MENIGITIS BAKTERIAL
Sampai saat ini bentuk paling signifikan dari meningitis adalah tipe bacterial.
Bakteri paling sering di jumpai pada meningitis bakteri akut yaiti neiserrira
meningitides (meningitis meningokokkus), streptococcus pneumoniae (pada
dewasa),dan haemophilus influenzae (pada anak anak dan dewasa muda). Dari
ketiga organisme ini jumlah sekitar 75% dari kasus kasus meningitis bakteri.
PATOFISIOLOGI
Meningitis bakteri di mulai sebagai infeksi dari orofaring dan diikuti septicemia
yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.faktor factor
predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas otitis media, mastoiditis,
anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain prosedur bedah saraf, trauma kepala
dan pengaruh imunologis.saluran vena yang melalui nasofaring posterior telinga
bagian tengah,dan saluran mastoid menuju otak dan dekat saluran vena
meningen , semuanya ini penghubung yang menyokong perkembangan bakteri.
ETIOLOGI
a. Meningitis selosa adalah radang selaput otak arakhnoid dan piameter yang di
sertai cairan otak yang di sertai cairan otak yang jernih . penyebab terserng
adalah
mycobacterium
tuberkulosa . penyebab lain seperti lues, virus
toxoplasma gondhii, ricketsia.
b. Meningitis purulenta adalah radang bernanah arakhnoid dan parameter yang
meliputi otak dan medulla spinalis.penyebabnya antara lain: diplococcus
pneumoniae(pneumokok) neisseria neningitidis (meningokok) streptococcus
haemolyticus, staphylococcus aureus,haemophilus influenzae, echerichia coli,
klebsiella pneumoniae, pseudomonas aeruginosa.
MANIFESTASI KLINIS
Keluhan pertama biasanya nyeri kepala.rasa nyeri ini dapat menjalar ke tengkuk
dan punggung. Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh
mengejangnya otot otot ekstensor tenkuk. Bila hebat, terjadi opistotonus. Yaitu
tengkuk kaku dalam sikap kepala tertengadah dan punggung dalam sikap
hiperekstensi. Kesadaran menurun. tanda kernig dan brudzinsky positif.
Gejala meningitis di akibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK
Sakit kepala dan demam adalah gejala awal yang sering. Sakit kepala di
hubungkan dengan meningitis yang selalu berat dan sebagai akibat iritasi
meningen. Demam umumnya ada dan tetap tinggi selama perjalanan penyakit.
Rigiditas nukal (kaku leher)adalah tanda awal. Adanya upaya untuk fleksi kepala
mengalami kesukaran karena adanya spasme otot otot leher .fleksi paksaan
menyebabkan nyeri berat.
Tanda kerning positif : ketika pasien di baringkan dengan paha dalam keadaan
fleksi kea rah abdomen , kaki tidak dapat di ekstensikn sempurna.
Tanda brudzinski: bila leher difleksikan, maka di hasilkan fleksi lutut dan pinggul;
bila di lakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi, maka
gerakan yang sama terlihat pada sisi ekstremitas yang berlawanan. Demikian
pula alas an yang tidak di ketahui, pasien iini mengeluh mengalami fotofobia
atau sensitive yang berlebihan terhadap cahaya.
Kejang dan peningkatan TIK juga berhubungan dengan meningitis. Kejang terjadi
terjadi sekunder akibat area vocal kortikal yang peka. Tanda tanda peningkatan
TIK sekunder akibat eksudat purulen dan edema serebral terdiri dari perubahan
karakteristik
tanda
tanda
vital(melebarnya
tekanan
pulse
dan
bradikardia),pernafasan tidak teratur, sakit kepal muntah, dan penrunan tingkat
kesadaran.
Adanya ruam merupakan salah satu ciri yang menyolok pada meningitis
meningokokal (Neisseria meningitis). Sekitar dari semua pasien dengan tipe
PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksaan yang berhasil tergantung pada pemberian anti biotik yang
melewati darah barrier otak ke dalam ruang subarakhnoid dalam konsentrasi
yang cukup
untuk menghentikan perkembangbiakan nakteri. Cairan
serebrospinal (CSS) dan darah perlu di kultur, dan terapi antimikroba di lakukan
segera . Dapat digunakan penisilin, ampisilin, atau khloramphenikol atau satu
jenis dari sepalosforins. Antibi edema serebral. otic lain di gunakan jika di
ketahui streinbakteri resisten. Pasien di pertahankan pada dosis besar antibiotic
yang tepat perintravena.
Dehidrasi atau shock diobati dengan pemberian tambahan volume cairan. Kejang
dapat terjadi pada awal penyakit, di control dengan menggunakan diazepam
atau fenitoin.diuretik osmotik (seperti manitol) dapat digunakan
untuk
mengobati edema serebral.
Pemeriksaan penunjang
1. pemeriksaan darah:
dilakukan peeriksaan kadar hemoglobin, jumlah dan hitung jenis leukosit, laju
endapa darah(LED), kadar glukosa kuasa, kadar ureum, elektrolit.
Pada meningitis serosa di dapatkan juga peningkatan leukosit saja. Disamping
itu pada meningitis seosa didapatkan juga peningktan LED
2. cairan otak: periksa lenkap termasuk pemeriksaan mikrobiologis.
Pada meningitis serosa di eroleh hasil emeriksaan cairan serebrospinal yang
jernih meskipun mengandung sel dan jumlah protein ynagmeninggi
3. pemeriksaan radiologist
foto dada
foto kepala, bila mungkin CT scan
MENINGITIS PURULENTA
MANIFESTASI KLINIS
Gejala dan tanda penting adalah demsm tinggi, nyeri kepala, kaku kuduk,
kesadaran menurun.
Pemeriksaan penunjang
1) pemeriksaan darah:
dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin, jumlah dan hitung jenis leukosit, laju
endapan darah (LED),kadar glukosa, kadar ureum, elektrolit, kultur.
Pada meningitis purulenta di dapatkan peningktan leukosit dengan pergeseran
kekiri pada hitung jenis
2) Cairan serebrospinalis : lengkap dan kultur
Banyak pasien dengan penyakit iyme tingkat2 dan 3 diobati dengan antibiotic
intravena, biasanya penisilin,. Gejala-gejal meningitis dan sistemik akan muncul
dan meningkat dalam beberapa hari, walaupun gejala lain sepert I sakit kepala
dan nyeri radikular muncul pada beberapa minggu.
Asuhan keperawatan
Penkajian
Pengkajian keperawatan yang dapat di lakukan antara lain
a. AKTIVITAS ISTIRAHAT
GEJALA :perasaan tidak enak (MALAISE).
Keterbatasan yang di timbulkan oleh kondisinya
TANDA :Ataksia, masalahberjalan , kelumuhan, gerakan involunter. Kelemahan
secara umum, keterbatasan dalam rentang gerak.hipotonia.
b. SIRKULASI
GEJALA :adanya riwayat kardiopatologi, seerti endokarditis, beberapa penyakit
jantung congenital, abses otak
TANDA : tekanan darah meningkat, nadi menurun, dan tekanan nadi
berat(berhubungan dengan peningkatan TIK dan pengaruh ada pusat
Vasomotor). Takikardia, distritmia (pada fase akut), seperti distritmia sinus(pada
meningitis).
c. ELIMINASI
TANDA :adanya inkontinensia dan/atau retensi
d. MAKANAN CAIRAN
GEJALA :kehilangan nafsu makan. Kesulitan menelan(pada periode akut).
TANDA :anoreksia, muntah,. Turgor kulit jelek, membrane mukosa kering.
e. HYGIENE
TANDA :ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri (pada
periode akut)
f. NYERI/KENYAMANAN
Definisi
Meningitis adalah radang dari selaput otak (arachnoid dan piamater). Bakteri dan
virus merupakan penyebab utama dari meningitis.
Patofisiologi
Otak dilapisi oleh tiga lapisan, yaitu : duramater, arachnoid, dan piamater. Cairan
otak dihasilkan di dalam pleksus choroid ventrikel bergerak / mengalir melalui
sub arachnoid dalam sistem ventrikuler dan seluruh otak dan sumsum tulang
belakang, direabsorbsi melalui villi arachnoid yang berstruktur seperti jari-jari di
dalam lapisan subarachnoid.
Organisme (virus / bakteri) yang dapat menyebabkan meningitis, memasuki
cairan otak melaui aliran darah di dalam pembuluh darah otak. Cairan hidung
(sekret hidung) atau sekret telinga yang disebabkan oleh fraktur tulang
tengkorak dapat menyebabkan meningitis karena hubungan langsung antara
cairan otak dengan lingkungan (dunia luar), mikroorganisme yang masuk dapat
Etiologi
Meningitis disebabkan oleh berbagai macam organisme, tetapi kebanyakan
pasien dengan meningitis mempunyai faktor predisposisi seperti fraktur tulang
tengkorak, infeksi, operasi otak atau sum-sum tulang belakang. Seperti
disebutkan diatas bahwa meningitis itu disebabkan oleh virus dan bakteri, maka
meningitis dibagi menjadi dua bagian besar yaitu : meningitis purulenta dan
meningitis serosa.
Meningitis Bakteri
Bakteri yang paling sering menyebabkan meningitis adalah haemofilus influenza,
Nersseria,Diplokokus pnemonia, Sterptokokus group A, Stapilokokus Aurens,
Eschericia colli, Klebsiela dan Pseudomonas. Tubuh akan berespon terhadap
bakteri sebagai benda asing dan berespon dengan terjadinya peradangan
dengan adanya neutrofil, monosit dan limfosit. Cairan eksudat yang terdiri dari
bakteri, fibrin dan lekosit terbentuk di ruangan subarahcnoid ini akan terkumpul
di dalam cairan otak sehingga dapat menyebabkan lapisan yang tadinya tipis
menjadi tebal. Dan pengumpulan cairan ini akan menyebabkan peningkatan
intrakranial. Hal ini akan menyebabkan jaringan otak akan mengalami infark.
Meningitis Virus
Tipe dari meningitis ini sering disebut aseptik meningitis. Ini biasanya
disebabkan oleh berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti;
gondok, herpez simplek dan herpez zoster. Eksudat yang biasanya terjadi pada
meningitis bakteri tidak terjadi pada meningitis virus dan tidak ditemukan
organisme pada kultur cairan otak. Peradangan terjadi pada seluruh koteks
cerebri dan lapisan otak. Mekanisme atau respon dari jaringan otak terhadap
virus bervariasi tergantung pada jenis sel yang terlibat.
Pencegahan
Meningitis dapat dicegah dengan cara mengenali dan mengerti dengan baik
faktor presdis posisi seperti otitis media atau infeksi saluran napas (seperti TBC)
dimana dapat menyebabkan meningitis serosa. Dalam hal ini yang paling
penting adalah pengobatan tuntas (antibiotik) walaupun gejala-gejala infeksi
tersebut telah hilang.
Setelah terjadinya meningitis penanganan yang sesuai harus cepat diatasi.
Untuk mengidentifikasi faktor atau janis organisme penyebab dan dengan cepat
memberikan terapi sesuai dengan organisme penyebab untuk melindungi
komplikasi yang serius.
Manifestasi Klinik
Pada awal penyakit, kelelahan, perubahan daya mengingat, perubahan tingkah
laku.
Sesuai dengan cepatnya perjalanan penyakit pasien menjadi stupor.
Sakit kepala
Sakit-sakit pada otot-otot
Reaksi pupil terhadap cahaya. Photofobia apabila cahaya diarahkan pada mata
pasien
Adanya disfungsi pada saraf III, IV, dan VI
Pergerakan motorik pada masa awal penyakit biasanya normal dan pada tahap
lanjutan bisa terjadi hemiparese, hemiplegia, dan penurunan tonus otot.
Refleks Brudzinski dan refleks Kernig (+) pada bakterial meningitis dan tidak
terdapat pada virus meningitis.
Nausea
Vomiting
Demam
Takikardia
Kejang yang bisa disebabkan oleh iritasi dari korteks cerebri atau hiponatremia
Pasien merasa takut dan cemas.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang khas pada meningitis adalah analisa cairan otak.
Lumbal punksi tidak bisa dikerjakan pada pasien dengan peningkatan tekanan
tintra kranial. Analisa cairan otak diperiksa untuk jumlah sel, protein, dan
konsentrasi glukosa.
Pemeriksaan darah ini terutama jumlah sel darah merah yang biasanya
meningkat diatas nilai normal.
Serum elektrolit dan serum glukosa dinilai untuk mengidentifikasi adanya
ketidakseimbangan elektrolit terutama hiponatremi.
Kadar glukosa darah dibandingkan dengan kadar glukosa cairan otak. Normalnya
kadar glukosa cairan otak adalah 2/3 dari nilai serum glukosa dan pada pasien
meningitis kadar glukosa cairan otaknya menurun dari nilai normal.
Pemeriksaan Radiografi
CT-Scan dilakukan untuk menentukan adanya edema cerebral atau penyakit
saraf lainnya. Hasilnya biasanya normal, kecuali pada penyakit yang sudah
sangat parah.
Pengobatan
Pengobatab biasanya diberikan antibiotik yang paling sesuai.
Untuk setiap mikroorganisme penyebab meningitis :
Antibiotik Organisme
Penicilin G
Gentamicyn
Chlorampenikol Pneumoccocci
Meningoccocci
Streptoccocci
Klebsiella
Pseudomonas
Proleus
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul adalah :
Kriteria hasil
Tanda-tanda vital dalam batas normal
Rasa sakit kepala berkurang
Kesadaran meningkat
Adanya peningkatan kognitif dan tidak ada atau hilangnya tanda-tanda
tekanan intrakranial yang meningkat.
Rencana Tindakan
INTERVENSI RASIONALISASI
Pasien bed rest total dengan posisi tidur terlentang tanpa bantal Perubahan pada
tekanan intakranial akan dapat meyebabkan resiko untuk terjadinya herniasi
otak
Monitor tanda-tanda status
kerusakan otak lebih lanjt
neurologis
dengan
GCS.
Dapat
mengurangi
Monitor tanda-tanda vital seperti TD, Nadi, Suhu, Resoirasi dan hati-hati pada
hipertensi sistolik Pada keadaan normal autoregulasi mempertahankan keadaan
tekanan darah sistemik berubah secara fluktuasi. Kegagalan autoreguler akan
menyebabkan kerusakan vaskuler cerebral yang dapat dimanifestasikan dengan
peningkatan sistolik dan diiukuti oleh penurunan tekanan diastolik. Sedangkan
peningkatan suhu dapat menggambarkan perjalanan infeksi.
Monitor intake dan output hipertermi dapat menyebabkan peningkatan IWL dan
meningkatkan resiko dehidrasi terutama pada pasien yang tidak sadra, nausea
yang menurunkan intake per oral
Bantu pasien untuk membatasi muntah, batuk. Anjurkan pasien untuk
mengeluarkan napas apabila bergerak atau berbalik di tempat tidur. Aktifitas ini
dapat meningkatkan tekanan intrakranial dan intraabdomen. Mengeluarkan
napas sewaktu bergerak atau merubah posisi dapat melindungi diri dari efek
valsava
Kolaborasi
Berikan cairan perinfus dengan perhatian ketat.
Meminimalkan fluktuasi pada beban vaskuler dan tekanan intrakranial, vetriksi
cairan dan cairan dapat menurunkan edema cerebral
Monitor AGD bila diperlukan pemberian oksigen Adanya kemungkinan asidosis
disertai dengan pelepasan oksigen pada tingkat sel dapat menyebabkan
terjadinya iskhemik serebral
Berikan terapi sesuai advis dokter seperti: Steroid, Aminofel, Antibiotika.
Terapi yang diberikan dapat menurunkan permeabilitas kapiler.
Menurunkan edema serebri
Menurunka metabolik sel / konsumsi dan kejang.
Kriteria evaluasi
Pasien dapat tidur dengan tenang
Memverbalisasikan penurunan rasa sakit.
Rencana Tindakan
INTERVENSI RASIONALISASI
Independent
Usahakan membuat lingkungan yang aman dan tenang
Menurukan reaksi terhadap rangsangan ekternal atau kesensitifan terhadap
cahaya dan menganjurkan pasien untuk beristirahat
Kompres dingin (es) pada kepala dan kain dingin pada mata Dapat menyebabkan
vasokontriksi pembuluh darah otak
Lakukan latihan gerak aktif atau pasif sesuai kondisi dengan lembut dan hati-hati
Dapat membantu relaksasi otot-otot yang tegang dan dapat menurunkan rasa
sakit / disconfort
Kolaborasi
Berikan obat analgesik
Mungkin diperlukan untuk menurunkan rasa sakit. Catatan : Narkotika
merupakan kontraindikasi karena berdampak pada status neurologis sehingga
sukar untuk dikaji.
Rencana Tindakan
INTERVENSI RASIONALISASI
Independent
monitor kejang pada tangan, kaki, mulut dan otot-otot muka lainnya
Meningitis
A. Pengertian
Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan
medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ
jamur(Smeltzer, 2001).
B. Etiologi
1. Bakteri : Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus pneumoniae
(pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus
haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae,
Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.
2. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.
3. Faktor predisposisi : jenis kelamin lakilaki lebih sering dibandingkan
dengan wanita.
4. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu
terakhir kehamilan.
5. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin.
6. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan
dengan sistem persarafan.
Askep Meningitis
C. Klasifikasi
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada
cairan otak, yaitu :
1. Meningitis serosa
Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan
otak yang jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium
tuberculosa. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan
Ricketsia.
2. Meningitis purulenta
Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan
medula spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumoniae
(pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus
D. Patofisiologi
Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti dengan
septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.
Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media,
mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf
baru, trauma kepala dan pengaruh imunologis. Saluran vena yang melalui
nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran mastoid menuju otak
dan dekat saluran vena-vena meningen; semuanya ini penghubung yang
menyokong perkembangan bakteri.
Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di
dalam meningen dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan
penurunan aliran darah serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan
metabolisme akibat eksudat meningen, vaskulitis dan hipoperfusi. Eksudat
purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis. Radang juga
menyebar ke dinding membran ventrikel serebral. Meningitis bakteri
dihubungkan dengan perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri dari
peningkatan permeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak (barier oak),
edema serebral dan peningkatan TIK.
Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi
meningitis. Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps
sirkulasi dan dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada
sindromWaterhouse-Friderichssen) sebagai akibat terjadinya kerusakan endotel
dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus.
Askep Meningitis
E. Manifestasi klinis
Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :
1. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering)
2. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif,
dan koma.
3. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sbb :
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Analisis CSS dari fungsi lumbal :
o
G. Komplikasi
1. Hidrosefalus obstruktif
2. MeningococcL Septicemia (mengingocemia)
3. Sindrome water-friderichen (septik syok, DIC,perdarahan adrenal bilateral)
4. SIADH (Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone)
5. Efusi subdural
6. Kejang
7. Edema dan herniasi serebral
8. Cerebral palsy
9. Gangguan mental
10.Gangguan belajar
11.Attention deficit disorder.
Askep Meningitis
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Meningitis
A. Pengkajian
1. Biodata klien.
Aktivitas
Gejala : Perasaan tidak enak (malaise). Tanda : ataksia,
kelumpuhan, gerakan involunter.
Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat kardiopatologi : endokarditis dan PJK. Tanda
: tekanan darah meningkat, nadi menurun, dan tekanan nadi berat,
taikardi, disritmia.
Eliminasi
Tanda : Inkontinensi dan atau retensi.
Makanan/cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, sulit menelan. Tanda : anoreksia,
muntah, turgor kulit jelek dan membran mukosa kering.
Higiene
Tanda : Ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri.
Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, parestesia, terasa kaku pada persarafan yang
terkena, kehilangan sensasi, hiperalgesia, kejang, diplopia,
fotofobia, ketulian dan halusinasi penciuman. Tanda : letargi sampai
kebingungan berat hingga koma, delusi dan halusinasi, kehilangan
memori, afasia,anisokor, nistagmus,ptosis, kejang umum/lokal,
hemiparese, tanda brudzinki positif dan atau kernig positif, rigiditas
nukal, babinski positif,reflek abdominal menurun dan reflek
kremastetik hilang pada laki-laki.
Nyeri/keamanan
Gejala : sakit kepala(berdenyut hebat, frontal). Tanda : gelisah,
menangis.
Pernafasan
Gejala : riwayat infeksi sinus atau paru. Tanda : peningkatan kerja
pernafasan.
Askep Meningitis
B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi sehubungan dengan diseminata
hematogen dari patogen.
C. Intervensi
1. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi sehubungan dengan diseminata
hematogen dari patogen.
Mandiri :
o
Pertahan kan teknik aseptik dan teknik cuci tangan yang tepat.
Kaji keluhan nyeri dada, nadi yang tidak teratur demam yang terus
menerus
Kolaborasi :
o
Kolaborasi :
o
Pantau BGA.
Kolaborasi :
o
H.Evaluasi
Hasil yang diharapkan :
1. Mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti penyebaran
infeksi endogen atau keterlibatan orang lain.
2. Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik dan fungsi
motorik/sensorik, mendemonstrasikan tanda-tanda vital stabil.
3. Tidak mengalami kejang/penyerta atau cedera lain.
4. Melaporkan nyeri hilang/terkontrol dan menunjukkan postur rileks dan
mampu tidur/istirahat dengan tepat.
5. Mencapai kembali atau mempertahankan posisi fungsional optimal dan
kekuatan.
6. Meningkatkan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi persepsi.
7. Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang dan mengungkapkan
keakuratan pengetahuan tentang situasi.
SUMBER : http://askep-asuhankeperawatan.blogspot.com/2009/08/askepmeningitis.html