PASAK
DI SUSUN OLEH
Nama
Kelompok
: III (tiga)
Kelas
: 1-A (S1-Terapan)
ELEMEN MESIN
JURUSAN TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
2014
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFAR ISI...
KATA PENGANTAR
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
1.2 Manfaat Penulisan
1.3 Tujuan Penulisan..
1.4 Rumusan Masalah
1
3
3
4
5
7
11
12
13
15
17
23
35
36
37
41
51
BAB 1V RANGKUMAN
4.1 Kesimpulan
55
DAFTAR PUSTAKA
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta
hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami
dapat
menyelesaikan
makalah
ELEMEN
MESIN
ini
dengan
Januari 2014
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, maka semakin kompleks
pula kebutuhan manusia di segala bidang. Dengan kompleknya ini
mendorong manusia untuk terus mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologinya. Sejumlah catatan sejarah mengenai para Ilmuwan yang telah
berhasil menciptakan penemuan-penemuan yang sangat bermanfaat bagi
manusia.
Tugas Elemen Mesin ini sebagai bentuk aplikasi dari mata kuliah
Elemen Mesin , yang bertujuan agar mahasiswa Teknologi Kimia Indstri
dapat melakukan suatu perancangan konstruksi secara sederhana yang
nantinya bermanfaat di lapangan kerja kelak.
Pengetahuan awal tambahan mengenai pasak kiranya dapat
menambah dasar pengetahuan mengenai perancangan suatu konstruksi
mesin ataupun bangunan, sehingga diharapkan para lulusan Teknologi
Kimia Industri dapat menjadi teknisi atau konsultan handal di dalam
masyarakat guna memenuhi pasar dunia yang semakin canggih akan
teknologinya, dalam memenuhi kebutuhan manusia yang semakin modern
dan komplek.
Teknologi diciptakan untuk kemudahan bagi para pengguna.
Penggunaan teknologi selalu dikaitkan dengan usaha baik yang berbasis
kecil maupun menengah. Seperti usaha pengolahan plastik. Sebelum plastik
menjadi bahan jadi tentunya harus melalui beberapa proses permesinan.
Mesin yang tepat guna diharapkan efisiensi untuk menghasilkan produksi
dari plastik.
Penulis akan memaparkan lebih lanjut tentang teknologi pengolahan
plastik kedalam bentuk laporan yang berjudul Mesin penghancur plastik.
Mesin ini hasil penelitian yang dilakukan pada sebuah usaha pengolahan
plastik bekas yang berada di Selindung Lama Kota Madia Pangkal Pinang.
Mesin penghancur plastik ini memiliki beberapa komponen/elemen
mesin, yang salah satunya adalah pasak. Untuk menjaga supaya produksi
2
tetap berjalan dengan baik elemen penerus putaran ini harus mendapat
perawatan, sehingga tidak terjadi kemacetan pada waktu produksi. Dan
pada laporan ini akan menjelaskan tentang pasak dan perhitungan pada
pasak, serta komponen dan macam pasak.
Penulis mengharapkan laporan ini dapat bermamfaat bagi pembaca dan
para mahasiswa untuk dapat mengetahui pasak, yaitu pengertian, macam,
dan komponen pasak, serta perhitungan kekuatan pasak.
Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat :
Menghitung
kekuatan
sambungan
pasak
yang
memenuhi
1.4
Rumusan Masalah
Untuk menegaskan dan lebih memfokuskan permasalahan yang akan
macam-macam pasak
-
BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1 Pengertian Pasak
Pasak merupakan sepotong baja lunak (mild steel), berfungsi
sebagai pengunci yang disisipkan diantara poros dan hub (bos) sebuah roda
pulli atau roda gigi agar keduanya tersambung dengan pasti sehingga
mampu meneruskan momen putar/torsi.
Pemasangan pasak antara poros dan hub dilakukan dengan
membenamkan pasak pada alur yang terdapat antara poros dan hub sebagai
tempat dudukan pasak dengan posisi memanjang sejajar sumbu poros.
Pasak (key) adalah sebuah elemen mesin berbentuk silindris, balok
kecil atau silindris tirus yang berfungsi sebagai penahan elemen seperti puli
, sprocket roda Gigi atau Kopling seperti puli , sprocket roda gigi atau
kopling pada poros. (Sonawan, H., Perancangan Elemen Mesin, 2009).
Mengapa pemasangan pasak harus benar ?
Jika pasak tidak terpasang dengan benar antara puli dengan poros
maka kemungkinan akan terjadi slip diantara bagian yang berkontak lubang
puli akan cepat aus. .
Piye Carane ?
dibuat dr kayu, bambu, dsb; 2 poros kecil pd roda arloji dsb; 3 Tek
potongan kecil logam yg disisipkan pd alur yg terlipat di antara roda
dng sumbunya agar roda tsb tidak berputar thd sumbu tsb; 4 sepotong
besci atau kayu tidak berkepala untuk menyatukan dua bagian besi,
kayu, atau bagian mesin (roda); besar -- dr tiang, pb belanja lebih
besar dp pendapatan; -- bumi tumbuhan hutan (di Kalimantan) yg
akarnya dapat dijadikan obat penambah tenaga; -- kampung 1
penduduk kampung yg tetap menetap (tidak pernah pindah ke manamana); 2 ki orang udik; orang dusun; -- kuku garis hitam di tengah
kuku (kuda); -- kunci ki orang yg berkuasa; -- negeri orang terkemuka
6
2.2
Macam Pasak
Beberapa tipe yang digunakan pada sambungan elemen mesin,
adalah :
d
4
- Tebal pasak : t =
2
.w
3
dimana :
b. PB Sama sisi/persegi
Disini lebar pasak sama dengan tebalnya. (w = t =
d
)
4
Pasak diikat pada poros, bebas pada hub atau sebaliknya agar
bagian yang bebas bisa digerakkan aksial (searah poros).
Merupakan pasak tipe khusus untuk memindahkan torsi/momen
putar sekaligus diizinkan adanya pergerakan aksial disepanjang
sumbu poros.
f. PB Segmen
Merupakan jenis pasak yang dapat disetel dengan mudah, karena
pasak dibenam pada alur yang berbentuk setengah lingkaran pada
poros.
Jenis ini digunakan secara luas pada mesin-mesin kendaraan dan
perkakas.
Kelebihan dari jenis pasak ini adalah :
-
Kekurangannya :
-
2. Pasak Pelana
Terdiri dari dua tipe, yakni :
9
d
w
=
12
3
3. Pasak Bulat
Merupakan pasak berpenampang bulat yang dipasang ngepas dalam
lubang antara poros dan hub. Kelebihannya adalah pembuatan alur
dapat dilakukan dengan mudah setelah hub terpasang pada poros
dengan cara dibor.
Umumnya digunakan untuk poros yang meneruskan tenaga putar kecil.
Ada dua posisi pemasangannya atau kedudukannya pada poros dan
hub, yakni :
a. dipasang membujur (sejajar sumbu poros)
10
2.3
D = 1,25.d
dan
b1 = 0,25.D
2.4
12
Penggunaan Pasak/Dpie
Gambar dibawah ini adalah ilustrasi dari penggunaan pasak/spie yang
Keterangan :
1. Pasak (Spie)
2. Shaft
3. Gear (Roda gigi)
Catatan :
Dalam beberapa kasus sering ditemukan ukuran pasak yang idak
sesuai dengan table diatas, hal itu biasanya ditemukan pada shaft diameter
lebih dari 90 mm. contoh kasus yang sudah ditemukan adalah :
pengikat benda yang berputar. Bagian ini biasanya berupa Shaft yang
berfungsi sebagai transfer daya dengan gear/roda gigi maupun pulley yang
berfungsi untuk mengatur perbandingan putaran.
Dengan pasak inilah akan diperoleh sambungan yang kuat dan
fleksibel/mudah untuk di pasang di lepas. Adapun besar ukuran pasak
berbeda-beda ukurannya.
Pasak tembereng
Pasak tembereng adalah memiringkan diri sendiri menghasilkan
sambungan pasak yang paling murah dan paling sedikit membutuhkan
pengerjaan akhir. Khususnya digunakan pada mesin perkakas dan juga
pada kendaraan pada momen putar yang tidak terlalu besar.
15
2.
Pasak rata
Perlemahan proses karena peralatan tidak sebesar perlemahan
karena alur. Momen putar yang dapat ditransmisikan agak lebih besar
daripada dengan baji lubang.
3. Pasak alur
Pasak yang terpasang masuk (naf yang digerakkan masuk)
dibedakan dari pasak gerak (pasak yang digerakkan masuk), yang kalau
dikehendaki mudah dilepaskan dilengkapi juga dengan kepala (pasak
kepala). Momen putar yang dapat ditransmisikan lebih besar daripada
dengan pasak rata. Pada momen putar yang arahnya bolak-balik dan
tersentak-sentak dapat diatur dua pasak alur yanbg terpisah 120
(kondisi tiga titik).
4. Pasak singgung
Pasak singgung merupakan satu-satunya pasak, pada naf dan poros
yang
juga
ditegangkan
pada
arah
keliling,
sehinggga
juga
dengan jumlag gigi yang sama pada naf dan saling terkait yang satu dengan
yang lain.
Gigi pada seplain adalah besar-besar, sedang pada gerigi adalah kecilkecil dengan jarak bagi yang kecil pula.
Kedua-duanya dapat digeser secara aksial pada waktu meneruskan
daya. Pasak pada umumnya dapat digolongkan atas beberapa macam
(menurut letak pada poros dapat dibedakan anatara) :
Pasak Rata
Pasak Pelana
Pasak Benam
Pasak singgung yang umumnya berpenampang segi empat
2.7
bagian kayu yang disambung, untuk memindahkan beban dari bagian satu
ke bagian yang lain.
Beberapa contoh ditunjukkan oleh gambar dibawah ini :
t 5 ,1
u t
15 cm
Desain
Kekuatan dari vaut serta pasak harus lebih tinggi daripada
benda kerjanya, umumnya St 50, St 60, atau C 35 untuk baut dan
pasak yang berhubungan dengan baja pegas untuk soket penegang
dan sebagainya.
Baut penyambung berbeban tinggi (contohnya baut poros)
adalah dikeraskan dan dipoles. Pada baut berlubang (pipa)
sebaiknya diameter dalam di < d/1,5, untuk mencegah penekanan
menjadi oval dan penjepitan.
Penguatan untuk pengaman getaran dicapai pada pasak
dengan dudukan pres dan pada baut penyambung yang penting
dengan tambahan pengaman isi, contohnya dengan cincin
20
b = 4d
t = 32 b = 6d
e. Pasak Tembereng (woodruff key)
Pasak jenis ini digunakan untuk poros dengan puntir / daya tidak
terlalu besar.
f. Pasak Pelana (Saddle key)
Jenis pasak ini pemakaian umum untuk menjamin hubungan antara naf
roda dengan poros.
g. Tangent key
Pemakaiannya sama seperti pasak pelana, tetapi pasaknya dipasang
dua buah berimpit.
h. Pasak bulat (Round keys)
Jenis pasak ini, biasanya digunakan untuk memindahkan daya relatip
kecil.
i. Pasak gigi (Splines)
22
Jenis pasak ini bahannya dibuat satu bahan dengan poros dan biasanya
digunakan untuk memindahkan daya serta putaran yang cukup besar
dan arah kerja putarannya bolak balik.
2.8
(KW) dengan putaran (n) rpm, maka sudah barang tentu pasak yang akan
direncanakan tersebut juga harus mampu meneruskan daya dan putaran,
sehingga besar torsi (T) yang bekerja pada poros yaitu :
3
Dalam perencanaan pasak, besar torsi yang terjadi lebih besar dari torsi
yang harus dipindahkan yaitu :
T = k. T
p
23
Bila diameter poros serta Torsi untuk perencanaan pasak telah diketahui,
maka gaya keliling yang bekerja pada pasak dapat dicar yaitu :
F = 2/dTp . 1) dimana : d = diameter poros
Dalam perencanaan pasak, ada dua kemungkinan pasak tersebut rusak atau
putus :
a. Putus akibat gaya geser
b. Putus akibat tekanan bidang
Bila pasak tersebut diperhitungkan kemungkinan putus akibat gaya
geser maka :
F=A
---------- > F = L b
g
24
1400 1800 N/mm2, kekerasan HRC = 42. 50) atas jasa dari
pemegasan melintangnya tidak ada toleransi lubang yang ketat. Cukup
dengan lubang yang di bor dengan toleransi H 12.
Pada soket penegang maka pemegasan tergantung dari arah
pembebanannya (keras, kalau pelebaran celah dalam arah pembebanan;
lunak, kalau arahnya kmenguncupkan). Pemegasan dari pasak penegang
spiral adalah sama dalam setiap arah, tetapi pada dasarnya lebih keras
daripada soket penegang.
3 mm, H 11 di atas
3 mm.
27
dari Mb =
sampai Mb =
(masing-masing
menurut
pelampauan)
Kasus a sampai kasus b.
Nilai perhitungan praktis : Mb =
Mb = Wb .
ab
baut; dari
F = 2 d2 .
ab/4
P garpu: dari
F = 2p . b. d
sampai
F = 2 . Pmax. d. b/(4+ /b)
(kasus a sampai kasus b)
P batang : dari
F=p. .d
28
pasak dari :
Mb = F . h =
b.
d2/32
Pb =
P max dari :
P max, = Pb
+ Pd =
29
pasak;
Mt =
ab
.D.
d2/4
P max poros;
Mt = Pmax . d . D2/6
P naf;
Mt = p .
poros;
Wt = =
. d (D + )
Mt = Wt .
(1 0,9 d/D)
30
Panjang pasak :
= 1D..1,5D
Pt
ab
pasak;
Dari Mt = p .
=
ab .
d . D/4
d . D/2
s.
b.d =
diizinkan =
s/1,5
diizinkan =
s/2,5).
(DN d) . b.
= 32 mm, gaya
ab
ab diizinkan
= 70
N/mm2.
~ Tegangan tekung
b=
64 N/mm2 . P
= Fh 32/ d3 = 55,63,
max
diizinkan = 80 x 0,8 =
poros
yaitu
pada
kelilingnya,
didekati
dengan
ab
ab
diizinkan
= 50 N/mm2
Poros : teranan permukaan P max = Mt . 6 (D d2) = 41,66
N/mm2 H p diizinkan = 65 N/mm2 ; Mt = 16 / { d3 (1-0,9 . d/D)}
= 12,42 N/mm2 < diizinkan = 1,1 . 0,35 = 55,2 N/mm2.
33
ab
ab
adalah
> P diizinkan
~ Diberikan :
Poros, naf seperti contoh 3, pasak d = 4 mm, dan l = 40 mm
~ Dihitung :
Untuk pasak p = Mt / (ldD) = 41,6 N/mm2 <
N/mm2 < 2
P diizinkan = 50
ab diizinkan.
GG
GS
St 37
St 50
50
60
65
90
400
500
600
700
55
80
95
105
ab
40
50
60
70
b dikalikan
0,8.
merupakan
komponen
yang
sangat
penting
dalam
perencanaan suatu poros. Pasak dipastikan sangat terkait dengan poros dan
roda. Posisi pasak berada diantara poros dan roda. Sesuai dengan fungsi
35
pasak yakni sebagai penahan agar roda yang berputar pada poros tidak
selip, maka rancangan suatu pasak harus dipertimbangkan berdasarkan
momen puntir yang bekerja pada roda dan poros tersebut. Dimensi pasak
berbentuk empat persegi panjang dipasang pada alur pasak di poros dan
roda.
batang (poros) atau memasang roda, roda gigi, roda rantai dan lain-lain
pada poros sehingga terjamin tidak berputar pada poros.
Pemilihan jenis pasak tergantung pada besar kecilnya daya yang
bekerja dan kestabilan bagian-bagian yang disambung.
Untuk daya yang kecil, antara naf roda dan poros cukup dijamin
dengan baut tanam (set screw).
38
Lebar pasak b =
Tinggi pasak t =
d
4
2
3
b dimana : d =
diameter poros
b. Pasak bujur sangkar (Square key)
Bentuknya smaa seperti Rectangular sunk key, tetapi lebar dan
tebalnya sama yaitu :
b=t= 4
c. Parallel Sunk key (pasak benam sejajar)
Bentuknya sama seperti di atas, tapi penggunaannya bila pemakaian
di atas belum mampu memindahkan daya, maka pasak tersebut
dipasang sejajar
d. Pasak Berkepala (Gib head key)
Pasak ini digunakan biasanya untuk poros berputar bolak balik
t = 2/3 b = 6d
b = d/d4
e.
39
g. Tangent key
Pemakaiannya sama seperti pasak pelana, tetapi pasaknya dipasang
dua buah berimpit.
40
3.2
(N.m) atau T = 16
pd3
42
Bila diameter poros serta Torsi untuk perencanaan pasak telah diketahui,
maka gaya keliling yang bekerja pada pasak dapat dicar yaitu :
F=
Tp
. 1)dimana : d = diameter poros
d/2
Dalam perencanaan pasak, ada dua kemungkinan pasak tersebut rusak atau
putus :
a. Putus akibat gaya geser
b. Putus akibat tekanan bidang
F=A g
---------- > F = L b g 2)
dimana : A = Luas penampang kemungkinan putus tergeser
= L b
Tp = L b g ===== > Tp = L b d
d/2
2
g . 3)
D =
t
2
------ > F = L t
2
===== > Tp = L
dimana Tp = F
d
2
t d
2 2
D 4)
44
Bila pasak harus mampu menahan gaya geser dan gaya tekan, maka
dari pers. 3 & 4 diperoleh :
Lb
d
2
g = L t
b g = 2
D ==== > t
=2 g
Alur pasak dalam naf sejajar dengan poros. Antara tepi atas pasak
dan dasar alur dalam naf terhadap ruang main sebesar 0,2 . . . 0,4 mm lihat
NEN 2430.
Pasak benam rata hanya mendukung pada tepi sampingnya. Jadi
lebar pasak dan labar alur harus disesuaikan dengan teliti, sebab kalau
tidak, terutama pada arah gaya bertukar akan terjadi tumbukan dan pasak
terancam terlepas.
Untuk toleransi alur pasak dalam poros dan naf dapat dilihar pada
NEN 2430.
Kalau sebuah naf harus dapat digeser-geserkan, sangatlah perlu
untuk menerapkan suatu ruang main antara pasak dan alur pasak, sekalipun
ruang main itu sangat kecil. Karena itu dalam hal serupa pasak harus
dikencangkan agar pasak tidak terlepas (lihat gambar V.02 penampang AA) dan NEN 2432.
Panjang (l ) pasak benam rata dapat dikontrol dengan tekanan
bidang yang diperbolehkan antara pasak dan naf. Dengan mengabaikan
gesekan antara naf dan poros, pasak dapat dalam gambar V.01 dapat
memindahkan momen (M) kalau penyerongan s
pasak
pada pasak
diabaikan (ini memang diperbolehkan sebab lengan gaya pada pasak agak
lebih besar dari d).
Mw = t. (l-b). o . d/2
46
2. Pasak Belah
Pasak belah juga dinamakan pasak Woodruff (gambar V.03) lebih
murah ditinjau dari segi pembuatannya, tetapi membuat poro jauh lebih
lebih lemah. Pasak ini masih bisa digunakan untuk momen puntir kecil.
Momen puntir yang hendak dipindahkan. Dapat dihitung lagi seperti yang
dikemukakan tadi dengan tekanan bidang yang sama.
3. Pasak Tirus
Karena dilantak maka pasak, naf dan poros dipres satu sama lain,
dengan demikian suatu momen puntir dipindahkan lewat gesekan. Gesekan
sekaligus mencegah tergesernya naf pada poros, sehingga suatu penahan
terhadap penggeseran aksial kebanyakan dianggap tidak perlu lagi. Tepi
samping pasak ini biasanya tidak mendukung. Bidang miring (lereng 1:
100) pasak dengan hati-hati dibuat suai dalam alur naf dan alur poros.
47
4. Pasak tangensial
Pasak ini member sambungan mati yang luar biasa. Sambungan ini
adalah satu-satunya sambungan dimana naf dan poros dalam arah keliling
diprategang, sehingga juga lolen puntir tumbuk dapat dipindahkan kedua
arah di bawah prategangnya (jadi tanpa ruang bebas). Disini poros dan naf,
menurut perbandingan, dilemahkan oleh alur pasak tidak sebanyak
pelemahan yang dialami oleh dudukan pasak, sedangkan bidang samping
pasak bekerja dengan bidang tekan. Dalam tiap alur dilantak dua buah
pasak, dengan bidang mirinya menempel satu sama lain, sehingga dalam
arah tangensial dikerjakan suatu gaya.
48
Tepi luar alur satu sama lain membentuk sudut 120O resultan kedua
gaya tangensial menekan naf dan poros satu sama lain dengan kuat pada
sisi yang lain. Pasak tangensial hampir semata-mata dipergunakan apabila
hendak dipindahkan gaya besar dan jika dalam hal ini pemindahan terkena
tumbukan, atau seandainyakopel yang hendak dipindahkan dengan
berganti-ganti bekerja dalam arah yang satu dan yang lain seperti pada roda
daya.
Apabila naf dari 2/2, mala pasak harus dipasang sedemikian rupa
sehingga pasak tidak berusaha melepaskan paruhan roda yang satu dari
yang lain sehingga simetrik terhadap bidang pisahnya.
Tinggi pasak h = d/10 dan b = 3h
Catatan: disamping pasak memenjang masih terdapat pasak
melintang yang diterapkan untuk sambungan sebuah ujung batang pada
suatu elemen mesin antara lain pada kompresor torak kerja berganda.
Dalam hal ini pasak menerima beban lengkung.
Untuk perbandingan satu sama lain konstruksi ini berlaku :
Panjang bagian berbentuk kerucut pada batang l = 2 d, tinggi pasak h= 1,2 d ,
lebar pasak b= 1,3 d
Untuk ukuran lebar dan tebal pasak biasanya sudah distandarisasi
maka hasil perhitungan harus dipilih ukuran yang ada pad
astandarisasi.Bila hasil perhitungan, ukurannya tidak ada yang cocok dalam
49
tabel pasak, maka ukuran pasak yang diambil adalah ukuran yang
lebih besar
Di bawah ini dicantumkan ukuran lebar dan tebal pasak, sesuai
dengan standart yang dipasaran.
Tabel standart Pasak melintang menurut IS : 2292 dan 2293 1963
Diameter
poros
(mm)
6
8
10
12
17
22
30
38
44
50
58
65
75
Penampang pasak
Lembar
(mm)
2
3
4
5
6
8
10
12
14
16
18
20
22
Tebal
(mm)
2
3
4
5
6
7
8
8
9
10
11
12
14
Diameter
Poros
(mm)
85
95
110
130
150
170
200
230
260
290
330
380
440
Penampang pasak
Lembar
(mm)
25
28
32
36
40
45
50
56
63
70
80
90
100
Tebal
(mm)
14
16
18
20
22
25
28
32
32
36
40
45
50
50
BAB III
PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Mengapa pemasangan pasak harus benar ? (Andriana Juliyanti)
Jawab :
Pasak adalah bagian dari mesin yang berfungsi untuk penahan/
pengikat benda yang berputar. Bagian ini biasanya berupa Shaft yang
berfungsi sebagai transfer daya dengan gear/roda gigi maupun pulley
yang berfungsi untuk mengatur perbandingan putaran.
Piye Carane
motor
51
2. Tentukan bahan dan ukuran suatu pasak untuk poros yang meneruskan
daya sebesar 10 (kW) pada 1450 (rpm). Panjang pasak benam tidak
boleh lebih dari 1,3 kali diameter poros. (Nurwanty Dzul Aidha)
Jawab :
P = 10 (kW),n1 = 1450 (rpm)
Fc = 1
Pd = 1,0
10 = 10 (kW)
T = 9,74
105
S30C-D :
sa = 58/(6,0
Kt = 2, Cb = 2
ds = [5,1/4,83
31,5 (mm) F =
8,
= 70
52
p=
l = 15,2 (mm)
lk = 25 (mm)
b/ds = 10/31,5 = 0,317, 0,25
0,317
0,35, baik
0,794
1,5, baik
Ukuran pasak : 10
8 (standard)
BAB IV
RANGKUMAN
Pasak merupakan sepotong baja lunak (mild steel), berfungsi
sebagai pengunci yang disisipkan diantara poros dan hub (bos)
sebuah roda pulli atau roda gigi agar keduanya tersambung dengan
pasti sehingga mampu meneruskan momen putar/torsi. Pemasangan
pasak antara poros dan hub dilakukan dengan membenamkan pasak
pada alur yang terdapat antara poros dan hub sebagai tempat dudukan
pasak dengan posisi memanjang sejajar sumbu poros.
Pengunci yang disisipkan di antara poros dan hub (bos) sebuah
roda pulli atau roda gigi agar keduanya tersambung dengan pasti
sehingga mampu meneruskan momen putar/torsi. Pemasangan pasak
antara poros dan hub dilakukan dengan membenamkan pasak pada
alur yang terdapat antara poros dan hub sebagai tempat dudukan
pasak dengan posisi memanjang sejajar sumbu poros.
Penggunaan Pasak yaitu sebagai pengaman posisi, pengaturan
kekuatan putar atau kekuatan luncur dari naf terhadap poros,
perletakan kuat dari gandar, untuk sambungan flexible atau bantalan,
penghenti pegas, pembatas gaya, pengaman sekrup dan lain-lain.
55
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Noor Yasin. 2012. Pasak dan Poros.
http://nooryasinabdillah.blogspot.com/2012/04/elemen-mesin-pasakporos-baut-bantalan.html. Diakses 14 Januari 2014, 19.05 WITA.
Mansyur, Iqbal. 2013. Elemen Mesin Pasak.
http://myprivate-zone.blogspot.com/2013/12/elemen-elemenmesin.html. Diakses 14 Januari 2014, 20.05 WITA.
Mustaqim, Romadhona Al. 2012. Sambungan Pasak (Keys).
http://romadhona33.blogspot.com/2012/11/contoh-jurnal-elemenmesin19.html. Diakses 14 Januari 2014, 18 WITA.
Niemann, G. Elemen Mesin Jilid 1. Erlangga. Jakarta : 1999
Raharja, Dian. 2013. Komponen Mesin Pasak.
http://teknik-pelat.blogspot.com/2013/02/komponen-mesinpasak.html. Diakses 14 Januari 2014. 17.30 WITA
Suga, kiyokatsu. Design of machine elements. pradnya paramita. Jakarta :
1987
Sularso. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. pradnya
paramita. Jakarta : 2008
Stolk, Jack. Ir; Kros, C. Ir. Elemen Konstruksi Bangunan Mesin. Erlangga.
Jakarta : 1986
56