a
P
Tarik
(a)
P
P
P
P
Tekan
(b)
203 mm
51 mm
Tegangan normal ()
Tegangan normal
P
N =
A
N = teg normal akibat N
P = gaya dalam normal di titik yg ditinjau (ttk C) = NC
A = luas penampang
REGANGAN NORMAL ()
STRUKTUR
Batang dengan panjang L, bila dibebani gaya normal tarik (+), akan bertambah panjang sebesar
L=positip
P
P
L
Batang dengan panjang L, bila dibebani gaya normal tekan (-), akan bertambah pendek sebesar
L=negatip
P
P
L
N.L
L =
A.E
PERUBAHAN PANJANG
L = perubahan panjang
N = gaya dalam normal
L = panjang batang awal
A = luas penampang
E = modulus elastisitas
REGANGAN NORMAL/AKSIAL
L
=
L
= regangan normal/aksial
III
REGANGAN NORMAL ()
DIAGRAM TEGANGANREGANGAN
Regangan normal/aksial
a
a =
L
ultimate
leleh
Daerah elastis
a = regangan normal/aksial
a = perubahan panjang arah aksial
t
t =
d
STRUKTUR
Regangan lateral
t = regangan lateral
t = perubahan panjang arah lateral
d = diameter batang awal
d
t
a
Angka POISSON
t
= -
a
III
= angka Poisson
0,10,5
REGANGAN NORMAL ()
Regangan normal/aksial
a
a =
L
a = regangan normal/aksial
a = perubahan panjang arah aksial
L = panjang batang awal
Regangan lateral
t
t =
d
t = regangan lateral
t = perubahan panjang arah lateral
d = diameter batang awal
Angka POISSON
= angka Poisson
0,10,5
a
III
HUKUM HOOKE
HUKUM HOOKE
= E.
atau
= tegangan normal/aksial
= regangan normal/aksial
E = modulus elastisitas
Hukum HOOKE
hanya berlaku pada daerah elastis
x
x =
E
=
E
y
y =
E
z
z =
E
x
y z
x = + -. -.
E
E
E
x y z
y = -. + -.
E E
E
x
y z
z = -. -. +
E
E E
III
10
tegangan
G
E
C
B
A
regangan
B
Y
Gb. 1
Gb. 2
Gb. 3
Gb. 4
Gb. 5
Gambar 1 adalah kurva tegangan regangan untuk baja karbonmedium, Gb. 2 untuk baja campuran, dan Gb.3 untuk baja karbontinggi dengan campuran bahan nonferrous. Untuk campuran
nonferrous dengan besi kasar diagramnya ditunjukkan pada Gb. 4,
sementara untuk karet ditunjukkan pada Gb. 5.
Titik
O hingga ALimit
Proportional
dinamakan daerah
proporsional limit.
Pada area ini
regangan yang
terbentuk
proporsional dengan
tegangan yang
bekerja.
Definisi: tegangan
yang membentuk
kurva tegangan
regangan mulai
terdeviasi dari garis
lurus.
Elastic Limit
Titik A hingga B
dinamakan daerah
elastic limit. Pada
area ini material akan
kembali kebentuk
semula ketika
tegangan
dihilangkan.
Definisi: tegangan
yang bekerja pada
material tanpa
menyebabkan
deformasi permanen.
Yield Point
Jika material terus diberikan
tegangan hingga di atas titik B,
keadaan plastis akan tercapai, dan
pada titik ini ketika beban
dihilangkan material tidak akan bisa
kembali ke bentuk semula. Diatas
titik B, regangan yang terjadi akan
bertambah dengan cepat,
sedangkan pertambahan
tegangannya kecil hingga tercapai
titik C, dan terjadi penurunan kecil
tegangan pada titik D, segera
setelah proses peluluhan berhenti.
Sehingga ada dua titik luluh, yaitu
titik C (titik luluh atas) dan titik D
(titik luluh bawah). Tegangan yang
bekerja pada titik luluh ini
dinamakan tegangan luluh (yield
stress)
Ultimate stress
Titik E dinamakan titik
Ultimate stress, yaitu
titik dimana tegangan
maksimum terjadi, yang
didefinisikan sebagai
beban terbesar dibagi
dengan luas area mulamula (origin/asli) dari
bahan.
Breaking stress
Setelah spesimen mencapai
titik ultimate, akan terjadi
proses necking, yaitu
pengecilan luas penampang
area.
Tegangan kemudian terus
berkurang hingga spesimen
patah pada titik F.
Rasio
Poisson
0.33
0.34
0.33
0.31
0.30
0.33
0.23
L l
PE
x 100
L
L = panjang spesimen awal
l = panjang spesimen akhir
CONTOH
Sebuah batangan baja lunak dengan diameter 12
mm, diuji tarik dengan panjang mula-mula 60 mm.
Data hasil pengujian :
Panjang akhir : 80 mm
Diameter akhir : 7 mm
Beban luluh : 3,4 ton
Beban ultimate: 6,1 ton.
Hitung (a) tegangan luluh, (b) tegangan tarik
maksimum, (c) Presentase pengurangan Iuas Area
dan (d) PE.
JAWAB
Luas penampang batang mula-mula :
Luas penampang batang akhir : A
x(1,2) 2 1,13 cm 2
x(0,7) 2 0,385 cm 2
4
beban luluh 3,4
3,01 T / cm 2
a. Tegangan luluh (yield stress) : y
origin area 1,13
5,4 T / cm 2
origin area
1,13
d. PE (presentase elongation) :
PE
1,13
L l
86
x 100
x 100 66,67%
L
8
A B
kons tan
B B
Tegangan
E
Re gangan
hubungan tegangan-regangan untuk nilai regangan yang cukup
kecil adalah linier. Hubungan linier antara pertambahan panjang
dan gaya aksial yang menyebabkannya pertama kali dinyatakan
oleh Robert Hooke pada 1678 yang kemudian disebut Hukum
Hooke.
WASSALAMUALAIKUM
WARAHMATULLAHI WABARAKATUH