Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
Kelompok 10
Nizar Aquita
(130915088)
Eliza Zihni Z
(130915108)
Fika Irianawati
(130915118)
Ayunda Rustalia PN
(131011086)
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
1 | Keperawatan Muskuloskeletal
2012
2 | Keperawatan Muskuloskeletal
KATA PENGANTAR
Penulis
Surabaya, 6 Juni 2012
3 | Keperawatan Muskuloskeletal
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
ii
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang..........................................................................
1.4 Manfaat.....................................................................................
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
11
21
2.11 WOC.........................................................................................
23
24
3.2 Pengkajian...................................................................................
24
29
3.4 Diagnosa.....................................................................................
31
3.5 Intervensi....................................................................................
31
Bab IV Penutup
4.1
Kesimpulan...............................................................................
35
4.2
Saran.........................................................................................
35
Daftar Pustaka................................................................................................
36
4 | Keperawatan Muskuloskeletal
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fraktur Colles adalah fraktur yang terjadi pada tulang radius
bagian distal yang berjarak 1,5 inchi dari permukaan sendi radiocarpal
dengan deformitas ke posterior, yang biasanya terjadi pada umur di atas
45-50 tahun dengan tulangnya sudah osteoporosis (Apley, 1995).
Kejadian fraktur colles cukup tinggi, tetapi sampai sekarang masih
banyak perbedaan mengenai klasifikasi, reposisi, metoda fiksasi, factor
yang memepengaruhi hasil akhir serta prognosis (Kreder dkk, 1996).
Hasil yang baik dapat dicapai dengan diagnose yang tepat, reposisi yang
akurat, fiksasi yang adekuat serta rehabilitasi yang memadai. Reposisi
tertutup biasanya tidak sulit, tetapi sulit untuk mempertahankan hasil
reposisi, terutama pada fraktur kominutif. Selama ini metode fiksasi yang
banyak dianut adalah dengan gips sirkuler 0, lengan bawah panjang
sampai di atas siku dengan posisi siku fleksi 90 pronasi, pergelangan
tangan fleksi dan deviasi ulna (Salter, 1984). Sejak jaman Hipocrattes
sampai awal abad 19, fraktur distal radius masih disalah artaaikan
sebagai dislokasi dari pergelangan tanagn. Abraham Colles (1725-1843)
pada tahun 1814 mempublikasikan sebuah artikel yang berjudul On the
fracture of the carpal extremity of the radius. Sejak saat itu fraktur jenis
ini diberi nama sebagai fraktur colles sesuai dengan nama Abraham
Colles. (Appley, 1995).
Fraktur distal radius terutama fraktur Colles lebih sering
ditemukan pada wanita, dan jarang ditemui sebelum umur 50 tahun
(Clancey, 1984; Cooney, 1982). Secara umum insidennyakira-kira 8
15% dari seluruh fraktur dan diterapi di ruang gawat darurat.
Dari suatu surveye p i d e m i o l o g i y a n g d i l a k u k a n d i S w e d i a ,
d i d a p a t k a n a n g k a 7 4 , 5 % d a r i s e l u r u h f r a k t u r p a d a lengan
5 | Keperawatan Muskuloskeletal
s e r in g
da r i
s is i
k i ri .
An gka
ke ja di a n
ra ta - ra ta
tangan
bila
dilihat
dari
samping
menyerupai
garpu.
meskipun
telah
dirawat
dengan
baik,
seringnya
tetap
Sudut
dipertahankan
ini
untuk
dapat
waktu
dengan
yang
mudah
lama
dicapai,
sampai
tapi
terjadi
sulit
proses
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Menjelaskan pengertian dari Fraktur Colles dan asuhan keperawatan pada
klien dengan Fraktur Colles.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Menjelaskan definisi dari Fraktur Colles.
2. Menjelaskan anatomi dari Fraktur Colles.
3. Menjelaskan klasifikasi dari Fraktur Colles.
4. Menjelaskan etiologi dari Fraktur Colles.
5. Menjelaskan manifestasi klinis dari Fraktur Colles.
6. Menjelaskan patofisiologi dari Fraktur Colles.
7. Menjelaskan pemeriksaan penunjang dari Fraktur Colles.
8. Menjelaskan penatalaksanaan pasien dengan Fraktur Colles.
9. Menjelaskan komplikasi dari Fraktur Colles.
10. Menjelaskan WOC dari Fraktur Colles.
11. Menjelaskan asuhan keperawatan pasien dengan Fraktur Colles.
1.4 Manfaat
Dengan adanya makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami dan membuat
asuhan
keperawatan
pada
pasien
dengan
fraktur
colles,
serta
mampu
7 | Keperawatan Muskuloskeletal
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Fraktur Colles
Fraktur Colles adalah fraktur metafisis distal radius, biasanya
terjadi 3 sampai 4 cm dari permukaan sendi dengan angulasi volar apeks
fraktur (deformitas garpu perak/ silver fork deformity), dislokasi fragmen
distal ke arah dorsal, dan disertai pemendekan radius. Fraktur Colles
dapat dengan atau tanpa disertai fraktur styloideus ulnae (Hoppenfeld,
2011).
Fraktur Colles yaitu cedera pada pergelangan tangan yang disebut
fraktur radius distal paling sering terjadi pada orang tua yang jatuh
bertumpu pada telapak tangan dengan tangan dalam posisi dorsofleksi.
Secara klinis biasanya sudah ditemukan deformitas khas yang disebut
bentuk garpu (Sjamsuhidajat, 2004).
Fraktur Colles terjadi pada metafisis distal radius. Kebanyakan
dijumpai pada penderita-penderita wanita > umur 50 tahun, karena
tulang pada wanita > 50 tahun mengalami osteoporosis post menepouse
(Staff Pengajar Bagian Ilmu Bedah FK UI, tt).
Fraktur Colles adalah fraktur melintang pada radius tepat diatas
pergelangan tangan, dengan pergeseran dorsal fragmen distal. Ini adalah
fraktur yang paling sering ditemukan pada manula, insidennya yang
tinggi berhubungan dengan permulaan osteoporosis pasca menepouse.
Karena itu pasien biasanya wanita yang memiliki riwayat jatuh pada
tangan yang terentang (Apley, 1995).
8 | Keperawatan Muskuloskeletal
karena
kegagalan
atau
reduksi
inkomplit
yang
tidak
radiokarpal
: Fraktur radius distal yang mengenai sendi radioulnar
: Fraktur radius distal dan ulna yang mengenai sendi radioulnar
: Fraktur radius distal yang mengenai sendi radiokarpal dan
sendi
radioulnar
10 | K e p e r a w a t a n M u s k u l o s k e l e t a l
Tipe IVB
: Fraktur
radius
distal
dan
ulna
yang
radiokarpal
mengenai
sendi
dan
sendi radioulnar
Usia lanjut
Postmenopause
Massa otot rendah
Osteoporosis
Kurang gizi
Olahraga seperti sepakbola dll
Aktivitas seperti skating, skateboarding atau bike riding
Kekerasan
ACR (albumin creatinin ratio) yang tinggi
Efek ini kemungkinan disebabkan oleh gangguan sekresi 1,25 hidroksi
vitamin D yang menyebabkan malabsorpsi kalsium (Dani, 2010 pada
http://www.scribd.com/doc/2293 8507/fraktur-colles).
11 | K e p e r a w a t a n M u s k u l o s k e l e t a l
tangan
bila
dilihat
dari
samping
menyerupai
garpu.
terdapat
fraktur
radius
melintang
pada
sambungan
atau
luka
yang
berhubungan,
Koenigsknecht, 1987)
1. Fraktur prosesus styloideus (60 %)
2. Fraktur collum ulna
3. Fraktur carpal
4. Subluksasi radioulnar distal
5. Ruptur tendon fleksor
6. Ruptur nervus medianus dan ulnaris
2.8 Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis
fraktur
dengan
antara
fragmen
lain:
(Simon
terdislokasi
&
tidak
untuk
mengetahui
13 | K e p e r a w a t a n M u s k u l o s k e l e t a l
Gambar: (a) deformitas garpu makan malam, (b) fraktur tidak masuk dalam
sendi pergelangan tangan, (c) Pergeseran ke belakang dan ke radial (Apley,
1995)
Proyeksi
AP
dan
lateral
biasanya
sudah
cukup
untuk
untuk
konfirmasi
adanya
dengan
ekstensi
pergelangan
tangan
untuk
menekan
kuat-kuat
pada
dorsum
sambil
memanipulasi
untuk
membuka
pembalut. Setelah
7-10
hari
dilakukan
diterapi
dengan
reduksi
ulang;
sayangnya,
sekalipun
16 | K e p e r a w a t a n M u s k u l o s k e l e t a l
Sekunder
dengan
disertai
pembentukan kalus.
17 | K e p e r a w a t a n M u s k u l o s k e l e t a l
untuk
pasien
dengan
fraktur
tanpa
dislokasi
dengan
disertai
pembentukan kalus.
c. Indikator: Fiksator eksterna sangat berguna untuk fraktur
kominutif, fraktur dengan dislokasi dan fraktur terbuka yang
tidak dapat ditangani dengan reduksi tertutup atau fiksasi
interna. Kadang-kadang pin perkutaneus atau fiksasi interna
dapat digunakan sebagai adjuvant fiksasi eksterna.
3. Reduksi Terbuka dan Fiksasi Interna (Pelat atau Pin Perkutaneus)
a. Biomekanika: Alat stress-shielding untuk fiksasi pelat dan alat
stress-sharing untuk fiksasi pin.
b. Cara penyembuhan tulang: Secara primer, jika tercapai fiksasi
solid dengan pelat sehingga tidak terbentuk kalus. Secara
sekunder, jika fiksasi solid tidak tercapai atau pada pin
perkutaneus.
c. Indikasi: Metode ini terutama diindikasikan pada fraktur
arrtikular
dengan
dislokasi.
Gips
pasca
operasi
18 | K e p e r a w a t a n M u s k u l o s k e l e t a l
gerakan
aktif
jari-jari
articulations
metacarpophalangeal.
Oposisi ibu jari penuh.
Kekuatan
Usahakan latihan isometric untuk otot-otot intrinsic tangan.
Aktivitas fungsional
Gunakan ekstremitas yang sehat untuk perawatan diri dan
aktivitas hidup sehari-hari.
Penanggung beban
Ekstremitas yang sakit tidak boleh menanggung beban.
SEGERA SAMPAI SATU MINGGU
Gips
Stabilita
s
Tidak ada
Fiksator
Eksterna
Tidak ada
Reduksi Terbuka
dan Fiksasi
Interna
Tidak ada
19 | K e p e r a w a t a n M u s k u l o s k e l e t a l
Orthopa
edi
Rehabili
tasi
Evaluasi
Potong
gips
tempat
pin sampai
dan
fungsi tuberostatis
tendon
(MCP) di sebelah
dorsal
dan
sampai
lipatan
palmar proksimal
di sebelah volar.
Kisaran
Kisaran gerakan
gerakan bahu, bahu, siku dan
siku dan jari- jari-jari.
jari.
osteoblas,
yang
kemudian
membentuk
anyaman
tulang.
Sinar X: Tidak ada sampai kalus awal, garis fraktur masih
terlihat.
Instruksi
Dua Minggu
Peringatan
Tidak boleh melakukan supinasi dan pronasi jika fraktur
ditangani
dengan
gips
serta
reduksi
terbuka
dan
fiksasi
interna.
Tidak boleh melakukan kisaran gerak pasif.
Kisaran gerakan
Kisaran gerakan penuh articulations metacarpophalangeal dan
interphalangeal manus.
Usahakan
kisaran
gerakan
aktif
secara
perlahan
pada
Kekuatan
Latihan isometric diberikan pada otot-otot intrinsic tangan
serta fleksor dan ekstensor pergelangan tangan.
Aktivitas fungsional
Ekstremitas yang sehat dapat digunakan untuk perawatan diri
dan aktivitas hidup sehari-hari.
Penanggung beban
Ekstremitas yang sakit tidak boleh menanggung beban.
DUA MINGGU
Gips
Stabilita
s
Orthopa
edi
Rehabili
tasi
Fiksator
Eksterna
Reduksi Terbuka
dan Fiksasi
Interna
ada Tidak ada sampai
minimal
Tidak ada
minimal
sampai Tidak
sampai
minimal
Potong gips sampai Evaluasi
tuberostatis (MCP) di tempat
pin
sebelah dorsal dan dan
fungsi
sampai
lipatan tendon
palmar proksimal di
sebelah volar.
Kisaran
gerakan Kisaran
bahu dan jari-jari.
gerakan bahu,
siku dan jarijari.
Lepas
jahitan
dan gips
Ganti gips jika
fiksasinya
tidal
rigid
Kisaran gerakan
bahu, siku dan
jari-jari. Kisaran
gerak
aktif
pergelangan
tangan
jika
fiksasinya rigid.
biasanya
telah
stabil;
konfirmasikan
dengan
pemeriksaan fisik.
Stadium penyembuhan tulang: Fase reparative. Organisasi
kalus lebih lanjut dan pembentukan tulang lamellar dimulai.
Jika kalus telah terlihat menjembatani tempat fraktur, biasanya
21 | K e p e r a w a t a n M u s k u l o s k e l e t a l
puntiran,
lebih
rendah
disbanding
tulang
lamellar
normal.
Sinar X: Bridging callus terlihat. Dengan ridgiditas yang lebih
baik, lebih sedikit kalus yang akan terlihat, dan penyembuhan
disertai
oleh
kalus
endosteal
mendominasi.
Garis
fraktur
dua
tangan.
Paisen
dapat
berusaha
melakukan
Fiksator
Eksterna
Reduksi Terbuka
dan Fiksasi
Interna
22 | K e p e r a w a t a n M u s k u l o s k e l e t a l
Stabilitas
Orthopae
di
Stabil
Pendekkan
atau
lepas
gips.
Bidai
mungkin
masih
diperlukan
pada
malam hari.
Mulai kisaran gerak
aktif
pergelangan
tangan jika gips telah
dilepas.
Rehabilit
asi
Stabil
Lepas fiksator
pada minggu 68.
Ganti
dengan
gips
bila tidak stabil
Mulai
kisaran
gerak
aktif
pergelangan
tangan jika gips
telah dilepas.
Stabil
Lepas gips
Mulai
kisaran
gerak
aktif
pergelangan
tangan jika gips
telah dilepas.
biasanya
telah
stabil;
konfirmasikan
dengan
pemeriksaan fisik.
Stadium penyembuhan tulang: Fase reparative. Organisasi
kalus lebih lanjut dan pembentukan tulang lamellar dimulai.
Jika kalus telah terlihat menjembatani tempat fraktur, biasanya
fraktur telah stabil. Namun, kekuatan kalus ini, terutama pada
beban
puntiran,
lebih
rendah
disbanding
tulang
lamellar
normal.
Sinar X: Bridging callus terlihat. Jika ridgiditasnya baik, kalus
terlihat lebih sedikit, dan penyembuhan yang disertai oleh
kalus endosteal mendominasi. Garis fraktur mulai tidak jelas.
Instruksi
Enam sampai Delapan Minggu
Peringatan
Tidak
ada,
kecuali
dicurigai
adanya
pseudoartrosis
atau
nonunion.
Kisaran gerakan
Kisaran gerak penuh pada semua sendi ekstremitas atas.
Tekanan supinasi dan deviasi ulnar.
Kisaran gerak aktif dengan bantuan sampai pasif atau coba
23 | K e p e r a w a t a n M u s k u l o s k e l e t a l
dimulai.
Kekuatan
Latihan tahanan ringan jarii-jari dan pergelangan tangan.
Tingkatkan kekuatan pegangan.
Aktivitas fungsional
Ekstremitas yang sakit digunakan untuk perawatan diri dan
aktivitas hidup sehari-hari.
Penanggung beban
Penagguangan beban sesuai dengan toleransi karena fraktur
sudah stabil.
ENAM SAMPAI DELAPAN MINGGU
Gips
Stabilitas
Rehabilit
asi
Fiksator
Eksterna
Reduksi Terbuka
dan Fiksasi
Interna
Stabil
Stabil
Stabil
Lepas gips jika belum Lepas fiksator. Lepaskan
gips
dilakukan
Gunakan bidai jika
belum
pada
malam dilakukan
hari
untuk
kenyamanan.
Pasang
gips
bila
fraktur
belum sembuh.
Kisaran gerak aktif Kisaran gerak Kisaran
gerak
dan
pasif aktif dan pasif aktif dan pasif
pergelangan tangan
pergelangan
pergelangan
tangan sebatas tangan.
Latihan
yang
dapat tahanan
ringan
ditoleransi.
pada pergelangan
Latihan
tangan.
tahanan ringan
Proses
remodeling
berlangsung
berbulan-bulan
sampai
pergelangan
tangan
dan
jari-jari.
Tekankan
gerak
beban
penuh
sesuai
dengan
yang
dapat
Reduksi Terbuka
dan Fiksasi
Interna
Stabil
Stabil
Stabil
Lepas gips jika belum Lepas fiksator
dilakukan
jika
belum
dilakukan
Kisaran gerak aktif Kisaran gerak Kisaran
gerak
dan
pasif
serta aktif dan pasif aktif dan pasif
latihan
tahanan serta
latihan serta
latihan
25 | K e p e r a w a t a n M u s k u l o s k e l e t a l
progresif
tahanan
progresif
tahanan progresif
(Hoppenfeld,
2011)
2.10 Komplikasi
1. Dini
a. Sirkulasi darah pada jari harus diperiksa; pembalut yang menahan
slab perlu dibuka atau dilonggarkan.
b. Cedera saraf jarang terjadi, dan yang mengherankan tekanan saraf
medianus pada saluran karpal pun jarang terjadi. Kalau hal ini
terjadi, ligament karpal yang melintang harus dibelah sehingga
tekanan saluran dalam karpal berkurang.
c. Distrofi refleks simpatetik mungkin amat sering ditemukan, tetapi
untungnya ini jarang berkembang lengkap menjadi keadaan atrofi
Sudeck. Mungkin terdapat pembengkakan dan nyeri tekan pada
sendi-sendi jari, waspadalah jangan sampai melalaikan latihan setiap
hari. Pada sekitar 5 % kasus, pada saat gips dilepas tangan akan
kaku
dan
nyeri
serta
terdapat
tanda-tanda
ketidakstabilan
26 | K e p e r a w a t a n M u s k u l o s k e l e t a l
27 | K e p e r a w a t a n M u s k u l o s k e l e t a l
2.11 WOC
Etiologi dan Faktor Resiko
Usia lanjut
Post menopause
Massa otot rendah
Osteoporosis
Kurang gizi
Olahraga
Aktivitas seperti skating, skateboarding
atau bike riding
8. Kekerasan
9. Albumin Creatinin Ratio (ACR) yg tinggi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Fraktur
terbuka
Port de
entre kuman
MK: Resiko
tinggi infeksi
Trauma
jaringan,
cedera
jaringan
MK: lunak
Kerusakan
integritas
Jatuh
Menumpu
pada tangan
Fraktur dan
dislokasi radius
distal
(FRAKTUR COLLES)
Kerusakan
Dislokasi ke
neuromuskul
arah dorsal
ar
Ketidakmampuan
Dinner
menggerakkan
fork
pergelangan tangan
deformity
MK: Hambatan
mobilitas fisiik,
Defisit perawatan
diri
Spasme otot,
gerakan
fragmen tulang
Nyeri tekan
dan nyeri
gerak
MK: Nyeri
Kurang
informasi ttg
kondisi
fraktur
MK:
Kurang
Pengetahuan
MK: Ansietas
28 | K e p e r a w a t a n M u s k u l o s k e l e t a l
Tanggal MRS
: 28 Mei 2012
Jam Masuk
: 13.00 WIB
Tanggal Pengkajian
: 29 Mei 2012
No. RM
: xx.xx.xx.xx
Jam Pengkajian
: 12.00 WIB
IDENTITAS
1. Nama Pasien : Ny. M
2. Umur
: 56 tahun
3. Suku/ Bangs: Sunda/Indonesia
4. Agama
: Islam
5. Pendidikan : Tamat SMU
6. Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
7. Alamat
: Kenjeran, Surabaya
21
ya
kapan : tidak
diagnosa : jenis -
ya
ya
tidak
tidak
jenis kapan -
Nyeri Akut
S : 36,50C
N : 104 x/menit
T : 130/90 mmHg
Kesadaran
Koma
Compos Mentis
Apatis
RR : 24 x/menit
Somnolen
Sopor
2. Sistem Pernafasan
a. Keluhan :
Batuk
sesak
produktif
tidak produktif
Sekret : -
Konsistensi : -
Warna : -
Bau : -
b. Irama nafas
teratur
tidak teratur
c. Jenis
Dispnoe
Kusmaul
d. Suara nafas
Vesikuler
Bronko vesikuler
Ronki
Wheezing
ya
Jenis -
tidak
Flow - lpm
Lain-lain : -
22
Cheyne Stokes
Masalah Keperawatan :
3.
ya
tidak
Masalah Keperawatan :
reguler
ireguler
ya
tidak
normal
murmur
gallop
lain-lain -
panas
dingin
meningkat
menurun
d. CRT : 2 detik
e. Akral
basah
hangat
kering
merah
f. JVP
normal
Lain-lain : -
4. Sistem Persyarafan
a. GCS : 4 5 6
Masalah
Keperawatan :
b. Refleks fisiologis
patella
triceps
biceps
c. Refleks patologis
babinsky
budzinsky
kernig
d. Keluhan pusing
ya
tidak
e. Pupil
Isokor
Anisokor
Diameter..
f. Sclera/Konjunctiva
anemis
ikterus
ananemis
g. Gangguan pandangan ya
tidak
Jelaskan -
h. Gangguan pendengaranya
tidak
Jelaskan -
i. Gangguan penciuman ya
tidak
Jelaskan -
j. Isitrahat/Tidur : 8 Jam/Hari
mengawali
Gangguan pola
23
5. Sistem perkemihan
a. Kebersihan
Bersih
b. Keluhan Kencing
Masalah Keperawatan
:
Kotor
Nokturi
Inkontinensia
Tidak ada
Gross hematuri
Poliuria
Disuria
Oliguria
Retensi
Hesistensi
Anuria
Bau :
(khas
urine)
d. Kandung kemih :
Membesar
ya
tidak
Nyeri tekan
ya
tidak
e. Intake cairan
f. Alat bantu
kateter
parenteral : - cc/hari
ya
tidak
Jenis : -
Sejak tanggal : -
Lain-lain : -
6. Sistem pencernaan
a. Mulut
bersih
kotor
berbau
kering
stomatitis
Masalah Keperawatan
:
b. Mukosa
lembab
c. Tenggorokan
sakit menelan
kesulitan menelan
pembesaran tonsil
nyeri tekan
tegang
kembung
ascites
ya
tidak
d. Abdomen
Nyeri tekan
24
Luka operasi
ada
tidak
Tanggal operasi :-
Lokasi : Drain
ada
tidak
Jumlah : -
Warna : -
keras
g. Diet
padat
h. Nafsu makan
i. Porsi makan
cair
lunak
cair
baik
habis
menurun
tidak
lendir/darah
Frekuensi: 3 x/hari
Lain-lain: -
terbatas
Masalah Keperawatan :
c. Kelainan ekstremitas
ya
tidak
ya
tidak
e. Fraktur
ya
tidak
ya
tidak
g. Kompartemen syndrome
ya
tidak
h. Kulit
ikterik
hiperpigmentasi
sianosis
kemerahan
25
Hambatan mobilitas
fisik ; Risiko Disfungsi
Neurovaskuler perifer
i. Turgor
j. Luka
baik
jenis :-
kurang
luas :-
jelek
bersih
kotor
Lain-lain: pasien terpasang gips sejak tanggal 29 Mei 2012, terdapat edema
pada tangan kanan.
8. Sistem Endokrin
Pembesaran kelenjat tyroid
ya
tidak
tidak
Hipoglikemia
ya
tidak
Hiperglikemia
ya
tidak
Luka gangren
ya
tidak
Masalah Keperawatan :
Lain-lain: -
Masalah
keperawatan :
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
Tidak ada
hukuman
lainnya
gelisah
tegang
marah/menangis
kooperatif
tidak kooperatif
ya
tidak
curiga
d. Gangguan konsep diri
Lain-lain: PERSONAL HYGIENE & KEBIASAAN
a. Mandi : 2 x/hari
b. Keramas : - x/hari
26
Masalah
Keperawatan :
Tidak ada
ya
tidak
e. Alkohol : -
ya
tidak
PENGKAJIAN SPIRITUAL
Kebiasaan beribadah
a. Sebelum sakit
sering
b. Selama sakit
sering
Masalah
Keperawatan :
Tidak ada
X-Ray menunjukkan f r a k t u r d a n a b n o r m a l i t a s p a d a l e n g a n
b a g i a n d i s t a l d a n r e g i o pergelangan tangan
TERAPI
Surabaya, ..
()
27
DATA
ETIOLOGI
Fraktur colles
MASALAH
DO :
Nyeri akut
Spasme otot,gerakan
fragmen tulang
DS :
P : nyeri bertambah jika
tangan digerakkan
Q : nyeri menusuk
R : pergelangan tangan
Nyeri akut
S:7
T : sepanjang waktu
Fraktur colles
DO : pasien terpasang
gips pada tangan
kanannya,
DS : pasien mengatakan
merasa nyeri
Risiko Disfungsi
Neurovaskuler perifer
Terpasang gips
Risiko Disfungsi
28
Neurovaskuler perifer
DO :
Fraktur colles
DS :
Pasien mengatakan
mengalami kesulitan dan
butuh bantuan dalam
memenuhi kebutuhannya
Ketidakmampuan
menggerakkan pergelangan
tangan
29
Hambatan mobilitas
fisik
Nama
: Ny.M
No. Reg
: xx.xx.xx.xx
1. Nyeri Akut
2. Risiko Disfungsi Neurovaskuler perifer
3. Hambatan Mobilitas Fisik
NO
TANGGAL
PRIORITAS
MASALAH
1.
29 Mei 2012
Nyeri Akut
29 Mei 2012
Risiko
Disfungsi
Neurovaskuler perifer
3
29 Mei 2012
Hambatan
Mobilitas
Fisik
30
TAMBAHAN/KETERANGAN
RENCANA INTERVENSI
No
4.
Tanggal
29 Mei
2012
Rencana intervensi
rasional
Nyeri akut b.d trauma jaringan dan reflek 1. Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit
1.
dengan
gips
spasme otot sekunder akibat fraktur
2. Tinggikan bagian ekstremitas yang sakit
3. Lakukan metode distraksi dengan aktivitas yang2.
disukai pasien
Tujuan: individu menyatakan peredaan setelah4. Evaluasi skala nyeri
3.
suatu tindakan peredaan yang memuaskan dan 5. Kolaborasi dengan tim medis : pemberian
analgesik
4.
dibuktikan oleh skala nyeri yang berkurang
Kriteria Hasil :
- Nyeri berkurang atau hilang
- klien tampak tenang
2.
29 Mei
2012
Kriteria hasil :
-
3.
29 Mei
2012
Kriteria hasil :
- individu dapat melakukan perawatan diri
secara mandiri
- menggunakan tindakan pengamanan (mitella)
untuk meminimalkan kemungkinann cedera.
EVALUASI
1.
2.
3.
4.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Fraktur Colles adalah fraktur metafisis distal radius, biasanya
terjadi 3 sampai 4 cm dari permukaan sendi dengan angulasi volar apeks
fraktur (deformitas garpu perak/ silver fork deformity), dislokasi fragmen
distal kea rah dorsal, dan disertai pemendekan radius. Fraktur Colles
dapat dengan atau tanpa disertai fraktur styloideus ulnae (Hoppenfeld,
2011).
Pada inspeksi bentuk khas yang dapat dilihat seperti sendok
makan (dinner fork deformity). Gejala-gejala yang lain seperti lazimnya
gejala patah tulang, ada pembengkakan, nyeri tekan, nyeri gerak (Staff
Pengajar Bagian Ilmu Bedah FK UI, tt).
Pemeriksaan radiologik juga diperlukan untuk mengetahui derajat
remuknya fraktur kominutif dan mengetahui letak persis patahannya
(Sjamsuhidayat & de Jong, 1998). Pada gambaran radiologis dapat
diklasifikasikan stabil dan instabil. Stabil bila hanya terjadi satu garis
patahan, sedangkan instabil bila patahnya kominutif. Pada keadaan tipe
tersebut periosteum bagian dorsal dari radius 1/3 distal tetap utuh. (Staff
Pengajar Bagian Ilmu Bedah FK UI, tt).
4.2 Saran
Penatalaksanaan fraktur colles bisa dilakukan sesuai kondisi
fraktur seperti; fraktur bergeser, tak bergeser dan kominutif. Fraktur
Colles,
meskipun
telah
dirawat
dengan
baik,
seringnya
tetap
DAFTAR PUSTAKA
Apley, A. Graham. 1995. Buku Ajar Sistem Ortopedi dan Fraktur Apley.
Jakarta: Widya Medika
Carpenitto, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta:
EGC
Dani.
2010.
Fraktur
Colles.
Diakses
dari
http://www.scribd.com/doc/22938507/fraktur-colles tanggal 12 Mei
2012 pukul 18.30
Hoppenfeld, S. 2011. Terapi dan Rehabilitasi Fraktur. Jakarta: EGC
Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jakarta: EGC
Rasjad, Chairuddin. 2003. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Malang: Yarsif
Watampone
Sjamsuhidajat, R. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC
Staff Pengajar Bagian Ilmu Bedah FK UI. tt. Kumpulam Kuliah Ilmu Bedah.
Tangerang: FK UI
Dept of Orthopaedics, Royal Free Hospital London UK. 2007. The Internet
Journal of Orthopedic Surgery Volume 5 Number 1. Diakses dari
http://www.ispub.com/
journal/theinternet-journal-of-orthopedicsurgery/volume-5number-1/the-dinner-fork-deformity.html tanggal 12
Mei 2012 pukul 18.05