Anda di halaman 1dari 9

I.

Judul

II.

Tujuan
1. Mengetahui kelarutan lipid pada pelarut tertentu.
2. Mengetahui terjadinya pembentukan emulsi dari minyak.

III. Landasan Teori


Lemak atau minyak dapat membentuk noda transculent, sehingga
kertas tulis yang tidak tembus pandang menjadi semi transparan. Noda yang
terbentuk biasanya semakin melebar setelah disirami air dan dikeringkan.
Lemak pada umumnya tidak larut dalam air tetapi sedikit larut dalam
alkohol dan larut sempurna dalam pelarut organik seperti eter, kloroform,
aseton, benzena dan pelarut lainnya. Minyak dalam air akan membentuk
emulsi yang tidak stabil, karena bila dibiarkan, maka kedua cairan akan
membentuk dua lapisan. Sebaliknya minyak dalam soda (Na2CO3) akan
membentuk emulsi yang stabil karena asam lemak yang bebas dalam larutan
bereaksi membentuk sabun.
Lemak dan minyak termasuk dalam kelompok lipid, yang pada
umumnya bersifat tidak larut dalam air. Untuk pengertian sehari hari
lemak merupakan bahan padatdalam suhu kamar, sedangkan minyak dalam
bentuk cair dalam suhu kamar. Lemak merupakan bahan padat pada suhu
kamar, diantaranya disebabkan kandungannya yang tinggi akan asam lemak
jenuh yang secara kimia tidak mengandung ikatan rangkap, shingga
mempunyai titik lebur yang lebih tinggi. Asam lemak jenuh yang terdapat di
alam adalah asam palmitat dan asam stearat.
Emulsi adalah dispersi atau suspensi metastabil suatu cairan lain
yang kedua tidak saling melarutkan. Supaya terbentuk emulsi yang stabil
diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier atau emulsifying
agent yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase
cairan. Cara kerja emulsifier terutama di sebabkan oleh bentuk molekulnya
yang daat etrikat baik pada minyak maupun air. Emulsifier akan membentuk
lapisan di sekeliling minyak sebagai akibat menurunnya tegangan
permukaan, shingga mengurangi kemungkinan bersatunya butir-butir

minyak satu dengan yang lainnya. Bahan emulsifier dapat berupa: protein,
gum, sabun atau garam empedu.
IV.

Alat dan Bahan


1. Uji Kelarutan Lipid
-

Alat
5 buah tabung reaksi
Penjepit tabung
Pipet ukur
Pipet tetes

Bahan
Minyak kelapa
Alkohol
Kloroform
Eter
Aquades
Larutan
Na2CO3
0,5%

2. Uji Pembentukan Emulsi


-

V.

Alat
4 buah tabung reaksi
Pipet tetes

Bahan
Minyak kelapa
Larutan
Na2CO3

0,5%
Larutan sabun
Larutaan casein 20%
Larutan empedu encer

Prosedur Kerja
1. Uji Kelarutan Lipid
1. Siapkan 5 buah tabung reaksi yang bersih dan kering. Berturut turut
isilah dengan : air suling, alkohol 96%, eter, kloroform, dan larutan
Na2CO3 0,5% sebanyak 1 ml.
2. Tambahkan pada setiap tabung 2 tetes minyak kelapa.
3. Kocoklah sampai homogeny, lalu biarkan beberapa saat.
4. Amati sifat kelarutannya.
2. Uji Pembentukan Emulsi
1. Siapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering
2. Isi dengan :
- Tabung 1 : 2 ml air dan 2 tetes minyak kelapa.
- Tabung 2 : 2 ml air, 2 tetes minyak kelapa, dan 2 tetes Na2CO3 0,5%
- Tabung 3 : 2 ml air, 2 tetes minyak kelapa, dan 2 tetes larutan sabun.
- Tabung 4 : 2 ml larutan casein 20%, dan 2 tetes minyak kelapa.
- Tabung 5 : 2 ml larutan epedu encer dan 2 tetes larutan minyak
kelapa.
3. Kocoklah tabung dengan kuat lalu diamkan beberapa saat.
4. Amati terjadinya pembentukan emulsi.

VI.

Hasil dan Pembahasan


Hasil :
1. Uji Kelarutan Lipid
Tabung 1

Tabung 2

Bahan

Tabung 3

Tabung 1

Aquades

Tabung 2

Tabung 4

Tabung 5

Tabung 3

Tabung 4

Tabung 5

1ml

Alkohol 96%

1ml

Eter

1ml

Kloroform

1ml

Na2CO3 0,5%

1ml

Minyak Kelapa

2 tetes

2 tetes

2 tetes

2 tetes

2 tetes

Kocok tabung sampai homogen, biarkan beberapa saat.


Hasil

: Tidak larut

Larut/Tidak

Tidak larut Larut

Larut

Terbentuk

sempurna

sempurna

emulsi

sempurna

larut/
Terbentuk
emulsi
2. Uji Pembentukan Emulsi
Tabung 1

Tabung 2

Tabung 3

Tabung 4

Tabung 5

Bahan

Tabung 1

Tabung 2

Tabung 3

Tabung 4

Tabung 5

2ml

2ml

2ml

Minyak kelapa

2 tetes

2 tetes

2 tetes

2 tetes

2 tetes

Na2CO3 0,5%

2 tetes

Larutan sabun

2 tetes

Larutan casein 20%

2 tetes

Larutan empedu

2 tetes

Aquades

Kocok tabung sampai homogen, biarkan beberapa saat.


Terbentuk emulsi

Tidak stabil Tidak stabil Tidak stabil

stabil/ tidak stabil

Tidak

Emulsi

terbentuk

stabil

emulsi
Pembahasan :
1. Uji Kelarutan Lipid
Dari praktikum uji kelarutan lipid yang menggunakan 5
sampel larutan yang dimasukkan kedalam tabung reaksi
yang berbeda untuk setiap sampelnya yaitu 1 ml aquades
(tabung 1), 1 ml alkohol 96% (tabung 2),1 ml eter (tabung
3),

1 ml kloroform (tabung 4), 1 mL Na2CO3 0,5%

(tabung 5) dan ditambahkan 2 tetes minyak kelapa (pada


tiap-tiap sampel larutan) didapatkan hasil sebagai berikut :
pada tabung 1 didapatkan hasil yaitu sesudah homogenisasi
larutan tetap tidak bercampur/ tidak larut dan membentuk

dua lapisan (minyak bagian atas dan aquades bagian


bawah).
Pada tabung 2 setelah dihomogenisasi larutan tetap tidak
bercampur/ tidak larut sempurna dan membentuk 2 lapisan
seperti sebelum dihomogenisasi yaitu minyak berada
dibawah dan berwarna putih keruh.
Pada tabung 3 setelah homogenisasi larutan bercampur atau
terlarut sempurna, minyak terlarut sempurna dan warna
larutan putih bening.
Pada tabung 4 larutan minyak yang dicampurkan dengan
kloroform setelah homogenasi mengalami percampuran
larutan sempurna, menghasilkan larutan bening.
Pada tabung 5 sesudah homogenisasi larutan membentuk
emulsi.
Kelarutan minyak

dan lemak dalam suatu pelarut

ditentukan oleh polaritas asam lemaknya. Asam lemak


polar cenderung larut dalam pelarut polar, dan tidak larut
dengan asam lemak nonpolar. Asam lemak yang derajat
ketidak jenuhanya tinggi akan lebih mudah larut dari pada
asam lemak yang derajat ketidak jenuhanya rendah. Selain
itu panjang rantai suatu karbon dapat mempengaruhi
kelarutan. Semakin panjang rantai karbon, semakin sukar
larutnya. Dari hasil pengamatan dan analisa data dalam
pelarut-pelarut tersebut, minyak tidak dapat larut kecuali
dalam kloroform. Minyak tidak dapat larut dalam Aquades
dan Alkohol 96%,

karena pelarut-pelarut tersebut

merupakan pelarut yang bersifat polar. Sedangkan minyak


merupakan senyawa yang bersifat non polar yang hanya
dapat larut dalam pelarut sejenis, sehingga minyak tidak
dapat larut dalam pelarut-pelarut tersebut.
Dalam pelarut Na2SO3, disebabkan juga karena pelarutpelarut tersebut masih mengandung sejumlah air, minyak
tidak dapat larut dalam Aquades sehingga minyak
membentuk emulsi.

Minyak dapat larut dalam Kloroform dan Eter, karena


Kloroform dan Eter merupakan pelarut yang bersifat non
polar dan minyak juga bersifat non polar sehingga dapat
larut.
2. Uji Pembentukan Emulsi
Pada praktikum uji pembentukan emulsi pada 5 sampel
yang diletakan pada tabung yang berbeda, didapatkan hasil
sebagai berikut :
Pada tabung 1 yang berisi 2 tetes minyak kelapa dan
aquades 2 ml sesudah dihomogenisasi larutan tidak
bercampur dan membentuk dua lapisan (minyak diatas dan
akuades dibawah), berwarna keruh (terjadi emulsi tidak
stabil).
Pada tabung 2 yang berisi 2 tetes minyak kelapa, 2 ml
aquades dan 2 tetes Na2CO3. Sesudah dihomogenisasi
larutan tidak bercampur dan membentuk dua lapisan
(minyak di dibagian atas dan Na2CO3 dibawah). Sebelum
homogenisasi larutan berwarna putih bening dan setelah
gilakukan homogenisasi Berwarna keruh dan terjadi emulsi
tidak setabil.
Pada tabung 3 yang berisi 2 tetes minyak kelapa, 2ml
aquades, dan 2 tetes larutan sabun. Sesudah dihomogenisasi
larutan tidak bercampur dan membentuk dua lapisan
(minyak dibagian atas dan larutan sabun dibagian bawah),
warna yang awalnya putih bening setelah di hoogenisasi
berwarna keruh dan terjadi emulsi tidak setabil.
Pada tabung 4 yang berisi 2 tetes minyak kelapa dan casein
2 ml. Sesudah dihomogenisasi larutan tidak bercampur
membentuk dua lapisan. Dan warna awal sebelum
pengocokan adalah putih keruh dan kuning setelah
homogenisasi berwarna putih keruh, emulsi stabil.
Dan pada tabung 5 yang berisi 2 tetes minyak kelapa dan 2
ml larutan empedu encer. Sesudah dihomogenisasi larutan
tidak bercampur membentuk dua lapisan (minyak dibagian
atasa dan empedu encer dibagian bawah. Sebelum

homogenisasi larutan berwarna hijau bening pada empedu


dan kuning pada minyak dan setelah homogenisasi
Berwarna hijau keruh. Terjadi emulsi stabil.
Dari analisa data tersebut diketahui bahwa Minyak dalam
air akan membentuk emulsi yang tidak stabil, karena bila
dibiarkan, maka kedua caiaran akan terpisah menjadi dua
lapisan.

Sebalikknya

minyak

dalam

Na2CO3

akan

membentuk sedikit larut karena terbentuk emulsi yang tidak


stabil. Hal yang menyebabkan terbentuknya emulsi yang
tidak stabil karena adanya air pada campuran tersebut
sehiungga walaupun sebenarnya minyak dalam pelarut
Na2CO3 akan membentuk emulsi stabil karena asam lemak
bebas dalam larutan bereaksi dengan soda membentuk
sabun,tetap terbentuk emulsi tidak stabil.
Pada tabung 3, terbentuk emulsi dalam larutan setelah
ditambahkan larutan sabun. Sabun merupakan garam alkali
dari asam-asam lemak. Molekul sabun berupa rantai
hidrokarbon

panjang

dengan

ujung

ionic.

Bagian

hidrokarbon bersifat hidrofobik dan larut dalam pelarut non


polar, sedangkan bagisan kepala ionic bersifat hidrofolik
dan larut dalam pelarut polar. Senyawa yang memilikisifat
seperti ini disebut senyawa ampifatik. Karena sifat ini,
sabun cenderung tidak larut dalam air. Namun sabun akan
terdispersi membentuk misel, yaitu gumpalan molekul
sabun yang ujunghidrofobiknya tersembunyi di bagian
dalam, sedangkan bagian hidrofiliknya berinteraksi dengan
air.
Pada tabung 4, tidak terbentuknya emulsi terhadap larutan
casein karena penambahan casein ke dalam suatu lapisan
bimolekuler, dengan ujung non polar dari molekul saling
berhadapan di dalam membrane dan ujung polar terletak
kearah fasa berair di dalam dan luar sel. dua lapisan lipid
dijepit antara casein.

Tabung 5 yaitu pada larutan empedu encer dan 5 tetes


minyak kelapa kemudian dikocok. Reaksi yang timbul ialah
terjadi pengemulsian lemak oleh larutan empedu. Hal
tersebut dapat terjadi dikarenakan fungsi larutan empedu
adalah untuk mengemulsi lemak, tepatnya garam sodium
dalam larutan empedu mengemulsi lemak pada minyak
kelapa.
VII. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
- Emulsi adalah dispersi atau suspensi metastabil suatu cairan lain
-

yang kedua tidak saling melarutkan


Pada uji emulsi, hanya pada larutan casein yang tidak terjadi emulsi
karena penambahan casein ke dalam suatu lapisan bimolekuler,
dengan ujung non polar dari molekul saling berhadapan di dalam
membrane dan ujung polar terletak kearah fasa berair di dalam dan

luar sel. dua lapisan lipid dijepit antara casein.


Kelarutan minyak dan lemak dalam suatu pelarut ditentukan oleh
polaritas asam lemaknya. Asam lemak polar cenderung larut dalam
pelarut polar, dan tidak larut dengan asam lemak nonpolar. Asam
lemak yang derajat ketidak jenuhanya tinggi akan lebih mudah larut

dari pada asam lemak yang derajat ketidak jenuhanya rendah


Minyak tidak dapat larut dalam pelarut yang bersifat polar.
Sedangkan minyak merupakan senyawa

yang bersifat non polar

yang hanya dapat larut dalam pelarut sejenis


Berdasarkan hasil percobaan uji kelarutan, sampel yang dapat larut
adalah eter dan kloroform, karena eter dan kloroform bersifat

nonpolar.
VIII. Pertanyaan dan Jawaban
Uji Kelarutan Lipid
1. Setiap yang bersifat polar hanya dapat larut dalam pelarut polar,
demikian juga yang setiap yang non polar hanya akan larut dalam
pelarut non polar. Untuk yang semi polar tentunya menyesuaikan
dengan ukuran kepolaran yang dimilikinya. Bahan yang ionik
tentunya juga lebih larut dalam pelarut polar.

2. Karena eter dan kloroform tergolong pelarut non polar, dimana


minyak hanya dapat larut sempurna dalam pelarut non polar.
Uji Pembentukan Emulsi
1. Tabung 5, pada larutan empedu encer dan 5 tetes minyak kelapa
kemudian

dikocok.

Reaksi

yang

timbul

ialah

terjadi

pengemulsian lemak oleh larutan empedu. Hal tersebut dapat


terjadi dikarenakan fungsi larutan empedu adalah untuk
mengemulsi lemak, tepatnya garam sodium dalam larutan
empedu mengemulsi lemak pada minyak kelapa.
2. Jenis minyak-air (O/W), dan jenis air-minyak (W/O). Cara
membedakannya yakni dengan melihat zat yang bertindak
sebagai pendispersi dan yang terdispersi.
3. Emulsi dapat digunakan pada kulit sebagai obat luar biasa dibuat
sebagai emulsi m / a atau emulsi a / m ,tergantung pada berbagai
faktor seperti sifat zat terapeutik yang akan dimasukkan ke dalam
emulsi , keinginan untuk mendapatkan efek emolien atau
pelembut jaringan dari preparat tersebut , dan keadaan
permukaan kulit.
IX.

Daftar Pustaka
Yastin, Ezied. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia. Yogyakarta: ANDI

Anda mungkin juga menyukai