Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM REKAYASA BAHAN P3

POLYMER TERMOPLASTIK DAN TERMOSET

Disusun Oleh :
ARISTO PARISIAN

NRP. 2412 100 033

Asisten :
GEDE PANJI WIRYAWAN

NRP. 2412 100 065

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA


JURUSAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2015

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM


REKAYASA BAHAN P3
POLYMER TERMOPLASTIK DAN TERMOSET
POLYMER TERMOPLASTIC AND TERMOSET
Disusun oleh :
Kelompok 4
Aristo Parisian

NRP. 2412100033

Asisten :
Gede Panji Wiryawan

NRP. 2412100065

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA


JURUSAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRIINSTITUT
TEKNOLOGI SEPULUHNOPEMBER
SURABAYA
2015

POLYMER TERMOPLASTIK DAN TERMOSET

Nama Mahasiswa

: Aristo Parisian

NRP

: 2412100033

Asisten

: Gede Panji Wiryawan

Abstrak

Polimer merupakan salah satu jenis material yang banyak


digunakan dalam kehidupan manusia karena sifatnya yang ringan,
elastis dan murah. Proses pembentukan polimer disebut
polimerisasi. Berdasarkan ketahanannya terhadap panas, polimer
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu termoplastik, thermoset, dan
elastomer. Praktikum kali ini adalah membuktikan polimer yang

tahan terhadap panas, yaitu dengan cara memasukkan 2 jenis


polimer ke dalam kuali sampai pada suhu tertentu. Dari
percobaan yang telah dilakukan, terbukti bahwa termoplastik
(polimer C) tidak tahan terhadap panas (meleleh), sedangkan
thermoset (polimer B) tahan terhadap panas. Nilai deviasi standar
menunjukkan semakin banyak tetesnya, semakin besar deviasi
pengukurannya. Nilai Error menunjukkan polimer 2 tetes
memiliki error terbesar. Nilai range menunjukkan tetes 3 lah yang
memiliki range pengukuran terbesar.

Kata kunci : polimer, termoplastik, termoset

POLYMER TERMOPLASTIC AND TERMOSET

Name Of Student

: Aristo Parisian

NRP

: 2412100033

Assistant

: GedePanji Wiryawan

Abstract

Polymer is one kind of material that is widely used in human


life because it is lightweight, elastic and cheap. Polymer formation
process called polymerization. Based on their resistance to heat, the
polymer is divided into three parts, namely thermoplastics, thermosets
and elastomers. This practicum is proving polymer is resistant to heat,
ie by inserting two types of polymer into the cauldron until at a certain
temperature. From the experiments that have been conducted, proved
that the thermoplastic (polymer C) is not resistant to heat (melting),
while thermosets (polymer B) resistant to heat. Standard deviation value
indicates the more droplets, the greater the deviation measurement.
Error value indicates polymer 2 drops having the largest error. Value
range showed drops of 3 who have the largest measurement range.

Key words: polymer, thermoplastic, thermoset

KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis panjatkan puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmatnya penulis mampu
menyelesaikan Laporan Resmi Rekayasa Bahan ini dengan

sebaik-baiknya. Tidak lupa juga kepada orang tua dan teman


teman penulis yang selalu memberika support kepada penulis.
Dalam Laporan ini penulis membahas tentang Polymer
Termoplastik dan Termoset.penulis berharap laporan yangdibuat
ini nantinya dapat bermanfaat bagi seluruh pembacanya, sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan para pembacanya.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantudalam menyusun
Laporan ini, khususnya kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada asisten praktikum rekayasa bahan.
Penulis mengetahui masih banyak kesalahan dalam
penyusunan laporan ini. Oleh karena itu kritik dan saran sangat
penulis butuhkan sebagai bahan perbaikan dalam penyusunan
laporan yang akan datang.

Surabaya, 19 April2015

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................i
Abstrak...................................................................................iii
Abstract..................................................................................v
Kata Pengantar........................................................................vi
Daftar Isi.................................................................................vii
Daftar Gambar........................................................................ix
Daftar Tabel............................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................1
1.2 Batasan Masalah...............................................................1
1.3 Tujuan ..............................................................................1
BAB II DASAR TEORI.........................................................3
2.1 Polimer.............................................................................3
2.2 Struktur Polimer................................................................4
2.3 Jenis Polimer Berdasarkan Sifat Termalnya......................6
2.4Perilaku dan Sifat Polimer.................................................7
BAB III METODOLOGI........................................................9
3.1 Alat dan Bahan..................................................................9
3.2 Prosedur Percobaan..........................................................9
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN...............11
4.1 Analisis Data.....................................................................11
4.2 Pembahasan......................................................................12
BAB V PENUTUP.................................................................13
5.1 Kesimpulan.......................................................................13
5.2 Saran.................................................................................13
Daftar Pustaka........................................................................15
Lampiran

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1Polimer..................................................................4
Gambar 2.2Struktur Polimer Linear.........................................5
Gambar 2.3Struktur Polimer Bercabang...................................5
Gambar 2.4Struktur Polimer Berkait........................................5
Gambar 2.5Struktur Polimer Berjejaring..................................6
Gambar 4.1Grafik Waktu Temperatur Polimer B.....................12

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1Perbedaan Sifat Polimer Termoplastik dan Termoset..
...................................................................................................7
Tabel 4.1Hasil Pengukuran Temperatur Polimer B....................11
Tabel 4.2 Nilai standar deviasi, eror dan range ...................11

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Polimer adalah rantai berulang dari atom yang panjang,
terbentuk dari pengikat yang berupa molekul identik yang disebut
monomer.Polimer didefinisikan sebagai substansi yang terdiri dari
molekul-molekul yang menyertakan rangkaian satu atau lebih dari
satu unit monomer.Manusia sudah berabad-abad menggunakan
polimer dalam bentuk minyak, aspal, damar, dan permen karet.
Dalam dunia industri produk polimer yang sering dipakai adalah
karet, contohnya saja seperti ban sepeda motor atau mobil.
Sekarang ini utamanya ada enam komoditas polimer yang banyak
digunakan, mereka adalah polyethylene, polypropylene, polyvinyl

chloride,
polyethylene
terephthalate,
polystyrene,
dan
polycarbonate. Untuk itu sebagai mahasiswa Teknik Fisika perlu
mengetahui lebih dalam tentang polimer.
1.2 Batasan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum rekayasa bahan tentang
Keramik adalah :
a. Apabahan polimer?
b. Bagaimana sifat-sifat polimer termoplastik dan
termoset?
c. Bagaimana cara membedakan polimer termoplastik
dan termoset?
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum rekayasa bahan tentang Polimer
Termoplastik dan Termoset adalah sebagai berikut :
a. Mahasiswa mengenal bahan polimer.
b. Mahasiswa mengetahui sifat-sifat polimer termoplastik
dan termoset.
c. Mahasiswa mampu membedakan polimer termoplastik
dan termoset.

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Polimer

Polimer merupakan jenis bahan baru yang saat ini


banyak digunakan karena memiliki banyak keunggulan
dibandingkan dengan bahan jenis lainnya. Polimer
merupakan istilah dari bahasa yunani poly (banyak) dan
meros (bagian, unit)[1]. Jadi polimer berarti bagian yang
berulang-ulang, yakni molekul yang terdiri dari unit-unit
yang sama berulang-ulang. Polietilen adalah molekul
etilen dalam jumlah banyak bersambung berulang hingga
mencapai ratusan ribu kali. Polimer bisa tersusun dari
beribu-ribu atau bahkan dari jutaan monomer, sehingga
bisa disebut sebagai senyawa makromolekul. Contoh
senyawa yang termasuk polimer adalah karbohidrat,
protein, lemak, karet dan sejumlah plastik seperti
PoliEtilene (PE), Plastik Polipropilena (PP), Plastik
Polietilen Terftatat (PET), PVC dan teflon.
Secara umum, karakteristik dari polimer adalah
sebagai berikut:
Densitas atau kerapatan yang rendah jika dibandingkan
dengan logam dan keramik.
Rasio kekuatan terhadap berat (strength to weight) yang
baik.
Tahan korosi.
Konduktivitas listrik dan panas yang rendah.

Semakin panjang rantai polimer, maka kekuatan dan titik


leleh senyawanya semakin tinggi.
Semakin besar gaya antarmolekul pada rantai polimernya,
maka senyawa polimer akan semakin kuat dan semakin
sulit leleh.
Rantai polimer yang memiliki cabang yang banyak akan
memilki daya regang yang rendah yang disertai dengan
mudahnya meleleh.

Gambar 2.1Polimer
(sumber : http://catalog.flatworldknowledge.com/)

Secara umum polimer juga memiliki keterbatasan sebagai


material teknik, antara lain :
Kekuatan yang relatif lebih rendah daripada logam dan
keramik.
Kekakuan yang rendah.
Temperatur penggunaan terbatasi hanya beberapa ratus
derajat Celcius.
Perilaku viskoelastis.

Beberapa jenis polimer mengalami degradasi ketika


terkena cahaya matahari dan radiasi lainnya.

2.2

Struktur Polimer
Secara umum, polimer dapat dikelompokkan menjadi
empat jenis berdasarkan struktur molekulnya.
a. Polimer linear
Polimer yang tersusun dengan unit ulang berikatan
satu sama lainnya membentuk rantai polimer yang
panjang.

Gambar 2.2 Struktur polimer linear


b. Polimer bercabang
Polyethylene adalah contoh dari jenis polimer
dengan struktur rantai linear dan bercabang. Struktur
rantai tersebutmenyebabkan polyethylene berperilaku
termoplastik, yaitu dapat dibentuk menjadi suatu bentuk
tertentu dan dikembalikan ke bentuk semula.

Gambar 2.3 Struktur polimer bercabang


c. Polimer berkait
Strukturrantai molekul berkait adalah struktur rantai
yang khas dari karet yang memiliki daerah elastis nonlinear yang sangat besar. Cross-link atau kaitan antar

rantai dalam hal ini berfungsi sebagai pengingat bentuk


(shape memory) dari karet.

Gambar 2.4 struktur polimer berkait


d. Polimer berjejaring
Bakelite salah satu contoh polimer yang telah kita bahas
sebelumnya memiliki struktur rantai molekul berjejaring
3 dimensi yang kompleks. Struktur rantai ini sangat rigid
sehingga polimer dengan struktur rantai ini akan
berperilaku termoset, yaitu menjadi rigid secara
permanen pada saat pertama kali didinginkan.[2]

Gambar 2.5 struktur polimer berjejaring


2.3Jenis Polimer Berdasarkan Sifat Termalnya
Berdasarkan kriteria material rekayasa, polimer
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kategori:
a. Termoplastik
Berupa material padatan pada temperatur ruang tetapi
berubah menjadi cairan kental ketika dipanaskan pada
temperatur beberapa ratus derajat saja.

Karakteristik ini menyebabkan termoplastik mudah dan


ekonomis difabrikasi menjadi beragam bentuk.
Dapat diberikan siklus pemanasan-pendinginan berulang
kali tanpa degradasi berarti.
Contoh: Polyethylene (PE), polyvinylchloride (PVC),
polypropylene (PP), polystyrene (PS), dan nylon.

b. Termoset
Tidak dapat menerima siklus pemanasan-pendinginan
seperti termoplastik:
Ketika dipanaskan pada tahap awal, termoset
melunak dan mampu mengalir di dalam cetakan.
Tapi pada temperatur yang tinggi, terjadi reaksi
kimia yang mengeraskan material sehingga
akhirnya menjadi padatan yang tidak mampu
lebur kembali (infusible solid).
Jika dipanaskan ulang, tidak mampu melunak
kembali
melainkan
akan
terdegradasi
menghasilkan arang.
Contoh: phenolics, epoxies, dan beberapa jenis
polyesters.
c. Elastomer
Material yang mampu memanjang secara elastis
ketika dikenakan tegangan mekanis yang relatif
rendah.
Lebih umum dikenal sebagai karet (rubber).
Beberapa elastomer dapat diregangkan hingga 10 kali
lipat dan masih mampu kembali sempurna ke ukuran
asal.
Meskipun perilakunya cukup berbeda dengan
termoset, namun elastomer memiliki struktur yang

lebih mirip dengan termoset, dibandingkan dengan


termoplastik.
Contoh : vulcanized natural rubber dan Silicone
rubber.

Tabel 2.1 Perbedaan Sifat Polimer Termoplastik dan


Termoset
Termoplastik
Termoset
Mudah diregangkan
Keras dan rigid
Fleksibel
Tidak fleksibel
Melunak jika dipanaskan
Mengeras jika dipanaskan
Titik leleh rendah
Tidak meleleh jika
dipanaskan
Dapat dibentuk ulang
Tidak dapat dibentuk ulang
2.4Perilaku dan Sifat Polimer
Adapun perilaku dan sifat polimer antara lain adalah :
a. Sifat Mekanik
Kekuatan Tarik.
Ketahanan terhadap tekanan.
Ketahanan terhadap lekukan atau bending.
Ketahanan terhadap tegangan yang datang secara
tiba-tiba.
b. Sifat Termal
Pada polimer, khususnya plastik, definisi temperatur
tinggi adalahsuhu diatas 135oC. Pada temperatur tinggi,
polimer tidak hanya melunak, tetapi juga dapat
mengalami degradasi termal. Sebuah plastik yang
mengalami pelunakan pada temperatur tinggi tetapi mulai
mengalami degradasi termal pada suhu yang jauh lebih
rendah hanya dapat digunakan pada suhu di bawah suhu
dia mulai mengalami degradasi. Menentukan temperatur

aplikasi membutuhkan pengetahuan mengenai perilaku


degradasi termal dari polimer tersebut.

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan Percobaan
3.1.1 Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut :
a. Kompor listrik
b. Termometer digital
c. Wadah untuk mencampur
d. Pengaduk
e. Cetakan
f. Panci
3.1.2 Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut :
a. Polimer B (Resin + Hardener)
b. Polimer C (Lem tembak/PVC)
3.2Prosedur Percobaan
3.2.1 Pembuatan Bahan Polymer

a.
b.

c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Langkah-langkah pembuatan keramik ini adalah


sebagai berikut:
Peralatan dan bahan disiapkan.
Polimer B dibuat 3 macam dengan variasi 3 jumlah
hardener yang berbeda. Diaduk rata, kemudian
dimasukkan ke dalam cetakan yang telah disediakan.
Tunggu hingga kering dan dilepas dari cetakan.
Bola dijatuhkan 30 cm diatas permukaan polimer B.
Kemudian tinggi pantulan diukur dan dilakukan sebanyak
5 kali percobaan.
Hasil pantulan dicatat dan dimasukkan ke dalam tabel.
Perhitungan statistik pada data dilakukan (rata-rata,
standar deviasi, range dan error).
Kemudian dianalisa pada hasil pengukuran yang
diperoleh manakah yangtermasuk termoset dan
termoplastik berdasarkan tinggi pantulan.
Kemudian bahan polimer B dimasukkan ke dalam panci.
Panci diletakkan diatas kompor listrik dan dinyalakan
dengan suhu 300 ocelcius.
Kenaikan suhu polimer diamati dan dicatat jika terjadi
perubahan pada polimer.
Pengamatan dilanjutkan sampai terjadi perubahan seperti
meleleh atau gosong dan dicatat suhunya.

BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Data
Percobaan ini dilakukan pada hari Kamis tanggal 16 April
2015 pukul 20.00 WIB dan dibiarkan sampai pada hari Minggu
tanggal 19 April 2015 pukul 07.00 WIB.
Polimer B yang telah dibuat dan dijemur tersebut dilakukan
uji pantul dengan menggunakan bola pingpong dari ketinggian 30
cm. Kemudian setelah dilakukan uji pantul, polimer B dipanaskan
bersama polimer C dan setiap terjadi perubahan diamati dan
dicatat temperatur dan kondisi dari polimer. Berikut tabel hasil uji
pantul pada polimer:
Tabel 4.1 Hasil Uji Pantul Polimer B dengan bola
Sampe
Tinggi pantulan (cm) pada
Ratal
percobaan
rata(cm

)
1 tetes
2 tetes
3 tetes

1
18
8
14

2
18
14
15

3
13
9,8
10

4
13,5
11
12

5
14
13
17

15,3
11,6
13,6

Tabel 4.2 Nilai standar deviasi, eror dan range


Sampel
error
range

1 tetes
2 tetes
3 tetes

2,27
2,203
2,416

27%
75%
33%

5
4,2
7

Ketika keempat polimer dipanaskan pada menit ke-2 dengan


suhu 122oC lem tembak mulai meleleh. Pada menit ke-4 dengan
suhu130OC polimer b dengan 1 tetes hardener mulai gosong dan
lem tembak sudah mulai menguap.

Gambar 4.1Grafik Waktu Temperatur Polimer B Hasil


Perhitungan
Rumus untuk mencari standar deviasi :

( X)
N

Maka untuk standar deviasi pada polimer b 1 tetes adalah :


2

( X)
=
N
2
(2,7) +(2,7)2+(2,3)2+(1,8)2 +(1,3)2

5
7,29+7,29+5,29+3,24+ 1,69

5
24,8

= 4,96=2,227
5

Untuk standar deviasi pada polimer b 2 tetes adalah :

( X)

N
(3,6) +(2,4)2+(1,8)2 +(0,6)2 +(1,4)2

5
12,96+5,76+ 3,24+0,36+1,96

5
24,28

= 4,856=2,203
5

Untuk stadar deviasi pada polimer b 3 tetes adalah :

( X)

N
(0,4) +(1,4)2 +(3,6)2 +(1,6)2 +(3,4)2

5
0,16+1,96 +12,96+2,56+11,56

5
29,2

= 5,84=2,416
5

Rumus untuk mencari range adalah :

range=nilai maxnilai min

Maka untuk range pada data polimer b 1 tetes adalah :

range=1813=5

Untuk range pada data polimer b 2 tetes adalah :

range=149,8=4,2

Untuk range pada data polimer b 3 tetes adalah :

range=1710=7

Rumus untuk mencari nilai eror adalah :

error=

X n+1X n
Xn

Berikut adalah grafik perbandingan deviasi standar, persen error


dan range pengukuran dari 1, 2 dan 3 tetes :
8.0000
7.0000
6.0000
5.0000

Deviasi standar

4.0000

Persen Error

3.0000

Range

2.0000
1.0000
0.0000
1

4.2 Pembahasan

Dari hasil percobaan yang dilakukan, polimer B


termasuk ke dalam termoset dan polimer C termasuk ke

dalam polimer termoplastik. Pada polimer B, karena telah


ditambahkan hardener, maka titik lelehnya semakin tinggi.
Berbeda dengan polimer C yang berbentuk lem padat, tidak
ditambahkan hardener sama sekali, sehingga ketika
dipanaskan akan cepat meleleh. Pada polimer yang memiliki
sifat termoplastik seperti polimer C yaitu lem tembak akan
cepat meleleh pada suhu tinggi dalam waktu yang cukup
singkat. Tetapi pada polimer tipe B, akan sangat lama untuk
dilelehkan. Dan polimer B akan menghasilkan warna hitam
ketika dipanaskan pada suhu tinggi. Nilai deviasi standar
menunjukkan semakin banyak tetesnya, semakin besar deviasi
pengukurannya. Nilai Error menunjukkan polimer 2 tetes
memiliki error terbesar. Nilai range menunjukkan tetes 3 lah yang
memiliki range pengukuran terbesar.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum rekayasa bahan tentang
polimerini antara lain:
a. Polimer terbagi menjadi termoset, termoplastik dan
elastesomer.
b. Resin yang diberi hardener merupakan polimer jenis
termoset sedangkan untuk lem tembak merupakan
polimer jenis termoplastik.
c. Berdasarkan sifat termalnya polimer terbagi menjadi
termoplastik yaitu polimer yang melunak ketika
dipanaskan dan termoset yang tidak dapat melunak ketika
dipanaskan.
d. Nilai deviasi standar menunjukkan semakin banyak
tetesnya, semakin besar deviasi pengukurannya.
e. Nilai Error menunjukkan polimer 2 tetes memiliki error
terbesar.

f.

Nilai range menunjukkan tetes 3 lah yang memiliki range


pengukuran terbesar.

5.2 Saran
Saran dalam praktikum rekayasa bahan tentangpolimer ini
adalah:
a. Sebaiknya dilakukan kalibrasi pada alat yang digunakan
seperti termometer digital sehingga diperoleh hasil yang lebih
akurat.

Halaman ini sengaja dikosongkan

DAFTAR PUSTAKA
[1]

Asisten Laboratorium Rekayasa Bahan, Modul Praktikum


Bahan, Polimer Termoplastik dan Termoset. 2014
[2]
Faisal,
Muhammad.2013.PERCOBAAN
POLIMER
TERMOPLASTIK DAN TERMOSET.Jurusan Teknik Fisika,
Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember : Surabaya

LAMPIRAN
Resume Jurnal

Studies on AC Electrical
Conductivity of CdCl2 Doped
PVAPolymer Electrolyte
Oleh : M. B. Nanda Prakash, A. Manjunath, and R.
Somashekar
Introduction :
Latar belakang dari penelitian ini adalah adanya
keinginan
untuk
membuat
polimer
dengan
sifatseperti fabrikasi mudah, murah, tanpa adanya
kebocoran, biodegradasi, dan kapasitas penyimpanan yang
baik. Aplikasi dalam pengembangan lanjutan yaitu
perangkat elektrokimia energi tinggi misalnya, baterai,

sel bahan bakar, perangkat layar elektrokimia, dan sel-sel


fotoelektrokimia.
Method :
Penelitian polimer melibatkan beberapa pendekatan
yaitu
polimer
solid
state
kering,
gel / plasticizer polimerdan polimer komposit. Meti ode
yang dilakukan adalah dengan mengamati efek dari
penambahan PVA (Poly Vinyl Alcohol) terhadap
konduktivitas polymer. Metodologinya adalah sebagai
berikut : Pertama, PVA disiapkan dan CdCl2 dikeringkan
pada temperature ruang kurang lebih selama 7 hari.
Ketebalan dari CdCl2 adalah 10 mikron. Kemudian PVA
ditambahkan sebesar 1-4% kedalam CdCl2 dan diamati
perubahan strukturnya dengan XRD. Setelah itu,
konduktivitas polimer diamati dengan menggunakan alat
Hioki model 3532-50 computer interfaced digital LCR
meter pada range 50Hz-5MHz. Infra merah yang digunakan
adalah pada bilangan gelombang 4000cm-1 sampai 400 cm-1
menggunakan JASCO FTIR 4100 type A spectrometer.
Tabel berikut akan menjelaskan hasil dari penambahan PVA
ke dalam CdCl2 :

Tabel 1. Hasil penambahan PVA ke dalam CdCl2


Kemudian, berikut adalah gambar dari hasil uji XRD
terhadap penambahan PVA dengan panjang gelombang
sebagai perbandingannya :

Gambar 1. Hasil uji XRD setelah penambahan PVA

Gambar 2. Ukuran Kristal dengan variasi sudut Bragg hasil


uji XRD

Gambar 3. Nilai konduktivitas hasil uji

Result :
Hasilnya adalah konduktivitas tertinggi yang didapat
yitu 1.68E-08 Scm-1 menggunakan solution casting
technique pada temperatur ruang. Ini didapat dengan
komposisi 4% PVA didalam CdCl2. Dari hasil XRD juga
ditemukan bahwa area kristalisasi berkurang dengan
bertambahnya konduktivitas ionic.
Conclusion :
Polimer ini juga cocok untuk digunakan sebagai
battery atau media penyimpan energi lainnya. Dengan
konsentrasi, konduktivitas pada 1 kHz meningkat,
sedangkan rata-rata daerah kristal menurun. Hal ini sesuai
dengan studi sebelumnya, dimana penulis menyebutkan
bahwa ini adalah karena pusat inversi di jaringan polimer
yang dibuat oleh molekul anorganik CdCl2 yang
mengurangi luas area kristal keseluruhan ini pada campuran
polimer dengan PVA. Polimer ini juga cocok untuk
digunakan dalam aplikasi elektrokimia

Anda mungkin juga menyukai