HIPERTIROIDISME
Dosen Pembimbing :
Ahmad Nur Khoiri, S.Kep,Ns.M.Kes
( 130801002 )
2. DEFI SETYAWATI
( 130801014 )
3. ELOK NADLIROH .G
( 130801019 )
( 130801033 )
5. NUR WULANDARI
( 130801034 )
PRODI SI KEPERAWATAN
TAHUN PELAJARAN
2013 2014
Kata Pangantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Makalah ini dengan baik.
Adapun latar belakang dari pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi
tugas dari mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III mengenai Asuhan
Keperawatan dengan Hipertiroid.
Penulis menyadari bahwa makalah
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
semua pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan ke depan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
Daftar Isi
Halaman Judul..................................................................................................
Kata Pengantar.................................................................................................. ii
Daftar Isi...........................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................
B. Tujuan...............................................................................................
1
2
BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
K.
Definisi Hipertiroid...........................................................................
Anatomi Fisiologi Kelenjar Tiroid ...................................................
Insidens.............................................................................................
Etiologi.............................................................................................
Patofisiologi......................................................................................
Pathway Hipertiroid..........................................................................
Manifestasi Klinik............................................................................
Komplikasi........................................................................................
Pemeriksaan Penunjang....................................................................
Penatalaksanaan................................................................................
Asuhan Keperawatan Hipertiroid.....................................................
3
3
6
7
9
11
12
13
13
14
16
Daftar Pustaka............................................................................................... 26
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tiroid merupakan kelenjar kecil, dengan diameter sekitar 5 cm dan
terletak di leher, tepat dibawah jakun. Dalam keadaan normal, kelenjar tiroid tidak
terlihat dan hampir tidak teraba, tetapi bila membesar, dokter dapat merabanya
dengan mudah dan suatu benjolan bisa tampak dibawah atau di samping jakun.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid, hormon tiroid adalah hormon
yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid (kelenjar gondok) yang terletak di bagian
depan leher. Produksi hormon tiroid memerlukan bahan baku yodium. Hormon ini
berperan besar dalam proses pertumbuhan seorang anak dan juga dalam beberapa
fungsi penting tubuh yang lain seperti fungsi metabolisme dan pengaturan cairan
tubuh. Pembentukan hormon tiroid merupakan suatu proses lingkaran umpan
balik dari otak - kelenjar tiroid - hormon tiroid dalam darah yang saling
mempengaruhi satu sama lain. Status tiroid seseorang ditentukan oleh kecukupan
sel atas hormone tiroid dan bukan kadar normal hormone tiroid dalam darah.
Ada beberapa prinsip faali dasar yang perlu diingat kembali. Pertama
bahwa hormone yang aktif ialah free-hormon, kedua bahwa metabolisme sel
didasarkan adanya free- T3, bukan free-T4, ketiga bahwa distribusi enzim
deyodinasi I, II, III (DI, DII, DIII) di berbagai organ tubuh berbeda, dimana DI
banyak ditemukan di hepar, ginjal, dan tiroid, DII utamanya di otak, hipofisis,dan
DIII hampir seluruhnya ditemukan di jaringan fetal (otak, plasenta).
Agar kelenjar tiroid berfungsi secara normal, maka berbagai faktor harus
bekerjasama secara benar:
o
Hipotalamus
Kelenjar hipofisa
1.3 Tujuan
1.Mahasiswa mampu memahami definisi hipertiroidisme
2. Mahasiswa mampu memahami etiologi hipertiroidisme
3. Mahasiswa mampu memahami patofisiologi hipertiroidisme
4. Mahasiswa mampu memahami manifestasi klinik hipertiroidisme
5. Mahasiswa mampu memahami pemeriksaan diagnostik hipertiroidisme
6. Mahasiswa mampu memahami komplikasi hipertiroidisme
7. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan hipertiroidisme
8.Mahasiswa mampu memahami konsep dasar asuhan keperawatan
hipertiroidisme
BAB II
5
PEMBAHASAN
A. Definisi Hipertiroid
Hipertiroidisme ( Tiroktosikosis) merupakan keadaan dimana didiapatkan
kelebihan hormone tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks
fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan
hormon tiroid berlebihan.
Hipertiroidisme adalah keadaan tirotoksikosis sebgaai akibat dari produksi
tiroid, yang merupakan akibat dari fungsi tiroid yang berlebihan.
Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh
kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid
yang berlebihan di dalam darah.
Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis hipertiroidisme yang paling
berat mengancam jiwa, umumnya keadaan ini timbul pada pasien dengan dasar
penyakit Graves atau Struma multinodular toksik, dan berhubungan dengan faktor
pencetus: infeksi, operasi, trauma, zat kontras beriodium, hipoglikemia, partus,
stress emosi, penghentian obat anti tiroid, ketoasidosis diabetikum, tromboemboli
paru, penyakit serebrovaskular/strok, palpasi tiroid terlalu kuat.
depan
leher
yang
memproduksi
hormon
tiroid
dan
hormon
calcitonin,melekat pada tulang sebelah kanan trakea dan melekat pada dinding
laring. Kelenjar ini terdiri atas 2 lobus yaitu lobus destra dan lobus sinistra yang
saling berhubungan, masing- masing lobus yang tebalnya 4 cm dan lebarnya 2,5
cm.
Struktur Mikroskopis
Kelenjar ini terdiri atas folikel seperti kelenjar asiner berdinding selapis
sel. Jika sedang beraktivitas kelenjar ini berbentuk kuboid yang tinggi, sedangkan
bila sedang istirahat sel ini berbentuk pipih dan bagian tengah asinernya terisi
koloid senyawa triglobulin, tirosin, dan hormone kelenjar tiroid.
Hormon Tiroid
Hormon yang terdiri dari asam amino yang mengawal kadar metabolisme
Penyakit Grave, penyebab tersering hipertiroidisme, adalah suatu penyakit
otoimun yang biasanya ditandai oleh roduksi otoantibodi yang memiliki kerja
mirip TSH
pada
kelenjar
tiroid.
Otoantibodi
IgG
ini,
yang
disebut
Pembuluh Darah
Kapiler darah dan limfe membentuk pleksus yang erat dalam mengitari
folikel sehingga membantu melintasnya hormone kedalam lumen kapiler. Susunan
pembuluh darah menunjukkan bahwa terdapat gelombang dalam darah yang di
suplay ke daerah yang berbeda pada kelenjar.
Persarafan
Sejumlah besar serat saraf tak bermielin terdapat pada dinding arteri tiroid
dan sebagian besar mempunyai fungsi vasomotor. Beberapa saraf simpatis
berakhir pada lamina asal folikel yang menunjukkan rangsangan saraf dalam
mempengaruhi fungsi tiroid melalui pengaruh langsug pada sel folikel yang
menunjukkan rangsangan saraf dalam mempengaruhi fungsi tiroid.
D. Etiologi
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis,
atau hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai
penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan
keduanya.
Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambamn kadar
HT dan TSH yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan balik negatif dari HT
dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT
yang finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
9. Penyebab Utama
10
a) Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberaktif dan merupakan
penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan.
Wanita 5 kali lebih sering daripada pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit
autonoium, dimana antibodi yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid
stimulating.
Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies (TPO)
dan TSH receptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres,
merokok, radiasi, kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap
sinar, terasa seperti ada pasir di mata, mata dapat menonjol keluar hingga double
vision. Penyakit mata ini sering berjalan sendiri dan tidak tergantung pada tinggi
rendahnya hormon teorid. Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi merah,
kehilangan rasa sakit, serta berkeringat banyak.
11
pula orang yang minum hormon tiroid dengan tujuan menurunkan badan hingga
timbul efek samping.
b) Produksi TSH yang Abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan,
sehingga merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
c) Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)
Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis
pasca persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3 bulan
kemudian keluar gejala hpotiroid.
d) Konsumsi Yoidum Berlebihan
Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini
biasanya timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan
kelenjar tiroid.
e) Struma nodusa
Struma endemis, biasanya dalam bentuk struma nodusa terutama
ditemukan didaerah pegunungan yang airnya kurang yodium. Etiologi umumnya
multifaktor, biasanya tiroid sudah mulai membesar pada usia muda, awalnya
difus, dan berkembang menjadi multinodular.
f) Karsinoma tiroid
12
E. Patofisiologi
Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua
sampai tiga kali dari ukuran normalnya, disertai dengan banyaknya hiperplasia
dan lipatan-lipatan sel-sel di dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih
meningkat berapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Setiap sel
meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat.
Perubahan pada kelenjar tiroid ini mirip dengan perubahan akibat
kelebihan TSH. Pada beberapa penderita ditemukan adaya beberapa bahan yang
mempunyai kerja mirip dengan TSH yang ada di dalam darah. Biasanya bahanbahan ini adalah antibodi imunoglobulin yang berikatan dengan reseptor membran
yang sama degan reseptor membran yang mengikat TSH. Bahan-bahan tersebut
merangsang aktivasi terus-menerus dari sistem cAMP dalam sel, dengan hasil
akhirnya adalah hipertiroidisme. Dimana ada peningkatan produksi T3 dan T4
mengakibatkan peningkatan pembentukan limfosit oleh karena efek dari auto
imun yang akan mengilfiltrasi ke jaringan orbita dan otot mata sehingga terjadi
edema jaringan retro orbita mengakibatkan eksoftalmus. Pada beberapa keadaan
dapat menjadi sangat parah sehingga protusi bola mata dapat menarik saraf optik
sehingga mengganggu penglihatan penderita. Yang lebih sering yaitu kerusakan
pada kelopak mata yang menjadi sulit menutup sempurna pada waktu penderita
berkedip atau tidur akibatnya permukaan epitel mata menjadi kering dan mudah
13
mengalami iritasi dan seringkali terinfeksi sehingga timbul luka pada kornea
penderita.
Peningkatan produksi T3 dan T4 juga mengakibatkan aktivitas simpatis
berlebih, adanya peningkatan aktivitas medula spinalis yang akan menyebabkan
gangguan pengeluaran tonus otot sehingga menimbulkan tremor halus.
Peningkatan kecepatan serebrasi mengakibatkan gelisah, apatis, paranoid, dan
ansietas
Selain itu dapat mengakibatkan hipermetabolisme yang berpengaruh pada
peningkatan sekresi getah pencernaan dan peningkatan peristaltik saluran cerna
dimana salah satunya akan ada peningkatan nafsu makan dan juga timbulnya
diare. Bila terjadi peningkatan metabolisme KH dan lemak mengakibatkan proses
oksidasi dalam tubuh meningkat yang akan meningkatkan produksi panas ditandai
dengan berkeringat dan tidak tahan panas dan penurunan cadangan energi
mengakibatkan kelelahan dan penurunan berat badan. Karena hipermetabolisme
sehingga penggunaan O2 lebih cepat dari normal dan adanya peningkatan CO2
menyebabkan peningkatan kecepatan nafas sehingga terjadi sesak nafas.
14
F. Pathway Hipertiroid
15
16
G. Manifestasi Klinik
Penderita hipertiroidisme yang sudah berkembang lebih jauh akan
memperlihatkan kelompok tanda dan gejala yang khas (yang kadang- kadang
disebut tirotoksikosis) . Gejala yang sering ditemukan pada penderita hipertiroid
yakni :
1. Umum :Berat badan turun, keletihan, apatis, berkeringat, dan tidak tahan
panas. Emosi : gelisah, iritabilitas, gugup, emosi labil, perilaku mania dan
perhatian menyempit.
2. Kardiovaskuler ;Palpitasi, sesak nafas, angina,gagal jantung, sinus takikardi,
fibrilasi atrium, nadi kolaps.
3. Neuromuskular : Gugup,gelisah, agitasi, tremor, korea atetosis,psikosis,
kelemahan otot, secara emosional mudah terangsang (hipereksitabel), iritabel
dan terus menerus merasa khawatir, serta tidak dapat duduk diam .
4. Gastrointestinal : penderita mengalami peningkatan selera makan dan
konsumsi makanan, penurunan berat badan yang progresif, kelelahan otot
yang abnormal, perubahan defekasi dengan konstipasi atau diare, serta
muntah.
5. Reproduksi : Oligomenorea, infertilitas, , amenore, libido meningkat.
6. Kulit : Warna kulit penderita biasanya agak kemerahan (flushing) dengan
warnah salmon yang khas dan cenderung terasa hangat, lunak serta basah.
namun demikian, pasien yang berusia lanjut mungkin kulitnya agak kering,
tangan gemetar, Pruritus, eritema Palmaris, miksedema pretibial, rambut
tipis..
7. Struma : Difus dengan/tanpa bising, nodosa
17
I. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH
akan memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat
susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid. T4 dan T3 serum : meningkat
2.
3.
4.
5.
14. elektrolit : hiponatrenia mungkin sebagai akibat dari respon andrenal atau
efek dilusi dalam tera cairan pengganti. Hipoklemia terjadi dengan
sendiranya pada kehilangan melalui gastrointestinal dan dieresis
15. katekolamin serum : menurun
16. kreatinin urine : meningkat
17. EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek, kardiomegali
J. Penatalaksanaan
1. Konservatif
Tata laksana penyakit Graves
a. Obat Anti-Tiroid. Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika dosis
berlebih, pasien mengalami gejala hipotiroidisme. Contoh obat adalah sebagai
berikut :
1) Thioamide
2) Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari
3) Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 600 mg/hari, dosis maksimal
2.000 mg/hari
4) Potassium Iodide
5) Sodium Ipodate
6) Anion Inhibitor
b. Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk mengurangi
gejalagejala hipotiroidisme.
Contoh: Propanolol
19
Indikasi :
a. Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada pasien muda
dengan struma ringan sedang dan tiroktosikosis
b. Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan atau
sesudah pengobatan yodium radioaktif
c. Persiapan tiroidektomi
d. Pasien hamil, usia lanjut
e. Krisis tiroid
Penyekat adinergik pada awal terapi diberikan, sementara menunggu
pasien menjadi eutiroid setelah 6-12 minggu pemberian anti tiroid. Propanolol
dosis 40-200 mg dalam 4 dosis pada awal pengobatan, pasien kontrol setelah 4-8
minggu. Setelah eutiroid, pemantauan setiap 3-6 bulan sekali: memantau gejala
dan tanda klinis, serta Lab.FT4/T4/T3 dan TSHs. Setelah tercapai eutiroid, obat
anti tiroid dikurangi dosisnya dan dipertahankan dosis terkecil yang masih
memberikan keadaan eutiroid selama 12-24 bulan. Kemudian pengobatan
dihentikan , dan di nilai apakah tejadi remisi. Dikatakan remisi apabila setelah 1
tahun obat antitiroid di hentikan, pasien masih dalam keadaan eutiroid, walaupun
kemudian hari dapat tetap eutiroid atau terjadi kolaps.
2. Surgical
a. Radioaktif iodine.
Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang hiperaktif
b. Tiroidektomi.
20
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
HIPERTIROIDISME
3.1 Pengkajian
1. Identitas
Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur, agama,
pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin, status
perkawinan, dan penanggung biaya.
2. Keluhan utama
Pasien merasa perutnya tidak enak dan sering buang air besar dengan
konsistensi cair.
3. Riwayat keperawatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
b. Riwayat kesehatan dulu
c. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga klien tidak ada yang memiliki riwayat penyakit
hipertiroid.
21
d. Riwayat psikososial
4. Pemeriksaan fisik
a. Tanda Tanda Vital
1. TD
: Menigkat
2. Nadi
: Meningkat
3. Respirasi
: Menigkat
4. Suhu
: Menigkat
5. Berat badan : Menurun
22
c. Data Laboratorium
1. Tes ambilan RAI : Meningkat pd penyakit graves & toksik goiter
noduler,menurun pada tiroiditis
T4 dan T3 serum : meningkat (normal : T3 = 26-39 mg, T4 = 80100 mg)
2. T4 dan T3 bebas serum : meningkat
3. Tiroglobulin : meningkat
4. Stimulasi TRH : dikatakan tiroid jika TRH tidak ada sampai
meningkat setelah pemberian TRH
5. Ikatan protei iodiun : meningkat
6. GDA : meningkat (sehubungan dengan kerusakan andrenal)
7. kreatinin urine : meningkat
8. EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek, kardiomegali
I.
Pengkajian
1) Aktivitas atau istirahat
23
( tiazid )
Tanda : Kulit kering atau bersisik, muntah, pembesaran thyroid
( peningkatan kebutuhan metabolisme dengan pengingkatan gula darah ),
8) Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen
II.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada klien yang mengalami
2.
kerja jantung
Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan
3.
kebutuhan energi
Risiko tinggi terhadap
berhubungan
4.
peningkatan
metabolisme
kebutuhan
(peningkatan
nafsu
5.
6.
dengan
kelopak mata/eksoftalmus.
Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik.
Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.
25
7.
III.
Intervensi Keperawatan
1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban
kerja jantung
Tujuan :Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan
kebutuhan tubuh, dengan kriteria :
1) Nadi perifer dapat teraba normal.
2) Vital sign dalam batas normal.
3) Pengisian kapiler normal
4) Status mental baik
5) Tidak ada disritmia
Intervensi :
a. Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika
-
26
berhubungan
dengan
hipermetabolik
dengan
peningkatan
kebutuhan energy
Tujuan : Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat
energi
Intervensi :
a. Pantau tanda vital dan catat nadi baik istirahat maupun saat aktivitas.
- Rasional : Nadi secara luas meningkat dan bahkan istirahat , takikardia
mungkin ditemukan
b. Ciptakan lingkungan yang tenang
- Rasional : Menurunkan stimulasi yang kemungkinan besar dapat
menimbulkan agitasi, hiperaktif, dan imsomnia
c. Sarankan pasien untuk mengurangi aktivitas
- Rasional : Membantu melawan pengaruh dari peningkatan metabolisme
d. Berikan tindakan yang membuat pasien merasa nyaman seperti massage
- Rasional : Meningkatkan relaksasi
vitamin
Rasional : Mungkin memerlukan bantuan untuk menjamin pemasukan zatzat makanan yang adekuat dan mengidentifikasi makanan pengganti yang
sesuai
28
retroorbita
c. Anjurkan pasien menggunakan kaca mata gelap
- Rasional : Melindungi kerusakan kornea
d. Bagian kepala tempat tidur ditinggikan
- Rasional : Menurunkan edema jaringan bila ada komplikasi
sangat
penting
dalam
peningkatan
stimulasi
SSP/mempercepat
aktifitas
mental,
c.
d.
-
relaksasi,
menurunkan
hipersensitifitas
IV.
Evaluasi
31
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana
didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu
kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan
memberikan hormon tiroid berlebihan.
Penyebab dari hipertiroidisme yaitu adanya gangguan homeostatic yang
disebabkan oleh produksi TSH yang berlebihan atau adanya perubahan
autonomic kelenjar tiroid menjadi hiperfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus.
Ada
banyak
gejala
pada
32
penderita
penyakit
ini
yakni
Daftar Pustaka
Barbara, C. Long. 1996. Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan
Proses Keperawatan ). Bandung : Yayasan Ikatan Allumni Pendidikan
Keperawatan Padjajaran
Corwin, E,J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC
Pearce, Evelyn C.
33
Rencana Asuhan
http://aceh.tribunnews.com/2012/01/30/gejala-hipertiroid-mudah-emosidan-berdebar-debar
http://cara-mengobati.com/gejala-penyakit-hipertiroid
34