I.
Tujuan
I.1. Untuk melakukan dan menjelaskan teknik teknik dasar
kromatografi kolom.
I.2. Dapat menjelaskan prinsip dasar pada kromatografi.
I.3. Dapat melakukan isolasi campurn senyawa sampai pemurniannya
secara kromatografi kolom.
II.
Prinsip
II.1.
senyawa ion ion tersebut di dalam dua fase yang berbeda, (fase
diam dan fase gerak).
II.2.
Berdasarkan pada affinitas kepolaran analit dengan fase
diam, sedangkan fase gerak selalu memiliki kepolaran yang
berbeda dengan fase diam.
III.
Reaksi -
IV.
Teori Dasar
Tanpa teknik kromatografi, sintesis senyawa murni (atau hampir
murni) akan sangat sukar, dan dalam banyak kasus, hampir tidak
mungkin. Pada umumnya sebelum suatu senyawa diidentifikasi dan
dapat di ukur kadarnya perlu dipisahkan dari matriknya. Oleh karena
itu, pemisahan merupakan langkah penting dalam analisis kualitatif.
Suatu analisis kimia menjadi meragukan jika pengukuran sifat tidak
berhubungan dengan sifat spesifik senyawa terukur. Analisis meliputi
pengambilan cuplikan, pemisahan senyawa pengganggu, isolasi
senyawa yang dimaksudkan, pemekatan terlebih dahulu sebelum
identifikasi dan pengukuran. Terdapat banyak teknik pemisahan tetapi
kromatografi merupakan teknik yang paling banyak di gunakan. Salah
satunya yaitu kromatografi kolom.
Kromatografi kolom bertujuan untuk urifikasi dan isolasi
komponen dari suatu campurannya. Metode pembuatan kolom terbagi
menjadi 2 yaitu untuk metode kering, kolom pertama diisi dengan
kering fase diam bubuk, diikuti dengan pembasahan fase mobile.
kolom
tergantung
pada
kieselguhr, selulosa atau silika gel yang permukaannya dilapisi zat cair
(biasanya air). Dalam hal ini zat padat hanya berperan sebagai
penyangga (penyokong) dan zat cair sebagai fase diamnya.
Dalam kromografi partisi fase geraknya dapat berupa zat cair dn
gas yang mengalir membawa komponen komponen campuran
sepanjang kolom. Jika fase geraknya dari zat cair, akan diperoleh
kromatografi partisi cair cair. Teknik ini banyak digunakan untuk
pemisahan senyawa senywa organik maupun anorganik.
Resin penukar ion adalah suatu bahan padat yang memiliki bagian
(ion positif atau negatif) tertentu yang bisa dilepas dan ditukar dengan
bahan kimia lain dari luar. Berdasarkan jenis ion atau muatan yang
diperlukan resin dapat dibagi menjadi 2 yaitu resin penukar kation
adalah ion positif yang dipertukarkan dan resin penukar anion adalah
ion negatif yang dipertukarkan.
Besarnya nilai kapasitas penukar dari resin penukar ion tergantung
pada jumlah gugus ion yang dapat ditukarkan yang terkandung dalam
setiap gram bahan resin tersebut. Semakin besar jumlah gugus-gugus
tersebut, maka semakin besar pula nilai kapasitas resinnya. Besarnya
nilai kapasitas resin diketahui agar dapat memperkirakan berapa
banyaknya resin yang diperlukan dalam analisa kimia dengan
menggunakan metode kromatografi kolom.
Apabila resin telah mengikat jumlah ion yang sama dengan
kapasitas maksimumnya maka resin tersebut dikatakan telah
exchausted. Dalam keadaan demikian resin dapat dikembalikan ke
keadaan semula dengan jalan menuangkan larutan asam yang agak
pekat ke dalamnya sehingga terjadi reaksi kebalikan dari reaksi
penukaran ion. Resin penukar anion dapat berupa ko-polimer stiren
dan divinil benzen tetapi tidak mengandung gugusan-gugusan amin
yang bersifat basa dengan resin penukar anion terjadi pengubahan
yang jumlahnya ekuivalen
Parameter yang digunakan dalam mengevaluasi kinerja kolom
stelah mengoptimalkan efisiensi pemisahan secraa kromatografi mutu
kromatografi dapat dikendalikan dengan menrepakan uji kesesuaian
sistem tertentu. Salah satu diataranya adalah perhitugan peat teoritis
untuk suatu kolom dan terdapat dua parameter utama lainnya untuk
menilai kinerja.
Pola kecepatan arus elutor pada tiap irisan kolom yang dipilih
harus sama, keseragaman ini dicapai dengan memilih adsorban yang
ukuran butir butirnya sama (diayak) dan dengan cara peryaratan yang
baik. Semakin kecil ukuran butir aadsorban maka semakin cepat
keseimbangan adosorpsi akan dicapai, dan makin besar pula kecepatan
elusi yang dipergunakan.
Apabila kecpatan arus cairan semakin rendah, maka baik akibatnya
bagi tercapainya keseimbangan adsorpsi dan akan semakin baik pula
pada proses pemisahannya. Kecepatan arus yang erlalu rendah dapat
memnimbulkan efek difusi axial dalam fase mobile yang harus
dihindarkan sejauh mungkin.
Sifat adsorben dan pelarut harus memiliki luas permukaan besar
internal. Kecepatan adsorpsi akan semakin bertambah dengan semakin
kecilnya ukuran diameter adsorban. Pemilihan suatu pelarut tergantung
dari sifat kelarutannya, akan tetapi lebih baik untuk memilih suatu
pelarut yang tidak bergantung pada kekuatan elusi sehingga zat zat
elusi yang lebih kuat apat dicoba kekuatan dari zat elusi adalah daya
penyerapan pada penyerap dalam kolom.
Mendeteksi suatu komponen yang dipisahkan melalui krmatografi
kolom yang konvensional tidak dilengkapi detektor, namun dapat
digunakan dengan mengalirkan eluent pada detektor untuk mendeteksi
adanya suatu komponen.
Alat pada kromatografi kolom sederhana, terdiri dari kolom kaca
yang terdapat krannya. Umumnya, panjang kolom minimum 10x
diameter pipa kaca yang digunakan dan labu erlenmeyer sebagai
penampung eluent. Fase diam yang digunakan berupa adsorben yang
tidak larut di dalam fase gerak. Ukuran partikel fase diam harus
seragam. Adanya suatu pengotor pada fase diam dapat menyebabkan
adsorbsi tidak reversible.
Kromatografi cair yang dilakukan di dalam suatu kolom besar
menggunakan metode kromatografi terbaik untuk pemisahan campuran
dengan jumlah yang besar. Kromatografi kolom ini memiliki kelebihan
V.
VI.
Prosedur
VI.1.
Pembuatan ekstrak pigmen plastid
Dikeringkan daun ingkong di dalam oven. Ditunbuk halus
atau gerus dalam mortis, lalu diayak. Ditimbang 5g serbuk halus
dari zat tersebut ditambahkan 15 ml aseton dan digerus dalam
tersebut
tidak
pecah
pecah.
Dielusi
dengan
Data Pengamatan
Warna ke-1 : kunimg (karoten)
Warna ke-2 : hijau klorofil (klorofil)
VIII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini tentang kromatografi kolom dengan
menggunakan suatu sample yaitu dari daun singkong yang telah
dihaluskan. Tujuan untuk kromatografi kolom ini untuk memisahkan
suatu senyawa dari campurannya yang didasarkan pada suatu
pemisahan
daya
adsorbsi
dengan
memakai
kolom,
dengan
dalam
kolom
tersebut
karena
hasilnya
akan
jelek
Kesimpulan
Metode kromatografi kolom yang digunakan pada praktikum kali
ini dengan metode basah, prinsipnya berdasarkan pada migrasi dan
distribusi pada komponen komponen yang berada pada fase gerak
dan fase diam. Dilihat dari tingkat kepolaran suatu senyawa pada fase
gerak maupun sample dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya suatu
komponen tersebut turun melalui kolom menggunakan fase diam
berupa selulosa.
X.
Daftar Pustaka
Sudjadi. 1988. Metode Pemisahan. Konsius. Yogyakarta
Watson, G David. 2005. Analisis Farmasi edisi 2. Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta.
Keenan, Charles W. dkk. 2002. Kimia Untuk Universitas Jilid 2.
Erlangga: Jakarta.
10