Anda di halaman 1dari 26

TEGANGAN REGANGAN

a
P

Tarik

(a)

P
P
P

P
Tekan

(b)

Tegangan normal ialah tegangan yang


bekerja tegak lurus terhadap bidang
2. Apabila gaya-gaya dikenakan pada ujungujung batang sedemikian sehingga batang
dalam kondisi tertarik, maka terjadi suatu
tegangan tarik pada batang; jika batang
dalam kondisi tertekan maka terjadi
tegangan tekan
1.

tegangan geser ialah tegangan yang bekerja sejajar dengan bidang


pembebanan.
Tegangan geser terjadi jika suatu benda bekerja dengan dua gaya
yang berlawanan arah, tegak lurus sumbu batang, gaya tidak
segaris namun pada penampangnya tidak terjadi momen.
Tegangan ini banyak terjadi pada konstruksi seperti sambungan
keling, gunting, dan sambungan baut.

203 mm

51 mm

Pertambahan panjang diukur secara mekanik maupun optik


(ekstensometer) atau dengan melekatkan suatu tipe tahanan
elektrik yang biasa disebut strain gage pada permukaan bahan.
Tahanan strain gage berisi sejumlah kawat halus yang
dipasang pada arah aksial terhadap batang. Dengan
pertambahan panjang pada batang maka tahanan listrik kawatkawat akan berubah dan perubahan ini dideteksi pada suatu
jembatan
Wheatstone
dan
diinterpretasikan
sebagai
perpanjangan

Tegangan normal ()
Tegangan normal

P
N =
A
N = teg normal akibat N
P = gaya dalam normal di titik yg ditinjau (ttk C) = NC
A = luas penampang

REGANGAN NORMAL ()

STRUKTUR

Batang dengan panjang L, bila dibebani gaya normal tarik (+), akan bertambah panjang sebesar
L=positip
P

P
L

Batang dengan panjang L, bila dibebani gaya normal tekan (-), akan bertambah pendek sebesar
L=negatip
P

P
L

N.L
L =
A.E

PERUBAHAN PANJANG

L = perubahan panjang
N = gaya dalam normal
L = panjang batang awal

A = luas penampang
E = modulus elastisitas

REGANGAN NORMAL/AKSIAL

L
=
L

= regangan normal/aksial

III

REGANGAN NORMAL ()
DIAGRAM TEGANGANREGANGAN

RUMUS REGANGAN PADA DUA ARAH

Regangan normal/aksial

a
a =
L

ultimate

leleh
Daerah elastis

a = regangan normal/aksial
a = perubahan panjang arah aksial

L = panjang batang awal

t
t =
d

STRUKTUR

Regangan lateral

t = regangan lateral
t = perubahan panjang arah lateral
d = diameter batang awal

d
t
a

Angka POISSON

t
= -
a

III

= angka Poisson

0,10,5

REGANGAN NORMAL ()

RUMUS REGANGAN PADA DUA ARAH

Regangan normal/aksial

a
a =
L

a = regangan normal/aksial
a = perubahan panjang arah aksial
L = panjang batang awal

Regangan lateral

t
t =
d

t = regangan lateral
t = perubahan panjang arah lateral
d = diameter batang awal

Angka POISSON

= angka Poisson

0,10,5

a
III

HUKUM HOOKE

HUKUM HOOKE

= E.
atau

= tegangan normal/aksial
= regangan normal/aksial
E = modulus elastisitas

Hukum HOOKE
hanya berlaku pada daerah elastis

DENGAN SATU ARAH TEGANGAN

x
x =
E

=
E

y
y =
E

z
z =
E

DENGAN TIGA ARAH TEGANGAN

x
y z
x = + -. -.
E
E
E

x y z
y = -. + -.
E E
E

x
y z
z = -. -. +
E
E E
III

10

tegangan

G
E
C
B
A

regangan

Grafik hubungan tegangan dan regangan


pada salah satu material yaitu baja

B
Y

Gb. 1

Gb. 2

Gb. 3

Gb. 4

Gb. 5

Gambar 1 adalah kurva tegangan regangan untuk baja karbonmedium, Gb. 2 untuk baja campuran, dan Gb.3 untuk baja karbontinggi dengan campuran bahan nonferrous. Untuk campuran
nonferrous dengan besi kasar diagramnya ditunjukkan pada Gb. 4,
sementara untuk karet ditunjukkan pada Gb. 5.

Titik
O hingga ALimit
Proportional
dinamakan daerah
proporsional limit.
Pada area ini
regangan yang
terbentuk
proporsional dengan
tegangan yang
bekerja.
Definisi: tegangan
yang membentuk
kurva tegangan
regangan mulai
terdeviasi dari garis
lurus.

Elastic Limit
Titik A hingga B
dinamakan daerah
elastic limit. Pada
area ini material akan
kembali kebentuk
semula ketika
tegangan
dihilangkan.
Definisi: tegangan
yang bekerja pada
material tanpa
menyebabkan
deformasi permanen.

Yield Point
Jika material terus diberikan
tegangan hingga di atas titik B,
keadaan plastis akan tercapai, dan
pada titik ini ketika beban
dihilangkan material tidak akan bisa
kembali ke bentuk semula. Diatas
titik B, regangan yang terjadi akan
bertambah dengan cepat,
sedangkan pertambahan
tegangannya kecil hingga tercapai
titik C, dan terjadi penurunan kecil
tegangan pada titik D, segera
setelah proses peluluhan berhenti.
Sehingga ada dua titik luluh, yaitu
titik C (titik luluh atas) dan titik D
(titik luluh bawah). Tegangan yang
bekerja pada titik luluh ini
dinamakan tegangan luluh (yield
stress)

Ultimate stress
Titik E dinamakan titik
Ultimate stress, yaitu
titik dimana tegangan
maksimum terjadi, yang
didefinisikan sebagai
beban terbesar dibagi
dengan luas area mulamula (origin/asli) dari
bahan.

Breaking stress
Setelah spesimen mencapai
titik ultimate, akan terjadi
proses necking, yaitu
pengecilan luas penampang
area.
Tegangan kemudian terus
berkurang hingga spesimen
patah pada titik F.

Sifat-sifat bahan teknik pada 20C


Berat
Modulus
Tegangan Koefisien
Bahan
spesifik
Young
maksimum ekspansi
3
KN/m
Gpa
kPa
10e-6/C
I. Metal dalam bentuk papan, batang atau blok
Aluminium campuran
27
70-79
310-550
23
Kuningan
84
96-110
300-590
20
Tembaga
87
112-120
230-380
17
Nikel
87
210
310-760
13
Baja
77
195-210
550-1400
12
Titanium campuran
44
105-210
900-970
8-10
II. Non-metal dalam bentuk papan, batang atau blok
Beton
24
25
24-81
11
Kaca
26
48-83
70
5-11
III. Bahan dengan filamen (diameter < 0.025 mm)
Aluminium oksida
38
690-2410
13800Barium carbide
25
450
27600
Kaca
22
345
6900
Grafit
980
700020000
20000
IV. Bahan komposit (campuran)
Boron epoksi
19
210
1365
4.5
21
66.2
1900
Kaca-S
diperkuat
epoksi

Rasio
Poisson
0.33
0.34
0.33
0.31
0.30
0.33

0.23

Persentase pengurangan luas


area


=

A = luas area awal


a = luas area pada neck

Persentase elongation (pe)

L l
PE
x 100
L
L = panjang spesimen awal
l = panjang spesimen akhir

CONTOH
Sebuah batangan baja lunak dengan diameter 12
mm, diuji tarik dengan panjang mula-mula 60 mm.
Data hasil pengujian :
Panjang akhir : 80 mm
Diameter akhir : 7 mm
Beban luluh : 3,4 ton
Beban ultimate: 6,1 ton.
Hitung (a) tegangan luluh, (b) tegangan tarik
maksimum, (c) Presentase pengurangan Iuas Area
dan (d) PE.

JAWAB
Luas penampang batang mula-mula :
Luas penampang batang akhir : A

x(1,2) 2 1,13 cm 2

x(0,7) 2 0,385 cm 2

4
beban luluh 3,4

3,01 T / cm 2
a. Tegangan luluh (yield stress) : y
origin area 1,13

b. Tegangan tarik Maksimum (UTS): u

beban maksimum 6,1

5,4 T / cm 2
origin area
1,13

c. Presentase pengurangan luar area : A a x 100 1,13 0,385 x 100 66%


A

d. PE (presentase elongation) :

PE

1,13

L l
86
x 100
x 100 66,67%
L
8

HUBUNGAN TEGANGAN DAN REGANGAN


(HUKUM HOOKE)

A B

kons tan
B B

Tegangan
E

Re gangan
hubungan tegangan-regangan untuk nilai regangan yang cukup
kecil adalah linier. Hubungan linier antara pertambahan panjang
dan gaya aksial yang menyebabkannya pertama kali dinyatakan
oleh Robert Hooke pada 1678 yang kemudian disebut Hukum
Hooke.

SIFAT SIFAT MEKANIS BAHAN

Kekakuan (stiffnes): Sifat bahan mampu renggang


pada tegangan tinggi tanpa diikuti regangan yang
besar. Contoh baja
Kekuatan (strength): sifat bahan yang ditentukan
oleh tegangan paling besar material mampu
renggang sebelum rusak (failure) ini dapat
didefinisikan sebagai batas proporsionalitas.
Elastisitas (elasticity): sifat material yang dapat
kembali ke dimensi awal setelah beban dihilangkan.
Keuletan (ductility): sifat bahan yang mampu
menahan deformasi terhadap beban tarik sebelum
benar-benar patah (rupture). Analogi material yang
dapat ditarik menjadi kawat tipis tanpa rusak.

Kegetasan (brittleness) : tidak adanya


deformasi plastis sebelum rusak. (tidak ada
tanda-tanda jika materialnya rusak). Contoh
batu, semen cor,dll.
Kelunakan (malleability): sifat bahan yang
mengalami deformasi plastis terhadap beban
tekan yang bekerja sebelum benar-benar patah.
Ketangguhan (toughness): sifat material yang
mampu menahan beban impak tinggi atau
beban kejut. (sebagian energi diserap dan
sebagian dipindahkan).
Kelenturan(resilience): sifat material yang
mampu menerima beban inpak tinggi tanpa
menimbulkan tegangan lebih pada batas
elastis.

WASSALAMUALAIKUM
WARAHMATULLAHI WABARAKATUH

Anda mungkin juga menyukai