Anda di halaman 1dari 11

PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH MELALUI APLIKASI

SIMDA KEUANGAN UNTUK BENDAHARA/OPERATOR


BENDAHARA PENGELUARAN
Bendahara Pengeluaran adalah pejabat fungsional yang ditunjuk
untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahkan dan
mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja daerah
dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD.
1. Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP).
Bendahara

pengeluaran

mengajukan

mengajukan

Surat

Permintaan Pembayaran (SPP) dalam rangka melaksanakan


belanja. Dalam hal ini bendahara pengeluaran menyusun
dokumen SPP yang dapat berupa:
a) Uang Persediaan (UP),
b) Ganti Uang (GU),
c) Tambahan Uang (TU),
d) Langsung (LS)
LS untuk pembayaran gaji dan tunjangan
LS untuk pengadaan barang dan jasa.
Disamping

membuat

SPP,

bendahara

pengeluaran

juga

membuat register untuk SPP yang diajukan, SPM dan SP2D yang
telah diterima oleh bendahara.
a. SPP Uang Persediaan (UP).
Bendahara pengeluaran mengajukan SPP Uang Persediaan
(UP) setiap awal tahun anggaran setelah dikeluarkannya SK
Kepala Daerah tentang besaran UP. SPP-UP dipergunakan
untuk mengisi uang persediaan tiap-tiap SKPD. Pengajuan UP
hanya dilakukan sekali dalam setahun tanpa pembebanan
pada kode rekening tertentu.

Bendahara

mempersiapkan

dokumen-dokumen

yang

diperlukan sebagai lampiran dalam pengajuan SPP-UP selain


dokumen SPP-UP sendiri. Lampiran tersebut antara lain:
a) Salinan SPD
b) Draft Surat Pernyataan Pengguna Anggaran
c) Lampiran lain yang diperlukan.
Bendahara pengeluaran SKPD dapat melimpahkan sebagian
uang

persediaan

yang

dikelolanya

kepada

bendahara

pengeluaran pembantu SKPD untuk kelancaran pelaksanaan


kegiatan. Pelimpahan tersebut dapat dilakukan berdasarkan
persetujuan pengguna anggaran.
b. SPP Ganti Uang Persediaan (GU)
Pada

saat

uang

persediaan

telah

terpakai

bendahara

pengeluaran dapat mengajukan SPP Ganti Uang Persediaan


(GU)

dengan

besaran

sejumlah

SPJ

penggunaan

uang

persediaan yang telah disahkan pada periode waktu tertentu.


SPP-GU tersebut dapat disampaikan untuk satu kegiatan
tertentu atau beberapa kegiatan sesuai dengan kebutuhan
yang ada, dengan ketentuan SPJ tersebut tidak dapat
dimintakan dengan pembayaran langsung dan nilai SPP-GU
minimal 60% dari nilai UP.
Bendahara

mempersiapkan

dokumen-dokumen

yang

diperlukan sebagai lampiran dalam pengajuan SPP-GU, selain


dari dokumen SPP-GU itu sendiri. Lampiran tersebut antara
lain:
a) Salinan SPD
b) Draft Surat Pernyataan Pengguna Anggaran
c) Laporan Pertanggunjawaban Uang Persediaan
d) Bukti-bukti belanja yang lengkap dan sah.
e) Lampiran lain yang diperlukan.

c.

SPP Tambahan Uang (TU)


Apabila terdapat kebutuhan belanja yang sifatnya mendesak,
yang harus dikelola oleh bendahara pengeluaran dan uang
persediaan tidak mencukupi karena sudah direncanakan
untuk kegiatan yang lain, maka bendahara pengeluaran
dapat mengajukan SPP-TU. Adapun ketentuan pengajuan SPPTU sebagai berikut:
a) Batas jumlah minimal pengajuan SPP-TU adalah 50% dari
nilai UP dan tidak termasuk belanja yang bisa dibayarkan
melalui mekanisme pembayaran secara Langsung.
b) Jumlah dana yang dimintakan dalam SPP-TU ini harus
dipertanggungjawabkan tersendiri dan bila tidak habis,
harus disetorkan kembali.
c) SPP-TU diajukan sesuai dengan anggaran kas kegiatan
terkait.
d) SPJ-TU disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan setelah
tanggal SP2D diterbitkan.
e) SPP-TU

selanjutnya

dapat

diajukan

setelah

SPJ-TU

sebelumnya disampaikan dan dipertanggunjawabkan ke


PPKD.
f) SPP-TU dilampiri dengan:
Salinan SPD.
Draft Surat Pernyataan Pengguna Anggaran.
Surat Keterangan Penjelasan Keperluan Pengisian TU.
Lampiran lain yang diperlukan.
d. SPP Langsung (LS).
SPP

Langsung

(SPP-LS),

yang

dipergunakan

untuk

pembayaran langsung pada pihak ketiga dengan jumlah yang


telah ditetapkan. SPP-LS dapat dikelompokkan menjadi:
a. SPP-LS untuk pembayaran gaji dan tunjangan dengan
jumlah, penerima, peruntukan dan waktu pembayaran
tertentu..

b. SPP-LS untuk pengadaan barang dan jasa kepada pihak ke


tiga atas dasar perjanjian kontrak kerja atau surat
perintah kerja lainnya.
c. Pembayaran belanja pegawai pada belanja langsung yang
berjumlah di atas Rp 5.000.000,- berdasarkan SK/surat
tugas dan jumlah/daftar pembayaran.
SPP-LS Gaji dan tunjangan, dilengkapi dengan :
Salinan SPD
Surat Pernyataan Pengguna Anggaran
Dokumen Pelengkap Daftar Gaji:

Pembayaran gaji induk


Gaji susulan
Kekurangan gaji
Gaji terusan
Uang duka/wafat/tewas yang dilengkapi dengan daftar
gaji induk/gaji susulan/kekurangan gaji/uang duka
wafat/tewas
SK CPNS
SK PNS
SK Kenaikan Pangkat
SK Jabatan
Kenaikan Gaji Berkala
Surat Pernyataan Pelantikan
Surat Pernyataan masih menduduki jabatan
Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas
Daftar Keluarga (KP4)

Fotokopi Surat Nikah


Fotokopi Akte Kelahiran
Surat Keterangan Pemberhentian Pembayaran (SKKP)
gaji
Daftar Potongan sewa rumah dinas
Surat keterangan masih sekolah/kuliah
Surat Pindah
Surat Kematian
SSP PPh Pasal 21. dan
Peraturan
perundangan-undangan
mengenai
penghasilan pimpinan dan anggota DPRD serta gaji dan
tunjangan kepala daerah/wakil kepala daerah.
Lampiran lain yang diperlukan.

SPP-LS Barang dan Jasa, dilengkapi dengan :

Salinan SPD

Surat Pernyataan Pengguna Anggaran

Dokumen-dokumen terkait kegiatan :

Surat Rekomendasi dari SKPD teknis terkait;

Rekomendasi dari Bagian Ekonomi Pembangunan;

SSP disertai faktur pajak (PPN dan PPh) yang telah


ditandatangani oleh wajib pungut dan wajib pajak;

Ringkasan Surat Perjanjian Kerjasama/kontrak antara


Pengguna Anggaran /Kuasa Pengguna Anggaran dengan
pihak ketiga serta dengan mencantumkan rekening bank
pihak ketiga;

Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan;

Berita Acara Serah Terima Barang dan Jasa;

Berita Acara Pembayaran;

Kwitansi bermeterai, nota/faktur yang ditandatangani


oleh pihak ketiga dan PPTK serta disetujui oleh PA/KPA;

Surat Jaminan Bank atau yang dipersamakan yang


dikeluarkan oleh bank atau lembaga keuangan non
bank;

Dokumen
kontrak

lain
yang

yang

dipersyaratkan

untuk

kontrak-

dananya sebagian atau seluruhnya

bersumber dari penerusan pinjaman/hibah luar negeri;

Berita Acara Pemeriksaan yang ditandatangani oleh


pihak ketiga/rekanan serta unsur panitia pemeriksaan
barang berikut daftar harga barang yang diperiksa;

Surat angkutan atau konosemen apabila pengadaan


barang dilaksanakan di luar wilayah kerja;

Surat pemberitahuan potongan denda keterlanbatan


pekerjaan

dari

keterlambatan;

PPTK

apabila

pekerjaan

mengalami

Foto/dokumentasi

tingkat

kemajuan/penyelesaian

pekerjaan;

Potongan jamsostek, Galian C;

Khusus untuk pekerjaan konsultan yang perhitungan


harganya menggunakan biaya personil (billing rate),
berita acara prestasi kemajuan pekerjaan dilampiri
dengan bukti kehadiran dari tenaga konsultan sesuai
pentahapan

waktu

penyewaan/pembelian

pekerjaan
alat

dan

penunjang

bukti

serta

bukti

pengeluaran lainnya berdasarkan rincian dalam surat


penawaran.
2.

Pengajuan

Surat

Perintah

Membayar (SPM).
Adalah dokumen yang digunakan/diterbitkan oleh pengguna
anggaran/ kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D
atas beban pengeluaran DPA SKPD. SPM terdiri dari :
a.

SPM Uang Persediaan (SPM-UP)


Adalah

dokumen

anggaran/kuasa
SP2D

atas

yang

pengguna
beban

diterbitkan
anggaran

pengeluaran

oleh

pengguna

untuk

penerbitan

DPA-SKPD

yang

dipergunakan sebagai uang persediaan untuk mendanai


kegiatan.
b.

SPM Ganti Uang Persediaan (SPM-GU)


Adalah

dokumen

anggaran/kuasa

yang

pengguna

diterbitkan
anggaran

oleh

pengguna

untuk

penerbitan

SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD yang dananya


dipergunakan untuk mengganti uang persediaan yang telah
dibelanjakan.
c.

SPM Tambahan Uang Persediaan (SPM-TU)


Adalah

dokumen

anggaran/kuasa

yang

pengguna

diterbitkan
anggaran

oleh

pengguna

untuk

penerbitan

SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD karena kebutuhan

dananya melebihi dari jumlah batas pagu uang persediaan


yang telah ditetapkan atau sesuai dengan ketentuan lain
yang berlaku.
d.

SPM Langsung (SPM-LS)


Adalah

dokumen

anggaran/kuasa

yang

diterbitkan

pengguna

anggaran

oleh

pengguna

untuk

penerbitan

SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD kepada pihak ke


tiga.
3. SP2D ( Surat Perintah Pencairan Dana )
Adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar pencairan dana
yang diterbitkan oleh BUD berdasarkan SPM.
4. SPJ (Surat Pertanggungjawaban)
a.

Setiap

SKPD

pengguna

anggaran

wajib

mempertanggungjawabkan uang yang digunakan dengan


cara membuat SPJ yang dilampiri dengan bukti-bukti yang
sah.
b.

SPJ berikut lampiran disampaikan kepada Kepala


Daerah

cq.

PPKD

serta

tembusannya

disampaikan

ke

Inspektorat Wilayah Kabupaten paling lambat setiap tanggal


10 bulan berikutnya.
c.

SPJ yang disiapkan oleh Bendahara Pengeluaran


adalah :
SPJ

administratif

yang disampaikan kepada Kepala SKPD

melalui PPK-SKPD dan SPJ fungsional yang disampaikan


kepada PPKD sebagai BUD yang disampaikan setelah ada
pengesahan SPJ Administrastif oleh Pengguna Anggaran
melalui PPK-SKPD, masing-masing terdiri dari :
1. Laporan

Pertanggungjawaban

Bendahara

Pengeluaran

(SPJ Belanja-Administratif) dilengkapi dengan :


Buku Kas Umum,

Ringkasaan

pengeluaran

per-rincian

objek

yang

disertai dengan bukti-bukti pengeluaran yang sah atas


pengeluaran per rincian objek,
Bukti atas penyetoran PPN/PPh ke kas negara,
Register penutupan kas.
2. Laporan

Pertanggungjawaban

Bendahara

Pengeluaran

(SPJ Belanja-Fungsional) dilengkapi dengan :


Buku Kas Umum bulan yang bersangkutan.
Register penutupan kas
d. SPJ yang harus dibuat oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu
dalam

mempertanggungjawabkan

pengelolaan

uang

persediaan disampaikan kepada Bendahara Pengeluaran


paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya, adalah sebagai
berikut :
Laporan Pertanggungjawaban Administrastif (SPJ BelanjaAdminstratif) Per kegiatan.
Rekapitulasi Pengeluaran Per Rincian Objek.
Ringkasan Pengeluaran Per Rincian Objek
Bukti Penyetoran Pajak PPN/PPh ke kas negara
Bukti pengeluaran yang sah yang terdiri dari kwitansi dan
bukti pendukung lainnya.

Sisa kas yang tidak digunakan.

C.

Pelaksanaan Dengan SIMDA Keuangan.


a. SPP-UP.
Pembuatan SPP-UP:
1) Klik Data Entry SKPD Bendahara Pengeluaran
Pembuatan SPP

2) Double klik Unit dan Sub Unit Organisasi


3) Pilih UP Tekan tombol
4) Isikan No, Tanggal, Uraian, Penerima SPP Tekan tombol
5) Double klik No. SPP yang baru diinput
6) Tekan tombol

Isi Nilai Usulan


Kemudian

Tekan

tekan

untuk

mengakhiri.
Verifikasi SPP-UP dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Klik Data Entry SKPD Tata Usaha Verifikasi SPP
2) Double klik Unit dan Sub Unit Organisasi
3) Pilih UP Double Klik SPP
4) Tekan tombol

Isi Nilai Setujui Kemudian

tekan tombol
5) Kembali ke SPP tekan tombol

Ubah ke Final

Tekan Proses Kemudian tekan

untuk

mengakhiri.
b.
1.
2)
3)

SPM-UP.
Klik Data Entry SKPD Tata Usaha Pembuatan SPM
Double klik Unit dan Sub Unit Organisasi
Pilih SPM Browse Double Klik No. SPP yang akan
dijadikan SPM

4) Tekan tombol

Isi No, Tanggal, Uraian, dan

Penerima Tekan tombol


5) Double klik No. SPM
6) Tekan tombol

Isi nilai SPM Tekan tombol

7) Isikan Potongan SPM atau Informasi SPM (kalau ada)


8) Kembali ke tab SPM, kemudian tekan tombol
Ubah ke Final Tekan Proses
untuk mengakhiri.

Kemudian tekan

c.
1)
2)
3)

SP2D-UP.
Klik Data Entry SKPKD BUD Pembuatan SP2D
Pilih Pembuatan SP2D
Klik Browse Double klik No. SPM yang akan di SP2D-kan

4) Tekan

tombol

Isi

No,

Tanggal,

Bank

Pembayar, Uraian dan Penandatangan SP2D Tekan

Kemudian

tekan

untuk

mengakhiri.
d.
1)
2)
3)

Pembuatan SPJ-GU.
Klik Data Entry SKPD Bendahara Pengeluaran SPJ
Double klik Unit dan Sub Unit Organisasi
Pilih pembuatan SPJ-UP/GU

4) Tekan tombol

Isi No, Tanggal, Keterangan SPJ

Klik
5) Double klik No. SPJ yang telah dibuat Tekan tombol
Klik tombol

untuk mencari kode

rekening yang di-SPJ-kan Isi Nilai SPJ, No. Bukti, dan


Tanggal Bukti Klik
e.
1)
2)
3)

Pengesahan SPJ-GU.
Klik Data Entry SKPD Tata Usaha Pengesahan SPJ
Double klik Unit dan Sub Unit Organisasi
Pilih Pengesahan SPJ

4) Double klik No. SPJ Tekan tombol

Isi No.

Pengesahan, Tanggal dan Keterangan Klik


5) Double klik No. Pengesahan SPJ Tekan tombol
Isikan Nilai yang Disetujui Tekan
Kemudian tekan

untuk mengakhiri.

f. Pembuatan SPP-GU.
1) Klik Data Entry SKPD Bendahara Pengeluaran
Pembuatan SPP
2) Double klik Unit dan Sub Unit Organisasi

3) Pilih GU Double klik No. SPJ Tekan tombol


4) Isikan No, Tanggal, Uraian, Penerima SPP Tekan tombol

5) Kemudian tekan
g.
1)
2)
3)

untuk mengakhiri.

Verifikasi SPP-GU.
Klik Data Entry SKPD Tata Usaha Verifikasi SPP
Double klik Unit dan Sub Unit Organisasi
Pilih GU Double klik No. SPJ

4) Tekan tombol

apabila No. SPP, Tanggal, Uraian

dan Penerima sudah benar Ubah ke Final Tekan


Proses Kemudian tekan
h.
1)
2)
3)

untuk mengakhiri.

Pembuatan SPM-GU.
Klik Data Entry SKPD Tata Usaha Pembuatan SPM
Double klik Unit dan Sub Unit Organisasi
Pilih SPM Browse Double Klik No. SPP yang akan
dijadikan SPM

4) Tekan tombol

Isi No, Tanggal, Uraian, dan

Penerima Tekan tombol


1) Double klik No. SPM
2) Tekan tombol

Isi nilai SPM Tekan tombol

3) Isikan Potongan SPM atau Informasi SPM (kalau ada)


4) Kembali ke tab SPM, kemudian tekan tombol
Ubah ke Final Tekan Proses
untuk mengakhiri.

Kemudian tekan

Anda mungkin juga menyukai