Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TUMOR OTAK
DISUSUN OLEH :
Uria Prasetya T Siagian
NIM
0961050188
PEMBIMBING
dr. Ayub L. Pattinama, SpS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumor otak atau tumor intrakranial merupakan neoplasma atau proses
desak ruang (space occupying lession atau space taking lession) yang timbul di
dalam rongga tengkorak baik di dalam kompartemen supratentorial maupun
infratentorial
Berdasarkan data statistik, angka insidensi tahunan tumor intrakranial di
Amerika adalah 16,5 per 100.000 populasi per tahun, dimana separuhnya (17.030)
adalah kasus tumor primer yang baru dan separuh sisanya (17.380) merupakan
lesi-lesi metastasis. Di Indonesia dijumpai frekuensi tumor otak sebanyak 200220 kasus/tahun dimana 10% darinya adalah lesi metastasis.Insidensi tumor otak
primer bervariasi sehubungan dengan kelompok umur penderita. Angka insidens
ini mulai cenderung meningkat sejak kelompok usia dekade pertama yaitu dari
2/100.000 populasi/tahun pada kelompok umur 10 tahun menjadi 8/100.000
populasi/tahun pada kelompok usia 40 tahun; dan kemudian meningkat tajam
menjadi 20/100.000 populasi/tahun pada kelompok usia 70 tahun untuk
selanjutnya menurun lagi.
Diagnosa tumor otak ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan
pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi.
Dengan pemeriksaan klinis kadang sulit menegakkan diagnosa tumor otak apalagi
membedakan yang benigna dan yang maligna, karena gejala klinis yang
ditemukan tergantung dari lokasi tumor, kecepatan pertumbuhan masa tumor dan
cepatnya timbul gejala tekanan tinggi intrakranial serta efek dari masa tumor
kejaringan otak yang dapat menyebabkan kompresi, infasi dan destruksi dari
jaringan otak. Walaupun demikian ada beberapa jenis tumor yang mempunyai
predileksi lokasi sehingga memberikan gejala yang spesifik dari tumor otak.
Dengan pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi hampir pasti dapat dibedakan
tumor benigna dan maligna.
Penderita tumor otak lebih banyak pada laki-laki (60,74 persen) dibanding
perempuan (39,26 persen) dengan kelompok usia terbanyak 51 sampai 60 tahun
(31,85 persen); selebihnya terdiri dari berbagai kelompok usia yang bervariasi
dari 3 bulan sampai usia 50 tahun. Dari 135 penderita tumor otak, hanya 100
penderita (74,1 persen) yang dioperasi dan lainnya (26,9 persen) tidak dilakukan
operasi karena berbagai alasan, seperti; inoperable atau tumor metastase
(sekunder). Lokasi tumor terbanyak berada di lobus parietalis (18,2 persen),
sedangkan tumor-tumor lainnya tersebar di beberapa lobus otak, suprasellar,
medulla spinalis, cerebellum, brainstem, cerebellopontine angle dan multiple.
Dari hasil pemeriksaan Patologi Anatomi (PA), jenis tumor terbanyak yang
dijumpai adalah; Meningioma (39,26 persen), sisanya terdiri dari berbagai jenis
tumor dan lain-lain yang tak dapat ditentukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
spinalis
dan
kepermukaan
otak
melalui
peredaran
likuor
Grade I
Grade II
Grade III
Grade IV
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
3.
2.
3.
4.
5.
i.
6.
7.
8.
i. Ependimoblastoma
ii. Meduloblastoma
iii. Tumor Primitif Neuroektodermal Supratentorial (PNET)
b. Tumor Pleksus Khoroideus
i. Papiloma Pleksus Khoroideus
ii. Karsinoma Pleksus Khoroideus
c. Tumor Parenkim Pineal
i. Pineoblastoma
ii. Pineositoma
iii. Tumor Parenkim Pineal dengan Diferensiasi Intermediet
TUMOR MENINGEAL
1. Meningioma
2. Hemangoperisitoma
3. Lesi Melanositik
TUMOR GERM CELL
1. Germinoma
2. Karsinoma Embrional
3. Tumor Sinus Endodermal (Yolk sac)
4. Khoriokarsinoma
5. Teratoma
6. Tumor Germ cell bercamputan
TUMOR SELLA
i. Adenoma hiposifif
ii. Karsinoma Prostat
iii. Kraningofaringoma
TUMOR DENGAN HISTOGENESIS YANG TIDAK JELAS
Hemangioblastoma Kapiler
LIMFOMA SISTEM SARAF PUSAT PRIMER
TUMOR NERVUS PERIFER YANG MEMPENGARUHI SSP
TUMOR METASTASIS
1. TUMOR EPITHELIAL
1. Tumor Glial
Astrositoma
Astrositoma merupakan tumor susunan saraf pusat otak primer dengan
frekuensi kasus 17-30% dari semua glioma dan 11-13% dari seluruh tumor
otak.Tumor ini berasal dari sel astrosit yang merupakan bagian dari jaringan
penunjang otak.Sel ini dinamakan astrosit karena bentuknya yang menyerupai
bintang.
Elvidge dan kawan-kawan membagi astrositoma menjadi tipe-tipe:
piloid, gemistositik dan difusl; namun system gradai yang popular adalah
pembagian atas Grade I sampai IV (bukan berdasarkan tipe di atas).
10
protoplasmic,
dan
gemistositik,
dan
tipe-tipe
pilositik,
11
hipotalamus,
ganglia
basalis,
hemisfer
serebri,
serebellum, dan batang otak. Gambaran histologinya: berupa selsel bipolar dengan serat Rosenthal dan sel-sel multipolar yang
tampak kehilangan teksturnya dengan mikro kista dan granular
bodies.
b. Grade II (Astrositoma Difus)
Karakteristik tumor ini adalah tumbuhnya lambat dan
menginfiltrasi struktur otak di dekatnya.Sekitar 35% tumor otak
astrositik adalah jenis ini. Biasanya mengenai orang-orang usia
dewasa muda dan cenderung untuk menjadi ganas ke arah
astrositoma anaplastik da glioblastoma. Lokasi tumor ini bisa di
mana saja, namun paling sering di daerah serebelar.
Gambaran histopatologis tumor ini berupa fibrilasi yang
berdiferensiasi baik atau gemistositik neoplastik astrosit. Terdapat
varian histologis: astrositoma fibrilari, astrositoma gemistositik.
c. Grade III (Astrositoma Anaplastik) dan Grade IV
(Glioblastoma Multiforme)
Termasuk astrositoma maligna.Biasanya muncul secara
sporadik tanpa kecenderungan familial maupun keterlibatan faktor
lingkungan.Akan tetapi, keduanya dapat menjadi faktor penyulit
pada beberapa kelainan genetic seperti neurofibromatosis tipe 1
dan 2, syndrome Li-Fraumeni, dan syndrome Turcot.Gambaran
12
(+) Radioth/
49%
35%
36%
54%
(-) Radioth/
36%
23%
26%
65%
Gambaran
MRI
T1 Axial.Preoperatif dan postoperatif
Tumor
Oligodendroglioma
Tumor oligodendroglioma berasal dari sel-sel oligodendrosit. Tumor ini
banyak ditemukan pada usia dewasa dengan puncak insiden antara dekade ke
empat dan keenam. Derajat rendah muncul pada usia yang sedikit lebih muda.
Pada laki-laki sedikit lebih dominan dibandingkan wanita.Oligondendroglioma
13
kejang.Jika
lebih
ganas
(astrositoma
anaplastik
dan
Gangliglioma
Tumor ini berisi sel ganglion dan neuron abnormal. Tumor ini
Gambaran MRI T1
Sagital.Postkontras.Tumor
Plexus Khoroideus.
c. Meduloblastoma
Tumor ini sering terjadi pada anak, dan bahkan merupakan tumor primer
maligna yang solid dan paling banyak pada anak 30%. Sekitar 75% kasus tumor
15
ini terjadi pada anak usia kurang 15 tahun. Sedangkan pada orang dewasa,
meduloblastoma sangat jarang yaitu sekitar 1%. Di Amerika Serikat, insiden
tahunan dari tumor ini diperkirakan sekitar 0,5 setiap 100.000 anak. Tumor ini
sebagian besar berasal dari vermis serebelar (75%) yang meluas hingga ventrikel
IV dan dapat mengisi seluruh ventrikel.Sedangkan sekitar 25% terjadi pada
bagian lateral serebelum.Pada pemeriksaan fisik, dapat dijumpai papiledema,
nistagmus, dan diplopia akibat paresis nervus IV dan VI.Selain itu, dapat terjadi
ataksia, disdiadukokinesia, hipotonia, dismetria.Pada bayi, keluhan klinis dapat
berupa letargi, irritable, dan dapat terjadi makrosefali yang progresif dengan
fontanella anterior yang membonjol. Durasi rata-rata gejala sebelum operasi
adalah 4-5 bulan yang kemudian akan secara progresif memburuk setelah onset.
Penanganan pada tumor ini dapat berupa operasi yang dikombinasikan dengan
radiasi.Tindakan operasi pengangkatan diharapkan minimal dilakukan sampai
sumbatan saluran likuor dapat lancer kembali.Radioterapi secara bermakna dapat
meningkatkan five years survival penderita.
Gambaran MRI
Meduloblastoma di
Cerebellum
16
1. Meningioma
Tumor jinak yang berasal dari selaput yang membungkus otak
(meningen), bisa menyebabkan berbagai gejala yang tergantung kepada
lokasi pertumbuhannya.Para ahli masih belum memastikan apa penyebab
meningioma, namun beberapa teori telah diteliti dan sebagian besar
menyetujui bahwa kromoson yang jelek yang meyebabkan timbulnya
meningioma.Di antara 40% dan 80% dari meningioma berisi kromosom 22
yang abnormal pada lokus gen neurofibromatosis 2 (NF2).
Tumor ini tumbuhnya lambat sehingga sering gejala klinisnya tidak
begitu menonjol.Bisa terjadi kelemahan atau mati rasa, kejang, gangguan
penciuman, penonjolan matadan gangguan penglihatan. Pada penderita
lanjut usia bisa menyebabkan hilang ingatan dan kesulitan dalam berfikir,
mirip dengan yang terjadi pada penyakit Alzheimer.
Gejala pada pasien meningioma dapat pula spesifik terhadap lokasi tumor :
Meningioma fossa posterior : nyeri tajam pada wajah, mati rasa, dan
spasme otot-otot wajah, berkurangnya pendengaran, gangguan menelan,
gangguan gaya berjalan,
17
2. Hemangioperisitoma
Tumor ini termasuk golongan tumor yang vaskuler, dengan terapi
definitifnya adalah reseksi. Seperti pada meningioma, peranan angiografi
dan embolisasi juga diharapkan akan meningatkan efektifitas dan
keamanann dari reseksi yang dilakukan.
3.
TUMOR SELLA
1. Kraniofaringioma
Termasuk jenis tumor yang tumbuh lambat dan merupakan tumor
epithelial jinak region sellar.Secara embriologi, tumor ini berasal dari sisa
18
19
struktur saraf khususnya traktus penglihatan dan (2) restorasi sekresi hormonal
yang normal.
Gambaran Adenoma
Hipofise
20
dengan tingkah laku biologis. Sifat-sifat keganasan otak secara klasik didasari
oleh
hasil
evaluasi
morfologi
makroskopis
dan
histologis
neoplasma,
morfologi
tumor
tersebut
makroskopis
(jinak)
dimana
menunjukkan batas yang jelas, tidak infiltratif dan hanya mendesak organorgan sekitarnya. Di samping itu, biasanya juga dijumpai adanya
pembentukan kapsul serta tidak adanya metastasis maupun rekurensi
setelah
dilakukan
pengangkatan
total.
Tampilan
histologisnya
histologis
menunjukkan
meningkatnya
selularitas,
21
karena
selama
tidur
malam
PCO2
serebral
meningkat
sehingga
22
5. Karena
tumor
sendiri
merupakan
stimulasi
produksi
liquor
Bangkitan kejang ditemui pada 70% tumor otak dikorteks, 50% pasien
dengan astrositoma, 40% pada pasen meningioma, dan 25% pada
glioblastoma.
Perdarahan Intrakranial
Bukanlah suatu hal yang jarang bahwa tumor otak diawali dengan
perdarahan intrakranial-subarakhnoid, intraventrikuler atau intraserebral.
Gejala Disfungsi Umum
Abnormalitas umum dari fungsi serebrum bervariasi mulai dari gangguan
fungsi intelektual yang tak begitu hebat sampai dengan koma.Penyebab umum
23
dari disfungsi serebral ini adalah tekanan intrakranial yang meninggi dan
pergeseran otak akibat gumpalan tumor dan edema perifokal di sekitarnya atau
hidrosefalus sekunder yang terjadi.
Gejala Neurologis Fokal
Perubahan personalitas atau gangguan mental biasanya menyertai tumortumor yang terletak di daerah frontal, temporal, dan hipotalamus, sehingga sering
kali penderiita-penderita tersebut diduga sebagai penyakit nonorganik atau
fungsionil.Gejala afasia agak jarang dijumpai, terutama pada tumor yang berada
di hemisfer kiri (dominan).Tumor-tumor daerah supraselar, nervus optikus dan
hpotalamus dapat mengganggu akuitas visus.Kelumpuhan saraf okulomotorius
merupakan tampilan khas dari tumor-tumor paraselar, dan dengan adanya tekanan
intracranial
yang
meninggi
kerap
disertai
dengan
kelumpuhan
saraf
24
Elektroensefalografi (EEG)
Arteriografi
25
Hipodens
Kalsifikasi, perdarahan
2.10
Edema perifokal
Penanganan Tumor Otak
Pemilihan tindakan penanganan yang dapat dilakukan pada penderita
27
tumor.
Prognosis Tumor Otak
Prognosis tergantung jenis tumor spesifik. Berdasarkan data di Negara-
negara maju, dengan diagnosis dini dan juga penanganan yang tepat melalui
pembedahan dilanjutkan dengan radioterapi, angka ketahanan hidup 5 tahun (5
years survival) berkisar 50-60% dan angka ketahanan hidup 10 tahaun (10 years
survival) berkisar 30-40%.
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Mardjono, Mahar. Proses neoplasmatik di susunan saraf. Dalam: neurologi
klinis dasar. Jakarta: PT. Dian Rakyat; 2008. hal. 390 402.
2. Hakim A.A. Tindakan Bedah pada Tumor Cerebellopontine Angle,
Majalah
3. Tumor Otak dalam Buku Ajar Neurologi Klinis edisi I. Yogyakarta; Gajah
Mada University Press; 1999. hal: 201 7.
4. Black PB. Brain tumor, review article. The NEJM. 1991 (324):1471-2
5. Snell, Richard S. Neuroanatomi klinik. Jakarta: EGC; 2007.
6. MacDonal, Tobey. Pediatric Medulloblastoma (serial online) 2012 March
1st
(diakses
20Maret
2014).
Diunduh
dari:
URL :http://emedicine.medscape.com/article/987886-overview.
7. Stephen,Huff. Brain neoplasms.Access on www.emedicine.com. (diakses
20 Maret 2014)
29