Manfaat Fermentasi
Beberapa Manfaat/Keuntungan yang dapat diperoleh dari proses pembuatan produk melalui proses
fermentasi adalah:
1. Dapat menghilangkan atau mengurangi zat antinutrisi
2. Dapat meningkatkan kandungan nutrisi
3. Dapat meningkatkan kecernaan
4. Dapat menaikkan tingkat kesehatan, lebih menyehatkan,
5. Dapat menaikkan waktu simpan, tahan lama, awet
6. Dapat memiliki nilai jual lebih tinggi
Alat utama yang digunakan untuk proses fermentasi adalah bioreaktor atau biasa disebut Fermentor.
Fermentor
Fermentor adalah Tangki atau wadah dimana di dalamnya seluruh sel (yaitu mikrobia) mengubah
bahan dasar menjadi produk biokimia dengan atau tanpa produk sampingan. Fermontor Sering
disebut dengan bioreaktor. Fermentor umunya dilengkapi dengan pengaduk, saluran aerasi, dan
perlengkapan lainnya.
Fungsi utama fermentor adalah menyediakan kondisi lingkungan yang cocok bagi mikrobia agar
dapat menghasilkan biomassa, enzim, metabolit dan sebagainya.
Syarat Fermentor.
1. Tangki dapat dioperasikan secara aseptik, agitasi dan aerasi.
2. Energi pengoperasian serendah mungkin.
3. Temperatur harus terkontro;.
4. Kontrol pH.
5. Tempat pengambilan sampel.
6. Penguapan berlebihan dihindari.
7. Tangki didesain untuk meminimalkan tenaga kerja pemanenan, pembersihan dan perawatan.
8. Peralatan general: permukaan bagian dalam halus, dihindari banyak sambungan, murah.
Medium yang digunakan adalah medium cair yang terdiri dari 2 macam larutan. Larutan pertama
berisi garam-garam nutrisi untuk pertumbuhan ragi, sedangkan larutan kedua adalah substrat yang
umumnya berbentuk larutan glukosa dalam air. Nutrisi yang diperlukan dalam medium pertumbuhan
ragi antara lain unsur N, O, H, Mg, K, S dan, Ca.
Glukosa berperan sebagai sumber karbon dan sumber energi. Kadar senyawa-senyawa yang
diperlukan supaya medium dapat mendukung pertumbuhan ragi secara optimal harus ditentukan
berdasarkan komposisi masing-masing unsur dalam sel ragi.
Tahap Sterilisasi
Sterilisasi dilakukan terhadap bahan dan alat agar terbebas dari kontaminasi mikroorganisme lain.
Sterilisasi perlu dilakukan karena kontaminasi mikroba lain akan memberikan pengaruh yang tidak
menguntungkan seperti berikut:
1. kontaminan meningkatkan persaingan di dalam mengkonsumsi substrat sehingga akan
mengurangi perolehan
2. kontaminan dapat menghambat proses metabolisme sel sehingga akan mengurangi
perolehan
3. kontaminan meningkatkan turbiditas sehingga dapat mengacaukan pengukuran terhadap
jumlah sel setiap saat.
Setelah seluruh alat dan bahan steril, dilakukan proses inokulasi Saccharomycess cereviceaedari
biakan murni. Sebagai inokulumnya adalah biakan ragi. Komposisi medium starter adalah sama
dengan komposisi media fermentasi dengan penambahan growth factor.
Inokulum tersebut dimasukkan ke dalam campuran larutan nutrisi dan substrat yang diambil
sebagian dari fermentor dan dimasukkan ke dalam wadah tertentu, misalnya labu erlenmeyer atau
lainnya
Tujuan dibiakkannya ragi dalam starter adalah mengadaptasikan sel terhadap media fermentasi.
Dengan adanya adaptasi pada starter ini diharapkan lag phase sebagai tahap awal fermentasi dapat
dilewati.
Biakan diusahakan tepat berada pada akhir fasa logaritmik. Dengan demikian pertumbuhan sel ragi
akan maksimum dalam waktu yang relatif singkat
ardra.biz
Secara sederhana, fermentasi adalah proses penguraian zat kompleks menjadi bentuk
yang lebih sederhana.
Sejarah fermentasi sangat tua. Proses fermentasi yang digunakan dalam pembuatan
minuman seperti bir dan anggur diperkirakan telah dimulai pada tahun 7000 SM.
Fermentasi kemudian juga digunakan untuk membuat berbagai produk susu seperti
dadih dan keju.
Ilmu yang mempelajari fermentasi dikenal sebagai zymology. Louis Pasteur adalah
zymologist pertama yang dikenal melakukan penelitian tentang ragi dan proses
fermentasi.
Contoh Fermentasi
Berikut adalah beberapa contoh fermentasi, yang akan membantu Anda memahami
proses dan penggunaannya:
1. Bir
Bir adalah salah satu contoh terbaik hasil fermentasi. Minuman ini terbuat dari biji-bijian
seperti gandum, barley, dll.
Gandum dikeringkan dan kemudian dihaluskan kemudian dicampur dengan air panas.
Campuran ini lantas disimpan dalam bejana fermentasi dan ditambahkan ragi serta
dibiarkan selama beberapa minggu dalam kondisi anaerobik.
Dalam kondisi ini, ragi akan memakan gula atau karbohidrat dan membentuk alkohol.
Setelah disimpan dalam waktu yang cukup, bir kemudian disaring dan dikemas dalam
botol.
2. Anggur
Anggur adalah contoh lain fermentasi. Pertama kali, buah anggur segar dihancurkan
sampai terbentuk seperti bubur.
Bubur anggur kemudian dibiarkan selama beberapa hari sehingga sari buahnya keluar
dan kulit terkelupas dari daging buah.
Bubur anggur lantas disaring untuk memisahkan kulitnya. Ragi lantas ditambahkan dan
dibiarkan selama beberapa minggu dalam kondisi anaerobik.
Setelah periode waktu tertentu, cairan anggur kemudian dipisahkan dalam berbagai
wadah yang berbeda dan dibiarkan mengalami fermentasi lambat.
Terakhir, anggur kemudian dikemas dalam botol dan siap dikonsumsi.