Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Downey & Erickson (1987) adalah semua kegiatan bisnis yang terlibat
pada aliran sistem komoditi dari masukan usaha tani, usaha tani, pemrosesan,
penyebaran, penyimpanan, pemasaran komoditi tersebut sampai pada konsumen akhir.
Agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa subsistem pengadaan dan
penyaluran sarana produksi (input), proses produksi primer (farm), pengolahan dan
pemasaran. Subsistem pengolahan disebut juga agroindustri yang terdiri dari agroindustri
hulu yaitu penghasil input pertanian dan agroindustri hilir yaitu industri pengolahan hasil
pertanian primer dan bahkan lebih luas lagi mencakup industri sekunder dan tersier yaitu
mengolah lebih lanjut dari produk olahan hasil pertanian primer. Salah satu contoh
agroindustri hilir adalah usaha pengolahan keripik tempe.
Tempe adalah makanan yang terbuat dari fermentasi biji kacang kedelai. Makanan
ini sering diklasifikasikan sebagai makanan kelas bawah. Walaupun begitu, kandungan
gizi yang ada dalam tempe sangat tinggi. Tempe kaya akan serat pangan, kalsium,
vitamin B, dan zat besi. Kandungan gizi yang ada dalam tempe memiliki kandungan nilai
obat yang baik. Misalnya sebagai antibiotik yang dapat menyembuhkan infeksi dan
antioksidan pencegah penyakit degeneratif.
Tempe merupakan salah satu makanan khas Indonesia. Masyarakat Indonesia sering
menjadikan tempe sebagai makanan pendamping nasi karena harganya yang relatif sangat
murah dan mudah didapatkan dimana saja. Seiring dengan perkembangan teknologi, saat
ini banyak bermunculan inovasi pengolahan tempe. Salah satunya adalah keripik tempe.
Prospek usaha kripik tempe ini cukup menjanjikan karena hanya membutuhkan modal
yang relatif sedikit namun keuntungannya relatif besar.
Salah satu sentra industri pembuatan kripik tempe yang terkenal adalah di kota
Malang, khususnya di jalan Sanan. Di daerah tersebut terdapat banyak sentra industri
rumahan keripik tempe. Dan salah satu usaha yang kami kunjungi adalah milik ibu
Nurdjanah. Ibu Nurdjanah mendirikan usaha pembuatan keripik tempe sejak tahun 1999.
Hal tersebut berawal dari menurunnya pendapatan beliau terhadap usaha penjualan
sembako. Selain itu karena melihat prospek usaha keripik tempe yang menjanjikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Agribisnis
Agribisnis pada hakikatnya semua mengnyangkut suatu aktivitas dalam bidang
pertanian. Agribisnis adalah suatu kegiatan usaha yang berkaitan dengan sektor agribisnis
mencakup perusahaan yang pemasok input agribisnis dan jasa pengangkutan, jasa
keuangan. Agribisnis adalah sifat dari usaha yang yang berkaitan dengan agro-based
industries yang berorientasi pada bisnis, yaitu yang bertujuan memperoleh keuntungan
(Ikhsan Semaoen, 1996).
Agribisnis secara umum mengandung pengertian sebagai keseluruhan operasi yang
terkait dengan usaha untuk menghasilkan uasaha tani, untuk pengolahan dan pemasaran.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa agribisnis meliputi seluruh sektor bahan
masukan usaha tani yang terlibat dalam bidang produksi dan pada akhirnya menangani
proses penyebaran, penjualan baik secara borongan maupun penjualan eceran produk
kepada konsumen akhir (Subiakto Tjakrawerdaya, 1996).
2.2 Agribisnis sebagai Usaha dan Sistem
1) Agribisnis sebagai Usaha
Kegiatan bisnis sebagai aktivitas yang menyediakan barang dan jasa yang
diperlukan atau diinginkan oleh konsumen, dapat dilakukan oleh organisasi perusahaan
yang memiliki badan hukum, perusahaan yang memiliki badan usaha maupun
perorangan yang tidak memiliki badan hukum maupun badan usaha seperti pedagang
kaki lima serta usaha informal lainnya (Steinhoff, 1995).
Aktivitas bisnis melalui penyedian barang dan jasa bertujuan untuk menghasilakn
profit atau laba. Suatu perusahaan dikatakan menghasilkan laba apabila total penerimaan
pada suatu periode lebih besar dari total biaya pada periode yang sama. Agribisnis
sebagai bisnis berarti keseluruhan operasi yang mencakup pertanian, semuanya
mengarah pada usaha dan untuk mendapat profit melalui penyedian barang dan jasa
(Griffin dan Ebert, 1996).
2) Agribisnis sebagai Sistem
Agribisnis sebagai Sistem adalah merupakan seperangkat unsur yang secara teratur
saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.
4) Perikanan
Perikanan adalah semua kegiatan yang terorganisir berhubungan dengan
pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari
praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan
dalam suatu sistem bisnis perikanan.
5) Kehutanan
Adalah kegiatan pertanian yang dilakukan untuk mempoduksi atau memamfaatkan
hasil hutan, baik yang timbuh atau hidup secara alami maupun yang telah
dibudidayakan.
2.5 Pengertian Manajemen Agribisnis
Agribisnis adalah semua aktivitas dalam bidang pertanian. Mulai dari industri hulu,
usaha tani, indutri hilir hingga distribusinya. Sedangkan, manajemen adalah suatu proses
untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan dengan menggunakan sumber daya yang
tersedia dengan menjalankan fungsi-fungsi manajemen yaitu fungsi perencanaan, fungsi
pengorganisasian, fungsi pengarahan dan pengimplementasian dan fungsi pengawasan dan
pengendalian. Dengan demikian Manajemen Agribisnis adalah suatu kegiatan dalam
bidang pertanian yang menerapkan manajemen dengan melaksanakan fungsi-fungsi
perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pengarahan dan pengendalian, dan fungsi
pengawasan dan pengendalian dengan menggunakan sumber daya yang tersedia untuk
menghasilkan produk pertanian dan keuntungan yang maksimal.
2. 6 Manajer Agribisnis
Manajer adalah orang yang melakukan kegiatan manajemen. Manajer adalah
individu yang bertanggung jawab secara langsung untuk memastikan kegiatan dalam
sebuah organisasi dijalankan bersama peran anggota dari organisasi. Menejer Agribisnis
adalah seseorang yang bertanggung jawab dalam kegiatan sektor pertanian mulai dari
subsistem hulu, subsistem usaha tani, subsistem pengolahan, subsistem pemasaran dan
subsistem penyediaan jasa.
2.7 Kekhususan Manajemen Agribisnis
Adapun kekhususan manajemen agribisnis adalah:
1. Keanekaragaman jenis bisnis yang sangat besar pada sektor agribisnis yaitu dari para
produsen dasar sampai para pengirim, perantara, pedagang borongan, pemproses,
pengepak, pembuat barang, usaha pergudangan, pengangkutan, lembaga keuangan,
pengecer, kongsi bahan pangan, restoran sampai daftar ini tidak ada akhirnya.
2. Besarnya jumlah agribisnis, secara kasar berjuta-juta bisnis yang berbeda telah lazim
menangani rute dari produsen sampai ke pemasar encer.
3. Cara pembentukan agribisnis dasar di sekeliling pengusaha tani. Para pengusaha tani
ini menghasilkan beratus-ratus macam bahan pangan dan sandang (serat).
4. Keanekaragaman yang tidak menentu dalam hal ukuran agribisnis, dari perusahaan
raksasa sampai pada organisasi yang dikelola oleh satu orang.
5. Agribisnis yang berukuran kecil dan harus bersaing di pasar yang relatif bebas dengan
penjual yang berjumlah banyak dan pembeli yang lebih sedikit.
6. Falsafah hidup tradisional yang dianut oleh para pekerja agribisnis cendrung membuat
agribisnis lebih kolot dibanding bisnis lainnya.
7. Kenyataan badan usaha agribisnis cendrung berorientasi pada masyarakat.
7
BAB III
HASIL SURVEI PERUSAHAAN AGRIBISNIS
3.1 Profil dan Ruang Lingkup Perusahaan Agribisnis
3.1.1 Profil dan Ruang Lingkup
Nama Perusahaan : Kripik tempe Bu Nurdjanah
Nama pemlik
: Ibu Nurdjanah
Alamat
Telepon
: (0341) 412682
Tahun didirikan
: 1999
Bentuk usaha
: perseorangan
Proses Produksi
pengirisan tempe
penggorengan
10
pengemasan
k
p
a
e
rm
y
i
a
l
w
i
a
k
n
penjualan produk. Karyawan tersebut betanggung jawab untuk membujuk pembeli agar
tertarik untuk membeli produk tersebut.
3.3 Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Perusahaan Agribisnis
Sumber daya manusia merupakan hal yang terpenting bagi perusahaan agribisnis,
sehingga harus diperhatikan agar tujuan organisasi berjalan sesuai tujuan yang diharapkan.
Apabila pemimpin perusahaan mempunyai komitmen terhadap fungsi manajemen sumber
daya manusia, maka akan maju perusahaan tersebut.
3.3.1 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
a. Menentukan kebutuhan personel perusahaan
b. Mencari dan merekrut tenaga kerja
Beliau tidak melakukan sistem perekrutan khusus dalam mencari tenaga kerja karena
karyawan berasal dari keluarga sendiri. Sistem perekrutan hanya berdasarkan pada
kejujuran tiap-tiap karyawan.
c. Melakukan seleksi tenaga kerja
Seleksi tenaga kerja dilakukan dengan cara memberikan pelatihan dan pendampingan.
d. Mengangkat dan memilih tenaga kerja
Beliau tidak melakukan sistem pengangkatan dan pemilihan khusus dalam mencari
tenaga kerja karena karyawan berasal dari keluarga sendiri. Sistem pemilihan tenaga
kerja hanya berdasarkan keterampilan di masing-masing bidang.
Mengorientasikan dan induksi terhadap tenaga kerja
Menetapkan persyaratan kompensasi dan tunjangan
Mengevaluasi prestasi kerja
Mengawasi pelatihan dan pengembangan tenaga kerja
Mengadakan promosi atau kenaikan jabatan
Menangani pemutusan hubungan kerja atau pemindahan
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Nurdjanah dalam mengantisipasi kendala yang ditemui oleh karyawan adalah dengan cara
memberikan pelatihan yang mudah diterima.
3.4 Manajemen Produksi dalam Perusahaan Agribisnis
12
Tdd
eudtg
lkpoi
ark
d
dadn
tnlg
ii e
i ka r
os el
e nma
d ii
ia p
mk m e a mp
lk a a m
na d s j a o t
n
ib o r e i n s r
i
s
b
e
l
s
n
il r k
ai
Fungsi Personalia
Fungsi Keuangan
Penelitian
Penyimpanan
3.4.3 Kendala dan Manajemen Kendala
menarik.
Sumber Daya Manusia yang masih belum profesional
Manajemen kendalanya adalah dengan memberikan pelatihan dan motivasi kerja.
Harga
merupakan
satu-satunya
elemen
dalam
bauran
pemasaran
yang
yang efektif berupa gambar. Dengan pemberian gambar yang menarik pada media televisi
akan mampu membuat konsumen tertarik untuk melihat dan membaca. Setelah konsumen
melihat dan membaca melalui media tersebut yang dilengkapi dengan informasi tentang
kandungan gizi, manfaat, serta pengolahan, diharapkan pengetahuan konsumen akan
bertambah tentang tempe. Apabila konsumen merasa tempe sangat bermanfaat baginya
maka konsumen akan melakukan pembelian terhadap produk tersebut.
3.5.3 Kendala Manajemen Pemasaran dan Manajemen Kendala
Kendala perusahaan ini dalam manajemen pemasaran yaitu apabila pemasaran
dilakukan di luar kota Malang. Penjualan produk keripik tempe akan sulit terkontrol
apabila dilakukan di luar kota Malang karena keterbatasan biaya transportasi untuk
mengontrol keadaan dan stok barang disetiap minggunya. Selain itu terkadang produk
keripik tempe yang dihasilkan setiap harinya tidak mampu untuk memenuhi permintaan
konsumen, karena permintaan konsumen melebihi produktifitas kripik tempe tiap harinya,
sehingga mengurangi kepuasan konsumen.
3.6 Manajemen Keuangan dalam Perusahaan Agribisnis
Tabel 1. Biaya Nilai Produksi dan Pendapatan Usaha Selama 1 Tahun Terakhir
17
18
18
19
Peningkatan
kapasitas
produksi
pada
dasarnya
berfungsi
untuk
meningkatkan efisiensi teknis faktor produksi maupun efisiensi skala usaha . Efis
iensi
teknis dan skala usaha merupakan elemen penentu utama efisiensi ekonomi
yang
menjadi penentu daya saing harga jual produk agribisnis. Oleh karena itu,
teknologi
yang mampu meningkatkan kapasitas produksi agribisnis sangatlah penting
untuk
meningkatkan pendapatan pelaku agribisnis maupun untuk peningkatan daya
saing
agribisnis domestik.
Dalam
konteks
nasional
(agregat),peningkatan
kapasitas
produksi
(capacity development), dan (b) teknologi yang dapat menurunkan jumlah biaya
(cost
reduction). Prinsip jenis teknologi pertama adalah menggunakan jumlah inp
ut (atau
jumlah biaya) yang relatif sama untuk menghasilkan jumlah output jauh lebih be
sar.
c.
menggunakan
teknologi
pengawetan sebagaimana telah disebutkan di atas, ditambah dengan te
knologi pengangkutan dan penyimpanan.
4.
Perubahan
selera tersebut
menuntut
disediakannya produk-produk baru yang lebih menarik bagi mereka. Produk
-produk
lama akan ditinggalkan konsumen dan akan mengalami kenejuhan pasar.
Oleh karena itu, diperlukan pengembangan produk-produk baru agribisnis
(product development) yang mempunyai kapasitas produksi
lebih besar atau kualitas hasil lebih baik.
5.
produksi dapat
ditingkatkan melalui
lima cara, yaitu :
a. pengalokasian input secara optimalberdasarkan harga input dan output;
b. pengkombinasian input berdasarkan harga
masingmasing input dan harga output untuk jenis komoditas yang sama,
c. pengkombinasian output berdasarkan harga masing-masing output untuk jenis
komoditas berbeda;
d. penggunaan ukuran usaha paling efisien; dan
e. penggunaan lingkup usaha paling efisien.
Cara pertama dikenal dengan strategi efisiensi alokatif pada hubung
an input-output (input-output relation) dengan tujuan untuk memperoleh biaya p
roduksi paling
rendah
atau
pada
tingkat
substitusi
(substitutability) antar input variabel. Tingkat penggunaan input dipenga
ruhi oleh
rasio antar harga input yang bersangkutan dan terhadap harga output.
Cara ketiga dikenal sebagai strategi kombinasi output
(output-
output
combination) sepanjang kurve kemungkinan produksi (production possibility
curve)
pada masing-masing komoditi untuk menentukan commodity basket yan
g dapat
memaksimumkan jumlah penerimaan total berdasarkan harga output masingmasing
komoditi.
Cara keempat, yaitu penggunaan ukuran usaha paling efisien, di
dasarkan
atas total biaya per unit output paling rendah. Dalam hal ini, biaya terdiri
dari dua
komponen uatam, yaitu biaya variabel (variable cost) dan biaya tetap (fixe
d cost).
Skala usaha dapat terus ditingkatkan selama total biaya rata-rata (average total c
ost)
masih terus menurun hingga mencapai total biaya rata-rata mencapai tit
ik paling
rendah (masih terjadi economies of size). Jika rata-rata total biaya sudah
mencapai
titik paling rendah, maka peningkatan skala usaha akan meningkatkan ratarata total
biaya (terjadi diseconomies of size).
Cara kelima, yaitu penggunaan lingkup usaha paling efisien, didasar
kan atas
penggabungan berbagai jenis komoditi atau usaha ke dalam satu man
ajemen
24
(economies of scope). Hal ini dapat terjadi melalui integrasi vertikal atau i
ntegrasi
horisontal. Dengan cara ini,
struktur
sederhana
sehingga jumlah biaya-tetap (fixed cost), utamanya gaji direksi, bangunan (
kantor,
perumahan), peralatan (mesin pabrik dan kendaraan) dan perlengkapan dlai
nnya
apat ditekan.
25
DAFTAR PUSTAKA
Mosher, A.T. 1966.Getting Agriculture Moving. Frederick
A.
Praeger,
Inc.,
26