Modul III
Kelompok 6
Tutor
Ketua
(2013730164)
Sekretaris
(2013730138)
Anggota
(2013730137)
Nurhayana
(2013730163)
(2013730174)
Sandra Natasha M.
(2013730175)
Syifa Ramadhani
(2013730182)
Tasya Sabrina C.
(2013730183)
Topan M. Nur
(2013730184)
Muhammad Kamardi
(2011730152)
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur Alhamdulillah, atas berkah Rahmah Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan
modul ini. Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas PBL modul III Sistem Urogenital. Tugas ini ialah
hasil diskusi dari semua anggota kelompok 6.
Terimakasih kami ucapkan kepada tutor kami yaitu dr. Bambang Widjanarko, Sp. OG yang telah
membimbing kelompok kami sehingga dapat melakukan diskusi dengan baik. Juga untuk penulis dan
penerbit dari buku yang kami jadikan referensi.
Kami menyadari dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan tugas ini
kedepannya.
Semoga hasil analisis di laporan ini dapat berguna dan dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Wassalamualaikum wr.wb
Kelompok 6
PERTANYAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Definisi
Abdominal pain (nyeri abdomen) merupakan sensasi subjektif tidak menyenangkan yang
terasa di setiap regio abdomen.Nyeri abdomen akut biasanya digunakan untuk
menggambarkan nyeri dengan onset mendadak, dan atau durasi pendek.Nyeri abdomen
kronis biasanya digunakan untuk menggambarkan nyeri berlanjut, baik yang berjalan
dalam waktu lama atau berulang/ hilang timbul.Nyeri kronis dapat berhubungan dengan
eksaserbasi akut
Jenis nyeri perut
a.
Nyeri Viseral
Nyeri viseral terjadi bila terdapat rangsangan pada organ atau struktur dalam ronggaperut,
misalnya karena cedera atau radang. Peritoneum viserale yang menyelimuti organ perut
dipersarafi oleh sistem saraf otonom dan tidak peka terhadap perabaan, atau
pemotongan.Dengan demikian sayatan atau penjahitan pada usus dapat dilakukan tanpa
terasa oleh pasien. Akan tetapi bila dilakukan tarikan, regangan atau terjadi kontraksi
yang berlebihan pada otot yang menyebabkan iskemia,seperti pada kolik atau radangakan
timbul nyeri. Pasien yang mengalami nyeri viseral biasanyatidak dapat menunjukkan
secara tepat letak nyeri sehingga biasanya ia menggunakanseluruh telapak tangannya
untuk menunjuk daerah yang nyeri.
Nyeri viseral memperlihatkan pola yang khas sesuai dengan persarafan embrional organ
bersangkutan. Saluran cerna yang berasal dari usus depan (foregut), yaitu lambung,
duodenum, sistem hepatobilier dan pankreas menimbulkan nyeri di ulu hati atau
epigastrium. Bagian saluran cerna yang berasal dari usus tengah (midgut), yaitu usus
halus dan usus besar sampai pertengahan kolon transversum menyebabkan nyeri di
sekitar umbilikus. Bagian saluran cerna lainnya yaitu pertengahan kolon transversum
sampai dengan kolon sigmoid yang berasal dari usus belakang (hindgut) menimbulkan
nyeri di perut bagian bawah. Demikian juga nyeri dari buli-buli dan rektosigmoid. Karena
tidak disertai rangsangan peritoneum, nyeri ini tidak dipengaruhi oleh gerakan sehingga
penderita biasanya dapat aktif bergerak.
b.
Nyeri somatik
Nyeri somatik terjadi karena rangsangan pada bagian yang dipersarafi saraf tepi,
misalnya regangan pada peritoneum parietalis, dan luka pada dinding perut. Nyeri
dirasakan seperti ditusuk atau disayat, dan pasien dapat menunjuk letak nyeri dengan
jarinya secara tepat. Rangsang yang menimbulkan nyeri ini dapat berupa rabaan, tekanan,
rangsang kimiawi atau proses radang.
Gesekan antara visera yang meradang akan menimbulkan rangsang peritoneum dan
menyebabkan nyeri. Peradangannya sendiri maupun gesekan antara kedua peritoneum
dapat menyebabkan perubahan intensitas nyeri.Gesekan inilah yang menimbulkan nyeri
kontralateral pada apendisitis akut. Setiap gerakan penderita, baik berupa gerakan tubuh
maupun gerakan nafas yang dalam atau batuk, akan menambah rasa nyeri sehingga
penderita gawat perut yang disertai rangsang peritoneum berusaha untuk tidak bergerak,
bernafas dangkal dan menahan batuk.
Sifat nyeri
Berdasarkan letak atau penyebarannya nyeri dapat bersifat nyeri alih, dan nyeri yang
diproyeksikan.Untuk penyakit tertentu, meluasnya rasa nyeri dapat membantu
menegakkan diagnosis.Nyeri bilier khas menjalar ke pinggang dan ke arah belikat
(skapula), nyeri pankreatitis dirasakan menembus ke bagian pinggang. Nyeri pada bahu
menunjukkan adanya rangsangan pada diafragma.
a.
Nyeri alih
Nyeri alih terjadi jika suatu segmen persarafan melayani lebih dari satu daerah. Misalnya
diafragma yang berasal dari regio leher C3-C5 pindah ke bawah pada masa embrional
sehingga rangsangan pada diafragma oleh perdarahan atau peradangan akan dirasakan di
bahu.
Gambar 2.3 Persarafan diafragma dan bahu; rangsangan pada pleura atau peritoneum
dapat dirasakan sebagai nyeri bahu.
A. Inervasi diafragma dan bahu oleh saraf servikal : (1) saraf C3,
C4, dan C5, (2) n. frenikus.
B. (1) Iritasi n. frenikus dapat dirasakan di bahu : daerah bahu
yang disarafi, (2) paru-paru dan pleura viseralisnya, (3) diafragma
dengan pleura parietalis disebelah kranial dan peritoneum parietalis
disebelah kaudal, (4) hepar dan peritoneum viserale, (5) rongga
abdomen.
b.
Nyeri proyeksi
Nyeri proyeksi adalah nyeri yang disebabkan oleh rangsangan saraf sensoris akibat
cedera atau peradangan saraf.Contoh yang terkenal ialah nyeri fantom setelah amputasi,
atau nyeri perifer setempat pada herpes zoster.
c.
Hiperestesia
Hiperestesia atau hiperalgesia sering ditemukan dikulit jika ada peradangan pada rongga
dibawahnya. Pada gawat abdomen, hiperestesia sering ditemukan pada peritonitis local
maupun peritonitis umum. Nyeri peritoneum parietalis dirasakan tepat pada tempat
terangsangnya peritoneum sehingga penderita dapat menunjuk dengan tepat, dan pada
tempat itu terdapat nyeri tekan, nyeri gerak, nyeri batuk, nyeri lepas, serta tanda rangsang
peritoneum lain dan defans muskuler yang sering disertai hiperestesia kulit setempat.
d.
Nyeri kontinu
Nyeri akibat rangsangan pada peritoneum parietale akan dirasakan terus-menerus karena
proses berlangsung terus, misalnya pada reaksi radang. Pada saat pemeriksaan penderita
peritonitis, ditemukan nyeri tekan setempat. Otot dinding perut menunjukkan defans
muskuler, kontraksi dinding perut yang terjadi secara refleks untuk melindungi bagian
yang meradang dari tekanan setempat.
e.
Nyeri kolik
Kolik merupakan nyeri visceral akibat spasme otot polos organ berongga dan biasanya
disebabkan oleh hambatan pasase organ tersebut (obstruksi usus, batu ureter, batu
empedu, peningkatan tekanan intralumen). Nyeri ini timbul karena hipoksia yang dialami
oleh jaringan dinding saluran.Karena kontraksi ini berjeda, kolik dirasakan hilang timbul.
Serangan kolik biasanya disertai perasaan mual, bahkan sampai muntah. Saat serangan,
pasien sangat gelisah, kadang sampai berguling-guling ditempat tidur atau di jalan. Yang
khas adalah trias kolik yang terdiri atas serangan nyeri perut yang kumatan disertai mual
atau muntah dan gerak paksa.
f.
Nyeri iskemik
Nyeri perut juga dapat berupa nyeri iskemik yang sangat hebat, menetap, dan tidak
menyurut.Nyeri ini merupakan tanda adanya jaringan yang terancam nekrosis. Lebih
lanjut akan tampak tanda intoksikasi umum, seperti takikardia, merosotnya keadaan
umum, dan syok karena resorbsi toksin dari jaringan nekrosis.
g.
Nyeri pindah
Nyeri dapat berubah sesuai dengan perkembangan patologi. Pada tahap awal apendisitis,
sebelum radang mencapai permukaan peritoneum, nyeri viseral dirasakan disekitar pusat
disertai rasa mual karena apendiks termasuk usus tengah. Setelah radang terjadi diseluruh
dinding termasuk peritoneum viserale, terjadi nyeri akibat rangsangan peritoneum yang
merupakan nyeri somatik. Pada saat ini, nyeri dirasakan tepat pada letak peritoneum yang
meradang, yaitu diperut kanan bawah. Jika apendiks kemudian mengalami nekrosis dan
gangrene (apendisitis gangrenosa), nyeri berubah lagi menjadi nyeri iskemik yang hebat,
menetap dan tidak menyurut, kemudian penderita dapat jatuh dalam keadaan toksis.
Pada perforasi tukak peptik duodenum, isi duodenum yang terdiri atas cairan asam
hidroklorida dan empedu masuk ke rongga abdomen yang sangat merangsang peritoneum
setempat. Si sakit merasa sangat nyeri ditempat rangsangan itu, yaitu diperut bagian atas.
Setelah beberapa waktu, cairan isi duodenum mengalir ke kanan bawah, melalui jalan di
sebelah lateral kolon asendens sampai ke tempat kedua, yaitu rongga perut kanan bawah,
sekitar sekum. Nyeri itu kurang tajam dan kurang hebat dibandingkan nyeri pertama
karena terjadi pengenceran.Pasien sering mengeluh bahwa nyeri yang mulai di ulu hati
pindah ke kanan bawah. Proses ini berbeda sekali dengan proses nyeri pada apendisitis
akut. Akan tetapi kedua keadaan ini, apendisitis akut maupun perforasi lambung atau
duodenum, akan mengakibatkan peritonitis purulenta umum jika tidak segera di
tanggulangi dengan tindak bedah.
Banyak sekali faktor yang menyebabkan nyeri, namun sesuai skenario faktor risiko
yang paling mungkin terjadi adalah faktor eksternal seperti faktor psikososial, lingkungan
dan budaya sesorang.
a Psikososial
Seseorang yang gemar mengkonsumsi makanan dengan kolesterol yang tinggi, dapat
menimbulkan batu empedu atau cholelithiasis. Karena cholelithiasis dibentuk oleh
endapan kolesterol yang diawali dengan keadaan hiperlipidemia. Batu empedu dapat
menyebabkan nyeri perut terutama perut bagian kanan atas.
Orang-orang yang gemar makan sayur-sayuran berwarna hijau dengan berlebihan,
maka dapat menimbulkan batu oksalat. Sayur-sayuran hijau mengandung kadar
oksalat, jika dikonsumsi secara berlebihan, maka dapat menimbulkan batu oksalat.
Batu oksalat ini dapat mengendap dan menghambat saluran perkemihan terutama di
ureter baik kanan maupun kiri dan dapat menimbulkan nyeri.
Seseorang yang mengkonsumsi makanan dengan kadar purin tinggi juga dapat
membentuk batu yang dinamakan batu urat. Batu urat merupakan hasil dari
pengendapan asam urat. Rasa nyeri yang ditimbulkan sama dengan batu oksalat.
Bentuk batu yang tajam dapat melukai jaringan sehingga menimbulkan nyeri
b
terutama pada saluran perkemihan karena adanya gangguan fungsi ginjal tersebut.
Lingkungan
Lingkungan yang tidak sehat dapat menyebabkan seseorang mudah terkena infeksi.
Pada kasus apendisitis, seseorang terkena infeksi pada apendiks atau biasa dikenal
radang usus buntu. Infeksi pada apendiks dapat menyebabkan nyeri hebat yang jika
Ureterolithiasis
Terdapatnya batu didalam ureter.
Nefrolithiasis
atau batu ginjal adalah benda-benda padat yang terjadi di dalam ginjal yang terbentuk
melalui proses fisikokimiawi dari zat-zat yang terkandung di dalam air kemih.
3
4
5
Colelithiasis
Pembentukan batu pada kantung empedu.
Apendisitis
Peradangan pada appendiks vermiformis (usus buntu).
Peritonitis
Suatu proses inflamasi lokal atau menyeluruh pada peritonium yang terjadi akibat
penyebaran infeksi dari organ abdomen, perforasi saluran cerna atau dari luka
abdomen.
Nyeri perut ditimbulkan dari rangsangan saraf sentral dan saraf tepi. Rangsangan saraf
sentral biasanya menimbulkan nyeri visceral yaitu nyeri yang berasal dari organ yang
mengandung otot-otot polos, seperti usus, saluran kencing dan organ berongga lainnya.
Sedangkan nyeri somatik yang disebarkan melalui persarafan perifer (saraf tepi) berasal dari
proses infeksi atau radang dan pada umumnya lebih mudah untuk ditentukan dengan tepat
dari mana sumber nyeri itu berasal. Nyeri yang mendadak dan langsung parah, seperti terjadi
pada kolik ureter (nyeri saluran kemih bagian atas)
Obstruksi oleh batu pada ureter akan menyebabkan peregangan pada parenkim sehingga
terjadi spasme dan hiperperistaltik otot halus kalises yang merangsang nervus di L1 dan L2
(ureter) yang berada di medulla spinalis yaitu pada nervus sphlancnicus yang kemudian
dilanjutkan ke medulla oblongata yang akan menyampaikan rangsang nyeri ke sistem saraf
pusat dan terjadilah rasa nyeri tersebut.
Nyeri kolik ureter atau kolik ginjal adalah nyeri pinggang hebat yang mendadak,
hilang-timbul (intermitten) yang terjadi akibat spasme otot polos untuk melawan
suatu hambatan.
Nyeri mula-mula akan dirasakan di daerah sudut costovertebra dan akan menjalar ke
seluruh perut, ke daerah inguinal, bahkan sampai ke daerah kemaluan.
Penyebab sumbatan umumnya adalah batu, debris, atau bekuan darah yang berasal
dari ginjal dan turun ke ureter. Batu kecil yang turun ke pertengahan ureter pada
umumnya menyebabkan penjalaran nyeri ke pinggang sebelah lateral dan seluruh
perut.Jika batu turun mendekati buli-buli biasanya disertai dengan keluhan lain
berupa nyeri kencing dan urgensi. Tidak jarang nyeri kolik disertai dengan gangguan
pada saluran perncernaan, berupa mual dan muntah.
Nyeri kolik terjadi karena aktivitas peristaltik yang meningkat. Hal ini akan
menyebabkan tekanan intraluminal meningkat sehingga terjadi peregangan terminal
saraf yang memberikan sensasi nyeri.
Nyeri non kolik juga terjadi akibat peregangan kapsul ginjal karena hidronefrosis atau
infeksi pada ginjal.
Nyeri kolik dan non-kolik ginjal adalah 2 jenis tipe nyeri yang berasal dari ginjal.
Pada urolitiasis,kolik ginjal merupakan petunjuk klinik yang dapat dipercaya untuk
menegakkan diagnosis
Kolik ginjal merupakan bentuk sakit perut yang hebat, mendadak, disertai mual dan
muntah akibat rangsangan ganglion celiaca.
Kolik ginjal ini timbulnya mendadak terutama pagi dan malam hari dan disertai
hematuria (gross atau mikroskopik).
nyeri yang beronset akut akibat obstruksi akut pula dan distensi traktus urinarius
bagian atas.
6. Jelaskan hubungan rasa mual dengan rasa nyeri pada perut sebelah kanan bawah?
Mual merupakan gejala awal dari muntah. Mual adalah pengenalan secara sadar terhadap
eksitasi bawah sadar pada daerah medula yang secara erat berhubungan dengan atau
merupakan bagian dari pusat muntah, dan mual dapat disebabkan oleh
1. Impuls iritatif yang datang dari traktus gastro intestinal
2. Impuls yang berasal dari otak bawah yang berhubungan dengan motion sicknes, atau
3. Impuls dari korteks serebri untuk mencetuskan muntah.
Dengan beberapa penyebab mual diatas yang dapat dapat dikategorikan adalah pada
impuls yang berasal dari otak bawah yang berhubungan dengan motion sicknes. Karena
pengaktifan dari saraf autonom simpatis (fungsinya memacu dan mempercepat kerja
organ-organ tubuh) yang berpangkal pada medulla spinalis yang juga diteruskan ke
medulla oblongata kemudian ke sistem saraf pusat untuk merangsang terjadinya rasa
mual.
7. Jelaskan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan pada scenario!
1
Elektrolit
Radiologi
Urinalisis
o Mengevaluasi urin untuk bukti hematuria dan infeksi. Sekitar 85% dari pasien dengan
hematuria menunjukkan bate urine.
O Tidak adanya hematuria tidak menghalangi kehadiran bate urine, bahkan, sekitar 15%
dari pasien dengan batu kemih tidak menunjukkan hematuria. Penawaran o sangat
termotivasi pasien sebuah urine 24 jam metabolisme.
CBC count
o Dalam konteks nefrolisiasis, suatu jumlah sel darah putih tinggi menunjukkan infeksi
ginjal atau sistemik.
o jumlah sel darah merah menunjukkan hematuria tertekan keadaan penyakit kronis atau
parah yang sedang berlangsung.
Kimia Darah
1
daging merah.
Kadar kreatinin diukur dengan metode kolorimetri menggunakan spektrofotometer,
fotometer atau analyzer kimiawi.
B. Nilai Rujukan
DEWASA : Laki-laki : 0,6-1,3 mg/dl. Perempuan : 0,5-1,0 mg/dl. (Wanita sedikit
lebih rendah karena massa otot yang lebih rendah daripada pria).
ANAK : Bayi baru lahir : 0,8-1,4 mg/dl. Bayi : 0,7-1,4 mg/dl. Anak (2-6 tahun) : 0,30,6 mg/dl. Anak yang lebih tua : 0,4-1,2 mg/dl. Kadar agak meningkat seiring dengan
bertambahnya usia, akibat pertambahan massa otot.
LANSIA : Kadarnya mungkin berkurang akibat penurunan massa otot dan penurunan
produksi kreatinin.
3
Kalsium, oksalat, dan asam urat Ketinggian o tingkat ekskresi 24-jam salah satu dari 3
komponen menunjukkan kecenderungan untuk membentuk bate. Hiperkalsiuria o dapat
dibagi lagi menjadi kategori serap, resorptive, dan ginjal-kebocoran oleh hasil tes darah
danurine 24 jam pada kedua diet teratur dan kalsium-terbatas.
Tergantung pada subtipe yang spesifik, pengobatan hiperkalsiuria serap mungkin
termasuk pembatasan kalsium makanan, diuretik thiazide, pengikat kalsium oral, atau
suplemen fosfat. hiperkalsiuria resorptive adalah hiperparatiroidisme primer dan
membutuhkan parathyroidectomy
-
Total volume
O Pasien dalam bentuk batu yang harus berusaha untuk mencapai output urin lebih dari 2
L setiap hari untuk mengurangi risiko pembentukan batu.
O Pasien dengan batu sistin atau mereka dengan kasus resisten mungkin perlu output urin
harian 3 L untuk profilaksis memadai.
Dua puluh empat jam urine
(kalsium, oksalat, asam urat, natrium, fosfor, sitrat, magnesium, creatinine, total volume)
o Studi ini dirancang untuk memberikan informasi lebih lanjut tentang sifat yang tepat
dari masalah kimia yang menyebabkan batu itu. Informasi ini berguna bukan saja untuk
memungkinkan terapi yang lebih spesifik dan efektif untuk pencegahan batu, tetapi juga
untuk mengidentifikasi pasien dengan bate ginjal yang mungkin memiliki masalah
kesehatan lainnya yang signifikan.
o Indikasi berikut adalah untuk evaluasi metabolik dengan urine 24 jam:
- Sisa bate setelah perawatan bedah
- Awal presentasi dengan beberapa kalkuli
- Gagal ginjal
- Transplantasi ginjal
- Solitary ginjal
- Riwayat keluarga kalkuli
- Lebih dari 1 batu dalam satu tahun terakhir
o Studi metabolik yang direkomendasikan untuk pasien yang lebih muda dari 25 tahun.
Studi juga dianjurkan untuk pasien dengan operasi batu multipel atau kambuh dan bagi
mereka dengan gagal ginjal atau hanya sebuah ginjal kerja tunggal (misalnya, penerima
transplantasi ginjal).
o Apakah atau tidak untuk melakukan studi urin 24 jam tergantung pada pasien. Jika
seorang pasien sangat termotivasi untuk mengikuti rencana pengobatan pencegahan batu
berlarut-larut (melibatkan diet, suplemen, dan / atau obat-obatan), urutan penelitian. Jika
seorang pasien tidak mungkin atau tidak mau mengikuti rencana pengobatan jangka
panjang, tidak ada gunanya dalam melakukan seperti studi membosankan dan tidak
nyaman.
Berikut ini adalah beberapa pemeriksaan radiologi yang dilakukan untuk mendiagnosa
kelainan pada ginjal antara lain :
Foto Polos Abdomen
Foto polos abdomen merupakan pemeriksaan yang pertama dilakukan bila ada keluhan
nyeri abdomen atau nyeri di sekitar area urogenital. Manfaat dari pemeriksaan ini adalah
untuk melihat gambaran secara keseluruhan di rongga abdomen dan pelvis.
Setiap pemeriksaan traktus urinarius sebaiknya dibuat terlebih dahulu foto polos
abdomen. Pada foto ini dapat menunjukkan bayangan, besar, bentuk dan posisi kedua
ginjal. Dapat pula dilihat kalsifikasi dalam kista dan tumor, batu radioopak dan
perkapuran dalam ginjal. Harus diperhatikan batas muskulus psoas kanan dan kiri. Serta
Batu radioopak di daerah ureter dan buli- buli.
Interpretasi terhadap kalsifikasi pada saluran ginjal harus dilakukan dengan hati-hati
karena flebolit pada kelenjar mesenterika dan vena pelvis yang berada di atasnya sering
disalah artikan sebagai batu ureter. Film yang diambil saat inspirasi dan ekspirasi akan
mengubah posisi ginjal dan sering kali dapat mengkonfirmasi bahwa daerah
yang mengalami kalsifikasi pada abdomen tersebut adalah batu.
BOF normal
Tulang baik
b.
c.
Jam 24.00 WIB minum obat pencahar/laksans untuk membersihkan kolon dari
feses yang menutupi daerah ginjal.
d.
e.
Dilarang banyak bicara untuk mengurangi udara (gas) dalam lambung dan usus.
Untuk bayi dan anak diberikan minum yang mengandung karbonat, tujuannya untuk
mengembangkan lambung dengan gas. Usus akan berpindah, sehingga bayangan kedua
ginjal dapat dilihat melalui lambung yang terisi gas. Sebelum pasien disuntikkan urofin
60% harus dilakukan terlebih dahulu uji kepekaan. Jika pasien alergi terhadap kontras
maka pemeriksaan pielografi intravena dibatalkan.
Dosis urografin 60 mg % untuk orang dewasa adalah 20 ml. Kalau perlu diberikan dosis
rangkap yaitu 40 ml. Tujuh menit setelah penyuntikan dibuat film bucky anteroposterior
abdomen. Foto berikutnya diulangi pada 15 menit, 30 menit dan 1 jam. Sebaiknya segera
setelah pasien disuntik kontras, kedua ureter dibendung, baru dibuat foto 7 menit.
Kemudian bendunag dibuka, langsung dibuat foto di mana diharapkan kedua ureter terisi.
Dilanjutkan dengan foto 1 dan 2 jam, malahan foto 6, 12 dan 24 jam.
Menurut Meschan, digunakan film bucky antero-posterior abdomen setelah penyuntikan,
ulangi pemotretan film antero-porterior abdomen dengan jarak waktu setelah disuntik
kontras intravena, masing-masing 4 menit, 8 menit, 25 menit, foto terlambat jika
konsentrasi dan eksresi sangat kurang pada 1-8 jam. Foto terakhir biasanya film berdiri.
Pada pasien hipertensi, film harus dibuat setelah penyuntikan 30 detik sampai 1 menit,
dan tiap-tiap menit setelah itu, untuk 5 menit pertama.
Beberapa ahli menyatakan bahwa PIV masih merupakan pencitraan yang terbaik untuk
memberikan gambaran secara vertikal mengenai struktur anatomi dari saluran kemih.
Akan tetapi kurang disukai karena adanya risiko alergi terhadap zat kontras.
Syarat-syarat seseorang boleh melakukan IVP yakni,
Fungsi ginjalnya baik. Cara untuk mengetahuinya yakni dengan mengukur kadar
BUN atau kreatininnya (<2). Karena kontras itu bersifat nefrotoksik dan dikeluarkan
lewat ginjal, jadi apabila ginjal rusak atau tidak berfungsi, akan sangat berbahaya bagi
pasien.
Indikasi dilakukannya pemeriksaan IVP yakni untuk melihat anatomi dan fungsi dari
traktus urinarius yang terdiri dari ginjal, ureter, dan bladder, yang meliputi
Kelainan kongenital
Trauma
Pada pielografi normal akan diperoleh gambaran bentuk ginjal seperti kacang. Kutub
( pool ) atas ginjal kiri setinggi Th.11, bagian bawah, batas bawah setinggi korpus
vertebra L3. Ginjal kanan letaknya kira-kira 2 cm lebih rendah daripada yang kiri. Pada
pernafasan, kedua ginjal bergerak dan pergerakan ini dapat dilihat dengan fluoroskopi.
Arah sumbu ke bawah dan lateral sejajar dengan muskuli psoas kanan dan kiri. Dengan
adanya lemak perirenal, ginjal mendapat lebih jelas terlihat. Hal ini terutama dapat
dilihat pada orang gemuk. Pelvis renalis kemudian dilanjutkan dengan kalik
mayor, biasanya Dari kalik mayor dilanjutkan dengan kalik minor. Jumlahnya bervariasi
antara 6-14. Kedua ureter berjalan lurus dari pelvis renis ke daerah pertengahan sakrum
dan berputar ke belakang lateral dalam suatu arkus, turunke bawah dan masuk ke dalam
dan depan untuk memasuki trigonum buli- buli.
Tiga tempat penyempitan ureter yang normal, yaitu pada sambungan pelvis dan ureter
dengan buli-buli, dan ada persilangan pembuluh darah iliaka.
ivp menit ke 5
Pada menit ke-5, organ yang dinilai yaitu perginjalan, yang meliputi nefrogram dan
sistem pyelocalices (SPC). Nefrogram yaitu bayangan dari ginjal kanan dan kiri yang
terisi kontras. Warnanya semiopaque, jadi putihnya sedang-sedang saja.
Pada menit ke-5, contoh penyakit yang bisa diketahui yaitu penyakit-penyakit yang ada
di ren, misalnya pyelonefritis, nefrolitiasis, hidronefrosis, massa/tumor renal, dll.
Menit ke 15
Penilaian ureter:
1) Jumlah ureter.
Terkadang, ureter bisa hanya nampak 1 aja, itu mungkin di sebabkan kontraksi ureter
saat pengambilan foto, jadi tidak nampak ketika difoto.
2) Posisi ureter
3) Kaliber ureter.
Maksudnya diameternya, normal < 0.5 cm
4) Ada tidaknya batu, baik lusen maupun opaque.
Kemudian nyatakan bentuk, jumlah, ukuran, dan letak batu.
Contoh penyakit pada menit ke 15 diantaranya: hidroureter, ureterolithiasis, ureteritis.
Apakah dinding buli reguler? adakah additional shadow (divertikel) ataupun filling
defect
(masa
tumor)
dan
indentasi
prostat.
gambaran dinding yang menebal ireguler dicurigai adanya sistitis kronis.
Contoh penyakit pada menit ke 45 yaitu cystitis, pembesaran prostat, massa
vesikolithiasis
POST MIKSI
Kita harus menilai apakah setelah pasien berkemih kontras di buli minimal? Seandainya
terdapat sisa yang banyak kita dapat mengasumsikan apakah terdapat sumbatan di distal
buli ataupun otot kandung kencing yang lemah.Normalnya yaitu sisa 1/3 dari buli-buli
penuh
Urografi Retrograde
Indikasi urografi retrograde adalah untuk melihat anatomi traktus urinarius bagian atas
dan lesi-lesinya. Hal ini dikerjakan apabila pielografi intravena tidak berhasil menyajikan
anatomi dan lesi-lesi traktus urinarius bagian atas. Keistimewaan urografi retrigrad
berguna melihat fistel.
Urografi retrograd memerlukan prosedur sistoskopi. Kateter dimasukkan oleh ahli
urologi. Kerjasama antara ahli urologi dan radiologi diperlukan karena waktu
memasukkan kotras, posisi pasien dapat dipantau(dimonitor) dengan fluoroskopi atau
televisi. Udara dalam kateter dikeluarkan, kemudian 25 % bahas kontras yang
mengandung iodium disuntikkan dengan dosis 5-10 ml dibawah pengawasan fluoroskopi.
Harus dicegah pengisian yang berlebihan karena risiko ekstravasasi ke dalam sinusrenalis
atau intravasasi ke dalam kumpulan saluran-saluran (collecting duct). Ekstravasasi
kontras dapat menutupi bagian-bagian yang halus dekat papilla. Rutin dibuat proyeksi
frontal dan oblik. Kemudian kateter diangkat pada akhir pemeriksaan, lalu dibuat foto
polos abdomen. Jika ada obstruksi dibuat lagi foto 15 menit kemudian.
Komplikasi dapat berupa sepsis, perforasi ureter, ekstravasasi bahankontras, reaksi bahan
kontras, hematuri dan anuri berhubung dengan edema pada sambungan ureter dan vesika.
Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging diagnostik ( pencitraan diagnostik)
untuk pemeriksaan alat alat dalam tubuh manusia, diman kita dapat mempelajari bentuk,
ukuran anatomis, gerakan serta hubungan dengan jaringan sekitarnya. Pemeriksaan ini
bersifat non-invasif, tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita, dapat dilakukan
dengan cepat, aman dan data yang diperoleh mempunyai nilai diagnostik yang tinggi.
Tidak ada kontra indikasinya, karena pemeriksaan ini sama sekali tidak akan
memperburuk penyakit penderita. Dalam 20 tahun terakhir ini, diagnostik ultrasonik
berkembang dengan pesatnya, sehingga saat ini USG mempunyai peranan penting untuk
meentukan kelainan berbagai organ tubuh.
normal
Magnetic Resonance Imaging (MRI) .
normal
Pemeriksaan MRI manfaat utamanya pada ginjal adalah untuk mendeteksi adanya massa
ginjal. Keuntungan dari pemeriksaan MRI adalah memberikan gambaran multiplanar,
secara jelas memberikan gambaran antara jaringan normal dengan jaringan yang
patologis serta tidak ada efek radiasi.
Epidemiologi
Batu ginjal dijumpai pada 1 dari 1.000 orang, biasanya lebih banyak dijumpai pada pria
(berumur 30-50 tahun) daripada wanita. Juga banyak dijumpai di daerah tertentu.
Etiologi
Walaupun secara pasti tidak diketahui penyebab batu ginjal, kemungkinannya adalah bila
urine menjadi terlalu pekat dan zat-zat yang ada di dalam urine membentuk kristal batu.
Penyebab lain adalah infeksi, adanya obstruksi, kelebihan sekresi hormon paratiroid,
asidosis pada tubulus ginjal, peningkatan kadar asam urat (biasanya bersamaan dengan
radang persendian), terlalu banyak mengkonsumsi kalsium. Kekurangan mineral
magnesium dapat berakibat urin bersifat basa dan dapat menjadi penyebab pembentukan
batu kalsium fosfat. Defisiensi vitamin D dan vitamin B6 secara tidak langsung akan
mempengaruhi penimbunan batu ginjal. Hal ini disebabkan karena hilangnya kalsium dan
berkurangnya penyerapan kalsium dalam tubuh.
Gejala
Walaupun besar dan lokasi batu bervariasi, rasa sakit disebabkan oleh obsruksi
merupakan gejala utama. Batu yang besar dengan permukaan kasar yang masuk ke dalam
ureter akan menambah frekuensi dan memaksa kontraksi ureter secara otomatis. Rasa
sakit dimulai dari pinggang bawah menuju ke pinggul, kemudian ke alat kelamin luar.
Intensitas rasa sakit berfluktuasi dan rasa sakit yang luar biasa merupakan puncak dari
kesakitan. Apabila batu berada di pasu ginjal dan di calix, rasa sakit menetap dan kurang
intensitasnya. Sakit pinggang terjadi bila batu yang mengadakan obstruksi berada di
dalam ginjal. Sedangkan, rasa sakit yang parah pada bagian perut terjadi bila batu telah
pindah ke bagian ureter. Mual dan muntah selalu mengikuti rasa sakit yang berat.
Penderita batu ginjal kadang-kadang juga mengalami panas, kedinginan, adanya darah di
dalam urin bila batu melukai ureter, distensi perut, nanah dalam urine.
Alur diagnosis
Selain pemeriksaan fisik dan riwayat medis lengkap, prosedur untuk diagnosis batu ginjal
adalah dengan melakukan pemeriksaan sebagai berikut:
Tes darah - darah tes yang dilakukan di laboratorium untuk mendeteksi zat yang
mungkin mempromosikan pembentukan batu.
USG ginjal - tes noninvasif di mana mereka melewati ginjal transduser yang
menghasilkan gelombang suara yang memantul dari ginjal, transmisi gambar
organ pada layar video. Tes digunakan untuk menentukan ukuran dan bentuk
ginjal dan untuk mendeteksi massa, ginjal, kista atau penghalang lain di ginjal.
Batu kalsium
Batu kalsium adalah jenis yang paling umum. Kalsium adalah bagian normal dari
diet yang sehat dan digunakan oleh tulang dan otot. Kalsium bahwa tubuh tidak
menggunakan pergi ke ginjal, dari mana Anda biasanya dengan sisa urin. Pada
beberapa orang, bagaimanapun, kalsium yang tetap berada di belakang bergabung
dengan produk-produk limbah lain untuk membentuk batu.
Struvite
Batu struvite adalah jenis batu yang berisi magnesium mineral dan produk limbah
amonia. Mereka dapat terjadi setelah infeksi saluran kemih.
Batu sistin
Batu sistin terdiri dari sistin, salah satu komponen yang membentuk otot, saraf dan
bagian lain dari tubuh dapat membangun di batu urin dan bentuk. Batu sistin jarang
terjadi. Penyakit yang menyebabkan batu sistin (cystinosis) berjalan dalam keluarga.
Penatalaksanaan
Bagaimanakah pengobatannya? Karena 90% dari batu ginjal berdiameter kurang dari 5
mm, biasanya cukup diberi air rebusan dari tumbuhan Desmodium stryracifulium dan
diberi minum 6 8 gelas air per hari, diberi antibiotika untuk mencegah infeksi, serta
obat pengurang rasa sakit. Pada umumnya batu akan keluar dalam waktu 5 10 hari.
Beberapa batu ginjal keluar dari tubuh tanpa intervensi medis. En los casos en los que la
causa de los sntomas u otras complicaciones perduren, los clculos de los riones pueden
tratarse con verias tcnicas, incluyendo las siguientes: Dalam kasus di mana penyebab
gejala atau komplikasi lain protracting batu ginjal dapat diobati dengan berbagai teknik,
termasuk yang berikut:
Epidemiologi
Pria lebih sering terkena daripada wanita perbandingan 3 : 1 dan usia puncak saat
awitan adalah 30-60 tahun.
Etiologi
Etiologi pembentukan batu meliputi idiopatik, gangguan aliran kemih, gangguan
metabolisme, infeksi saluran kemih oleh mikroorganisme berdaya membuat urease
(Proteus mirabilis), dehidrasi, benda asing, Jaringan mati (nekrosis papil) dan multifactor.
Patofisiologi
Komposisi batu saluran kemih yang dapat ditemukan adalah dari jenis urat, asam
urat, oksalat, fosfat, sistin, dan xantin. Batu oksalat kalsium kebanyakan merupakan batu
idiopatik.
antaranya berkaitan dengan sindrom alkali atau kelebihan vitamin D. Batu fosfat dan
kalsium (hidroksiapatit) kadang disebabkan hiperkalsiuria (tanpa hiperkalsemia). Batu
fosfat amonium magnesium didapatkan pada infeksi kronik yang disebabkan bakteria
yang menghasilkan urease sehingga urin menjadi alkali karena pemecahan ureum. Batu
asam urin disebabkan hiperuremia pada artritis urika. Batu urat pada anak terbentuk
karena pH urin rendah.
Pada kebanyakan penderita batu kemih tidak ditemukan penyebab yang jelas.
Faktor predisposisi berupa stasis, infeksi, dan benda asing. Infeksi, stasis, dan litiasis
merupakan faktor yang saling memperkuat sehingga terbentuk lingkaran setan atau
sirkulus visiosus.
Jaringan abnormal atau mati seperti pada nekrosis papila di ginjal dan benda asing mudah
menjadi nidus dan inti batu. Demikian pula telor sistosoma kadang berupa nidus batu .
Manifestasi Klinis
Gerakan pristaltik ureter mencoba mendorong batu ke distal, sehingga
menimbulkan kontraksi yang kuat dan dirasakan sebagai nyeri hebat (kolik). Nyeri ini
dapat menjalar hingga ke perut bagian depan, perut sebelah bawah, daerah inguinal, dan
sampai ke kemaluan. Batu yang terletak di sebelah distal ureter dirasakan oleh pasien
sebagai nyeri pada saat kencing atau sering kencing. Batu yang ukurannya kecil (<5 mm)
pada umumnya dapat keluar spontan sedangkan yang lebih besar seringkali tetap berada
NSAID digunakan untuk menghambat rasa sakit dan reaksi peradangan dengan
menghambat
siklooksigenase yang
dapat menghasilkan
prostaglandin.
Kombinasi
dengan
nifedipin
atau
tamsulosin
dapat
meningkatkan efek pasase batu ureter spontan. Golongan yang dipakai adalah
prednisolon (econopred, pediapred, delta-cortef, deflazacort). Dosis dewasa
-
Non-Medikamentosa
- Diet
a Untuk hampir semua pasien dengan bentuk batu apapun, tingkatkan
masukan air dan selain itu meningkatkan pengeluaran dari urin. Ini seperti
b
masukan protein.
Diet kalsium tidak boleh diubah kecuali secara khusus ditunjukkan dengan
temuan analisa urin 24 jam. Kadar kalsium dalam urin adalah normal dalam
formasi batu ginjal baru pada pasien dengan batu kalsium oksalat.
Sebagai aturan umum, diet kalsium harus dibatasi pada 600-800 mg perhari
pada pasien ini dengan diet responsif hiperkalsiuria yang membentuk batu
kalsium. Ini kira-kira setara dengan satu gelas susu berkalsium tinggi
perhari
Pengambilan batu
Batu dapat dikeluarkan dengan medikamentosa, dipecahkan dengan ESWL,
melalui tindakan endourologi, bedah laparoskopi, atau pembedahan terbuka.
a ESWL (extracorporeal shockwave lithotripsy)
Alat ESWL adalah pemecah batu yang diperkenalkan pertama kali
oleh Caussy pada tahun 1980. Alat ini dapat memecahan batu ginjal, batu
ureter proksimal, atau batu buli-buli tanpa melalui tindakan invasif atau
tanpa pembiusan. Batu dipecah menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga
mudah dikeluarka melalui saluran kemih. Tidak jarang pecahan-pecahan
batu yang sedang keluar menimbulkan perasaan nyeri kolok dan
b
menyebabkan hematuria.
Endourologi
Tindakan endourologi adalah
tindakan
iinvasif
minimal
untuk
mengeluarkan batu saluran kemih yang terdiri atas memecah batu dan
kemudian mengeluarkan dari sal. Kemih melalui alat yang dimasukkan
langsung ke dalam saluran kemih. Alat itu dimasukkan melalui uretra atau
melalui insisi kecil pada kulit (perkutan). Proses pemecahan batu dapat
dilakukan secara ekanik, dengan memakai energi hidraulik, energi
gelombang suara, atau dengan energi laser. Beberapa tindakan endourologi
itu adalah :
PNL (Perkutaneous Nephro Litholapaxy)
Adalah usaha mengeluarkan batu yang berada didalam saluran ginjal
dengan cara memasukkan alat endoskopi ke sistem kalises melalui
keranjang dormia.
Bedah laparoskopi
Pemebdahan ini untuk mengambil batu saluran kemih saat ini sedang
Pencegahan
Pencegahan yang dilakukan adalah berdasarkan atas kandungan unsur yang
menyusun batu saluran kemih yang diperoleh dari analisis batu. Umumnya pencegahan
dapat berupa menghindari dehidrasi dengan minum cukup dan diusahakan produksi urine
sebanyak 2-3 liter per hari, diet untuk mengurangi kadar zat-zat komponen pembentuk
batu, aktifitas harian yang cukup dan pemberian medikamentosa. Beberapa diet yang
dianjurkan untuk mengurangi kekambuhan adalah diet rendah protein karena protein akan
memacu ekskresi kalsium urin dan menyebabkan suasana urin menjadi lebih asam.Diet
rendah oksalat, diet rendah garam karena natriuresis akan memicu timbulnya
hiperkalsuria dan diet rendah purin.
10. Jelaskan differential diagnosis 3!
Apendisitis
Definisi
Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiformis. Apendisitis akut adalah
penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran kanan bawah rongga abdomen,
penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat. Apendisitis adalah kondisi dimana
infeksi terjadi di umbai cacing. Dalam kasus ringan dapat sembuh tanpa perawatan, tetapi
banyak kasus memerlukan laparotomi dengan penyingkiran umbai cacing yang terinfeksi.
Bila tidak terawat, angka kematian cukup tinggi dikarenakan oleh peritonitis dan syok
ketika umbai cacing yang terinfeksi hancur
Klasifikasi Apendisitis
Apendisitis akut, dibagi atas: Apendisitis akut fokalis atau segmentalis, yaitu setelah
sembuh akan timbul striktur lokal. Apendisitis purulenta difusi yaitu sudah bertumpuk
nanah.
Apendisitis kronis, dibagi atas: Apendisitis kronis fokalis atau parsial, setelah sembuh
akan timbul striktur lokal. Apendisitis kronis obliteritiva yaitu apendiks miring, biasanya
ditemukan pada usia tua.
Etiologi
Apendisitis akut merupakan infeksi bakteria. Berbagai hal berperan sebagai faktor
pencetusnya. Sumbatan lumen apendiks merupakan faktor yang diajukan sebagai faktor
pencetus disamping hiperplasia jaringan limfe, fekalit, tumor apendiks, dan cacing
askaris dapat pula menyebabkan sumbatan. Penyebab lain yang diduga dapat
menimbulkan apendisitis adalah erosi mukosa apendiks karena parasit seperti E.
histolytica). Penelitian epidemiologi menunjukkan peran kebiasaan makan makanan
rendah serat dan pengaruh konstipasi terhadap timbulnya apendisitis. Konstipasi akan
menaikkan tekanan intrasekal, yang berakibat timbulnya sumbatan fungsional apendiks
dan meningkatnya pertumbuhan kuman flora kolon biasa. Semuanya ini akan
mempermudah timbulnya apendisitis.
Morfologi Apendisitis
Pada stadium paling dini, hanya sedikit eksudat neutrofil ditemukan di seluruh mukosa,
submukosa, dan muskularis propria. Pembuluh subserosa mengalami bendungan dan
sering terdapat infiltrat neutrofilik perivaskular ringan. Reaksi peradangan mengubah
serosa yang normalnya berkilap menjadi membran yang merah, granular, dan suram.
Perubahan ini menandakan apendisitis akut dini bagi dokter bedah. Kriteria histologik
untuk diagnosis apendisitis akut adalah infiltrasi neutrofilik muskularis propria. Biasanya
neutrofil dan ulserasi juga terdapat di dalam mukosa.
Patofisiologi
Apendisitis kemungkinan dimulai oleh obstruksi dari lumen yang disebabkan oleh feses
yang terlibat atau fekalit. Penjelasan ini sesuai dengan pengamatan epidemiologi bahwa
apendisitis berhubungan dengan asupan serat dalam makanan yang rendah Pada stadium
awal dari apendisitis, terlebih dahulu terjadi inflamasi mukosa. Inflamasi ini kemudian
berlanjut ke submukosa dan melibatkan lapisan muskular dan serosa (peritoneal). Cairan
eksudat fibrinopurulenta terbentuk pada permukaan serosa dan berlanjut ke beberapa
permukaan peritoneal yang bersebelahan, seperti usus atau dinding abdomen,
menyebabkan peritonitis lokal. Dalam stadium ini mukosa glandular yang nekrosis
terkelupas ke dalam lumen, yang menjadi distensi dengan pus. Akhirnya, arteri yang
menyuplai apendiks menjadi bertrombosit dan apendiks yang kurang suplai darah
menjadi nekrosis atau gangren. Perforasi akan segera terjadi dan menyebar ke rongga
peritoneal. Jika perforasi yang terjadi dibungkus oleh omentum, abses lokal akan terjadi.
Gambaran Klinis
Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari oleh radang mendadak
umbai cacing yang memberikan tanda setempat, disertai maupun tidak disertai rangsang
peritoneum lokal. Gejala klasik apendisitis ialah nyeri samar-samar dan tumpul yang
merupakan nyeri viseral di daerah epigastrium di sekitar umbilikus. Keluhan ini sering
disertai mual dan kadang ada muntah. Umumnya nafsu makan menurun. Dalam beberapa
jam nyeri akan berpindah ke kanan bawah ke titik Mc. Burney. Disini nyeri dirasakan
lebih tajam dan lebih jelas letaknya sehingga merupakan nyeri somatik setempat. Kadang
tidak ada nyeri epigastrium, tetapi terdapat konstipasi sehingga penderita merasa
memerlukan obat pencahar. Tindakan itu dianggap berbahaya karena bisa mempermudah
terjadinya perforasi . Bila letak apendiks retrosekal retroperitoneal, karena letaknya
terlindung oleh sekum, tanda nyeri perut kanan bawah tidak begitu jelas dan tidak tanda
rangsangan peritoneal. Rasa nyeri lebih ke arah perut sisi kanan atau nyeri timbul pada
saat berjalan karena kontraksi m.psoas mayor yang menegang dari dorsal Apendiks yang
terletak di rongga pelvis, bila meradang, dapat menimbulkan gejala dan tanda rangsangan
sigmoid atau rektum sehingga peristaltis meningkat, pengosongan rektum akan menjadi
lebih cepat dan berulang-ulang. Jika apendiks tadi menempel ke kandung kemih, dapat
terjadi peningkatan frekuensi kencing karena rangsangan dindingnya.
Diagnosis
Pada anamnesis penderita akan mengeluhkan nyeri atau sakit perut. Ini terjadi karena
hiperperistaltik untuk mengatasi obstruksi dan terjadi pada seluruh saluran cerna,
sehingga nyeri viseral dirasakan pada seluruh perut. Muntah atau rangsangan viseral
akibat aktivasi n.vagus. Obstipasi karena penderita takut untuk mengejan. Panas akibat
infeksi akut jika timbul komplikasi. Gejala lain adalah demam yang tidak terlalu tinggi,
antara 37,5 -38,5 C. Tetapi jika suhu lebih tinggi, diduga sudah terjadi perforasi.
Pada pemeriksaan fisik yaitu pada inspeksi, penderita berjalan membungkuk sambil
memegangi perutnya yang sakit, kembung bila terjadi perforasi, dan penonjolan perut
bagian kanan bawah terlihat pada apendikuler abses. Pada palpasi, abdomen biasanya
tampak datar atau sedikit kembung. Palpasi dinding abdomen dengan ringan dan hati-hati
dengan sedikit tekanan, dimulai dari tempat yang jauh dari lokasi nyeri. Status lokalis
abdomen kuadran kanan bawah Nyeri tekan (+) Mc. Burney. Pada palpasi didapatkan
titik nyeri tekan kuadran kanan bawah atau titik Mc. Burney dan ini merupakan tanda
kunci diagnosis. Nyeri lepas (+) karena rangsangan peritoneum. Rebound tenderness
(nyeri lepas tekan) adalah nyeri yang hebat di abdomen kanan bawah saat tekanan secara
tiba-tiba dilepaskan setelah sebelumnya dilakukan penekanan perlahan dan dalam di titik
Mc. Burney. Defens muskuler (+) karena rangsangan m. Rektus abdominis. Defence
muscular adalah nyeri tekan seluruh lapangan abdomen yang menunjukkan adanya
rangsangan peritoneum parietale. Rovsing sign (+). Rovsing sign adalah nyeri abdomen
di kuadran kanan bawah apabila dilakukan penekanan pada abdomen bagian kiri bawah,
hal ini diakibatkan oleh adanya nyeri lepas yang dijalarkan karena iritasi peritoneal pada
sisi yang berlawanan. Psoas sign (+). Psoas sign terjadi karena adanya rangsangan
muskulus psoas oleh peradangan yang terjadi pada apendiks. Obturator sign (+).
Obturator sign adalah rasa nyeri yang terjadi bila panggul dan lutut difleksikan kemudian
dirotasikan ke arah dalam dan luar secara pasif, hal tersebut menunjukkan peradangan
apendiks terletak pada daerah hipogastrium Pada perkusi akan terdapat nyeri ketok.
Auskultasi akan terdapat peristaltik normal, peristaltik tidak ada pada illeus paralitik
karena peritonitis generalisata akibat apendisitis perforata. Auskultasi tidak banyak
membantu dalam menegakkan diagnosis apendisitis, tetapi kalau sudah terjadi peritonitis
maka tidak terdengar bunyi peristaltik usus.
Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium darah, biasanya didapati peningkatan jumlah leukosit (sel
darah putih). Urinalisa diperlukan untuk menyingkirkan penyakit lainnya berupa
peradangan saluran kemih. Pada pasien wanita, pemeriksaan dokter kebidanan dan
kandungan diperlukan untuk menyingkirkan diagnosis kelainan peradangan saluran
telur/kista indung telur kanan atau KET (kehamilan diluar kandungan. Pemeriksaan
radiologi berupa foto barium usus buntu (Appendicogram) dapat membantu melihat
terjadinya sumbatan atau adanya kotoran (skibala) didalam lumen usus buntu.
Pemeriksaan USG (Ultrasonografi) dan CT scan bisa membantu dakam menegakkan
adanya peradangan akut usus buntu atau penyakit lainnya di daerah rongga panggul.
Namun dari semua pemeriksaan pembantu ini, yang menentukan diagnosis apendisitis
akut adalah pemeriksaan secara klinis. Pemeriksaan CT scan hanya dipakai bila didapat
keraguan dalam menegakkan diagnosis. Pada anak-anak dan orang tua penegakan
diagnosis apendisitis lebih sulit dan dokter bedah biasanya lebih agresif dalam bertindak .
Diagnosis Banding
Pada keadaan tertentu, beberapa penyakit perlu dipertimbangkan sebagai diagnosis
banding, seperti: Gastroenteritis Pada gastroenteritis, mual, muntah, dan diare
mendahului rasa sakit. Sakit perut lebih ringan dan tidak berbatas tegas. Hiperperistaltis
Komplikasi yang paling sering ditemukan adalah perforasi, baik berupa perforasi bebas
maupun perforasi pada apendiks yang telah mengalami perdindingan sehingga berupa
massa yang terdiri atas kumpulan apendiks, sekum, dan letak usus halus. Komplikasi
usus buntu juga dapat meliputi infeksi luka, perlengketan, obstruksi usus, abses
abdomen/pelvis, dan jarang sekali dapat menimbulkan kematian . Selain itu, terdapat
komplikasi akibat tidakan operatif. Kebanyakan komplikasi yang mengikuti
apendisektomi adalah komplikasi prosedur intraabdomen dan ditemukan di tempattempat yang sesuai, seperti: infeksi luka, abses residual, sumbatan usus akut, ileus
paralitik, fistula tinja eksternal, fistula tinja internal, dan perdarahan dari mesenterium
apendiks.
Prognosis
Kebanyakan pasien setelah operasi appendektomi sembuh spontan tanpa penyulit, namun
komplikasi dapat terjadi apabila pengobatan tertunda atau telah terjadi
peritonitis/peradangan di dalam rongga perut. Cepat dan lambatnya penyembuhan setelah
operasi usus buntu tergantung dari usia pasien, kondisi, keadaan umum pasien, penyakit
penyerta misalnya diabetes mellitus, komplikasi dan keadaan lainya yang biasanya
sembuh antara 10 sampai 28 hari.
11. Jelaskan penatalaksanaan pada kasuspada skenario di atas !
Pengobatan harus dihentikan bila komplikasi seperti infeksi,nyeri ,dan penurunan fungsi
ginjal terjadi pada pasien.
Tamsulosin merupakan -blocker yang paling sering digunakan.Meskipun
demikian,suatu penelitian membuktikan bahwa tamsulosin, terazosin dan doxazosin
efektif.
Pemberian tamsulosin dan nifedipine aman pada pasien batu ureter dengan kolik
ginjal.Namun tamsulosin lebih baik daripada nifedipine dalam mengurangi kolik ginjal
dan mempercepat pengeluaran batu ureter.Berdasarkan studi pad sejumlah pasien ,tidak
ada rekomendasi untuk pengunaan kortikosteroid dengan -blocker.
Showckwave Lithotripsy
seni. Keutungan dari tindakan ESWL ini yaitu tindakan ini dilakukan tanpa membuat luka,
tanpa pembiusan dan dapat tanpa rawat inap.
ESWL bekerja melalui gelombang kejut yang dihantarkan melalui cairan tubuh ke
batu.Gelombang yang dipakai berupa gelombang ultrasonik inilah yang akan memecah batu
menjadi ukuran yang lebih kecil sehingga diharapkan dapat keluar sendiri melalui air kemih.
Uroendologi
Ureteroskopi
Ureteroskopi atau uretero-renoskopi adalah memasukkan alat ureteroskopi per uretra
guna melihat keadaan ureter atau sistem pielokaliks ginjal. Dengan memakai energi
tertentu, batu yang berada di dalam ureter maupun sistem pelvikalises dapat dipecah
melalui tuntunan ureteroskopi atau uretero-renoskopi ini.
Bedah Laparoskopi
Pembedahan laparoskopi untuk mengambil batu saluran kemih saat ini sedang
berkembang. Cara ini banyak dipakai untuk mengambil batu ureter
Bedah Terbuka
Jarang dibutuhkan,biasanya hanya untuk kasus dengan komplikasi,misalnya pada
batu multipel.
DAFTAR PUSTAKA