Anda di halaman 1dari 37

8.

KECEPATAN REAKSI
Reaksi-reaksi kimia berlangsung dengan kecepatan yang beraneka
ragam. Ada reaksi yang lambat dan ada pula reaksi yang cepat. Perkaratan
besi, reaksi-reaksi kimia dalam tubuh, dan reaksi antara bahan cat dan
oksigen merupakan contoh reaksi yang berlangsung lambat. Reaksi antara
larutan asam dan basa atau reaksi pembakaran campuran bensin dan udara
di dalam mesin kendaraan bermotor merupakan contoh reaksi yang sangat
cepat. Hal apa yang dijadikan ukuran untuk menentukan kecepatan reaksi
dan mengapa ada reaksi yang cepat dan lambat? Konsep kecepatan reaksi
dan faktor-Iaktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi akan menjawab
pertanyaan itu. Selanjutnya, teori kecepatan reaksi akan memberikan
gambaran tentang jalannya reaksi dan akan menjelaskan alasan-alasan
mengapa berbagai faktor dapat mempengaruhi kecepatan reaksi.
A. Konsep Kecepatan Reaksi
Kata kecepatan mempunyai hubungan dengan selang waktu.
Apabila waktu yang diperlukan singkat, berarti kecepatannya besar.
Sebaliknya, jika selang waktunya panjang, dikatakan bahwa
kecepatannya kecil. Jadi, kecepatan berbanding terbalik dengan waktu.
Reaki kimia menyatakan perubahan suatu zat menjadi zat lain, yaitu
perubahan suatu pereaksi menjadi hasil reaksi. Perubahan ini
dinyatakan dalam sebuah persamaan reaksi. Di dalam sebuah
persamaan reaksi, jumlah relatif zat-zat pereaksi dan hasil reaksi dapat
dilihat dan koefisien reaksinya. Misalnya, reaksi antara nitrogen dan
hidrogen menghasilkan amonia dinyatakan dalam persamaan reaksi
sebagai berikut.
N2(g) + 3 H2(g) 2 NH3(g)
Dalam persamaan reaksi tersebut, tiap mol nitrogen yang bereaksi
dengan 3 moI hidrogen akan menghasilkan 2 mol amonia. Pada saat
reaksi itu berIangsung, setiap saat jumlah nitrogen dan hidrogen
berkurang, sedangkan amonianya bertambah. Berkaitan dengan waktu
dan pengertian persamaan reaksi di atas, maka kecepatan reaksi
didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi
tiap setuan waktu. Definisi ini mempunyai keuntungan sebab kecepatan
reaksi tidak bergantung pada volume campuran reaksi, artinya
kecepatan yang diukur dalam volume 100 mililiter sama dengan yang
diukur dalam volume 10 liter. Berdasarkan definisi di atas, satuan
kecepatan reaksi dapat ditentukan sebagai berikut.
Kecepatan reaksi

konsentrasi
waktu

Konsentrasi satuannya molar atau mol per liter atau mol per dm 3 dan
waktu satuannya sekon. Jadi, satuan kecepatan reaksi dapat dinyatakan
dengan:
Kimia dasar/Abdul Majid

110

mol L-1.s-1 atau mol dm-3 s-1


Perhatikan reaksi berikut ini!
N2(g) + 3 H2(g) 2 NH3(g)
Secara matematis, kecepatan reaksi tersebut dapat dirumuskan sebagai
berikut.
N2
t
H2
v'
t

Kecepatan berkurangnya konsentrasi N2 : v


Kecepatan berkurangnya konsentrasi H2 :
Kecepatan
v"

bertambahnya

konsentrasi

NH3
t

atau
NH 3

Tanda negatif yang digunakan sesuai dengan perjanjian bahwa


besaran kecepatan reaksi selalu diberikan sebagai bilangan positif.
Misalnya, pada rumus kecepatan reaksi terhadap N 2 selama selang
waktu t, konsentrasi N2 telah berkurang sebanyak [N2]. Jadi [N2] =
[N2] akhir - [N2] awal.
OIeh karena [N2] berkurang, maka [N2] akhir - [N2] awal sehingga
[N2] menjadi negatif. Agar kecepatan reaksi (v) tidak berharga negatif,
maka digunakan tanda negatif pada [N2]. Sebaliknya, pada rumus
kecepatan reaksi terhadap NH3 tidak perlu digunakan tanda negatif
sebab [NH3] bertambah menurut waktu sehingga [NH 3] akhir - [NH3] awal
berharga positif.
Dalam contoh reaksi tersebut, v, v, dan v tidak sama besar.
Hubungan ketiga besaran ini adalah v = 1/3 v = v".
Selama reaksi berlangsung, konsentrasi zat-zat dalam campuran
reaksi selalu berubah sehingga kecepatan reaksi tidaklah tetap,
misalnya reaksi penguraian hidrogen iodida pada suhu 508C.
2HI H2 + I2
Perubahan konsentrasi HI setiap saat diberikan sesuai grafik di
samping. Kurva yang berbentuk garis lengkung menyatakan perubahan
konsentrasi HI dalam tiap selang waktu. Selama 50 detik pertama,
konsentrasi HI turun dengan tajam. Reaksi berlangsung cepat karena
konsentrasi HI masih cukup besar. Akan
tetapi, antara selang waktu detik ke-300
dan 350, perubahan konsentrasi HI
kecil,
berarti
kecepatan
reaksi
penguraian HI menjadi berkurang. Oleh
karena itu, ada dua pengertian tentang
kecepatan reaksi, yaitu kecepatan ratarata dan kecepatan seketika.
Apabila pada waktu t1 konsentrasi suatu
pereaksi C1 mol per liter dan pada waktu
t2 konsentrasinya berkurang menjadi C2 mol per liter, maka kecepatan
reaksi rata-rata sebagai berikut.
Kimia dasar/Abdul Majid

111

Vrata rata

C 2 C1 C

t 2 t1
t

Misalnya, pada detik ke-50 konsentrasi HI = 0,075 mol per liter dan pada
detik ke-100 konsentrasinya menjadi 0,057 mol per liter, maka kecepatan
rata-rata penguraian HI antara detik ke-50 dan 100 adalah:
Vrata rata

0,057 - 0,075 mol/L


= 3,6 x 10 mol L-1 detik-1
100 - 50 deti k

Apabila selang waktu t diambil semakin kecil, yaitu t 2 semakin


mendekati t1, maka kecepatan rata-rata mendekati kecepatan seketika
pada t1. Kecepatan seketika pada t1 dapat ditentukan dan kemiringan
garis singgung yang melalui titik t pada kurva. Misalnya, akan ditentukan
kecepatan seketika (v), pada saat reaksi penguraian HI tepat
berlangsung 100 detik. Mula-mula dibuat garis singgung yang melalui
titik t = 100 detik pada kurva, kemudian kemiringan garis singgung itu
dihitung dari tangen sudut yang dibentuk oleh garis singgung dengan
sumbu t (tangen ). Atau dihitung dari pembagian konsentrasi yang
merupakan titik potong garis singgung dengan sumbu [HI] dengan waktu
yang merupakan titik potong garis singgung dengan sumbu t.
V tg

0,081 mol/L
330 sekon

= 246 x 10-4 mol L-1 sekon-1

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Reaksi


Ada lima faktor yang dapat niempengaruhi kecepatan reaksi, yaitu
luas permukaan sentuhan antara zat-zat yang bereaksi, sifat kimia
pereksi, konsentrasi, suhu, dan katalis.
1. Luas Permukaan
Luas permukaan sentuhan antara zat-zat yang bereaksi
merupakan suatu faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi bagi
campuran pereaksi yang heterogen, misalnya antara zat padat dan
gas, zat padat dengan larutan, dan dua macam zat cair yang tak
dapat campur. Reaksi kimia dapat berlangsung jika molekul-molekul,
atom-atom, atau ion-ion dan zat-zat pereaksi terlebih dahulu
bertumbukan. Hal ini terjadi jika antara zat-zat yang akan bereaksi
terjadi kontak. Semakin luas permukaan sentuhan antara zat-zat
yang bereaksi, semakin banyak molekul-molekul yang bertumbukan
dan semakin cepat reaksinya.
Pada reaksi antara zat padat dan gas atau antara zat padat dan
larutan, kontak terjadi di permukaan zat padat itu. Adapun kontak
yang terjadi antara dua zat cair yang tidak dapat bercampur terjadi
pada bidang batas antara kedua macam zat cair tersebut.

Kimia dasar/Abdul Majid

112

Untuk membuktikan pengaruh luas permukaan sentuhan antara


zat-zat yang bereaksi terhadap kecepatan reaksinya, dapat diambil
contoh reaksi antara pualam dan larutan HCI yang berlangsung
menurut persamaan sebagai berikut.
CaCO3(S) + 2HCI(aq) CaCI2(aq) + H2O(l) + CO2(aq)
Pada percobaan pertama digunakan CaCO 3 berbentuk butiran
dan pada percobaan kedua digunakan CaCO 3 berupa serbuk. Harus
diperhatikan bahwa pada kedua percobaan itu massa CaCO 3 dan
konsentrasi larutan HCI yang digunakan harus sama. Perbedaan
kecepatan reaksi tersebut dapat diketahui dengan membandingkan
volum gas CO2 yang terbentuk selama selang waktu tertentu yang
sama. Ternyata volume CO2 yang dihasilkan pada percobaan
pertama lebih sedikit daripada yang diperoleh pada percobaan
kedua. Hal ini membuktikan bahwa kecepatan reaksi yang
menggunakan serbuk CaCO3 lebih besar daripada yang
menggunakan butiran CaCO3.
Perhatikan sebutir CaCO3 yang berbentuk kubus seperti terlihat
pada Gambar 10.2. Apabila panjang tiap-tiap rusuk 2 sentimeter,
maka luas permukaan kubus itu adalah 6 x 4 cm 2 = 24 cm2.
Permukaan seluas itulah daerah persentuhan antara CaCO 3 dan
larutan HCI jika butiran itu dimasukkan seluruhnya ke dalam larutan
HCI. Apabila butiran CaCO3 di atas dibagi menjadi 8 buah kubus
kecil yang sama ukurannya, maka luas permukaan kedelapan kubus
itu adalah 8 x 6 x 1 cm2 = 48 cm2. Selanjutnya, jika tiap-tiap kubas
kecil itu dibagi menjadi 8 bagian lagi, maka luas permukaannya
menjadi 8 x 2 x 48 cm2. Mudah dibayangkan bahwa makin diperkecil
butiran CaCO3 itu, makin luas jumlah seluruh permukaannya. Itulah
sebabnya, serbuk CaCO3 bereaksi lebih cepat dari pada CaCO 3
berbentuk butiran.
Dalam sistem homogen tidak terdapat bidang batas antara zatzat yang bereaksi. Persentuhan antara partikel-partikel zat yang
bereaksi terjadi secara merata dalam fase cair atau gas. Oleh
karena itu, dalam sistem homogen tidak ada pengaruh faktor luas
permukaan terhadap kecepatan reaksinya.

Kimia dasar/Abdul Majid

113

2.

Sifat Kimia Pereaksi


Apabila sekeping logam natrium dimasukkan kedalam air,
segera terjadi reaksi yang hebat. Reaksi antara logam natrium dan
air berlangsung sangat cepat disertai ledakan dan nyala berwama
kuning. Lain halnya jika logam magnesium yang dimasukkan ke
dalam air. Gelembung-gelembung gas hidrogen yang terjadi dalam
reaksi antara logam magnesium dan air itu hampir tidak terlihat
karena reaksinya berlangsung lambat. Perbedaan kecepatan reaksi
antara air dan kedua jenis logam itu disebabkan oleh perbedaan
kemampuan melepaskan elektron dari tiap-tiap jenis atom logam.
Atom natrium lebih mudah memberikan elektronnya kepada air
daripada atom magnesium.
Perbedaan jenis ikatan kimia yang ada pada berbagai macam
senyawa juga menentukan perbedaan kecepatan reaksi yang terjadi
jika senyawa-senyawa itu bereaksi. Pada umumnya senyawasenyawa ion bereaksi lebih cepat daripada senyawa-senyawa
kovalen. Misalnya, reaksi antara larutan AgNO 3 dan larutan HCl
berlangsung lebih cepat daripada reaksi antara larutan Na 2S2O3 dan
larutan HCI. Pada reaksi antara larutan AgNO 3 dan larutan HCI, ionion Ag+ dan Cl- segera saling berikatan membentuk endapan putih
AgCI. Hal ini karena antara ion-ion yang berlawanan muatan itu
terdapat gaya tarik-menarik listrik yang membantu terjadinya
tumbukan. Pada reaksi antara larutan Na 2S2O3 dan larutan HCl,
terjadinya endapan putih dan belerang berlangsung lambat. Reaksi
antara ion H+ dan S2O32- menjadi H2S2O3 berlangsung cepat, tetapi
endapan yang terjadi tidak dihasilkan dari reaksi antara ion-ion itu.
Endapan belerang tenjadi karena reaksi pemutusan ikatan kovalen
dalam molekul H2S2O3 yang berlangsung labat.
Ag+(aq) + Cl-(aq) AgCI(s) (cepat)
2H+(aq) + S2O32-(aq) H2S2O3(aq) (cepat)
H2S2O3(aq) H2O(l) + SO2(g) + S(s) (lambat)
Reaksi senyawa-senyawa kovalen berlangsung lebih lambat
daripada senyawa-senyawa ion karena pada senyawa kovalen tidak
terdapat gaya tarik-menarik listrik antara partikel-partikelnya. Selain
itu, juga diperlukan sejumlah energi untuk memutuskan ikatan
kovalen dan senyawa yang bereaksi tersebut.
Dari kedua contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat
kimia seperti, perbedaan keelektronegatifan dan perbedaan jenis

Kimia dasar/Abdul Majid

114

ikatan kimia dari zat-zat yang bereaksi turut menentukan kecepatan


reaksi yang terjadi. Reaksi antara zat-zat yang perbedaan
keelektronegatifannya besar, biasanya berlangsung lebih cepat
daripada reaksi antara zat-zat yang memiliki perbedaan
keelektronegatiIan lebih kecil.
3.

Konsentrasi
Kecepatan reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi zat-zat yang
bereaksi, meskipun pengaruh itu tidak selalu sama untuk setiap zat
dan untuk setiap reaksi. Pada umumnya, kenaikan konsentrasi akan
menaikkan kecepatan reaksi, misalnya reaksi antara CaCO 3 dan
larutan HCI.
CaCO3(s) + 2HCl(l) CaCI2(aq) + H2O(aq) + CO2(g)
Kecepatan reaksi tersebut akan menjadi dua kali lebih besar
jika konsentrasi larutan HCI dijadikan dua kali semula. Akan tetapi,
dalam reaksi antara larutan Na 2S2O3 dan larutan HCI, perubahan
konsentrasi HCl tidak mempengaruhi kecepatan reaksi. Pada reaksi
itu, kecepatan reaksi tersebut hanya dipengaruhi oleh konsentrasi
larutan Na2S2O3.
Bertambahnya
kecepatan
reaksi
karena
pembesaran
konsentrasi zat-zat yang bereaksi dapat dipahami karena semakin
besarnya konsentrasi dan kemungkinan terjadinya tumbukan antara
partikel-partikel zat yang bereaksi semakin besar. Akan tetapi, tidak
selalu setiap tumbukan akan menjamin berlangsungnya reaksi. Oleh
karena itu, penjelasan tentang kecepatan reaksi tidak sesederhana
itu.

4.

Suhu
Zat-zat akan saling bereaksi jika masing-masing mempunyai
energi yang cukup. Apabila arang dibiarkan di udara pada suhu
kamar, arang tidak akan terbakar. Demikian pula minyak tanah,
bensin, kertas, atau kayu tidak akan terbakar atau bereaksi dengan
oksigen di udara tanpa dibakar terlebih dahulu. Tampaknya ada
suatu penghalang untuk terjadinya reaksi. Penghalang itu dapat
diatasi dengan menaikkan suhu pereaksi, misalnya dengan
menyulut bahan-bahan itu. Menyulut arang kayu, berarti
memberikan energi yang cukup pada oksigen dan arang kayu untuk
mengatasi penghalang tersebut. Setelah reaksi berlangsung, kalor
yang dibebaskan membantu reaksi untuk mengatasi penghalang
tersebut sehingga terus berjalan.
Kadang-kadang reaksi kimia dapat berlangsung tanpa
menaikkan suhu pereaksi terlebih dahulu. Hal ini mungkin
disebabkan campuran reaksi itu telah memiliki energi yang cukup
untuk mengatasi penghalang pada suhu rendah atau zat-zat itu

Kimia dasar/Abdul Majid

115

memiliki kemampuan untuk mengatasi hambatan itu. Meskipun


demikian, reaksi akan berlangsung lebih cepat jika diberikan energi
dari luar dengan menaikkan suhu. Hal ini disebabkan semakin tinggi
suhu, kecepatan gerak partikel semakin bertambah sehingga
tumbukan-tumbukan yang terjadi lebih efektif untuk menghasilkan
reaksi. Pada umumnya kecepatan reaksi bertambah menjadi dua
kali setiap kenaikan suhu 10C.
Untuk mengetahui pengaruh perubahan suhu terhadap
kecepatan reaksi, dapat dilakukan kegiatan sebagai berikut.
Buat tanda silang yang sama tebalnya pada dua helai kertas
kecil dan tempelkan kertas itu pada dua gelas kimia dengan tanda
silang menghadap ke dalam. Masukkan 100 mililiter larutan Na 2S2O3
0,1 M ke dalam gelas kimia I, ukur suhunya dan catat. Tambahkan
10 mililiter larutan HCI 3 M. Catat waktu sejak penambahan itu
sampai tanda silang tepat tidak terlihat lagi. Catat suhu dan waktu
selama berlangsungnya reaksi.
Masukkan 100 muliliter larutan Na2S2O3 0,1 M ke dalam gelas
kimia Il dan panaskan hingga 10C di atas suhu kamar, catat suhu
itu. Tambahkan 10 mlliliter larutan HCI 3 M dan catat waktu seperti
di atas. Catat suhu dan waktu selama berlangsungnya reaksi.
Bagaimana pengaruh perubahan suhu terhadap kecepatan reaksi
pada larutan Na2S2O3 dengan HCI?
5.

Katalis
Pada beberapa peristiwa kimia yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari, sering dijumpai zat-zat yang dapat mempercepat
terjadinya reaksi. Akan tetapi tampaknya zat itu sendiri tidak ikut
bereaksi. Zat ini disebut katalis. Besi yang disimpan di tempat
kering tidak cepat berkarat, sedangkan di tempat yang lembap besi
akan cepat berkarat. Air yang terdapat di udara lembap
mempercepat reaksi antara besi dan oksigen yang ada di udara.
Tablet yang mengandung campuran natrium bikarbonat dan asam
sitrat dalam keadaan kering tidak akan cepat rusak. Akan tetapi,
begitu tablet itu dimasukkan ke dalam air, tablet segera hancur
karena natrium bikarbonat dan asam sitrat yang ada di dalamnya
bereaksi secara cepat.
Katalis memegang peranan yang sangat penting, baik dalam
proses biologi maupun industri. Reaksi-reaksi kimia yang
berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup akan berjalan sangat
lambat jika tanpa katalis. Katalis dalam tubuh makhluk hidup disebut
enzim. Hampir semua bahan makanan yang diproses di dalam alatalat pencernaan merupakan senyawa kovalen (senyawa karbon).
CO2 dan H2O yang diproses oleh tumbuhan menjadi karbohidrat
melalui fotosintesis juga merupakan senyawa kovalen. Telah
dibicarakan pada bagian terdahulu bahwa reaksi-reaksi senyawa

Kimia dasar/Abdul Majid

116

kovalen berjalan lambat. Oleh karena itu, enzim sangat diperlukan


untuk mempercepat reaksi senyawa-senyawa kovalen. Dalam
industri margarin, nikel digunakan sebagai katalis untuk mengubah
minyak menjadi lemak buatan. Pembuatan amonia dari hidrogen
dan nitrogen melalui proses Haber menggunakan besi sebagai
katalis.
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)
Katalis dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu katalis
homogen dan katalis heterogen. Katalis homogen adalah katalis
yang dapat bercampur dengan pereaksi secara homogen atau
mempunyai fase yang sama dengan pereaksi, misalnya campuran
gas NO dan NO2 yang bekerja mempercepat reaksi pada proses
pembuatan asam sulfat dengan cara Bilik Timbal.
2SO2 + O2 2SO3
Contoh lainnya larutan kobalt (II) klorida; CoCl2 atau larutan besi
(III) klorida; FeCl3 yang mempercepat reaksi penguraian hydrogen
peroksida,
2H2O2 2H2O + O2
Katalis heterogen adalah katalis yang mempunyai fase berbeda
dengan fase pereaksi, misalnya besi pada reaksi pembuatan
amonia melalui proses Haber, batu kawi; MnO 2 pada reaksi
penguraian kalium klorat; KCIO3, dan vanadiumpentoksida; V2O5
pada reaksi pembuatan asam sulfat melalui proses kontak.
2SO2 + O2 2SO3
Selain katalis, ada pula zat-zat yang dapat memperlambat
reaksi. Zat itu disebut inhibitor. Penggunaan inhibitor antara lain
untuk memperlambat proses perkaratan besi dan untuk
menghentikan reaksi-reaksi tertentu dalam proses industri atau
reaksi-reaksi tertentu dalam tubuh makhluk hidup. Salah satu contoh
inhibitor adalah Na2C2O4 yang dapat menghambat proses
perkaratan besi. Dalam tubuh manusia terdapat bermacam-macam
hormon yang berfungsi sebagai penghambat reaksi tertentu.
C. Konsentrasi dan Kecepatan Reaksi
Pada pembicaraan tentang konsep kecepatan reaksi telah diketahui
bahwa kenaikan konsentrasi pereaksi akan memperbesar kecepatan
reaksi. Bagaimana hubungan antara besarnya konsentrasi pereaksi dan
kecepatan reaksi dan bagaimana cara menentukan hubungan itu akan
dibahas pada bagian berikut.
1. Hukum Kecepatan Reaksi
Menurut Guldberg dan Waage (1867) kecepatan reaksi pada
waktu tertentu (kecepatan seketika) berbanding lurus dengan
konsentrasi molar zat-zat pereaksi pada saat itu. Ketentuan ini
sebagai Hukum Aksi Massa, yang menyatakan bahwa untuk suatu
Kimia dasar/Abdul Majid

117

2.

reaksi, kecepatan reaksi (v), berbanding lurus dengan konsentrasi


molar pereaksi.
Contoh
A + B C + D
v [A][B]
atau v = k.[A].[B]
k disebut tetapan kecepatan reaksi. Harga k bergantung pada
jenis reaksi, satuan waktu, dan temperatur. Rumus umum kecepatan
reaksi untuk reaksi di bawah ini sebagai berikut.
pA + qB rC + sD
v = k [A]p. [B]q
Apakah rumus kecepatan reaksi dari setiap reaksi kimia dapat
diturunkan langsung dari persamaan stoikiometrinya, seperti pada
kedua contoh di atas? Jawabnya tidak! Hal ini disebabkan hukum
Guldberg dan Waage tidak berlaku secara umum, tetapi hanya
dapat digunakan pada reaksi sederhana saja, yaitu reaksi yang
berjalan satu tahap. Kecepatan reaksi ada pula yang bergantung
pada konsentrasi hasil reaksi.
Pada umumnya, hubungan kecepatan reaksi dengan
konsentrasi zat-zat dalam campuran reaksi yang ungkapan
matematiknya disebut hukum kecepatan reaksi, hanya dapat
diturunkan dari data eksperimen.
Orde Reaksi atau Tingkat Reaksi
Dari reaksi pA + qB rC + sD diketahui rumus kecepatan
reaksinya, yaitu:
V = k. [A]m. [B]n,
Dengan demikian, dikatakan bahwa reaksi ini adalah tingkat m
terhadap A dan tingkat n terhadap B atau orde ke-m terhadap A dan
orde ke-n terhadap B. Perhatikan bahwa m dan n tidak sama atau
tidak selalu sama dengan p dan q karena rumus kecepatan reaksi
hanya dapat diturunkan dari data eksperimen. Tingkat reaksi
keseluruhan atau tingkat reaksi total dari reaksi itu adalah (m + n)
atau dengan kata lain, reaksi tersebut berorde ke-(m + n). Orde
reaksi dapat berupa bilangan positif, bilangan negative, nol, bilangan
bulat, dan bilangan pecahan.
Contoh:
a. H2 + I2 2 HI
v = k. [H2].[I2]
Reaksi H2 + I2 mempunyai orde pertama terhadap H 2 dan orde
pertama terhadap I2, keseluruhan reaksi orde kedua.
b. CH3I + OH- CH3OH + Iv = k.[CH3I].[OH-]
Reaksi CH3I + OH- mempunyai orde pertama tenhadap CH3I
dan orde pertama terhadap OH-, keseluruhan reaksi orde
kedua.
c. 2N2O5 4NO2 + O2
v = k [N2O5]
Reaksi N2O5 mempunyai orde pertama.

Kimia dasar/Abdul Majid

118

d.

e.
f.
g.

h.
I.
J.

S2O32- + 2H+ H2O + SO2 + S v = k [S2O3=][H]0 atau V = k


[S2O3=]
Reaksi S2O3=O + 2H+ mempunyai orde pertama terhadap S 2O3=
dan orde kenol terhadap H+ keseluruhan reaksi orde pertama.
2O3 3O2
v = k[O3]2/[O2]
Reaksi O3 mempunyai orde kedua dan orde pertama terhadap
O2 keseluruhan reaksi orde pertama.
2NO + O2 2NO2 v = k [NO]2 [O2]
Reaksi 2NO + O2 mempunyai orde kedua terhadap NO dan
orde pertama terhadap O2, keseluruhan reaksi orde ketiga.
BrO3- + 5Br- + 6H+ 3Br2 + 3H2O v = k.[BrO3-].[Br-].[H+]2
Reaksi BrO3- + 5Br- + 6H+ mempunyai orde pertama terhadap
BrO3- orde pertama terhadap Br -, dan orde kedua terhadap H +,
keseluruhan reaksi orde keempat.
C2H6 C2H4 + H2 v = k. [C2H6]3/2
Reaksi C2H6 mempunyai orde ke-3/2
C6H6 + HNO3 C6H5NO2 + H2O
v = k [C 6H6] [HNO3], atau
V=k
Reaksi C6H6 + HNO3 mempunyai orde kenol.
H2 + Br2 2HBr
k.[H2 ].[Br2 ]1/2
v
1 k' [HBr]
[Br2 ]

Reaksi H2 + Br2 tidak mempunyai orde.


Pada reaksi ini, pada awal reaksi mempunyai orde tertentu,
tetapi setelah reaksi berjalan beberapa waktu, reaksi tidak lagi
memperlihatkan orde tersebut. Salah satu sebab dari gejala ini
adalah bahwa hasil reaksi turut mempengaruhi kecepatan
reaksi.
3.

Penentuan Tingkat Reaksi


Menentukan tingkat reaksi atau orde reaksi dari suatu reaksi
kimia pada prinsipnya menentukan seberapa besar pengaruh
perubahan konsentrasi pereaksi terhadap kecepatan reaksinya.
Pada beberapa reaksi, kecepatannya dipengaruhi pula oleh hasil
reaksi sehingga mempunyai persamaan kecepatan reaksi yang
cukup rumit. Seperti telah dibicarakan pada bagian terdahulu,
rumus kecepatan reaksi hanya dapat diturunkan melalui data
ekspenimen. Oleh sebab itu, orde atau tingkat reaksi hanya dapat
diketahui setelah dilakukan suatu percobaan. Dalam percobaan itu
dilakukan pengamatan atau perhitungan konsentrasi suatu pereaksi
pada setiap saat selama reaksi berlangsung. Dapat pula dilakukan
beberapa kali percobaan dengan mengubah-ubah konsentrasi salah
satu pereaksi sambil dicatat waktu yang diperlukan untuk

Kimia dasar/Abdul Majid

119

berjalannya reaksi pada tiap-tiap pemakaian konsentrasi yang


berbeda itu. Dalam melakukan percobaan itu perlu diperhatikan
bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan reaksi,
selain konsentrasi, yaitu suhu, jenis zat, dan luas permukaan serta
perlakuan yang dapat menyebabkan kesalahan pengamatan pada
percobaan itu harus dijaga agar selalu tetap. Misalnya, akan
ditentukan tingkat reaksi sebagai berikut.
Na2S2O3(aq) + 2HCl(aq) 2NaCI(aq) + H2O(l) + SO2(g) + S(s)
Pada reaksi tersebut dianggap bahwa kecepatan reaksinya
dipengaruhi baik oleh konsentrasi Na2S2O3 maupun oleh konsentrasi
HCI. Untuk mengetahui tingkat reaksi terhadap Na 2S2O3, maka
dilakukan beberapa kali percobaan dengan mereaksikan larutan
Na2S2O3 dengan konsentrasi yang berbeda dan larutan HCl yang
konsentrasinya tetap. Selanjutnya, untuk mengetahui tingkat reaksi
terhadap HCl, dilakukan lagi beberapa percobaan dengan
mereaksikan larutan HCI dengan konsentrasi berbeda-beda dan
larutan Na2S2O3 yang konsentrasinya tetap. Pengamatan terhadap
selesainya reaksi dilakukan dengan mengamati endapan belerang;
S yang tenjadi, yaitu dengan mencatat waktu yang diperlukan sejak
pereaksi dicampurkan sampai tanda silang yang ada di belakang
campuran reaksi tepat tidak terlihat lagi. Agar lebih jelas, dapat
dilakukan kegiatan berikut.
Buatlah tanda silang dengan tinta hitam pada sehelai kertas putih.
Masukkan 10 mililiter larutan HCI 2 M ke dalam gelas kimia dan
letakkan gelas kimia itu di atas tanda silang. Tambahkan 20 mililiter
larutan Na2S2O3 0,2 M dan catat waktu sejak penambahan itu
sampai tanda silang tepat tidak terlihat lagi dari atas. Ulangi
kegiatan di atas dengan menggunakan larutan Na 2S2O3 yang lebih
encer seperti tercantum dalam Tabel 10.1. Ulangi lagi kegiatan
dengan menggunakan larutan HCI yang diencerkan dengan
berbagai volume seperti tercantum dalam Tabel 10.2. Dan kegiatan
di atas dapat diperoleh tabel, sebagai benikut.
Tabel 1. Percobaan dengan Na2S2O3 (tio) encer
No

HCl

Volume (mL)
Tio
Air
Jumlah

1
2
3
4

10
10
10
10

20
15
10
5

Kimia dasar/Abdul Majid

5
10
15

30
30
30
30

Konsentrasi
(mol/L) tio pada
Rx awal
0,133
0,100
0,067
0,050

Waktu
(detik)

1/waktu

15
22
32
45

0,067
0,045
0,031
0,022

120

Tabel 2. Percobaan dengan HCI encer


No
1
2
3
4

Konsentrasi
(mol/L) tio pada
Rx awal
0,667
0,500
0,333
0,250

Volume (mL)
HCl

Tio

Air

Jumlah

20
20
20
20

10
7,5
5,0
2,5

2,5
5,0
7,5

30
30
30
30

Waktu
(detik)

1/waktu

15
15
16
17

0,067
0,067
0,063
0,059

Dari tabel tersebut, dapat dibuat perhitungan sebagai berikut;


a. Data pada Tabel 1 digunakan untuk menentukan rumus
kecepatan reaksi terhadap Na2S2O3. Misalnya, rumus kecepatan
reaksinya V =k [Na2S2O3]x. Dengan menggantikan v dan
Na2S2O3 dari tiap-tiap kegiatan kemudian membandingkannya,
maka x dapat ditentukan.
Perhatikan bahwa harga k pada kegiatan ini tetap sebab
suhunya tetap.
Dari data (1) : 0,067 = k(0,133)x
(2) : 0,045 = k (0,100)x
(3) : 0,031 = k (0,067)x
(4) : 0,022 = k (0,050)x
Dengan membandingkan (1) dan (2), diperoleh:
0,067 k' 0,133

0,045 k' (0,100) x


x

1,489 =(1,33)x x = 1,39

Dengan niembandingkan (1) dan (3), diperoleh:


0,067 k' 0,133

0,031 k' (0,067) x


x

61 = (1,985) x x = 1,12

Dengan membandingkan U) dan


0,067 k' 0,133

0,022 k' (0,050) x


x

3,045 = (2,66 x x = 1,14

Dengan membandingkan (2) dan


0,045 k' 0,100

0,031 k' (0,067) x


x

1,452 = (1,493 x x = 1,07

Dengan membandingkan (2) dan (4), diperoleh:


0,045 k' 0,100

0,022 k' (0,050) x


x

2,045 =(2,000) x x = 1,00

Dengan membandingkan (3) dan (4), diperoleh:


0,031 k' 0,067

0,022 k' (0,050) x


x

1,409 = (1,340)x x = 1,17

Harga x rata-rata = 1,15 dibulatkan menjadi 1.


Rumus kecepatan reaksi terhadap Na2S2O3: v = k. [Na2S2O3]

Kimia dasar/Abdul Majid

121

b.

Data pada Tabel 2 digunakan untuk menentukan rumus


kecepatan reaksi terhadap HCl.
Misalnya, rumus kecepatan reaksinya v = k[HCI] y Dengan cara
yang sama seperti perhitungan pada a, dapat dihitung harga
rata-rata y.
Ternyata y mendekati 0, maka rumus kecepatan reaksi untuk
HCI:
v = k [HCI] atau v = k
Jadi, reaksi tersebut merupakan orde pertama terhadap
Na2S2O3 dan orde kenol terhadap HCl
Persamaan, kecepatan reaksi keseluruhan:
v = k k [Na2S2O3].[HCI] atau v = k.[Na2S2O3]
Tingkat reaksi keseluruhan adalah tingkat 1.
Selain dengan perhitungan, tingkat reaksi dapat ditentukan
dengan membuat grafik konsentrasi terhadap kecepatan
(1/waktu). Agar lebih teliti, jumlah kegiatan yang dilakukan harus
cukup banyak, misalnya 10 kali. Apabila kurva yang dihasilkan
merupakan garis lurus, maka reaksinya tingkt 1 dan jika
kurvanya parabola, maka reaksinya tingkat 2. Apabila kurva
yang dihasilkan merupakan garis lurus sejajar dengan sumbu
konsentrasi, maka reaksi tingkat not.
Selain cara tersebut, penentuan tingkat reaksi dapat pula
dilakukan. dengan mengukur konsentrasi pereaksi pada setiap
selang waktu tertentu. Kemudian, dibuat grafik dengan sumbu x
yang menyatakan waktu dan sumbu y menyatakan konsentrasi.
Selanjutnya, dihitung kecepatan reaksi pada tilap waktu
tertentu. Tingkat reaksi terhadap pereaksi ditentukan dengan
membandingkan persamaan kecepatan reaksi yang diperoleh
pada tiap waktu tartentu tadi. Atau dapat pula dengan membuat
grafik kecepatan reaksi terhadap konsentrasi, kemudian dilihat
bentuk kurvanya. Cara ini digunakan pada penentuan tingkat
reaksi dari reaksi kimia dengan satu macam pereaksi, misalnya
pada reaksi,
2HI H2 + I2
dan N2O4 2NO2
Misalnya, pada reaksi penguralan HI; 2HI H2 + I2 (suhu tetap
508C) diperoleh data sebagai berikut,
Waktu Konsentrasi Waktu Konsentrasi
(detik) HI (mol/L) (detik) HI (mol/L)
0
0,1000
200
0,0387
50
0,0716
250
0,0336
100
0,0558
300
0,0296
150
0,0457
350
0,0265

Kimia dasar/Abdul Majid

122

Grafik konsentrasi HI terhadap waktu berdasarkan data tersebut


sebagai berikut.

Kecepatan reaksi tiap waktu tertentu dihitung seperti contoh


berikut.
Untuk kecepatan reaksi pada waktu 100 detik, maka:
1.
Tentukan titik potong antara garis vertikal yang melalui t =
100 dengan kurva!
2.
Tarik garis singgung pada kurva melalui titik tersebut!
3.
Tentukan tangen sudut !
4.
Ternyata tg = - 2,46 x 10-4
Dari data tersebut diperoleh kecepatan reaksi pada t = 100,
atau v100 = - tg = 2,46 x 10-4 mol/L.s
Dan perhitungan seperti di atas, diperoleb data seperti
tercantum da!am tabel berikut.
Konsentrasi
HI (mol/L)
0,0716
0,0558
0,0457
0,0387

Kecepatam
Rx (mol/L.s)
4,06 x 10-4
2,46 x 10-4
1,65 x 10-4
1,18 x 10-4

Konsentrasi
HI (mol/L)
0,0336
0,0296
0,0265

Kecepatam
Rx (mol/L.s)
8,93 x 10-5
6,93 x 10-5
5,55 x 10-5

Dengan memasukkan harga-harga tersebut dalam rumus v = k.


[HI]x dan membandingkan tiap-tiap persamaan yang diperoleh,
maka dapat ditentukan harga x, yaitu tingkat reaksi terhadap HI.
Apabila pada hasil perhitungan diperoleh x sama dengan 2,
maka rumus kecepatan reaksi atau reaksi penguraian HI,
adalah, v = k.[HI]2
Untuk menentukan harga tetapan kecepatan reaksi, (k) dapat
diambil salah satu harga v dan [HI] dan memasukkannya ke
dalam rumus kecepatan reaksi yang telah didapat, misalnya;
4,06 x 10-2 mol/L.s = k . (0,0716 mol/L)2
k = 7,920 x 10-2 L/mol.s
Dari perhitungan diperoleh harga k sebagai berikut;
Konsentrasi
Kimia dasar/Abdul Majid

Kecepatan Rx

Konsentrasi

Kecepatan Rx

k
123

HI (mol/L)
0,0716
0,0558
0,0457
0,0387

(mol/L.s)
4,06 x 10-4
2,46 x 10-4
1,65 x 10-4
1,18 x 10-4

(L/mol.s)
7,920 x 10-2
7,901 x 10-2
7,900 x 10-2
7,879 x 10-2

HI (mol/L)
0,0336
0,0296
0,0265

(mol/L.s)
8,93 x 10-5
6,93 x 10-5
5,55 x 10-5

(L/mol.s)
7,910 x 10-2
7,910 x 10-2
7,903 x 10-2

Satuan k bergantung pada tingkat reaksi atau orde reaksi.


Untuk reaksi orde kenol, v = k sehingga satuan k = satuan v =
mol/L.waktu.
Untuk reaksi orde pertama, v = k.[ ] sehingga satuan k adalah

mol.liter 1.waktu 1
waktu 1
1
mol.liter

Untuk reaksi orde kedua, v = k. [ ]2 sehingga satuan k adalah

mol.liter 1.waktu 1
mol -1.liter.wak tu 1
1 2
(mol.liter )

Untuk menentukan harga k tidak dapat dilakukan dengan cara


menghitung seperti pada kecepatan reaksi sebab pada
perhitungan tersebut, kecepatan reaksi (v) dianggap sama
dengan 1/waktu.
Dengan demikian, hasil perhitungan tersebut tidak menyatakan
kecepatan reaksi yang sesungguhnya.
Perhitungan sederhana untuk menentukan tingkat reaksi dari
suatu reaksi yang konsentrasi pereaksi dan kecepatannya
diketahui dapat dilakukan seperti contoh berikut.
Contoh soal:
1. Dari suatu reaksi A + B + C D + E + F, diketahui kecepatan
reaksi untuk berbagai konsentrasi awal zat A, B dan C
seperti tercantum dalam tabel berikut.
Percobaan
1
2
3
4

[A]
(mol/L)
0,1
0,2
0,2
0,2

[B]
(mol/L)
0,2
0,2
0,4
0,4

[C]
(mol/L)
0,3
0,3
0,3
0,6

Kecepatan
Rx (mol/L.s)
2,0 x 10-2
4,0 x 10-2
1,6 x 10-1
1,6 x 10-1

Dari data tersebut, tentukan:


a.
orde reaksi,
b.
persarnaan kecepatan reaksi,
c.
tetapan kecepatan reaksi (k), dan
d.
kecepatan reaksi jika konsentrasi awal A, B dan C
masing-masing 0,5 mol.L-1
Jawab:
Misalnya, persamaan kecepatan reaksinya v =k [A]p. [B]q. [C]r
Untuk menentukan orde reaksi terhadap A, lihat data (1)
dan (2), [B] dan [C] tetap.
Kimia dasar/Abdul Majid

124

v(1) [A(1)]

v(2) [A(2)]
1 1

2 2

2,0 10 2 0,1

4,0 10 2 0,2

p1

Untuk menentukan orde reaksi terhadap B, lihat data (2)


dan (3), [A] dan [C] tetap.
v(2) [B(2)]

v(3) [B(3)]
q

1 1

4 2

1

2

4,0 10 2 0,3

1,6 10 2 0,6

1

2

q2

Untuk menentukan orde reaksi terhadap C, lihat data (3)


dan (4), [A] dan [B] tetap.
v(3) [C(3)]

v(4) [C(4)]
1

1,6 10 1 0,3

1,6 10 1 0,6

r0

a. Orde reaksi = p + q + r = 3
b. Persamaan kecepatan reaksi v = k [A] [B] 2 [C] atau V=k.
[A][B]
c. Tetapan kecepatan reaksi
k

v
mol.L-1 .s 1
[A].[B]2 mol.L-1 .(mol.L-1 )2

[A] dan [B] dapat diambil dari data nomor berapa saja, misal
dari data (1),
k

2,0 10 -2
mol 2 .L2 .s 1
0,1.(0,2) 2

k 5 mol 2 .L2 .s 1

Catatan:
Apabila konsentrasi sebanding dengan kecepatan,
misalnya konsentrasi dijadikan 2x menyebabkan kecepatan
menjadi 2x, maka orde reaksi terhadap zat itu adalah orde
pertama.
Apabila konsentrasi dijadikan 2x, kecepatan menjadi 4x
atau jika konsentrasi dijadikan 3x, kecepatan menjadi 9x
atau jika konsentrasi dijadikan nx, kecepatan menjadi n 2x,
maka orde reaksi terhadap zat itu adalah orde kedua.
Apabila konsentrasi diubab-ubah, tetapi kecepatannya
relatif tetap, maka orde reaksi terhadap zat itu adalah orde
kenol.

Kimia dasar/Abdul Majid

125

2.

Tabel berikut merupakan data pengamatan konsentrasi NO,


O2, dan kecepatan reaksi, 2NO + O2 2NO2
Percobaan

[NO]
(mol/L)
0,01
0,02
0,03

1
2
3

[O2]
(mol/L)
0,20
0,20
0,30

Kecepatan
Rx (mol/L.s)
5,0
20,5
7,6

Tentukan orde reaksinya!


Jawab:
Data pertama dan kedua untuk menentukan tingkat reaksi
terhadap NO. Apabila [NO] dijadikan 2x, kecepatan reaksi
kira-kira menjadi 4x berarti terhadap NO merupakan reaksi
orde kedua. Data pertama dan ketiga untuk menentukan
tingkat reaksi terhadap O2. Apabila [O2] dijadikan 1 kali,
kecepatan reaksi kira-kira menjadi 1 kali juga. Berarti
terhadap O2 merupakan reaksi orde pertama. Jadi, orde
reaksi = 2 + 1 = 3.
3.

Untuk reaksi X + Y P + Q diperoleh data eksperimen


sebagai berikut;
[X]
(mol/L)
0,1
0,1
0,3

Percobaan
1
2
3

[Y]
(mol/L)
0,05
0,20
0,05

Waktu
(sekon)
60
15
20

Tentukan orde reaksinya!


Jawab:
Perhatikan dan data bahwa yang diketahui adalah waktu.
Ingat! Kecepatan benbanding terbalik dengan waktu.
v1

1
1

t1 60

v2

1
1

t2 15

v3

1
1

t3 60

Misalkan persamaan kecepatan reaksinya, v = k.[X]m.[Y]n


Tingkat reaksi terhadap X ditentukan dari 1 dan 3:
v1 X1

v3 X3

1
60
1
20

0,1

0,3

1 1

3 3

m=1
Tingkat reaksi terhadap Y ditentukan dari data 1 dan 2:
n

v1 Y1

v2 Y2

1
60
1
15

1 1
0,05


4 4
0,20

n=1
Orde resaksi m + n = 2
Kimia dasar/Abdul Majid

126

4.

Dari percobaan diketahui bahwa untuk reaksi A + B C


diperoleh data sebagai berikut.
[A] awal
(mol/L)
0,1
0,1
0,2

[Y] awal
(mol/L)
0,1
0,3
0,2

1/Waktu
(menit-1)
3
27
24

Tentukan rumus kecepatan reaksinya!


Jawab:
Misalnya, rumus kecepatan reaksi v = k [A]x.[B]y
Dari data (1) dan (2) dapat ditentukan orde reaksi terhadap
B.
v1
(1/waktu)1 [B]1

v2 (1/waktu)2 [B]2
3
0,1

27 0,3
2

1

3

1 1


9 3

y 2

Untuk menentukan orde reaksi terhadap A, harus


digunakan rumus V = k [A] x.[B]y dengan harga y yang telah
diketahui (y = 2) sebab tidak ada konsentrasi B yang sama.
Data yang dibandingkan dapat (1) dengan (3), atau (2) dengan
(3).
Misalkan digunakan data (1) dan (3),
x

3
0,1 0,1

24 0,2 0,2

1 1 1

8 2 2

(x 2)

x 1

Jadi, rumus kecepatan reaksi, persamaan reaksi di atas


adalah
v = k. [A].[B]2
5.

Untuk reaksi C + D E didapat data eksperimen sebagai


berikut,
Percobaan
1
2
3

C awal
(mol/L)
0,1
0,2
0,4

D awal
(mol/L)
0,20
0,40
0,10

Kecepatan
(mol/L.s)
10
40
20

Tentukan orde reaksi dan rumus kecepatan reaksinya !


Jawab:
Kimia dasar/Abdul Majid

127

Dari data tidak terdapat konsentrasi C dan D yang tetap.


Untuk itu, perhatikan data yang pembagian konsentrasinya
sama, yaitu nomor 1 dan 2.
[C]1 [D]1

[C] 2 [D] 2

Gunakan rumus, v = k [C]m[D]n dan masukkan hargaharganya dari data 1 dan 2.


[C]1
v1 [C]1m .[D]1n
v

atau 1
m
n
v2 [C]2 .[D]2
v2 [C]2
m

10 0,10 0,20

40 0,30 0,40

1
1

4 2

(m n)

[D]1

[D]2

1 1

4 2

(m n)

1

2

mn 2

Jadi, orde reaksi di atas = 2.


Untuk menentukan masing-masing harga m dan n,
bandingkan data nomor 1 dan 3 atau nomor 2 dan 3.
Misalnya, nomor 2 dan 3.
v2 [C]2

v3 [C]3
1

[D]2

.
[D]3

(2-m)

40 0,02 0,40

.
10 0,04 0,10

(2-m)

.4(2-m) 2 2-m.22(2m)

2 2(4-3m) 1 4 3m m 1 dan n 2 - 1 1

Jadi rumus kecepatan reaksinya v = k.[C].[D]


D. Suhu dan Kecepatan Reaksi
Apabila suhu dan campuran reaksi dinaikkan, maka gerakan
molekul bertambah cepat. Hal ini menimbulkan peningkatan jumlah
tumbukan antarmolekul tiap satuan waktu. Demikian pula jumlah molekul
yang memiliki energi cukup untuk memulai reaksi semakin bertambah.
Oleh karena itu, kenaikan suhu akan memperbesar kecepatan reaksi.
Dengan memperhatikan hukum kecepatan reaksi dan suatu reaksi,
perubahan suhu akan mempengaruhi balk konsentrasi zat-zat dalam
campuran reaksi maupun tetapan kecepatan reaksi. Dengan demikian,
perubahan suhu akan mempengaruhi pula kecepatan reaksi. Perubahan
suhu menyebabkan perubahan volume, selanjutnya perubahan
konsentrasi. Akan tetapi, perubahan suhu terhadap peruhahan
konsentrasi ini tidak begitu berarti jika dibandingkan terhadap perubahan
harga tetapan kecepatan reaksi sehingga biasanya diabaikan.
Dari berbagai percobaan diketahui bahwa sekitar suhu kamar,
kenaikan temperatur 10C menimbulkan kenaikan kecepatan reaksi dua
kali semula. Hal ini terutama disebabkan oleh perubahan harga k.
Berikut ini sebuah tabel yang menunjukkan hasil pengukuran tetapan
kecepatan (k) dari reaksi penguraian orde pertama asam aseton
bikarboksilat; CO(CH2COOH)2 dalam larutan air.
Kimia dasar/Abdul Majid

128

CO(CH2COOH)2 CH3COCH3 + 2CO2


Tabel 3 Harga k dari Reaksi Penguralan Asetor Bikarboksilat
Suhu (C)
O
10
20
30

k x 105 (detik-1)
2,46
10,8
47,5
163

Suhu (C)
40
50
60

k x 105 (detik-1)
576
1850
5480

Pada suhu rendah banyak reaksi yang tidak berlangsung atau


benjalan sangat lambat. Berdasarkan suatu teori kecepatan reaksi yang
disebut teori kompleks teraktivasi yang menyatakan bahwa sebelum
terjadi reaksi, molekul-molekul pereaksi terlebih dahulu membentuk
suatu senyawa yang merupakan keadaan peralihan sebelum terjadi hasil
reaksi. Senyawa transisi ini disebut kompleks teraktivasi yang
keberadaannya sangat sementara karena begitu tenbentuk segera
berubah menjadi hasil reaksi atau kembali lagi menjadi pereaksi.
Kompleks ini mempunyai enengi yang lebih tinggi daripada pereaksi dan
hasil reaksi. 0leh karena itu, diperlukan energi untuk mengubah molekulmolekul pereaksi menjadi kompleks teraktivasi yang selanjutnya akan
berubah menjadi hasil reaksi. Energi minimum yang diperlukan oleh
suatu pereaksi untuk membentuk kompleks teraktivasi agar reaksi dapat
berlangsung disebut energi pengaktifan atau energi aktivasi.
Misalnya, reaksi H2 + I2 2HI
H

H..I

+
H

Keadaan awal
(pereaksi)

H..I
Keadaan peralihan
(kompleks teraktivasi)

HI

+
HI
Keadaan akhir
(hasil reaksi)

Jalannya reaksi dan pereaksi ke hasil reaksi melalui keadaan


peralihan dapat digambarkan dengan suatu diagram energi sebagai
berikut (Gambar 4).
Puncak kurva menunjukkan keadaan peralihan sebelum pereaksi
berubah menjadi hasil reaksi. Untuk dapat mencapai puncak ini,
molekul-molekul pereaksi harus mempunyai energi pengaktifan E1.
Untuk reaksi sebaliknya, yaitu 2HI H2 + I2, maka energi
pengaktifannya E2. Selisih dari kedua energi pengaktifan ini adalah E =
Ehasil reaksi Epereaksi yaitu kalor reaksi pada volume tetap.
Untuk reaksi endoterm, energi pengaktifan hasil reaksi lebih rendah
daripada energi pengaktifan pereaksi, sedangkan pada reaksi eksoterm
berlaku sebaliknya. Apabila pada reaksi endoterm entalpi (H) hasil
Kimia dasar/Abdul Majid

129

reaksi lebih tinggi daripada H pereaksi dan pada reaksi eksoterm H


hasil reaksi lebih rendah daripada H pereaksi, maka selisih energi
pengaktifan hasil reaksi dan energi pengaktifan pereaksi adalah
sebaliknya.
Kompleks teraktivasi [H2I2]

Energi

H2 + I2

E1

E2

E
2HI

Gambar 4. Diagram energi pada reaksi H2 + I2 2HI


Apabila H > 0 (reaksi endoterm), maka E < 0
Apabila H < 0 (reaksi eksoterm), maka E > 0.
Energi pengaktifan dapat dipandang sebagai semacam penghalang
bagi berlangsungnya reaksi. Oleh karena itu, semakin besar energi
pengaktifan, semakin sukar reaksi berlangsung atau semakin rendah
kecepatan reaksinya. Sebaliknya, campuran pereaksi yang memiliki
energi pengaktifan rendah akan lebih memudahkan reaksi berlangsung,
berarti kecepatan reaksinya lebih besar. Energi pengaktifan harganya
selalu positif dan bergantung pada jenis reaksi. Ada reaksi yang energi
pengaktifannya sama dengan nol, misalnya reaksi antar ion dan reaksi
antara atom-atom bebas.
H+ + OH- ,H2O,
Ag+ + Cl- AgCI,
Cl + Cl Cl2
H + F HF.
Pada kedua reaksi tersebut tidak ada ikatan pada zat-zat pereaksi
yang perlu diputuskan terlebih dahulu sebelum terjadi ikatan baru dari
zat hasil reaksi. Oleh karena itu, reaksi akan berlangsung cepat. Apabila
ikatan yang harus diputuskan banyak atau kuat, maka energi yang
diperlukan cukup banyak. Hal ini berarti bahwa reaksi yang
bersangkutan mempunyai energi pengaktifan yang besar sehingga
reaksinya akan berlangsung lambat.

E. Katalis
Kimia dasar/Abdul Majid

130

Kecepatan suatu reaksi dapat ditingkatkan dengan menambahkan


sejumlah kecil suatu zat yang disebut katalis. Peristiwa peningkatan
kecepatan reaksi oleh katalis disebut katalisis. Bagaimanakah kerja
katalis dan mengapa zat itu dapat mempercepat reaksi?
Pernah dikemukakan suatu hipotesis yang mengatakan bahwa katalis
bekerja dengan mengadakan suatu gaya terhadap campuran reaksi.
Akan tetapi hipotesis ini tidak dapat diterima karena tidak menerangkan
lebih lanjut apakah gaya ajaib itu. Untuk menjawab pertanyaan tadi,
terlebih dahulu dapat dilakukan kegiatan berikut.
Tanpa katalis

Dengan katalis

Kalor Rx

Koordinat reaksi

Gambar 5 Diagram energi tinggi reaksi tanpa dan dengan katalis


Timbang 2,5 gram natriumkaliumtatrat dan larutkan ke dalam 25
mililiter air di dalam gelas kimia. Panaskan larutan ini sampai kira-kira
40C. Padamkan api dan tuangkan 5 mililiter larutan H 2O2 20% ke dalam
gelas kimia itu. Amati apa yang terjadi. Tambahkan 10 tetes larutan
kobalt (II) klorida 1 M. Amati perubahan-perubahan yang terjadi dan
catat!
Terjadinya reaksi pada kegiatan tersebut dapat diamati dengan
timbulnya gelembung-gelembung gas oksigen karena penguraian
hidrogenperoksida yang reaksinya sebagai berikut.
2H2O2(aq) 2H2O(l) + O2(g)
Tanpa ion Co2+, gelembung gas O2 yang terbentuk sedikit karena
reaksi penguraian H2O2 berlangsung lambat. Setelah ditambahkan
larutan CoCl2, terjadi dua perubahan penting sebagai berikut.
Gelembung-gelembung O2 yang terjadi semakin banyak dan pada
puncaknya larutan seperti mendidih.
Mula-mula warna larutan merah muda karena adanya CO 2, lalu
bersamaan dengan semakin banyaknya gelembung gas O 2 yang
terbentuk, warna larutan berubah kecokelatan. Kemudian, hijau dan
akhimya setelah reaksi mereda, berangsung-angsur warna hijau
berubah menjadi merah muda lagi seperti semula.
Kimia dasar/Abdul Majid

131

Pengamatan pada kegiatan di atas menunjukkan bahwa Co 2+


mempercepat reaksi penguraian H2O2. Selama reaksi berlangsuhg, Co 2+
turut bereaksi. Hal ini terlihat dari perubahan warnanya. Setelah reaksi
selesai, Co2+ terbentuk kembali seperti semula. Dari fakta ini, dapat
didefinisikan bahwa katalis adalah zat yang mempercepat reaksi, ikut
bereaksi, tetapi tidak mengalarni perubahan yang kekal dalam reaksi itu.
Katalis bekerja mempercepat reaksi dengan membentuk tahaptahap baru bagi jalannya reaksi dengan energi pengaktifan lebih rendah
daripada energi pengaktifan reaksi tanpa katalis. Pada tahap terakhir,
katalis dihasilkan lagi seperti semula dalam jumlah sama banyak. Secara
sederhana, kerja katalis dapat diterangkan dengan contoh reaksi berikut,
1. AB + C AC + B
Reaksi ini berlangsung tanpa katalis.
Energi pengaktilan tinggi.
Reaksi berlangsung lambat.
x AC + B
2. AB + C katalis
Jalannya reaksi:
AB + X ABX
Tahap-tahap reaksi ini
ABX + C AC + BX
mempunyai energi pengaktifan rendah
BX
B + X
+ Reaksi berlangsung cepat.
AB + C AC + B
Apabila hanya dilihat dari keadaan awal dan akhir, baik reaksi yang
tanpa katalis maupun reaksi yang menggunakan katalis menunjukkan
keadaan yang sama. Dengan demikian, seolah-olah katalis tidak ikut
bereaksi. Oleh karena keadaan awal dan akhir pada kedua reaksi itu
sama, maka kalor reaksi yang menyertai kedua reaksi itu pun sama
(Hukum Hess). Gambar 5 memperlihatkan diagram energi dari
campuran reaksi tanpa katalis dan dengan katalis.
Dilihat dari fase campuran katalis dengan pereaksi, katalis
dibedakan atas katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis homogen
bercampur dengan pereaksi dalam satu fase, misalnya dalam larutan
atau dalam fase gas. CoCI2 dalam reaksi penguraian H 2O2 merupakan
satu contoh katalis homogen dalarn larutan. Contoh lainnya, sebagai
berikut.
a. Ion H+ (asam) yang mengatalisis reaksi aseton dengan l 2
CH3COCH3 + I2 CH3COCH2I + HI
b. Ion Mn2+ yang mengatalisis reaksi oksidasi berbagai zat oleh ion
Mn04-(permanganat).
2 MnO4- + 16 H+ + 5C2O4- 2Mn2+ + 8H20 + 10 CO2
Mula-mula reaksi berlangsung lambat, tetapi setelah terbentuk Mn 2+
yang merupakan hasil reaksi, sedikit ion Mn 2+ akan mempercepat reaksi
selanjutnya. Dalam hal seperti ini, proses katalisisnya disebut
autokatalisis. Salah satu zat hasil reaksi mempercepat reaksi itu sendiri.
H

Kimia dasar/Abdul Majid

132

Salah satu contoh katalis homogen dalam sistern gas adalah gas NO
atau campuran NO dan NO2 yang mengatalisis reaksi oksidasi SO 2
menjadi SO3 dalam proses pembuatan asam sulfat yang disebut proses
bulk timbal.
2SO2 + O2 2SO3
(lambat)
2SO2 + 2NO2 2SO3 + 2NO
cepat
2NO + O2 2NO2
+
2SO2 + O2 2SO3
Katalis heterogen mempunyai fase berbeda dongan carnpuran
pereaksi. Katalis yang biasanya digunakan dalam katalis heterogen
adalah zat padat yang berupa logam atau oksida logam. Oleh karena
reaksi terjadi pada permukaan katalis, diusahakan supaya permukaan itu
luas. Hal itu dapat dicapai dengan cara menambahkan katalis berupa
serbuk atau digunakan katalis yang permukaannya kasar. Pada
permukaan katalis padat yang terpenting adalah adanya pusat-pusat
aktif karena reaksi terjadi pada pusat-pusat ini. Pusat-pusat aktif dapat
terjadi karena adanya ketidakseragaman permukaan katalis yang dapat
disebabkan oleh adanya ketidakmurnian zat, adanya retakan, dan
ketidakteraturan kisi kristal. Adanya ujung dan pinggiran menghasilkan
titik-titik yang mampu menarik partikel-partikel pereaksi yang dikatalisis.
OIeh karena katalis selalu dibentuk kembali dalam reaksi, maka
jumlahnya yang sedikit sudah dapat mempengaruhi reaksi dalam jumlah
yang banyak. Akan tetapi, dalam praktik sering terdapat zat-zat yang
dalam jumlah kecil dapat mengurangi atau meniadakan sama sekali
kerja katalis. Zat-zat ini disebut racun katalis. Zat ini dapat terserap pada
pusat-pusat aktif dari katalis sehingga menghalangi proses katalisis.
Karbonmonoksida, CO dan hidrogensulfida, H 2S adalah racun katalis
yang sangat kuat.
Kecuali zat-zat yang dapat mengurangi keaktifati katalis, ada pula,
zat-zat yang dapat memperbesarnya. Zat semacam ini disebut promotor,
yang tidak mompunyai keaktifan katalis sendiri dan biasanya
dicampurkan pada zat-zat katalis dalam jumlah kecil. Bagaimana kerja
promotor yang sebenarnya masih belum jelas.

Gambar 6. Proses katalisis pembentukan ammonia pada permukaan


katalis besi
Kimia dasar/Abdul Majid

133

Di dalam industri, katalis memainkan peranan yang sangat penting.


Reaksi-reaksi yang tanpa katalis berjalan terlampau lambat untuk
dikerjakan secara ekonomis, dapat dipercepat dengan penambahan
katalis. Beberapa contoh katalis heterogen dalam industri sebagai
berikut.
1. Besi; Fe pada reaksi pembuatan amonia dengan proses Haber.
N2(g) + 3H2(g) Fe 2NH3(g) (Gambar 6)
2. Nikel; Ni sebagai katalis pada reaksi hidrogenasi minyak menjadi
lemak dalam pembuatan margarin. Pada molekul minyak terdapat
ikatan-ikatan rangkap CH = CH . Ikatan rangkap ini terputus
menjadi ikatan tunggal dan atom-atom hidrogen terikat pada atomatom C yang tadinya berikatan rangkap.

Pada reaksi hidrogenasi ini, serbuk Ni menyerap sejumlah besar


gas hidrogen dan mengubah molekul hidrogen menjadi atom-atom
hidrogen sehingga terjadi reaksi sebagai berikut.
H2 + 2Ni 2NiH
Kemudian atom-atom H pada permukaan nikel menyerang atom C
yang berikatan rangkap sehingga ikatan rangkap terputus dan
akhirnya atom-atom H itu terikat dan membentuk senyawa karbon
jenuh berupa lemak.

F.

Teori Tabrakan
Teori ini didasarkan atas teori kinetik molekul yang beranggapan
bahwa molekul-molekul zat berupa bola-bola kaku yang senantiasa
bergerak. Agar dua molekul dapat bereaksi, maka kedua molekul harus
saling bertabrakan. Pada saat terjadi tabrakan, kedua molekul itu harus
mempunyai sejumlah energi minimum (E) di atas energi rata-rata
molekul. Hanya dalam situasi demikian dapat diharapkan terjadi reaksi.
Tabrakan yang dapat menghasilkan reaksi disebut tabrakan yang efektif.
Selain diperlukan energi tabrakan yang cukup, ternyata orientasi
tabrakan molekul turut menentukan keberhasilan reaksi. Gambar 7
menunjukkan beberapa contoh tabrakan yang menghasilkan dan yang
tidak menghasilkan reaksi. Berdasarkan teori tabrakan dapat dijelaskan
bahwa berbagai faktor dapat mempengaruhi kecepatan reaksi antara
lain sebagai berikut.

Kimia dasar/Abdul Majid

134

Tambarakan yang menghasilkan reaksi

Tabrakan yang tidak menghasilkan reaksi

Gambar 7 Tabrakan molekul yang menghasilkan dan yang tidak


menghasilkan reaksi.
1.

2.

3.

Luas permukaan sentuhan


Makin luas permukaan sentuhan antara zat-zat pereaksi, makin
banyak molekul-molekul pereaksi yang bertumbukan. Dengan
demikian, kemungkinan terjadi reaksi semakin besar sehingga
reaksi lebih cepat berlangsung.
Sifat kimia pereaksi
Senyawa-senyawa ion lebih cepat bereaksi daripada senyawasenyawa kovalen. Pada setiap tumbukan yang terjadi antara ion
positif dan ion negatif selalu dihasilkan reaksi sebab tidak ada energi
tumbukan yang diperlukan untuk memutuskan ikatan terlebih
dahulu. Lain halnya dengan reaksi antara senyawa-senyawa
kovalen yang tidak setiap tumbukan dapat menghasilkan reaksi.
Konsentrasi
Dalam konsentrasi yang besar, jumlah partikel per satuan
volume juga besar. Kemungkinan terjadinya tumbukan antar partikel
di dalamnya lebih besar jika dibandingkan dengan yang terjadi pada
konsentrasi yang rendah. Dengan demikian makin besar konsentrasi
zat yang bereaksi, makin banyak partikel yang bereaksi per satuan
waktu dan makin besar kecepatan reaksinya. Pada beberapa jenis
reaksi, perbesaran konsentrasi pereaksi tidak selalu mempercepat
reaksi atau perbesaran konsentrasi tidak sebanding dengan
perbesaran kecepatan reaksinya. Hal ini dijelaskan dengan teori
tumbukan sebagai berikut.
Agar pereaksi dapat bereaksi, terlebih dahulu harus terjadi
tumbukan antara partikel-partikel zat pereaksi tersebut. Pada reaksi
sederhana, yaitu reaksi yang berlangsung satu tahap, perubahan
konsentrasi pereaksi sebanding dengan perubahan kecepatan

Kimia dasar/Abdul Majid

135

reaksinya. Misalnya, pada reaksi sederhana A + B C jika


konsentrasi A dijadikan 2 kali dan konsentrasi B tetap, maka
kecepatan reaksi akan menjadi 2 kali pula. Demikian pula, jika
konsentrasi B dijadikan 2 kali dan konsentrasi A tetap. Pada reaksi
yang tidak sederhana, tumbukan antara partikel-partikel pereaksi
tidak langsung rnenghasilkan hasil akhir. Reaksi ini dapat terjadi
pada reaksi yang melibatkan satu jenis pereaksi atau lebih. Reaksi
yang melibatkan lebih dari dua partikel seperti dalam reaksi, 2H 2 +
2NO N2 + 2H2O tidak mungkin terjadi karena tabrakan sekaligus
antara 4 partikel pada satu titik dan satu saat yang sama. Tabrakan
hanya mungkin terjadi antara dua partikel. Oleh karena itu,
diperkirakan bahwa reaksi yang tidak sederhana benjalan tahap
dermi tahap yang pada setiap tahap hanya terjadi tumbukan antara
dua partikel. Pada contoh reaksi di atas, diperkirakan reaksi berjalan
melalui tahap-tahap sebagai benikut.
Tahap 1 : NO + NO N2O2 (cepat)
Tahap 2 : N2O2 + H2 N2O + H3O (cepat)
Tahap 3 : N2O + H2 N2 + H2O (lambat) +
2NO + 2H2 N2 + H2O (reaksi stoikiometri)
Tiap-tiap tahap merupakan reaksi sederhana. Rangkaian tahaptahap yang menerangkan jalannya suatu reaksi dari awal hingga
akhir disebut mekanisme reaksi. Setiap tahap mermpunyai
kecepatan reaksi yang berbeda. Seringkali ditemukan bahwa di
antara tahap-tahap reaksi dalam mekanisme reaksi terdapat satu
tahap dengan kecepatan yang relatif rendah. Dalam hal ini,
kecepatan reaksi secara keseluruhan ditentukan oleh tahap yang
lambat atau dengan kata lain tahap yang paling lambat dalam suatu
mekanisme reaksi merupakan tahap penentu kecepatan reaksi.
Pada mekanisme reaksi tersebut, tahap ketiga merupakan
tahap yang menentukan kecepatan reaksi keseluruhan. V = k [N 2O]
[H2]
Oleh karena N2O tidak terdapat dalam reaksi stoikiometri, maka
konsentrasi N2O pada persamaan kecepatan reaksi harus dieliminir.
Hal ini dapat dilakukan dengan memperhatikan tahap I. Reaksi
tahap 1 merupakan reaksi yang berjaian dua arah dengan
kecepatan yang sma (reaksi kesetimbangan).
Vke kanan = Vke kiri
Vke kanan = k [NO]2 Vke kiri = k [N2O2]
k [NO]2 = k [N2O2]
Dari stoikiometri reaksi tahap 2, dapat dilihat bahwa [N 2O2] sama
dengan [N2O].
k [NO]2 = k [N2O]
[N2O] = k/k. [NO]2
Jadi, v = k. k/k.[NO]2.[H2] atau jika
k. k/k = K, maka
2
V = K. [NO] .[H2]
Kimia dasar/Abdul Majid

136

4.

5.

Reaksi merupakan orde ketiga dan ini sesuai dengan hasil


eksperimen.
Suhu
Kenaikan suhu mempercepat reaksi karena dengan kenaikan suhu
gerakan partikel semakin cepat. Energi kinetik partikel-partikil
semakin bertambah sehingga makin banyak terjadi tumbukan yang
efektif. Dengan demikian, makin banyak partikel-partikel yang
bereaksi.
Katalis
Telah diketahui bahwa katalis mempercepat reaksi dengan
menyediakan jalan baru bagi reaksi itu yang mempunyai energi
pengaktifan lebih rendah. Partikel-partikel pereaksi terserap pada
permukaan katalis dan ikatannya direnggangkan atau diputuskan
oleh katalis. Kemudian, atom-atom atau molekul-molekul yang
ikatannya sudah renggang itu dipertemukan oleh katalis sehingga
reaksi menjadi Iebih mudah terjadi. Jadi, katalis berfungsi
mempermudah terjadinya pertemuan atau tabrakan sambil
membantu persiapan agar tabrakan yang terjadi berlangsung secara
efektif. Dalam kenyataan, tenlihat bahwa reaksi yang menggunakan
katalis berlangsung jauh lebih cepat daripada reaksi tanpa katalis.

Kimia dasar/Abdul Majid

137

Rangkuman
1.
2.
3.

Kecepatan reaksi menyatakan berkurangnya konsentrasi pereaksi atau


bertambahnya konsentrasi hasil reaksi tiap satuan waktu dalam suatu
reaksi.
Satuan kecepatan reaksi mol.Iiter-1.waktu-1 (waktu dapat dinyatakan
dalam detik, menit, dan jam)
Misalnya, reaksi: A + 3B 2C, kecepatan reaksi (V) dapat dinyatakan
sebagai berikut.
A : v [A]
a. Berkurangnya
t
[B]
B : v' t
b. Berkurangnya
C : v" [A]
c. Bertambahnya
t
Hubungan antara ketiga kecepatan tersebut,

4.

V 31 V' 21 V"

Ada dua pengertian kecepa tan reaksi, yaitu:


a.

kecepatan reaksi rata-rata =

b.

kecepatan reaksi seketika =

[pereaksi]
[hasil reaksi]

t
t
[pereaksi]
[hasil reaksi]

yang
t
t

hasil

reaksi t mendekati nol.(Iimit0)


5. Kecepatan seketika pada suatu saat t dapat diketahui dan kemiringan
garis singgung yang ditarik melalui titik potong antara sumbu tegak yang
melalui t dan kurva (t, [ ]).
6. Kecepatan reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut.
a. Luas permukaan sentuhan antara zat-zat yang bereaksi. Faktor ini
hanya ada pada sistem yang heterogen.
b. Sifat kimia pereaksi.
c. Konsentrasi.
d. Suhu.
e. Katalis.
7 Makin luas permukaan sentuhan antara yang
bereaksi, makin besar kecepatan reaksinya. Zat
berbentuk serbuk mempunyai luas permukaan
lebih besar daripada butiran. OIeh karena itu, zat berbentuk serbuk Iebih
cepat bereaksi daripada zat berbentuk butiran.
8. Perbedaan sifat kimia, misalnya perbedaan selisih keelektronegatifan
dan perbedaan jenis ikatan kimia dapat mempengaruhi kecepatan
reaksi. Senyawa-senyawa ion bereaksi lebih cepat daripada senyawasenyawa kovalen.
9. Makin besar konsentrasi pereaksi, makin besar kecepatan reaksi suatu
reaksi.
10. Makin tinggi suhu, makin besar kecepatan reaksi suatu reaksi.
11 Katalis adalah zat yang dapat mempercepat reaksi tanpa menglami
perubahan yang tetap pada reaksi itu. Ada dua macam katalis, yaitu
Kimia dasar/Abdul Majid

138

12.

13.

14.

15.

katalis homogen dan katalis heterogen. Zat yang memperlambat reaksi


disebut inhibitor.
Rumus kecepatan reaksi atau hukum kecepatan reaksi atau persamaan
kecepatan reaksi merupakan suatu ungkapan matematik yang
menyatakan kebergantungan kecepatan reaksi pada konsentrasi zat-zat
dalam campuran reaksi pada temperatur tetap. Pada umumnya rumus
kecepatan reaksi hanya dapat diturunkan dari data eksperimen, kecuali
bagi reaksi sederhana.
Contoh: pA + qB rC + sD, Rumus kecepatan reaksi pada reaksi di
atas, V = k.[A]m. [B]n
V = kecepatanreaksi
k = tetapan kecepatan reaksi
m = tingkat reaksi atau orde reaksi terhadap A
n = tingkat reahi atau orde reaksi terhadap B
tingkat reaksi keseluruhan = m + n, atau dikatakan bahwa reaksi
merupakan orde ke-(m + n).
Tetapan kecepatan reaksi (k)
a. Merupakan besaran yang bergantung kepada suhu dan jenis zat
yang bebeaksi.
b. Faktor k ini merupakan kecepatan reaksi dengan semua zat dalam
campuran reaksi berada pada konsentrasi 1 molar.
c. Satuan k bergantung pada orde reaksi, misalnya pada reaksi orde
pertama (tingkat 1), satuan k = detik -1 pada reaksi orde kedua,
satuan k = mol.L-1.s-1.
Penentuan orde reaksi terhadap suatu zat dalam reaksi dilakukan
dengan eksperimen, yaitu dengan mengukur kecepatan (1/waktu) dan
reaksi dengan menggunakan berbagai konsentrasi zat itu. Percobaan
dilakukan dengan kondisi tetap. Dari data (konsentrasi dan kecepatan)
dapat ditentukan tingkat reaksi melalui:
a. perhitungan, yaitu dengan membandingkan kecepatan reaksi pada
berbagai konsentrasi yang berbeda dan
b. grafik (konsentrasi, kecepatan).
Apabila kurva berbentuk garis sejajar sumbu konsentrasi, maka
reaksinya tingkat nol.
Apabila kurva berbentuk garis lurus, maka reaksinya tingkat satu.
Apabila kurva berbentuk parabola, maka reaksinya tingkat dua.
Energi aktivasi atau energi pengaktifan adalah energi minimum yang
diperlukan oleh suatu pereaksi agar reaksi mulai dapat benlangsung.
Menurut teori kompleks teraktivasi, reaksi akan berlangsung dengan
terlebih dahulu terbentuk senyawa peralihan yang disebut kompleks
teraktivasi, yaitu senyawa yang memiliki energi cukup dan dalam
keadaan siap untuk bereaksi membentuk hasil reaksi.
Reaksi yang memiliki energi pengaktifan rendah berlangsung lebih cepat
daripada reaksi yang energi pengaktifannya tinggi.

Kimia dasar/Abdul Majid

139

16. Reaksi dengan katalis mempunyai energi pengaktifan lebih rendah


daripada tanpa katalis. Oleh karena itu, katalis dapat mempercepat
reaksi. Katalis bekerja dengan ikut bereaksi, membentuk tahap-tahap
baru bagi jalannya reaksi dengan energi pengaktifan lebih rendah, dan
pada akhir reaksi terbentuk kembali.
17. Menurut teori tabrakan, reaksi dapat terjadi jika partikel-partikel zat yang
akan bereaksi bertabrakan. Pada saat terjadi tabrakan, kedua partikel
harus mempunyai sejumlah energi minimum di atas energi rata-rata
partikel.
Tabrakan antara dua partikel yang menghasilkan reaksi disebut tabrakan
efektif.
Makin banyak tabrakan efektif yang terjadi, reaksi makin cepat
berlangsung.
Berdasarkan teori tabrakan, pengaruh luas permukaan, jenis zat,
konsentrasi, suhu, dan katalis terhadap kecepatan reaksi dapat
dijelaskan.
18. Berdasarkan teori tabrakan, tabrakan sekaligus antara lebih dari dua
partikel hampir tidak mungkin terjadi. OIeh karena itu, diperkirakan
bahwa reaksi berlangsung secara bertahap. Pada setiap tahap hanya
terjadi tumbukan antara 2 partikel. Rangkaian tahap-tahap reaksi yang
menerangkan jalannya reaksi dari awal hingga terjadinya hasil akhir
disebut mekanisrne reaksi.
Tahap reaksi yang paling lambat dalam mekanisme reaksi disebut tahap
penentu kecepatan reaksi.

Kimia dasar/Abdul Majid

140

Soal-Soal Latihan
Jawablah dengan singkat dan jelas!
1. Tulislah rumus kecepatan reaksi terhadap HI, terhadap H 2 dan terhadap
I2 pada reaksi penguraian HI. Bagaimana hubungan ketiga kecepatan
reaksi itu?
2. Reaksi oksidasi hidrogen bromida berlangsung menurut persamaan
reaksi sebagai berikut; 4HBr + O 2 2H2O
+ Br2 Apabila mula-mula terdapat 0,10 mol/L
HBr lalu setelah reaksi berlangsung 50
sekon konsentrasinya menjadi 0,08 mol/L,
berapakah kecepatan rata-rata reaksi
oksidasi hidrogen bromida itu?
3. Apabila dalam reaksi N2O4 2NO2
kecepatan pembentukan NO2 adalah 0,01
mol/L.s,
berapakah kecepatan reaksi
penguraian N2O4?
4. Dalam reaksi penguraian N2O4 menjadi NO2, perubahan konsentrasi
N2O4 setiap saat dinyatakan oleh kurva berikut. Gambarlah kurva yang
menyatakan perubahan konsentrasi NO2 setiap saat!
5. Sebutkan lima faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi!
6. Mengapa reaksi antara sebatang paku besi dan larutan HCI berlangsung
lebih lambat daripada reaksi antara serbuk besi dan larutan HCI yang
sama konsentrasinya?
7. Jelaskan mengapa reaksi perkaratan besi lebih cepat daripada
perkaratan tembaga!
8. Mengapa reaksi antara senyawa-senyawa kovalen berlangsung lebih
lambat daripada reaksi antara senyawa-senyawa ion?
9. Reaksi antara pualam; CaCO3 dan larutan HCl 1 M mula-mula
berlangsung cepat, tetapi lamakelamaan kecepatan reaksinya semakin
berkurang. Jelaskan mengapa demikian!
10. Kecepatan reaksi pada umumnya menjadi dua kali setiap kenaikan suhu
sebesar 10C. Berapa kali kecepatan reaksi yang berlangsung pada
60C jika dibandingkan dengan reaksi yang berlangsung pada 20C?
11. Apakah fungsi enzim dalam tubuh manusia? Mengapa reaksi-reaksi
kimia yang terjadi di dalam tubuh memerlukan enzim?Jelaskan!
12. Sebutkan dua golongan katalis dan sebutkan masing-masing satu
contoh!
13. Apakah yang dimaksud inhibitor? Sebutkan dua kegunaan inhibitor
14. Untuk reaksi sederhana A + B C tulislah rumus atau persamaan
kecepatan reaksinya!
15. Tentukan orde reaksi 2Br- + H2O2 + 2H+ Br2 + 21-120 jika diketahui
persamaan kecepatan reaksi untuk reaksi tersebutV = k [Br] [H202] [WI!
16. Mengapa reaksi S20 + 2H SO2 + H20 + S mempunyai orde kenol
terhadap H?
Kimia dasar/Abdul Majid

141

17. Suatu reaksi X + 2Y XY2 merupakan reaksi orde pertama terhadap X


dan orde kedua terhadap Y.
a. Tulislah rumus kecepatan reaksi pada reaksi di atas!
b. Bagaimana satuan tetapan kecepatan reaksi (k) tersebut?
C. Apabila konsentrasi X = 0,1 M, konsentrasi Y = 0,2 M dan kecepatan
reaksi pada reaksi di atas = 0,05 Mol./L.s, berapakah harga k?
d. Apabila setelah beberapa saat konsentrasi X pada soal c berubah
menjadi 0,05 M, berapakah kecepatan reaksinya?
18. Diketahui reaksi brom dengan asam metanoat dalam air yang
diasamkan sebagai berikut; Br2(aq) + HCOOH(aq) 2Br-(aq) + 2H+(aq) +
CO2(g)
Reaksi tersebut merupakan reaksi tingkat pertama terhadap Br 2(aq) dan
tingkat pertama terhadap HCOOH(aq).
Apabila pada konsentrasi awal Br 2(aq) dan HCOOH(aq) masing-masing 0,1
mo/L reaksi berlangsung selama 10 detik, berapakah waktu yang
diperlukan seandainya konsentrasi awal Br 2(aq) dan HCOOH(aq) matingmasing 0,2 mol/L?
19. Gambar - gambar berikut
menunjukkan salah satu langkah
dalam cara kerja percobaan
pengukuran kecepatan reaksi.
Na2S2O3(s) + 2HCI(aq) 2NaCl(aq)
+ H2O(l) + SO2(g) + S(s)
Dalam percobaan itu, baik
pengamat A maupun pengamat B
menggunakan
larutan-larutan
yang sama konsentasinya. Akan tetapi, hasil pengukuran yang diperoleh
oleh A berbeda dengan yang diperoleh B. Di manakah letak penyebab
perbedaan itu? Jelakan!
20. Dan eksperimen untuk raksi A t B , C diperoleh data seperti dalam
tabel berikut,
Tentukan,
a. orde reaksi terhadap A,
b. orde reaksi terhadap B,
c. persamaan kecepatan reaksi,
d. orde reaksi total, dan
e. harga dan satuan tetapan kecepatan
reaksi (k)!
21. Dan eksperimen untu,k reaksi X + 2Y . XY2 diperoleh data sebagai
berikut.
Tentukan.
a. tingkat reaksi terhada X,
b. tingkat reaksi terhadap Y,
Kimia dasar/Abdul Majid

142

c. rumus kecepatan reaksi, dan


d. satuan k
22. Untuk reaksi C + D + E , hasil reaksi diperoleh data eksperirnen
sebagai berikut.
Tentukan
a. ordereaksi,
b. rumus kecepatan reaksi, dan
c. harga dan satuan tetapan k!
23. Dan reaksi penguraian dinitrogenpentaoksida.
2N205 4N2 + 502 yang merupakan reaksi orde pertama, diketahui
bahwa tetapan kecepatan reaksi pada 450 C k = 0,04 menir1. Apabila
konsentrasi awal N205 2,5 mol dan selama satu menit pertama
kecepatannya dianggap konstan, berapakah konsentrasi N 205 setelah
reaksi berjalan 1 menit?
24. Mengapa kenaikan suhu dapat mempercepat reaksi?
25. Dipandang dan pengaruh kenaikan suhu terhadap perubahan
konsentrasi, bagaimanakah pengaruh kenaikan suhu terhadap
kecepatan reaksi? Jelaskan!
26. Jelaskan tentang teori kompleks teraktivasi!
27. Apakah yang dimaksud energi pengaktifan atau energi aktivasi?
28. Bagaimanakah pengaruh besar energi pengakfifan terhadap kecepatan
reaksi? Jelaskan!
29. Gambarkan diagram energi yang menyatakan jalannya sebuah reaksi
endoterm A + B C. Jelaskan bagian-bagian penting dalam diagram itu,
misalnya energi pengaktifan, kalor reaksi, harga E (perubahan energi
pengaktifan), dan harga H!
30. Jelaskan mengapa campuran KCIO 3, MnO2, dan serbuk belerang sangat
berbahaya jika tidak disimpan secara hati-hati.
Gunakan gambar diagram berikut untuk
memberikan penjelasan!
31. Apakah yang dimaksud katalis?
32. Mengapa katalis dapat mempercepat reaksi?
33. Jelaskan tentang katalis homogen, katalis
heterogen, autokatalis, racun katalis dan
promotor.
34. Berikan dua contoh penggunaan katalis dalam industri!
35. Sebutkan dasar teori tabrakan!
36. Apakah yang dimaksud tabrakan yang efektif?
37. Jelaskan mengapa makin luas permukaan sentuhan zat-zat yang
bereaksi, makin besar kecepatan, reaksinya!
Kimia dasar/Abdul Majid

143

38. Jelaskan mengapa reaksi antara senyawa-senyawa kovalen pada


umumnya berlangsung lambat!
39. Diketahui mekanisme reaksi penguraian N2O5 sebagai berikut.
(1) : N2O5
NO2 + NO3
(cepat)
(2) : NO2 + NO3 NO + O2 + NO2 (lambat)
(3) : NO + NO3 2NO2
(cepat) +
2N2O5
4NO2 + O2
Pada mekanisme reaksi tersebut, manakah yang disebut tahap penentu
kecepatan reaksi?
40. Jelaskan mengapa reaksi penguraian N2O5 merupakan reaksi orde
pertama, V = k [N2O5]!
KECEPATAN REAKSI
1. Pada reaksi 2N2H4 + 2NO2 3N2 + 4H2O, diketahui bahwa kecepatan
reaksi terhadap berkurangnya [N2H4] = 0,1 mol/Ls, maka kecepatan
reaksi terbentuknya
N2 adalah....
a. 0,1 mol/Ls
b. 0,15 mol/Ls
c. 0,3 mol/Ls
d. 0,6 mol/Ls
e. 1,5 mol/Ls
2. Kondisi yang tepat agar reaksi Fe(S) + 2HCI(aq) FeCl2(aq) + H2(g)
berlangsung paling cepat adalah....
a. suhu rendah, Fe berupa lempeng, [HCI] kecil
b. suhu tinggi, Fe berupa lempeng, [HCl] kecil
C. suhu tinggi, Fe berupa serbuk, [HCI] kecil
d. suhu tinggi, Fe berupa serbuk, [HCI] besar
e. suhu tinggi, Fe brupa lempeng, [HCI] besar
3. Reaksi 2H2 + 2NO N2 + 2H2O mempunyai rumus kecepatan V = k[H 2] .
[NO]2. Reaksi itu merupakan.
a. reaksi orde kenol terhadap H2
b. reaksi orde kedua
c. reaksi orde ketiga
d. reaksi orde keempat
e. reaksi yang tak mempunyai orde
4. Satuan tetapan kecepatan (k) pada soal nomor 53 adalah....
a. mol L-1s-1
b. mol2 L-2s-1
c. mol-2 L-2s-1
d. mol-2 L2s-1
e. mol3 L-3s-1
5. Reaksi C6H6 + HNO3 C6H5NO2 + H2O mempunyai rumus kecepatan, V =
k.[C6H6].[HNO3]. Hal ini menunjukkan bahwa.
a. reaksi berlangsung sangat lambat
b. kecepatan reaksi dipengaruhi oleh hasil reaksi
c. kecepatan reaksi tetap, meskipun konsentrasi pereaksi berubah
d. reaksi tidak mempunyai orde
e. tetapan k tidak mempunyai satuan
Kimia dasar/Abdul Majid

144

6. Pada reaksi X + Y XY, jika konsentrasi X dijadikan 2 kali dan Y tetap,


kecepatan
menjadi 2 kali Iebih besar. Apabila konsentrasi X dan Y
masing-masing dijadikan 2
kali, kecepatan menjadi 4 kali lebih besar.
Persamaan kecepatan untuk reaksi- reaksi di atas adalah....
a. V = k.[X]
b. V = k.[Y]
c. V = k.[X].[Y]
d. V = k.[X]2.[Y]
e. V = k.[X]2.[Y]2
7. Dari eksperimen terhadap reaksi A + B AB diperoleh data sebagai
berikut.

Orde reaksi terhaclap A dan B berturut-turut adalah


a. 1 dan 2
b. 2 dan 1 c. 3 dan 1 d. 1 dan 3 e. 2 dan 3
8. Suatu reaksi berlangsung 2 kali lebih cepat jika suhu dinaikkan sebesar
10C. Apabila
pada suhu 20C reaksi berlangsung selama 120
sekon, maka pada 60C, reaksi itu akan berlangsung selama.
a. 40 sekon
b. 30 sekon
c. 20 sekon
d. 15 sekon
e. 7,5 sekon
9. Berikut ini menggambarkan grafik energi terhadap koordinat reaksi.

Energi pengaktifan dinyatakan oleh.


a. a
b. b
c. c
d. d
e. (a + b)
10. Entalpi reaksi pada soal nomor 59 ditunjukkan oleh....
a. a
b. b
c. c
d. d
e. (a + b) - c
11. Dalam grafik berikut, kurva dengan garis penuh menunjukkan reaksi
tanpa katalis. Kurva yang menunjukkan reaksi dengan katalis adalah....
a. p
b. q
c. r
d. s
e. t

12.

Dalam mekanisme reaksi, tahap penentu kecepatan reaksi adalah.


a. tahap yang paling cepat
b. tahap yang paling lambat

Kimia dasar/Abdul Majid

145

13.

c. tahap yang merupakan reaksi dua arah d. tahap yang terakhir


e. tahap yang pertama
Grafik berikut yang menunjukkan reaksi tingkat satu adalah

14. Dalam praktik, reaksi A + B C dapat dibedakan dari reaksi D + B F


sebab reaksi yang disebut belakangan ini berakhir dengan.
a. tidak adanya perubahan yang dapat diamati
b. perubahan yang dapat diamati terus-menerus
C. D bersisa, E habis
d. D habis, E bersisa
e. sebagian dan D dan E masih tetap ada

Kimia dasar/Abdul Majid

146

Anda mungkin juga menyukai