MAKALAH OPTIK
Difraksi Fraunhofer
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Anggota
1. NOPRIANTI
06121011001
2. MUHAMMAD ANGGI P.
06121011006
3. SRI RAHMASARI
06121011023
4. HIKMA PUJIATI
06121011027
5. MIRNA JULAIKA A.
06121011035
6. AMALIA RATNASARI
06121011037
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, wr.wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt, karena atas berkat
dan rahmat-Nya lah penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Difraksi Fraunhofer . Tujuan utama penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Optik. Dalam penyusunan makalah ini
penyusun mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengasuh Mata Kuliah Optik,
Bapak Apit Fathurohman , S. Pd., M. Si, kedua orang tua kami yang senantiasa
memberikan dukungan dan nasihatnya, serta sahabat-sahabat kami tercinta
keluarga besar HIMAPFIS yang selalu memberikan dukungan serta semangatnya
dalam penyusunan makalah ini.
Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun penyusun
menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, segala
tegur sapa, kritik, serta saran yang diberikan pembaca akan penyusun terima
dengan kelapangan hati guna perbaikan pada masa yang akan datang. Akhir kata,
penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca.
Wassalamualaikum, wr.wb.
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar.......................................................................................
Daftar Isi................................................................................................
ii
Bab I : Pendahuluan
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
Latar Belakang................................................................................
Rumusan Masalah...........................................................................
Tujuan Penulisan.............................................................................
Metodologi Penulisan......................................................................
Manfaat Penulisan...........................................................................
1
1
2
2
2
Bab II : Pembahasan
2.1.
2.2.
Difraksi .......................................................................3
Difraksi Fraunhofer........................................
2.3.
2.4.
4
Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari....................................................7
Contoh Soal....................................................................9
Kesimpulan....................................................................................... 11
Daftar Pustaka........................................................................................
12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada hakikatnya cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang
merambat dengan kecepatan . Gelombang cahaya mempunyai frekuensi antara .
Panjang gelombang dan frekuensi akan menentukan warna cahaya.
Perpaduan cahaya dapat mengakibatkan terjadinya interferensi dan difraksi.
Difraksi ada dua yaitu difraksi Fraunhofer dan difraksi Fresnel. Difraksi atau
lenturan merupakan peristiwa pelenturan gelombang cahaya pada rintangan yang
berupa celah sempit. Supaya terjadi difraksi cahaya, maka celah sempit itu harus
seorde dengan panjang gelombang cahaya.
Dalam makalah ini yang akan dibahas adalah difraksi Fraunhofer karena
memiliki ciri khas yaitu bahwa sinar-sinar yang datang sejajar dan pola difraksi
diamati pada jarak yang cukup jauh sehingga secara efektif yang diterima adalah
sinar-sinar terdifraksi yang sejajar. Inilah yang membedakan difraksi Fraunhofer
dan difraksi Fresnel.
Gejala difraksi pertama kali diungkapkan oleh Francesco Grimaldi (16181663), dan dijelaskan dengan tepat oleh Agustian Fresnel (1788-1827), sehingga
dikenal dengan difraksi Fresnel. Percobaan Fresnel disederhanakan oleh
Fraunhofer sehingga dikenal dengan difraksi Fraunhofer. Tanpa kita sadari dalam
kehidupan sehari-hari terdapat alat yang berprinsip pada difraksi Fraunhofer. Oleh
karena itu, penulis menyusun makalah dengan judul Diftaksi Fraunhofer dan
Aplikasinya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Apakah yang dimaksud dengan hakikat gelombang cahaya dan sifat-sifat
gelombang cahaya?
b. Jelaskan pengertian difraksi cahaya?
c. Jelaskan jenis-jenis difraksi cahaya?
d. Bagaimanakah syarat terjadinya difraksi Fraunhofer?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Difraksi
Sesuai dengan teori Huygens, difraksi dapat dipandang sebagai
interferensi gelombang cahaya yang berasal dari bagian-bagian suatu medan
gelombang. Medan gelombang boleh jadi suatu celah. Tiap titik pada muka
gelombang
dapat
dipandang
sebagai
sumber
gelombang
baru
dan
lebar D.
Untuk mempermudah persoalan, jarak dari celah ke layar jauh lebih besar
daripada lebar celah, sehingga dalam Gambar 2.3 berkas-berkas sinar yang
keluar dari celah AB sejajar sehingga dapat dianggap bahwa sinar BP sejajar
dengan sinar CP dan AP. Difraksi ini disebut difraksi fraunhofer.
Dalam membahas pola interferensi secara analitis, ipikirkan dua cara
pendekatan Apabila jarak layar penangkap pola interferensi jauh lebih panjang
daripada ukuran celah, maka sinar-sinar pembentuk pla interferensi dapat
ddipandang sebagai cara pendekatan demikian dikenal dengan difraksi
Fraunhofer. Di lain pihak apabila jarak layar dari celah tidak jauh lebih panjang
dibanding ukuran celah, sinar-sinar pembentuk pola interferensi itu tidak layak
dipandang berkas sejajar sehingga analisisnya pun tidak sesederhana pada
difraksi Fraunhofer. Difraksi yang ditinjau secara demikian disebut difraksi
Fresnel.
2.2 Difraksi Fraunhofer
Celah sempit dipandang sebagai medan gelombang cahaya sehingga
setiap bagiannya adalah sumber gelombang yang koheren. Gambar 2.4 setiap
bagiannya adalah sumber gelombang yang koheren. Difraksi Fraunhofer adalah
difraksi yang terjadi jika letak sumber dan layar pengamatan jauh sekali dari
celah. Difraksi fraunhofer adalah difraksi dimana gelombang datang dan yang
keluardari celah tetap planar atau linier. Difraksi Fraunhofer dilakukan oleh:
a. satu celah sempit
(Mie) dan oleh teori difraksi (Fraunhofer). Suatu perkiraan daripada teori
Fraunhofer menyediakan suatu yang bermakna dalam ukuran perolehan dan
membentuk corak data oleh suatu analisis spektrum. Verifikasi dari percobaan
yang menggunakan nucleated erythrocytes sebagai material bilogi menunjukkan
aplikasi potensi dari metode ini untuk pengelompokan ukuran yang penting dan
parameter bentuk dari data sebaran cahaya.
2. Aplikasi Teori Difraksi Fraunhofer ke Desain Detektor yang Bersifat
Spesifik
Cahaya menyebar dari sel epithelial di dalam suatu celah penelitian aliran
sistem diperagakan menggunakan difraksi Fraunhofer kondisi skalar. Kekuatan
spektrum dihitung untuk posisi model sel yang berurutan di dalam baris fokus
dari suatu dariberkas cahaya laser dengan suatu program komputer transformasi
Fourier. Menggunakan kekuatan spektrum yang dihitung, bentuk wujud detektor
dirancang untuk mendeteksi struktur sel secara spesifik. Bentuk wujud detektor
diuji di dalam suatu piranti celah penelitian sebaran statis. Data menandakan
kemampuan untuk orientasi mendeteksi sel dan batasan-batasan tertentu.
3. Perhitungan Resolusi Teleskop
Gambaran mengenai ruang dari kuat cahaya yang melintas suatu celah
adalah transformasi Fourier pada celah itu. Ini mengikuti dari dasar teori difraksi
Fraunhofer. Suatu celah adalah suatu rangkaian celah kecil sekali. Cahaya yang
melintas dua celah bertentangan dengan dirinya sendiri, secara berurutan secara
konstruktif dan destrktif. Intensitas deret di belakang celah adalah penyiku dari
amplitudo menyangkut garis vektor yang elektromagnetis itu. Pengintegrasian ke
seberang celah, ditemukan bahwa intensitas cahaya, sebagai fungsi jarak off-axis
adalah
I =I o sin 2(u)/u2
Kisi
tersebut di lewati cahaya kuning dari lampu gas Na. Cahaya tersebut
mempunyai 2 garis yang berdekatan dengan panjang gelombang 5890.0
and 5895.9 A (dikenal sebagai doublet Na).
a) Pada sudut berapakah terjadi orde pertama maximum untuk garis
cahaya 5890.0 A line?
b) Berapakah separasi sudut antara maksimum pertama dari kedua garis
cahaya Na tersebut?
Jawab :
a) Jarak kisi d = 1/5000 cm = 20000A
Jadi maksimum pertama dari garis 5890.0 A terjadi pada :
sin 1
b)
5890
sin 1
sin 1 0.2945 17.1275 0
d
20000
d sin
d cos
Jadi :
5895.9 5890.0
0
0
.
017
d cos 20000 cos(17.1275 0 )
m
sin
difraksi. Jika orde pertama maksimum terjadi pada 20.5 0, berapakah jarak
antar celah dalam kisi difraksi tersebut?
10
1 6328 6238
17812 A
sin 20.50 0.350
3. Tiga spektrum garis terjadi pada sudut 10.09 0, 13.710 dan 14.770 dalam
spektrum orde pertama dari spektroskopi kisi.
a) Jika kisi memiliki 3660 celah per centimeter, berapakah panjang
gelombang cahaya?
b) Pada sudut berapa saja akan diperoleh garis spektrum orde kedua ?
d sin
m
Jawab :
d 10 / 3660 27322 A
8
a)
memakai :
Diperoleh :
27322sin10.090
1
4787 A
1
27322sin13.710
2
6476 A
1
27322sin14.77 0
3
6966 A
1
b)
11
sin m 2 2 sin m 1
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Difraksi Fraunhofer adalah difraksi yang terjadi jika letak sumber dan layar
pengamatan jauh sekali dari celah. Difraksi fraunhofer adalah difraksi dimana
gelombang datang dan yang keluardari celah tetap planar atau linier. Difraksi
Fraunhofer dilakukan oleh:
a. satu celah sempit
b. satu lubang bulat
c. dua celah sempit atau lebih
d. kisi difraksi
Aplikasi Dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Analisis pembagian corak bentuk dari model biologi dan sel dengan
analisis Fourier pengukuran sebaran cahaya statis.
2. Aplikasi Teori Difraksi Fraunhofer ke Desain Detektor yang Bersifat
Spesifik.
12
DAFTAR PUSTAKA
A. Handoyo.1987.Optika Teknik. Diklat kuliah Jurusan Teknik
Fisika.ITB.Bandung
Bahtiar,
Ayi.2008.Rekayasa
Optik.
Diktat
kuliah
Jurusan
Fisika.UNPAD.Bandung
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/04/pengertian-difraksicahaya-fisika-celah-tunggal-dan-majemuk-kisi-difraksi-sifatgelombang-rumus-contoh-soal-jawaban.html
http://fisika-maya.blogspot.com/2013/05/difraksi.html