serangkaian operasi simetri yang menyebabkan perubahan dari suatu titik yang
awal, seperti rotasi atau pencerminan, ke suatu titik tertentu dimana keadaan
kristal tersebut tidak berubah. Yang demikian disebut sebuah grup simetri. Telah
diketahui bahwa hanya terdapat 32 grup titik kristal yang memiliki kekhasan
tertentu. Grup titik dari sebuah kristal, di antara banyak hal lainnya, dapat
menentukan sifat optik dari simetri dari kristal tersebut. Contoh mudahnya,
seseorang dapat langsung menegetahui apakah kristal tersebut adalah
birefringent atau memperlihatkan efek Pockels dengan mencari tahu grup
titiknya.
Notasi
Suatu grup titik ditandai dari komponen simetrinya. Ada beberapa notasi standar yang
digunakan oleh para ahli kristalografi, ahli mineral, dan fisikawan.
Notasi Schoenflies
Dalam notasi Schoenflies, grup titik ditandai dengan suatu simbol huruf yang mempunyai
indeks. Arti dari simbol-simbol tersebut adalah :
Huruf T (untuk tetrahedral) menandakan bahwa grup tersebut mempunyai simetri dari
sebuah tetrahedral. Td memasukan operasi tidak pantas, sedangkan T tidak, dan Th
adalah T dengan penambahan suatu invers.
C (untuk cyclic) menandakan bahwa grup tersebut mempunyai n-kali sumbu rotasi.
Cnh adalah Cn dengan penambahan bidang cermin yang tegak lurus terhadap sumbu
rotasi. Cnv adalah Cn dengan penambahan bidang cermin yang paralel dengan sumbu
rotasi.
Sn (untuk Spiegel, bahasa Jerman dari cermin) menandakan sebuah grup yang hanya
mempunyai sebuah n-kali sumbu rotasi-pencerminan.
Dn (untuk dihedral, atau dua sisi) menandakan grup tersebut mempunyai n-kali sumbu
rotasi ditambah dua sumbu yang tegak lurus dengan sumbu tersebut. Dnh mempunyai,
sebagai tambahan, sebuah bidang cermin yang tegak lurus terhadap sumbu n-kali. Dnv
mempunyai, sebagai tambahan dari elemen Dn, bidang cermin yang paralel dengan
sumbu sumbu n-kali.
http://id.wikipedia.org/wiki/Grup_titik_kristal
Kristal atau hablur adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya
terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi. Secara umum, zat
cair membentuk kristal ketika mengalami proses pemadatan. Pada kondisi ideal, hasilnya bisa
berupa kristal tunggal, yang semua atom-atom dalam padatannya "terpasang" pada kisi atau
struktur kristal yang sama, tapi, secara umum, kebanyakan kristal terbentuk secara simultan
sehingga menghasilkan padatan polikristalin. Misalnya, kebanyakan logam yang kita temui
sehari-hari merupakan polikristal.
Struktur kristal mana yang akan terbentuk dari suatu cairan tergantung pada kimia cairannya
sendiri, kondisi ketika terjadi pemadatan, dan tekanan ambien. Proses terbentuknya struktur
kristalin dikenal sebagai kristalisasi.
Kristal bismut.
Meski proses pendinginan sering menghasilkan bahan kristalin, dalam keadaan tertentu
cairannya bisa membeku dalam bentuk non-kristalin. Dalam banyak kasus, ini terjadi karena
pendinginan yang terlalu cepat sehingga atom-atomnya tidak dapat mencapai lokasi kisinya.
Suatu bahan non-kristalin biasa disebut bahan amorf atau seperti gelas. Terkadang bahan
seperti ini juga disebut sebagai padatan amorf, meskipun ada perbedaan jelas antara padatan
dan gelas. Proses pembentukan gelas tidak melepaskan kalor lebur jenis (Bahasa Inggris:
latent heat of fusion). Karena alasan ini banyak ilmuwan yang menganggap bahan gelas
sebagai cairan, bukan padatan. Topik ini kontroversial, silakan lihat gelas untuk pembahasan
lebih lanjut.
Kristal insulin.
Struktur kristal terjadi pada semua kelas material, dengan semua jenis ikatan kimia. Hampir
semua ikatan logam ada pada keadaan polikristalin; logam amorf atau kristal tunggal harus
diproduksi secara sintetis, dengan kesulitan besar. Kristal ikatan ion dapat terbentuk saat
pemadatan garam, baik dari lelehan cairan maupun kondensasi larutan. Kristal ikatan kovalen
juga sangat umum. Contohnya adalah intan, silika dan grafit. Material polimer umumnya
akan membentuk bagian-bagian kristalin, namun panjang molekul-molekulnya biasanya
mencegah pengkristalan menyeluruh. Gaya Van der Waals lemah juga dapat berperan dalam
struktur kristal. Contohnya, jenis ikatan inilah yang menyatukan lapisan-lapisan berpola
heksagonal pada grafit.
Kebanyakan material kristalin memiliki berbagai jenis cacat kristalografis. Jenis dan struktur
cacat-cacat tersebut dapat berefek besar pada sifat-sifat material tersebut.
Galium, logam yang dengan mudah membentuk kristal tunggal berukuran besar
Meskipun istilah "kristal" memiliki makna yang sudah ditentukan dalam ilmu material dan
fisika zat padat, dalam kehidupan sehari-hari "kristal" merujuk pada benda padat yang
menunjukkan bentuk geometri tertentu, dan kerap kali sedap di mata. Berbagai bentuk kristal
tersebut dapat ditemukan di alam. Bentuk-bentuk kristal ini bergantung pada jenis ikatan
molekuler antara atom-atom untuk menentukan strukturnya, dan juga keadaan terciptanya
kristal tersebut. Bunga salju, intan, dan garam dapur adalah contoh-contoh kristal.
Beberapa material kristalin mungkin menunjukkan sifat-sifat elektrik khas, seperti efek
feroelektrik atau efek piezoelektrik.
Kelakuan cahaya dalam kristal dijelaskan dalam optika kristal. Dalam struktur dielektrik
periodik serangkaian sifat-sifat optis unik dapat ditemukan seperti yang dijelaskan dalam
kristal fotonik.
1 Penggolongan
o
2 Lihat juga
3 Pranala luar
Penggolongan
Suatu kristal dapat digolongkan berdasarkan susunan partikelnya dan dapat pula berdasarkan
jenis partikel penyusunnya atau interaksi yang menggabungkan partikel tersebut.
Jenis-jenis kristal
Logam
Ionik
Molekular
Kovalen
Li
NaCl
Ar
C (intan)
Ca
LiF
Xe
Si
Al
AgCl
Cl
SiO2
Fe
Zn
CO2
Kristal logam
Kristal dengan kisi yang terdiri atas atom logam yang terikat melalui
ikatan logam. Atom logam merupakan atom yang memiliki energi ionisasi
kecil sehingga elektron valensinya mudah lepas dan menyebabkan atom
membentuk kation. Bila dua atom logam saling mendekat, maka akan
terjadi tumpah tindih antara orbital-orbitalnya sehingga membentuk suatu
orbital molekul. Semakin banyak atom logam yang saling berinteraksi,
maka akan semakin banyak terjadi tumpang tindih orbital sehingga
membentuk suatu orbital molekul baru. Terjadinya tumpang tindih orbital
yang berulang-ulang menyebabkan elektron-elektron pada kulit terluar
setiap atom dipengaruhi oleh atom lain sehingga dapat bergerak bebas di
dalam kisi.
Salah satu sifat kristal logam adalah dapat ditempa. Sifat ini diperoleh dari
ikatan logam yang membentuknya. Dalam ikatan logam, terjadi interaksi
Kristal ionik terbentuk karena adanya gaya tarik antara ion bermuatan positif dan negatif.
Umumnya, kristal ionik memiliki titik leleh tinggi dan hantaran listrik yang rendah. Contoh
dari kristal ionik adalah NaCl. Kristal ionik tidak memiliki arah khusus seperti kristal kovalen
sehingga pada kristal NaCl misalnya, ion natrium akan berinteraksi dengan semua ion klorida
dengan intensitas interaksi yang beragam dan ion klorida akan berinteraksi dengan seluruh
ion natriumnya.
Kristal kovalen
Atomatom penyusun kristal kovalen secara berulang terikat melalui suatu ikatan kovalen
membentuk suatu kristal dengan struktur yang mirip dengan polimer atau molekul raksasa.
Contoh kristal kovalen adalah intan dan silikon dioksida (SiO2) atau kuarsa. Intan memiliki
sifat kekerasan yang berasal dari terbentuknya ikatan kovalen orbital atom karbon hibrida
sp3.
Kristal molekular
Pada umumnya, kristal terbentuk dari sutau jenis ikatan kimia antara atom atau ion. Namun,
pada kasus kristal molekular, kristal terbentuk tanpa bantuan ikatan, tetapi melalui interaksi
lemah antara molekulnya. Salah satu contoh dari kristal molekular adalah kristal iodin.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kristal
Berbagai kristal
Ditulis oleh Yoshito Takeuchi pada 11-08-2008
Sampai di sini, kristal telah diklasifikasikan berdasarkan cara penyusunan partikelnya. Kristal
juga dapat diklasifikasikan dengan jenis partikel yang menyusunnya atau dengan interaksi
yang menggabungkan partikelnya (Tabel 8.2).
Tabel 8.2 Berbagai jenis kristal
logam
ionik
molekular
kovalen
Li
38
LiF
246,7
Ar
1,56
C(intan)
170
Ca
42
NaCl
186,2
Xe
3,02
Si
105
Al
77
AgCl
216
Cl
4,88
SiO2
433
Fe
99
Zn
964
CO2
6,03
200
CH4
1,96
Nilai yang tercantum di atas adalah energi yang diperlukan untuk memecah kristal menjadi
partikel penyusunnya (atom, ion, atau molekul (dalam kkal mol-1))
a. Kristal logam
Kisi kristal logam terdiri atas atom logam yang terikat dengan ikatan logam. Elektron valensi
dalam atom logam mudah dikeluarkan (karena energi ionisasinya yang kecil) menghasilkan
kation. Bila dua atom logam saling mendekat, orbital atom terluarnya akan tumpang tindih
membentuk orbital molekul. Bila atom ketiga mendekati kedua atom tersebut, interaksi antar
orbitalnya terjadi dan orbital molekul baru terbentuk. Jadi, sejumlah besar orbital molekul
akan terbentuk oleh sejumlah besar atom logam, dan orbital molekul yang dihasilkan akan
tersebar di tiga dimensi. Hal ini sudah dilakukan di Bab 3.4 (Gambar 3.8).
Karena orbital atom bertumpangtindih berulang-ulang, elektron-elektron di kulit terluar setiap
atom akan dipengaruhi oleh banyak atom lain. Elektron semacam ini tidak harus dimiliki oleh
atom tertentu, tetapi akan bergerak bebas dalam kisi yang dibentuk oleh atom-atom ini. Jadi,
elektron-elektron ini disebut dengan elektron bebas.
Sifat-sifat logam yang bemanfaat seperti kedapat-tempa-annya, hantaran listrik dan panas
serta kilap logam dapat dihubungkan dengan sifat ikatan logam. Misalnya, logam dapat
mempertahankan strukturnya bahkan bila ada deformasi. Hal ini karena ada interaksi yang
kuat di berbagai arah antara atom (ion) dan elektron bebas di sekitarnya (Gambar 8.8).
Tingginya hantaran panas logam dapat juga dijelaskan dengan elektron bebas ini. Bila salah
satu ujung logam dipanaskan, energi kinetik elektron sekitar ujung itu akan meningkat.
Peningkatan
energi kinetik dengan cepat ditransfer ke elektron bebas. Hantaran listrik dijelaskan dengan
cara yang sama. Bila beda tegangan diberikan pada kedua ujung logam, elektron akan
mengalir ke arah muatan yang positif.
Kilap logam diakibatkan oleh sejumlah besar orbital molekul kristal logam. Karena
sedemikian banyak orbital molekul, celah energi antara tingkat-tingkat energi itu sangat kecil.
Bila permukaan logam disinari, elektron akan mengabsorbsi energi sinar tersebut dan
tereksitasi. Akibatnya, rentang panjang gelombang cahaya yang diserap sangat lebar. Bila
elektron yang tereksitasi melepaskan energi yang diterimanya dan kembali ke keadaan dasar,
cahaya dengan rentang panjang gelombang yang lebar akan dipancarkan, yang akan kita
amati sebagai kilap logam.
b. Kristal ionik
Kristal ionik semacam natrium khlorida (NaCl) dibentuk oleh gaya tarik antara ion bermuatan
positif dan negatif. Kristal ionik biasanya memiliki titik leleh tinggo dan hantaran listrik yang
rendah. Namun, dalam larutan atau dalam lelehannya, kristal ionik terdisosiasi menjadi ionion yang memiliki hantaran listrik.
Biasanya diasumsikan bahwa terbentuk ikatan antara kation dan anion. Dalam kristal ion
natrium khlorida, ion natrium dan khlorida diikat oleh ikatan ion. Berlawanan dengan ikatan
kovalen, ikatan ion tidak memiliki arah khusus, dan akibatnya, ion natrium akan berinteraksi
dengan semua ion khlorida dalam kristal, walaupun intensitas interaksi beragam. Demikian
juga, ion khlorida akan berinteraksi dengan semua ion natrium dalam kristal.
Susunan ion dalam kristal ion yang paling stabil adalah susunan dengan jumlah kontak antara
partikel bermuatan berlawanan terbesar, atau dengan kata lain, bilangan koordinasinya
terbesar. Namun, ukuran kation berbeda dengan ukuran anion, dan akibatnya, ada
kecenderungan anion yang lebih besar akan tersusun terjejal, dan kation yang lebih kecil akan
berada di celah antar anion.
Dalam kasus natrium khlorida, anion khlorida (jari-jari 0,181 nm) akan membentuk susunan
kisi berpusat muka dengan jarak antar atom yang agak panjang sehingga kation natrium yang
lebih kecil (0,098 nm) dapat dengan mudah diakomodasi dalam ruangannya (Gambar 8.9(a)).
Setiap ion natrium dikelilingi oleh enam ion khlorida (bilangan koordinasi = 6). Demikian
juga, setiap ion khlorida dikelilingi oleh enam ion natrium (bilangan koordinasi = 6) (Gambar
8.9(b)). Jadi, dicapai koordinasi 6:6.
Jelas bahwa struktur kristal garam bergantung pada rasio ukuran kation dan anion. Bila rasio
(jarijari kation)/(jari-jari anion) (rC/rA) lebih kecil dari nilai rasio di natrium khlorida, bilangan
koordinasinya akan lebih kecil dari enam. Dalam zink sulfida, ion zink dikelilingi hanya oleh
empat ion sulfida. Masalah ini dirangkumkan di tabel 8.3.
Tabel 8.3 Rasio jari-jari kation rC dan anion rA dan bilangan koordinasi.
Rasio jari-jari rC/rA
Bilangan koordinasi
contoh
0,225-0,414
ZnS
0,414-0,732
>0,732
Kristal dengan molekul terikat oleh gaya antarmolekul semacam gaya van der Waals disebut
dengan kristal molekul. Kristal yang didiskusikan selama ini tersusun atas suatu jenis ikatan
kimia antara atom atau ion. Namun, kristal dapat terbentuk, tanpa bantuan ikatan, tetapi
dengan interaksi lemah antar molekulnya. Bahkan gas mulia mengkristal pada temperatur
sangat rendah. Argon mengkristal dengan gaya van der Waaks, dan titik lelehnya -189,2C.
Padatan argon berstruktur kubus terjejal.
Molekul diatomik semacam iodin tidak dapat dianggap berbentuk bola. Walaupun tersusun
teratur di kristal, arah molekulnya bergantian (Gambar 8.11). Namun, karena strukturnya
yang sederhana, permukaan kristalnya teratur. Ini alasannya mengapa kristal iodin memiliki
kilap.
Banyak kristal memiliki struktur mirip molekul-raksasa atau mirip polimer. Dalam kristal
seperti ini semua atom penyusunnya (tidak harus satu jenis) secara berulang saling terikat
dengan ikatan kovelen sedemikian sehingga gugusan yang dihasilkan nampak dengan mata
telanjang. Intan adalah contoh khas jenis kristal seperti ini, dan kekerasannya berasal dari
jaringan kuat yang terbentuk oleh ikatan kovalen orbital atom karbon hibrida sp3 (Gambar
8.12). Intan stabil sampai 3500C, dan pada temperatur ini atau di atasnya intan akan
menyublim.
Kristal semacam silikon karbida (SiC)n atau boron nitrida (BN)n memiliki struktur yang mirip
dengan intan. Contoh yang sangat terkenal juga adalah silikon dioksida (kuarsa; SiO2)
(Gambar 8.13). Silikon adalah tetravalen, seperti karbon, dan mengikat empat atom oksigen
membentuk tetrahedron. Setiap atom oksigen terikat pada atom silikon lain. Titik leleh kuarsa
adalah 1700 C.
150
Tak larut
Hantaran
listrik
Tidak
1450
Tak larut
Menghantar
2000
Tak larut
Tidak
1050
larut
Tidak
Jawab
A = kristal molekular, B = kristal logam, C = kristal kovalen, D = kristal ionik
Kristal biasanya diklasifikasikan seprti di latihan 8.5 di atas. Dalam metoda lain, kristal
diklasifikasikan bergantung pada partikel penyusunnya, yakni atom, molekul atau ion. Kristal
yang tersusun atas atom meliputi kristal logam, kristal kovalen, dan kristal molekular seperti
kristal gas mulia. Tabel 8.4 merangkumkan klasifikasi ini.
partikel
Jenis ikatan
Sifat
Contoh
Jaringan atom
keras
Ikatan kovalen berarah Titik leleh tinggi
Insulator
logam
Gas mulia
Gaya antarmolekul
argon
Molekul (polar)
Interaksi dipol-dipol
lunak
Titik leleh rendah
Insulator
es
es kering
ion
Ikatan ionik
Keras
Titik leleh tinggi
insulator
natrium khlorida
intan
e. Kristal cair
Kristal memiliki titik leleh yang tetap, dengan kata laun, kristal akan mempertahankan
temperatur dari awal hingga akhir proses pelelehan. Sebaliknya, titik leleh zat amorf berada
di nilai temperatur yang lebar, dan temperatur selama proses pelelehan akan bervariasi.
Terdapat beberapa padatan yang berubah menjadi fasa cairan buram pada temperatur tetap
tertentu yang disebut temperatur transisi sebelum zat tersebut akhirnya meleleh. Fasa cair ini
memiliki sifat khas cairan seperti fluiditas dan tegangan permukaan. Namun, dalam fasa cair,
molekul-molekul pada derajat tertentu mempertahankan susunan teratur dan sifat optik cairan
ini agak dekat dengan sifat optik kristal. Material seperti ini disebut dengan kristal cair.
Molekul yang dapat menjadi kristal cair memiliki fitur struktur umum, yakni molekulmolekul ini memiliki satuan struktural planar semacam cincin benzen. Di Gambar 8.14,
ditunjukkan beberapa contoh ristal cair.
Gambar 8.15 Keteraturan dalam kristal cair. Keteraturan adalm kristal adalah tiga dimensi.
Dalam kristal cair smektik dapat dikatakan keteraturannya di dua dimensi, dan di nematik
satu dimensi. T adalah temperatur transisi.
Latihan
8.1 Kondisi Bragg
Kristal diukur dengan sinar-X ( = 0,1541 nm) untuk mendapatkan pola difraksi pada
=15,55. Tentukan jarak antar bidang bila n = 1. Jawab 0,2874 nm.
8.2 Kristal tipe natrium khlorida
Dalam kristal ionik jenis natrium khlorida (bilangan koordinasi = 6), kation dikelilingi oleh
enam anion. Tentukan rasio jari-jari kation/anion (rC/rA) bila kedua ion bensentuhan.
Jawab. rC + rA = 2 rA Maka rC/rA = 0,414. Bila rasion rC/rA lebih kecil dari nilai ini, tidak akan
ada kontak antara kation dan anion.
8.3 Kerapatan kristal
Jari-jari atom nikel (Ni) adalah 1,24 x 1010 m, dan kristalnya berstruktur kubus terjejal
(berpusat muka). Hitung kerapatan kristal nikel.
Jawab. Anggap panjang sel kubus sebagai d, maka (4r)2 = 2d2 dengan teorema Pythagoras d =
2r. Volume satu sel satuan, V, V = 22,63 r3. Dalam satu sel satuan ada empat atom, maka
massa satu sel satuan, w, w = (4 x 58,70 (g mol-1))/(6,022 x 1023 (mol-1)) = 3,900 x 10-22 (g).
Akhirnya kerapatan, d, d = w/V = 9,04 g cm3. Cocok dengan hasil percobaan 8,90 g cm-3.
8.4 Kubus berpusat badan
Kristal titanium adalah kubus berpusat badan dengan kerapatan 4,50 g.cm-3. Hitung panjang
sel satuan l, jari-jari atom titanium r. Dalam kubus berpusat badan, atom-atomnya berkontak
sepanjang diagonal sel satuan.
8.4 Jawab.
Karena dua atom berada dalam sel satuan kubus berpusat badan, persamaan berikut berlaku
4,50 (g cm-3) = (2 x 47,88 (g mol-1))/( 6,022 x 1023 (mol-1) x l3 (cm3)), maka l = 3,28 x 108 cm.
Dengan teorema Pythagoras, (4r)2 = (3,28 x 108)2 + [2(3,28 x 10-8)]2 , maka r = 1,42 x 10-8
cm.
8.5 Klasifikasi kristal
Klasifikasikan kristal berikut sesuai dengan klasifikasi di Tabel 8.2: (a) es kering (CO2); (b)
graphite;
(c) CaF2; (d) MnO2; (e) C10H8 (naftalen);(f) P4; (g) SiO2; (h) Si; (i) CH4; (j) Ru; (k) I2; (l) KBr;
(m) H2O; (n) NaOH; (o) U; (p) CaCO3; (q) PH3. Jawab (a) molekular; (b) kovalen; (c) ionik;
(d) ionik; (e) molekular; (f) molekular;(g) kovalen; (h)logam; (i) molekular; (j) logam; (k)
molekular; (l) ionik, (m) molekular; (n) ionik; (o) logam; (p) ionik; (q) molekular.
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/padatan1/berbagai-kristal/
yang sama, dimana bagian yang satu merupakan bayangan dari yang lain.
Bidang simetri ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bidang simetri aksial dan
bidang simetri menengah.
2. Sumbu simetri
Sumbu simetri adalah garis bayangan yang dibuat melewati/menembus pusat
kristal, dan bila kristal diputar dengan poros sumbu tersebut sejauh satu putaran
penuh akan didapatkan beberapa kali kenampakan yang sama. Sumbu simetri
3. Pusat simetri
Suatu kristal dikatakan mempunyai pusat simetri bila kita dapat membuat garis
bayangan tiap-tiap titik pada permukaan kristal menembus pusat kristal dan
akan menjumpai titik yang lain pada permukaan di sisi yang lain dengan jarak
yang sama terhadap pusat kristal pada garis bayangan tersebut. Atau dengan
kata lain, kristal mempunyai pusat simetri bila tiap bidang muka kristal tersebut
mempunyai pasangan dengan kriteria bahwa bidang yang berpasangan tersebut
berjarak sama dari pusat kristal, dan bidang yang satu merupakan hasil inversi
melalui pusat kristal dari bidang pasangannya.
Kristal dapat diklasifkasikan menjadi tujuh kelompok besar, yang disebut system
kristal. Ke-7 kelompok sistem kristal itu yaitu :
sistem kubik
sistem hexagonal
sistem trigonal
sistem tetragonal
sistem orthorombik
sistem monoklin
sistem triklin
1. Sistem Kubus
Sistem kubus ini adalah sistem kristal yang paling simetri Sistem Kubus tersusun
atas tiga garis kristal berpotongan yang sama panjang dan sama sudut potong
satu sama lain. Sistem ini berbeda dengan sistem lain.
Sistem ini sering juga disebut dengan sistem isometric. Kata isometric berarti
berukuran sama, terlihat pada struktur tiga dimensinya yang sama simetri.Sering
dinamakan sistem kubus karena bentuk umum dari kristalnya berstruktur seperti
kubik.
Contoh Mineral Sistem Kubic : Spalerit
3. Sistem Trigonal
Sistem trigonal mempunyai tiga sisi perputaran sumbu. Meskipun hanya memiliki
tiga sisi putar sumbu,kelas trigonal mengikuti jenis kelas orthorombik dan
menyerupai kubah,dan memiliki sudut 120o,sumbu yang lain bisa lebih
pendek/panjang.
Contoh Mineral Sistem Trigonal : Bismut
4. Sistem Tetragonal
Sistem tetragonal Hampir sama dengan sistem isometric/Kubic. Perbedaanya,
salah satu sumbunya lebih panjang dari pada dua sumbu yang lain. Sumbu yang
berbeda ini menjadi sumbu utama, yang disebut juga sumbu c. Sedangkan dua
sumbu yang lain sama panjanga dan b.
Dalam sistem isometri bentuk kristal dapat dikatakan seperti kubus, namun
dalam tetragonal sistem kristal berbentuk umum persegi.
Contoh Mineral Sistem Tetragonal : Bornit
5. Sistem Ortorombik
Pada sistem ortorombik, sumbu kristalnya berjumlah tiga buah yang
kesemuanya tidak sama panjang dan ketiganya saling berpotongan tegak lurus.
Satu sumbu memanjang vertical, yang disebut sumbu c. Sumbu satunya lebih
panjang disebut sumbu a.Sumbu ketiganya melintang dari kanan ke kiri yang
disebut sumbu b.
Contoh Mineral Sistem Ortorombik : Topaz
6. Sistem Monoklin
Sistem ini terdiri dari dua sumbu tak sama panjang (a dan b) yang saling
berpotongan tegak lurus dan sebuah sumbu c yang condong terhadap sumbu a.
Sumbu a dan c melintang pada satu bidang. Keduanya tidak saling tegak lurus.1
sumbu yang lainnya tegak lurus.
Contoh Mineral Sistem Monoklin : Manganit
7. Sistem Triklin
Pada sistem ini, semua kristalnya memiliki tiga sumbu kristal tak sama panjang
dan saling berpotongan tetapi tidak saling tegak lurus.
Contoh Mineral Sistem Triklin : Microline
http://myblog-tryz.blogspot.com/2011/03/kristal-dan-sistemnya.html
DESKRIPSI MINERAL
1. Nama Mineral
: Topas
Rumus kimia
: Al2(SiO4)(F2OH)2
: 19,3
Sistim Kristal
: ortorombik
Belahan
: sempurna
Warna
Goresan
:-
Kekerasan
:8
2. Nama Mineral
Rumus kimia
: perak
: Ag
: 10,5
Sistim Kristal
: Isomerik
Belahan
: Tidak ada
Warna
: Putih
Goresan
Kekerasan
. 3. Nama Mineral
: putih
: 2,5-3
: Tembaga
Rumus kimia
: Cu
: 8,9
Sistim Kristal
: Isomerik
Belahan
: Tidak ada
Warna
: Coklat
Goresan
: hitam logam
Kekerasan
: 2,5-3
4. Nama Mineral
: Platina
Rumus kimia
: Pt
: 21,4
Sistim Kristal
: Isomerik
Belahan
: Tidak ada
Warna
: Putih abu-abu
Goresan
: abu-abu
Kekerasan
: 4-4,5
5. Nama Mineral
: Besi
Rumus kimia
: Fe
: 7,3-7,8
Sistim Kristal
: Isometrik
Belahan
Warna
: Abu-abu besi-hitam
Goresan
: abu-abu
Kekerasan
:4
6. Nama Mineral
: Arsen
Rumus kimia
: As
: 5,75
Sistim Kristal
: Heksagonal
Belahan
: Sempurna
Warna
Goresan
: abu-abu
Kekerasan
: 3,5
7. Nama Mineral
: Animon
Rumus kimia
: Sb
: 6,68
Sistim Kristal
: Heksagonal
Belahan
: Sempurna
Warna
: logam
Goresan
: abu-abu
Kekerasan
: 3-3,5
8. Nama Mineral
: Bismut
Rumus kimia
: Bi
: 9,8
Sistim Kristal
: Trigonal
Belahan
: sempurna, baik
Warna
Goresan
: putih
Kekerasan
: 2-2,5
9. Nama Mineral
: Belerang
Rumus kimia
:S
: 2,1
Sistim Kristal
: ortorombik
Belahan
: tidak sempurna
Warna
Goresan
: putih
Kekerasan
: 1,5-2,5
: Intan
Rumus kimia
:C
: 3,5
Sistim Kristal
: isometrik
Belahan
: sempurna
: bening, putih sampai putih kebiruan, abu-abu, kuning, coklat, oranye, merah, biru, hijau,
hitam
Goresan
Kekerasan
: 10
: Grafit
Rumus kimia
:G
: 2,2
Sistim Kristal
: heksagonal
Belahan
Warna
Goresan
: hitam
Kekerasan
: 1-2
: Argentit
Rumus kimia
: Ag2S
: 7,04
Sistim Kristal
: isometrik
Belahan
: tidak jelas
Warna
Goresan
: hitam
Kekerasan
: 2-2,5
: Kalkosit
Rumus kimia
: Cu2S
: 5,77
Sistim Kristal
: ortorombik
Belahan
: tidak jelas
Warna
Goresan
: abu-abu kehitaman
Kekerasan
: 2,5-3
: Bornit
Rumus kimia
: Cu5FeS4
: 5,0
Sistim Kristal
:tetragonal
Belahan
: dalam jejak
Warna
Goresan
Kekerasan
:3
: Gelena
Rumus kimia
: PbS
: 7,58
Sistim Kristal
: isometrik
Belahan
: sempurna
Warna
: abu-abu timah
Goresan
: abu-abu timah
Kekerasan
: 2,5
: Spalerit
Rumus kimia
: ZnS
: 3,9-4,1
Sistim Kristal
: kubik
Belahan
: sempurna
Warna
Goresan
Kekerasan
: 3,5-4
: Kalkopirit
Rumus kimia
: CuFeS2
: 4,28
Sistim Kristal
: tetragonal
Belahan
: tidak jelas
Warna
Goresan
: hitam kehijauan
Kekerasan
: 3,5-4
: Pirit
Rumus kimia
: FeS2
: 4,7
Sistim Kristal
: kubik
Belahan
: tidak ada
Warna
Goresan
: hitam kehijauan
Kekerasan
: 6-6,5
: Manganit
Rumus kimia
: MnO(OH)
: 2,71
Sistim Kristal
: monoklin
Belahan
: sempurna
Warna
Goresan
Kekerasan
:4
: Kalsit
Rumus kimia
: CaCO3
: 2,85
Sistim Kristal
: heksagonal
Belahan
: sempurna
Warna
Goresan
: putih
Kekerasan
:3
: Dolomit
Rumus kimia
: CaMg(CO3)2
: 4,50
Sistim Kristal
: heksagonal
Belahan
: sempurna
Warna
Goresan
: putih
Kekerasan
: 2,85
: Olivin
Rumus kimia
: (Mg,Fe)2(SiO4)
: 3,5-4,3
Sistim Kristal
: ortorombik
Belahan
: tidak ada
Warna
Goresan
Kekerasan
: 6,5-7
: Serpentin
Rumus kimia
: Mg6(Si4O10)(OH)8
: 2,7-2,8
Sistim Kristal
: monoklin
Belahan
: idak ada
: sering bervariasi memperlihatkan penggantian dalam lebih terang dan lebih gelap
Goresan
:-
Kekerasan
: 3-5, selalu 4
: Biotit
Rumus kimia
: K(Mg,Fe)3(AlSi3O10)(OH)2
: K(Mg,Fe)3(AlSi3O10)(OH)2
Sistim Kristal
: monoklin
Belahan
: sempurna
Warna
: hijau,coklat, hitam
Goresan
:-
Kekerasan
: 2,5-3
: Kuarsa
Rumus kimia
: SiO2
: 2,65
Sistim Kristal
: heksagonal
Belahan
: tidak ada
Warna
Goresan
:-
Kekerasan
:7
http://mheea-nck.blogspot.com/2010/06/deskripsi-mineral.html
Kristalograf
1:35 AM Irfan Hikari
2 comments
Kristalograf adalah suatu cabang dari mineralogi yang mempelajari sistemsistem kristal. Kristalograf merupakan ilmu yang mempelajari bentuk luar kristal
serta cara penggambarannya. Kristal atau hablur adalah suatu benda padat
homogen berbentuk polihedral teratur, dibatasi oleh bidang permukaan licin,
rata, yang merupakan ekspresi bangun atau struktur dalamnya. Suatu kristal
dapat didefnisikan sebagai padatan yang secara esensial mempunyai pola
difraksi tertentu. Jadi, kristal merupakan suatu padatan dengan susunan atom
yang berulang secara tiga dimensional yang dapat mendifraksi sinar X.
Hingga saat ini, baru diketahui 7 sistem kristal, yaitu Isometrik, Tetragonal,
Ortorombik, Heksagonal, Trigonal, Monoklin, dan Triklin. Dari ketujuh sistem
kristal tersebut, dapat dikelompokkan menjadi 32 kelas kristal. Pengelompokkan
ini berdasarkan pada jumlah unsur simetri yang dimiliki oleh kristal tersebut.
Sistem isometri terdiri dari 5 kelas, sistem tetragonal terdiri atas 7 kelas, sistem
ortorombik terdiri dari 3 kelas, heksagonal terdiri dari 7 kelas, trigonal terdiri dari
5 kelas, dan sistem monoklin mempunyai 3 kelas. Tiap kelas kristal mempunyai
singkatan yang disebut dengan simbol. Ada 2 macam cara simbolisasi yang
sering digunakan, yaitu simbolisasi Schonflies dan Herman Maugin (simbolisasi
internasional).
7 sistem kristal antara lain adalah sebagai berikut:
1. Sistem Isometrik
Sistem ini dikenal sebagai sistem kubus/kubik. Jumlah sumbu kristalnya 3 dan
saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Masing-masing sumbu sama
panjangnya. sumbu-sumbu tersebut biasanya disebut a,b,c.
2. Sistem Tetragonal
Sistem ini sama dengan sistem isometrik, sistem ini memiliki 3 sumbu kristal
yang masing-masing saling tegak lurus. Sumbu a sama panjang dengan sumbu
b, sedangkan sumbu c bisa lebih panjang ataupun lebih pendek dari sumbu a
atau b.
3. Sistem Ortorombik
Sistem ini memiliki 3 sumbu kristal yang saling tegak lurus satu dengan lainnya.
Ketiga sumbu kristal tersebut mempunyai panjang yang berbeda. Sumbu a
adalah sumbu terpendek, sumbu b adalah sumbu menengah, dan sumbu c
adalah sumbu terpanjang.
4. Sistem Heksagonal
Sistem ini mempunyai 4 sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus terhadap
ketiga sumbu yang lainnya. Sumbu a, b, da d masing-masing saling membentuk
sudut 120 derajat satu terhadap yang lain dan mempunyai panjang yang sama,
sedangkan panjang c berbeda (dapat lebih panjang atau lebih pendek).
5. Sistem Trigonal
Beberapa ahli memasukkan sistem ini kedalam sistem heksagonal, sebab cara
penggambarannya sama dengan sistem heksagonal, hanya saja pada sistem
trigonal, setelah terbentuk bidang dasar, yang berbentuk segienam kemudian
dibuat segitiga dengan menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik
sudutnya.
6. Sistem Monoklin
Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu
yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu b, sumbu b tegak lurus
terhadap sumbu c, tapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga
sumbu tersebut mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yang
paling panjang dan sumbu b yang paling pendek. Sumbu a disebut sumbu klino,
dan sumbu b disebut sumbu orto.
7. Sistem Triklin
Sistem ini mempunyai 3 sumbu, yang satu dengan yang lainnya tidak saling
tegak lurus. emikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama. Salah satu
dari sumbu-sumbu tersebut sebagai sumbu c, yaitu sumbu vertikal, dan dua
sumbu lainnya adalah sumbu b, yaitu lebih panjang dari sumbu c yang disebut
sumbu makro, dan sumbu a, yaitu sumbu terpendek yang disebut sumbu brakia.
dari setiap titik pada permukaan kristal selalu melewati pusat kristal, sehingga
menghasilkan titik-titik yang berlawanan arah dengan jarak yang sama. Keadaan
ini berarti bidang-bidang yang berlawanan tersebut akan berjarak sama terhadap
pusat simetri (i) tersebut dan saling sejajar.
3. Bidang Simetri atau Bidang Cermin (m)
merupakan bidang imajiner atau bidang khayal yang memisahkan dua bidang
yang mempunyai bentuk muka yang sama dalam ukuran dan bentuk pada arah
yang berlawanan. Bidang imajiner haruslah merupakan bidang pencerminan (m)
antara satu bidang hablur terhadap bidang yang lainnya.
4. Sumbu Simetri atau Sumbu Lipat (n)
merupakan garis imajiner, dimana hablur dapat berotasi atau disebut pula
sebagai sumbu putar/ sumbu ganda. Hasil rotasi bidang harus benar-benar
berimpit dengan bentuk semula dari bidang kristal yang dipakai sebagai standar
pengamatan awal pada perputaran sebesar 360 derajat.
Untuk mengamati objek 3 dimensi, suatu kristal menjadi bentuk 2 dimensi
dilakukan dengan cara proyeksi kristalograf. prinsip proyeksi kristal adalah
penyederhanaan penggambaran kembali setiap bidang kristal menjadi suatu
titik, dengan cara menentukan posisi tersebut. Caranya adalah dengan menarik
garis tegak lurus atau garis normal dari suatu pusat kristal terhadap
muka/bidang kristalnya sehingga memotong bidang proyeksi. Berikut ini adalah
macam-macam proyeksi kristalograf, antara lain adalah:
1. Proyeksi Bola
dimana bidang proyeksinya adalah bidang bolanya. Hasil proyeksi bola ini masih
kurang sederhana, karena proyeksi kristal yang asalnya berbentuk 3 dimensi
akan berupa titik-titik yang tersebar pada bidang bola yang masih berbentuk 3
dimensi.
2. Proyeksi Stereograf
adalah gambaran dua dimensi atau proyeksi dari permukaan sebuah bola
sebagai tempat orientasi geometri bidang dan garis. Proyeksi ini hanya
menggambarkan geometri kedudukan atau orientasi bidang dan garis, sehingga
hanya memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan
geometri saja. Analisis geometri struktur geologi atau bidang-bidang diskontinu
menerapkan prinsip-prinsip proyeksi stereograf menggunakan bantuan
stereonet.
3. Proyeksi Gnomonik
proyeksi ini sama dengan proyeksi stereograf, tetapi bidang proyeksi
gnomoniknya merupakan bidang singgung bola yang menyinggung bola pada
titik kutub utara bola berupa bidang.
4. Proyeksi Ortograf
Pada proyeksi ortograf, bidang proyeksi dapat diletakkan dimana saja pada arah
tertentu dari bola, tetapi pada umumnya bidang proyeksi ortograf terletak
diutara bola yang tegak lurus terhadap sumbu U dan S diatas bidang proyeksi
gnomonik.
http://dunia-atas.blogspot.com/2011/04/kristalograf.html
Simbol Kristalografi
1. Parameter dan Parameter Rasio
= 6 bagian
Simbol Weiss
Satuan ukur
Simbol Miller
Klas Simetri
Pengelompokkan dalam Klas Simetri didasarkan pada:
1.
Sumbu Simetri
2.
Bidang Simetri
3.
1.
Sumbu Simetri
Sumbu
simetri
adalah
garis
lurus
yang
dibuat
melalu
tersebut
tertentu,
sebagai
kristal tersebut
poros
akan menunjukkan
seperti semula.
Ada 4 jenis Sumbu Simetri yaitu:
1.Sumbu Simetri Gyre
2.Sumbu Simetri Gyre Polair
3.Sumbu Cermin Putar
4.Sumbu Inversi Putar
putarannya,maka
pada
pusat
dengan
kedudukan
kenampakan-kenampakan
2. Bidang Simetri
Bidang Simetri adalah bidang datar yang dibuat melalui pusat
kristal dan membelah kristal menjadi 2 bagian sama besar, dimana
bagian yang satu merupakan pencerminan dari bagian belahan yang
lain.
Bidang simetri dinotasikan dengan P (Plane) atau m (mirror).
Bidang simetri dikelompokan menjadi 2:
2.1 Bidang Simetri Utama
Bidang Simetri Utama ialah merupakan bidang yang dibuat melalui 2 buah
sumbu simetri utama kristal dan membagi bagian yang sama besar.
Bidang simetri utama ini ada 2 yaitu:
OPQR).
disamping
memperlihatkan
kedudukan
buah
bidang
simetri
Simetri
adalah
titik
dalam
kristal,
dimana
melaluinya
dapat dibuat garis lurus, sedemikian rupa sehingga pada sisi yang
satu
dengan
sisi
yang
lain
dengan
jarak
yang
sama,
dijumpai
2 dan
menunjukkan
nilai
sumbu
dan
huruf
menunjukkan
adanya
bidang
Contoh:
- Klas Hexoctahedral
..
- Klas Hextetrahedral .
- Klas Dyakisdodecahedral
- Klas Tetratohedris
. 2
SISTEM TETRAGONAL
Bagian I : Menerangkan nilai sumbu c, mungkin bernilai 4 atau tidak bernilai dan ada
tidaknya bidang simteri yang tegak lurus sumbu c.
Bagian ini dinotasikan :
Bagian II : Menerangkan ada tidaknya nilai sumbu lateral dan ada tidaknya bidang
simetri yang tegak lurus terhadap sumbu lateral tersebut.
Bagian ini dinotasikan :
Bagian III :
Menerangkan ada tidaknya sumbu simetri intermediet dan
ada tidaknya
bidang simetri yang tegak lurus terhadap sumbu intermediet tersebut.
Bagian ini dinotasikan :
Contoh :
- Klas Ditetragonal bipyramidal
- Klas Tetragonal trapezohedral4
Bagian I : Menerangkan nilai sumbu c (mungkin ) dan ada tidaknya bidang simetri
horisontal yang tegak lurus sumbu c tersebut. Bagian ini dinotasikan :
Bagian II : Menerangkan nilai sumbu lateral (sumbu a, b, d) dan ada tidaknya bidang
simetri vertikal yang tegak lurus.
Bagian ini dinotasikan :
Bagian III : Menerangkan ada tidaknya sumbu simetri intermediet dan ada tidaknya
bidang simetri yang tegak lurus terhadap sumbu intermediet tersebut.
Bagian ini dinotasikan :
Contoh :
- Klas Dihexagonal bipyramidal..
- Klas trapezohedral..........
Klas
atau
Ditrigonal
pyramidal
atau
................................................
SISTEM ORTHOROMBIC
Bagian I : Menerangkan nilai sumbu a dan ada tidaknya bidang yang tegak lurus
terhadap sumbu a tersebut .
Dinotasikan :
Bagian II : Menerangkan ada tidaknya nilai sumbu b dan ada tidaknya bidang simetri
yang tegak lurus terhadap sumbu b tersebut.
Bagian ini dinotasikan :
Bagian III : Menerangkan nilai sumbu c dan ada tidaknya bidang simteri yang tegak
lurus terhadap sumbu tersebut.
Dinotasikan :
Contoh :
1.
2.
3.
2
2
SISTEM MONOKLIN
q
Hanya ada satu bagian, yaitu menerangkan nilai sumbu b dan ada tidaknya
bidang simetri yang tegak lurus sumbu b tersebut.
Contoh :
1.
Klas Prismatik
2.
Klas Sphenoidal ..
3.
Klas Domestik .
2
m
Klas Pinacoidal
Klas Assymetric 1
Bidang simetri
horisontal
(h)
(v)
(d)
Kalau mempunyai:
(h)
(v)
Kalau mempunyai:
(v)
(d)
Kalau mempunyai:
(d)
dinotasikan
Contoh :
1.
2.
3.
4.
Klas DykisdodecahedralTh
5.
Bagian II : Menerangkan nilai sumbu c. Nilai sumbu c ini dituliskan di sebelah kanan
agak bawah dari notasi d atau c.
Bidang simetri
horisontal
(h)
(v)
(d)
Kalau mempunyai:
(h)
dinotasikan
(v)
Kalau mempunyai:
(v)
(d)
Kalau mempunyai:
(d)
dinotasikan d
Contoh :
1. Klas Ditetragonal pyramidal ........................... C4v
2. Klas Ditetragonal bipyramidal ........................ D4h
3. Klas Tetragonal scalenohedral ......................... D2d
4. Klas Tetragonal trapezohedral ......................... D
5. Klas Tetragonal bipyramidal ........................... C4h
6. Klas Tetragonal pyramidal .............................. C4
7. Klas Tetragonal bispenoidal ............................ S4
8. Klas Dihexagonal pyramidal ........................... C6
9. Klas Dihexagonal bipyramidal ........................ D6h
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
Klas Asymetric....................................... C1
sumbu c.
http://thebestsolutionforgeologicalsciences.blogspot.com/2012/03/simbolkristalograf-dan-penentuan-klas.html
Kristalograf 1
2.1 Pengertian Kristalograf
Kristalograf adalah bidang ilmu yang mempelajari struktur suatu bahan dalam
arti seluas-luasnya, baik keteraturan yang tampak secara eksternal ataupun
secara mikroskopik. Dalam pengertian lebih luas, kristalograf adalah studi
tentang kristal : bentuk, pertumbuhan, struktur, kimia, ikatan dan sifat-sifat fsik.
Kristal memiliki arti material solid yang memiliki atom-atom tersusun secara
teratur dalam pola tiga dimensi. Pola ini disebut struktur kristal yaitu dapat
dijelaskan dari susunan geometri sejumlah kecil atom yang membentuk sel
satuan. Sel satuan berulang secara terus menerus dan reguler membentuk
kristal. Pengertian kristal secara saintifk jauh lebih umum daripada dalam
pengertian sehari-hari karena keteraturan internal terkadang tidak tampak dari
luar (makroskopis).
2.2 Klasifkasi Kristal Berdasarkan Unsur-Unsur Simetri Yang Dimiliki Suatu Kristal
Mineral dengan sedikit pengecualian, dimana proses penempatan atom-atom
dalam keadaan padat. Bilamana kondisi memungkinkan, mereka dapat
membentuk permukaan yang halus secara beraturan. Dan dalam bentuk
geometri dikenal sebagai kristal. Pada saat ini banyak sekali proses yang telah
diketahui dalam terbentuknya kristal. Proses tersebut terdiri dari proses buatan
manusia di laboratorium atau proses alami seperti proses pendinginan magma,
proses evaporit, proses hidrotermal dan lain-lainnya. Bentuk kesempurnaan dari
kristal dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Euhedral (bentuknya sempurna)
2. Subhedral (masih terdapat bidang kristal)
3. Anhedral (sudah tidak terdapat sama sekali jejak bidang kristal)
Terbentuknya sebuah kristal yang mana setiap bagian merupakan yang serba
sama, bentuk tiga dimensi dari kristal dibentuk oleh bidang-bidang datar yang
terlihat dari luar dan bidang tersebut ditentukan oleh barisan atom-atom bagian
dalam. Dalam bagian ini hanya membahas beberapa unsur dari kristal seperti
susunan atom, unsur-unsur simetri, bentuk dan sistem-sistem kristal.
7. Hexagonal
Sistem ini mempunyai empat sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus
terhadap ketiga sumbu yang lain. Sumbu a, b, dan d masing-masing saling
membentuk sudut 120o satu terhadap yang lain. Sumbu a, b, dan d mempunyai
panjang yang sama. Sedangkan panjang c berbeda, dapat lebih panjang atau
lebih pendek (umumnya lebih panjang).
Sumbu : = = = 120
Panjang Sumbu Satuan : a = b = d c
2.3 Unsur-Unsur Simetri Kristal
Dari masing-masing sistem kristal dapat dibagi lebih lanjut menjadi kelas-kelas
kristal yang jumlahnya 32 kelas. Penentuan klasifkasi kristal tergantung dari
banyaknya unsur-unsur simetri yang terkandung di dalamnya. Unsur-unsur
simetri yang dimiliki suatu kristal adalah bidang cermin, sumbu simetri, pusat
simetri, titik inversi (i), sumbu putar, dan sumbu rotoinversi. Operasi dari
masing-masing unsur simetri adalah sebagai berikut :
a. Sumbu simetri
Sumbu simetri adalah garis bayangan yang dibuat menembus pusat kristal, dan
bila kristal diputar dengan poros sumbu tersebut sejauh satu putaran penuh
akan didapatkan beberapa kali kenampakan yang sama. Sumbu simetri
dibedakan menjadi tiga, yaitu Gire, Giroide dan sumbu inversi putar. Ketiganya
dibedakan berdasarkan cara mendapatkan nilai simetrinya.
Gire, atau sumbu simetri biasa, cara mendapatkan nilai simetrinya adalah
dengan memutar kristal pada porosnya dalam satu putaran penuh. Bila terdapat
dua kali kenampakan yang sama dinamakan digire, bila tiga trigire, empat
tetragire, heksagire dan seterusnya.
Giroide adalah sumbu simetri yang cara mendapatkan nilai simetrinya dengan
memutar kristal pada porosnya dan memproyeksikannya pada bidang horizontal.
Sumbu inversi putar adalah sumbu simetri yang cara mendapatkan nilai
simetrinya dengan memutar kristal pada porosnya dan mencerminkannya
melalui pusat kristal. Penulisan nilai simetrinya dengan cara menambahkan bar
pada angka simetri itu.
b. Pusat simetri
Suatu kristal dikatakan mempunyai pusat simetri bila kita dapat membuat garis
bayangan tiap-tiap titik pada permukaan kristal menembus pusat kristal dan
akan menjumpai titik yang lain pada permukaan di sisi yang lain dengan jarak
yang sama terhadap pusat kristal pada garis bayangan tersebut. Atau dengan
kata lain, kristal mempunyai pusat simetri bila tiap bidang muka kristal tersebut
mempunyai pasangan dengan kriteria bahwa bidang yang berpasangan tersebut
berjarak sama dari pusat kristal, dan bidang yang satu merupakan hasil inversi
melalui pusat kristal dari bidang pasangannya.
c. Titik Inversi (i)
Mekanisme operasinya disebut inversi. Jika i ada maka letaknya pada
perpotongan sumbu-sumbu kristalografs. Titik ini akan mengkonversikan setiap
titik yang terdapat pada kristal.
lalu dibalik
Kemudian triplet ini dibuat seemikian rupa sehingga menjadi bilangan bulat
(h,k,l) yang disebut indeks miller. Dibawah ini contoh bidang cristal
http://brownharinto.blogspot.com/2009/10/kristalograf.html
Struktur kristal terdapat dalam bentuk-bentuk yang sederhana sampai ke bentuk yang
kompleks. Secara umum biasanya struktur kristal yang sederhana dapat diwakilkan oleh
kebanyakan bahan logam, sedangkan struktur yang kompleks biasanya diwakilkan oleh
bahan-bahan polimer, keramik , dan lain lain.
Bagian terkecil dari kristal disebut sel satuan (unit cells).
Satu kristal tentunya tersusun oleh sel-sel satuan tersebut, sehingga karena pola atom
yang berulang-ulang tersusun dalam kristal sedemikian banyaknya (~) untuk mudahnya
kisi-kisi kristal yang mewakilinya dibagi dalam sel satuan (unit cells) saja
1. KONSTANTA KISI
Adalah jarak yang selalu terulang dalam pola jangkau kristal yang
menentukan sel satuan dalam kristal. Untuk sistem kubik konstanta kisinya
adalah a, sedangkan untuk sistem tetragonal konstanta kisinya adalah a, b,
dan c. Hal ini sesuai dengan sistem kristal sebagaimana tertera dibawah
ini :
Sistem
Sumbu (axes)
Kubik
a = b = c
= = = 900
Tetragonal
a = b c
= = = 900
Ortorombik
a b c
= = = 900
Monoklinik
a b c
- - 900
Triklinik
a b c
= 900
Hexagonal
a = a c
= = 900 ; = 1200
Rombohedral
a = b = c
= = 900
Konstanta kisi dapat dihitung dan diukur secara analitik dan dinyatakan
dalam jari-jari atom penyusun kristal tersebut. Konstanta kisi kristal juga
dapat ditentukan secara experimental, misalnya dengan difraksi sinar X.
Misalnya pada atom-atom BCC sebagaimana dibawah ini :
Terlihat bahwa a sebagai konstanta kisi dan R sebagai jari-jari atom akan
memiliki hubungan sebagai berikut :
( 2 a )2 + ( a )2 = ( 4 R )2
Sehingga akan didapat bahwa :
3 a2 = ( 4 R )2
a = (4/3 ) ( 3 ) R
Exercise 5.1 :
Tentukan hubungan konstanta kisi a dengan jari-jari atom untuk
struktur FCC ( kubic pemusatan sisi ).
2. VOLUME DENSITY
( )
Adalah massa atom per volume sel satuannya (lihat lampiran 10ab)
numbers
atau
diterjemahkan
sebagai
bilangan
Kovalensi .
2. Penumpukan atom.
Karena sejumlah energi bebas, bila ion dengan muatan berbeda
saling mendekati , bahan dengan ikatan ion ,
umumnya
memiliki
tetangga terdekat (4 atom pojok, 4 atom sisi, dan 4 atom equilaven sel
berikutnya).
BIDANG KRISTAL
Bidang kristal adalah bidang-bidang atom dalam suatu kisi kristal. Arah
(tegak lurus) bidang kristal disebut sebagai arah kristal.
Suatu kristal tentunya memiliki bidang-bidang atom yang mempenga-ruhi sifat dan perilaku
bahan. Baik bidang, maupun arah bidang dinyatakan dalam 3 angka yang disebut sebagai
indeks miller .
Untuk membedakannya, maka :
a.
Contoh : [ 1, 1, 1 ]
b. Untuk bidang kristal digunakan lambang ( h, k, l )
Contoh : ( 1, 1, 1 )
Bidang kisi yang paling mudah digambarkan adalah bidang-bidang yang membatasi sel
satuan di samping bidang lainnya. h, k, l, tersebut adalah bilang-bilangan bulat seperti 0, 1, 2,
3, dan seterusnya yang dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut :
1. Tentukan panjang perpotongan bidang kristal terhadap ketiga sumbu
kristal misalnya x1, y1 , z1.
y1 = p2 b
z1 = p3 c.
(tentukan
dulu kebalikannya !)
Contoh :
Bidang yang diarsir memotong sumbu x, y, z masing-masing di a, 2b , dan 2/3c . Untuk
satu unit sel maka bidang tersebut berpotongan di 1, 2, 2/3. Kebalikannya : 1,1/2, dan 3/2.
Indeks Miller h, k, l dapat dikalikan Receprocal dengan bilangan yang memberikan bilangan
bulat terkecil yaitu dengan 2. Sehingga bidangnya menjadi 213 ; Jadi bilangan tersebut (2, 1,
3).
Catatan:
Indeks Miller adalah kebalikan dari perpotongan suatu bidang dgn ke-tiga
sumbu x,y dan z yang dinyatakan dalam bilangan utuh bukan pecahan.
Indeks miller yang biasanya bertanda negative (-) berarti menunjukkan
bidang pada arah tertentu, (misalnya perpotongan tsb ada di + , + dan
1/3 maka receprocalnya 2, 1, dan 3).
Maka bidang dengan indeks Miller semacam ini ditulis (2, 1, 3).
Family bidang adalah sekelompok bidang memiliki karakteristik yang sama
tetapi memiliki indeks Millerr yang berbeda satu dengan lainnya.
Misalkan : notasi untuk family bidangnya adalah {1 1 0}, maka bidangbidangnya adalah : (1, 1, 0), (1, 0, 1), (0, 1, 1), (1, 1, 0), (1, 1, 0)
Exercise 5.2 :
Tentukan planar density struktur FCC dengan bidang kristal (1, 1, 0 ).
STRUKTUR HEXAGONAL
Berbeda dengan sistem kristal lainnya, maka bidang-bidang dan araharah bidang kristal pada sistem hexagonal menggunakan 4 indeks yaitu (h,
k, i, l ). Karena sistem ini disusun oleh 3 sumbu bidang dan 1 sumbu tegak
lurus bidang basalnya.. Sumbu pada bidang basal adalah a1, a2 dan a3
yang mana satu dan lainnya menbentuk sudut 1200.
Indeks h, k, i adalah
Catatan : Indeks bidang adalah sifat kebalikan dari indeksa Miller yang
memungkinkan kita melakukan perhitungan untuk jarak antar bidang. Agar
suatu garis terletak dalam bidang tertentu, hasil skalar indeks arah garis
dan indeks bidang harus =