Oleh :
Nama
NIM
: 131610101047
Kelompok Tutorial 4
2015KATA PENGANTAR
sederhana
ini
bermanfaat,
terutama
bagi
yang
membutuhkannya.
BAB I
PENDAHULUAN
jenis
penyakitnya,
dan
menyediakan
diagnosis
tidaklah
cukup
dari
pengumpulan
fakta.
masalah
periodontal
pasien.
Pemeriksaan
gigi
yang
dikembangkan
tinggi
dan
sehingga
teknologi
aktivasi
memudahkan
suara
penerimaan
telah
dan
umum
penyakit
yang
mengenai
jaringan
1. Penyakit gingivitis.
2. Penyakit periodontitis.
3.
Penyakit
periodontal
akibat
dari
manifestasi
penyakit
sistemik.
Diagnosis periodontal dapat ditentukan setelah dilakukan
analisis secara hati-hati terhadap riwayat suatu penyakit dan
juga dilakukan evaluasi klinis dari gejala dan penyebab penyakit
tersebut dan hasil dari berbagai tes ,contohnya kegoyangan gigi
dengan menggunakan probe, radiografik, tes darah, biopsi.
Diagnosis harus terdiri dari evaluasi secara umum pasien dan
juga bagaimana keadaaan rongga mulut pasien. Diagnosis yang
dilakukan harus secara sistematik dan juga terorganisir agar
mencapai tujuan yang spesifik atau yang diharapkan.
BAB II
ISI
DIAGNOSIS KLINIS
Kunjungan pertama
Pada saat kunjungan pertama ini, seorang dokter gigi perlu
menilai beberapa hal seperti:
1. Penilaian pasien secara keseluruhan
Seorang operator harus mencoba menilai pasien secara
keseluruhan. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah
status mental dan emosional pasien, tabiat, sikap, dan umur
fisiologi.
2. Riwayat sistemik
Suatu riwayat sistemik akan menolong operator dalam hal (1)
diagnosis
manifestasi
oral
dari
penyakit
sistemik,
(2)
kondisi
sistemik
pencegahan
dan
yang
membutuhkan
modifikasi
dalam
suatu
tindakan
perawatannya.
Suatu
hipertensi,
nefritis,
angina
penyakit
pectoris,
ginjal,
diabetes,
myocardial
dan/atau
pingsan.
c. Kecendrungan perdarahan yang abnornal seperti hidung
yang berdarah, perdarahan yang lama pada luka kecil,
ecchymosis spontan, kecendrungan terhadap memar yang
berlebihan, dan perdarahan menstruasi yang berlebihan.
d. Penyakit infeksi, termasuk berkontak dengan penyakit
infeksi di rumah atau di kantor, atau baru saja mendapat
rontgen di bagian dada.
e. Kemungkinan memiliki penyakit akibat pekerjaannya.
f. Riwayat alegi, termasuk hay fever, asma, sensitif terhadap
makanan, atau sensitif terhadap obat misalnya aspirin,
codeine, barbiturat, sulfonamide, antibiotik, prokain, dan
laxatives atau terhadap bahan dental seperti eugenol atau
resin akrilik.
g. Informasi onset pubertas dan menopause dan mengenai
kelainan menstrual atau hysterectomy, kehamilan, atau
keguguran.
3. Riwayat kesehatan gigi
Pada saat mencari riwayat kesehatan gigi, praktisi mendapat
kesempatan untuk menulai perilaku pasien, membangun
hubungan, dan mempelajari penyakit gigi yang telah lalu serta
responya terhadap perawatan. Juga penting untuk mengetahui
cara pemeliharaan kebersihan mulut yang selama ini dilakukan
dan
perawatannya.
Profilaksis
oral
atau
gusi
berdarah
berhubungan
dengan
periode
gigi?
Apakah
terdapat
kesulitan
pada
saat
mengunyah?
h. Riwayat masalah gusi sebelumnya
i. Kebiasaan grinding teeth atau clenching teeth pada malam
hari atau setiap waktu. Apakah otot gigi terasa sakit pada
pagi hari? Kebiasaan lainnya seperti merokok, menggigit
kuku, dan menggigit benda asing.
4. Survey radiografi intraoral
Survey radiografi minimum terdiri dari 14 film intraoral dan 4
bitewing
posterior.
Survey
lengkung
gigi
dan
struktur
Radiograf
panoramik
menyediakan
gambar
Kunjungan kedua
1. Pemeriksaan rongga mulut
dan
daerah
saliva.
oropharyngeal,
Walaupun
hasil
serta
kualitas
pemeriksaan
dan
tidak
kecacatan,
anomali
bentuk
gigi,
wasting,
Gambar 1.
Pemeriksaan
Kegoyangan Gigi
(Rateitschak dkk,
1985)
untuk
menggerakkannya
ke
segala
arah.
Pada
gambar
dua
instrumen
dental.
Kegoyahan
gigi
dibedakan menjadi :
Derajat 1 kegoyangan gigi yang sedikit lebih besar dari
normal
Derajat 2 kegoyangan gigi sekitar 1 mm
Derajat 3 kegoyangan gigi lebih dari 1 mm pada segala
arah atau gigi dapat ditekan ke arah apikal.
Kegoyangan gigi yang patologis terutama disebabkan oleh (1)
infamasi gingiva dan jaringan periodontal, (2) kebiasaan
parafungsi oklusal, (3) oklusi prematur, (4) kehilangan tulang
pendukung, (5) gaya torsi yang menyebabkan trauma pada
gigi yang dijadikan pegangan cengkraman gigi, (6) terapi
periodontal,
terapi
endodontik,
dan
trauma
dapat
mengacu
pada
luka
jaringan
yang
makanan
merupakan
faktor
yang
mendukung
dapat
menyebabkan
akumulasi
debris,
ke
seluruh
rahang.
Semua
temuan
pada
gingiva, poket
periodontal,
penentuan
aktivitas
macam
metode.
Pemeriksaan
plak
dapat
Gambar 3. Deteksi
atau iregularitas
pada permukaan akar
dengan pergerakan
Gingiva
Gingiva harus dikeringkan terlebih dahulu untuk mendapatkan
observasi yang akurat. Selain melalui pemeriksaan secara
visual
dan
eksplorasi
dengan
instrumen,
pemeriksaan
untuk
mendeteksi
kelainan
patologis
pada
hal
yang
perlu
dipertimbangkan
pada
saat
yang
digunakan
dalam
praktek
untuk
visual.
Sulcus
bleeding
index
pada
erythema,
pembengkakan,
dan
edema.
adanya
poket.
Radiografi
tidak
menunjukkan
untuk
menentukan
tingkat
perlekatan
poket
peridontal.
Kedalaman poket dibedakan menjadi dua jenis, antara lain:
1. Kedalaman biologis
Kedalaman biologis adalah jarak antara margin gingiva
dengan
dasar
poket
(ujung
koronal
dari
junctional
epithelium).
2. Kedalaman klinis atau kedalaman probing
Kedalaman klinis adalah jarak dimana sebuah instrumen ad
hoc (probe) masuk kedalam poket. Kedalaman penetrasi
probe tergantung pada ukurang probe, gaya yang diberikan,
arah
penetrasi,
resistansi
jaringan,
dan
kecembungan
aksis
vertikal
gigi
dan
berjalan
secara
karena
kalkulus
menghalangi
masuknya
probe.
probe)
memudahkan
dan
lebih
akurat
untuk
arsitektur
tulang
dapat
diperoleh
dengan
dinding
gingiva
pada
poket
peridontal.
Abses
gejala
seperti
rasa
nyeri
berdenyut,
sensitif
ADVANCE TECHNIQUE
Advance technique diagnostik merupakan pengembangan teknik
atau teknik lanjutan yang digunakan untuk mendiagnosa suatu
penyakit, misalnya:
1. Pemeriksaan tingkat inflamasi gingiva.
Pada pemeriksaan klinis, tingkat inflamasi gingiva hanya
dilihat berdasarkan kondisi klinis melalui tanda kemerahan,
bengkak dan perdarahan. Namun saat ini tingkat inflamasi
gingiva dapat diketahui dengan pengukuran aliran cairan
crevicular gingiva. Cairan clevicular gingiva dikumpulkan
dengan microcapillary tubes dan dengan menempatkan filter
paper strips pada celah jalan masuk dan mengukur jumlah
cairan
yang
meresap
dalam
filter
paper.
Selajutnya
electronic
periodontal
probe
dibandingkan
h) Output digital
3. Xeroradiography
Xeroradiography adalah sistem penggambaran menggunakan
proses duplikasi xerographic untuk merekam gambaran x-ray.
Jika
dibandingkan
dengan
radiografi
intraoral,
hasil
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
L.F.,
Mealy,
B.L.,
Genco,
R.J.,
Cohen.,
D.W.,
2004,