PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kata protein berasal dari kata protos atau proteos yang berarti pertama atau
utama. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau
manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang
terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan
pertumbuhan tubuh (Poedjiadi, 1994).
Dalam kehidupan protein memegang peranan yang penting pula. Proses
kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu
protein yang berfungsi sebagai biokatalis. Disamping itu hemoglobin yang ada di
dalam butir-butir darah merah atau eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut
oksigen dari paru-paru keseluruh bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein.
Demikian pula zat-zat yang berperan untuk melawan bakteri penyakit atau yang
disebut antigen, juga suatu protein (Poedjiadi, 1994).
Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan atau
tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang
berasal dari tumbuhan disebut protein nabati. Beberapa makanan sumber protein
adalah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, dan juga
buah-buahan (Poedjiadi, 1994).
Tumbuhan membentuk protein dari CO2, H2O dan senyawa nitrogen. Hewan
yang makan tumbuhan mengubah protein nabati menjadi protein hewani. Disamping
digunakan untuk pembentukan sel-sel tubuh, protein juga dapat digunakan sebagai
sumber energi apabila tubuh kita kekurangan karbohidrat dan lemak. komposisi ratarata unsur kimia yang terdapat dalam protein ialah : karbon 50%, hidrogen 7%,
oksigen 23%, nitrogen 16%, belerang 0-3%, dan fosfor 3%. Dengan berpedoman
pada kadar nitrogen sebesar 16%, dapat dilakukan penentuan kandungan protein
dalam suatu bahan makanan. Unsur nitrogen ditentukan secara kuantitatif, misalnya
dengan cara kjeldahl, yaitu dengan cara destruksi dengan asam pekat (Poedjiadi,
1994).
Monomer pembentuk protein, asam amino, juga mempunyai peranan penting
dalam metabolisme sel hidup. Peranan tersebut adalah : sebagai substrat untuk
sintesis protein, pemasok nitrogen untuk sintesis senyawa yang mengandung nitrogen
lain, dan sumber energi bila dikatabolisme. Asam amino lain meskipun penyusun
molekul protein, tetapi mempunyai peranan penting dalam proses metabolisme dalam
sel. Beberapa contoh misalnya adalah : asam gamma-aminobutirat yang penting
sebagai senyawa antara sintesis arginin dan siklus urea, dan lain-lain (Toha, 2001).
Tubuh manusia memiliki ribuan protein yang berbeda, yang semuanya
diperlukan untuk tetap hidup dan sehat. Asam amino adalah blok bangunan protein.
Ada 20 asam amino yang berbeda di alam. Semua asam amino termasuk lima bagian
dasar: pusat atom karbon, atom hidrogen, gugus amino (NH 2), gugus karboksil
(COOH), kelompok R atau rantai samping (Sridianti, 2012).
Pada umumnya asam amino larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut
organik non polar seperti eter, aseton, dan kloroform. Sifat asam amino ini berbeda
dengan asam karboksilat maupun dengan sifat amina. Asam karboksilat alifatik
maupun aromatik yang terdiri atas beberapa atom karbon umumnya kurang larut
dalam air tetapi larut dalam pelarut organik (Poedjiadi, 1994).
Terdapat dua jenis asam amino, berdasarkan kemampuan tubuh dalam
sintesisnya, yaitu asam amino esensial dan asam amino non esensial. Asam amino
esensial adalah asam amino yang tidak dapat disintesis didalam tubuh, tetapi
diperoleh dari luar misalnya melalui makanan (lisin, leusin, isoleusin, treonin,
metionin, valin, fenilalanin, histidin, dan arginin). Asam amino non esensial adalah
asam amino yang dapat disintesis didalam tubuh melalui perombakan senyawa lain
(Venesia, 2012).
Klasifikasi asam amino dapat dilakukan berdasarkan rantai samping (gugus
R) dan sifat kelarutannya didalam air. Berdasarkan kelarutan didalam air dibagi atas
asam amino hidrofobik dan hidrofilik (klasifikasi dapat dilihat pada bagian struktur
asam amino) (Venesia, 2012).
Asam amino non polar memiliki gugus R alifatik terdidri dari (Glisin, alanin,
valin, leusin, isoleusin dan prolin). Asam amino polar memiliki gugus R yang tidak
bermuatan, terdiri dari (Serin, treonin, sistein, metionin, asparagin, glutamin). Asam
amino dengan gugus R aromatik terdiri dari (Fenilalanin, tirosin dan triptofan). Asam
amino dengan gugus R yang bermuatan positif terdiri dari (Lisin, arginin, dan
histidin). Asam amino dengan gugus R yang bermuatan negatif terdiri dari (Aspartat
dan glutamat) (Nuringtyas, 2011).
Molekul asam amino dikatakan mempunyai konfigurasi L, jika gugus NH 2
terdapat disebelah kiri atom karbon . Bila posisi gugus NH 2 disebelah kanan,
molekul asam amino itumempunyai konfigurasi D. Hal ini seperti pada konfigurasi
D-gliserida yang mempunyai gugus OH disebelah kanan atom karbon asimetrik.
Dalam hal ini gugus COOH pada molekul asam amino ditempatkan disebelah atas
seperti posisi gugus COH pada molekul gliseraldehida. Asam-asam amino yang
terdapat pada protein umumnya mempunyai konfigurasi L (Poedjiadi, 1994).
Protein mempunyai molekul besar dengan bobot molekul bervariasi antara
5000 sampai jutaan. Dengan cara hidrolisis oleh asam atau oleh enzim, protein akan
menghasilkan asam-asam amino. Ada 20 jenis asam amino yang terdapat dalam
molekul protein. Asam-asam amino ini terikat satu dengan yang lain oleh ikatan
peptida. Protein mudah dipengaruhi oleh suhu tinggi, pH dan pelarut organik
(Poedjiadi, 1994).
Melalui suatu proses tertentu sejumlah besar molekul asam amino dapat
membentuk suatu senyawa yang memiliki banyak ikatan peptida. Molekul senyawa
ini merupakan suatu molekul besar atau makromolekul yang terdiri dari banyak
molekul asam aminodan karenanya disebut polipeptidaprotein adalah salah satu
makromolekul yang terdiri dari sejumlah besar asam amino (Poedjiadi, 1994).
Suatu peptida yang mempunyai dua buah ikatan atau lebih dapat bereaksi
dengan ion Cu2+ dalam suasana basa dan membentuk suatu senyawa kompleks yang
berwarna biru ungu. Reaksi ini dikenal dengan nama reaksi biuret.disamping itu
gugus karboksil pada asam amino dapat dilepaskan dengan proses dekarboksilasi dan
menghasilkan suatu amina. Gugus amino pada asam amino dapat bereaksi dengan
asam nitritdan melepaskan gas nitrogen yang dapat diukur volumenya. Van Slyke
menggunakan reaksi ini untuk menentukan gugus amino bebas pada asam amino,
pepetida maupn protein (Poedjiadi, 1994).
Alam menyediakan banyak polipeptida. Terdapat dua jenis polipeptida di
alam, yaitu polipeptida non protein dan polipeptida protein. Polipeptida non protein
adalah polipeptida polipeptida yang tersusun dari berbagai asam amino termasuk
asam amino bukan penyusun protein. Sebaliknya polipeptida protein hanya disusun
oleh 20 jenis asam amino penyusun protein (Toha, 2001).
Beberapa contoh polipeptida non protein yang terdapat di alam dengan fungsi
fisiologis khas adalah sebagai berikut : karnosin adalah beta alanin-L-histidin, suatu
peptida paling kecil yang terdapat dalam jaringan otot vertebrata. Anserin adalah beta
alanin-M3-metil-L-histidin juga terdapat dalam jaringan otot vertebrata termasuk
manusia. Kedua peptida terkecil ini diduga berperan dalam menentukan pH sel otot
(Toha, 2001).
Glutation merupakan tripeptida gamma glutamil-sistemia-glisin yang umum
terdapat dalam hewan, bakteri dan tumbuhan. Fungsi glutation diantaranya adalah
pengangkut asam amino melintas membran: melindungi protein dari bahan
berbahaya, mempertahankan atom besi hemoglobin dalam keadaan tereduksi.
Polipeptida non protein lain adalah oksitosin dan vasopresin merupakan hormon
peptida yang masing-masing berfungsi memacu kontraksi otot rahim wanita hamil
dan pengeluaran air susu pada wanita menyusui serta membersihkan pengaruh
antidiuretika yang kuat dengan memacu reabsorbsi air oleh ginjal (Toha, 2001).
Polipeptida non protein lain adalah angiotensin, yaitu dekapeptida yang
memiliki aktivitas prekursor. Terdapat dua macam angiotensin yaitu I dan II masingmasing berfungsi meningkatkan tekanan darah, dan memacu kelenjar pituitari untuk
meningkatkan sekresi vasopresin. Somatostatin juga merupakan hormon peptida non
protein yang dihasilkan oleh pankreas dan hipotalamus. Somatostatin pankreas
berfungsi mengendalikan pelepasan insulin dan glukagon. Sedangkan somatostatin
hipotalamus dan berfungsi menghambat produksi hormon pertumbuhan manusia.
Sementara itu, golongan polipeptida protein dijumpai dalam jumlah banyak di alam.
Karena banyaknya jumlah protein dengan komposisi, urutan asam ammonium, dan
struktur tiga dimensi (Toha, 2001).
BAB III
METODE PERCOBAAN
Preparasi Sampel
Disiapkan tabung reaksi yang telah diisi 0,02 mL larutan sampel. Kemudian
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
sampel dan ketersediaan alat serta bahan (pereaksi). Metode yang umum digunakan
adalah metode Kjeldahl, Lowry dan Biuret. Pada percobaan ini yang digunakan
adalah metode Lowry. Prinsip metode Lowry adalah reaksi antara Cu 2+ dengan ikatan
peptida dan reduksi asam fosfomolibdat asam fosfotungstat oleh tirosin dan triptofan
(merupakan residu protein) akan menghasilkan warna biru. Dalam metode Lowry ini
dilakukan beberapa hal yaitu membuat pereaksi, pembuatan kurva standar, penyiapan
sampel, dan penetapan sampel.
Untuk menentukan kadar protein dalam sampel cair digunakan larutan
standar dan blanko (akuades) sebagai pembanding. Larutan induk yang digunakan
adalah BSA (Bovine Serum Albumin) yang mempunyai konsentrasi 1 mg/mL.
Larutan standar yang digunakan dibuat dari larutan induk yang diencerkan dengan
akuades pada berbagai konsentrasi yaitu 0,02 mg/mL; 0,04 mg/mL; 0,06 mg/mL;
0,08 mg/mL; 0,1 mg/mL; dan 0,12 mg/mL.
Sebelum sampel ditambahkan pereaksi, maka terebih dahulu diadakan
preparasi sampel yaitu dipipet sebanyak 0,02 mL dan ditambahkan akuades sebanyak
5,9 mL sehingga volumenya menjadi 6 mL. Larutan tersebut kemudian dipipet lagi
sebanyak 1 mL dan ditambahkan akuades hingga volumenya mencapai 2 mL. Faktor
pengenceran yang digunakan pada preparasi sampel adalah 120 kali.
follin
clocalteus
yang
diencerkan
dengan
akuades
dengan
Tabel 1. Data Hasil Penentuan Panjang Gelombang Maksimum pada [C] = 0,02
mg/mL
No.
Panjang gelombang ()
Absorban (A)
610
0,044
620
0,057
630
0,055
-0,009
0,009
0,057
0,065
0,097
0,073
0,041
0
Keterangan:
y = absorbansi sampel = 0,041
x = konsentrasi sampel = 0,0616
x = 0,0616
maka kadar protein = x . Fp
= 0,0616 x 100
= 6,16 mg/mL
4.2 Reaksi
O
NH2 CH
NH
CH
O
NH
CH
NH2 CH
NH
CH
OH
O
NH
CH
ONa +
NH
CH
O
C
OH
O
CH
NH
H3PO4(MoO3)13
C
O
Cu2+
HO
CuSO4
NH2 CH
+ NaOH
CH
NH2
R
O
H2N CHC OH
CH2
H2O
O
H2N CHC OH
CH
H3(PMo13O40)
+
atau
H2(PMo13O40)
OH
O
4.3 Pembahasan
Dari rumus yang tertera di atas (y = 0,041) dengan y adalah absorban, x adalah
konsentrasi, dari rumus ini maka bisa dihitung konsentrasi sampel yang sudah kita
ketahui nilai absorbannya. Sedangkan untuk menghitung kadar protein dalam sampel
diantaranya pembuatan reagen Lowry yang tidak sesuai, atau karena pengambilan
volume dari setiap bahan yang kurang pas karena dibutuhkan ketelitian tingkat tinggi
mengingat volume yang digunakan berada dalam skala cukup kecil atau mungkin
cara pengencaran sample yang kurang tepat. Sebenarnya untuk memperoleh kadar
protein yang akurat maka harus mengulang prosedur pengukuran kadar protein
sample tetapi karena keterbatasan waktu dan bahan maka prosedur tersebut tidak
diulangi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan maka didapatkan kesimpulan bahwa
kadar konsentrasi protein sampel adalah sebesar 6,16 mg/mL.
5.2 Saran
5.2.1 saran untuk laboratorium
Sebaiknya alat-alat dilaboratorium ditambah agar dalam praktikum praktikan
tidak membuang waktu saling tunggu untuk bergantian menggunakan alat.
5.2.2 saran untuk percobaan
Sebaiknya pada percobaan ini dilakukan juga penentuan kadar protein dengan
menggunakan metode Biuret, agar dapat dibandingkan hasilnya.
5.2.3 saran untuk asisten
Sebaiknya asisten lebih tegas dalam praktikum, dan menjelaskan semua
konsep yang dibutuhkan oleh praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Nuringtyas Tri Rini, 2011, Asam-Asam Amino dan Protein, (online), http://www.elisa
1.ugm.ac.id/files/asam%20amino%20protein.ppt, diakses pada tanggal 01
maret 2014.
Poedjiadi A., 1994, Dasar-Dasar Biokimia, UI-Pres, Jakarta.
Sridianti,
2012,
Pengrtian
dan
Struktur
asam
amino,
(online),
http://www.sridianti.com/pengertian-asam-amino-dan-struktur.html, diakses
pada tanggal 01 maret 2014.
Toha Abdul Hamid A., 2001, Metabolisme Biomolekul, Alfabeta, Bandung.
Venesia Jeane, 2012, Klasifikasi Asam Amino, (online), http://www.jeane
0905.blogspot.com/2012/08 klasifikasi-asam-amino-8713.html. diakses pada
tanggal 01 maret 2014.
LAPORAN PRAKTIKUM
NAMA
: HANUNG ROHANI
NIM
: H311 12 001
KELOMPOK
: I SATU)
ASISTEN
: SARTIKA
LABORATORIUM BIOKIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
LEMBAR PENGESAHAN
SARTIKA
Praktikan
HANUNG ROHANI
Lampiran 1
Perhitungan dan Larutan Standar
a. Larutan Standar
Pembuatan larutan standar dilakukan dengan mengencerkan larutan
induk dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Pembuatan larutan standar ini
didasarkan pada rumus:
V1 M1 = V2 M2
1. Untuk konsentrasi 0,02 mg/mL
LAMPIRAN II
Reaksi-reaksi
O
NH2 CH
NH
CH
O
NH
CH
NH2 CH
NH
CH
OH
O
NH
CH
ONa +
NH
CH
O
C
OH
O
CH
NH
H3PO4(MoO3)13
C
O
Cu2+
HO
CuSO4
NH2 CH
+ NaOH
CH
NH2
R
O
H2N CHC OH
CH2
H2O
O
H2N CHC OH
CH
H3(PMo13O40)
+
atau
H2(PMo13O40)
OH
O
Lampiran III
Bagan Kerja
1. Pembuatan Larutan Induk BSA 1 mg/mL
10 mg BSA
Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL
Dilarutkan dengan akuades hingga tanda garis
Dihomogenkan
Hasil
2. Pembuatan Larutan Standar
a. Larutan Standar 0,02 mg/mL
Dipipet sebanyak 0,04 mL ke dalam tabung reaksi
Ditambahkan
Larutan BSA
1 mg/mL akuades sebanyak 1,96 mL
Dihomogenkan
Diberi label
Hasil
Hasil
Hasil
3. Pembuatan Reagen Lowry
a. Pembuatan Reagen Lowry A
Ditambahkan akuades sebanyak 2 mL
Dihomogenkan
2 mL follin
Hasil
b. Pembuatan Reagen Lowry B
25 mL Na2CO3 dalam NaOH
4.
Preparasi Sampel
Larutan Sampel
Hasil
5.
2 mL larutan standar
Data
2 mL larutan sampel