LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN SEPSIS
DIRUANG INTENSIVE CARE UNIT RSUD UNGARAN SEMARANG
Disusun Oleh :
SYAHABUDDIN NAUFAL
G3A014062
LAPORAN PENDAHULUAN
SEPSIS
A. DEFINISI
Sepsis merupakan kumpulan gejala klinik sebagai respon inflamasi
secara sistemik (system inflamatory respons syndrome) akibat adanya infeksi
oleh bakteri virus,jamur,protozoa. Kelainan patologis dan gambaran klinik
akibat adanya kuman didalam aliran darah.
Sepsis adalah suatu kondisi dimana terjadi reaksi peradangan sistemik
(inflammatory sytemic rection) yang dapat disebabkan oleh invansi bakteri,
virus, jamur atau parasit. Selain itu, sepsis dapat juga disebabkan oleh adanya
kuman-kuman yang berproliferasi dalam darah dan osteomyelitis yang
menahun. Efek yang sangat berbahaya dari sepsis adalah terjadinya kerusakan
organ dan dalam fase lanjut akan melibatkan lebih dari satu organ (Bobak,
2005).
B. ETIOLOGI
Mayoritas dari kasus-kasus sepsis disebabkan oleh infeksi-infeksi
bakteri gram negatif (-) dengan persentase 60-70% kasus, beberapa
disebabkan oleh infeksi-infeksi jamur, dan sangat jarang disebabkan oleh
penyebab-penyebab lain dari infeksi atau agen-agen yang mungkin
menyebabkan SIRS. Agen-agen infeksius, biasanya bakteri-bakteri, mulai
menginfeksi hampir segala lokasi organ atau alat-alat yang ditanam
(contohnya, kulit, paru, saluran pencernaan, tempat operasi, kateter intravena,
dll.).
Agen-agen yang menginfeksi atau racun-racun mereka (atau keduaduanya) kemudian menyebar secara langsung atau tidak langsung kedalam
aliran darah. Ini mengizinkan mereka untuk menyebar ke hampir segala sistim
organ lain. Kriteria SIRS berakibat ketika tubuh mencoba untuk melawan
kerusakan yang dilakukan oleh agen-agen yang dilahirkan darah ini. Sepsis
bisa disebabkan oleh mikroorganisme yang sangat bervariasi, meliputi bakteri
aerobik, anareobik, gram positif, gram negatif, jamur, dan virus
Stafilokokus
Enterokokus dan streptokokus
Enterokokus dan streptokokus viridians
Pneumococcus.
Organime gram positif melepaskan eksotoksin yang berkemampuan
menggerakkan mediator imun dengan cara yang sama dengan endotoksin.
Bakteri anaerob yang meneyebabkan toxix syok sindrom yang sering
menimbulkan kegawatan
Bakteri aneorab
Bakterides fragilis
B. bivius
Faktor faktor yang mempengaruhi terjadinya sepsis :
1. Penderita dengan gaya tahan tubuh rendah tetap bertahan hidup
2. Meningkatnya usia lanjut,gagal ginjal,gagal jantung,DM
3. Meningkatnya penderita yang mengalami imunosupresi
4. Meningkatnya alat invasive untk jangka waktu lama : Ventilasi
,kateter swan ganz
E. PATH WAY
Mekanisme terjadinya gangguan klinis. Sumber : Zaenal A, Asuhan Keperawatan
Sepsis : 2005.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Bila sindrom klinis mengarah ke sepsis, perlu dilakukan evaluasi
sepsis secara menyeluruh. Hal ini termasuk biakan darah, pungsi lumbal,
analisis dan kultur urin, serta foto dada. Diagnosis sepsis ditegakkan dengan
ditemukannya kuman pada biakan darah. Pada pemeriksaan darah tepi dapat
ditemukan neutropenia dengan pergeseran ke kiri (imatur:total seri
granulosit>0,2). Selain itu dapat dijumpai pula trombositopenia. Adanya
peningkatan reaktans fase akut seperti C-reactive protein (CPR) memperkuat
dugaan sepsis. Diagnosis sebelum terapi diberikan (sebelum hasil kultur
positif) adalah tersangka sepsis (Mansjoer,2000:509)
G. PENATALAKSANAAN
J. INTERVENSI
NO
1.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ketidakefektifan perfusi jaringan
Definisi :
Penurunan pemberian oksigen dalam
kegagalan memberi makan jaringan pada
tingkat kapiler
Batasan karakteristik :
Renal
- Perubahan tekanan darah di luar
batas parameter
- Hematuria
- Oliguri/anuria
- Elevasi/penurunan BUN/rasio
kreatinin
Gastro Intestinal
- Secara usus hipoaktif atau tidak ada
- Nausea
- Distensi abdomen
- Nyeri abdomen atau tidak terasa
lunak (tenderness)
Peripheral
- Edema
INTERVENSI
NIC :
Peripheral Sensation Management
(Manajemen sensasi perifer)
Monitor adanya daerah tertentu yang
hanya peka terhadap
panas/dingin/tajam/tumpul
Monitor adanya paretese
Instruksikan keluarga untuk
mengobservasi kulit jika ada lsi atau
laserasi
Gunakan sarun tangan untuk proteksi
Batasi gerakan pada kepala, leher
dan punggung
Monitor kemampuan BAB
Kolaborasi pemberian analgetik
Monitor adanya tromboplebitis
Diskusikan menganai penyebab
perubahan sensasi
menunjukkan
perhatian, konsentrasi
dan orientasi
memproses informasi
membuat keputusan
dengan benar
c. menunjukkan fungsi
sensori motori cranial yang
utuh : tingkat kesadaran
mambaik, tidak ada
gerakan gerakan involunter
tambahan
Balikkan kapiler > 3 detik
(Capillary refill)
- Abnormal gas darah arteri
- Perasaan Impending Doom
(Takdir terancam)
- Bronkospasme
- Dyspnea
- Aritmia
- Hidung kemerahan
- Retraksi dada
- Nyeri dada
Faktor-faktor yang berhubungan :
- Hipovolemia
- Hipervolemia
- Aliran arteri terputus
- Exchange problems
- Aliran vena terputus
- Hipoventilasi
- Reduksi mekanik pada vena dan
atau aliran darah arteri
- Kerusakan transport oksigen
melalui alveolar dan atau membran
kapiler
- Tidak sebanding antara ventilasi
dengan aliran darah
- Keracunan enzim
- Perubahan afinitas/ikatan O2 dengan
-
Hb
Penurunan konsentrasi Hb dalam
darah
Gangguan pertukaran gas
-
2.
NOC :
NIC :
Respiratory Status : Gas Airway Management
exchange
Buka jalan nafas, guanakan teknik
Respiratory
Status
:
chin lift atau jaw thrust bila perlu
ventilation
Posisikan
pasien
untuk
Vital Sign Status
memaksimalkan ventilasi
Kriteria Hasil :
Identifikasi
pasien
perlunya
Mendemonstrasikan
pemasangan alat jalan nafas buatan
peningkatan ventilasi dan Pasang mayo bila perlu
oksigenasi yang adekuat
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Memelihara kebersihan paru
Keluarkan sekret dengan batuk atau
paru dan bebas dari tanda
suction
tanda distress pernafasan
kehitaman)
Hipoksemia
hiperkarbia
sakit kepala ketika bangun
frekuensi dan kedalaman nafas abnormal
Faktor faktor yang berhubungan :
ketidakseimbangan perfusi ventilasi
perubahan membran kapiler-alveolar
3.
NOC:
Fluid management
Timbang
popok/pembalut
jika
Fluid balance
diperlukan
Hydration
Nutritional Status : Food and Pertahankan catatan intake dan
output yang akurat
Fluid Intake
Monitor status hidrasi ( kelembaban
Kriteria Hasil :
membran mukosa, nadi adekuat,
Mempertahankan
urine
tekanan darah ortostatik ), jika
output sesuai dengan usia
diperlukan
dan BB, BJ urine normal,
4.
Hipertermi
Definisi : suhu tubuh naik diatas rentang
normal
Batasan Karakteristik:
kenaikan suhu tubuh diatas rentang
normal
serangan atau konvulsi (kejang)
kulit kemerahan
pertambahan RR
takikardi
saat disentuh tangan terasa hangat
yang berlebihan
NOC : Thermoregulation
Kriteria Hasil :
Suhu tubuh dalam rentang
normal
Nadi dan RR dalam rentang
normal
Tidak ada perubahan warna
kulit dan tidak ada pusing,
merasa nyaman
NIC :
Fever treatment
Monitor suhu sesering mungkin
Monitor IWL
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor tekanan darah, nadi dan RR
Monitor penurunan tingkat kesadaran
Monitor WBC, Hb, dan Hct
Monitor intake dan output
Berikan anti piretik
Berikan pengobatan untuk mengatasi
penyebab demam
Selimuti pasien
Lakukan tapid sponge
Berikan cairan intravena
NOC :
Nutritional Status : food and
Nutrition Management
Kaji adanya alergi makanan
Fluid Intake
Kriteria Hasil :
Adanya peningkatan berat
badan sesuai dengan tujuan
Berat badan ideal sesuai
dengan tinggi badan
Mampu mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
Tidak ada tanda tanda
malnutrisi
Tidak terjadi penurunan berat
badan yang berarti
Nutrition Monitoring
BB pasien dalam batas normal
Monitor adanya penurunan berat
badan
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Ediai 8.
Jakarta : EGC.
NANDA, 2001-2002, Nursing Diagnosis: Definitions and classification,
Philadelphia, USA
Guntur H. 2007. Sepsis. In : Sudoyo, Aru (et all). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid III. Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Chandrasoma dan Taylor. 2006. Ringkasan Patologi Anatomi. Edisi 2.
Jakarta:EGC.
Mansjoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 2.
Jakarta : Media Aesculapius FK UI.
Muttaqin, Arif. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Dgn Gangguan Sistem
Pernapasan : Salemba
Rudolph AM, Julien IEH, Colin DR. Buku Ajar Pediatri Rudolph Volume 1 Edisi
2. Jakarta: EGC, 2006.