INDIKASI
Indikasi Pemasangan CVP :
1. Klien dengan trauma berat disertai dengan perdarahan yang banyak yang dapat
menimbulkan syok.
2. Klien dengan tindakan pembedahan yang besar seperti open heart, trepanasi.
3. Klien dengan kelainan ginjal (ARF, oliguria).
4. Klien dengan gagal jantung.
5. Klien terpasang nutrisi parenteral (dextrosa 20% aminofusin).
6. Klien yang diberikan tranfusi darah dalam jumlah yang besar (transfusi masif).
TUJUAN
Tujuan pemasangan CVP :
1. Terapi pada klien yang mengalami gangguan keseimbangan cairan.
2. Sebagai pedoman penggantian cairan pada kasus hipovolemi.
3. Mengkaji efek pemberian obat diuretik pada kasus-kasus overload cairan.
4. Sebagai pilihan yang baik pada kasus penggantian cairan dalam volume yang banyak.
Tujuan Perawatan klien dengan CVP :
Perawatan akan menangani atau mengurangi komplikasi dari emboli darah.
KOMPLIKASI
Komplikasi dari pemasangan CVP antara lain :
1. Perdarahan.
2. Tromboplebitis (emboli thrombus,emboli udara, sepsis).
3. Pneumothorak, hematothorak, hidrothorak.
4. Pericardial effusion.
5. Aritmia
6. Infeksi.
7. Perubahan posisi jalur.
PENGKAJIAN
1.
2.
3.
4.
5.
INTERVENSI
A. Persiapan Alat :
1.
Kateter CVP sesuai ukuran, dan sesuai dengan jenis lumen (single, double, atau triple,
tergantung dari kondisi klien).
2.
Handsoen steril.
3.
4.
5.
Needle intriducer.
6.
Syringe.
7.
Mandrin (guidewire).
8.
Duk steril
B. Persiapan Klien :
1. Menjelaskan prosedur kepada klien untuk mengurangi kecemasan dan mengharapkan
kerjasama dari klien.
2. Mengatur posisi klien, yaitu posisi trendelenburg, yang mungkin akan sangat membuat
klien merasa tidak nyaman.
3. Menjaga prinvacy klien dengan menutup sampiran.
IMPLEMENTASI
Teknik pemasangan yang sering digunakan adalah teknik Seldinger, caranya adalah
dengan menggunakan mandrain yang dimasukkan melalui jarum, jarum kemudian
dilepaskan, dan kateter CVP dimasukkan melalui mandarin tersebut. Jika kateter sudah
mencapai atrium kanan, mandrain ditarik, dan terakhir kateter disambungkan pada IV set
yang telah disiapkan dan lakukan penjahitan daerah insersi.
Langkah Pemasangan :
1. Mendekatkan peralatan disamping tempat tidur klien (mudah dijangkau).
2. Mencuci tangan dengan teknik steril.
3. Memakai handscoen steril.
4. Menentukan daerah yang akan dipasang : Vena subklavia atau Vena jugularis interna.
Tempat lain yang bisa digunakan sebagai tempat pemasangan CVP adalah vena femoralis
dan vena fossa antecubiti.
5. Mengatur posisi klien trendelenberg, atur posisi kepala agar vena jugularis interna
maupun vena subklavia lebih terlihat jelas, untuk mempermudah pemasangan.
6. Melakukan desinfeksi pada daerah penusukan dengan cairan antiseptic.
7. Memasang duk lobang yang steril pada daerah pemasangan.
8. Sebelum penusukan jarum / keteter, untuk mencegah terjadinya emboli udara, anjurkan
pasien untuk bernafas dalam dan menahan nafas.
9. Dokter memasukkan jarum / kateter secara perlahan dan pasti, ujung dari kateter harus
tetap berada pada vena cava, jangan sampai masuk ke dalam jantung.
10. Menghubungkan dengan IV set dan selang untuk mengukur tekanan CVP.
11. Dokter melakukan fiksasi / dressing pada daerah pemasangan, agar posisi kateter terjaga
dengan baik.
12. Merapikan peralatan.
13. Mencuci tangan.
Perawatan Klien dengan CVP :
1. CVP digunakan untuk mengukur tekanan pengisian jantung bagian kanan. Tekanan CVP
normal berkisar antara 2 5 mmHg atau 3 8 cmH20.
2. Bila hasil pengukuran CVP dibawah normal, biasanya terjadi pada kasus hipovolemi,
menandakan tidak adekuatnya volume darah di ventrikel pada saat akhir diastolic untuk
menghasilkan stroke volume yang adekuat. Untuk mengkompensasinya guna
viskositas
darah
dan
daya
ikat
trombosis
menurun
dan
Pasang kateter indwelling (foley) (untuk memantau volume sirkulasi melalui haluaran
urine).
f)
Siapkan klien untuk prosedur angiografi dan/ atau skaning perfusi paru-paru (untuk
memastikan diagnosis dan mendeteksi luasnya atelektasis). (Karena kematian akibat
embolisme pulmonal masif terjadi dalam 2 jam pertama setelah awitan, intervensi segera
adalah sangat penting).
j)
Berikan terapi oksigen melalui kateter nasal dan pantau saturasi oksigen. (dengan
tindakan ini akan meningkatan sirkulasi oksigen secara cepat).
m) Setelah pemberian infus trombolisis, lakukan pemberian pengobatan dengan heparin. (IV
secara terus menerus atau intermitten). (Heparin dapat menghambat atau memperlambat
proses terbentuknya trombus dan membantu mencegah pembentukan dan berulangnya
pembekuan.
EVALUASI
1. Setelah dipasang, sebaiknya dilakukan foto rontgent dadauntuk memastikan posisi ujung
kateter yang dimasukkan, serta memastikan tidak adanya hemothorax atau pneumothorax
sebagai akibat dari pemasangan.
DOKUMENTASI
1. Mencatat laporan pemasangan, termasuk respon klien (tanda-tanda vital, kesadaran, dll),
lokasi pemasangan, petugas yang memasang, dan hasil pengukuran CVP serta cairan
yang digunakan.
2. Mencatat jenis dan ukuran set CVP yang digunakan.
3. Mencatat tanggal dan waktu pelaksanaan prosedur.
4. Mencatat respon an toleransi klien selama prosedur.