PENDAHULUAN
1.1 Ikan mas
Ikan mas ( Cyprinus carpio . Linnnaeus, 1758 ) merupakan salah satu jenis
ikan air tawar yang sudah dikenal di banyak negara termasuk Indonesia, dan
dewasa ini banyak dibudidayakan. Ikan mas merupakan ikan air tawar yang
dikonsumsi, bernilai ekonomis tinggi dan sangat potensial untuk dikembangkan.
Ikan ini cukup digemari masyarakat karena mudah didapatkan, dagingnya empuk,
rasanya gurih dan empuk. Ikan mas cepat besar dengan masa pemeliharaan yang
relatif singkat karena tergolong responsif terhadap pemberian pakan. Walaupun
usaha budidaya ikan mas sudah tersebar luas namun belum mencapai tingkat
produksi yang maksimal. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan
mengenai cara pemeliharaan ikan mas yang baik dari para petani ikan (Susanto &
Amri 1998).
1.2 Klasifikasi ikan mas
Klasifikasi ikan mas (Cyprinus carpio linn)
Kingdom : Animalia
Filum
: Chordata
Subfilum : Pisces
Kelas
: Teleostei
Ordo
: Ostariophysi
Subordo
: Cyprinoidea
Famili
: Cyprinidae
Subfamili : Cyprininae
Genus
: Cyprinus
Spesies
: Cyprinus carpio
(Linnaeus, 1758).
1
BAB II
SISTEMATIKA DAN MORFOLOGI
Ikan karper sebagai ikan konsumsi dibagi menjadi dua kelompok yakni:
Kelompok ras ikan karper yang bersisik penuh adalah ras-ras ikan karper yang
memiliki sisik normal, tersusun teratur dan menyelimuti seluruh tubuh. Ras ikan
karper yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah "ikan karper majalaya", "ikan
karper punten", "ikan karper si nyonya" dan "ikan karper merah atau ikan mas".
Sedangkan yang tergolong dalam ras karper bersisik sedikit adalah "ikan karper
kaca" yang oleh petani di Tabanan biasa disebut dengan nama "karper gajah". Untuk
kelompok ras ikan karper hias, beberapa di antaranya adalah "karper kumpay",
"karper kaca", "ikan mas merah" dan "ikan koi".
Secara morfologis, ikan karper mempunyai bentuk tubuh agak memanjang dan
memipih tegak. Mulut terletak di ujung tengah dan dapat disembulkan. Bagian
anterior mulut terdapat dua pasang sungut berukuran pendek. Secara umum, hampir
seluruh tubuh ikan karper ditutupi sisik dan hanya sebagian kecil saja yang tubuhnya
tidak ditutupi sisik. Sisik ikan karper berukuran relatif besar dan digolongkan dalam
tipe sisik sikloid berwarna hijau, biru, merah, kuning keemasan atau kombinasi dari
warna-warna tersebut sesuai dengan rasnya.
BAB III
SEJARAH PERKEMBANGAN DI INDONESIA
BAB IV
SYARAT KEBIASAAN HIDUP DAN PERKEMBANGBIAKAN
Antara 2-3 hari kemudian, telur-telur akan menetas dan tumbuh menjadi larva.
Larva ikan mas mempunyai kantong kuning telur yang berukuran relatif besar sebagai
cadangan makanan bagi larva. Kantong kuning telur tersebut akan habis dalam waktu
2-4 hari. Larva ikan mas bersifat menempel dan bergerak vertikal. Ukuran larva
antara 0,5-0,6 mm dan bobotnya antara 1820 mg.
Larva berubah menjadi kebul (larva stadia akhir) dalam waktu 4-5 hari. Pada
stadia kebul ini, ikan mas memerlukan pasokan makanan dari luar untuk menunjang
kehidupannya. Pakan alami kebul terutama berasal dari zooplankton, seperti rotifera,
moina, dan daphnia. Kebutuhan pakan alami untuk kebul dalam satu hari sekitar 6070% dari bobotnya.
Setelah 2-3 minggu, kebul tumbuh menjadi burayak yang berukuran 13 cm
dan bobotnya 0,1-0,5 gram. Antara 2-3 minggu kemudian burayak tumbuh menjadi
putihan (benih yang siap untuk didederkan) yang berukuran 35 cm dan bobotnya
0,5-2,5 gram. Putihan tersebut akan tumbuh terus. Setelah tiga bulan berubah menjadi
gelondongan yang bobot per ekornya sekitar 100 gram.
Gelondongan akan tumbuh terus menjadi induk. Setelah enam bulan
dipelihara, bobot induk ikan jantan bisa mencapai 500 gram. Sementara itu, induk
betinanya bisa mencapai bobot 1,5 kg setelah berumur 15 bulan. Induk-induk ikan
mas tersebut mempunyai kebiasaan mengaduk-aduk dasar perairan atau dasar kolam
untuk mencari makanan.
BAB V
JENIS-JENIS IKAN MAS (KARPER)
Saat ini, banyak sekali jenis ikan mas yang beredar di kalangan petani, baik
jenis yang berkualitas tidak terlalu tinggi hingga jenis unggul. Setiap daerah memiliki
jenis ikan mas favorit, misalnya di Jawa Barat, ikan mas yang paling digemari adalah
jenis "ikan mas majalaya". Di daerah lain, jenis ini belum tentu disukai, begitu juga
sebaliknya. Perbedaan tersebut biasanya dipengaruhi oleh selera masyarakat dan
kebiasaan para petani yang membudidayakannya secara turun-temurun.
Dari beberapa jenis ikan mas yang telah dikenal masyarakat, "varietas
majalaya" termasuk jenis unggul. Buktinya, varietas ini telah dilepas oleh Menteri
Pertanian tahun 1999 dalam rangka HUT ke-25 Badan Litbang Pertanian.
Jenis-jenis ikan mas secara umum dapat digolongkan menjadi dua kelompok,
yakni ikan mas konsumsi dan ikan mas hias. Jenis ikan mas konsumsi adalah jenisjenis ikan mas yang dikonsumsi atau dimakan oleh masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan gizi yang berasal dari hewan. Sementara itu, jenis ikan mas hias umumnya
digunakan untuk memenuhi kepuasan batin atau untuk hiasan (pajangan) dan
dipelihara di kolam-kolam taman atau akuarium.
Tidak diketahui pasti asal usul nama ikan jenis ini, meskipun ada pendapat
bahwa ikan mas strain sinyonya ini jenis ikan hasil seleksi yang secara taksonomi
termasuk spesies Cyprinus Linneaus dan pertama kali di temukan di daerah
Tasikmalaya, Jawa Barat (Khairuman dan Amri 2008). Beberapa orang menyebutkan,
ikan mas ini mudah sekali bertelur sehingga disebut sinyonya. Bentuk tubuhnya
memanjang (long bodied form) dan punggungnya lebih rendah dibandingkan dengan
ikan mas punten. Perbandingan antara panjang dan tinggi badannya sekitar 3,66:1.
Sisiknya berwarna kuning muda seperti warna kulit jeruk sitrus. Mata ikan
yang masih muda agak menonjol, kemudian berubah menjadi sipit ketika ikan sudah
mulai tua. Sifat ikan mas sinyonya lebih jinak dibandingkan dengan ikan ras punten.
Ikan mas sinyonya memiliki kebiasaan berkumpul di permukaan air.
Fekunditas atau jumlah telur ikan mas sinyonya 85.000125.000 dan
diameternya 0,31,5 mm. Induk ikan mas sinyonya jantan akan matang kelamin
pertama pada umur 8 bulan, sedangkan yang betina pada umur 18 bulan. Ikan mas ini
tahan terhadap parasit Myxosporea. Kisaran toleransi pH-nya 5,58,5.
Sesuai dengan namanya, ikan mas ini berkembang pertama kali di daerah
Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Ukuran badannya relatif pendek dan
punggungnya lebih membungkuk dan lancip dibandingkan dengan ras ikan mas
lainnya. Perbandingan antara panjang dan tinggi tubuhnya adalah 3,2:1.
Bentuk tubuhnya semakin lancip ke arah punggung dan bentuk moncongnya
pipih. Sifat ikan mas ini relatif jinak dan biasa berenang di permukaan air. Sisiknya
berwarna hijau keabuan dan bagian tepinya berwarna lebih gelap, kecuali di bagian
bawah insang dan di bagian bawah sirip ekor berwarna kekuningan. Semakin ke arah
punggung, warna sisik ikan ini semakin gelap.
Ikan mas majalaya memiliki keunggulan, di antaranya laju pertumbuhannya
relatif cepat, tahan terhadap infeksi bakteri Aeromonas hydrophila, rasanya lezat dan
gurih, dan tersebar luas di Indonesia. Fekunditas atau jumlah telur yang dihasilkan
ikan mas majalaya tergolong tinggi, yakni 84.000110.000 butir per kilogram induk.
Jenis-jenis ikan mas yang digolongkan ke dalam kelompok ikan mas hias
sebagai berikut.
10
11
DAFTAR PUSTAKA
Agus Rochdianto, 2005. Analisis Finansial Usaha Pembenihan Ikan Karper (Cyprinus carpio Linn)
di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali. Skripsi S1 FE, Universitas Tabanan
Khairuman, Dodi Sudenda, Bambang Gunadi. (2008). Budi Daya Ikan Mas Secara Intensif.
AgroMedia Pustaka. Jakarta.
12