A. Pendahuluan
Dinul islam adalah suatu sistem hidup komprehensif yang Allah
SWT turunkan melalui Rasul-Nya Muhammad SAW yang meliputi
aqidah, ubudiah, muamalah, muasyarah dan akhlak yang memandu
manusia sehingga hidup penuh kemuliaan. Aqidah adalah konsep
yang paling penting dan mendasar, sebab konsep yang pertama
adalah dasar pelaksanaan segala aktivitas, baik yang menyangkut
ubudiah, muamalah, muasyarah hingga akhlak.
Ibadah merupakan landasan kedua dalam ber-muamalah dan
ber-akhlak. Sedangkan muamalah adalah suatu aktivitas yang
berhubungan dengan sesama manusia di mana wujudnya munakahat
(pernikahan), warisan, jihad (menegakkan agama), jual beli, akadakad/transaksi (Al-Musyarakah, Al-Mudharabah, Al-Bai/jual beli dan
sebagainya).
Muasyarah
berkaitan
dengan
etika
atau
perilaku
dalam
dan
sehingga
membantu
pemerataan
pendapatan
atau
ekonomi
lainnya
seperti
kapitalis,
ekonomi
sosialis
dan
sebagainya.
Ekonomi kapitalis adalah ekonomi yang dijiwai oleh ajaran-ajaran
kapitalis, ekonomi sosialis adalah ekonomi yang dijiwai ajaran-ajaran
sosialis, sehingga logikanya ekonomi islam adalah ekonomi yang
dijiwai ajaran-ajaran islam.
Adapun definisi-definisi tentang pemahaman ekonomi islam,
antara lain :
1. Muhammad bin Abdullah Al Arabi dalam At Tariqi (2004),
menurutnya ekonomi islam adalah kumpulan prinsip-prinsip
umum tentang ekonomi yang kita ambil dari Al Quran dan Sunnah
Nabi Muhammad SAW dan pondasi ekonomi yang kita bangun
atas dasar pokok-pokok itu dengan mempertimbangkan kondisi
lingkungan dan waktu.
2. Muhammad Abdul Manan (1993) mendefinisikan ekonomi islam
sebagai ilmu pengetahuan social yang mempelajari masalahmasalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai islami.
3. Metwally (1995), menurutnya ekonomi islam dapat didefinisikan
sebagai ilmu yang mempelajari perilaku muslim (yang beriman)
dalam suatu masyarakat islam yang mengikuti Al Quran dan
Sunnah Nabi SAW, ijma, dan qiyas.
4. Muhammad Syauki Al Fanjari dalam At Tariqi (2004), bahwa
ekonomi islam adalah segala sesuatu yang mengendalikan dan
mengatur aktivitas ekonomi sesuai dengan pokok-pokok islam dan
politik ekonominya.
dengan
mencari,
membelanjakan,
dan
cara-cara
mengembangkan harta.
pribadi
dan
menjadikan
sejumlah
masalah
yang
atau
global.
Misalnya,
konsep
ekonomi
yag
sistem
taukah
ilmu
pengetahuan?
Dalam hal ini dapat dijelaskan bahwa apabila masing-masing
individu sadar akan kebenaran konsep ekonomika islam, maka
akan menimbulkan suatu rangkaian dimana satu sistem dan yang
lainnya saling berhubungan dengan tingkat intensitas tertentu. Hal
ini akan membentuk sistem ekonomi islam.
BAB II
LANDASAN HUKUM EKONOMI ISLAM
A. Pendahuluan
Para ulama, khususnya yang berfaham ahlusunnah wal jamaah
bersepakat bahwa sumber hukum dalam islam adalah Al Quran, As
Sunnah, Ijma dan Qiyas.
B. Al Quran
1. Pengertian Al Quran dan Periode Turunnya
umumnya
berisi
persoalan-persoaln
hubungan
perbuatan,
maupun
pengakuan
dan
sifat
Nabi
sifat
hukum
bagi
suatu
perbuatan
yang
dituntut
masyarakat.
namun
demikian
kedudukan
dari
mengalirkan
garis
hukum
baru
daripadanya
(Ramulyo, 2004).
b. Ijma Sukuti, adalah suatu pendapat dari seseorang atau
beberapa ahli hukum, tetapi ahli-ahli hukum linny tidak
membantah (Ramulyo, 2004). Misalnya semasa hidupnya Nabi
Muhammad SAW melakuan shalat tarawih sebanyak 8 rakaat,
di zaman Umar r.a. menjadi 20 rakaat dan para sahabat tidak
membantah, maka shalat tarawih diterima dengan ijma sukuti.
E. Qiyas
1. Pengertian Qiyas
Menurut bahasa berarti mengukur dan menyamakan sesuatu
hal dengan hal lain yang sudah ada. Sedangkan secara istilah,
qiyas artinya menyamakan hukum suatu hal yang tidak terdapat
ketentuannya dalam Al Quran dan Al Hadits karena adanya
persamaan penyebab. Sedangkan qiyas, menurut Mannan (1993)
adalah memperluas hukum-hukum ayat kepada persoalan yang
tidak termasuk dalam bidang syarat-syaratnya.
2. Qiyas Sebagai Dalil Hukum Syara
Dalil atau petunjuk yang membolehkan qiyas sebagai landasan
hukum dalam fiqh islam termasuk fiqih muamalah adalah dalam
surat An-Nisa ayat 59 : Hai, orang-orang yang beriman, taatilah
Allah dan taatilah Rasul(Nya), dan ulil amri di antara kamu.
Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (Sunnahnya),
jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dari hari kemudian,
yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Perintah menaati Allah berarti mengikuti hukum dalam Al
Quran,
perintah
mengikuti
Rasul
berarti
perintah
untuk
BAB III
KEPEMILIKAN DALAM ISLAM
A. Pendahuluan
Menurut Abdul Salam al Abadi (1987), kepemilikan adalah hak
khusus manusia terhadap kepemilikan barang yang diizinkan bagi
seseorang untuk memanfaatkan dan mengalokasikan tanpa batas
hingga terdapat alasan yang melarangnya. Dengan demikian,
kepemilikan dalam islam adalah kepemilikan harta yang didasarkan
atas agama. Kepemilikan ini tidak berarti memberi hak mutlak kepada
pemiliknya
untuk
menggunakannya
sesuai
keinginan
sendiri,
10
(Al
Haritsi,
2008)
tentang
11
rumah
sakit,
museum,
perusahaan,
atau
12
pertempuran.
Sedangkan
ghanimah
ialah
harta
hukum
syari
yang
13
14
harta
orang
lain
tanpa
harus
tidak
bergantung
pada
hukum
apapun.
Sedangkan
yang
secara
langsung
dapat
15
16
BAB IV
PRODUKSI DALAM ISLAM
A. Pendahuluan
Produksi dalam islam konvensional adalah mengubah sumbersumber dasar ke dalam barang jadi, atau proses dimana input diolah
menjadi output. Dalam istilah ini kita mengkaitkannya dengan konsep
efisiensi ekonomis, yaitu suatu usaha yang meminimalkan biaya
produksi
dari
beberapa
tingkat
output
selama
periode
yang
dibutuhkan.
Pemahaman produksi dalam islam memiliki arti bentuk usaha
keras dalam pengembangan faktor-faktor sumber yang diperbolehkan
secara syariah dan melipatgandakan pendapatan dengan tujuan
kesejahteraan masyarakat, menopang eksistensi, serta meninggikan
derajat manusia (At Tariqi, 2004).
B. Urgensi Produksi Dalam Islam
1. Motivasi Produksi dalam Islam
a. Produksi merupakan pelaksanaan fungsi manusia sebaai
khalifah
b. Berproduksi merupakan ibadah
c. Produksi sebagai sarana pencapaian akhirat
2. Tujuan Produksi
Terdapat upaya-upaya untuk mengetahui tujuan produksi dalam
ekonomi islam. Menurut Nejatullah Shiddiqi (1996), pertumbuhan
ekonomi yang merupakan wujud produksi dalam islam bertujuan :
a. Merespons kebutuhan produsen secara pribadi dengan bentuk
yang memiliki ciri keseimbangan
b. Memenuhi kebutuhan keluarga
17
BAB V
KONSUMSI DALAM ISLAM
A. Pendahuluan
Dalam pandangan ekonomi islam, kerja adalah setiap tenaga
jasmani maupun kemampuan akal yang dikeluarkan manusia dalam
kegiatan perekonomian sesuai dengan syariah, yang bertujuan untuk
mendapatkan penghasilan dan penghidupan. Sedangkan Baqir
Quraisyi (dalam Muhammad,2004) mendefinisikan setiap kegiatan
18
BAB VI
DISTRIBUSI DALAM ISLAM
A. Pendahuluan
Perbedaan
kepemilikan
harta
dalam
kehidupan
manusia
instrumen
distribusi
20
21
5) Guna mendekatkan hubungan kasih sayang dan cintamencintai antara si kaya dan si miskin.
c. Objek zakat
Menurut Al Ghazali dalam kitabnya Asrar ash-Shaum dan
Asrar az-Zakat, bahwa objek zakat terdiri atas enam jenis
antara lain zakat hewan ternak, zakat emas dan perak, zakat
perdagangan, zakat rikaz dan tambang, zakat pertanian dan
zakat fitrah.
d. Distribusi zakat
Beberapa hal menyebabkan seseorang berhak menerima
zakat atau menjadikannya sebagai mustahiq. Seseorang tidak
berhak menerima zakat (tidak dianggap sebagai mustahiq)
kecuali seorang muslim yang merdeka (bukan budak), bukan
seorang anggota suku Bani Hasyim atau Bani Muthalib, dan
harus memiliki salah satu sifat di antara sifat-sifat delapan
ashnaf (kelompok) yang tersebut dalam Al Quran yaitu :
Fakir
Miskin
Amil
Muallaf
Budak
Orang yang berutang
Pejuang di jalan Allah
Ibnu sabil
2. Sedekah dan Infaq
Penjelasan menurut ahli tafsir tentang wamimma razaqna
hum yun-fiquun (menafkahkan sebagian rezeki) ialah memberikan
sebagian dari harta yang telah direzekikan oleh Tuhan kepada
orang-orang yang disyariatkan oleh agama memberinya, seperti
orang-orang fakir, orang-orang miskin, kaum kerabat, anak-anak
yatim dan lain-lain.
3. Ghanimah
Menurut Al Mawardhi, ghanimah dan fai adalah harta yang di
dapatkan kaum muslimin dari kaum musyrikin atau mereka
22
secara paksa.
Alokasi empat perlima fai berbeda dengan alokasi empat
perlima harta ghanimah.
4. Fai
Fai menurut Imam Al Mawardhi adalah semua harta yang
didapatkan kaum muslimin dari orang-orang musyrik dengan
sukarela tanpa melalui pertempuran, tanpa derap kaki kuda dan
pengendaranya, maka ia seperti uang perdamaian, jizyah, dan
sepersepuluh bisnis mereka.
5. Jizyah
Pajak dan jizyah adalah hak yang diberikan Allah Taala
kepada
kaum
muslimin
dari
orang-orang
musyrik.
Hukum
fai
Keduanya wajib ditunggu satu tahun dan sebelum satu tahun
keduanya tidak berhak memiliki
6. Al-Kharaj (pajak)
Pajak adalah uang yang dikenakan terhadap tanah dan
termasuk hak-hak yang harus ditunaikan. Tanah pajak berbeda
dengan tana zakat dalam hal kepemilikan dan hokum. Semua itu
terbagi menjadi empat bagian :
23
damai.
24