Nama
NPM
Tugas
260110130096
Femmi Anwar
260110130097
260110130098
TTD
Nilai
(Shintya)
(Benedictus)
Tujuan
1. Melatih melakukan pengenceran serial.
2. Menentukan konsentrasi suspensi bakteri dengan metode hitungan cawan.
II.
Prinsip
1. Teknik hitung cawan
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah
mikroba langsung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop
2. Metode pengenceran
Pengenceran adalah penambahan pelarut kedalam suatu larutan jadi pada
prinsipnya jumlah mol zat sebelum dan sesudah diencerkan tetap
3. Teknik aseptis
Teknik aseptis adalah suatu cara yang dilakukan agar tidak adanya
mikroba yang dapt masuk kedalam tubuh yang kemungkinan besar akan
mengakibatkan infeksi. Dalam hal ini, teknik aseptis bertujuan untuk
mengurangi atau menghilangkan mikroorganisme yang terdapat pada
permukaan benda hidup atau benda mati.
4. Inkubasi
Inkubasi adalah proses pertumbuhan biaakan bakteri atau perbanyakan
biakan dengan menyediakan keadaan lingkungan yang sesuai.
Lingkungan dalam hal ini adalah suhu.
III.
Teori Dasar
Metode hitungan cawan (TPC) merupakan metode yang paling
banyak digunakan dalam analisa, karena koloni dapat dilihat langsung dengan
mata tanpa menggunakan mikroskop. Feliatra menyatakan bahwa total
bakteri/Total Plate Count (TPC) merupakan salah satu metode yang dapat
digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam bahan pangan. Metode
waktu 18-24 jam terbentuklah massa sel yang dapat dilihat dan dinamakan
koloni. Koloni ini dapat dilihat oleh mata telanjang. Setiap koloni yang
berlainan dapat mewakili macam organisme yang berbeda-beda, setiap koloni
merupakan biakan murni satu macam mikroorganisme. Jika dua sel mikrobe
pada inokulum asal terlalu berdekatan letaknya pada medium agar, maka
koloni yang terbentuk dari masing-masing sel dapat bercampur dengan
sesamanya, atau paling tidak bersentuhan, jadi massa sel yang dapat diamati
itu bukanlah suatu biakan murni (Sutton, 2006).
Pengukuran pertumbuhan mikroorganisme dilakukan dengan metode
hitungan cawan. Prinsip dari metode ini adalah sel mikroba yang masih hidup
ditumbuhkan pada medium sedemikian sehingga mikroba tersebut akan
berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan
dihitung tanpa menggunakan mikroskop (Ashad, dkk, 2006).
Prinsip dari metode hitungan cawan adalah menumbuhkan sel
mikroba yang masih hidup pada metode agar, sehingga sel mikroba tersebut
akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung
dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. Metode hitungan cawan dapat
dibedakan atas dua cara yaitu:
jumlah koloni yang terbentuk dengan faktor pengenceran pada cawan yang
terkait (Sutton, 2006).
IV.
Cawan Petri
2.
Kapas
Gambar
3.
Labu
Erlenmeyer
4.
Pipet volume
5.
Tabung reaksi
7.
Pembakar
Spirtus
V.
Prosedur
Pada praktikum ini hal yang pertama dilakukan yaitu alat dan bahan
disiapkan. Alat alat yang sudah disterilisasi yaitu 3 cawan petri, 3 tabung
reaksi dan 1 pipet volume dan bahan bahan seperti sample yang mengandung
bakteri dan aquadest disiapkan. Setelah itu, nyalakan pembakar spirtus.
Dipipet aquadest dan dimasukan ke dalam 3 tabung reaksi masing masing 9
ml. setelah ketiga tabung reaksi terisi aquadest, di ambil tabung reaksi
VI.
Data Pengamatan
No.
1.
Konsentrasi
1 x 10-1
Setelah Inkubasi
VII.
2.
1 x 10-2
3.
1 x 10-3
Perhitungan
(780 10) + (576 100) + (318 1000)
3
7800 + 57600 + 3180000
=
3
383400
=
= 127800
3
VIII.
Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pengenceran dan menentukan
konsentrasi dengan metode cawan hitung. Metode hitungan cawan diperlukan
untuk menghitung suatu koloni bakteri, sehingga diketahui jumlah total
bakteri yang terkandung dalam suatu sampel air minum. Jumlah bakteri yang
dapat tumbuh dalam medium ditunjukan dalam bentuk suatu koloni atau CFU
(colony forming unit) dari suatu sel bakteri.
Perhitungan bakteri menggunakan sistem koloni, hal ini disebabkan
koloni merupakan bagian terkecil yang bisa dihitung secara kasat mata dari
bakteri, selain itu koloni adalah representasi dari bakteri yang melakukan
pembelahan dan berkumpul di suatu tempat. Setelah di dapat koloni yang
tumbuh pada media agar, kemudian dapat diketahui jumlah koloni bakteri
setelah proses inkubasi selama 24 jam (pelchzar, 2006).
Pada praktikum kali ini alat alat yang di gunakan harus di sterilisasi
dengan menggunkan autoklaf. Sterilisasi dalam mikrobiologi ialah suatu
proses untuk mematikan semua organism yang terdapat pada atau didalam
suatu benda. Hal ini diperlukan agar mikroba yang ingin diamati dan diisolasi
terbebas dari mikroba lain. Suatu bahan atau alat dikatakan steril bila alat atau
bahan tersebut bebas dari mikroba baik dalam bentuk sel vegetative ataupun
spora. Sterilisasi dilakukan terhadap bahan dan alat sehingga terbebbas dari
kontaminasi mikroorganisme lain (dwidjoseputro, 2005).
Alat dan bahan disiapkan, aquadest sebanyak 9 ml di pipet lalu di
masukan ke masing-masing tabung reaksi. Pada ujung pipet volume di
masukan kapas bebas lemak dengan tujuan agar bakteri yang terdapat dalam
sampel tidak terhirup oleh mulut serta bakteri dari mulut juga dapat disaring
oleh kapas.. Apabila ada mikroorganisme yang masuk maka akan terjerap
lebih dulu dengan sumbat kapas.
Setelah ketiga tabung terisi dengan aquades selanjutnya sampel yang
berupa air minum dipipet sebanyak 1 ml dan di masukan ke tabung reaksi
pertama dan akan dilakukan pengenceran bertingkat. Pengenceran digunakan
karena untuk menumbuhkan bakteri pada media yang terbatas tidak mungkin
dilakukan perhitungan bakteri yang berjumlah puluhan ribu. Pengenceran ini
di maksudkan untuk mengurangi kepadatan bakteri pada sampel (pelchzar,
2006)
metode
pengenceran
adalah
keselektifan
hasil
IX.
Kesimpulan
1. Praktikan dapat melakukan pengenceran bertingkat atau pengenceran
serial pada sampel bakteri serta mengetahui konsentrasi dari sampel
bakteri yang telah diencerkan, yaitu 1 x 10-1, 1 x 10-2, 1 x 10-3.
2. Praktikan dapat melakukan perhitungan koloni bakteri yang telah
diinkubasi selama 18-24 jam, yaitu koloni yang tumbuh sebanyak
127800 CFU.
DAFTAR PUSTAKA
Ashad, dkk. 2006. Degradasi Kekuatan Beton Akibat Intrusi Miktoorganisme.
Tersedia online di: http://www.ftsl.itb.ac.id/wpcontent/uploads/2007/12/Hanafi%20(JTS%20Vol.13%20No.3).pdf
(diakses 4 April 2015)
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi, Malang : Djambatan.
Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Pastra, dkk. 2012. Penapisan Bakteri yang Bersimbiosis dengan Spons Jenis
Aplysina sp sebagai Penghasil Antibakteri dari Perairan Pulau Tegal
Lampung . Tersedia online di :
http://eprints.unsri.ac.id/1256/1/9.Defin_ari_pastra_77-82.pdf (diakses 4
April 2015)
Hadioetomo RS, 1993. Mikrobiologi dasar dalam Praktek Teknik dan Prosedur
Praktikum. Jakarta : Gramedia Pusaka Utama.
Harmita dan Maksum Radji. 2008. Analisis Hayati. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Pelczar, M.J. & E.C.S. Chan, 1986, Penterjemah , Ratna Siri Hadioetomo. DasarDasar Mikrobiologi 1. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Plechzar, M.J. 2006. Dasar dasar Mikrobiologi . Jakarta:UI Pres
Sitorus, 2013. Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Limits. Tersedia online:
http://portal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1630/1/Microsoft%20W
ord%20-Jurnal%20%20Limit%20volume%209%20no.1.pdf (diakses 4
April 2015)