Stroke Hemoragik
Pembimbing :
dr. Danang Zulkifli
RSUD Kertosono
DINAS KESEHATAN KABUPATEN NGANJUK
2015
Borang Portofolio
Nama Peserta
Nama Wahana
TOPIK
Tanggal (kasus)
Tanggal Presentasi
Nama Pendamping
Tempat Presentasi
OBJEKTIF PRESENTASI
o Keilmuan
o Keterampilan
o Diagnostik o Manajemen
o Neonatus
o Bay o Anak
o Penyegaran
o Masalah
o Remaja o Dewasa
o Tinjauan Pustaka
o Istimewa
o Lansia o Bumil
i
o Deskripsi :
Pasien dikeluhkan lemah separuh badan sebelah kiri sejak pagi sebelum MRS (03.00)
mendadak sesaat setelah mengambil wudlu. Tangan dan kaki kiri sulit digerakkan dan
bicara pelo. Sakit kepala (+), mual (-), muntah (+)
o Tujuan:
Mengetahui manajemen pasien dengan stroke hemoragik
Bahan Bahasan Tinjauan Pustaka Riset
Kasus
Cara Membahas Diskusi
Presentasi
E-mail
DATA PASIEN
Nama klinik:
dan Diskusi
Nama : Tn. I
Telp : -
Audit
Pos
No Registrasi :
Terdaftar sejak : 2015
RSUD Kertoaono
Data utama untuk bahan diskusi:
Keluhan Utama : lemah separuh badan kiri
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dikeluhkan lemah separuh badan sebelah kiri sejak pagi sebelum MRS (03.00)
mendadak sesaat setelah mengambil wudlu. Tangan dan kaki kiri sulit digerakkan dan bicara
pelo. Sakit kepala (+), mual (-), muntah (+) 1 kali, kejang (-). BAK dan BAB dalam batas
normal.
Riwayat Penyakit Dahulu :
-
Tahun 2010 -- MRS di RSUD Jombang, kemudian dapat beraktivitas seperti biasa
Riwayat hipertensi (+) diketahui sejak tahun 2008 tapi tidak rutin berobat
2
Riwayat DM (-)
Riwayat Keluarga :
Kakak dan paman pasien meninggal karena stroke
Pemeriksaan Fisik
Vital Sign:
TD: 160/100 mmHg
T : 36,5 C
RR : 24x/menit
GCS : E4-V5-M6
Status Generalis:
Kepala
: Normocephali
Mata
Telinga
: secret (-)
Hidung
Thorax
Cor
Pulmo :
Inspeksi
Palpasi
: vocal fremitus N / N
N/N
N/N
Perkusi
: sonor / sonor
sonor / sonor
sonor / sonor
Abdomen
vesikuler / vesikuler
(- /-)
(-/-)
vesikuler / vesikuler
(- /-)
(-/-)
: flat, soefl, BU (+) normal, meteorismus (-), turgor kulit abdomen < 2
detik
: tidak teraba.
: anemik (-), edema (-) pada keempat ekstremitas,
3
: 456
Fungsi Luhur
Meningeal Sign : Kaku kuduk (-), Kernig (-), Brudzinski I/II (-/-)
Nervus Cranialis
Reflex kornea+/+
Motorik
Tonus
N
N
Power
4
4
0
0
Sensorik
ANS
Refleks fisiologis:
BPR
+2 | +2
KPR
+2 | +2
TPR
+2 | +2
APR
+2 | +2
Refleks patologis:
Hoffmann (-/-)
Tromner (-/-)
Babinski (-/+)
Chaddock (-/+)
Oppenheim (-/-)
Gonda (-/-)
Gordon (-/-)
4
Schaeffer (-/-)
(4800-10800)
HGB 14,4
(12-16)
HCT 41,7
(42-52)
Pasien
dengan
kelumpuhan
sebelah
kiri
sering
memperlihatkan
Pada pasien juga ditemukan parese N.XII UMN. Pada pemeriksaan reflek
Perdarahan yang primer berasal dari pembuluh darah dalam parenkim otak dan
bukan disebabkan oleh trauma. Perdarahan ini banyak disebabkan oleh hipertensi.
Selain itu, kakak dan paman pasien meninggal karena stroke. Riwayat stroke dalam
keluarga, terutama jika dua atau lebih anggota keluarga pernah mengalami
stroke pada usia kurang dari 65 tahun, meningkatkan risiko terkena stroke. Risiko
terkena stroke juga meningkat sejak usia 45 tahun. Setiap penambahan usia tiga
tahun akan meningkatkan risiko stroke sebesar 11-20%
Pada pemeriksaan fisik pada pasien didapatkan, kesadaran compos mentis,
tekanan darah 160/100. Tidak didapatkan kaku kuduk. Pupil isokor dan reflek cahaya
serta reflek kornea (+/+). Pada pemeriksaan motorik, kekuatan anggota gerak kiri
menurun, tidak ada perbedaan antara lengan dan tungkai. Pada stroke perdarahan,
kerusakan pada sisi sebelah kanan otak menyebabkan kelumpuhan tubuh bagian
kiri.
Pasien
dengan
kelumpuhan
sebelah
kiri
sering
memperlihatkan
pada
pasien
dilakukan
pemeriksaan
darah,
foto
thorax,
7
superficial
(lobar)
hemisfer
serebri
atau
perdarahan
sereberal.
operasi
segera
setelah
terjadi
perdarahan
pengendalian
hipertensi
dan
pengobatan
kejang.
Hipertensi yang menetap akan meningkatkan edema otak dan TIK. Obat yang di
anjurkan dalam mencegah peningkatan TIK adalah beta bloker atau obat yang
mempunyai aksi beta dan alfa bloking. manitol (0,25-1,0 gr/Kg BB) dapat
menurunkan
TIK
secara
cepat,
sering
diberikan
bersama-sama dengan
hiperventilasi pada kasus herniasi otak yang mengancam. Pada pasien diberikan
manitol 5x100 cc pada hari partama dan dilakukan tapering off pada hari selanjutnya.
Obat hipertensi yang yang diberikan pada pasien adalah Captopril 3x25mg dan
Nifedipin 3x10mg. pasien juga diberikan obat anti nyeri yaitu Metampiron 3x1 amp.
Obat-obatan neuroprotektan yang diberikan adalah citicholin 2x1 amp dan piracetam
3x1200mg.
Terapi selanjutnya yang diberikan kepada pasien adalah terapi rehabilitasi. Pada
rehabilitasi ini, penderita mendapatkan terapi yang dapat membantu proses
pemulihan secara fisik. Adapun terapi yang diberikan yaitu yang pertama adalah
fisioterapi, diberikan untuk mengatasi masalah gerakan dan sensoris penderita
seperti
masalah
kekuatan
otot,
duduk,
berdiri,
berjalan, koordinasi
dan
keseimbangan serta mobilitas di tempat tidur. Terapi yang kedua adalah terapi
8
PLAN
PDx: Lab lengkap, foto thorax, CT-Scan
PTx :
- Infus RL 1000cc/24 jam
- Brainact 2 x 1 amp
- Manitol 5 x 100 cc
- Captopril 3 x 25 mg
- Nifedipin 3 x 10 mg
- Acran 2 x 1 amp
- Neurotam 3 x 1200 mg
- Novalgin 3 x 1 amp
- Konsul bedah saraf
STROKE HEMORAGIK
Menurut definisi WHO, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang
secara cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian
tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular. Stroke hemoragik adalah
stroke yang terjadi apabila lesi vaskular intraserebrum mengalami ruptur sehingga
terjadi perdarahan ke dalam ruang subaraknoid atau langsung ke dalam jaringan otak
[3]
10
hati,
komlikasi
obat
trombolitik
atau
anti
koagulan,
Amiloidosis arteri
Keterangan
Umur merupakan faktor risiko yang paling kuat untuk stroke.
Sekitar 30% dari stroke terjadi sebelum usia 65; 70% terjadi pada
mereka yang 65 ke atas. Risiko stroke adalah dua kali ganda untuk
Hipertensi
Seks
masih penting dan bisa diobati, faktor risiko ini pada orang tua.
Infark otak dan stroke terjadi sekitar 30% lebih sering pada laki-laki
berbanding perempuan, perbedaan seks bahkan lebih tinggi sebelum
Riwayat keluarga
usia 65.
Terdapat lima kali lipat peningkatan prevalensi stroke antara
kembar monozigotik dibandingkan dengan pasangan kembar laki11
Penyakit jantung
terkait
dengan
stroke
emboli
dan
fibrilasi
atrial
Merokok
ascending aorta.
Beberapa laporan,
termasuk
meta-analisis
angka
studi,
stroke
untuk
segala
usia
dan
hematokrit
isi
sel
darah
merah;
tingkat fibrinogen
dan kelainan
stroke
termasuk
Hiperlipidemia
Diet
Diukur dengan berat tubuh relatif atau body mass indexs, obesitas
telah
secara
konsisten
meramalkan
berikutnya
otak berikutnya.
Infeksi meningeal dapat mengakibatkan infark serebral melalui
pengembangan perubahan inflamasi dalam dinding pembuluh darah.
Sifilis meningovaskular dan mucormycosis dapat menyebabkan
Sirkadian dan
faktor musim
antikoagulan
meningkatkan
resiko
kematian
dari
perdarahan
intraserebral.[6]
B. Perdarahan Subaraknoid
Perdarahan subaraknoid biasanya hasil dari cedera kepala.
Namun,
perdarahan karena cedera kepala menyebabkan gejala yang berbeda dan tidak
dianggap sebagai stroke.[6]
Perdarahan subaraknoid dianggap stroke hanya jika terjadi secara spontan
yaitu, ketika perdarahan tidak hasil dari kekuatan-kekuatan eksternal, seperti
kecelakaan atau jatuh.
aneurisma mendadak di sebuah arteri otak, yaitu pada bagian aneurisma yang
menonjol di daerah yang lemah dari dinding arteri itu.[6]
Aneurisma biasanya terjadi di percabangan arteri. Aneurisma dapat muncul
pada saat kelahiran (bawaan), atau dapat berkembang kemudian, yaitu setelah
bertahun-tahun dimana tekanan darah tinggi melemahkan dinding arteri. Kebanyakan
perdarahan subaraknoid adalah hasil dari aneurisma kongenital.7
15
biasanya hanya diidentifikasi jika gejala berkembang. Jarang sekali suatu bentuk
bekuan darah pada katup jantung yang terinfeksi, perjalanan (menjadi emboli) ke
arteri yang memasok otak, dan menyebabkan arteri menjadi meradang.
arteri
DIAGNOSA
Gejala Klinis Stroke Hemoragik
Gejala klinis stroke ada berbagai macam, diantaranya adalah ditemukan
perdarahan intraserebral (ICH) yang dapat dibedakan secara klinis dari stroke
iskemik, hipertensi biasanya ditemukan, tingkat kesadaran yang berubah atau koma
lebih umum pada stroke hemoragik dibandingkan dengan stroke iskemik. Seringkali,
hal ini disebabkan peningkatan tekanan intrakranial. Meningismus dapat terjadi akibat
adanya darah dalam ventrikel.[2]
Defisit neurologis fokal. Jenis defisit tergantung pada area otak yang terlibat.
Jika belahan dominan (biasanya kiri) terlibat, suatu sindrom yang terdiri dari
hemiparesis kanan, kerugian hemisensory kanan, meninggalkan tatapan preferensi,
bidang visual kana terpotong, dan aphasia mungkin terjadi. Jika belahan nondominant
(biasanya kanan) terlibat, sebuah sindrom hemiparesis kiri, kerugian hemisensory
kiri, preferensi tatapan ke kanan, dan memotong bidang visual kiri. Sindrom belahan
nondominant juga dapat mengakibatkan pengabaian dan kekurangan perhatian pada
sisi kiri.[2]
Jika cerebellum yang terlibat, pasien beresiko tinggi untuk herniasi dan
kompresi batang otak. Herniasi bisa menyebabkan penurunan cepat dalam tingkat
kesadaran, apnea, dan kematian. Tanda-tanda lain dari keterlibatan cerebellar atau
batang otak antara lain: ekstremitas ataksia, vertigo atau tinnitus, mual dan muntah,
16
hemiparesis atau quadriparesis, hemisensori atau kehilangan sensori dari semua empat
anggota, gerakan mata yang mengakibatkan kelainan diplopia atau nistagmus,
kelemahan orofaringeal atau disfagia, wajah ipsilateral dan kontralateral tubuh.[2]
Diagnosis dan Pemeriksaan Penunjang Stroke Hemoragik
Diagnosis stroke dapat ditegakkan berdasarkan riwayat dan keluhan utama
pasien. Beberapa gejala/tanda yang mengarah kepada diagnosis stroke antara lain:
hemiparesis, gangguan sensorik satu sisi tubuh, hemianopia atau buta mendadak,
diplopia. Vertigo, afasia, disfagia, disartria, ataksia, kejang atau penurunan kesadaran
yang keseluruhannya terjadi secara mendadak. [1]
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mendukung diagnosis stroke dan
menyingkirkan diagnosis bandingnya. Laboratorium yang dapat dilakukan pada
penderita stroke diantaranya adalah hitung darah lengkap, profil pembekuan darah,
kadar elektrolit, dan kadar serum glukosa. [2]
Pemeriksaan pencitraan juga diperlukan dalam diagnosis. Pencitraan otak
adalah langkah penting dalam evaluasi pasien dan harus didapatkan dalam basis
kedaruratan. Pencitraan otak membantu dalam diagnosis adanya perdarahan, serta
dapat menidentifikasi komplikasi seperti perdarahan intraventrikular, edem otak, dan
hidrosefalus. Baik CT non kontras ataupun MRI otak merupakan pilihan yang dapat
digunakan.2
CT non kontras otak dapat digunakan untuk membedakan stroke hemoragik
dari stroke iskemik. Pencitraan ini berguna untuk membedakan stroke dari patologi
intrakranial lainnya. CT non kontras dapat mengidentifikasi secara virtual hematoma
yang berdiameter lebih dari 1 cm.2
MRI telah terbukti dapat mengidentifikasi stroke lebih cepat dan lebih bisa
diandalkan daripada CT scan, terutama stroke iskemik. MRI dapat mengidentifikasi
malformasi vaskular yang mendasari atau lesi yang menyebabkan perdarahan.2
Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah elektrokardiogram (EKG)
untuk memulai memonitor aktivitas hantung. Disritmia jantung dan iskemia miokard
memiliki kejadian signifikan dengan stroke.2
Oleh karena tidak seluruh Rumah Sakit memiliki alat-alat di atas, maka untuk
memudahkan pemeriksaan dapat dilakukan dengan sistem lain, misalnya sistem
skoring yaitu sistem yang berdasarkan gejala klinis yang ada pada saat pasien masuk
Rumah Sakit. Sistem skoring yang sering digunakan antara lain:
17
Versi disederhanakan:
= (2.5 x kesadaran) + (2 x muntah) + ( 2 x sakit kepala) + (0.1 x tekanan darah diastolik)
(3 x atheroma) 12.
Kesadaran:
Sadar = 0; mengantuk, stupor = 1; semikoma, koma = 2
Muntah: tidak = 0 ; ya = 1
Sakit kepala dalam 2 jam: tidak = 0 ; ya = 1
Tanda-tanda ateroma: tidak ada = 0 ; 1 atau lebih tanda ateroma = 1
(anamnesis diabetes; angina; klaudikasio intermitten)
Pembacaan:
Skor
18
Diagnosis Banding
Stroke dapat didiagnosa banding dengan penyakit-penyakit lain seperti: ensefalitis,
meningitis, migrain, neoplasma otak, hipernatremia, stroke iskemik, perdarahan
subaraknoid, hematoma subdural, kedaruratan hipertensif, hipoglikemia, labirinitis,
dan Transient Ischemic Attack (TIA).2
Pengobatan
A. Penatalaksanaan di Ruang Gawat Darurat
1. Evaluasi cepat dan diagnosis
2. Terapi umum (suportif)
a. stabilisai jalan napas dan pernapasan
b. stabilisasi hemodinamik/sirkulasi
c. pemeriksaan awal fisik umum
d. pengendalian peninggian TIK
e. penanganan transformasi hemoragik
f. pengendalian kejang
g. pengendalian suhu tubuh
h. pemeriksaan penunjang
Prognosis
Peningkatan tekanan intrakranial dan herniasi adalah komplikasi yang paling
ditakutkan pada perdarahan intraserebral. Perburukan edem serebri sering
mengakibatkan deteoriasi pada 24-48 jam pertama. Perdarahan awal juga
berhubungan dengan deteorisasi neurologis, dan perluasan dari hematoma tersebut
adalah penyebab paling sering deteorisasi neurologis dalam 3 jam pertama. Pada
pasien yang dalam keadaan waspada, 25% akan mengalami penurunan kesadaran
dalam 24 jam pertama. Kejang setelah stroke dapat muncul. Selain dari hal-hal yang
telah disebutkan diatas, stroke sendiri adalah penyebab utama dari disabilitas
permanen.2
19
Menghentikan rokok
Pemeriksaan kesehatan teratur dan taat advis dokter dalam hal diet dan obat
Pemakaian antiplatelet
Pada pencehagan sekunder stroke, yang harus dilakukan adalah pengendalian
faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi, dan pengendalian faktor risiko yang dapat
dimodifikasi seperti hipertensi, diabetes mellitus, riwayat TIA, dislipidemia, dan
sebagainya.1
20