A DENGAN HEPATOMA
DI RUANG ANTHURIUM
RSD dr. SOEBANDI JEMBER
oleh
Irma Zuhrotul Laily Masa, S. Kep.
NIM 102311101033
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Demografi
Usia: biasanya menyerang dewasa dan orang tua
Jenis kelamin: empat kali lebih sering terjadi pada laki-laki daripada
perempuan
Pekerjaan: dapat ditemukan pada orang dengan aktivitas yang
berlebihan
b. Pemeriksaan fisik
Tanda-tanda vital: tekanan darah meningkat, bradikardi, suhu
meningkat, pernapasan meningkat
Mata: sklera ikterus
Kriteria
Intervensi
Rasional
Hasil
Tidak
a. Pertahankan a. Posisi ini
mengeluh
Posisi semi
memungkinkan
sesak
fowler
tidak terjadinya
napas, RR b. Observasi
penekanan isi
16-24
gejala
perut terhadap
x/menit.
kardinal dan
diafragma
Tidak ada
monitor
sehingga
cuping
tanda-tanda
meningkatkan
hidung
ketidakefekt
ruangan untuk
ifan
pola
ekspansi paru
napas
yang maksimal.
c. Berikan
Disamping itu
penjelasan
posisi ini juga
tentang
mengurangi
penyebab
peningkatan
sesak
dan
volume darah
motivasi
paru sehingga
utuk
memperluas
membatasi
ruangan yang
Nyeri
akut
berhubungan
dengan
pembengkakan
hepar
dan
bendungan vena
porta
Setelah
dilakukan
tindakkan
keperawatan
diharapakan
nyeri dapat
berkurang
atau Pasien
bebas dari
nyeri
Tidak
mengeluh
nyeri
abdomen,
tidak
meringis,
nadi 7080
x/menit
aktivitas
dapat diisi oleh
d. Berikan
udara
oksigen
b. Pemantau lebih
sesuai
dini terhadap
kebutuhan
perubahan yang
e. Kolaborasi
terjadi sehingga
dengan tim
dapat diambil
medis
tindakan
(dokter)
penanganan
dalam
segera
pemberian c. Pengertian
diuretik,
klien akan
batasi
mengundang
asupan
partispasi klien
cairan, dan
dalam
punctie
mengatasi
aspirasi
permasalahan
asites
yang terjadi
d. Mencegah
hipoksia
e. untuk
mengurangi
asites dan
cairan dalam
cavum pleura
sehingga pola
nafas kembali
norma (1624x/menit)
a. Lakukan
a. Analgesik
kolaborasi
bekerja
dengan dokter
mengurangi
dalam
reseptor nyeri
pemberian
dalam
analgesik
mencapai
(perhatikan
sistim saraf
fungsi faal
sentral
hepar)
b. Dengan posisi
b. Atur posisi
miring ke sisi
klien yang
yang sehat
enak sesuai
disesuaikan
dengan
dengan gaya
keadaan
gravitasi, maka
c. Awasi respon
dengan miring
emosional
kesisi yang
klien terhadap
sehat maka
Kelebihan
volume cairan
berhubungan
dengan
hipertensi
portal, tekanan
osmotik koloid
yang merendah
akibat
dari
penurunan
protein albumin
ditandai dengan
penumpukan
cairan
bawah
kulit, intake dan
ouput
tidak
seimbang
Setelah
dilakukan
tindakkan
keperawatan
diharapakan
kelebihan
volume
cairan dapat
diatasi
volume
cairan
seimbang,
berat
badan
stabil,
tandatanda
vital
dalam
batas
normal,
tidak ada
bunti paru
tambahan,
tidak ada
edema,
tidak ada
asites,
protein,
albumin,
proses nyeri
terjadi
d. Ajarkan teknik
pengurangan
pengurangan
penekanan sisi
nyeri dengan
yang sakit
teknik
c. Keadaan
distraksi
emosional
e. Observasi
mempunyai
tanda-tanda
dampak pada
vital
kemampuan
klien untuk
menangani
nyeri
d. Teknik
distraksi
merupakan
teknik
pengalihan
perhatian
sehingga
mengurangi
emosional dan
kognitif
e. Deteksi dini
adanya
kelainan
a. Ukur
a. Menunjukkan
masukan dan
status sirkulasi,
keluaran.
terjadinya
Catat
perbaikan
keseimbanga
perpindahan
nnya timbang
cairan, dan
berat badan
respon
tiap hari dan
terhadap terapi.
catat
Keseimbangan
peningkatan
positif atau
lebih dari 0,5
peningkatan
kg/ hari
berat badan
b. Monitor
sering
tanda-tanda
menunjukkan
vital
retensi cairan
c. Auskultasi
lanjut
paru, catat
b. Peningkatan
penurunan
tekanan darah
atau tidak
biasanya
adanya bunyi
berhubungan
nafas
dengan
kalium,
dan
natrium
dalam
batas
normal
d.
e.
f.
g.
h.
tambahan,
misalnya
krekles
Ukur dan
catat lingkar
perut tiap hari
Dorong untuk
tirah baring
Monitor
albumin
serum dan
elektrolit
khusus
kalium dan
natrium
Batasi
natrium dan
cairan sesuai
indikasi
Beri obat
diuretik
sesuai
indikasi
c.
d.
e.
f.
kelebihan
cairan
Peningkatan
kongesti
pulmonal dapat
mengakibatkan
gangguan
pertukaran gas
pada paru-paru
Memantau
perubahan
pada
pembentukan
asites dan
penumpukan
cairan
Posisi
rekumben
untuk diuresis
Penurunan
albumin serum
mempengaruhi
tekanan
osmotik koloid
plasma,
mengakibatkan
pembentukan
edema.
Penurunan
aliran darah
ginjal
menyertai
peningkatan
kadar
aldosteron dan
penggunaan
diuretik untuk
menurunkan
air total tubuh,
dapat
menyebabkan
sebagai
perpindahan
atau
ketidakseimba
ngan elektrolit
g. Meminimalkan
retensi cairan
dalam area
ekstravaskuler.
Pembatasan
cairan perlu
untuk
memperbaiki/
mencegah
pengenceran
h. Mengontrol
edema dan
asites.
Menghambat
efek
aldosteron,
meningkatkan
ekskresi air,
bila terapi
dengan tirah
baring dan
pembatasan
natrium tidak
teratasi
4. Evaluasi
S : data subjektif berisi data dari pasien melalui anamnesis (wawancara)
yang merupakan ungkapan langsung
O : data objektif data yang dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik
A : analisis dan interpretasi berdasarkan data yang terkumpul kemudian
dibuat kesimpulan yang meliputi diagnosis, antisipasi diaognosis atau
masalah potensial, serta perlu tidaknya dilakukan tindakan segera.
P : perencanaan merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan
termasuk asuhan mandiri, serta konseling untuk tindak lanjut.
5. Discharge Planning
a. Istirahat yang cukup
b. Diet rendah protein
c. Diet rendah garam II
d. Memperbaiki keadaan gizi, bila perlu dengan pemberian asam amino
essensial berantai cabang dan glukosa
e. Roboansia. Vitamin B komples. Dilarang makan dan minum bahan yang
mengandung alkohol
DAFTAR PUSTAKA
Misnadiarly. 2007. Mengenal, Menanggulangi, Mencegah & Mengobati Penyakit
Hati (Liver). Edisi 1. Jakarta: Pustaka Obor Populer.
Price, Sylvia A. dan Wilson, Lorraine M. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. Volume 1. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G. 2001. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Volume 2. Jakarta: EGC.