lingkungan. Hal ini tentunya akan merugikan manusia dan juga ekosistem di
sekitar lingkungan tersebut. Penggunaan bahan kimia atau senyawa kimia oleh
banyak sektor industri juga akan merusak lapisan ozon yang ditengarai semakin
menipis. Ozon merupakan gas alam di dalam atmosfer yang berfungsi untuk
menyerap sebagian besar radiasi matahari yang sangat berbahaya bagi mahkluk
hidup terutama ultraviolet. Kerusakan lingkungan di Indonesia semakin parah
sebagai dampak pemanasan global yang dipicu oleh ofek rumah kaca dan prilaku
manusia yang tidak bersahabat dengan alam sekitar.
Perlunya akuntansi lingkungan di dunia sangat dibutuhkan. Konsep yang
menganggap bahwa perusahaan sebagai badan hukum yang melakukan eksploitasi
dalam suatu wilayah dan negara untuk mendapat keuntungan dan kekkayaan alam
wilayah itu, mestinya juga menjadi penduduk yang baik yang melindungi alamnya
dan juga makhluk yang berada di dalamnya. Sebuah industri sebenarnya memiliki
hubungan yang erat dengan alam atau lingkungan sekitar. Disini alam dapat
menyediakan bahan-bahan baku yang dibutuhkan oleh suatu industri untuk
memproduksi suatu barang. Merupakan suatu hal yang wajib seandainya
perusahaan juga ikut bertanggungjawab melindungi bumi dari setiap kerusakan
laingkuangan yang kalau tidak dijaga akhirnya akan merusak industri itu sendiri,
sehingga dapat dilakukan pemabangunan berkelanjutan yang berwawasan
lingkunagan. Perusahaan yang hanya memberikan perhatian pada manajemen dan
pemilik modal, kini harus melihat kesisi baru yakni tanggung jawab perusahaan
terhadap stakeholder yang telah menjadi topik sangat menarik dan semakin
banyak dibahas, hal ini berkaitan dengan adanya kesadaran suatu perusahaan atau
institusi untuk tidak hanya menghasilkan laba setinggi-tingginya, tetapi juga
bagaimana laba tersebut dapat memberikan manfaat kepada masyarakat. Semakin
berkembangnya kegiatan perusahaan dalam menghasilkan laba secara otomatis
menimbulkan konsekuensi lingkungan hidup di sekitarnya. Etika Bisnis berjalan
lurus
mereka berada. Pada era globalisasi ini tuntutan terhadap perusahaan semakin
besar. Perusahaan diharapkan tidak hanya
mementingkan kepentingan
manajemen dan pemilik modal (investor dan kreditor) tetapi juga karyawan,
kerja, produk, dan pencemaran lingkungan. Dalam hal ini, pencemaran dan
limbah produksi merupakan salah satu contoh dampak negatif dari operasional
perusahaan yang memerlukan sistem akuntansi lingkungan sebagai kontrol
terhadap tanggung jawab perusahaan sebab pengelolaan limbah yang dilakukan
oleh
perusahaan
memerlukan
pengidentifikasian,
pengukuran,
penyajian,
tingkat keluaran dan capaian tiap tahun untuk menjamin perbaikan kinerja
lingkungan yang berlangsung terus menerus.
Secara garis besar, keutamaan penggunaan konsep akuntansi lingkungan
bagi perusahaan adalah kemampuan untuk meminimalisasi persoalan-persoalan
lingkungan yang dihadapinya. Banyak perusahaan besar industri dan jasa yang
kini menerapkan akuntansi lingkungan. Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi
pengelolan lingkungan dengan melakukan penilaian kegiatan lingkungan dari
sudut pandang biaya (environmental) dan manfaat atau efek (economic benefit).
Akuntansi lingkungan diterapkan oleh berbagai perusahaan untuk menghasilkan
penilaian kuantitatif tentang biaya dan dampak perlindungan lingkungan
(environmental protection). Ada beberapa perusahaan jasa yang menawarkan jasa
mereka untuk menyusun panduan akuntansi lingkungan bagi perusahaanperusahaan besar. Misalnya, perusahaan elektronik Jepang Fujitsu menyewa jasa
perusahaan konsultasi akuntan untuk menyusun panduan akuntansi lingkungan
(environmental accounting guidelines) sesuai dengan petunjuk yang dikeluarkan
oleh Kementerian lingkungan hidup Jepang. Namun mereka menambahkan
beberapa item-item baru dengan tujuan untuk mendapatkan akuntansi lingkungan
hidup yang lebih efisien. Selain itu penggunaan teknologi informasi juga
memungkinkan arus informasi dari pabrik-pabrik mereka di seluruh dunia
berjalan tanpa penundaan. Hasilnya kesadaraan lingkungan diantara para
pekerjanya meningkat, upaya mengurangi biaya berhasil baik dan terdapat basil
positif tentang penanganan persoalan lingkungan serta pengurangan dampak
negatif lingkungan yang didukung oleh perusahaan-perusahaan dan anak
perusahaan diseluruh dunia.
Banyaknya perhatian mengenai persoalan lingkungan menjadi penting
untuk mempertimbangkan akuntansi lingkungan dalam mengungkapkan infortnasi
agar data akuntansi lingkungan yang dibuat dan dipublikasikan sesuai dengan
tingginya tingkat perbandingan. Panduan yang dibuat juga diharapkan mampu
menjamin pengungkapan infotmasi yang diumbil ketika mempertimbangkan
kebutuhan-kebutuhan dari berbagai stakeholders. Guna mencapai keberhasilan
dalam penerapan akuntansi lingkungan bagi perusahaan-perusahaan. Pertama dan
membedakan antara salah dan benar guna memberikan pembekalan kepada setiap
pemimpin perusahaan ketika mempertimbangkan untuk mengambil keputusan
strategis yang terkait dengan masalah moral yang kompleks. Dan menurut Sim
(2003) Etika adalah istilah filosofis yang berasal dari "etos," kata Yunani yang
berarti karakter atau kustom. Definisi erat dengan kepemimpinan yang efektif
dalam organisasi, dalam hal ini berkonotasi kode organisasi menyampaikan
integritas moral dan nilai-nilai yang konsisten dalam pelayanan kepada
masyarakat.
Dari
pendapat-pendapat
para
ahli
dapat
disimpulkan
bahwa
etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup
seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat.
Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku
karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat
dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Dari berbagai pandangan tentang etika bisnis, beberapa indikator yang
dapat dipakai untuk menyatakan apakah seseorang dan suatu perusahaan telah
melaksanakan etika bisnis dalam kegiatan usahanya antara lain adalah: Indikator
ekonomi; indikator peraturan khusus yang berlaku; indikator hukum; indikator
ajaran agama; indikator budaya dan indikator etik dari masing-masing pelaku
bisnis.
1. Indikator etika bisnis menurut ekonomi adalah apabila perusahaan
atau pebisnis telah melakukan pengelolaan sumber daya bisnis dan
sumber daya alam secara efisien tanpa merugikan masyarakat lain.
2. Indikator
etika
bisnis
menurut
peraturan
khusus
yang
berlaku,
segala
norma
hukum
yang
berlaku
dalam
berdasarkan
ajaran
pelaku
bisnis
bertindak
jujur
dan
tidak
pada
kredibilitas
penempatan
stokeholders
dalam komitmen
dengan
tekanan
publik
akan
adanya
keadilan
dalam
pasar
global
yang
memberikan
kesempatan
bagi
menyebabkan
seharusnya
pihak
terjadinya
perusahaan
kesenjangan
menyampaikan
ekspektasi
keadaan
dimana
perusahaan
Indonesia
sudah
mulai
memperhatikan
pengelolaan
lingkungan hidup sejak tahun 1972. Pada tahun tersebut Pemerintah Indonesia
menyongsong Konfrensi Lingkungan Hidup Sedunia I yang diselenggarakan di
Stockholm, Swedia pada bulan Juni 1972. Tetapi pada saat itu pemerintah
Indonesia belum mengenal lembaga khusus yang menangani masalah lingkungan
hidup. Konferensi Stockholm mulai berupaya melibatkan seluruh pemerintah di
dunia dalam proses penilaian dan perencanaan lingkungan hidup, mempersatukan
pendapat dan kepedulian negara maju dan berkembang untuk menyelamatkan
bumi, menggalakkan partsispasi masyarakat serta mengembangkan pembangunan
dengan memperhatikan lingkungan hidup. Sebagai tindak lanjut dari konfrensi
tersebut, berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) No.16/1972 Pemerintah
Indonesia membentuk panitia antar departemen yang disebut dengan panitia
Perumus dan Perencana Kerja Bagi Pemerintah di Bidang Lingkungan Hidup.
Program kebijakan lingkungan hidup tertuang dalam butir 10 GBHN 1973-1978
dan Bab 4 Repelita II. Keberdaaan lembaga yang khusus mengelola lingkungan
hidup dirasakan mendesak agar pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup baik di
tingkat pusat maupun di daerah lebih terjamin. Pada tahun 1975 dikeluarkan
Keppres No.27/1975 yang merupakan dasar pembentukan Panitia Inventarisasi
dan Evaluasi Kekayaan Alam dengan tugas pokoknya adalah menelaah secara
nasional pola-pola permintaan dan penawaran, serta perkembangan teknologi,
baik di masa kini maupun di masa mendatang serta implikasi sosial, ekonomi,
ekologi dan politis dari pola-pola tersebut.
Penyusunan Rancangan Undang Undang (RUU) Lingkungan Hidup dimulai pada
tahun 1976 disertai persiapan pembentukan kelompok kerja hukum dan aparatur
dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang kemudian
menjadi Undang Undang (UU) No.4/1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dengan adanya UU ini kesadaran masyarakat
Indonesia akan arti penting untuk memelihara lingkungan hidup mulai tumbuh.
Untuk menindaklanjuti undang-undang tersebut kemudian ditetapkan Peraturan
Pemerintah (PP) No.29/1986 tentang Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL)
yang merupakan pedoman pelaksanaan suatu proyek pembangunan. Setiap proyek
yang diperkirakan memiliki dampak penting diharuskan melakukan studi
AMDAL. Pada tahun 1997 Pemerintah Indonesia telah memperbaharui UU
No.4/1982 dengan UU No.23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
(Bapedal)
yang
bertugas
melaksanakan
pemantauan
dan
hidup,
pembentukan
Bapedal
diperbaharui
dengan
Keppres
atau
kegiatan
memiliki
sistem
administrasi
pembangunan
yang
Nomor
KEP-42/MENLH/11/1994
tentang
Pedoman
Umum
Menurut (Gurvy Kavei dalam Royani, 2006: 86) ada lima keuntungan
mempraktekkan akuntansi lingkungan yang beretika:
1. Profitabilitas dan kinerja finansial yang lebih kokoh, misalnya melalui
efisiensi lingkungan.
2. Meningkatkan akuntabilitas dan asesmen dari komunitas investasi.
3. Mendorong komitmen karyawan karena mereka diperhatikan dan dihargai.
4. Menurunkan kerentanan gejolak dengan komunitas.
5. Mempertinggi reputasi dan corporate branding.
Peran dan Fungsi Akuntansi Lingkungan dan Etika Bisnis
Fungsi Internal
Fungsi internal merupakan fungsi yang berkaitan dengan pihak internal
perusahaan sendiri. Pihak internal adalah pihak yang menyelenggarakan usaha,
seperti rumah tangga konsumen dan rumah tangga produksi maupun jasa lainnya.
Adapun yang menjadi aktor dan faktor dominan pada fungsi internal ini adalah
pimpinan perusahaan, karena pimpinan perusahaan merupakan orang yang
bertanggungjawab dalam setiap pengambilan keputusan maupun penentuan setiap
kebijakan internal perusahaan, hanya dengan sistem informasi lingkungan
perusahaan, fungsi internal memungkinkan untuk mengukur biaya konservasi
yang berkepentingan.
Akuntansi
pertanggungjawaban sosial dan lingkungan serta etika bisnis yang baik telah
diterapkan oleh perusahaan di Indonesia. Namun penerapan dari akuntansi
lingkungan masih dianggap kurang karena adanya kendala dalam penerapannya.
Akuntan perlu mencari jalan keluar untuk meningkatkan penerapannya. Untuk
menigkatkatkan penerapan akuntansi laingkuangan dapat dilakukan upaya-upaya
sebagai berikut:
1. Pembuatan standar pelaporan sustainability reporting (SR). Standar yang
baku dan mewajibkan penerapannya khusus bagi perusahaan yang
aktivitasnya berdampak pada lingkungan.
2. Mewajibkan perusahaan untuk menyusun SR dengan pedoman yang telah
ada, misalnya pedoman SR yang dikeluarkan oleh GRI.
3. Memberikan penghargaan bagi perusahaan yang telah menerapkan
sustainability reporting dengan baik.
4. Audit lingkungan untuk meningkatkan kredibilitas sustainability reporting.
5. Mekanisme GCG perlu dikembangkan untuk melindungi seluruh
pemangku kepentingan.
Daftar Pustaka
Pendukung
Keberlangsungan
Perusahaan
Di
Indonesia.
Juranal
Akuntansiku. Vol 1, No 1.
Almilia, Luciana. 2007. Pengaruh
Environmental
Performance Dan