Anda di halaman 1dari 25

DEFINISI

Meningitis adalah radang umum pada arakhnoid


dan piameter, disebabkan oleh bakteri, virus,
riketsia, atau protozoa,yang dapat terjadi secara
akut dan kronis.
Meningitis adalah radang pada meningen
(membrane yang mengelilingi otak dan medula
spinalis) dan di sebabkan oleh virus atau jamur.
Meningitis selanjutnya di klasifikasikan sebagai
sepsis, asepsis dan tuberkulosa. Meningitis
asepsis mengacu pada salah satu meningitis
virus atau menyebabkan iritasi meningen yang di
sebabkan oleh abses otak ,ensefalitis, limfoma ,
leukemia, atau darah di ruang subarakhnoid. Meningitis sepsis menunjukkan
meningitis yang disebabkan oleh organisme bakteri seperti meingokokus,
staphillococcus, atau basilus influenza.meningitis tuberkulosa di sebabka oleh
basilus tuberkel. Infeksi meningeal umumnya di hubungkan oloeh satu atau dua
jalan; melalui salah satu aliran darah sebagai konsekuensi dari infeksi infeksi
bagian lain , seperti selulitis, atau penekanan langsung seperti di dapat setelah
cedera traumatic tulang wajah. Dalam jumlah kecil pada beberapa kasus
meupakan iatrogenic atau hasil sekunder prosedur infasif (seperti fungsi lumbal
) atau alat alat infasif (seperti alat alat pematau TIK).

MENIGITIS BAKTERIAL
Sampai saat ini bentuk paling signifikan dari meningitis adalah tipe bacterial.
Bakteri paling sering di jumpai pada meningitis bakteri akut yaiti neiserrira
meningitides (meningitis meningokokkus), streptococcus pneumoniae (pada
dewasa),dan haemophilus influenzae (pada anak anak dan dewasa muda). Dari
ketiga organisme ini jumlah sekitar 75% dari kasus kasus meningitis bakteri.

Bentuk penularannya melalui kontak langsung, yang mencakup droplet dan


secret dari hidung dan tenggorik yang mambawa kuman (paling sering) atau
infeksi dari orang lain. Pada hasilnya , banyak yang tidak di kembangkan
menjadi infeksi tetapi menjadi carrier . insiden tertinggi pada meningitis di
sebabkan oleh bakteri gram negative, yang terjadi pada lansia sama seperti
pada seseorang yang menjalani bedah saraf atau seseorang yang mengalami
gangguan respon imun .

PATOFISIOLOGI

Meningitis bakteri di mulai sebagai infeksi dari orofaring dan diikuti septicemia
yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.faktor factor
predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas otitis media, mastoiditis,
anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain prosedur bedah saraf, trauma kepala
dan pengaruh imunologis.saluran vena yang melalui nasofaring posterior telinga
bagian tengah,dan saluran mastoid menuju otak dan dekat saluran vena
meningen , semuanya ini penghubung yang menyokong perkembangan bakteri.

Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksiradang di


dalam meningen dan di bawah daerah korteks, yang dapat menyebabkan
thrombus dan penurunan aliran darah dan menyebabkan resksi radang di dalam
meningen dan di bawah daerah korteks, yang dapat menyebabkan thrombus
dan penurunan aliran darah serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan
metabolisme akibat eksudat meningen , vaskulitas dan hipoperfusi.eksudat
purulen dapat menyebar sampai ke dasar otak dan medulla spialis.

Radang juga menyebar ke dinding membrane ventrikel serebral. Meningitis


bakteri di hubungkan dengan perubahan fisiologis intra cranial, yang terdiri dari
peningkatan permeabilitas darah , daerah pertahanan otak , edema serebral
dan peningkatan TIK.
Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi
meningitis infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps
sirkulasi dan di hubungkan dengan meluasnya hemoragi sebagai akibat
terjadinya kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang di sebabkan
oleh meningokokkus.

ETIOLOGI

a. Meningitis selosa adalah radang selaput otak arakhnoid dan piameter yang di
sertai cairan otak yang di sertai cairan otak yang jernih . penyebab terserng
adalah
mycobacterium
tuberkulosa . penyebab lain seperti lues, virus
toxoplasma gondhii, ricketsia.
b. Meningitis purulenta adalah radang bernanah arakhnoid dan parameter yang
meliputi otak dan medulla spinalis.penyebabnya antara lain: diplococcus
pneumoniae(pneumokok) neisseria neningitidis (meningokok) streptococcus
haemolyticus, staphylococcus aureus,haemophilus influenzae, echerichia coli,
klebsiella pneumoniae, pseudomonas aeruginosa.

MANIFESTASI KLINIS

Keluhan pertama biasanya nyeri kepala.rasa nyeri ini dapat menjalar ke tengkuk
dan punggung. Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh
mengejangnya otot otot ekstensor tenkuk. Bila hebat, terjadi opistotonus. Yaitu
tengkuk kaku dalam sikap kepala tertengadah dan punggung dalam sikap
hiperekstensi. Kesadaran menurun. tanda kernig dan brudzinsky positif.
Gejala meningitis di akibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK
Sakit kepala dan demam adalah gejala awal yang sering. Sakit kepala di
hubungkan dengan meningitis yang selalu berat dan sebagai akibat iritasi
meningen. Demam umumnya ada dan tetap tinggi selama perjalanan penyakit.

Perubahan pada tinkat kesadaran dihubunkan dengan meningitis bakteri.


Disorientasi dan gangguan memori biasanya merupakan awal adanya penyakit
individu terhadap proses fisiologik. Manifestasi prilaku juga umum terjadi. Sesuai
perkembangan penyakit, dapat terjadi letargik, tidak response, dan koma.

Iritasi meningen negakibatkan sejumlah tanda


umumnya terlihat pada semua tipe meningitis.

yang mudah di kenali yang

Rigiditas nukal (kaku leher)adalah tanda awal. Adanya upaya untuk fleksi kepala
mengalami kesukaran karena adanya spasme otot otot leher .fleksi paksaan
menyebabkan nyeri berat.
Tanda kerning positif : ketika pasien di baringkan dengan paha dalam keadaan
fleksi kea rah abdomen , kaki tidak dapat di ekstensikn sempurna.

Tanda brudzinski: bila leher difleksikan, maka di hasilkan fleksi lutut dan pinggul;
bila di lakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi, maka
gerakan yang sama terlihat pada sisi ekstremitas yang berlawanan. Demikian
pula alas an yang tidak di ketahui, pasien iini mengeluh mengalami fotofobia
atau sensitive yang berlebihan terhadap cahaya.
Kejang dan peningkatan TIK juga berhubungan dengan meningitis. Kejang terjadi
terjadi sekunder akibat area vocal kortikal yang peka. Tanda tanda peningkatan
TIK sekunder akibat eksudat purulen dan edema serebral terdiri dari perubahan
karakteristik
tanda
tanda
vital(melebarnya
tekanan
pulse
dan
bradikardia),pernafasan tidak teratur, sakit kepal muntah, dan penrunan tingkat
kesadaran.

Adanya ruam merupakan salah satu ciri yang menyolok pada meningitis
meningokokal (Neisseria meningitis). Sekitar dari semua pasien dengan tipe

meningitis mengembangkan lesi-lesi pada kulit diantaranya ruam petekie


dengan lesi purpura asmpai ekimosis pada daerah yang luas.

Infeksi fulminating terjadi pada sekitar 10% dengan meningitis meningiokokkus,


dengan tanda tanda septicemia; demam tinggi yang tiba tiba muncul, lesi
purpura ynag menyebar(sekitar wajah dan ekstremitas), syok dan tanda tanda
koagulopati intravaskuler diseminata (KID).kematian mungkin terjadi dalam
beberapa jam setelah serangan infeksi.

Organisme penyebab infeksi selalu dapat di identifikasi melalui biakan kuman


ada cairan serebrosinal dan darah.counter immuno electrooesis (CIE) digunakan
secara luas untuk mendeteksi antigen bakteri ada cairan tubuh,umumnya cairan
serebrosnal dan urine.

PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksaan yang berhasil tergantung pada pemberian anti biotik yang
melewati darah barrier otak ke dalam ruang subarakhnoid dalam konsentrasi
yang cukup
untuk menghentikan perkembangbiakan nakteri. Cairan
serebrospinal (CSS) dan darah perlu di kultur, dan terapi antimikroba di lakukan
segera . Dapat digunakan penisilin, ampisilin, atau khloramphenikol atau satu
jenis dari sepalosforins. Antibi edema serebral. otic lain di gunakan jika di
ketahui streinbakteri resisten. Pasien di pertahankan pada dosis besar antibiotic
yang tepat perintravena.

Dehidrasi atau shock diobati dengan pemberian tambahan volume cairan. Kejang
dapat terjadi pada awal penyakit, di control dengan menggunakan diazepam
atau fenitoin.diuretik osmotik (seperti manitol) dapat digunakan
untuk
mengobati edema serebral.

Meningitis Tuborkulosis Generalisata


Manifestasi Klinis
Penyakit ini di mulai akut, subakut, atau kronis dengan gejala demam, mudah
kesal,marahmarah, obstipasi muntahmuntah.

Dapat di temukan tandaperangsangan meningen seperti kaku kuduk. Pada


pemeriksaan terdapat kaku kuduk dan tanda- tanda perangsangan meningen
lainnya. Suhu badan naik turun, kadang kadang suhu malah merendah. Nadi

sangat labil, yangseinrg di jumpai nadi yang lambat


selian itu terdapat
hipertwnsi yang umum. Abdomen tampak mencengkung. Gangguan saraf otak
yang terjadi disebabkan tekanan eksundat pada saraf saraf ini. Yang sering
terkena nervus III dan IV. Terjadi apasia motoris atau sensoris, kejang vokal,
monoparesis, hamiparesis, gangguan sensibilitas. Tanda tanda khas penyakit
ini adalah: apatis, refleks pupil yang lambat dan refleks refleks tendo yang
lemah.

Pemeriksaan penunjang
1. pemeriksaan darah:
dilakukan peeriksaan kadar hemoglobin, jumlah dan hitung jenis leukosit, laju
endapa darah(LED), kadar glukosa kuasa, kadar ureum, elektrolit.
Pada meningitis serosa di dapatkan juga peningkatan leukosit saja. Disamping
itu pada meningitis seosa didapatkan juga peningktan LED
2. cairan otak: periksa lenkap termasuk pemeriksaan mikrobiologis.
Pada meningitis serosa di eroleh hasil emeriksaan cairan serebrospinal yang
jernih meskipun mengandung sel dan jumlah protein ynagmeninggi
3. pemeriksaan radiologist
foto dada
foto kepala, bila mungkin CT scan

MENINGITIS PURULENTA
MANIFESTASI KLINIS
Gejala dan tanda penting adalah demsm tinggi, nyeri kepala, kaku kuduk,
kesadaran menurun.

Pemeriksaan penunjang
1) pemeriksaan darah:
dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin, jumlah dan hitung jenis leukosit, laju
endapan darah (LED),kadar glukosa, kadar ureum, elektrolit, kultur.
Pada meningitis purulenta di dapatkan peningktan leukosit dengan pergeseran
kekiri pada hitung jenis
2) Cairan serebrospinalis : lengkap dan kultur

Pada meningitis purulenta, di peroleh hasil pemeriksan cairan serebrospinal yang


keruh karenaq mengandung pus, nanah yang merupakan campuran leukosit
yang hidup dan mati, jaringan yang mati dan bakteri.
3) Pemeriksaan radiologis
Foto kepala : periksa mastoid, sinus paranasal, gigi geligi.
Foto dada

MENINGITIS DALAM KONDISI LAIN


Meningitis pada AIDS.meningitis asepsis, kriptococcus, dan tuberkulosa di
laporkan ada pada pasien dengan AIDS.bentuk meningitis asepsis akut
dankronik dapat terjadi pad AIDS, keduanya di sertai dengan sakit kepela, tetapi
tanda tanda iritasi meningen umumnya terjadi pad bentuk akut. Meningitis
asepsis dengan AIDS di sertai dengan kelumpuhan saraf cranial.Meningits
diperkirakan berhubungan dengan infeksi langsung pada sistem saraf pusat oleh
HIV, keadaan ini terpisah dari CSS.

Meningitis kriptokokkus merupakan infeksi jamur paling banyak pada sisitem


saraf pusat pasien dengan AIDS. Pasien dapat mengalami sakit kepala, mual,
muntah, kejang, konfusi, akibat respopns radang yang jelas terjadi pada pasien
dengan kerja sama imun, yang lainnya mengembangkan ciriciri yan tidak khas.

Pengobatan meningitis kriptokokkus di lakukan dengan pemberian amfoterisin


B, yang di gunakan dengan atau tanpa 5-flusitosin. Mempertahankan terapi
dengan amfoterisin adalah untuk mencegah ulanngan.

Meningitis ada penyakit iyeme adalah proses inflamasi multi-sistem yang di


sebabkan oleh sirokheta borrelia burgdorferi yang di tularkan kutu. Keadaan
abnormalneurologis di hubungkan dengan penyakit yang terlihat pada tingkat
lanjut(tingkat 2 dan 3).salah satu karakteristik pada tingkat 2 adalah ruam atau
dari 1 sampai 6 bulan setelah menghilang. Keadaan abnormal neurologik di
hubungkan dengan tingkat penyakt iyme ini mencakup meningitis asepsis.
Meningitis limfositik kronik ensefalitis.pasien pasien ini juga mengalami radang
saraf saraf cranial mencakup paralisis bell dan neuropati perifer lain. Tingkaat
3(bentuk kronik) di mulai bertahuntahun seteklah infeksi kutu dan karakteristik
yang muncul berupa arthritis, lesi kulit, dan keadaan abnormal neurolologist
berat.

Banyak pasien dengan penyakit iyme tingkat2 dan 3 diobati dengan antibiotic
intravena, biasanya penisilin,. Gejala-gejal meningitis dan sistemik akan muncul
dan meningkat dalam beberapa hari, walaupun gejala lain sepert I sakit kepala
dan nyeri radikular muncul pada beberapa minggu.

Asuhan keperawatan
Penkajian
Pengkajian keperawatan yang dapat di lakukan antara lain
a. AKTIVITAS ISTIRAHAT
GEJALA :perasaan tidak enak (MALAISE).
Keterbatasan yang di timbulkan oleh kondisinya
TANDA :Ataksia, masalahberjalan , kelumuhan, gerakan involunter. Kelemahan
secara umum, keterbatasan dalam rentang gerak.hipotonia.

b. SIRKULASI
GEJALA :adanya riwayat kardiopatologi, seerti endokarditis, beberapa penyakit
jantung congenital, abses otak
TANDA : tekanan darah meningkat, nadi menurun, dan tekanan nadi
berat(berhubungan dengan peningkatan TIK dan pengaruh ada pusat
Vasomotor). Takikardia, distritmia (pada fase akut), seperti distritmia sinus(pada
meningitis).

c. ELIMINASI
TANDA :adanya inkontinensia dan/atau retensi
d. MAKANAN CAIRAN
GEJALA :kehilangan nafsu makan. Kesulitan menelan(pada periode akut).
TANDA :anoreksia, muntah,. Turgor kulit jelek, membrane mukosa kering.
e. HYGIENE
TANDA :ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri (pada
periode akut)
f. NYERI/KENYAMANAN

GEJALA : sakit kepala(berdenyut dengan hebat frontal) mungkin akan di perburuk


oleh ketegangan; leher/ punggung kaku; nyeri pad gerakan ocular
fotsensitivitas,sakit; tenggorok nyeri.
TANDA :tampak terus terjaga distraksi/ gelisah. Mengis mengaduh/mengeluh.
g. PERNAPASAN
GEJALA :Adanya riwayat infeksi sinus atau abses paruh(abses otak)
TANDA: Penigkatan kerja pernasan(episode awal).perubahan mental(latergi
sampai koma) dan gelisah.

DIAGNOSA KEERAAWATAN YANG MUNGKIN TIMBUL


Nyeri berhubungan dengan agen pencedera biologis adanya proses infeksi/
inflamasi.toksin dalam sirkulasi
Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian/perubahan dalam status
kesehatan(keterlibatan otak)
Kurang engetahuan mengenai penyebab infeksi dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kesalahan interpretasi informasi dan keterbatasan kognitif

INTERVENSI KEPERAWATAN DAN RASIONAL


EVALUASI
Melaorkan nyeri hilang atau terkontrol.
Menunjukkakan otur rileks dan mamu tidur/istirahat dengan tepat.
Mengakui dan mendiskusikan rasa takut.
Mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang situasi.
Tamak rileks dan melaporkan ansietas berkurang samai ada tingkat dapat di
atasi.
Mengungkakan pemahaman tentang kondisi/proses penyakit dan pengobatan.

Dengan benar melakukan prosedur yang perlu dan menjelaskan alasan


tindakan
SUMBER : http://www.infokeperawatan.com/askep-meningitis.html

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN MENINGITIS

Definisi
Meningitis adalah radang dari selaput otak (arachnoid dan piamater). Bakteri dan
virus merupakan penyebab utama dari meningitis.

Patofisiologi
Otak dilapisi oleh tiga lapisan, yaitu : duramater, arachnoid, dan piamater. Cairan
otak dihasilkan di dalam pleksus choroid ventrikel bergerak / mengalir melalui
sub arachnoid dalam sistem ventrikuler dan seluruh otak dan sumsum tulang
belakang, direabsorbsi melalui villi arachnoid yang berstruktur seperti jari-jari di
dalam lapisan subarachnoid.
Organisme (virus / bakteri) yang dapat menyebabkan meningitis, memasuki
cairan otak melaui aliran darah di dalam pembuluh darah otak. Cairan hidung
(sekret hidung) atau sekret telinga yang disebabkan oleh fraktur tulang
tengkorak dapat menyebabkan meningitis karena hubungan langsung antara
cairan otak dengan lingkungan (dunia luar), mikroorganisme yang masuk dapat

berjalan ke cairan otak melalui ruangan subarachnoid. Adanya mikroorganisme


yang patologis merupakan penyebab peradangan pada piamater, arachnoid,
cairan otak dan ventrikel. Eksudat yang dibentuk akan menyebar, baik ke kranial
maupun ke saraf spinal yang dapat menyebabkan kemunduran neurologis
selanjutnya, dan eksudat ini dapat menyebabkan sumbatan aliran normal cairan
otak dan dapat menyebabkan hydrocephalus.

Etiologi
Meningitis disebabkan oleh berbagai macam organisme, tetapi kebanyakan
pasien dengan meningitis mempunyai faktor predisposisi seperti fraktur tulang
tengkorak, infeksi, operasi otak atau sum-sum tulang belakang. Seperti
disebutkan diatas bahwa meningitis itu disebabkan oleh virus dan bakteri, maka
meningitis dibagi menjadi dua bagian besar yaitu : meningitis purulenta dan
meningitis serosa.

Meningitis Bakteri
Bakteri yang paling sering menyebabkan meningitis adalah haemofilus influenza,
Nersseria,Diplokokus pnemonia, Sterptokokus group A, Stapilokokus Aurens,
Eschericia colli, Klebsiela dan Pseudomonas. Tubuh akan berespon terhadap
bakteri sebagai benda asing dan berespon dengan terjadinya peradangan
dengan adanya neutrofil, monosit dan limfosit. Cairan eksudat yang terdiri dari
bakteri, fibrin dan lekosit terbentuk di ruangan subarahcnoid ini akan terkumpul
di dalam cairan otak sehingga dapat menyebabkan lapisan yang tadinya tipis
menjadi tebal. Dan pengumpulan cairan ini akan menyebabkan peningkatan
intrakranial. Hal ini akan menyebabkan jaringan otak akan mengalami infark.

Meningitis Virus
Tipe dari meningitis ini sering disebut aseptik meningitis. Ini biasanya
disebabkan oleh berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti;
gondok, herpez simplek dan herpez zoster. Eksudat yang biasanya terjadi pada
meningitis bakteri tidak terjadi pada meningitis virus dan tidak ditemukan
organisme pada kultur cairan otak. Peradangan terjadi pada seluruh koteks
cerebri dan lapisan otak. Mekanisme atau respon dari jaringan otak terhadap
virus bervariasi tergantung pada jenis sel yang terlibat.

Pencegahan
Meningitis dapat dicegah dengan cara mengenali dan mengerti dengan baik
faktor presdis posisi seperti otitis media atau infeksi saluran napas (seperti TBC)
dimana dapat menyebabkan meningitis serosa. Dalam hal ini yang paling
penting adalah pengobatan tuntas (antibiotik) walaupun gejala-gejala infeksi
tersebut telah hilang.
Setelah terjadinya meningitis penanganan yang sesuai harus cepat diatasi.
Untuk mengidentifikasi faktor atau janis organisme penyebab dan dengan cepat
memberikan terapi sesuai dengan organisme penyebab untuk melindungi
komplikasi yang serius.

Pengkajian Pasien dengan meningitis


Riwayat penyakit dan pengobatan
Faktor riwayat penyakit sangat penting diketahui karena untuk mengetahui jenis
kuman penyebab. Disini harus ditanya dengan jelas tentang gejala yang timbul
seperti kapan mulai serangan, sembuh atau bertambah buruk. Setelah itu yang
perlu diketahui adalah status kesehatan masa lalu untuk mengetahui adanya
faktor presdiposisi seperti infeksi saluran napas, atau fraktur tulang tengkorak,
dll.

Manifestasi Klinik
Pada awal penyakit, kelelahan, perubahan daya mengingat, perubahan tingkah
laku.
Sesuai dengan cepatnya perjalanan penyakit pasien menjadi stupor.
Sakit kepala
Sakit-sakit pada otot-otot
Reaksi pupil terhadap cahaya. Photofobia apabila cahaya diarahkan pada mata
pasien
Adanya disfungsi pada saraf III, IV, dan VI
Pergerakan motorik pada masa awal penyakit biasanya normal dan pada tahap
lanjutan bisa terjadi hemiparese, hemiplegia, dan penurunan tonus otot.
Refleks Brudzinski dan refleks Kernig (+) pada bakterial meningitis dan tidak
terdapat pada virus meningitis.
Nausea
Vomiting

Demam
Takikardia
Kejang yang bisa disebabkan oleh iritasi dari korteks cerebri atau hiponatremia
Pasien merasa takut dan cemas.

Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang khas pada meningitis adalah analisa cairan otak.
Lumbal punksi tidak bisa dikerjakan pada pasien dengan peningkatan tekanan
tintra kranial. Analisa cairan otak diperiksa untuk jumlah sel, protein, dan
konsentrasi glukosa.
Pemeriksaan darah ini terutama jumlah sel darah merah yang biasanya
meningkat diatas nilai normal.
Serum elektrolit dan serum glukosa dinilai untuk mengidentifikasi adanya
ketidakseimbangan elektrolit terutama hiponatremi.
Kadar glukosa darah dibandingkan dengan kadar glukosa cairan otak. Normalnya
kadar glukosa cairan otak adalah 2/3 dari nilai serum glukosa dan pada pasien
meningitis kadar glukosa cairan otaknya menurun dari nilai normal.

Pemeriksaan Radiografi
CT-Scan dilakukan untuk menentukan adanya edema cerebral atau penyakit
saraf lainnya. Hasilnya biasanya normal, kecuali pada penyakit yang sudah
sangat parah.

Pengobatan
Pengobatab biasanya diberikan antibiotik yang paling sesuai.
Untuk setiap mikroorganisme penyebab meningitis :
Antibiotik Organisme
Penicilin G
Gentamicyn
Chlorampenikol Pneumoccocci
Meningoccocci
Streptoccocci

Klebsiella
Pseudomonas
Proleus

Haemofilus Influenza Terapi TBC


Streptomicyn
INH
PAS Micobacterium Tuber culosis

Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul adalah :

Gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial


Tujuan
Pasien kembali pada,keadaan status neurologis sebelum sakit
Meningkatnya kesadaran pasien dan fungsi sensoris

Kriteria hasil
Tanda-tanda vital dalam batas normal
Rasa sakit kepala berkurang
Kesadaran meningkat
Adanya peningkatan kognitif dan tidak ada atau hilangnya tanda-tanda
tekanan intrakranial yang meningkat.

Rencana Tindakan
INTERVENSI RASIONALISASI

Pasien bed rest total dengan posisi tidur terlentang tanpa bantal Perubahan pada
tekanan intakranial akan dapat meyebabkan resiko untuk terjadinya herniasi
otak
Monitor tanda-tanda status
kerusakan otak lebih lanjt

neurologis

dengan

GCS.

Dapat

mengurangi

Monitor tanda-tanda vital seperti TD, Nadi, Suhu, Resoirasi dan hati-hati pada
hipertensi sistolik Pada keadaan normal autoregulasi mempertahankan keadaan
tekanan darah sistemik berubah secara fluktuasi. Kegagalan autoreguler akan
menyebabkan kerusakan vaskuler cerebral yang dapat dimanifestasikan dengan
peningkatan sistolik dan diiukuti oleh penurunan tekanan diastolik. Sedangkan
peningkatan suhu dapat menggambarkan perjalanan infeksi.
Monitor intake dan output hipertermi dapat menyebabkan peningkatan IWL dan
meningkatkan resiko dehidrasi terutama pada pasien yang tidak sadra, nausea
yang menurunkan intake per oral
Bantu pasien untuk membatasi muntah, batuk. Anjurkan pasien untuk
mengeluarkan napas apabila bergerak atau berbalik di tempat tidur. Aktifitas ini
dapat meningkatkan tekanan intrakranial dan intraabdomen. Mengeluarkan
napas sewaktu bergerak atau merubah posisi dapat melindungi diri dari efek
valsava
Kolaborasi
Berikan cairan perinfus dengan perhatian ketat.
Meminimalkan fluktuasi pada beban vaskuler dan tekanan intrakranial, vetriksi
cairan dan cairan dapat menurunkan edema cerebral
Monitor AGD bila diperlukan pemberian oksigen Adanya kemungkinan asidosis
disertai dengan pelepasan oksigen pada tingkat sel dapat menyebabkan
terjadinya iskhemik serebral
Berikan terapi sesuai advis dokter seperti: Steroid, Aminofel, Antibiotika.
Terapi yang diberikan dapat menurunkan permeabilitas kapiler.
Menurunkan edema serebri
Menurunka metabolik sel / konsumsi dan kejang.

Sakit kepala sehubungan dengan adanya iritasi lapisan otak


Tujuan
Pasien terlihat rasa sakitnya berkurang / rasa sakit terkontrol

Kriteria evaluasi
Pasien dapat tidur dengan tenang
Memverbalisasikan penurunan rasa sakit.

Rencana Tindakan
INTERVENSI RASIONALISASI
Independent
Usahakan membuat lingkungan yang aman dan tenang
Menurukan reaksi terhadap rangsangan ekternal atau kesensitifan terhadap
cahaya dan menganjurkan pasien untuk beristirahat
Kompres dingin (es) pada kepala dan kain dingin pada mata Dapat menyebabkan
vasokontriksi pembuluh darah otak
Lakukan latihan gerak aktif atau pasif sesuai kondisi dengan lembut dan hati-hati
Dapat membantu relaksasi otot-otot yang tegang dan dapat menurunkan rasa
sakit / disconfort
Kolaborasi
Berikan obat analgesik
Mungkin diperlukan untuk menurunkan rasa sakit. Catatan : Narkotika
merupakan kontraindikasi karena berdampak pada status neurologis sehingga
sukar untuk dikaji.

Potensial terjadinya injuri sehubungan dengan adanya kejang, perubahan status


mental dan penurunan tingkat kesadaran
Tujuan:
Pasien bebas dari injuri yang disebabkan oleh kejang dan penurunan kesadaran

Rencana Tindakan
INTERVENSI RASIONALISASI
Independent
monitor kejang pada tangan, kaki, mulut dan otot-otot muka lainnya

Gambaran tribalitas sistem saraf pusat memerlukan evaluasi yang sesuai


dengan intervensi yang tepat untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Persiapkan lingkungan yang aman seperti batasan ranjang, papan pengaman,
dan alat suction selalu berada dekat pasien. Melindungi pasien bila kejang terjadi
Pertahankan bedrest total selama fae akut Mengurangi resiko jatuh / terluka jika
vertigo, sincope, dan ataksia terjadi
Kolaborasi
Berikan terapi sesuai advis dokter seperti; diazepam, phenobarbital, dll.
Untuk mencegah atau mengurangi kejang.
Catatan : Phenobarbital dapat menyebabkan respiratorius depresi dan sedasi.
SUMBER
:
http://ilmu-ilmukeperawatan.blogspot.com/2011/04/askep-padapasien-meningitis.html

Meningitis
A. Pengertian
Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan
medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ
jamur(Smeltzer, 2001).

Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh


salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok,
Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus) (Long, 1996).
Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan
spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi
& Rita, 2001).
Askep Meningitis

B. Etiologi
1. Bakteri : Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus pneumoniae
(pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus
haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae,
Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.
2. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.
3. Faktor predisposisi : jenis kelamin lakilaki lebih sering dibandingkan
dengan wanita.
4. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu
terakhir kehamilan.
5. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin.
6. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan
dengan sistem persarafan.
Askep Meningitis

C. Klasifikasi
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada
cairan otak, yaitu :
1. Meningitis serosa
Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan
otak yang jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium
tuberculosa. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan
Ricketsia.

2. Meningitis purulenta
Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan
medula spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumoniae
(pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus

haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae,


Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.
Askep Meningitis

D. Patofisiologi
Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti dengan
septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.
Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media,
mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf
baru, trauma kepala dan pengaruh imunologis. Saluran vena yang melalui
nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran mastoid menuju otak
dan dekat saluran vena-vena meningen; semuanya ini penghubung yang
menyokong perkembangan bakteri.
Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di
dalam meningen dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan
penurunan aliran darah serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan
metabolisme akibat eksudat meningen, vaskulitis dan hipoperfusi. Eksudat
purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis. Radang juga
menyebar ke dinding membran ventrikel serebral. Meningitis bakteri
dihubungkan dengan perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri dari
peningkatan permeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak (barier oak),
edema serebral dan peningkatan TIK.
Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi
meningitis. Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps
sirkulasi dan dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada
sindromWaterhouse-Friderichssen) sebagai akibat terjadinya kerusakan endotel
dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus.
Askep Meningitis

E. Manifestasi klinis
Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :
1. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering)
2. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif,
dan koma.
3. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sbb :

Rigiditas nukal (kaku leher). Upaya untuk fleksi kepala mengalami


kesukaran karena adanya spasme otot-otot leher.

Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam


keadan fleksi kearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan
sempurna.

Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan


fleksi lutut dan pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas
bawah pada salah satu sisi maka gerakan yang sama terlihat peda
sisi ektremita yang berlawanan.

4. Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.


5. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat
eksudat purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan
karakteristik tanda-tanda vital(melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi),
pernafasan tidak teratur, sakit kepala, muntah dan penurunan tingkat
kesadaran.
6. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal.
7. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi tibatiba muncul, lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati
intravaskuler diseminata.
Askep Meningitis

F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Analisis CSS dari fungsi lumbal :
o

Meningitis bakterial : tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut,


jumlah sel darah putih dan protein meningkat glukosa meningkat,
kultur positip terhadap beberapa jenis bakteri.

Meningitis virus : tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih, sel


darah putih meningkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur
biasanya negatif, kultur virus biasanya dengan prosedur khusus.

2. Glukosa serum : meningkat (meningitis)


3. LDH serum : meningkat (meningitis bakteri)
4. Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil (infeksi
bakteri)
5. Elektrolit darah : Abnormal.
6. Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat mengindikasikan daerah
pusat infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi.

7. MRI/ skan CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat


ukuran/letak ventrikel; hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor.
8. Rontgen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra
kranial.
Askep Meningitis

G. Komplikasi
1. Hidrosefalus obstruktif
2. MeningococcL Septicemia (mengingocemia)
3. Sindrome water-friderichen (septik syok, DIC,perdarahan adrenal bilateral)
4. SIADH (Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone)
5. Efusi subdural
6. Kejang
7. Edema dan herniasi serebral
8. Cerebral palsy
9. Gangguan mental
10.Gangguan belajar
11.Attention deficit disorder.
Askep Meningitis
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Meningitis
A. Pengkajian
1. Biodata klien.

2. Riwayat kesehatan yang lalu


o

Apakah pernah menderita penyait ISPA dan TBC ?

Apakah pernah jatuh atau trauma kepala ?

Pernahkah operasi daerah kepala ?

3. Riwayat kesehatan sekarang


o

Aktivitas
Gejala : Perasaan tidak enak (malaise). Tanda : ataksia,
kelumpuhan, gerakan involunter.

Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat kardiopatologi : endokarditis dan PJK. Tanda
: tekanan darah meningkat, nadi menurun, dan tekanan nadi berat,
taikardi, disritmia.

Eliminasi
Tanda : Inkontinensi dan atau retensi.

Makanan/cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, sulit menelan. Tanda : anoreksia,
muntah, turgor kulit jelek dan membran mukosa kering.

Higiene
Tanda : Ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri.

Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, parestesia, terasa kaku pada persarafan yang
terkena, kehilangan sensasi, hiperalgesia, kejang, diplopia,
fotofobia, ketulian dan halusinasi penciuman. Tanda : letargi sampai
kebingungan berat hingga koma, delusi dan halusinasi, kehilangan
memori, afasia,anisokor, nistagmus,ptosis, kejang umum/lokal,
hemiparese, tanda brudzinki positif dan atau kernig positif, rigiditas
nukal, babinski positif,reflek abdominal menurun dan reflek
kremastetik hilang pada laki-laki.

Nyeri/keamanan
Gejala : sakit kepala(berdenyut hebat, frontal). Tanda : gelisah,
menangis.

Pernafasan
Gejala : riwayat infeksi sinus atau paru. Tanda : peningkatan kerja
pernafasan.

Askep Meningitis

B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi sehubungan dengan diseminata
hematogen dari patogen.

2. Risiko tinggi terhadap perubahan serebral dan perfusi jaringan


sehubungan dengan edema serebral, hipovolemia.

3. Risisko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang umum/fokal,


kelemahan umum, vertigo.

4. Nyeri (akut) sehubungan dengan proses inflamasi, toksin dalam sirkulasi.

5. Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan neuromuskular,


penurunan kekuatan

6. Anxietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.


Askep Meningitis

C. Intervensi
1. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi sehubungan dengan diseminata
hematogen dari patogen.
Mandiri :
o

Beri tindakan isolasi sebagai pencegahan

Pertahan kan teknik aseptik dan teknik cuci tangan yang tepat.

Pantau suhu secara teratur

Kaji keluhan nyeri dada, nadi yang tidak teratur demam yang terus
menerus

Auskultasi suara nafas ubah posisi pasien secara teratur, dianjurkan


nafas dalam

Cacat karakteristik urine (warna, kejernihan dan bau)

Kolaborasi :
o

Berikan terapi antibiotik iv: penisilin G, ampisilin, klorampenikol,


gentamisin.

2. Resiko tinggi terhadap perubahan cerebral dan perfusi jaringan


sehubungan dengan edema serebral, hipovolemia.
Mandiri :

Tirah baring dengan posisi kepala datar.

Pantau status neurologis.

Kaji regiditas nukal, peka rangsang dan kejang.

Pantau tanda vital dan frekuensi jantung, penafasan, suhu, masukan


dan haluaran.

Bantu berkemih, membatasi batuk, muntah mengejan.

Kolaborasi :
o

Tinggikan kepala tempat tidur 15-45 derajat.

Berikan cairan iv (larutan hipertonik, elektrolit).

Pantau BGA.

erikan obat : steoid, clorpomasin, asetaminofen.

3. Resiko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang umum/vokal,


kelemahan umum vertigo.
Mandiri :
o

Pantau adanya kejang

Pertahankan penghalang tempat tidur tetap terpasang dan pasang


jalan nafas buatan.

Tirah baring selama fase akut kolaborasi berikan obat : venitoin,


diaepam, venobarbital.

4. Nyeri (akut ) sehubungan dengan proses infeksi, toksin dalam sirkulasi.


Mandiri :
o

Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin di atas mata,


berikan posisi yang nyaman kepala agak tinggi sedikit, latihan
rentang gerak aktif atau pasif dan masage otot leher.

Dukung untuk menemukan posisi yang nyaman(kepala agak tingi)

Berikan latihan rentang gerak aktif/pasif.

Gunakan pelembab hangat pada nyeri leher atau pinggul.

Kolaborasi :
o

Berikan anal getik, asetaminofen, codein

5. Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan neuromuskuler.


o

Kaji derajat imobilisasi pasien.

Bantu latihan rentang gerak.

Berikan perawatan kulit, masase dengan pelembab.

Periksa daerah yang mengalami nyeri tekan, berikan matras udsra


atau air perhatikan kesejajaran tubuh secara fumgsional.

Berikan program latihan dan penggunaan alat mobiluisasi.

6. Perubahan persepsi sensori sehubungan dengan defisit neurologis


o

Pantau perubahan orientasi, kemamapuan berbicara,alam


perasaaan, sensorik dan proses pikir.

Kaji kesadara sensorik : sentuhan, panas, dingin.

Observasi respons perilaku.

Hilangkan suara bising yang berlebihan.

Validasi persepsi pasien dan berikan umpan balik.

Beri kessempatan untuk berkomunikasi dan beraktivitas.

Kolaborasi ahli fisioterapi, terapi okupasi,wicara dan kognitif.

7. Ansietas sehubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.


o

Kaji status mental dan tingkat ansietasnya.

Berikan penjelasan tentang penyakitnya dan sebelum tindakan


prosedur.

Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan.

Libatkan keluarga/pasien dalam perawatan dan beri dukungan serta


petunjuk sumber penyokong.

H.Evaluasi
Hasil yang diharapkan :
1. Mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti penyebaran
infeksi endogen atau keterlibatan orang lain.
2. Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik dan fungsi
motorik/sensorik, mendemonstrasikan tanda-tanda vital stabil.
3. Tidak mengalami kejang/penyerta atau cedera lain.
4. Melaporkan nyeri hilang/terkontrol dan menunjukkan postur rileks dan
mampu tidur/istirahat dengan tepat.
5. Mencapai kembali atau mempertahankan posisi fungsional optimal dan
kekuatan.
6. Meningkatkan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi persepsi.
7. Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang dan mengungkapkan
keakuratan pengetahuan tentang situasi.
SUMBER : http://askep-asuhankeperawatan.blogspot.com/2009/08/askepmeningitis.html

Anda mungkin juga menyukai