LATAR BELAKANG
prostodonti
Bagaimana cara menentukan disain GTSL
Bagaimana prosedur kerja pada pasien
Factor apakah yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan pembuatan GTSL
1.3 Tujuan
1.
2.
3.
4.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian GTSL
Gigi tiruan sebagian adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengembalikan beberapa gigi
asli yang hilang dengan dukungan utama adalah jaringan lunak di bawah plat dasar dan
dukungan tambahan dari gigi asli yang masih tertinggal dan terpilih sebagai gigi pilar. Restorasi
prostetik ini sering disebut juga Removable Partial Denture (Applegate, 1960).
2.2 Indikasi GTSL
Gigitiruan sebagian lepasan (GTSL) adalah gigitiruan untuk menggantikan satu atau
beberapa gigi yang hilang pada rahang atas atau rahang bawah dan dapat dibuka pasang oleh
pasien. Indikasi pemakaian GTSL yaitu:
1. Panjang daerah tidak bergigi tidak memungkinkan pembuatan GTC
2. Tidak terdapat gigi penyangga di sebelah distal ruang tidak bergigi
3. Bila dukungan sisa gigi asli kurang sehat
4. Hilangnya satu gigi atau lebih.
5. Gigi yang masih tertinggal dalam keadaan baik dan memenuhi syarat sebagai gigi abutment.
6. Keadaan processus alveolaris masih baik.
7. Oral hygiene pasien baik.
8. Pasien mau dibuatkan gigi tiruan sebagian lepasan.
OH jelek.
gigitiruan jenis ini dapat dibuka pasang.Salah satu kerugian pemakaian gigitiruan sebagian
lepasan yaitu dapat merusak jaringan mulut yang tersisa. Desain kerangka gigitiruan sebagian
lepasan meningkatkan penumpukan sisa makanan pada bagian yang berkontak dengan
permukaan gigi asli, yang mengganggu aksi self-cleansing oleh lidah dan bukal selama
proses pengunyahan. Desain kerangka gigitiruan sebagian lepasan juga berperan dalam
perkembangan bakteri pada rongga mulut dan pembentukan plak. Plak gigitiruan
mengakibatkan dampak yang tidak diinginkan terhadap gigi penyangga yang sangat penting
perannya terhadap perawatan gigitiruan sebagian lepasan. Penumpukan plak pada gigi
penyangga lebih banyak daripada gigi asli yang lain. Hal ini disebabkan terhambatnya aksi
self-cleansing oleh cangkolan yang terdapat pada gigitiruan sebagian lepasan. Gigitiruan
sebagian lepasan harus didesain untuk dapat mengurangi penumpukan sisa makanan serta
plak pada gigi dan tepi gingiva dari gigi penyangga.
2.6 Penatalaksanaan Pasien Diabetes Militus
Pada penderita diabetes, suatu kombinasi infeksi dan penyakit pembuluh darah
menyebabkan berkembangnya komplikasi-komplikasi di dalam mulut, seperti jaringan
mukosa yang meradang, cepat berkembangnnya penyakit periodontal yang sudah ada dengan
hilangnya tulang alveolar secara menyolak dan mudah terjadinya abses periapikal. Infeksi
minilial, berkurangnya saliva, bertambahnya pembentukan kalkulus merupakan hal yang
khas dari penyakit diabetes yang tak terkontrol. Manifestasi klinis ini terjadi bersama-sama
dengan gejala-gejala yang biasa ditemukan seperti peliura , haus, mengeringnya kulit, gatalgatal, cepat lapar, cepat lelah serta berkurangnya berat badan. Hal pertama yang dilakukan
adalah mengontrol diabetesnya dan menyehatkan kembali jaringan mulut dan bagus rujuk ke
internis. Dalam lingkungan mulut yang sudah sehat kembali, pembuatan protesa dapat
dilakukan dengan sebagai berikut:
1. Hindari tindakan pembedahan yang besar.
2. Gunakan bahan cetak yang bisa mengalir bebas.
3. Buat desai gigi tiruan yang terbuka dan mudah dibersihkan.
2.7 Pulpitis Irreversibel
Pulpitis irreversibel merupakan perkembangan dari pulpitis reversibel. Kerusakan pulpa
yang parah akibat pengambilan dentin yang luas selama prosedur operatif, terganggunya aliran
darah pada pulpa akibat trauma, dan pergerakan gigi dalam perawatan ortodonsi dapat
menyebabkan pulpitis irreversibel. Pulpitis irreversibel merupakan inflamasi parah yang tidak
akan dapat pulih walaupun penyebabnya dihilangkan. Nyeri pulpitis irreversibel dapat berupa
nyeri tajam, tumpul, lokal, atau difus dan berlangsung hanya beberapa menit atau berjam-jam.
Aplikasi stimulus eksternal seperti termal dapat mengakibatkan nyeri berkepanjangan. Jika
inflamasi hanya terbatas pada jaringan pulpa dan tidak menjalar ke periapikal, respon gigi
terhadap tes palpasi dan perkusi berada dalam batas normal.
Secara klinis, pulpitis irreversibel dapat bersifat simtomatik dan asimtomatik. Pulpitis
irreversibel simtomatik merupakan salah satu jenis pulpitis irreversibel yang ditandai dengan
rasa nyeri spontan. Spontan berarti bahwa stimulus tidak jelas. Nyeri spontan terus menerus
dapat dipengaruhi dari perubahan posisi tubuh. Pulpitis irreversibel simtomatik yang tidak
diobati dapat bertahan atau mereda jika sirkulasi dibuat untuk eksudat inflamasi. Sedangkan
pulpitis irreversibel asimtomatik merupakan tipe lain dari pulpitis irreversible dimana eksudat
inflamasi yang dengan cepat dihilangkan. Pulpitis irreversibel asimtomatik yang berkembang
biasanya disebabkan oleh paparan karies yang besar atau oleh trauma sebelumnya yang
mengakibatkan rasa sakit dalam durasi yang lama.
BAB III
PEMBAHASAN
Seorang perempuan usia 35 tahun datang ke RSGM dengan keluhan kehilangan gigi bawah
yang sudah dirasakan 1 tahun yang lalu. Pasien ingin gigi tiruan yang nyaman dan biaya
ekonomis dan pasien pernah menderita diabetes militus dan sudah pernah memakai gigi tiruan
tapi longgar. Pemeriksaan intra oral kehilangan gigi 15,16,17,18,34,35,46,47,48 pada gigi 36,37
pulpitis irreversible. Dokter gigi akan membuatkan gigi tiruan sesuai dengan keluhan pasien.
3.1 Apakah diagnosis dan rencana perawatan pada kasus
Pemeriksaan Subjektif
Nama
Usia
Jenis kelamin
Keluhan utama
: NN
: 35 tahun
: Perempuan
:Kehilangan gigi bawah yang sudah dirasakan sejak 1 tahun yang
lalu
Keluhan tambahan: Pasien ingin dibuatkan gigi tiruan yang nyaman dan biaya yang
ekonomis. Dan pasien pernah menderita penyakit diabetes melitus dan sudah pernah
memakai gigi tiruan tapi longgar.
Pemeriksaan Objektif
Diagnosis:
1. Parsial Odontolus
Edentulous adalah kondisi dimana hilangnya seluruh gigi asli. Kehilangan gigi telah lama
dianggap sebagai bagian dari proses penuaan. Kehilangan gigi dapat disebabkan oleh
kerusakan gigi, periodontitis, atau kecelakaan. Edentulous lebih banyak terdapat pada
masyarakat yang tingkat sosial-ekonominya rendah. Kehilangan gigi dapat menyebabkan
estetik yang buruk dan proses biomekanis, keadaan ini menjadi lebih buruk ketika pasien
dengan edentulous total dan kehilangan seluruh jaringan periodontal. Pada sebagian besar
pasien yang mengalami kehilangan gigi merupakan suatu hal yang buruk dan menimbulkan
keinginan mencari perawatan gigi untuk memelihara kesehatan gigi serta penampilan yang
baik secara sosial.
2. Diabetes Melitus
Pada penderita diabetes, suatu kombinasi infeksi dan penyakit pembuluh darah
menyebabkan berkembangnya komplikasi-komplikasi di dalam mulut, seperti jaringan
mukosa yang meradang, cepat berkembangnnya penyakit periodontal yang sudah ada dengan
hilangnya tulang alveolar secara menyolak dan mudah terjadinya abses periapikal. Infeksi
minilial, berkurangnya saliva, bertambahnya pembentukan kalkulus merupakan hal yang
khas dari penyakit diabetes yang tak terkontrol. Manifestasi klinis ini terjadi bersama-sama
dengan gejala-gejala yang biasa ditemukan seperti peliura , haus, mengeringnya kulit, gatalgatal, cepat lapar, cepat lelah serta berkurangnya berat badan. Hal pertama yang dilakukan
adalah mengontrol diabetesnya dan menyehatkan kembali jaringan mulut dan bagus rujuk ke
internis. Dalam lingkungan mulut yang sudah sehat kembali, pembuatan protesa dapat
dilakukan dengan sebagai berikut:
a. Hindari tindakan pembedahan yang besar.
b. Gunakan bahan cetak yang bisa mengalir bebas.
Pemberihan Karang(Skeling)
Kontrol Gula Darah bagi pasien DM
Perawatan pada Pulpitis Irreversibel dengan Pulpotomi Non vital
Akhir
:
Pembuatan GTSL pada Rahang Atas dan Rahang Bawah dengan Bahan Resin Akrilik
a. Pembersihan Karang dilakukan sebagai perawtan Innisial yang bertujuan agar kondisi
gigi dan jaringan sekitar gigi dpaat dalam keadaan baik sebelum nantinya ditutup
dengan gigi tiruan sebahagian lepasan.
b. Kontrol gula darah. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengontrol
diabetesnya dan menyehatkan kembali jaringan rongga mulut. Dalam lingkungan
mulut yang sudah sehat kembali maka pembuatan protesa dapat dilakukan dengan
baik
c. Gunakan bahan cetak yang bisa mengalir bebas dan buat desain rangka geligi tiruan
yang terbuka dan mudah dibersihkan, serta distribusi beban fungsional pada semua
bagian yang dapat memberikan dukungan. Bila perlu ransanglah pengairan air liur
dengan obat hisap yang bebas karbohidrat
d. Tekankan kepada pasien mengenai pentingnya pemeliharaan rongga mulut. Akhirnya
tentukan kunjungan penderita tiap enam bulan sekali bahkan bila perlu lebih dari itu
mempertahankan kesehatan mulut
semua bagian yang dapat memberikan dukungan. Bila perlu ransanglah pengairan
air liur dengan obat hisap yang bebas karbohidrat
Tekankan kepada pasien mengenai pentingnya pemeliharaan rongga mulut.
c. Akhirnya tentukan kunjungan penderita tiap enam bulan sekali bahkan bila perlu
lebih dari itu mempertahankan kesehatan mulut
3.5 Bagaimana cara menentukan disain GTSL
Gigi tiruan sebagian adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengembalikan
beberapa gigi asli yang hilang dengan dukungan utama adalah jaringan lunak di
bawah plat dasar dan dukungan tambahan dari gigi asli yang masih tertinggal dan
terpilih sebagai gigi pegangan / abutment.
1. Tahap I : Menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi.
2. Tahap II
: Menentukan macam-macam dukungan dari setiap sadel.
3. Tahap III
: Menentukan macam retainer / penahan.
4. Tahap IV
: Menentukan macam konektor.
3.6 Bagaimana prosedur kerja pada pasien
A.Kunjungan Pertama
1. Anamnesa Indikasi
2. Membuat Studi Model
Posisi pasien : rahang baawah : pasien duduk tegak dan bidang oklusal sejajar
lantai posisi mulut setinggi siku operator.
Cara mencetak
Mula-mula dibuat adonan sesuai dengan perbandingan P/W yaitu 3:1, setelah dicapai
konsistensi yang tepat dimasukkan ke dalam sendok cetak dengan merata, kemudian
dimasukkan ke dalam mulut pasien dan tekan posisi ke atas atau ke bawah sesuai
dengan rahang yang dicetak.
B.Kunjungan Kedua
1. Membuat work model
Cara mencetak
Rahang Atas :
Bahan cetak diaduk, setelah mencapai konsistensi tertentu dimasukkan ke dalam
sendok cetak. Posisi operator di samping kanan belakang. Masukkan sendok cetak dan
bahan cetak ke dalam mulut, sehingga garis tengah sendok cetak berimpit dengan garis
median wajah. Setelah posisinya benar sendok cetak ditekan ke atas.
Rahang Bawah :
Bahan cetak diaduk, setelah mencapai konsistensi tertentu dimasukkan ke dalam
sendok cetak. Pasien dianjurkan untuk membuang air ludah. Posisi operator di samping
kanan depan. Masukkan sendok cetak dan bahan cetak ke dalam mulut, kemudian sendok
ditekan ke processus
2. Pembuatan cangkolan yang akan digunakan untuk retensi gigi tiruan dengan
melakukan survey model terlebih dahulu pada gigi yang akan dipakai sebagai tempat
cangkolan berada nantinya.
3. Pembuatan basis gigi tiruan dengan menggunakan malam merah yang dibuat sesuai
dengan desain gigi tiruan.
4. Proses flasking, wax elimination, packing, processing deflasking, finishing, polishing.
alveolaris.
C.Kunjungan Ketiga
1. Try in basis gigi tiruan akrilik dengan cangkolannya.
2. Pembuatan gigitan kerja yang digunakan untuk menetapkan hubungan yang tepat dari
model RA dan RB sebelum dipasang di artikulator dengan cara : pada basis gigi tiruan
yang telah kita buat tadi ditambahkan dua lapis malam merah dimana ukurannya kita
sesuaikan dengan lengkung gigi pasien. Malam merah dilunakkan kemudian pasien
diminta mengigit malam tersebut.
3. Pemasangan model RA dan RB pada artikulator dengan memperhatikan relasi gigitan
kerja yang telah kita dapatkan tadi.
4. Penyusunan gigi tiruan dimana pada kasus ini akan dipasang gigi posterior maka perlu
diperhatikan bentuk dan ukuran gigi yang akan dipasang. Posisi gigi ditentukan oleh
kebutuhan untuk mendapatkan oklusi yang memuaskan dengan gigi asli atau gigi tiruan
antagonis untuk mendapatkan derajat oklusi yang seimbang. Malam dibentuk sesuai
dengan kontur alami prosesus alveolar dan tepi gingiva.
5. Proses flasking, wax elimination, packing, processing deflasking, finishing, polishing.
D.Kunjungan Keempat
Dilakukan insersi yaitu pemasangan GTS lepasan dalam mulut pasien. Hal-hal yang perlu
diperhatikan antara lain :
1. Part of insertion and part of removement
Hambatan pada permukaan gigi atau jaringan yang dijumpai pada saat pemasangan dan
pengeluaran gigi tiruan dapat dihilangkan dengan cara pengasahan permukaan gigi tiruan (hanya
pada bagian yang perlu saja).
2. Retensi
Yaitu kemampuan GTS untuk melawan gaya pemindah yang cenderung memindahkan gigi
tiruan ke arah oklusal. Retensi gigi tiruan ujung bebas di dapat dengan cara :
Retensi fisiologis, diperoleh dari relasi yang erat antara basis gigi tiruan dengan
membarana mukosa di bawahnya.
Retensi mekanik, diperoleh dari bagian gigi tiruan yang bergesekan dengan struktur
anatomi. Retensi mekanik terutama diperoleh dari lengan traumatic yang menempati
undercut gigi abutment
3. Stabilisasi
Yaitu perlawanan atau ketahanan GTS terhadap gaya yang menyebabkan perpindahan
tempat/gaya horizontal. Stabilisasi terlihat dalam keadaan berfungsi, misal pada saat mastikasi.
Pemeriksaan stabilisasi gigi tiruan dengan cara menekan bagian depan dan belakang gigi tiruan
secara bergantian. Gigi tiruan tidak boleh menunjukkan pergeseran pada saat tes ini.
4. Oklusi
Yaitu pemeriksaan aspek oklusi pada saat posisi sentrik, lateral, dan anteroposterior.
caranya dengan memakai kertas artikulasi yang diletakkan di bawah gigi atas dan bawah,
kemudian pasien diminta melakukan gerakan mengunyah
E.Kunjungan Kelima
Kontrol dilakukan untuk memperbaiki kesalahan yang mungkin terjadi. Tindakan yang
perlu dilakukan :
1. Pemeriksaan subjektif
Pasien ditanya apa ada keluhan rasa sakit atau rasa mengganjal saat pemakaian gigi tiruan
tersebut.
2. Pemeriksaan objektif
Melihat keadaan GTS lepasan baik pada plat dasar gigi tiruannya maupun pada
mukosa di bawahnya.
3.7 Factor apakah yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan pembuatan GTSL
a. Keberhasilan pembuatan GTS adalah
Kooperatifan pasien.
Kondisi rongga mulut pasien
Kemampuan tekniker
Retensi dan stabilisasi GTS yang berasal dari cengkram dan anatomi rongga mulut
pasien.
Ukuran, warna, bentuk gigi dan gusi yang cocok
Sifat dan material yang hampir sama dengan kondisi mulut
seimbang
Daya horizontal dari bibir, pipi dan lidah pada gigi-gigi dan sayap geligi tiruan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Diagnosis:
1. Parsial Odontolus
2. Diabetes Melitus
3. Pulpitis Irreversibel Kronis
Rencana Perawatan
Awal :
Pemberihan Karang(Skeling)
Kontrol Gula Darah bagi pasien DM
Perawatan pada Pulpitis Irreversibel dengan Pulpotomi Non vital
Akhir :
Pembuatan GTSL pada Rahang Atas dan Rahang Bawah dengan Bahan Resin Akrilik
karna pertimbangan Pasien
3.2 Saran
Dalam prosedur pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan diharapkan dapat melakukan
desain gigi tiruan lepasandengan memperhatikan prinsip dari GTSL dan tahap tahap desain
GTSL sehingga dapat menghasilkan gigi tiruan sebagian lepasan yang di inginkan
DAFTAR PUSTAKA
Applegate. 1960. Essentials of Removable Partial Denture Prothesis, 2nd edition.W.B. Saunders
Co. Philadelphia
Darmawan R. Akibat dari kehilangan gigi. http://scribd.com. (online). 2 Maret 2012.
Haryanto, A.G. 1995. Buku Ajar Ilmu Gigi Tiruan Sebagian Lepasan. Jilid II Cetakan I. Jakarta:
Hipokrates
Soelarko, R.M dan Wachijati, H. 1980. Diktat Prostodonsia Gigi Tiruan Sebagian Lepasan.
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran: Bandung.
Watt D., MacGregor A. 1993. Penentuan desain geligi tiruan sebagian lepasan. Alih bahasa
Lilian Yuwono. Jakarta : Hipokrates. Hlm. 248-9.