BAB 2
KESETIMBANGAN KIMIA
Kompetensi
Menerapkan konsep kesetimbangan reaksi
Sub Kompetensi
1. Menjelaskan pengertian reaksi kesetimbangan
2. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keaetimbangan
3. Menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi
kesetimbangan.
Indikator
1. Menjelaskan pengertian reaksi kesetimbangan dinamis
2. Menjelaskan pengertian kesetimbangan homogen dan heterogen.
3. Menyimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan berdasarkan
data hasil percobaan.
4. Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan reaksi dengan menggunakan asa Le
Chatelier.
5. Menjelaskan kondisi optimum untuk memproduksi bahan-bahan kimia di industri
berdasarkan reaksi kesetimbangan.
6. Menuliskan persamaan tetapan kesetimbangan berdasarkan persamaan reaksi
kesetimbangan.
7. Menghitung harga tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi kesetimbangan dan
sebaliknya.
8. Menghitung harga tetapan kesetimbangan gas berdasarkan tekanan parsial gas pereaksi
dan hasil reaksi.
Prasyarat : Agar dapat mempelajari materi ini dengan baik, diperlukan pengetahuan mengenai
Laju Reaksi dan Thermodinamika Kimia
RINGKASAN MATERI
Jika dua buah zat direaksikan maka kemungkinan yang terjadi adalah :
Tidak terjadi reaksi kimia
Terjadi reaksi kimia
Bila terjadi reaksi kimia, kemungkinan yang terjadi adalah :
Reaksi berkesudahan ; maksudnya, setelah terbentuk produk maka reaksi berhenti
Reaksi tak berkesudahan atau reaksi dapat balik ; maksudnya, setelah zat pereaksi
berubah menjadi produk, maka produk terurai kembali zat pereaksi.
Reaksi berkesudahan disebut juga reaksi yang tidak dapat balik atau irreversible
Reaksi tak berkesudahan disebut juga reaksi dapat balik atau reversible.
Pada reaksi dapat balik, reaksi kimia berlangsung dalam dua arah yaitu ke arah produk dan
reaktan. Perhatikan reaksi berikut :
HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
(contoh Reaksi tidak dapat balik)
2H2(g) + O2(g)
2H2O(g)
A. KESETIMBANGAN DINAMIS
1. Pengertian Kesetimbangan
Pada reaksi yang berlangsung bolak balik, ada saat dimana laju terbentuknya produk sama
dengan laju terurainya kembali produk menjadi reaktan. Pada keadaan ini, biasanya tidak
terlihat lagi ada perubahan. Keadaan reaksi dengan laju reaksi maju (ke kanan) sama
dengan laju reaksi baliknya (ke kiri) dinamakan keadaan setimbang. Reaksi yang
berada dalam keadaan setimbang disebut Sistem Kesetimbangan. Perhatikan reaksi
berikut.
Laju reaksi ke kanan
CuSO4. 5H2O
Reaktan
CuSO4 + 5H2O
produk
B. PERGESERAN KESETIMBANGAN
Karena kesetimbangan bersifat dinamis, maka suatu reaksi yang berada dalam keadaan
setimbang dapat mengalami gangguan oleh faktor-faktor tertentu yang mengakibatkan
terjadi pergeseran kesetimbangan, misalnya semua produk berubah kembali menjadi zat
semula (reaktan). Dalam memproduksi sesuatu, hal ini tentu tak diinginkan. Justru yang
dikehendaki adalah bagaimana memproduksi sesuatu sebanyak-banyaknya. Oleh karena
itu, sistem kesetimbangan kimia harus dapat dikendalikan sehingga produk yang
terbentuk di ruas kanan jumlahnya maksimal, sedangkan zat-zat yang bereaksi harus
bersisa seminimal mungkin.
Ada 3 cara perlakuan agar sistem kesetimbangan dapat digeser ke arah yang dikehendaki,
yaitu ;
o Mengubah konsentrasi zat
o Mengubah suhu
o Mengubah tekanan atau volume gas
Azas Le Chatelier : Apabila kedalam sistem kesetimbangan diberikan aksi, maka sistem
akan mengadakan reaksi sedemikian rupa , sehingga pengaruh aksi tadi menjadi sekecilkecilnya. (Prinsip ini disebut prinsip pergeseran kesetimbangan atau azas Le Chatelier)
Jika konsentrasi salah satu zat ditambah, maka sistem akan bergeser dari arah zat tersebut.
Jika konsentrasi salah satu zat dikurangi, maka sistem akan bergeser ke arah zat tersebut.
AKSI YANG DIBERIKAN
N2 ditambah
N2 dikurangi
ARAH PERGESERAN
Ke kanan (produk bertambah)
Ke kiri (produk berubah menjadi reaktan)
H2 ditambah
H2 dikurangi
NH3 ditambah
NH3 dikurangi
Sistem kesetimbangan ini bersifat eksothermis ke arah kanan dan endothermis ke arah kiri
Jika suhu dinaikkan, maka reaksi akan bergeser ke kiri yaitu reaksi yang bersifat
endothermis.
N2(g) + 3H2(g)
2NH3(g)
H = -92 kJ
Sebaliknya bila suhu reaksi diturunkan maka reaksi akan bergeser ke kanan yaitu reaksi
yang bersifat eksothermis.
N2(g) + 3H2(g)
2NH3(g)
H = -92 kJ
Perubahan tekanan dan volume hanya berpengaruh pada sistem kesetimbangan antara fasa
gas dengan gas. Sedang sistem kesetimbangan yang melibatkan fasa cair atau padat,
perubahan tekanan dan volum dianggap tidak ada.
Jika tekanan diperbesar, maka volume mengecil dan jika tekanan dikurangi maka volume
akan bertambah.
Menurut hukum gas ideal, bahwa tekanan berbanding lurus dengan jumlah mol gas. Jika
tekanan diperbesar maka jumlah mol juga bertambah.
Dengan demikian, jika tekanan diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser ke arah
reaksi yang jumlah molnya lebih kecil. Perhatikan reaksi berikut :
N2(g) + 3H2(g)
2NH3(g)
H = -92 kJ
Jika tekanan diperbesar (volume mengecil) maka kesetimbangan akan bergeser ke arah
kanan, sebab jumlah molnya lebih kecil yaitu 2 mol.
Jika tekanan dikurangi (volume bertambah) , maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri,
karena jumlah molnya lebih besar yaitu 4 mol
Pengaruh Katalisator
Dalam sistem kesetimbangan, katalisator tidak mempengaruhi letak kesetimbangan.
Penambahan Katalis pada sistem hanya dimaksudkan untuk mempercepat terjadinya
keadaan setimbang.
C. KESETIMBANGAN DALAM INDUSTRI
Untuk setiap sistem kesetimbangan yang berlangsung pada suhu tetap maka berlaku hukum
kesetimbangan sbb:
Perbandingan konsentrasi zat produk dengan zat reaktan masingmasing dipangkatkan dengan koefisiennya adalah tetap.
Perhatikan hasil percobaan reaksi kesetimbangan berikut (berlangsung pada suhu 700oC) :
H2(g) + I2(g)
2HI(g)
Nomor
Percobaan
1
2
3
4
5
[H2]
mol/liter
1,83 x 10-3
2,90 x 10-3
4,56 x 10-3
0,48 x 10-3
1,14 x 10-3
[I2]
mol/liter
3,13 x 10-3
1,70 x 10-3
0,74 x 10-3
0,48 x 10-3
1,14 x 10-3
[HI]
mol/liter
17,67 x 10-3
16,48 x 10-3
13,54 x 10-3
3,53 x 10-3
8,41 x 10-3
HI 2
H 2 I 2
54,4930
54,7495
54,4692
54,3774
54,3390
Dari data hasil percobaan di atas terlihat bahwa nilai perbandingan konsentrasi produk dengan
reaktan tetap. Dengan demikian, secara umum untuk sistem kesetimbangan yang sifatnya
homogen semisal ;
[C ]c [ D]d
+
bB
cC
+
dD
berlaku
rumus
Kc
aA(g)
(g)
(g)
(g)
[ A]a [ B]b
E. DERAJAT DISOSIASI ()
Derajat disosiasi () adalah perbandingan antara jumlah mol zat yang terurai terhadap
jumlah mol zat mula-mula. Secara matematis ditulis;
Jumlah mol zat terurai
Untuk suatu sistem kesetimbangan yang melibatkan gas, pengukuran dilakukan terhadap
tekanan, bukan terhadap konsentrasi.
Dalam reaksi gas, harga tetapan kesetimbangan dihitung berdasarkan tekanan parsial dari
gas-gas yang dinyatakan dengan Kp. Secara umum persamaannya adalah ;
( pC )c ( pD) d
cC(g) + dD(g)
berlaku rumus Kp
aA(g) + bB(g)
( pA) a ( pB)b
Tekanan totalnya adalah P = pA + pB + pC + pD
Tekanan Parsialnya dihitung dengan rumus :
Jumlah mol gas tersebut
Tekanan parsial suatu gas
Tekanan total
Jumlah mol seluruh gas
G. HUBUNGAN Kp DENGAN Kc
Dari persamaan gas ideal; PV = nRT, nilai tekanan parsial dapat ditentukan dengan rumus
n
n
dimana
adalah konsentrasi zat dalam mol/liter
RT
V
V
Untuk persamaan reaksi aA(g) + bB(g)
cC(g) + dD(g)
n
Nilai tekanan parsial untuk gas A adalah pA = A RT
atau ditulis pA = [A] . RT
VA
demikian pula untuk pB, pC, dan pD, sehingga diperoleh ;
[C ]c .[ D] d ( RT ) c d
([C ].RT )c .([ D].RT ) d
Kp Kc ( RT ) (cd )( ab)
Kp
Kp
a
b
a
b
a b
([ A].RT ) .([ B].RT )
[ A] .[ B] ( RT )
P
D. Tetapan Kesetimbangan
E. Derajat Disosiasi