OLEH
NI PUTU WIDYA SANTIKA DEWI, S.Kep
14.901.0963
LAPORAN PENDAHULAN
HERNIA INGUINALIS
2. Insidensi Kasus
Insiden hernia menduduki peringkat ke lima besar yang terjadi di Amerika Serikat
pada tahun 2007 sekitar 700.000 operasi hernia yang dilakukan tiap tahunnya. Hernia
Inguinalis di sisi kanan adalah tipe hernia yang paling banyak dijumpai pria dan
wanita, sekitar 25% pria dan 2% wanita mengalami hernia inguinalis. Angka kejadian
Hernia inguinalis lateralis di Amerika dapat di mungkinkan dapat terjadi karena
anomali congenital atau karena sebab di dapat. Berbagai faktor penyebab berperan
pada pembentukan pintu masuk hernia pada annulus internus yang cukup lebar
sehingga dapat dilalui oleh kantong isi hernia (Bahtiar. 2007).
3. Penyebab
penyebab hernia inguinalis adalah :
1) Kelemahan otot dinding abdomen.
1. Kelemahan jaringan
2. Adanya daerah yang luas diligamen inguinal
3. Trauma
2) Peningkatan tekanan intra abdominal.
a. Obesitas
b. Mengangkat benda berat
c. Mengejan Konstipasi
d. Kehamilan
e. Batuk kronik
f. Hipertropi prostate
4. Patofisiologi
5.
Pathway
dinding
Mual
Resiko
Nafsu makan
infeksi
menurun
Ketidakseimbangan
Terputusnya
jaringan saraf
Terputusnya
Kurang
jaringan saraf
informasi
tentang
Kerusakan
spasme otot
ansietas
nutrisi kurang
dari kebutuhan
pembedahan
Kerusakan
mobilitas
Nyeri Akut
fisik
6. Gejala Klinis
1) Penonjolan di daerah inguinal
2) Nyeri pada benjolan/bila terjadi strangulasi
3) Obstruksi usus yang ditandai dengan muntah, nyeri abdomen seperti kram dan
distensi abdomen
4)
5)
6)
7)
8)
9)
atau mendorong.
7. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi : tampak benjolan di pelipatan paha atau srotum yang membesar.
Diperhatikan keadaan asimetri pada kedua sisi lipat paha, scrotom, labia dalam
posisi berdiri atau berbaring, pasien diminta mengedan atau batuk
2) Palpasi : teraba massa pada pelipatan paha atau scrotum
3) Auskultasi : pada keadaan obstruksi yang sedang terjadi bising usus terdengar
keras, sering dan nada tinggi,setelah itu peristaltik terhenti, bising usus tidak
terdengar/hilang
8. Penanganan
1) konservatif
a. Istirahat di tempat tidur dan menaikkan bagian kaki, hernia ditekan secara
perlahan menuju abdomen (reposisi), selanjutnya gunakan alat penyokong.
b. Jika suatu operasi daya putih isi hernia diragukan, diberikan kompres hangat
dan setelah 5 menit di evaluasi kembali.
c. Celana penyangga.
d. Istirahat baring.
e. Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya Asetaminofen,
antibiotic untuk membasmi infeksi, dan obat pelunak tinja untuk mencegah
sembelit.
f. Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan
dengan gizi seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat sembelit dan
mengedan selama BAB, hindari kopi kopi, teh, coklat, cola, minuman
beralkohol yang dapat memperburuk gejala-gejala.
2) Pembedahan (Operatif)
a. Herniaplasty : memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat
dinding belakang
b. Herniatomy : pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka
dan isi hernia dibebas kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong
hernia dijahit ikat setinggi lalu dipotong.
c. Herniorraphy : mengembalikan isi kantong hernia ke dalam abdomen dan
menutup celah yang terbuka dengan menjahit pertemuan transversus internus
dan muskulus ablikus internus abdominus ke ligamen inguinal.
9. Pemeriksaan Penunjang
1) Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/obstruksi usus
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul dan intervensi
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan terputusnya jaringan saraf
akibat proses pembedahan
b. Koping individu tidak efektif (ansietas) sehubungan dengan kurangnya
pengetahuan pasien tentang proses pembedahan
c. Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan terputusnya jaringan saraf dan
kerusakan spasme otot.
d. resiko infeksi berhubungan dengan proses insisi/ bedah
e. resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
muntah, mual, gangguan peristaltic usus.
Diagnosa
Tujuan dan
Kriteria Hasil
Perawatan
Gangguan rasa Setelah diberikan Asuhan
nyaman
berhubungan
dengan
terputusnya
jaringan
akibat
saraf
proses
pembedahan
berkurang dan
terkontrol
- Skala pasien < 3
- Diharapkan nyeri
pasien berkurang
dalm 3 hari
Intervensi
a. Kaji adanya keluhan nyeri,
Rasional
a. Membantu menentukan pilihan
therapy.
b. Tirah baring dalam posisi yang nyaman
tonjolan discus.
kebutuhan
intervertebralis.
d. memfokuskan perhatian klien
membantu menurunkan tegangan otot
dan meningkatkan proses penyembuhan.
Nama
/TT
therapy analgesik
2
resiko
infeksi
Setelah
berhubungan
asuhan
dengan proses
insisi/ bedah
keperawatan
lukanya
dengan
kriteria hasil :
- Klien tidak bebas
dipakai pasien
b. Cuci tangan setiap sebelum
dan sesudah tindakan
mencegah
-
timbulnya infeksi
Menunjukkan
prilaku hidup sehat
c. Monitor WBC
Setelah
perubahan nutrisi
asuhan
kurang dari
kebutuhan tubuh
yang
hasil :
- pasien mau
berhubungan
keperawatan
insisi
dilakukan a. Tentukan kebutuhan kalori
Resiko
pasien.
keperawatan
dari tanda-tanda
infeksi
Pasien dapat
dengan muntah,
mual, gangguan
peristaltic usus
menghabiskan 1
porsi makanan
pasien tidak
mengalami mual
muntah lagi
hygiene.
Kerusakan
makan .
a. Berikan tindakan
sehubungan
mobilitas
fisik
pasien
dengan
tidak
mengalami
terputusnya
mandiri
Pasien dapat
memenuhi
kebutuhan ADL
spinal.
b. Catat respon emosi atau
perilaku pada saat
immobilisasi, berikan
terhadap rangsang.
ambulasi progresif.
secara mandiri
Koping
a.
Mengidentifik
klien, tentukan
efektif
bagaimana pasien
keadaannya sekarang.
(ansietas)
menangani masalahnya
sehubungan
hasil :
sebelumnya dan
dengan
kurangnya
melaporkan
pengetahuan
pasien tentang
proses
pembedahan
sekarang
b. berikan informasi yang
ansietas berkurang.
Mengkaji situasi
b.
akurat
terbaru dengan
c. berikan kesempatan pada
akurat
mendemonstrasika
n ketrampilan
Memungkinka
klien untuk
mengungkapkan masalah
c.
Kebanyakan
pasien mengalami permasalahan yang
perlu diungkapkan dan diberi respon.
yang dihadapinya
pemecahan
masalah.
-
yang meningkatkan
mempertahankan ketergantungannya.
4. Implementasi
Sesuai dengan intervensi
5. Evaluasi
Dx 1 : Nyeri hilang dan terkontrol, mengungkapkan metode yang memberi
Penghilangan
Dx 2 : Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang.
Dx 3 : Mengungkapkan pemahaman tentang situasi atau faktor resiko dan
aturan pengobatan individual.
Dx 4 : Klien bebas dari tanda-tanda infeksi, pasien dapat mencegah timbulnya
infeksi, menunjukkan prilaku hidup sehat
Dx 5 : Masukan oral meningkat, Menjelaskan faktor penyebab apabila
diketahui
DAFTAR PUSTAKA
Amin & Hardhi (2014) Aplikasi Auhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA. Jilid 1. Yogyakarta:Mediaction
Carpenito L. J. ( 2000 ) Diagnosa keperawatam Edisi 6. Jakarta : EGC
Capernito L. J. ( 2007 ) Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 10, Jakarta : EGC
Doenges M. E. ( 1999 ) Rencana asuhan keperawatan, Edisi 3. Jakarta : EGC
R. Sjamsuhidayat Wim de Jong ( 1996 ), Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, Jakarta : EGC