PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
Disusun Oleh :
MUHAMMAD IMANSYAH
(3331100565)
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
BAB I
PENDAHULUAN
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
Menurut jenis cetakan yang digunakan proses pengecoran dapat diklasifikan menjadi dua
katagori :
1. Pengecoran dengan cetakan sekali pakai.
2. Pengecoran dengan cetakan permanen.
Pada proses pengecoran dengan cetakan sekali pakai, untuk mengeluarkan produk corannya
cetakan harus dihancurkan. Jadi selalu dibutuhkan cetakan yang baru untuk setiap pengecoran baru,
sehingga laju proses pengecoran akan memakan waktu yang relatif lama. Tetapi untuk beberapa
bentuk geometri benda cor tersebut, cetakan pasir dapat menghasilkan coran dengan laju 400 suku
cadang perjam atau lebih.
Pada proses cetakan permanen, cetakan biasanya di buat dari bahan logam, sehingga dapat
digunakan berulang-ulang. Dengan demikian laju proses pengecoran lebih cepat dibanding dengan
menggunakan cetakan sekali pakai, tetapi logam coran yang digunakan harus mempunyai titik lebur
yang lebih rendah dari pada titik lebur logam cetakan.
1.4 PROSES PENUANGAN LOGAM
Proses penuangan juga merupakan seni pengolahan logam menjadi bentuk benda kerja yang
paling tua dan mungkin sebelum pembentukan dengan panyayatan (chipping) dilakukan. Sebagai
mana ditemukan dalam artifacts kuno menunjukkan bukti keterampilan yang luar biasa dalam
pembentukan benda dari bahan logam dengan menuangkan logam yang telah dicairkan (molten
metals) kedalam cetakan pasir khusus menjadi bentuk tertentu. Pengecoran dengan menggunakan
cetakan pasir juga merupakanteknologi yang menuangkan larutan cair dari logam secara hati-hati
kedalam cetakan pasir yang sudah dipersiapkan dengan hasil yang mendekati sempurna. Oleh karena
itulah proses pembentukan melalui teknik penuangan ini juga digunakan pada level kebangsawanan
seperti pembuatan benda-benda seni seperti ornament alam dan alat memasak.
Dalam perkembangannya pembentukan benda kerja melalui penuangan ini tidak hanya pada
lingkup seni dan konsumsi kalangan aristocrat semata, namun juga pada pengembangan teknologi
penuangan itu sendiri termasuk pengembangan peralatandan mesin-mesin perkakas moderen
sebagaimana yang kita gunakan pada saat ini, sehingga metoda penuangan dengan cetakan pasir
(sand casting) menjadi salah satu metoda penuangan
dimana berbagai metoda penuangan tersebut antara lain meliputi :
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
Continuous casting
e. Shell moulding
f.
Investment casting
1.5 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merencana suatu produk coran
3. Ketebalan, setiap bagian sebaiknya memiliki ketebalan yang merata agar terhindar dari
rongga penyusutan; Bagian yang tebal memerlukan waktu yang ebih lama untuk pembekuan
dan pendinginannya, sehingga logam cair yang tersisa akan membentuk rongga (lihat gambar
1.1.a); Hal ini dapat diatasi dengan merubah desain (gambar 1.1.b) atau menggunakan inti
(gambar 1.1.c);
Gambar 1.1 Bagian yang tebal pada interseksi dapat menimbulkan rongga penyusutan
4. Tirus (draft), untuk memudahkan mengeluarkan pola dari dalam cetakan (lihat gambar 1.2);
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
5. Penggunaan inti, perubahan kecil yang tidak terlalu penting dapat mengurangi penggunaan
inti.
7. Kelonggaran pemesinan, untuk beberapa jenis proses pengecoran, agar diproleh dimensi
yang
lebih
akurat
perlu
dilakukan
pemesinan,
sehingga
desain
cetakan
harus
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
BAB II
LANDASAN TEORI
2. Permeabilitas yang cocok. Agar udara yang terjebak didalam cetakan dapat keluar
melalui sela-sela butir pasir untuk mencegah terjadinya cacat coran seperti
gelembung gas, rongga penyusutan dan lain-lain.
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
Table 2.1. macam macam temperature penuangan logam cair ke dalam cetakan
Jenis Logam
Temperature Penuangan (C )
Brons
1100 1250
Kuningan
950 1100
Besi Cor
1250 1450
1700 1750
Alumunium
600 700
Baja Cor
1500 1550
Pasir cetak yang lazim digunakan didalam industri pengecoran adalah sebagai berikut:
1. Pasir Silika
Pasir silika didapat dengan cara menghancurkan batu silika, kemudian disaring untuk
mendapatkan ukuran butiran yang diinginkan.
2. Pasir Zirkon
Pasir Zirkon berasal dari pantai timur australia yang mempunyai daya tahan api yang
efektif untuk mencegah sinter
3. Pasir Olivin
Pasir Olivin didapat dengan cara menghancurkan batu yang membentuk 2MgO, SiO2 dan
2FeO.SiO2. Pasir olivin mempunyai daya hantar panas yang lebih besar dibanding pasir
silika.
Didalam suatu proses pengecoran, proses pembekuan logam cair setelah logam cair dituang
kedalam cetakan akan mengalami penyusutan. Penyusutan pada rongga cetakan akan
mengakibatkan berubahnya dimensi benda coran. Pada tabel dibawah ini diketahui
penyusutan yang terjadi pada suatu logam.
Table 2.2 penyusutan yang terjadi pada suatu material
Material
Penyusutan (%)
Baja Karbon
1.5
alumunium
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
Proses pembentukan cetakan pasir ini harus dilakukan secara hati-hati dan
memperlakukannya seperti mendirikan periuk emas murni atau perak atau tembaga. Kendati
sekarang telah benar-benar mampu melakukan loncatan kemampuan dalam pekerjaan
pengecoran (casting).
Cetakan pasir untuk pembentukan benda tuangan melalui pengecoran harus dibuat dan
dikerjakan sedemikian rupa dengan bagian- bagian yang lengkap sesuai dengan bentuk benda
kerja sehingga diperoleh bentuk yang sempurna sesuai dengan yang kita kehendaki. Bagianbagian dari cetakan pasir ini antara lain meliputi:
a) Pola, mal atau model (pattern), yaitu sebuah bentuk dan ukuranbenda yang sama dengan
bentuk asli benda yang dikehendaki, pola ini dapat dibuat dari kayu atau plastik yang
nantinya akan dibentuk pada cetakan pasir dalam bentuk rongga atau yang disebut mold
jika model ini dikeluarkan yang kedalamnya akan dituangkan logam cair.
b) Inti (core), inti ini merupakan bagian khusus untuk yang berfungsi sebagai bingkai untuk
melindungi struktur model yang akan dibentuk, dengan demikian keadaan ketebalan
dinding, lubang dan bentuk-bentuk khusus dari benda tuangan (casting) tidak akan terjadi
perubahan.
c) Cope, yaitu setangah bagian dari bagian atas dari cetakan pasir.
d) Drag, yakni setengah bagian bawah dari cetakan pasir tersebut.
e) Gate ialah lubang terbuka dimana dituangkannya logam cair kedalam cetakan diatara
core dan drag
f)
Riser ialah lubang pengeluaran yang disediakan untuk mengalirnya sisa lelehan logam cair
dari dalam cetakan serta sedikit reserve larutan logam cair.
Komponen-komponen utama untuk pembuatan cetakan tersebut diatas merupakan
komponen utama yang digunakan dalam pembuatan cetakan untuk pengecoran logam.
Kelengkapan lainnya adalah Chaplet, yakni kelengkapan pendukung Cores, walaupun
pemakaian pendukung cores ini dianggap kurang praktis, dan beberapa peralatan yang lain
tidak ada dalam perdagangan.
Pembuatan cetakan dirancang dengan mempertimbangkan besar dan tingkat
kerumitan dari benda-benda tuangan yang direncanakan, cetakan harus dirancang
sesederhana mungkin sehingga tidak menyulitkan dalam proses penuangannya dan bahan
tuangan dapat dengan mudah terdistribusi keseluruh rongga yang merupakan bentuk dari
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
benda kerja. Demikian pula dengan rancangan saluran-saluran tambahan, seperti saluran
pengisap atau pengeluaran gas yang ditimbulkan oleh pemanasan dari logam cair (Molten
metal) terhadap kelembaban cetakan atau karena terdapat udara yang terjebak didalam
rongga cetakan, hal ini akan mengakibatkan keroposnya (porous) benda kerja hasil
penuangan.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tadi maka pembuatan cetakan ditentukan
menurut jenis dan cara pembuatannya, antara lain sebagai berikut.
1. Cetakan pasir dibuat dengan tangan
a. Seluruh bagian benda kerja berada pada satu cetakan (Drag)
Cetakan pasir yang dibuat dengan tangan yaitu cetakan yang dibuat
sebagaimana dicontohkan pada halaman 3 dan 4 dimana bentuk benda kerja dibuat
terlebih dahulu model atau malnya (pattern), cetakan ini dapat dibentuk dengan
hanya terdiri atas satu cetakan atau diperlukan dua bagian cetakan yakni drag dan
cope. (lihat gambar 2.1).
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
Lihat gambar 2.2 susunan pola (pattern) yang dibuat dari kayu dengan ukuran
ditambah allowance dengan bentuk dimensi sama dengan bentuk yang diinginkan,
demikian pula dengan inti (teras) namun untuk teras ini dibuat dari pasir cetak.
proses pengecoran ini harus diawali dengan analisis terhadap spesifikasi yang
di syaratkan dari benda kerja yang diinginkan dari spesifikasi geometris yang
berhubungan dengan dimensional hingga spesifikasi mekanis yang berhubungan
dengan kekuatan bahan untuk menentukan jenis bahan tuangan yang akan
digunakan serta kesesuainnya dengan bahan cetakan dan metoda pembentukannya.
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
Gambar 2.4 posisi cetakan dari bentuk cetakan blank roda gigi lurus
Proses pembuatan cetakan dapat dilakukan secara manual dengan melakukan
persiapan-persiapan yang meliputi :
a. Peralatan
b. Bahan cetakan (pasir cetak)
c. Papan landasan
d.
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
tinggi, namun demikian proses ini hanya cocok digunakan pada proses pengecoran bendabenda yang berukuran kecil dimana ukuran kapasitas mesin yang biasanya terbatas serta
tidak dapat dilakukan pada semua jenis bahan logam tuangan dan sangat baik digunakan
dalam pengecoran bahan paduan seng (zinc base alloy).
Gambar berikut illustrasi yang memperlihatkan prinsip kerja pengecoran dengan
metoda pressure die casting. Proses pengecoran dengan pressure die casting (injection
moulding) dilakukan dengan langkah-langkah sebagaimana diperlihatkan
pada gambar illustrasi berikut, antara lain : ( sesuai gambar 2.9)
a. Pemasangan dan penyesuaian kedudukan die pada mesin injeksi (injection moulding
machine.
b. Penyetelan posisi dari kedua bagian dies yang biasanya dalam pembentukan bagian luar
dari dies diberi tanda penyesuai antara keduanya.
c. Proses Injeksi yakni memasukan bahan tuangan (logam cair) ke dalam rongga cetakan.
d. Tekanan dihentikan jika lubang-lubang saluran dibelakang telah terisi melepaskan
tekanan dengan menggeser bagian cetakan (moving platen)
e. Benda tuangan dapat dikeluarkan.
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
Gambar 2.11 skematik diagram dari proses injection molding dalam operasi kerja yang
ditunjukan gambar (a) dimana mould dalam keadaan tertutup, dan pada gambar (b) keadaan
mould terbuka
B. Gravity die Casting (Penuangan Curah)
Gravity die Casting (penuangan curah) ialah proses penuangan logam cair kedalam
cetakan dengan cara dicurahkan melalui saluran-saluran cetakan yang telah disediakan pada
cetakan dengan menggunakan panci tuang (ladle). Proses penuangan ini dilakukan
sebagaimana dijelaskan pada contoh dalam pengecoran bahan roda gigi.
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
Gambar 2.13 tuner housing untuk suku cadang televise dibuat dengan die casting dengan
injection molding
Terdapat dua jenis mesin cetak tekan :
1. Mesin cetak tekan ruang panas (hot chamber),
2. Mesin cetak tekan ruang dingin (cold chamber)
Perbedaan antara mesin cetak tekan ruang panas dan mesin cetak tekan ruang dingin dapat
dilihat dalam table 2.3
Tabel 2.3 perbedaan antara mesin die casting ruang panas dan dingin
No
Ruang dingin
Tungku peleburan terdapat pada mesin Tungku pelebur terpisah, silinder injeksi
dan silinder injeksi terendam dalam diisi logam cair secara manual atau
logam cair
mekanis
Digunakan untuk logam cor dengan titik Digunakan untuk logam cor dengan
leburrendah seperti : Sn, Pb atau Zn
Laju produksi cepat bisa mencapai 500 Laju produksi lebih lambat dibandingkan
produksi per jam
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
semi centrifugal, hal ini tergantung bentuk benda kerja yang akan dicor tersebut. Jadi walaupun
sebenarnya centrifugal casting memiliki keunggulan seperti hasil penuangan yang padat,
permukaan tuangan yang halus serta dapat membentuk dinding tuangan pada ukuran yang tipis
dan lainlain, namun hal ini akan bergantung pula pada kemungkinan pengecoran yang paling baik
yang dapat dilakukan untuk menghasilkan benda cor yang memuaskan menurut bentuk yang
dikehendaki. Pada gambar berikut diperlihatkan prinsip pengecoran dengan centrifugal secara
Vertical dan semi centrifugal.
C
Gambar 2.15 metode pengecoran sentrifugal
a. Pada bentuk silinder tanpa menggunakan core(inti)
b. Penuh posisi vertical
c. Semi sentrifugal
Jenisjenis pengecoran sentritugal :
a. Pengecoran sentritugal sejati;
b. Pengecoran semi sentritugal;
c. Pengecoran sentrifuge.
1. Pengecoran sentritugal sejati
Dalam pengecoran sentrifugal sejati, logam cair dituangkan ke dalam cetakan yang
berputar untuk menghasilkan benda cor bentuk tabular, seperti pipa, tabung, bushing, cincin,
dan lain-lainnya.
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
cenderung ada impuritas pada dinding sebelah dalam coran dan hal ini dapat dihilangkan
dengan permesinan.
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
Densitas logam dalam akhir pengecoran lebih besar pada bagian luar dibandingkan
dengan bagian dalam coran yaitu bagian yang dekat dengan pusat rotasi. Kondisi ini
dimanfaatkan untuk membuat benda dengan lubang ditengah, seperti roda, puli. Bagian
tengah yang memiliki densitas rendah mudah dikerjakan dengan pemesinan.
3. Pengecoran sentrifuge :
Dalam pengecoran sentrifuge cetakan dirancang dengan beberapa rongga cetak yang
diletakkan disebelah luar dari pusat rotasi sedemikian rupa sehingga logam cair yang
dituangkan ke dalam cetakan akan didistribusikan kesetiap rongga cetak dengan gaya
sentrifugal, seperti yang ditunjukkan dalam gambar 2.18.
Table 2.4 perbedaan antara sentrifugal sejati, semi sentrifugal dan sentrifuge
No.
1
Sentrifugal sejati
Benda
cor
Pusat
sentrifuge
simetri radial
2
Semi sentrifugal
simetri
radial
rongga Pusat simetri rongga cetak Rongga cetak berada diluar
pusat rotasi
rotasi
3
Digunakan untuk benda Digunakan untuk benda cor Digunakan untuk benda cor
cor bentuk tabular
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
Gambar 2.20 prinsip dasar penuangan berlanjut (continouos casting) langkah pembuatan
cetakkan (mould) pada system shell moulding
Gambar 2.21 langkah pembuatan cetakan (mould) pada system shell moulding
Keuntungan dari cetakan kulit :
a. Permukaan rongga cetak lebih halus dibandingkan dengan cetakan pasir basah;
b. Permukaan yang halus tersebut memudahkan logam cair selama penuangan dan dihasilkan
permukaan akhir yang lebih baik;
a. Pola logam lebih mahal dibandingkan dengan pola yang digunakan pada cetakan pasir basah;
b. Kurang cocok bila digunakan untuk jumlah produksi yang rendah (hanya cocok untuk produksi
massal).
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
Gambar 2.22 valve assy salah satu bentuk hasil pengecoran dengan investment casting.
Proses pengecoran dengan metode Investment Casting ini dilakukan pada dapur Vacum
untuk mengindari terbentuknya rongga yang diakibatkan oleh gelembung uap atau udara.
Investment Casting memungkinkan untuk membentuk benda tuangan yang tidak mungkin untuk
dibentuk dengan metode-metode yang lain seperti san Casting dan lain-lain yang menuntut
kemudahan dalam melepas model (Pattern) sebagaimana terjadi dalam metoda Sand Castng atau
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
mungkin kemudahan dalam mengeluarkan benda hasil penuangan dari dalam cetakan
sebagaimana yang tejadi dalam Dies Casting.
Gambar 2.24 land base turbine airfoil salah satu produk pengecoran dengan metoda investment
casting.
Gambar 2.25 struktural hardware air cast alloy salah satu produk pengecoran precision casting
dengan metoda investment casting
Gambar 2.26 turbine nozzle salah satu produk pengecoran air or vacuum alloys
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
Gambar 2.27 turbine wheel salah satu produk pengecoran precision dengan ukuran yang lebih
besar dibentuk dengan metoda investment casting.
Keuntungan dari pengecoran presisi :
a. Dapat membuat coran dalam bentuk yang rumit;
b. Ketelitian dimensi sangat baik (toleransi 0.076mm);
c. Permukaan hasil coran sangat baik;
d. Lilin dapat didaur ulang;
e. Tidak diperlukan pemesinan lanjut;
Kelemahan :
a. Tahapan proses banyak sehingga biayanya mahal;
b. Terbatas untuk benda cor yang kecil;
c. Sulit bila diperlukan inti.
2.7. Proses V casting ( cetakan vacum)
Cetakan vakum disebut juga proses-V, menggunakan cetakan pasir yang disatukan dengan
tekanan vakum. Jadi istilah vakum pada proses ini adalah metode pembuatan cetakan, bukan
metode pengecoran.
Keuntungan dari proses vakum :
1. Tidak menggunakan bahan pengikat;
2. Pasir tidak perlu dikondisikan secara khusus (karena tidak menggunakan bahan pengikat);
Karena tidak ada air yang dicampurkan kedalam pasir, maka kerusakan coran akibat uap
lembab dapat dihindarkan.
Kelemahan :
Proses pembuatannya relatif lambat, dan tidak segera dapat digunakan.
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
1. mengatur kepadatan,
2. mengatur waktu pengeringan cetakan,
3. mengurangi terjadinya keretakan,
4. meningkatkan kekuatan.
Untuk membuat cetakan, plaster dicampur dengan air dan dituangkan ke dalam pola plastik
atau logam dalam rangka cetak (flask) dan dibiarkan mengering (catatan: pola kayu kurang sesuai
untuk cetakan plaster).
Kelemahan :
1. Perawatan cetakan plaster sulit sehingga jarang digunakan untuk produksi tinggi;
2. Kekuatan cetakan akan berkurang bila terlalu kering;
3. Bila cetakan tidak kering uap lembab akan merusak hasil coran;
4. Permeabilitas cetakan rendah, sehingga uap sulit keluar dari rongga cetak;
5. Tidak tahan temperatur tinggi.
Cara menanggulangi kelemahan :
Keluarkan udara sebelum diisi cairan;
Anginkan plaster agar dihasilkan plaster yang keras dan padat;
Gunakan cetakan dengan komposisi dan perawatan khususyang dikenal dengan proses
Antioch. Proses Antioch adalah proses yang menggunakan campuran 50% pasir dengan plaster,
memanaskan cetakan dalam autoclave (oven yang menggunakan uap air superpanas dan
bertekanan tinggi), dan kemudian dikeringkan. Dengan cara ini akan dihasilkan permeabilitas
yang lebih tinggi dibandingkan dengan cetakan plaster konvensional.
Keuntungan :
1. Permukaan akhir baik;
2. Dimensi akurat;
3. Mampu membuat bagian coran yang tipis.
4. Pengecoran dengan cetakan plaster digunakan untuk logam dengan titik lebur rendah seperti
: aluminium, magnesium, dan paduan tembaga.
Contoh Penggunaan :
cetakan logam untuk mencetak plastik, karet, sudu-sudu pompa dan turbin, dan produk coran
lainnya yang memiliki geometri yang rumit.
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
Cetakan keramik mirip dengan cetakan plaster, bedanya cetakan keramik menggunakan
bahan keramik tahan api yang lebih tahan temperatur tinggi dibandingkan dengan plaster. Jadi
cetakan keramik dapat digunakan untuk mencetak baja, besi tuang, dan paduan lainnya yang
mempunyai titik lebur tinggi. Penggunaan sama dengan cetakan plaster hanya titik lebur logam
coran lebih tinggi. Kelebihan lainnya = cetakan plaster.
2.10.
untuk memudahkan pembukaan dan penutupannya. Pada umumnya cetakan ini dibuat dari
bahan baja atau besi tuang. Logam yang biasa dicor dengan cetakan ini antara lain aluminium,
magnesium, paduan tembaga, dan besi tuang. Pengecoran dilakukan melalui beberapa tahapan
seperti ditunjukkan dalam gambar 2.29 berikut ini.
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
BAB III
ALAT DAN BAHAN PENGECORAN
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
b. Pasir basah
ialah jenis pasir tanah liat yang telah dibentuk menjadi cetakan tidak perlu
dilakukan pengeringan atau. Pasir ini hanya digunakan untuk pengecoran bendabenda yang kecil. Dalam proses
Kelebihan :
1. Murah
2. Memiliki kolapsibilitas yang baik.
3.
Permeabilitas baik.
4.
Kelemahan:
-) Uap lembab dalam pasir dapat menyebabkan kerusakan pada berberapa coran,
tergantung pada logam dan geometri coran.
c. Cetakan kulit kering
Diperoleh dengan mengeringkan permukaan pasir basah dengan kedalaman 1,2 cm
sampai dengan 2,5 cm pada permukaan rongga cetakan. Bahan perekat khusus harus
ditambahkan pada campuran pasir untuk memperkuat permukaan rongga cetak.
Klasifikasi cetakan yang telah dibahas merupakan klasifikasi konvensional. Saat ini
telah dikembangkan cetakan yang menggunakan pengikat bahan kimia. Beberapa
bahan pengikat yang tidak menggunakan proses pembakaran, seperti antara lain resin
turan, penolik, minyak alkyd. Cetakan tanpa pembakaran ini memiliki kendali dimensi
yang baik dalam aplikasi produksi yang tinggi.
pembentukan bahan cetakan Pasir cetakan dicampur dengan bubuk batu bara untuk
menhindari terbakarnya butiran pasir ini terutama bagian yang berhubungan langsung
dengan sumber panas dan pengerjaan lanjutan atau penyelesaian setelah cetakan ini
terbentuk, permukaan bentuk benda kerja diperhalus dengan cara memolesnya dengan
larutan graphite atau yang disebut penghitaman dan digunakan pada cetakan yang
menggunakan pasir kering. Tetapi untuk cetakan yang pasir basah biasanya penghitaman
diberikan dengan menyemprotkan tepung batu bara tersebut, melalui proses ini juga
akan diperoleh benda tuangan yang memilki permukaan yang halus. Dalam keadaan
padat cetakan ini juga harus porous sehinga dapat membuang gas yang terbentuk akibat
pemanasan, untuk tujuan ini biasanya dimasukan jerami.
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
2. Pasir minyak Pasir minyak ialah pasir kwarsa yang dalam pemakaiannya dicampur dengan
minyak sebagai bahan pengikatnya, sifatnya yang sangat baik dan cocok digunakan dalam
pembuatan teras baik ukuran kecil maupun besar, setelah pembentukan, teras
dikeringkan dan dipoles dengan cairan serbuk batu bara. Teras dengan bahan pasir
minyak ini dimana pengikatnya adalah minyak setelah penuangan minyak akan terbakar
sehingga teras mudah untuk dikeluarkan.
3. Pasir dammar buatan (Resinoid) ialah pasir cetak dengan komposisi yang terdiri dari pasir
kwarsa dengan 2% dammar buatan. Pasir jenis ini hampir tidak perlu ditumbuk dalam
pemadatannya. Pasir ini juga memiliki sifat yang baik setelah mengeras dan
pengerasannya dapat diatur dengan sempurna serta cocok digunakan untuk membentuk
benda-benda dengan ukuran yang cukup besar. Proses penghitaman masih harus
dilakukan seperti penggunaan pasir-pasir yang lainnya.
4.
Pasir kaca air merupkan komposisi dari pasir kwarsa dengan kurang lebih 4% kaca air
Pemadatannya hampir tidak perlu ditumbuk dan sifatnya sangat baik setelah dikeraskan
melalui pemasukan gas CO dan dihitamkan Pasir kaca ini digunakan sebagai bahan
cetakan atau teras dengan ukuran sedang.
5. Pasir semen merupakan campuran pasir kwarsa dengan kurang lebih 9% semen serta air
kurang lebih 6 %. Pemadatannya tidak perlu ditumbuk dan sifatnya sangat baik setellah
mengeras walupun proses pengerasannya lambat. Setelah kering juga dihitamkan. Pasir
ini digunakan sebagai bahan teras dan cetakan yang berat.
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
Gambar 3.6 panci tuang : (a) panci tangan (b) dan (c) panci pikul
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
Panci tuangan (ladle) digunakan untuk mengangkut logam cair dari dapur peleburan
dan menuangkannya kedalam cetakan, panci ini dibuat dari baja dengan lapisan tahan panas
pada bagian dalamnya.Panci tuangan yang berukuran besar pengangkatannya menggunakan
keran. (lihat gambar 3.6.c)
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
BAB IV
TAHAPAN PROSES PENGECORAN
Pembuatan cetakan;
j.
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
Penyatuan cetakan;
1. Cetakan ditutup dan pluger ditarik ke atas, logam cair masuk ke dalam ruang (chamber);
2. Plunger menekan logam cair dalam ruang sehingga mengalir masuk ke dalam rongga
cetak; tekanan dipertahankan selama proses pendinginan dan pembekuan;
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
3. Plunger ditarik, cetakan dibuka, dan benda coran yang telah membeku ditekan keluar
dengan pin ejektor;
1. Cetakan ditutup dan ram ditarik, logam cair dituangkan ke dalam ruang (chamber);
2. Ram ditekan sehingga mendorong logam cair masuk ke dalam rongga cetak, tekanan
dipertahankan selama proses pendinginan dan pembekuan;
3. Ram ditarik, cetakan dibuka, dan benda coran yang telah membeku ditekan keluar dengan pin
ejektor.
4.3 Shell moulding
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
Dua belahan cetakan kulit dirakit, di support dengan pasir atau butiran logam dalam sebuah
rangka cetak, dan kemudian dilakukan penuangan;
g. Coran yang telah selesai dengan saluran turun dilepaskan dari cetakan.
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
d. Seluruh cetakan terbentuk dengan menutup pola yang telah dilapisi tersebut dengan bahan
tahan api sehingga menjadi kaku;
e. Cetakan dipegang dalam posisi terbalik, kemudian dipanaskan sehingga lilin meleleh dan
keluar dari dalam cetakan;
f.
Cetakan dipanaskan kembali dalam suhu tinggi, sehingga semua kotoran terbuang dari
cetakan dan semua logam cair dapat masuk kedalam bagianbagian yang rumit _ disebut
proses preheating;
g. Setelah logam cair dituangkan dan membeku cetakan dipecahkan, dan coran dilepaskan dari
sprue-nya.
4.5 Pengecoran logam dengan proses V (cetakan vakum)
Selanjutnya dilakukan penuangan logam cair, lembaran plastik akan habis terbakar dengan
cepat setelah tersentuh logam cair.
g. Setelah pembekuan, seluruh pasir dapat didaur ulang untuk digunakan kembali.
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Peleburan tembaga nampaknya telah berkembang secara terpisah dalam beberapa bahagian
dunia. Di samping perkembangan di Anatolia pada 5000 SM, ia dikembangkan di China sebelum
2800 SM, Amerika Tengah sekitar 600 TM, dan Afrika Barat sekitar 900 TM. Berbagai proses
pengecoran telah dikembangkan dari waktu ke waktu, masing-masing dengan karakteristik dan
aplikasi sendiri untuk memenuhi persyaratan layanan dan tekinik khusus Sebagian besar suku
cadang dan komponen dibuat oleh cetakan, seperti blok mesin, crankshafts, komponen otomotif
dan kereta api listrik, pertanian dan peralatan kereta api, pipa dan perlengkapan pipa, peralatan
listrik, laras senjata, panci penggorengan, peralatan kantor, dan komponen-komponen yang
sangat besar untuk turbin hidrolik
Pengecoran (Casting) adalah suatu proses penuangan materi cair seperti logam atau plastik
yang dimasukkan ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan membeku di dalam cetakan tersebut,
dan kemudian dikeluarkan atau di pecah-pecah untuk dijadikan komponen mesin.
Pengecoran digunakan untuk membuat bagian mesin dengan bentuk yang kompleks Pada
dasarnya semua logam yang mampu dicairkan dapat dibentuk dengan proses pengecoran. Bahanbahnan ini umumnya memiliki titik leleh yang rendah sampai menengah. Untuk bahan yang titik
cairnya tinggi jarang dilakukan dengan proses pengecoran.
Pada parakteknya bahan-bahan logam yang umum di lakukan pembentukan dengan proses
pengecoran adalah bahan besi, alumunium, tembaga, magnesium,timah. Penggunaan coran pada
kehidupan sehari-hari sangat luas. Produk-produk yang dibuat melalui proses pengecoran dapat
dijumpai mulai dari peralatan rumah tangga, industri komponen pemesinan, industri mesin-mesin
perkakas, alat-alat berat, industri automotif dan peralatan tranfortasi.
PROGRAM STUDY
TEKNIK PENGECORAN LOGAM
5.2 Saran
1. Dalam proses pengerjaan pengecoran logam harus selalu memperhatikan safty factor agar
dalam proses pengecoran tersebut berjalan dengan baik.
2. Pengembangan pengembangan metode cetakan baru dalam proses pengecoran sangat
dibutuhkan, karna akan ada proses pengecoran yang hemat biaya serta mudah dalam
pengerjaannya.
3.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/7242089/Pengecoran_logam
http://www.academia.edu/9310960/PENGECORAN_SENTRIFUGAL
Hardi Sudjana, Handbook Teknik Pengecoran logam, Jakarta : 17 agustus 2008.
http://baim7ulu.blogspot.com/2012/10/definisi-pengecoran-logam.html
http://khoirumansyahbtr.blogspot.com/2012/11/macam-macam-cetakan-logam.html
http://iddocz.com/doc/171940/7.-proses-pengecoran-logam-d3
PROGRAM PPG TEKNIK MESIN, PDF FILE PENGECORAN LOGAM
Modul praktikum pengecoran logam, universitas gunadarma
Mikell P. Groover , hand book Fundamentals of Modern Maufacturing,