Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. Osmosis
Proses perpindahan zat ke larutan lain melalui membran semipermeabel
biasanya terjadi dari larutan dengan konsentrasi yang kurang pekat ke larutan dengan
konsentrasi lebih pekat. Solut adalah zat pelarut, sedang solven adalah larutannya. Air
merupakan solven, sedang garam adalah solut. Proses osmosis penting dalam
mengatur keseimbangan cairan ekstra dan intra sel.
Sistem Reverse Osmosis menggunakan pompa untuk menghasilkan tekanan
yang lebih tinggi dari tekanan osmosis untuk "mendorong" air dari tekanan tinggi
melalui membran semipermeabel menuju ke daerah yang mempunyai tekanan yang
lebih rendah.
Semakin tinggi konsentrasi zat terlarut dalam larutan, semakin rendah
konsentrasi air dalam larutan itu. Membran sel relatif inpermeabel terhadap zat
terlarut tapi sangat permeabel terhadap air, maka air berdifusi melintasi membran sel
menuju daerah dengan kensentrasi zat terlarut tinggi. Jika satu zat terlarut seperti
natrium atau klorida di tambahkan kadalam cairan ekstraseluler, maka air akan
berdifusi dari dalam sel ke ruang ekstraseluler.
Besar tekanan yang dibutuhkan untuk mencegah osmosis disebut dengan
Tekanan Osmotik. Tekanan osmotik bukan merupakan tekanan yang menimbulkan
difusi akhir air melalui membran.
Sebaliknya tekan osmotik sama dengan besar tekanan yang harus diberikan
untuk mencegah difusi akhir melalui membran. Semakin tinggi tekanan osmotik suatu
larutan konsentrasi zat terlarut semakin tinggi dan konsentrasi air semakin rendah.
Jadi tekanan osmotik berbanding langsung terhadap konsentrasi partikel yang aktif
secara osmotik dalam cairan dan berbanding terbalik terhadap konsentrasi air.
B. Osmolaritas
Osmolaritas adalah cara untuk mengukur kepekatan larutan dengan
menggunakan satuan mol. Natrium dalam NaCl berperan penting dalam mengatur
keseimbangan cairan dalam tubuh. Apabila terdapat tiga jenis larutan garam dengan
kepekatan yang berbeda dan di daiamnya dimasukkan sel darah merah, maka larutan
yang mempunyai kepekatan sama yang akan seimbang dan berdifusi. Larutan NaCl
0,9% merupakan larutan yang isotonik karena larutan NaCl mempunyai kepekatan
yang sama dengan larutan dalam sistem vaskular. Larutan isotonik merupakan larutan
yang mempunyai kepekatan sama dengan larutan yang dicampur. Larutan hipotonik
mempunyai kepekatan lebih rendah dibanding larutan intrasel.
Apabila terdapat tiga jenis larutan garam dengan kepekatan yang berbeda dan
di dalamnya dimasukkan sel darah merah, maka larutan yang mempunyai kepekatan
sama yang akan seimbang dan berdifusi.
Larutan NaCl 0,9% merupakan larutan yang isotonik karena larutan NaCl
mempunyai kepekatan yang sama dengan larutan dalam sistem vaskular. Larutan
isotonik merupakan larutan yang mempunyai kepekatan sama dengan larutan yang
dicampur. Larutan hipotonik mempunyai kepekatan lebih rendah dibanding larutan
intrasel.
Osmolaritas adalah istilah kimia yang menggambarkan berapa banyak
molekul yang dilarutkan dalam cairan. Jika makin banyak zat-zat yang dilarutkan
dalam cairan, maka semakin tinggi osmolaritas tersebut. Osmolaritas darah inilah
yang akhirnya memicu dahaga ketika tubuh mencoba untuk mencairkan gula
tambahan. Otak adalah organ yang bertanggung jawab untuk memberitahu tubuh
bahwa Anda merasa haus. Ada sel-sel khusus di bagian otak yang mendeteksi
osmolaritas darah. Seiring dengan peningkatan osmolaritas, sel-sel ini mengirimkan
sinyal ke bagian lain dari otak untuk memicu respons haus. Peningkatan osmolaritas
bukan satu-satunya hal yang memicu kehausan, penurunan tekanan darah juga dapat
membuat orang merasa haus karena tubuh mencoba untuk meningkatkan volume
darah.
C. Osmolaritas cairan tubuh
Bila jumlah zat terlarut dalam darah meningkat maka akan terjadi peningkatan
osmolaritas.
Bila kita mendapat infus cairan yan bersifat isotonis, tidak akan terjadi
perubahan osmolaritas
Bila mendapat infus cairan hipotonis, osmolaritas menurun, maka akan terjadi
perpindahan air dari kapiler ke jaringan interstisiel sehingga terjadi odem dan
sel membengkak
D. Keseimbangan
osmotik
antara
carian
ekstraseluler
dan
cairan
intraseluler
Perpindahan cairan yang melintasi membran sel terjadi sedemikan cepat
sehingga setiap perbedaan osmolaritas antara kedua kompartemen ini akan dikoreksi
dalam waktu detik atau menit untuk mencapai keseimbangan osmotik.
Perubahan konsentrasi yang relatif kecil pada zat terlarut dalam cairan
ekstraseluler, maka dapat timbul tekanan osmotik yang besar. Ini dibutuhkan
kekuatan yang besar untuk memindahkan air agar dapat melintasi membran sel bila
cairan ekstraseluler dan intraseluler tidak dalam keadaan keseimbangan osmotik.
E. Pengaturan osmolaritas cairan ekstrasel dan konsentrasi natrium
Pengaturan osmolaritas cairan eksternal berhubungan erat dengan konsentrasi
natrium, karenanatrium merupakan ion terbanyak dalam ruangan ekstrasel. Secara
normal, konsentrasi natrium plasmadiatur dalam batas yang kecil 140 sampai 145
mEq/L dengan konsentrasi rata-rata sekitar 142 mEq/L.Osmolaritas rata-rata bernilai
sekitar 300 mOsm/L (kira-kira 282 mOsm/L bila terkoreksi akibat tarikanantar ion)
dan jarang berubah melebihi 2 sampai 3 persen.
faktor lain, impuls saraf berjalan kebagianujung saraf ini, yang akan mengubah
permeabilitas membrannya dan meningkatkan pemasukank alsium. ADH yang
dilepaskan kemudian dibawa dalam kapiler darah hipofisis
posterior ke
dalamsirkulasi sistemik.
Sekresi ADH sebagai respons terhadap rangsangan osmotic sifatnya cepat,
sehingga kadar ADH plasma dapat meningkat bebrapa kali lipat dalam beberapa
menit. Oleh sebab itu, sekresi ADH merupakan suatu cara cepat untuk menghambat
ekskresi air oleh ginjal.
Area neuronal kedua yang penting dalam mengontrol osmolaritas dan sekresi
ADH terletak disepanjang regio anteroventral ventrikel ketiga, yang disebut regio
AV3V. Pada bagian atas regio initerdapat suatu struktur yang disebutorgan subfornikal
, dan pada bagian inferior terdapat struktur lainyang disebut organum vaskulosum
lamina terminalis.
DAFTAR PUSTAKA
Sherwood, Lauralee. (2004). Human Physiology: From cells to system. 5th ed.
California: Brooks/Cole-Thomson Learning, Inc.
Silverthorn, D.U. (2004). Human Physiology: An Integrated approach. 3th ed. San
Fransisco: Pearson Education.
MAKALAH
Disusun oleh:
Kelompok 4/A/Reguler Pagi A
Yulianty Dwi Suhartini
Aneu Nurdiana
Juanda Agus Sardi
Yusni Purnama Sari
Rekto Jaya Putra
Rafian Dizar
Megayanti Sitanggang
A 0121 011
A 0121 014
A 0121 019
A 0121 024
A 0121 025
A 0121 036
A 0121 037