chauchy.
Definisi tersebut ekuivalen dengan pernyataan bahwa suatu barisan bilangan real
divergen jika dan hanya jika barisan tersebut bukanlah barisan Cauchy. Itu artinya untuk
suatu 0 0 tidak terdapat K 0 sedemikian sehingga untuk setiap n, m K berlaku
k N terdapat n, m k berlaku x n x m .
n 1
Perhatikan barisan bilangan real Z 1 : n N . Ambil 0 1 . Untuk n k dan
x n x m . Akibatnya, untuk setiap
m k 1 berlaku
x n x m x k x k 1 1
k 1
2 1.
kata lain, Z 1
n 1
n 1
barisan ini juga merupakan barisan yang divergen. Suku-suku barisan ini nilainya
berosilasi atau berubah-ubah, secara berselang-seling dan terus-menerus tanpa henti,
antara 1 atau -1. Barisan ini divergen tetapi tidak menuju ke maupun .
Dari tiga contoh barisan divergen di atas, kita dapat membuat definisi formal barisan
yang divergen.
Definisi 2.6.2. Jika X x n : n N adalah barisan bilangan real yang divergen tetapi
tidak menuju ke maupun maka X x n : n N adalah barisan bilangan real
yang divergen secara berosilasi.
Berdasarkan Teorema 2.7 dan Teorema Kekonvergenan Monoton, barisan bilangan real
yang monoton adalah barisan yang konvergen jika dan hanya jika barisan tersebut
adalah barisan yang terbatas. Dengan kata lain, barisan bilangan real yang monoton
adalah barisan yang divergen jika dan hanya jika barisan itu adalah barisan yang tidak
terbatas. Dapat ditunjukkan jika suatu barisan adalah tak terbatas dan naik maka limit
barisan tersebut menuju positif tak hingga. Jika suatu barisan adalah tak terbatas dan
turun maka limit barisan itu menuju negatif tak hingga.
Ada cara lain untuk menunjukkan bahwa suatu barisan bilangan real adalah barisan
yang divergen. Teorema berikut, dinamakan Teorema Perbandingan, menjelaskan
kondisi yang membuat suatu barisan dikatakan sebagai barisan yang divergen.
xn : n N
dan
yn : n N
memenuhi
x n y n untuk setiap n N
Maka
x n maka lim y n .
a. Jika lim
n
n
y n maka lim x n .
b. Jika lim
n
n
Bukti.
yn M
y n .
sembarang, maka lim
n
b.
x n .
sembarang, maka lim
n
Namun demikian, tidaklah selalu kita bisa menjumpai kondisi dua barisan seperti yang ada
pada hipotesis Teorema 2.24, sehingga kita tidak dapat mengaplikasikan teorema tersebut
untuk menunjukkan suatu barisan bilangan real adalah barisan yang divergen. Teorema di
bawah ini, dinamakan sebagai Teorema Perbandingan Limit, menjelaskan kondisi (yang
lebih umum dibandingkan kondisi pada Teorema 2.24) yang menjadikan suatu barisan
bilangan real dikatakan sebagai barisan divergen.
Teorema 2.6.4. Jika x n : n N dan y n : n N adalah barisan bilangan real positif yang
memenuhi
lim
xn
L dengan L R dan L 0
yn
2 / 3L x n
x n maka
y n untuk n N . Berdasarkan Teorema 2.24, jika lim
n
L / 2 y n
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Definisi 3.1.1. Diberikan barisan bilangan real X = (xn)
(i)
(ii)
xn+1 , untuk
semua n
(iii)
(iv)
xn+1 , untuk
semua n
Definisi 3.1.2. Barisan dikatakan monoton jika berlaku salah satu X naik atau X
turun.
Definisi 3.1.3. Teorema Konvergensi Monoton
A. Jika X = (xn) naik (monoton) dan terbatas ke atas, maka X =(xn) konvergen
dengan
B. Jika X = (
konvergen dengan
Definisi 3.2.1. Diberikan barisan bilangan real X = (
tegas n1< n2<.. nk<... Barisan X = (
) dengan